Anda di halaman 1dari 5

SOP KDH KEMAH KERJA 2012 |Oleh Divisi KDH Kemah Kerja 2012

SOP Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal

1. Periksa kelengkapan alat-alat pengukuran yaitu: ETS, 2 buah reflektor, 3


buah statif, formulir pengukuran, sketsa kerangka dasar, baterai
cadangan, payung, ponco, kresek hitam (buat pengamanan alat)
2. Misal kerangka seperti dibawah ini:

2 (titik awal; tempat alat)

3 1

Dirikan ETS di titik 2, lakukan centering dan pendataran (cara Jepang):


- Buat statif kira-kira mendatar dan center di atas paku atau pin BM.
- Letakan alat ETS pada statif.
- Gunakan kiap serta lihat sentring optisnya sembari menghimpitkan
lingkaran centering optis ke pin BM atau paku.
- Gunakan kaki-kaki statif untuk mengetengahkan gelembung nivo
kotak. (lihat kesesuaian dengan kaki statif).
- Ketengahkan gelembung nivo tabung secara presisi dengan 2 kiap
secara berlawanan arah. Lakukan hal yang sama sehingga posisi
gelembung nivo tabung terletak di tengah untuk segala arah.
- Perhatikan lagi posisi centering optisnya. Jika masih belum tepat, buka
kunci tribragh kemudian geser ETS agar posisi pin BM sesuai dengan
posisi centering optisnya.
- Cek apakah nivo kotak masih di tengah, jika belum lakukan
penyesuaian dengan kaki statif.
- Cek apakah gelembung nivo tabung berubah atau tidak. Jika tidak,
lakukan penyesuaian dengan menggunakan kiap seperti sebelumnya.
- Lakukan perulangan langkah diatas jika diperlukan.
- Setelah semua komponen berada di posisi yang tepat atau centering
maka pengukuran dapat dilakukan.
3. Dirikan reflektor di titik 1 dan 3, lakukan centering dan pendataran.
4. Lakukan pengecekan salah indeks dan salah kolimasi.
Cara: Nyalakan ETS, bidik reflektor di titik 1. Set ETS dalam mode
pengukuran slope distance (SD)
Catat bacaan vertikal dan bacaan horizontal (biasa)
Putar agar ETS dalam kondisi luar biasa, catat bacaan vertikal dan
horizontal (luar biasa) catat hasil di formulir
5. Bidik titik 1 dalam kondisi ETS biasa dengan 2 kali bacaan(pendekatan
kanan dan kiri), set ETS dalam mode pengukuran slode distance (SD).
Data yang didapat adalah jarak miring, bacaan vertikal, dan bacaan
horizontal, catat di formulir pengukuran.
6. Bidik titik 3 dalam kondisi ETS biasa dengan 2 kali bacaan (pendekatan
kanan dan kiri), set ETS dalam mode pengukuran slode distance (SD). data
yang didapat adalah jarak miring, bacaan vertikal, dan bacaan horizontal,
catat di formulir pengukuran.
7. Bidik titik 3 dalam kondisi ETS luar biasa dengan 2 kali bacaan
(pendekatan kanan dan kiri), set ETS dalam mode pengukuran slode
distance (SD). data yang didapat adalah jarak miring, bacaan vertikal, dan
bacaan horizontal, catat di formulir pengukuran.

Page 1 of 5
SOP KDH KEMAH KERJA 2012 |Oleh Divisi KDH Kemah Kerja 2012

8. Bidik titik 1 dalam kondisi ETS luar biasa dengan 2 kali bacaan
(pendekatan kanan dan kiri), set ETS dalam mode pengukuran slode
distance (SD). data yang didapat adalah jarak miring, bacaan vertikal, dan
bacaan horizontal, catat di formulir pengukuran.

Keterangan pencatatan formulir:

- Pencatatan pada formulir harus menggunakan pulpen, bukan spidol.


- Tulisan harus jelas dan dapat dibaca.
- Penulisan di kotak, tulisannya diperkecil sehingga sebisa mungkin
masih ada sisa spacenya untuk jika terjadi kesalahan penulisan.
- Jika ada kesalahan dalam pencatatan, tidak diperbolehkan
menggunakan tipe ex. Hanya boleh dicoret sekali, tidak berkali-kali.
Sehingga angka penulisan sebelumnya masih dapat terbaca.
- Penulisan sudut sampai detik, misal untuk sudut yang bertuliskan
10o1010.01 hanya ditulis 10o1010
- Penulisan jarak sampai mm atau 3 angka desimal.
- Catat keadaan cuaca pada saat pengukuran seperti cerah atau
berkabut.
- Jika tidak yakin dengan hasil pengukuran, atau memang kondisi tempat
sulit. Beri tanda berupa lingkaran atau keterangan berupa tulisan pada
ukuran yang dihasilkan.

Bagan 1 Contoh Formulir Pengukuran KDH

9. Lakukan perhitungan. Keterangan:


- Biasa titik 1= (Pendekatan Kanan + Pendekatan Kiri)/2 (a+b)/2 = c
- Jarak miring yang dipakai adalah jarak miring yang di rata-ratakan (jika
terdapat perbedaan bacaan). Kolom jarak datar dikosongkan terlebih
dahulu.
- Output: B1, B3, LB1, LB3, DB1, DB3, DLB1, DLB3
Ket. : B = bacaan horizontal biasa
LB = bacaan horizontal luar biasa
D = jarak miring (slope distance)
- Perhitungan sudut: B=B3-B1 ; LB=LB3-LB1 d-c = e ;
dan f-g = h
- Perhitungan jarak: D21 = (DB1+ DLB1)/2 dan D23 = (DB3+ DLB3)/2
10.Cek toleransi sudut Biasa Luar Biasa 20

Page 2 of 5
SOP KDH KEMAH KERJA 2012 |Oleh Divisi KDH Kemah Kerja 2012

Kalau > 20 maka lakukan pengukuran ulang, kalau sudah masuk toleransi
maka pengukuran dapat dilanjutkan
11.Pindahkan alat dengan trick sebagai berikut:
Lepas ETS di titik 2 dari tribragh-nya (bukan dari statifnya) dengan
menggunakan lock yang berada pada alatnya. Kemudian lepas reflektor
pada titik 3 dari tribaghnya. Tukar reflektor di titik 3 dengan ETS yang
sudah dilepas dari tribaghnya. Dengan cara seperti ini maka tidak
diperlukan lagi pemindahan statif dan centering.
Sedangkan untuk reflektor dan statif pada titik 1, pindahkan statif dengan
reflektornya ke titik selanjutnya sesuai dengan rencana pengukuran
(mungkin titik 4).
12.Lakukan pengukuran ke titik selanjutnya dengan langkah-langkah 5-11.
13.Lakukan pengukuran sampai waktu yang disepakati. Pengukuran tiap-tiap
sudut (KDH) baru dianggap/diperbolehkan selesai jika sudah sampai
didapat poin 9 atau sudah bisa dicek toleransi sudutnya.
14.Sebelum pengukuran selesai, lakukan pengecekan salah indeks dan salah
kolimasi kembali seperti tertera di langkah 4.
15.Pulang ke basecamp <3 :* XOXO babi, pacet, dan macan kumbang.

SOP Pengolahan Data KDH Setiap hari

Untuk malam hari setiap selesai pengukuran KDH, lakukan :

1. Digitasi data, masukkan data dari formulir pengukuran kedalam excel.


2. Perhitungan salah kolimasi dan salah indeks untuk sebelum pengukuran
dan sesudah pengukuran. Dengan rumus:
a. Salah indeks
( V BIASA +V LUAR BIASA )360
s .i .=
2
b. Salah kolimasi
{( H LUAR BIASA +180 ) H BIASA }cos h
c=
2
Dengan h adalah sudut vertikal (biasa atau luar biasa) yang telah
terbebas dari salah indeks
3. Lakukan pengoreksian setiap bacaan sudut vertikal dengan salah indeks.
V BebasSalahIndex =V Bacaan s .i .

Salah indeks yang digunakan untuk koreksi adalah rata-rata dari salah
indeks sebelum dan sesudah pengukuran.
4. Lakukan pengoreksian setiap bacaan sudut horizontal dengan salah
kolimasi.
H BebasSalah Kolimasi=H Bacaan c sec V BebasSalahIndex

Salah kolimasi yang digunakan untuk koreksi adalah rata-rata dari salah
kolimasi sebelum dan sesudah pengukuran.
Tanda disesuaikan agar

Page 3 of 5
SOP KDH KEMAH KERJA 2012 |Oleh Divisi KDH Kemah Kerja 2012

H BebasSalahKolimasi Biasa + H BebasSalahKolimasi LuarBiasa=360

Jika tanda untuk


H BebasSalahKolimasi Biasa positif (+),maka
H BebasSalahKolimasi

Luar biasa adalah negatif (-) dan sebaliknya.


5. Lakukan perhitungan sudut horizontal dan vertikal rata-rata dengan cara
yang mirip dengan SOP pengukuran poin 9 akan tetapi menggunakan
bacaan yang telah dikoreksi salah indeks dan salah kolimasi.

SOP Penamaan Titik Kerangka Dasar

Nama titik Kerangka Dasar (KD) terdiri dari 3 digit angka, dimana digit pertama
adalah nomor jalur kelompok (1-10) dan 2 digit terakhir adalah nomor titik KD. 1
titik KD memiliki 1 nama. Dan 1 nama hanya dimiliki oleh 1 titik KD.

Keterangan Lain-lain

Pengukuran KDH dilakukan pada jalur yang sudah ditentukan untuk masing-
masing kelompok . Tiap jalur memiliki sketsa penempatan kerangka dasar yang
harus dimiliki oleh setiap kelompok dan dibawa setiap pengukuran. Berikut ini
adalah pembagian jalur untuk masing-masing kelompok dan contoh sketsa
kerangka dasar:

Bagan 2 Sketsa kring kelompok dan Nomor Jalur Kelompok

Page 4 of 5
7

SOP KDH KEMAH KERJA 2012 |Oleh Divisi KDH Kemah Kerja 2012

301 104

Bagan 3 Contoh Sketsa Kerangka Dasar

Misal untuk kelompok 2, karena jalur yang milik kelompok 2 berwarna biru, maka
titik awal pengukuran adalah titik 105 sedangkan titik akhir pengukuran adalah
titik 206 agar sebuah jalur yang berwarna biru tercakup sehingga akan ada 7
tempat berdiri ETS. Sedangkan untuk pengukuran titik awal, alat ETS akan di
posisikan di titik 105, dan reflektor akan di taruh masing-masing di titik 104 dan
201 sehingga sudut 1 akan bisa didapatkan. Dan untuk pengukuran titik akhir,
alat ETS akan di posisikan di titik 206, dan reflektor akan di taruh masing-masing
di titik 205 dan 301 sehingga sudut 7 akan bisa didapatkan.

Dari sketsa diatas, untuk kelompok 2 akan dihasilkan 6 jarak dan 7 sudut.

Page 5 of 5

Anda mungkin juga menyukai