γ = α + β
m = dab / (Sin γ)
d) Menghitung Jarak dap dan dbp
dap = m . sin β
dbp = m . sin α
e) Menghitung Koordinat Titik P dari Titik A
Ψap = Ψab - α
ΔXap = dap . sin Ψap
ΔYap = dap . cos Ψap
XPa = XA + ΔXap
YPa = YA + Δyap
f) Menghitung Koordinat Titik P dari Titik B
Ψbp = (Ψab + β) + 180
ΔXbp = dbp . sin Ψbp
ΔYbp = dbp . cos Ψbp
XPb = XB + ΔXbp
YPb = YB + ΔYbp
g) Menghitung Koordinat Titik P
Rata-rata
XP = (Xpa + XPb) / 2
YP = (Ypa + YPb) / 2
3) Pelaksanaan Pengukuran
a) Peralatan
b) Pesawat Theodolit
c) Statif
d) Target (Jalon)
e) Rol Meter
f) Unting-Unting untuk alat tanpa sentra optis
g) Kertas dan Alat Hitung
h) Data Board dan Alat Tulis
i) Patok Paku Payung
j) Payung
7) Langkah Pengukuran
a) Dirikan alat di titik A, target di titik B dan P,
atur sehingga siap pakai.
b) Pada posisi teropong biasa (B) arahkan alat ke
titik P (sebagai target kiri), baca dan catat skala
lingkaran horizontalnya.
c) Putar teropong alat searah putaran jarum jam.
Arahkan ke titik B (sebagai target kanan), baca
dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
d) Putar teropong pada posisi luar biasa (LB).
e) Arahkan teropong alat ke titik B (sebagai target
kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran
horizontalnya.
f) Putar teropong searah putaran jarum jam,
arahkan ke titik P (sebagai target kiri), baca dan
catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
g) Pindahkan alat ke titik B dan target di B dan A
dan atur sehingga siap pakai.
h) Pada posisi teropong biasa (B) arahkan alat ke
titik A (sebagai target kiri), baca dan catat
bacaan skala lingkaran horizontalnya.
i) Putar teropong alat searah putaran jarum jam.
Arahkan ke titik P (sebagai target kanan), baca
dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
j) Putar teropong pada posisi luar biasa (LB).
k) Arahkan teropong alat ke titik P (sebagai target
kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran
horizontalnya.
l) Putar teropong searah putaran jarum jam,
arahkan ke titik A (sebagai target kiri), baca dan
catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
m)Data yang diambil / diukur di lapangan adalah
data ukuran sudut α (alpha) dan β (beta).
Metode Collins
Cara pengikatan ke belakang metode Collins
merupakan salah satu model perhitungan yang
berfungsi untuk menentukan suatu titik koordinat,
yang dapat dicari dari titik-titik koordinat lain yang
sudah diketahui, dengan cara pengikatan ke
belakang. Metode ini di temukan oleh Mr.Collins
tahun 1671. Pada saat itu alat hitung masih belum
berkembang sehingga menggunakan bantuan
logaritma dalam perhitungannya. Oleh karena itu
cara pengikatan ke belakang yang dibuat oleh
Collins dikenal dengan nama metode logaritma.
Akan tetapi pada pengolahan data perhitungan pada
saat ini, dapat dibantu dengan mesin hitung atau
kalkulator, sehingga lebih mudah dalam
pengolahannya. Dalam pelaksanaan pekerjaan
survei atau pengukuran tanah di lapangan biasanya
terdapat kendala-kendala yang dihadapi,
diantaranya adalah keadaan alam dan kontur
permukaan bumi yang tidak beraturan.
Terdapat berbagai kondisi alam seperti bukit,
lembah, sungai, gunung dan lain sebagainya pada
permukaan bumi. sehingga dapat ditentukan jenis
pengukuranapa yang dapat dipakai sesuai dengan
kondisi alam tersebut. Seperti dalam menentukan
koordinat pada tempat yang terpisah oleh jurang
atau sungai yang lebar, dimana titik koordinat di
seberangnya telah diketahui. Untuk mengatasi
masalah tersebut, seorang surveior dapat
menggunakan cara pengikatan ke belakang metode
Collins yang dapat dihitung dengan bantuan
logaritma atau kalkulator, sehingga koordinat dari
titik yang terpisah oleh sungai atau jurang tersebut
dapat ditentukan.
https://civilkitau.blogspot.com/2014/12/
metodepenentuan-posisi-horizontal-metode-
mengikatkebelakang.html
file:///C:/Users/Fauzan%20Ali%20Rumadan/Downloads/
fdokumen.com_metode-pengukuran-collins-
dancassini.pdf
https://www.academia.edu/7083416/Metode_Pengukuran
_Collins_dan_Cassini
https://fdokumen.com/document/metode-
pengukurancollins-dan-cassini.html#google_vignette