Anda di halaman 1dari 21

PENGUKURAN TINGGI

Jurusan Teknik Sipil Universitas Almuslim 2009

Maksud pengukuran tinggi ialah menentukan beda


tinggi antara dua titik.
Bila beda tinggi h diketahui antara dua titik A
dan B, sedang tinggi titik A diketahui sama dengan
Ha dan titik B letak lebih tinggi daripada titik A,
maka tinggi titik B, Hb = Ha + h.
Beda tinggi antara dua titik dapat ditentukan dengan
tiga cara :
 1. Dengan cara barometris
 2. Dengan cara trigonometris
 3. Dengan cara menyipat datar

Cara Barometris
Prinsip penentuan perbedaan tekanan udara antara 2 tempat tinggi cara barometris
adalah berdasarkan, makin tinggi permukaan tanah maka tekanan udara makin
berkurang
Pengukuran tinggi dengan cara ini umumnya dilakukan untuk keperluan studi awal atau
pendahuluan, hasil pengukurannya masih kasar (kurang akurat), Alat yang dipakai
Barometer dan Termometer
Hubungan antara tekanan dan ketinggian memang cukup kompleks, tetapi untuk
keperluan pengukuran tinggi, analisis matematisnya disederhanakan menjadi sbb :

hab= Beda Tinggi antara Titik A dan B


T = Temperatur rata2 pd ketinggian Ha & Hb (o K)
Ts = Temperatur Standar = 273o K
Pa = Tekanan udara pada ketinggian Ha (mmHg)
Pb = Tekanan udara pada ketinggian Hb (mmHg)
Contoh Perhitungan
Barometris
Diketahui hasil ukuran sbb
:
Waktu Titik P (mmHg) t
(oC) h ab =- 18402,6 
T
Ts
P 
Log  b 
 Pa 

t1 A 683,9 24,6
25+273  650 
h ab1 =- 18402,6  Log  
273  683,9 
h ab1 = 443,29 m
t2 B 650,0 25,1
t3 C 638,2 25,4
t4 C 638,0 25,8 hab1 = 443,29 m
hac1 = 603,35 m
t5 B 649,8 26,1 hab2 = 437,68 m
T P 
h =- 18402,6
t6 A 683,1 Ts26,2 Log  
b
ab
P 
a
hac2 = 597,88 m
hab rata-rata = 440,485 m
Hitung Tinggi B & C, hac rata-rata = 600,615 m
Apabila Titik A = 740,58 Jadi Tinggi Titik B= 740,58+440,485
m = 1181,065 m
Tinggi Titik C = 1341,195 m
Cara Trigonometris
r
Dm
B
zo
mo
hab
i

 1. Tegakkan theodolite di A, ukur tinggi alat, misalnya = i


 2. Tegakkan bak ukur di B, baca bak ukur, misalnya setinggi r di B
 3. Baca sudut tegak m (sudut miring) atau Z (sudut Zenith)
 4. Ukur jarak mendatar atau jarak miring
 5. Dari besaran sudut m dan jarak Dm didapat hab = Dm Sin m + i - r
 atau Dari besaran sudut m dan jarak D didapat hab = D tg m + i - r
 atau dari sudut Z dan jarak D didapat hab = D Cotg Z + i - r
 atau dari sudut Z dan jarak Dm didapat hab = Dm Cos Z + i - r
Theodolit

Y Sin  =
y
TRIGONOMETRI
r

A(X,Y)

r y

Tg  =
y 
x
x
x

x x
Cos  = Cotg  =
r y

2 2
Dalil Pitagoras : r = x + y
Contoh Perhitungan Trigonometris
Diketahui : Tinggi A = 756,2 m
Data hasil ukuran :
jarak miring A-B = 48,36 m
sudut miring A-B = 3o47’48”
tinggi alat = 1,54 m
tinggi target = 1,26 m
Hitunglah : Tinggi Titik B ?
Penyelesaian :
hab= Dm.Sin m + i - r
= 48,36 Sin 3o47’48” + 1,54 - 1,26
= 48,36 (0,06621585) + 1,54 - 1,26
= 3,48 m Jadi Tinggi Titik B = 756,2 + 3,48 = 759,68 m

SIPAT DATAR
Penentuan beda tinggi antara dua titik dengan
waterpass
Beberapa Istilah :
Stasion : Titik dimana rambu ukur di
letakkan
Tinggi Alat : Tgb di mana alat sipat datar
diletakkan
Tgb : Tinggi garis bidik di atas bidang
referensi ketinggian (air laut rata-rata)
Pengukuran ke belakang : pengukuran ke b m m =b m
rambu di sta yang diketahui (3) (4)
Pengukuran ke muka : pengukuran ke (1) (2)
rambu pada sta yang belum diketahui t2
ketinggiannya t 1

Titik Putar : sta dimana pengukuran ke TA


belakang dan ke muka dilakukan pada A x B TB C
rambu ditegakkan pada sta tsb.
Station Antara : dimana hanya dilakukan
pengukuran ke muka
Seksi : jarak antara dua stasion Bidang Referensi
A, B, dan C = Stasion
x = Stasion Antara
Apabila A diketahui ketinggiannya, maka
(1) Pengukuran ke belakang
(2) ke Muka, dst.
Ti = Tinggi Garis Bidik
ti = Tinggi alat
WATERPASS

Prinsip dan Fungsi Pengukuran


Beda Tinggi
• Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri vertical. Maka beda tinggi
dapat dicari dengan menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang.
Rumus beda tinggi antara dua titik :
• BT = BTB - BTA
• Keterangan : BT = beda tinggi
BTA = bacaan benang tengah A
BTB = bacaan benang tengah B

• Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan benang tengah titik
tersebut, dengan menggunakan rumus :
• BT = (BA + BB) / 2
• Keterangan : BT = bacaan benang tengah
BA = bacaan benang atas
BB = bacaan benang bawah
• Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut :
• J = (BA - BB) x 100
• Keterangan : J = jarak datar optis
BA = bacaan benang atas
BB = bacaan benang bawah
100 = konstanta pesawat
 Dalam setiap pengukuran tidaklah lepas dari adanya kesalahan pembacaan
angka, sehingga diperlukan adanya koreksi antara hasil yang didapat di lapangan
dengan hasil dari perhitungan.
 Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain :
a. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis
gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
b. Merencanakan proyek-proyek konstruksi menurut evaluasi terencana.
c. Menghitung volume pekerjaan tanah.
d. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
e. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara
umum.

Cara Pengukuran
Cara Satu :

ta = tinggi alat di A
T = Tinggi Garis Bidik
HA = Tinggi Stasion A
b = Bacaan Rambu di B
HB = Tinggi Stasion B
hab = beda tinggi dari A ke B = b - ta
Tinggi Titik B : HB = HA - hab
Cara Satu :
Cara Dua : hab = a - b

ta a b

A b T
hab B
HA T hab

B A
HB

a
b

hab B C
Cara Tiga : hab = a - b
Bila Sta C diketahui = Hc, maka Hb = A

T - b & Ha = T - a
Pengukuran Profil Memanjang
Maksud dan Tujuan pengukuran Profil Setelah Data-Data dicatat, kemudian hitung
Memanjang adalah untuk sbb:
menentukan ketinggian titik-titik
sepanjang suatu garis rencana - Menghitung Tgb1 = Tinggi di A + rambu di A
proyek, sehingga dapat - Kemudian Hitung Tinggi Titik di (a), (b),
digambarkan profil memanjangnya.
dan (1) yaitu :
Ha = Tgb - tinggi alat di (a)
Hb = Tgb - bacaan rambu di (b)
Hc = Tgb - bacaan rambu di (c)
H1 = Tgb - bacaan rambu di (1)
A - Menghitung Tgb2 = H1 + bacaan rambu di
a b c 1 d e f 2
(1)
Prosedur Pengukuran : - Hitung Titik d, yaitu Hd = Tgb2 - bacaan di d
Seksi (1) - dan seterusnya
- Tempatkan alat ukur pada garis A-1
- Tegakkan Rambu di A
- Baca Benang tengah dan jarak ke A Setelah ketinggian seluruh titik dihitung,
- Pindahkan rambu ke (b), (c) dan ke (1) kemudian hitung jarak setiap titik dari
titik A
- Baca benang tengah dan jarak ke
rambu Setelah itu menggambarkan profil dengan
Seksi (2), Seksi (3), dst skala
Contoh Perhitungan Profil Memanjang
TITIK PEMBACAAN RAMBU JARAK KET.
Belakang Detail Muka (m)
(BM-1) 3,093 46
1 2.855 38
2
3
. 0.989
1.983
30
22 Apabila Tinggi
Titik 5 diketahui
4 1.312 18 adalah +525,0 m
5 t1=1.52 m a) Tinggi masing-
6 1.128 28 masing
Titik (dari
7 2.166 36 BM-1 sd BM-4)
8 1.568 44 b) Jarak dari
BM-1 sd BM-4
9 3.416 48
c) Gambar Profil
10 2.897 50 Memanjang
(BM-2) 1.498 54 dengan skala
panjang
(BM-2) 1.236 44 1 : 1000 dan
11 2.562 38 skala tinggi
12 0.379 32 1 : 100
13 3.251 25
14 3.373 20
15 t2=1.46 m
16 1.342 15
(BM-3) 2.604 26
(BM-3) 0.778 25
17 0.366 15
18 t3=1.50 m
19 1.189 16
20 3.403 24
21 0.607 27
(BM-4) 1.232 35
Penyelesaian
TITIK PEMBACAAN RAMBU JARAK TGB TINGGI JARAK
Belakang Detail Muka (m) (m) TITIK DARI BM-1
(BM-1) 3.093 46 523.427 0
1 2.855 38 523.665 8
2 0.989 30 525.531 16
3 1.983 22 524.537 24
4 1.312 18 525.208 28
5 t1 =1.52 526.52 525.000 46
6 1.128 28 525.392 74
7 2.166 36 524.354 82
8 1.568 44 524.952 90
9 3.416 48 523.104 94
10 2.897 50 523.623 96
(BM-2) 1.498 54 525.022 100
(BM-2) 1.236 44 525.022 100
11 2.562 38 523.696 106
12 0.379 32 525.879 112
13 3.251 25 523.007 119
14 3.373 20 522.885 124
15 t2 = 1.46 m 526.258 524.798 144
16 1.342 15 524.916 159
(BM-3) 2.604 26 523.654 170
(BM-3) 0.778 25 523.654 170
17 0.366 15 524.066 180
18 t3 = 1.50 m 524.432 522.932 195
19 1.189 16 523.243 211
20 3.403 24 521.029 219
21 0.607 27 523.825 222
(BM-4) 1.232 35 523.200 230

34

Interpolasi 0
x

 0 x1,1  34 x 0,2 
x 
 1,3 

x = 5,23 m

3,8 4 5,1
Kesalahan-kesalahan
Kesalahan-kesalahan pengukuran dapat disebabkan :
 Karena kesalahan yang ada pada alat yang digunakan,
 Karena keadaan alam,
 Karena si pengukur sendiri

KONTUR
• Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi
suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu
tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-line).
• Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Nama
lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horisontal.
• Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu.
• Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang
mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan
skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
• Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur pada peta, maka dapat diketahui bentuk
ketinggian permukaan tanah, yang selanjutnya dengan bantuan pengetahuan lainnya bisa
diinterpretasikan pula informasi tentang bumi lainnya.
Sifat Garis Kontur
 Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling berpotongan.
 Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai lebih jarang.
 Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.
 Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang
lebih rendah.
Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang menghadap ke bagian
yang lebih tinggi.
 Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90° dengan kemiringan
maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
 Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutup-
melingkar.
 Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
 Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat dihubungkan dan dilanjutkan
menjadi satu garis kontur.

Kerapatan garis kontur pada daerah landai


Garis kontur pada daerah sangat curam

Garis kontur pada curah dan punggung bukit


Garis kontur pada bukit dan cekungan

• Untuk mengetahui bayangan tentang tinggi rendah suatu


daerah, juga harus dibuat garis-garis tinggi. Supaya
pekerjaan berjalan mudah dan cepat, maka pilihlah
tempat alat ukur penyipat datar sedemikian rupa, hingga
dari tempat ini dapat dibidik sebanyak mungkin titik-titik
di sekitarnya. Cara pengukuran yang diambil ialah cara
dengan menggunakan tinggi garis bidik yang harus
ditentukan terlebih dahulu.
 Bila terdapat suatu daerah yang kosong, tidak
mempunyai adegan-adegan sama sekali atau hanya ada
satu dua adegan saja, maka ada baiknya bila daerah
itu dibagi dalam kotak-kotak oleh garis-garis lurus
yang sejajar. Maka akan dicari dengan pengukuran
menyipat datar tinggi titik-titik potong garis-garis
yang sejajar itu. Keuntungan cara ini ialah, bahwa
titik-titik letak teratur.

Anda mungkin juga menyukai