Oleh:
FADLI,A
L 131 17 295
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Peran Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI
Palu Dalam Kegiatan Perhutanan Sosial
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Kehutanan
Universitas : Tadulako
Mengetahui,
Menyetujui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, Dzat pemilik alam semesta yang
ada satupun yang ada dipermukaan bumi ini yang luput dari pengawasan Nya,
begitu pula karena atas izinNya maka dalam penyusunan Laporan Praktik
memberikan penulis kontribusi berupa ilmu yang begitu besar pengaruhnya dalam
kepada para pembaca. Penulis dengan penuh kesadaran diri menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh
karena itu penulis sangat membutuhkan saran kritik yang sifatnya membangun
ini bermanfaat untuk orang banyak, khususnya bagi penyusun sendiri dan
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... I
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ II
DAFTAR ISI................................................................................................... IV
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... VI
I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan............................................................................... 13
iv
3.2 Saran......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
I. PENDAHULUAN
tinggi pada hutan, baik itu ketergantungan pada aspek ekologi, ekonomi, sosial
bahkan budaya. Kawasan hutan sendiri merupakan wilayah tertentu yang berupa
keberadaannya.
hutan desa.
1
Pengelolaan hutan berbasis masyarakat adalah salah satu program strategis
masyarakat untuk memanfaatkan dan mengelola sumber daya hutan telah menjadi
hutan. Gerakan pengelolaan hutan berbasis masyarakat atau kehutanan yang saat
ini lebih dikenal dengan perhutanan sosial lahir dari sebuah proses panjang dan
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu, di Jalan Abdul rahman
bertujuan untuk mahasiswa dapat mengetahui sistem dan mekanisme kerja divisi
di Kantor Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) dan Sistem rolling ini
2
Hutan dan Lingkungan (ISDHL), Pemolaan Kawasan Hutan (PKH), d Tata Usaha
Hutan (BPKH) dalam proses perubahan kawasan hutan melalui izin pinjam pakai
(BPKH)layah XVI Palu dan juga pelaksanaan tugas kegiatan perhutanan sosial.
3
II. GAMBARAN UMUM/PROFIL INSTANSI
Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu adalah unit pelaksanaan teknis di bawah
fungsi hutan, serta penyajian data dan informasi sumber dara hutan. Alamat Balai
485190.
Indonesia Nomor P.6 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
4
5
fungsi :
tata lingkungan;
KEPALA BALAI
Dr. Heri Sunuprapto,s.si, M.Sc
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XVI Palu, Sulawesi Tengah. Pada
3.2 Pembahasan
di dalam maupun sekitar lokasi kawasan hutan KPHL UNIT III, mengingat
disetiap desa memiliki asal usul, adat istiadat, tradisi dan budaya hidup yang
petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusuna Rencana Pengelolaan Hutan pada
Jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan Perhutanan Sosial ini adalah
7
8
1. Data Primer
hutan)
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari literatur yang tersedia di imstansi pemerintah pada
a. Data kependudukan
kepusat perekonomian)
Kawasan hutan KPHL unit III dalam melestarikan kawasan hutan dilakukan
tanaman, stratifikasi tajuk dan pola tanam, wawancara dan analisis good services
ratio (GSR) untuk karakteristik sosial ekonomi masyarakat, untuk laju perubahan
di kawasan hutan KPHL unit III berjalan efektif dalam hal melestarikan kawasan
hutan, hal ini ditunjukan dengan perubahan kondisi tutupan lahannya. Pada tahun
2000 kebun campuran 121,530 Ha dan lahan pertanian 43,470 Ha, pada tahun
2010 terlihat terjadi peningkatan penutupan lahan dalam kurun waktu 10 tahun
18,056 Ha, dan kebun campuran meningkat menjadi 146,944 Ha. Lahan
menutupi areal. Pengamatan pada tahun 2017, untuk kebun campuran sedikit
23,540 Ha. Kawasan hutan KPHL unit III termasuk dalam strafikasi tajuk dengan
(HKM) memberikan kontribusi besar dalam pendapatan peserta yaitu sebesar Rp.
Desa
% % %
Jalan tanah 0 0 30
Sungai 0 0 0
Lainnya... 0 0 0
11
Pengetahuan Tahu 0 10 20
tentang
kawasan hutan Tidak Tahu 100 90 80
disekitar
tempat tinggal Jumlah 100 100 100
Lainnya... 0 0 0
atau ladang, di mana lahan yang dimiliki merupakan lahan milik sendiri titik dari
hasil wawancara pada umumnya masyarakat memiliki lahan yang cukup luas (1
ha s/d 2ha).
jarak desa menuju ke dalam kawasan hutan semakin dekat jarak desa dengan
tinggi. Desa Bonang dan bambasiang yang sangat dekat dengan kawasan dan
hanya berjarak kurang lebih 1 km dan banyak terdapat kebun kebun masyarakat
hutan cukup tinggi dengan masyarakat membuka lahan dan merambah kawasan
hutan titik oleh karena itu perlu upaya pola kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Mata pencaharian masyarakat di sekitar KPHL Unit III sebagian besar adalah
cengkeh. Hal ini dapat mengancam kelestarian hutan dan menghambat upaya
pengelolaan hutan lestari oleh pengola KPHL Unit III apabila tidak dilakukan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
16
Gambar 3. Pendokumentasian saat pemasangan baliho
16
Gambar 5. Proses pemotongan peta
16