Anda di halaman 1dari 11

GEOMATIKA

PENGUKURAN TINGGI
PERTEMUAN KE-9
PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL (KDV)
• Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau
ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.

• Bidang ketinggian rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air taut rata-rata (mean sea level - MSL) atau
ditentukan lokal.
 Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan
rambu ukur.
Pengukuran Trigonometris prinsipnya adalah Mengukur jarak langsung (Jarak Miring), tinggi alat, tinggi, benang
tengah rambu, dan suclut Vertikal (Zenith atau Inklinasi).
Pengukuran Barometris pada prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer.

• Metode sipat datar merupakan metode yang paling teliti dibandingkan dengan
metode trigonometris dan barometris. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan
teori perambatan kesalahan yang dapat diturunkan melalui persamaan matematis
diferensial parsial.

Pengukuran Sipat Datar Optis

Maksud pengukuran tinggi adalah


menentukan beda tinggi antara dua
titik.
PENENTUAN BEDA TINGGI
• Beda tinggi h diketahui antara dua titik a dan b,
sedang tinggi titik A diketahui sama dengan Ha
dan titik B lebih tinggi dari titik A, maka tinggi
titik B, Hb = Ha + h yang diartikan dengan beda
tinggi antara titik A dan titik B adalah jarak
antara dua bidang nivo yang melalui titik A dan
B. Umumnya bidang nivo adalah bidang yang
lengkung, tetapi bila jarak antara titik-titik A dan
B dapat dianggap sebagai Bidang yang
mendatar.
ALAT PENGUKUR KDV (CARA OPTIS)
Alat Sipat Datar
Pita Ukur
Rambu Ukur
Statif
Unting – Unting
Dll.
CONTOH HITUNGAN BEDA TINGGI CARA SIPAT DATAR
MEMANJANG
SIPAT DATAR MEMANJANG

b4 a5

a4
b3 B
t4
a3 4
b2
t3
b1 a2
a1 3
tA - tB
t2
bA
1 t1
2
tA
A
Cara Pertama :
Bila hanya dicari beda tinggi antara dua titik A dan B dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut :
tA-B = tA + t1 + t2 + t3 + t4
tA + t1 + t2 + t3 + t4 = (bA + b1 + b2 + b3 + b4) - (t1 + t2 + t3 + t4 + tB)
t = b - a
Dimana :
tA = bA - a1
t1 = b1 - a2
t2 = b2 - a3
t3 = b3 - a4
t4 = b4 - a5
Maka pencatatan dan hitungan dapat dilakukan seperti di bawah ini :

Titik Pembacaan Mistar Jarak (d)


Belakang Muka
(b) (a)

A
1 1,426 0,528 84,47
2 0,795 2,282 86,08
3 1,723 0,389 87,94
B 2,268 0,864 92,38

Jumlah
b 6,212 4,063
a 4,063

t. + 2,149
• Cara Kedua :
• Bila sekarang perlu diketahui pula beda tinggi atau tinggi titik-titik antara kedua
titik ujung A dan B, maka haruslah pula ditentukan beda tinggi masing-masing.
Maka hitungan dan tabel dibuat seperti berikut :

Titik Pembacaan Mistar Jarak (d) Beda tinggi (t) Titik Tinggi

Belakan (b) Muk (a) + -

A 721,586
1 1,426 0,528 84,47 0,898 722,484
0,795 2,282 86,08 1,487
2 720,997
3 1,723 0,389 87,94 1,334 722,331
B 2,268 0,864 92,38 1,404 723,735
Jumlah
b 6,212 4,063 + 3,636 -1,487 + 2,149
a 4,063 - 1,487

+ 2,149
t. + 2,149
CARA BAROMETRIS
• Pengukuran Barometris pada prinsipnya adalah mengukur beda
tekanan atmosfer.

• Pengukuran tinggi dengan menggunakan metode barometris


dilakukan dengan menggunakan sebuah barometer sebagai alat
utama.

• Barometer adalah alat pengukur tekanan udara. Di suatu tempat


tertentu tekanan udara sama dengan tekanan udara dengan tebal
tertentu pula. Idealnya pencatatan di setiap titik dilakukan dalam
kondisi atmosfer yang sama tetapi pengukuran tunggal hampir tidak
mungkin dilakukan karena pencatatan tekanan dan temperatur
udara mengandung kesalahan akibat perubahan kondisi atmosfir.
penentuan beda tinggi dengan cara mengamati tekanan udara di
suatu tempat lain yang dijadikan referensi dalam hal ini misalnya
elevasi ± 0,00 meter permukaan air laut rata-rata.
CARA TRIGONOMETRIS

• Pengukuran kerangka dasar vertikal metode Trigonometris pada prinsipnya


adalah perolehan beda tinggi melalui jarak langsung teropong terhadap beda
tinggi dengan memperhitungkan tinggi alat, sudut vertikal (zenith atau
inklinasi) serta tinggi garis bidik yang diwakili oleh benangtengah rambu ukur.
Alat theodolite, target dan rambu ukur semua berada diatas titik ikat.

• Prinsip awal penggunaan alat theodolite sama dengan alat sipat datar yaitu
kita harus mengetengahkan gelembung nivo terlebih dahulu baru kemudian
membaca unsur-unsur pengukuran yang lain. Jarak langsung dapat diperoleh
melalui bacaan optis benang atas dan benang bawah atau menggunakan alat
pengukuran jarak elektronis yang sering dikenal dengan nama EDM Elektronic
Distance Measurement). Untuk menentukan beda tinggi dengan cara
trigonometris di perlukan alat pengukur sudut (Theodolit) untuk dapat
mengukur sudut sudut tegak.

• Sudut tegak dibagi dalam dua macam, ialah sudut miring m clan sudut zenith
z, sudut miring m diukur mulai ari keadaan mendatar, sedang sudut zenith z
diukur mu(ai dari keadaan tegak lurus yang selalu ke arah zenith alam.

Anda mungkin juga menyukai