Anda di halaman 1dari 24

PERAN BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN

(BPKH) WILAYAH XVI PALU DALAM


KEGIATAN PERHUTANAN SOSIAL
LAPORAN PRAKTIKUM UMUM/MAGANG

“Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah Praktikum


Umum/magang Pada Jurusan Kehutanan Universitas Tadulako”

Oleh:

FADLI,A
L 131 17 295

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Peran Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI
Palu Dalam Kegiatan Perhutanan Sosial

Nama Mhs : FADLI,A

No. Stambuk : L 131 17 295

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Kehutanan

Universitas : Tadulako

Palu, Juni 2021

Mengetahui,

Koordinator Dosen Pembimbing


Praktikum Umum/Magang PraktikumUmum/Magang

Ir. Arman Maiwa, S.Hut., MP Dr. Ir. Abdul Wahid. M.Si


NIP. 198810212019031009 NIP. 195808141986031004

Menyetujui,

Dr. Ir. H. Naharuddin, M.Si


NIP. 19721230 200112 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, Dzat pemilik alam semesta yang

hanya kepadaNya Penulis memohon pertolongan, lindungan dan ampunan. Tidak

ada satupun yang ada dipermukaan bumi ini yang luput dari pengawasan Nya,

begitu pula karena atas izinNya maka dalam penyusunan Laporan Praktik

Umum/Magang ini dapat tersusun tepat pada waktu yang di tentukan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Dosen Pembimbing sekaligus Koordinatoor yang telah

memberikan penulis kontribusi berupa ilmu yang begitu besar pengaruhnya dalam

menyelesaikan Laporan Praktikum umum/magang ini.

Laporan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan sedikit ilmu

kepada para pembaca. Penulis dengan penuh kesadaran diri menyadari bahwa

dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh

karena itu penulis sangat membutuhkan saran kritik yang sifatnya membangun

demi penyempurnaan pembuatan laporan-laporan selanjutnya. Semoga laporan

ini bermanfaat untuk orang banyak, khususnya bagi penyusun sendiri dan

umumnya bagi pembaca. Amin.

Palu, Juni 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... I

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ II

KATA PENGANTAR ................................................................................... III

DAFTAR ISI................................................................................................... IV

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... VI

DAFTAR TABEL........................................................................................... VII

I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang..................................................................................... 1


1.2 Alasan Pemilihan Tempat Praktik Umum/Magang............................. 2
1.3 Alasan Pemilihan Bidang yang Dipelajari........................................... 2
1.4 Tujuan Praktik Umum/Magang........................................................... 3
1.5 Manfaat Praktik Umum/Magang......................................................... 3

II GAMBARAN UMUM/PROFIL INSTANSI

2.1 Profil Instansi................................................................................ 4


2.2 Tugas Pokok Dan Fungsi.............................................................. 4
2.3 Struktur Organisasi....................................................................... 5

III KEGIATAN PRAKTIK UMUM/MAGANG

3.1 Kegiatan di Instansi/Perusahaan................................................... 7


3.2 Pembahasan.................................................................................. 7
3.2.1 Jenis Data............................................................................ 7
3.2.2 Kegiatan Perhutanan Sosial kawasan hutan KPHL UNIT III 9
3.2.3 Hasil Wawancara Terhadap Masyarakat............................ 10

IV KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan............................................................................... 13

iv
3.2 Saran......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Struktur BPKH Wilayah XVI Palu.................................................. 7

2. Mencatat agenda surat masuk dan surat keluar......................................... 15

3. Pendokumentasian saat pemasangan baliho.............................................. 15

4. Melakukan scen peta................................................................................. 16

5. Proses pemotongan peta............................................................................ 16

vi
DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Wawancara terhadap masyarakat..................................................... 12

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hutan merupakan wilayah yang menjadi sumber penghidupan bagi manusia.

Masyarakat desa yang tinggal disekitaran hutan, mempunyai ketergantungan yang

tinggi pada hutan, baik itu ketergantungan pada aspek ekologi, ekonomi, sosial

bahkan budaya. Kawasan hutan sendiri merupakan wilayah tertentu yang berupa

hutan, yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintahan guna dipertahankan

keberadaannya.

Kebijakan pengelolaan hutan telah ada sejak masa kolonalisme berlangsung.

Pengelolaan hutan di indonesia masih mengandung hegemoni Negara terhadap

kekuasaan hutan. Meskipun demikian, pemerintah tetap membuka akses untuk

masyarakat agar mampu memanfaatkan hutan dan meningkatakan perekonomian

masyarakat desa hutan melalui berbagai macam program perhutanan sosial.

Perdebatan dalam proses pembuatan kebijakan kehutan pasca reformasi sampai

sekarang telah terjadi sebelum adanya pembentukan Undang-Undang No. 41

Tahun 1999 tentang kehutanan.

Menurut Permen LHK no.P83\2016 tentang perutanan sosial, bahwa untuk

mengurangi kemiskinan, penggangguran dan ketimpangan pengelolaan

pemanfaatan kawan hutan, maka diperlukan kegiatan perhutanan sosial melalui

upaya pemberian akses legal kepada masyarakat setempat berupa pengelolaan

hutan desa.

1
Pengelolaan hutan berbasis masyarakat adalah salah satu program strategis

pembangunan kehutan di Indonesia. Pelibatan, pemberian akses dan hak kepada

masyarakat untuk memanfaatkan dan mengelola sumber daya hutan telah menjadi

keniscayaan dan paradigma untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari,

sekaligus untuk mesejahterkan masyarakatyang tinggal di dalam dan disekitar

hutan. Gerakan pengelolaan hutan berbasis masyarakat atau kehutanan yang saat

ini lebih dikenal dengan perhutanan sosial lahir dari sebuah proses panjang dan

tidak bisa lepas dari sejarah pengelolaan hutan di indonesia

1.2 Alasan Pemilihan Tempat Praktik Umum/Magang

Pemilihan lokasi Praktik Umum/Magang di tentukan oleh Ketua Jurusan

Fakultas Kehutanan dan Koordinator Praktikum Umum/Magang yaitu Balai

Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu, di Jalan Abdul rahman

Saleh No. 18, Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

1.3 Alasan Pemilihan Bidang yang Dipelajari

Pada praktikum umum/magang ini menggunakan sistem roling yang

bertujuan untuk mahasiswa dapat mengetahui sistem dan mekanisme kerja divisi

di Kantor Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) dan Sistem rolling ini

dilakukan seminggu sekali. Adapun devisi Balai Pemantapan Kawasan

Hutan(BPKH) Wilayah XVI Palu yaitu Sekertariat, Informasi Sumber Daya

2
Hutan dan Lingkungan (ISDHL), Pemolaan Kawasan Hutan (PKH), d Tata Usaha

(TU) dan Kuangan.

1.4 Tujuan Praktik Umum/Magang

Agar Mahasiswa dapat menambahwawasan ilmu pemngetahuan dan

teknologi melalui kegiatan pengalaman langsung instansi. Disamping itu,

mahasiswa dapat mempelajari aspek-aspek dari Balai Pemantapan Kawasan

Hutan (BPKH) dalam proses perubahan kawasan hutan melalui izin pinjam pakai

kawasan hutan sehingga dapat membawa pengalaman praktik umum/magang

kedalam tugasnya setelah lulus.

1.5 Manfaat Praktik Umum/Magang

Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti praktik umum/magang yaitu

dapat mengetahui rancangan kegiatan Balai Pemantapan Kawasan Hutan

(BPKH)layah XVI Palu dan juga pelaksanaan tugas kegiatan perhutanan sosial.

3
II. GAMBARAN UMUM/PROFIL INSTANSI

2.1 Profil Instansi

Profil Instansi diperoleh dari ….. dimana Balai Pemantapan Kawasan

Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu adalah unit pelaksanaan teknis di bawah

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementrian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Lembaga ini memiliki

tugas melaksanakan pemantapan kawasan hutan, penilaian perubahan status dan

fungsi hutan, serta penyajian data dan informasi sumber dara hutan. Alamat Balai

Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu berada di Jalan

Abdurrahman Saleh Nomor 18 Palu Telepon (0451) 485050 Faximile (0451)

485190.

2.2 Tugas Pokok Dan Fungsi

Berda Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor P.6 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu mempunyai tugas

melaksanakan pengukuhan kawasan hutan, penyiapan bahan perencanaan

kehutanan wilayah, penyiapan data perubahan fungsi serta perubahan

status/peruntukan kawasan hutan, penyajian data dan informasi pemanfaatan

kawasan hutan, penilaian penggunaan kawasan hutan, dan penyajian data

informasi sumber daya alam. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai

4
5

Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu menyelenggarakan

fungsi :

1. Pelaksanaan identifikasi dan informasi potensi lokasi yang akan tunjuk

sebagai kawasan hutan;

2. Pelaksanaan tata batas dan pemetaan kawasan hutan;

3. Pelasanaan penilaian perubahas status dan fungsi kawasan hutan;

4. Pelaksanaan penilaian penggunaan kawasan hutan ;

5. Penilaian teknis tata batas areal pemanfaatan hutan, penggunaan

kawasan hutan dan perubahan status/peruntukan kawasan hutan;

6. Pelaksanaan informasi hutan skala nasional di wilayah;

7. Penyusunan dan penyajian data informasi sumberdaya hutan (SDH)

serta Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH);

8. Pengelolaan sistem informasi geografis dan perpetaan kehutanan;

9. Penyiapan dan penyajian data dan informasi perncanaan kehutanan,

penunjukan kawasan hutan, penata gunaan kawasan hutan, wilayah

pengelolaan hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan serta

tata lingkungan;

10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.


6

2.3 Struktur Organisasi

Adapun Struktur Organisasi Balai Pemantapan Kawasan Hutan

Wilayah XVI Palu dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

KEPALA BALAI
Dr. Heri Sunuprapto,s.si, M.Sc

SUB BAGIAN TATA USAHA

Monang P. Hasibuan,S.Hut, M.si

SEKSI PEMOLAAN KAWASAN


HUTAN SEKSI NFORMASI SUMBER DAYA
HUTAN DAN LINGKUNGAN
Karman, S.Hut

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

Gambar 1. Struktur organisasi Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH)

Wilayah XVI Palu


III. KEGIATAN PRAKTIK UMUM/MAGANG

3.1 Kegiatan di Instansi/Perusahaan

Kegiatan Praktik Umum/Magamg ini dilaksankan pada tanggal 12 April

sampai 15 Juni 2021. Lokasi Prakti Umum/Magamg dilaksanakan dikantor Balai

Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu, Sulawesi Tengah. Pada

kegiatan Praktik/Magang kami di Kantor Balai Pemantapan Kawasan Hutan

(BPKH) melaksanakan kegiatan Perhutanan Sosial di wilayah Parigi Moutong

dilaksanakan di 5 Desa yang tersebar di 3 kecamatan yaitu Desa Pebounang dan

Desa Bambasiang di Kecamatan Palasa, Desa Tingkulang di Kecamatan Tomini,

Desa Bugis dan Desa Ogotion di Kecamatan Mepanga.

3.2 Pembahasan

Kegiatan Perhutanan Sosial, idealnya dilakukan di seluruh desa yang berada

di dalam maupun sekitar lokasi kawasan hutan KPHL UNIT III, mengingat

disetiap desa memiliki asal usul, adat istiadat, tradisi dan budaya hidup yang

berbeda-beda. Pemilihan jumlah desa/lokasi kegiatan Perhutanan Sosial

masyarakat di dalam/sekitar wilayah kawasan hutan dengan mengacu pada

petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusuna Rencana Pengelolaan Hutan pada

KPHL dan KPHP.

3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan Perhutanan Sosial ini adalah

data primer dan sekunder yakni :

7
8

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari wawancara dengan

narasumber/responden serta pengisian kosioner, sebagai berikut :

a. Jati diri reponden

b. Masyarakat (asal usul masyarakat dan aksebilitas masyarakat menuju kawasan

hutan)

c. Ketergantungan masyarakat dan distribusi manfaat sumber daya hutan

(penguasaan lahan, penggunaan lahan, perladangan berpindah, manfaat hutan,

akses pemasaran hasil hutan, kegiatan perekonomian yang dikembangkan

masyarakatdan tingkat kesejahteraan masyarakat).

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari literatur yang tersedia di imstansi pemerintah pada

tingkat provinsi, kabutan/kota, kecamatan dan desa sebagai berikut:

a. Data kependudukan

b. Data perekonomian (mata pencaharian, pola pertanian, hasil hutan, peternakan,

kerajinan tangan/industri kecil, sarana prasarana perekonomian dan aksebilitas

kepusat perekonomian)

c. Data penggunaan lahan dan hak ulayat

d.Pemanfaatan sumber daya hutan (pemanfaatan lahan hutan dan

pemanfaatan/pemungutan hasil hutan kayu dan non kayu termasuk satwa)

e. Harga hasil pertanian dan kebutuhan pokok dalam setahun

f. Adat istiadat dan proses sosil dalam masyarakat


9

3.2.2 Kegiatan Perhutanan Sosial di kawasan hutan KPHL UNIT III

Kawasan hutan KPHL unit III dalam melestarikan kawasan hutan dilakukan

program hutan kemasyarakatan (HKM) adalah salah satu program yang

dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan kerusakan hutan

danperambahan kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas program kawasan hutan kemasyarakatan (HKM) dalam menjaga

kelestarian kawasan hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar

kawasan hutan. Penelian menggunakan metode obsevasi untuk mengetahui jenis

tanaman, stratifikasi tajuk dan pola tanam, wawancara dan analisis good services

ratio (GSR) untuk karakteristik sosial ekonomi masyarakat, untuk laju perubahan

tutupan lahan menggunakan analisis spasial (Sistem Informasi Geografis).

Hasil penelitian menujukan bahwa program Hutan Kemasyarakatan (HKM)

di kawasan hutan KPHL unit III berjalan efektif dalam hal melestarikan kawasan

hutan, hal ini ditunjukan dengan perubahan kondisi tutupan lahannya. Pada tahun

2000 kebun campuran 121,530 Ha dan lahan pertanian 43,470 Ha, pada tahun

2010 terlihat terjadi peningkatan penutupan lahan dalam kurun waktu 10 tahun

terakhir, penggunaan lahan untuk lahan pertanian cenderung berkurang yaitu

18,056 Ha, dan kebun campuran meningkat menjadi 146,944 Ha. Lahan

didominasi oleh kebun campuran dimana pohon-pohonnya rapat dengan kanopi

menutupi areal. Pengamatan pada tahun 2017, untuk kebun campuran sedikit

berkurang menjadi 141,460 Ha , sementara lahan pertanian bertambah menjadi

23,540 Ha. Kawasan hutan KPHL unit III termasuk dalam strafikasi tajuk dengan

4 stratum stratum A, stratum B, stratum C dan stratum D. Hutan Kemasyarakatan


10

(HKM) memberikan kontribusi besar dalam pendapatan peserta yaitu sebesar Rp.

28.758.829.- pertahun. Artinya peserta sangat bergantung terhadap keberadaan

hutan kemasyarakatan (HKM) sebagai sumber pendapatan mereka.

3.2.3 Hasil Wawancara Terhadap Masyarakat

Desa

Pertanyaan Versi jawaban Pebounang Bambasiang Tangkulung

% % %

Pengetahuan Tahu 100 100 100


tentang batas
desa Tidak Tahu 0 0 0

Jumlah 100 100 100

Letak Tepi Hutan 100 100 100


rumah/tempat
tinggal berada Dalam Hutan 0 0 0
dimana?
Jumlah 100 100 100

< 5 km 100 100 30

Jarak terdekat dari 5-10 km 0 0 70


rumah ke
kawasan hutan >10 km 0 0 0
(km)

Jumlah 100 100 100

Akses jalan utama Jalan beraspal 0 0 0


menuju/keluar
kawasan hutan Jalan diperkeras 0 0 30

Jalan tanah 0 0 30

Sungai 0 0 0

Jalan setapak 100 100 40

Lainnya... 0 0 0
11

Jumlah 100 100 100

Pengetahuan Tahu 0 10 20
tentang
kawasan hutan Tidak Tahu 100 90 80
disekitar
tempat tinggal Jumlah 100 100 100

Apa yang Kebakaran 0 0 0


menyebabkan
kerusakan Diramba 0 0 0
hutan tersebut Perusahaan

Diramba 100 100 100


masyarakat

Lainnya... 0 0 0

Jumlah 100 100 100

Tabel 1. Wawancara terhadap masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di sekitar KPHL Unit III

pada umumnya masyarakat mempunyai mata pencaharian sebagai petani kebun

atau ladang, di mana lahan yang dimiliki merupakan lahan milik sendiri titik dari

hasil wawancara pada umumnya masyarakat memiliki lahan yang cukup luas (1

ha s/d 2ha).

Ketergantungan masyarakat terhadap hutan salah satunya dipengaruhi oleh

jarak desa menuju ke dalam kawasan hutan semakin dekat jarak desa dengan

kawasan hutan biasanya tingkat ketergantungan terhadap hutan akan semakin

tinggi. Desa Bonang dan bambasiang yang sangat dekat dengan kawasan dan

hanya berjarak kurang lebih 1 km dan banyak terdapat kebun kebun masyarakat

berupa kebun jagung, cengkeh dan coklat.


12

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan masyarakat terhadap

hutan cukup tinggi dengan masyarakat membuka lahan dan merambah kawasan

hutan titik oleh karena itu perlu upaya pola kemitraan dan pemberdayaan

masyarakat.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari laporan ini sebagai berikut:

1. Mata pencaharian masyarakat di sekitar KPHL Unit III sebagian besar adalah

sebagai petani, dan sebagian kecil adalah nelayan.

2. Tingkat pendapatan masyarakat masih rendah karena tingkat pendidikan yang

rendah dan keterbatasan lapangan kerja sehingga mendorong masyarakar

melakukan perambahan dalam kawasan hutan dalam bentuk coklat dan

cengkeh. Hal ini dapat mengancam kelestarian hutan dan menghambat upaya

pengelolaan hutan lestari oleh pengola KPHL Unit III apabila tidak dilakukan

usaha penyelesaian, misalnya melalui pemberdayaan masyarakat dalam skema

pola kemitraan Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKM)

dan Hutan Desa (HD).

3. Peran BPKH (Balai Pemantapan Kawasan Hutan) sangat penting dalam

kegiatan Perhutanan Sosial dikarenakan BPKH mengontrol masyarakat dalam

menggunakan kawasan hutan.

3.2 Saran

Diharapkan kantor/instansi lebih memberikan pengalaman kerja kepada

Mahasiswa Praktik Umum/Magang dan diharapkan pihak Universitas lebih jelih

menempatkan Mahasiswa Praktik Umum/Magang di kantor/instansi yang sesuai

jurusan mereka masing-masing.

16
DAFTAR PUSTAKA

Damayatanti PT. 2011. Upaya pelestarian hutanmelalui pengelolaan sumberdaya


hutan bersama masyarakat. Dalam: Jurnal Komunitas.
Vol.03(01):70-82.

[Permen LHK] Peraturan Menteri Lingkungan Hidupdan Kehuitan No.


P39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/20016 tentang Perhutanan
Sosial. 2016.

[Permen LHK] Peraturan Menteri Lingkungan Hidupdan Kehuitan No.


P39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 tentang Perhutan Sosial di
Wilayah Perum Perhutani. 2017.

Sumanto SE. 2009. Kebijakan pengembangan perhutanan sosial dalam prespektif


resolusi konflik. Jurnal Analisis Kebujakan kehutanan. Vol.6 (1) :
13-25.

16
LAMPIRAN

Gambar 2. Mencactat agenda surat masuk dan surat keluar.

ambar 3. Pendokumentasian saat pemasangan baliho

16
Gambar 3. Pendokumentasian saat pemasangan baliho

Gambar 4. Proses melalukan scen peta

16
Gambar 5. Proses pemotongan peta

16

Anda mungkin juga menyukai