Anda di halaman 1dari 43

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengukuran Topografi Original

1. Tujuan

Tujuan dari pengukuran original untuk mendapatkan data pembuatan

peta topografi dan mempersiapkan lokasi yang akan di tambang. Dari data

original tersebut dapat digunakan untuk pembuatan desain tambang dan

perhitungan striping ratio (SR) dan perbandingan antara batubara yang actual

dengan data survei dan data geologi yang lengkap.

2. Dasar Teori

Dalam kegiatan penambangan sebelum dimulai kegiatan yang lainnya

maka lebih dulu akan dilakukan kegiatan survey original yang bertujuan untuk

menggambarkan keadaan permukaan tanah yang belum berubah karena

belum ada kegiatan penambangan. Sebelum survey original dimulai biasanya

terlebih dahulu dilakukan kegiatan Land Clearing atau pembersihan lokasi

dari vegetasi yang tumbuh dan menutupi area yang akan ditambang dengan

alat bulldozer agar mempermudah pekerjaan survey original (Islamiah, 2019).

Land Clearing adalah proses pembersihan lahan sebelum dimulainya

aktivitas penambangan/pembangunan yang umumnya diawali dengan

mempersiapkan lahan, mulai dari pemotongan pepohonan hutan,

pembabatan, dan pembakaran (Anonim, 2019).

Pengukuran Original adalah awal pengukuran pada suatu daerah atau

lokasi yang sudah dilakukan operasi penambangan yang nantinya digunakan

untuk perhitungan volume cutting out sebagai bahan penagihan kepada

perusahaan owner.
13

Stripping Ratio adalah jumlah volume Ob yang harus digali untuk

mendapatkan 1 ton bahan galian. Tebal dari Ob tentu jelas mempunyai

pengaruh pada cost penambangan, hal tersebut harus benar-benar

diperhatikan baik dari segi teknis maupun nonteknis. Semakin tebal volume

Ob maka semakin besar biaya penggalian. (Mahmudin, 2014).

Metode Cut and Fill adalah suatu proses pengerjaan tanah dimana

sejumlah material tanah diambil dari suatu tempat kemudian diuruk atau

ditimbun di tempat lain. Tujuan proses Cut and Fiil adalah menjadikan

permukaan tanah menjadi lebih rata sehingga memudahkan pekerjaan

pembangunan yang akan dilakukan dipermukaan tanah tersebut. Cut and Fill

pada proses penambangan bagian yang diambil adalah material alam yang

berharga dan kemudian bekas galian akan diisi dengan tanah berbatuan atau

lumpur untuk mencegah ambruknya dinding penggalian (Asiacon, 2021).

Topografi berasal dari kata “topos” yang berarti tempat dan “grapho” yang

berarti menulis adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan benda langit

lain, seperti planet, satelit seperti bulan dan asteroid. Hal itu juga termasuk

penggambarannya di peta. Ada dua teknik yang dapat membantu studi

topografi ini, yaitu survei secara langsung dan penginderaan jarak jauh

(remote sensing). survei topografi adalah suatu metode untuk menentukan

posisi tanda-tanda buatan manusia maupun alamiah di atas permukaan

tanah. Sruvei topografi juga digunakan untuk menentukan konfigurasi

medan.Kegunaan survey topografi adalah untuk mengumpulkan data yang

diperlukan untuk gambar peta topografi. Proses pemetaan topografi sendiri

adalah proses pemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan di

permukaan bumi dengana peralatan survei terestris. Teknik pemetaan


14

mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Dengan perkembangan peralatan ukur tanah secara elektronis, maka proses

pengukuran menjadi semakin cepat dengan ketelitian yang tinggi, dan

dengan dukungan teknologi GIS maka langkah dan proses perhitungan

menjadi semakin mudah dan cepat serta penggambarannya dapat dilakukan

secara otomatis (Purworaharjo, 1986).

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan pada saat pengukuran original adalah :

1) 1 set alat Total Station Sokkia

2) 2 unit meteran ukuran 3m – 5m

3) 10 unit radio alat komunikasi

4) 1 unit payung

b. Bahan

Bahan yang digunakan pada saat pengukuran original adalah:

1) Pita Survey

4. Prosedur Kerja

Dalam proses kegiatan ini melalui beberapa tahapan prosedur kerja

sebagai berikut :

a. Breefing perencanaan pengukuran

b. Berkoordinasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak perusahaan

c. Persiapan pengukuran :

1) Melakukan persiapan dan pengecekan peralatan harian alat survey,

mulai dari alat Total Station Sokkia, Tripod, Tribach, ADS, Stik prisma,

Prisma pole.
15

2) Membawa alat ke mobil, serta memposisikan alat dalam keadaan

aman dari goncangan dan hentakan.

3) Surveyor dan helper wajib menggunakan alat pelindung diri yang

sesuai dengan system keselamatan kerja di area pit

d. Pelaksanaan pengukuran :

1) Melakukan pendirian tripod pada posisi patok/poin yang sudah

mempunyai koordinat.

2) Memasang alat total station sokkia diatas tripod.

3) Melakukan centring tribach tepat diatas paku patok/poin dengan

menggunakan sekrup A, B, C. Kemudian setelah centring alat

hidupkan alat total station sokkia dengan menggunakan tombol power

on/off.

4) Tahapan pembuatan job pada alat total station sokkia hingga siap

dipakai untuk pengukuran original dengan menggunakan metode

topografi :

a) Menekan tombol F3 untuk masuk ke menu data

b) Memilih menu option job

c) Memilih job selection ( pilih job yang kosong )

d) Memilih job detail ( untuk mengubah nama job )

e) Menekan tombol F4 untuk masuk ke menu topo

f) Memilih option Ocuppy untuk memasukkan koordinat

station

g) Memilih option BS data untuk memasukkan koordinat

backsigth
16

h) Arahkan alat total station sokkia ke ADS yang sudah siap

untuk di bidik

i) Memilih option Dist+Coord untuk merecord data backsigth

j) Jika Langkah kerja diatas sudah dilakukan maka alat sudah

siap untuk membidik prisma yang sudah terpasang diatas

objek yang akan diukur secara berurutan.

5. Hasil

Berdasarkan kegiatan praktik kerja lapang (PKL) yang telah dilakukan di

PT.Tawabu Mineral Resource mahasiswa melaksanakan tugas yang

diberikan oleh pihak Engineering. Kegiatan pengukuran dilakukan pada

setiap bulan seperti pada tabel di bawah dapat dilihat hasil dari kegiatan

pengukuran original yang telah dilakukan selama melakukan praktik kerja

lapang (PKL).

Tabel 3. Hasil Pengukuran Topografi Original

Waktu Prestasi Jumlah


No Lokasi
Bulan Tanggal Kerja (Titik) Pekerja

2 Pit West 285 6


3 Pit West 325 6
10 Pit West 575 8
September
1 14 Pit West 1.456 12
2020
17 Pit West 265 6
24 Pit West 355 7
26 Pit West 658 12
Sub Total 3.919 57
Rata-rata 560 8
Oktober
2 13 Pit West 465 8
2020
Sub Total 465 8
Rata-rata 465 8
17

Tabel 3. (Lanjutan)

Waktu Prestasi
Jumlah
No Lokasi Kerja
Bulan Tanggal Pekerja
(Titik)

4 Pit West 655 9


November
3 5 Pit West 535 9
2020
6 Pit West 209 9
Sub Total 1.399 27
Rata-rata 466 9
Desember
4 12 Pit West 855 12
2020
Sub Total 855 12
Rata-rata 855 12
4 Pit West 255 10
Januari
5 5 Pit West 383 10
2021
28 Pit West 278 10
Sub Total 916 30
Rata-rata 305 10
Total 7.554 134
Rata-rata 1.259 22

6. Pembahasan

Setiap kegiatan pengukuran topografi original dilakukan saat sebelum

penambangan dilakukan yang nantinya data pengukuran original tersebut

digunakan untuk mengetahui kontur tanah di area tersebut yang selanjutnya

digunakan untuk acuan perhitungan volume cut and fill yang dilakukan

engineering. Pengukuran original dilakukan di tempat yang berbeda-beda dan

dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan. Dari pengukuran Topografi Original,

tiim survei mendapatkan data lapangan berupa titik koordinat Easting (X),

Northing (Y), Elevation (Z) dan keterangan titik.

Pada bulan September 2020 hasil pencapaian pengukuran topografi

original sebanyak 3.919 titik dengan rata-rata 560 titik. Pada bulan Oktober
18

2020 hasil pencapaian pengukuran topografi original sebanyak 465 tiitk

dengan rata-rata 465 titik. Pada bulan November 2020 hasil pencapaian

pengukuran topografi original sebanyak 1.399 titik dengan rata-rata 466 titik.

Pada bulan Desember 2020 hasil pencapaian pengukuran topografi original

sebanyak 855 titik dengan rata-rata 855 titik. Pada bulan Januari 2020 hasil

pencapaian pengukuran topografi original sebanyak 916 titik dengan rata-rata

305 titik. Jadi selama kegiatan kurang lebih 6 bulan tim survei mendapatkan

hasil pencapaian dengan total 7.554 titik dengan rata-rata 1.259 titik.

Pengukuran topografi original ini dilakukan di lokasi Pit West.

Pengukuran ini dilakukan sebanyak 1 sampai 7 kali pengukuran dalam

setiap bulannya, selama kurang lebih 6 bulan, dikarenakan pengukuran ini

dilakukan sehabis kegiatan land clearing. Kegiatan land clearing biasanya

dilakukan tidak menentu, terkadang dilakukan sesuai kebutuhan pembukaan

area tersebut. Banyak atau sedikitnya hasil pencapaian ini juga tergantung

luas lahan yang dilakukan land clearing.

Pada pengukuran topografi original ini jumlah pekerja sebanyak 6

sampai 12 orang, dikarenakan pekerjaan ini membutuhkan pekerja yang

banyak karena lahan yang luas sehingga jika banyak pekerja maka pekerjaan

topografi original ini bisa diselesaikan dan tepat waktu. Tidak menentunya

pekerja pada pengukuran ini dikarenakan adanya cuti atau hari off.

Pada pengukuran ini dibutuhkan kedisplinan waktu karena pengukuran

ini datanya sangat diperlukan, data yang sudah diambil akan diserahkan

kepada tim mineplan untuk diolah datanya sebagai acuan awal volume

sebelum dilakukan cut and fill, dan sebagai pembuatan desain area yang mau

ditambang (pit). Pengukuran ini juga diperlukan kerja sama agar pada saat
19

melakukan pengukuran tidak ada yang tertinggal atau terambil ulang. Pada

pengukuran ini komunikasi juga sangat dibutuhkan karena pengukuran ini

dilakukan oleh 2 pihak tim survei sehingga tidak ada miss communication.

Pada dasarnya pengukuran ini sudah didapatkan diperkuliahan seperti

pengukuran topografi, akan tetapi di pertambangan mengetahui istilah-isitilah

baru seperti pengukuran area original. Pada kegiatan pengukuran topografi

original mahasiswa melakukan pekerjaan sesuai dengan proses pengerjaan

pada perusahaan tersebut.

Kendala pertama pada saat melakukan pengukuran topografi original ini

adalah struktur tanah yang tidak menentu mewajibkan pekerja harus

berhati-hati dan menggunakan alat pelindung diri.

Kendala yang kedua yaitu apabila turun hujan, segala kegiatan

pengukuran tidak dapat dilakukan. Dikarenakan alat yang digunakan tidak

dapat terkena air dan juga kondisi medan yang ingin diukur sangat licin dan

berlumpur ketika hujan, sehingga tidak memungkinkan dilakukan kegiatan

pengukuran.

Solusi dari kendala tersebut adalah lebih memperhatikan medan yang

ingin diukur apakah aman atau tidak untuk dilalui lalu berhati-hati dalam

melakukan pengukuran dan mewajibkan untuk penggunakan APD.

B. Pengukuran Situasi Tambang (Progress)

1. Tujuan

Tujuan dari pengukuran situasi tambang (progress) adalah inti dari tujuan

kemajuan pertambangan dimana ujung tebing (crest), kaki tebing (toe) dan

dataran kaki tebing (spot).


20

Untuk mendapatkan koordinat titik detail yang akan digunakan untuk

mengetahui perubahan elevasi dan sebagai data acuan apakah sudah sesuai

dengan desain yang sudah disepakati atau yang dibuat oleh mineplan.

2. Dasar Teori

Situasi Tambang adalah pengukuran situasi pada lokasi-lokasi kerja atau

lokasi penambangan yang berguna untuk pengontrolan lokasi tambang

(apakah bentuk dan arah penambangan sesuai dengan desain),mengetahui

situasi kemajuan tambang, inventory Ob dan batubara, maupun untuk acuan

pembuatan desain dan plan berikutnya, situasi Disposal dan IPD (In Pit

Dump).

Peta situasi banyak digunakan berbagai keperluan perencanaan teknis,

seperti perencanaan tambang dan perencanaan bangunan sipil. Sebagai

seorang ahli tambang pengetahuan mengenai peta sangat penting karena.

Karena semua aktifitas pada tahapan kegiatan pertambangan umumnya

memerlukan peta sebagai bahan acuan atau data dasar.

Sedangkan untuk geologi peta ini merupakan dasar pembuatan peta geologi

untuk dapat menggambarkan suatu daerah kedalam peta situasi diperlukan

pengukuran kerangka peta dan detail. Data yang diperlukan antara lain

meliputi titik ikat yang telah diketahui koordinatnya (x,y) dan ketinggiannya,

azimuth awal, jarak, sudut lurus (sudut dalam & sudut luar) dan beda tinggi.

(Santoso, 2019)

Dalam pengukuran ini metode yang digunakan adalah pengukuran titik

detail dengan metode tachymetri. Pengukuran titik-titik detail dengan metode

tachymetri mempunyai keunggulan dalam hal ketepatan dan kecepatan


21

Metode Tachymetri adalah pengukuran menggunakan alat-alat optis,

elektronis, dan digital. Pengukuran detail cara tachymetri dimulai dengan

penyiapan alat ukur diatas titik ikat dan penempatan rambu titik bidik. Setelah

alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data ditempat alat

berdiri, pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data

dirambu BA,BT,BB serta sudut miring. Metode Tachymetri didasarkan pada

prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah

sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri adalah dengan garis bidik

miring karena adanya keragaman topografi. Pengukuran titik-titik detail

menggunakan metode tachymetri adalah cara yang paling banyak digunakan

dalam praktik, terutama untuk pemetaan daerah yang luas dan untuk

detail-detail yang bentuknya tidak beraturana. Untuk dapat memetakan

dengan cara ini diperlukan alat yang dapat mengukur arah dan sekaligus

mengukur jarak (Amataripgo, 2013).

Desain adalah penentuan persyaratan teknik untuk mencapai tujuan dan

sasaran kegiatan yang sangat penting serta urutan teknis pelaksanaannya.

Oleh sebab itu perencenaan merupakan gagasan pada saat awal kegiatan

untuk menetapkan apa dan mengapa harus dikerjakan, oleh siapa, kapan,

dimana dan bagaimana melaksanakannya. Di industri pertambangan juga

dikenal rancangan tambang (mine design) yang mencakup pula

kegiatan-kegiatan seperti yang ada pada perencanaan tambang, tetapi

semua data dan informasinya sudah rinci.

Pada umumnya biasa pertambangan menggunakan rancangan rekayasa

atau rekacipta (engeneering design) adalah suatu rancangan lanjutan dari

rancangan konsep yang disusun dengan rinci dan lengkap berdasarkan data
22

dan informasi hasil penelitian laboratorium serta literatur dilengkapi dengan

hasil-hasil pemeriksaan lapangan (Anonim, 2021b).

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan untuk pengukuran situasi tambang (progress) adalah :

1) 2 set alat total station sokkia

2) 3 unit meteran ukuran 3m – 5m

3) 10 unit radio komunikasi

4) 1 Payung

b. Bahan

Bahan yang digunakan untuk pengukuran situasi tambang adalah :

1) Pita Survei

4. Prosedur Kerja

Dalam proses kegiatan ini melalui beberapa tahapan prosedur kerja

sebagai berikut :

a. Perencenaan pengukuran.

b. Koordinasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak perusahaan.

c. Persiapan pengukuran :

1) Melakukan persiapan dan pengecekan peralatan harian alat survey,

mulai dari alat Total Station Sokkia, Tripod, Tribach, ADS, Stik prisma,

Prisma pole.
23

2) Membawa alat ke mobil, serta memposisikan alat dalam keadaan aman

dari goncangan dan hentakan.

3) Surveyor dan helper wajib menggunakan alat pelindung diri yang

sesuai dengan system keselamatan kerja di area pit.

d. Pelaksanaan pengukuran :

1) Melakukan pendirian tripod pada posisi patok/poin yang sudah

mempunyai koordinat.

2) Memasang alat total station sokkia diatas tripod.

3) Melakukan centring tribach tepat diatas paku patok/poin dengan

menggunakan sekrup A, B, C. Kemudian setelah centring alat hidupkan

alat total station sokkia dengan menggunakan tombol power on/off.

4) Tahapan pembuatan job pada alat total station sokkia hingga siap

dipakai untuk pengukuran situasi tambang dengan menggunakan

metode topografi :

a) Menekan tombol F3 untuk masuk ke menu data

b) Memilih menu option job

c) Memilih job selection ( pilih job yang kosong )

d) Memilih job detail ( untuk mengubah nama job )

e) Menekan tombol F4 untuk masuk ke menu topo

f) Memilih option Ocuppy untuk memasukkan koordinat station

g) Memilih option BS data untuk memasukkan koordinat backsigth


24

h) Arahkan alat total station sokkia ke ADS yang sudah siap untuk di

bidik

i) Memilih option Dist+Coord untuk merecord data backsigth

j) Jika Langkah kerja diatas sudah dilakukan maka alat sudah siap

untuk membidik prisma yang sudah terpasang diatas objek yang

akan diukur secara berurutan. Objek yang dimaksud antara lain :

1) Crest

2) Toe

3) Spot

5. Hasil

Berdasarkan kegiatan hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah

dilakukan di PT. Tawabu Mineral Resource mahasiswa melaksanakan tugas

yang diberikan oleh pihak Engineering. Kegiatan pengukuran dilakukan pada

setiap awal bulan, pertengahan bulan, dan akhir bulan.Tabel dibawah dapat

dilihat hasil pencapaian dari kegiatan pengukuran Situasi Tambang (Progress)

yang telah dilakukan oleh penulis selama melakukan praktik kerja lapang

(PKL).

Tabel 4. Hasil Pencapaian Pengukuran Situasi Tambang (Progress)

Waktu Prestasi
Jumlah
No Lokasi Kerja
Bulan Tanggal Pekerja
(Titik)
Pit
9 670 12
September Saturnus
1
2020 Pit
10 540 12
Saturnus
25

Tabel 4. (Lanjutan)

Waktu Prestasi
Jumlah
No Lokasi Kerja
Bulan Tanggal Pekerja
(Titik)
Pit
19 785 12
Saturnus
Pit
20 570 12
Saturnus
Pit
28 626 12
Saturnus
Pit
29 556 12
Saturnus
Pit
30 944 12
Saturnus
Sub Total 4.691 84
Rata-rata 670 12

Pit
9 1.025 12
Saturnus
Pit
10 986 12
Saturnus
Pit
19 657 12
Oktober Saturnus
2
2020 Pit
20 459 12
Saturnus
Pit
30 2.588 12
Saturnus
Pit
31 407 12
Saturnus
Sub Total 6.122 72
Rata-rata 1.020 12
26

Tabel 4. (Lanjutan)
Waktu Prestasi
Jumlah
No Lokasi Kerja
Bulan Tanggal Pekerja
(Titik)

Pit
9 1.546 12
Saturnus
Pit
10 1.378 12
Saturnus
November Pit
3 18 1.085 12
2020 Saturnus
Pit
20 1.576 12
Saturnus
Pit
30 2.162 12
Saturnus
Sub Total 7.747 60
Rata-rata 1.550 12
10 Pit West 176 10
11 Pit West 183 10
19 Pit West 234 10
Desember
4 29 Pit West 252 10
2020
30 Pit West 159 10
31 Pit West 232 10
Sub Total 1.236 60
Rata-rata 206 10
9 Pit West 725 10
Januari
5 20 Pit West 863 10
2021
30 Pit West 588 10
Sub Total 2.176 90
Rata-rata 725 30
9 Pit West 623 8
Februari
5 10 Pit West 767 8
2021
19 Pit West 487 8
Sub Total 1.876 24
Rata-rata 625 8
Total 23.848 390
Rata-rata 3.974 65
27

6. Pembahasan

Pengukuran Situasi Tambang (Progress) ini dilakukan untuk mengetahui

kemajuan dari area pit tersebut. Area yang sudah diukur digunakan untuk

mengetahui perhitungan volume cut and fill yang dilakukan engineering.

Pengukuran situasi tambang (progress) dilakukan di 2 lokasi yang berbeda

yaitu Pit Saturnus dan Pit West. Dari pengukuran Topografi Original, tim

survei mendapatkan data lapangan berupa titik koordinat Easting (X),

Northing (Y), Elevation (Z) dan keterangan titik.

Pada bulan September 2020 hasil pencapaian pengukuran situasi

tambang (progress) sebanyak 4.691 titik dengan rata-rata 670 titik . Pada

bulan Oktober 2020 hasil pencapaian pengukuran situasi tambang (progress)

sebanyak 6.122 titik dengan rata-rata 1.020 tiitk. Pada bulan November 2020

hasil pencapaian pengukuran sebanyak 7.747 dengan rata-rata 1.550 titik.

Pada bulan Desember 2020 hasil pencapaian pengukuran situasi tambang

(progress) sebanyak 1.236 titik dengan rata-rata 206 titik. Pada bulan Januari

2021 hasil pencapaian pengukuran sebanyak 2.176 titik dengan rata-rata

206 tiitk. Pada bulan Februari 2021 hasil pencapaian pengukuran sebanyak

1.876 titik dengan rata-rata 625 titik, jadi total titik pengukuran selama 6 bulan

sebanyak 23.848 titik dengan rata-rata 3.974. Pengukuran ini dilakukan di

lokasi Pit Saturnus dan Pit West karena pit saturnus sudah mencapai

kesepakatan galian maka pihak perusahaan membuka pit west sebagai area

baru untuk dilakukan penambangan.

Pengukuran situasi tambang (progress) ini dilakukan sebanyak 2 sampai 7

kali pada setiap bulannya, selama kurang lebih 6 bulan, dikarenakan


28

pemgukuran ini dilakukan sesuai perubahan area pit, pengambilan titik detail

sesuai perubahan area pit. Banyak atau sedikitnya hasil pencapaian

pengukuran ini juga tergantung area mana saja yang mengalami perubahan

dari desain sebelumnya.

Pada pengukuran situasi tambang (progress) ini jumlah pekerja sebanyak

10 sampai 12 orang, dikarenakan pekerjaan ini membutuhkan pekerja yang

banyak karena area yang luas dan perubahan bentuk yang banyak, sehingga

jika banyak pekerja maka pekerjaan pengukuran situasi tambang (progress)

ini bisa diselesaikan dan tepat waktu. Pengukuran ini biasanya dilakukan

setiap bulan pada awal bulan, pertengahan bulan, dan akhir bulan. Pada awal

bulan dan pertengahan bulan biasanya tim survei mengukur yang mengalami

perubahan pada akhir bulan sebagai penentuan atau final berapa volume

area pit yang sudah dilakukan cut and fill. Tidak menentunya pekerja pada

pengukuran ini dikarenakan adanya cuti dan off.

Pada pengukuran ini dibutuhkan kedisplinan waktu dan disiplin pada K3 ,

karena pengukuran ini harus diselesaikan dengan waktu yang sudah

ditentukan, setelah pengukuran ini selesai data akan diberikan kepada pihak

engeneering untuk diolah datanya guna mengetahui berapa banyak yang

sudah dilakukan cut and fill. Disiplin pada K3 sangat diperlukan karena

banyaknya alat berat yang berlalu Lalang di area pit dan untuk memberti tahu

kepada mereka bahwa kita sedang mengambil situasi detail di area pit

tersebut.

Pada pengukuran ini memerlukan kerja sama dalam tim dan komunikasi

yang baik karena pengukuran ini dilakukan oleh 2 tim survei (join survey)
29

agara pada saat pengambilan detail tidak ada yang terambil ulang karena

akan memakan waktu yang lama, sedangkan komunikasi disini juga sangat di

butuhkan agar memberi tahu area mana saja yang sudah diambil dan

memberi tahun objek apa yang sedang diambil kepada surveyor, juga untuk

memberi tahu kepada operator alat berat yang sedang beraktivitas bahwa tim

survei sedang mengambil situasi detail diarea tersebut.

Pengukuran ini untuk mengetahui berapa banyak OB yang telah diangkut

atau dipindahkan dari lokasi yang tambang menuju ketempat pembuangan

(disposal). Disposal adalah tempat/lokasi yang dirancang/direncanakan untuk

menampung material buangan overburden dari tambang.

Pada dasarnya pengukuran ini sudah didapatkan pada perkuliahan yaitu

topografi atau pengambilan situasi detail, akan tetapi didalam dunia

pertambangan mengetahui istilah-istilah baru seperti pengukuran situasi

tambang (progress), penamaan pada objek seperti crest, toe, dan spot. Crest

adalah nama istilah yang biasa digunakan dalam dunia pertambangan yang

disebut juga puncak, sedangkan Toe adalah nama istilah yang biasa

digunakan dalam dunia pertambangaan yang disebut juga kaki, dan spot

adalah nama istilah yang biasa digunakan dalam dunia pertambangan yang

disebut juga dataran.

Kendala pertama pada saat melakukan pengukuran ini adalah banyaknya

alat-alat berat yang berlalu lalang sehingga para pekerja harus menunggu

alat tersebut berhenti dahulu.

Kendala kedua ialah pada saat turun hujan pengukuran ini tidak bisa

dilakukan dikarenakan alat yang digunakan tidak dapat terkena air hujan, dan
30

juga area yang akan diukur sangat licin dan struktur tanah yang tidak

beraturan.

Solusi dari kendala tersebut adalah lebih memperhatikan medan yang

ingin diukur apakah aman atau tidak untuk dilalui lalu berhati-hati dalam

melakukan pengukuran dan mewajibkan untuk penggunakan APD.

C. Pengukuran Stokpile

1. Tujuan

Tujuan dari pengukuran stockpile untuk memvalidasi ukuran volume

batubara yang tersimpan dalam roomstock/pile. Stockpile juga berfungsi

sebagai tempat penyimpanan/penumpukan hasil tambang batubara.

2. Dasar Teori

Stockpile adalah tempat penyimpanan sementara batubara yang

digunakan sebagai penyangga antara pengiriman dan produksi batubara.

Manajemen stockpile perlu dilakukan agar proses pengiriman dapat berjalan

dengan lancar. Salah satu kegiatan utama dalam manajemen stockpile

batubara adalah monitoring volume batubara yang dilakukan setiap satu

bulan sekali. Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode

terestris dengan menggunakan alat total station.

Stockpile juga berfungsi sebagai proses pencampuran batubara untuk

menyiapkan kualitas dan produksi yang dipersyaratkan. Dalam proses

pencampuran biasa dikenal dengan istilah blending.

Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua tau lebih tipe

batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan
31

terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk

mengenali salah satu dari tipe batubara tersebut ketika proses pengambilan

contoh (sampling) dilakukan. Dalam proses blending batubara harus

tercampur dengan merata (Widastama, 2014).

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan untuk pengukuran situasi tambang (progress)

adalah :

1) 2 set alat total station sokkia

2) 7 unit radio komunikasi

3) Payung

b. Bahan

Bahan yang digunakan untuk pengukuran situasi tambang adalah :

1) Pita Survey

4. Prosedur Kerja

Dalam proses kegiatan ini melalui beberapa tahapan prosedur kerja sebagai

berikut :

a. Perencenaan pengukuran

b. Persiapan pengukuran :
32

1) Melakukan persiapan dan pengecekan peralatan harian alat survey,

mulai dari alat Total Station Sokkia, Tripod, Tribach, ADS, Stik

prisma, Prisma pole.

2) Membawa alat ke mobil, serta memposisikan alat dalam keadaan

aman dari goncangan dan hentakan.

3) Surveyor dan helper wajib menggunakan alat pelindung diri yang

sesuai dengan system keselamatan kerja di area pit.

c. Pelaksanaan pengukuran :

1) Melakukan pendirian tripod pada posisi patok/poin yang sudah

mempunyai koordinat.

2) Memasangkan alat total station sokkia diatas tripod.

3) Melakukan centring tribach tepat diatas paku patok/poin dengan

menggunakan sekrup A, B, C. Kemudian setelah centring alat

hidupkan alat total station sokkia dengan menggunakan tombol

power on/off.

4) Tahapan pembuatan job pada alat total station sokkia hingga siap

dipakai untuk pengukuran stockpile dengan menggunakan metode

topografi :

a) Menekan tombol F3 untuk masuk ke menu data

b) Memilih menu option job

c) Memilih job selection ( pilih job yang kosong )

d) Memilih job detail ( untuk mengubah nama job )


33

e) Menekan tombol F4 untuk masuk ke menu topo

f) Memilih option Oncuppy untuk memasukkan koordinat

station

g) Memilih option BS data untuk memasukkan koordinat

backsigth

h) Arahkan alat total station sokkia ke ADS yang sudah siap

untuk di bidik

i) Memilih option Dist+Coord untuk merecord data backsigth

j) Jika Langkah kerja diatas sudah dilakukan maka alat sudah

siap untuk membidik prisma yang sudah terpasang diatas

objek yang akan diukur secara berurutan. Objek yang

dimaksud antara lain :

1) Crest

2) Toe

3) Spot

5. Hasil

Berdasarkan kegiatan hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah

dilakukan di PT. Tawabu Mineral Resource mahasiswa melaksanakan tugas

yang diberikan oleh pihak Engineering. Kegiatan pengukuran stockpile biasa

dilakukan setiap satu bulan sekali, berikut tabel hasil pencapaian pengukuran

stockpile.
34

Tabel 5. Hasil Pencapaian Pengukuran Stockpile

Waktu Prestasi
Jumlah
No Lokasi Kerja
Bulan Tanggal Pekerja
(Titik)
4 Pit 1 583 6
5 Pit 1 584 6
September 6 Pit 1 585 6
1
2020 7 Pit 1 586 6
12 Pit 1 587 6
17 Pit 1 588 6
Sub Total 3.500 36
Rata-rata 583 6
2 Pit 1 356 8
3 Pit 1 393 7
Oktober 17 Pit 1 476 7
2
2020 21 Pit 1 547 7
26 Pit 1 453 7
28 Pit 1 391 7
Sub Total 2.616 43
Rata-rata 436 7
2 Pit 1 363 7
November
19 Pit 1 476 7
3 2020
24 Pit 1 342 7
25 Pit 1 291 7
Sub Total 1.472 28
Rata-rata 368 7
Desember 26 Pit 1 563 5
4
2020 27 Pit 1 341 5
Total 904 10
Rata-rata 452 5
25 Pit 1 434 7
Januari
5 26 Pit 1 372 7
2021
27 Pit 1 368 7
Sub Total 916 21
Rata-rata 305 7
35

Tabel 5. (Lanjutan)

11 Pit 1 768 7
Februari
6 12 Pit 1 543 7
2021
13 Pit 1 356 7
Sub Total 1.667 21
Rata-rata 555 7
Total 11.075 159
Rata-rata 1.845 26

6. Pembahasan

Pengukuran stockpile ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak volume dari

batubara yang ada diarea stockpile, pengukuran ini sebagai kegiatan wajib yang

dilakukan setiap 1 bulan sekali. Pengukuran ini dilakukan di lokasi Pit 1. Dari

pengukuran stockpile ini tim survei mendapatkan data lapangan berupa titik koordinat

Easting (X), Northing (Y), Elevation (Z) dan keterangan titik.

Pada bulan September 2020 hasil pencapaian pengukuran stockpile

sebanyak 3.500 titik dengan rata-rata 583 titik. Pada bulan Oktober 2020 hasil

pencapaian pengukuran stockpile sebanyak 2.616 titik dengan rata-rata 436

titik . Pada bulan November 2020 hasil pencapaian pengukuran stockpile

sebanyak 1.472 titik dengan rata-rata 368 titik. Pada bulan Desember 2020

hasil pencapaian pengukuran stockpile sebanyak 904 titik dengan rata-rata

542 titik. Pada bulan Januari 2021 hasil pencapaian pengukuran stockpile

sebanyak 916 titik dengan rata-rata 305 titik. Pada bulan Februari 2021 hasil

pencapaian pengukuran stockpile sebanyak 1.667 titik dengan rata-rata 555

titik, jadi total yang didapat selama 6 bulan sebanyak 11.075 titik dengan

rata-rata 1.845 titik. Pengukuran ini dilakukan di lokasi Pit 1.

Pengukuran ini dilakukan sebanyak 2 sampai 6 kali, selama kurang lebih 6

bulan, dikarenakan batu yang terus bertambah atau berkurang sehingga


36

volume pada tumnpukan batu berubah. Pengukuran ini biasanya dilakukan

dalam satu bulan sekali sebelum dan sesudah pengapalan. Pengukuran ini

juga untuk mengetahui stok batu yang di punya oleh pihak perusahaan.

Pada pengukuran ini jumlah pekerja sebanyak 5 sampai 7 orang,

dikarenakan pengukuran ini membutuhkan pekerja yang banyak karena

tumpukan batu yang banyak sehingga jika banyak pekerja maka pekerjaan

bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak menentunya pekerja

dikarenakan adanya hari off.

Pada pengukuran ini dibutuhkan kedisplinan waktu dikarenakan

pengukuran ini harus diselesaikan dalam waktu hari, sehabis pengukuran ini

datanya diberikan kepada tim engeneering untuk dihitung volume batu dan

stok batu. Pengukuran ini dilakukan setiap satu bulan sekali dan haru

diselesaikan dalam waktu 1 hari, apabila tidak dilakukan dalam satu hari

maka pengukuran batu yang sudah diukur akan diulang apabila ada

pertambahan atau pengurangan dari tumpukan batu bara

Pengukuran ini dibutuhkan kerja sama dan komunikasi yang baik agar

tidak ada yang terulang pada saat pengambilan situasi detail, komunikasi

yang baik juga diperlukan untuk memberi tahu kepada surveyor objek apa

yang sedang di ambil. Pengukuran ini biasanya menggunakan 2 alat total

station terdiri dari 2 surveyor dan 5 lainnya memegang stik prisma,

Pengukuran ini juga memerlukan kerja sama dan komunikasi yang baik

dalam tim dikarenakan tumpukan batu bara yang berada di stockpile sangat

banyak dan harus terukur dalam 1 hari. Pengukuran ini memerlukan

komunikasi yang bai kantar tim survei agar batu yang sudah diambil tidak
37

terambil ulang , dan untuk memberitahu kepada surveyor objek apa yang

sedang diambil.

Pada dasarnya pengukuran ini sudah didapatkan pada perkuliahan yaitu

topografi atau pengambilan situasi detail, akan tetapi didalam dunia

pertambangan mengetahui istilah-istilah baru seperti pengukuran stockpile

yang biasanya dilakukan satu bulan sekali guna untuk mengetahui berapa

banyak stock yang dimiliki perusahaan, dan mengetahui crest, toe, dan spot.

Crest adalah nama istilah yang biasa digunakan dalam dunia pertambangan

yang disebut juga puncak, sedangkan Toe adalah nama istilah yang biasa

digunakan dalam dunia pertambangaan yang disebut juga kaki, dan spot

adalah nama istilah yang biasa digunakan dalam dunia pertambangan yang

disebut juga dataran.

Kendala pertama pada saat melakukan pengukuran ini adalah banyaknya

alat-alat berat yang berlalu lalang sehingga para pekerja harus menunggu

alat tersebut berhenti dahulu.

Kendala kedua ialah pada saat turun hujan pengukuran ini tidak bisa

dilakukan dikarenakan alat yang digunakan tidak dapat terkena air hujan, dan

juga area dari stockpile tidak memungkinkan untuk para pekerja, karena

keadaan struktur tanah yang becek membuat susah untuk dipijak.

Solusi dari kendala tersebut adalah lebih memperhatikan medan yang

ingin diukur apakah aman atau tidak untuk dilalui lalu berhati-hati dalam

melakukan pengukuran dan mewajibkan untuk penggunakan APD.


38

D. Pengukuran Posisi Titik Bor

1. Tujuan

Tujuan pengukuruan posisi titik bor untuk mengetahui koordinat posisi titik

bor.

2. Dasar Teori

Kegiatan pengeboran dalam penambangan secara umum bertujuan untuk

mengetahui data geologi bawah permukaan (subsurface) diantaranya, urutan

stratigrafi batuan, posisi kedalaman batubara, ketebalan batubara, untuk

mendapatkan sampel batubara untuk kemudian dianalisis kualitasnya, tujuan

lain dari kegiatan pengeboran ini untuk menambah titik informasi yang

berguna untuk meningkatkan kelas sumber daya dan cadangan serta

menambah keyakinan geologi.

Pengeboran adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara

proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini

dinamakan proses bor. Proses pengeboran dimaksudkan sebagai proses

pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (drill). Mata bor

yang paling umum digunakan adalah twist drill berfungsi untuk membuat

lubang pada benda kerja. Sedangkan proses bor (boring) adalah proses

meluaskan/memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan batang bor

(boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada mesin drilling, tetapi bisa

dengan mesin bubut, atau mesin bor Dalam proses permesinan yang sering

mengalami pergantian adalah pahat (cutting tool). Pengeboran (drilling)

adalah proses permesinan yang digunakan untuk membuat lubang lingkaran

pada benda kerja. Pengeboran biasanya dilakukan dengan alat silindris yang

berputar dan memiliki dua sisi potong pada ujungnya.


39

Penggunaan bahan mata pahat yang tidak tepat akan menyebabkan

umur pahat menjadi lebih singkat. Hal ini akan mempengaruhi dalam

proses-proses produksi karena mata pahat akan sering diganti dan biaya

pemesinan menjadi lebih tinggi. Umur pahat sangat dipengaruhi oleh alat

pada permukaan gesek pahat dan benda kerja (Wibowo, 2014).

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan pengukuran posisi titik bor adalah :

1) 1 unit Alat Total Station Sokkia

2) 1 unit meteran ukuran 3m – 5m

3) 3 unit radio komunikasi

b. Bahan

Bahan yang digunakan pengukuran posisi titik bor adalah :

1) Pita Survey

4. Prosedur Kerja

Dalam proses kegiatan ini melalui beberapa tahapan prosedur kerja sebagai

berikut :

a. Perencenaan pengukuran

b. Persiapan pengukuran :
40

1) Melakukan persiapan dan pengecekan peralatan harian alat survey,

mulai dari alat Total Station Sokkia, Tripod, Tribach, ADS, Stik

prisma, Prisma pole.

2) Membawa alat ke mobil, serta memposisikan alat dalam keadaan

aman dari goncangan dan hentakan.

3) Surveyor dan helper wajib menggunakan alat pelindung diri yang

sesuai dengan system keselamatan kerja.

c. Pelaksanaan pengukuran :

1) Melakukan pendirian tripod pada posisi patok/poin yang sudah

memiliki koordinat

2) Memasangkan alat total station diatas tripod.

3) Melakukan centring tribach tepat diatas paku patok/poin dengan

menggunakan sekrup A, B, C. Kemudian setelah centring alat

hidupkan alat total station sokkia dengan menggunakan tombol

power on/off.

4) Tahap pembuatan job pada alat total station sokkia hingga siap

dipakai untuk pengukuran posisi titik bor :

a) Menekan tombol F3 untuk masuk ke menu data

b) Pilihlah menu option job

c) Pilihlah job selection (pilih job yang kosong)

d) Pilihlah job detail (untuk mengubah nama job)

e) Menekan tombol F4 untuk masuk ke menu topo

f) Pilihlah option Oncuppy untuk memasukkan koordinat station


41

g) Pilihlah option BS data untuk memasukkan koordinat backsigth

h) Arahkan alat total station sokkia ke ADS yang sudah siap untuk

di bidik

i) Pilihlah option Dist+Coord untuk merecord data backsigth

j) Jika langkah kerja diatas sudah dilakukan maka alat sudah siap

untuk membidik prisma yang sudah terpasang diatas titik bor.

5. Hasil

Berdasarkan kegiatan hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah dilakukan

di PT. Tawabu Mineral Resource penulis melaksanakan tugas yang diberikan

oleh pihak Engineering. Kegiatan pengambilan posisi titik bor ini mendapatkan 93

koordinat, berikut tabel hasil koordinat pengambilan posisi titik bor.

Tabel 6. Hasil Pencapaian Pengambilan Posisi Titik Bor

Waktu Prestasi
Jumlah
No Lokasi Kerja
Pekerja
(Titik)
Bulan Tanngal
September
1 11 5 6
2020
5 Desa 6
Oktober
2 6 Sepaso 7 6
2020
8 Selatan 5
November 27 8
3 6
2020 28 4
Total 34 18
Rata-rata 5 6
.
42

6. Pembahasan

Pengukuran ini dilakukan untuk mengambil posisi titik koordinat bor, dan

untuk diolah datanya agar bisa mengetahui straigth batu yang ada dibawah

permukaan tersebut. Pengeboran ini dilakukan oleh tim geologist, tim

tersebut yang memeriksa terlebih dahulu apakah di daerah tersebut

mempunyai sumber daya alam yaitu batu bara. Pada pengukuran ini tim

survei mendapatkan data lapangan berupa koordinat Easting (X), Northing

(Y), Elevation (Z) dan keterangan tiitk.

Pada bulan September 2020 hasil yang didapatkan sebanyak 11 titik

koordinat. Pada bulan Oktober 2020 hasil yang didapatkan sebanyak 18 titik

kooridnat. Pada bulan November 2020 hasil yang didapatkan sebanyak 12

titik koordinat. Pengukuran ini dilakukan di lokasi Desa Sepaso Selatan.

Pada pengukuran pengambilan posisi titik bor dilakukan sebanyak 1

sampai 3 kali, selama kurang lebih 3 bulan. Pengukuran ini dilakukan

sesudah tim bor selesai dengan pengeboran di area tersebut. Banyak atau

sedikitnya titik yang didapat sesuai dengan area yang sudah dilakukan

pengeboran.

Pada pengukuran pengambilan posisi titik bor jumlah pekerja

sebanyak 6 orang. Pengukuran ini membutuhkan pekerja banyak karena area

yang ingin diambil koordinatnya , karena dari area 1 ke area lainnya sangat

jauh jadi untuk mempercepat pengukuran.

Pengukuran ini membutuhkan kedisplinan waktu dikarenakan datanya

akan diberikan kepada tim mineplan untuk diolah datanya dari pengeboran itu

tim akan mengetahui bagaimana bentuk dari stragith batu yang ada didalam

permukaan.
43

Pada pengukuran ini juga memerlukaan kerja sama dan komunikasi yang

baik karena banyaknya lokasi yang dilakukan pengeboran maka butuh

informasi yang jelas dan lengkap agar titik bisa terambil semua oleh tim

survei.

Pengukuran pengambilan posisi titik bor ini sebelumnya tidak didapatkan

pada saat perkuliahan, karena itu ini adalah ilmu baru yang didapatkan dari

praktik kerja lapang dengan istilah2 baru pertambangan.

Kendala pada saat pengukuran ini adalah ketika turun hujan pengukuran

tidak dapat dilakukan karena alat yang digunakan tidak dapat terkena air, dsn

medan yang akan dilalui sangat becek sehingga susah untuk di tempuh.

Solusi pada kendala diatas ialah lebih memaksimalkan waktu pada saat

pengukuran karena kita tidak tahu cuaca yang tidak menentu, dan

menggunakan alat pelindung diri.

Solusi pada kendala diatas ialah lebih memaksimalkan waktu pada saat

pengukuran karena kita tidak tahu cuaca yang tidak menentu, dan

menggunakan alat pelindung diri.

E. Pengawasan Jarak Angkut

1. Tujuan

Tujuan dalam pengawasan jarak angkut bertujuan untuk menghitung biaya

yang akan di keluarkan oleh pihak PT.TMR untuk membayar pihak PT.KPP

dengan efisien , jarak angkut dihitung berdasarkan BCM KM.


44

2. Dasar Teori

Pengawasan adalah proses yang sistematik dalam menetapkan standar

kerja atau ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung

pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan standar kinerja yang telah

ditetapkan tersebut. Pengawasan berfungsi untuk menetapkan apakah telah

terjadi penyimpangan dalam sebuah pekerjaan, serta untuk mengambil

tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber

daya perusahaan atau pemerintahan telah.

Pangawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas

yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah di rencanakan. Pengawasan

pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya

kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan

dicapai, melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan

kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan secara efektif dan efisien (Anonim, 2017b).

Jarak angkut adalah salah satu komponen dalam biaya penambangan

yang dapat mempengaruhi keekonomisan sebuah tambang. Jarak angkut

direncanakan bersamaan dengan perencenaan produksi suatu tambang. Jika

jarak angkut yang dihasilkan dalam suatu proses perencenaan tambang

ternyata membuat tambang tersebut tidak ekonomis, maka akan dilakukan

perencenaan ulang sehingga dihasilkan jarak angkut yang membuat tambang

tersebut menjadi ekonomis yaitu dengan merubah lokasi timbunan atau arah

penambangan.
45

Untuk meningkatkan keselamatan kerja perusahaan telah membuat

suatu prosedur operasi standar (POS) yang mengharuskan kendaraan

pengambil data jarak angkut berada pada jarak aman dari unit alat berat yang

bekerja. Jarak aman tersebut adalah 30m pada loading point coal, dan Over

Burden (OB) serta 30m diarea dumping point (WIbowo, 2018).

Dunia pertambangan sangat erat sekali ketergantungannya dengan alat

berat. Kegiatan utama dalam dunia pertambangan adalah gali-muat-angkut

dimana pada kegiatan tersebut menggunakan alat berat yang memiliki

spesifikasi maupun harga yang bervariasi. Maka perhitungan akan

produktivitas alat merupakan modal penting dalam manajemen suatu proyek

pertambangan.

Dalam perhitungan produktivitas alat berat di dunia pertambangan satuan

yang umum digunakan adalahn Ton/jam atau BCM/jam, jika dihasilkan

perhitungan dengan satuan yang tidak sesuai atau tidak diinginkan maka

perlu dikonversi. Hal ini berkaitan dengan jumlah cadangan yang akan

ditambanng, sehingga akan diketahui umur tambang. Dari premis tersebut

maka dapat diketahui perhitungan umur tambang adalah:

Cadangan
Umur Tambang =
Target Produksi Pertahun

Pada produktivitas alat, masing-masing alat berat memiliki perhitungan

produktivitas spesifik yang berbeda-beda. Contoh perhitungan produktivitas

excavator adalah:
46

3600
Qex = x Kb 𝑥 FF x ⦋FK⦌ x ⦋Fk⦌
𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 + 𝑡4
Keterangan :

Qex : Produktivitas Excavator (LCM/jam)


t1 : Waktu land bucket (detik)
t2 : Waktu loaded swing (detik)
t3 : Waktu dump bucket (detik)
t4 : Waktu empty swing (detik)
Kb : Kapasitas bucket (m3)
FF : Fill Factor (%)

FK : Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja, Availability, dll; %)

Sedangkan perhitungan produktivitas dumptruck adalah :

60
Qdt = x Kb 𝑥 FF x ⦋FK⦌ x ⦋Fk⦌
𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 + 𝑡4 + 𝑡𝑠

Keterangan:

Qex : Produktivitas Excavator (LCM/jam)


t1 : Waktu land bucket (detik)
t2 : Waktu loaded swing (detik)
t3 : Waktu dump bucket (detik)
t4 : Waktu empty swing (detik)
t5 : Waktu Loading menit
Kb : Kapasitas bucket (m3)

FF : Fill Factor (%)


FK : Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja, Availability, dll; %)

Fk : Faktor Konversi (missal Swell Factor, % Swell, dll)


47

Sebenarnya perhitungan produktivitas secara umum sama, yaitu periode

waktu (perjam) dibagi dengan CT (Cycle Time), lalu dikalikan dengan kapasitas

(bucket, bak,atau blade). Pada masing-masing alat berat yang berbeda-beda

adalah dalam perhitungan CT. Kemudian, Faktor koreksi dan Faktor koreksi

bucket/bak/blade merupakan pendekatan empiris untuk mencapai keadaan

senyata mungkin, karena dalam kenyataannya excavator dengan spek kapasitas

bucket 2 m3, hanya mampu menampung material loose sebesar 1,6 m3 misalnya.

Catatan lagi, terdapat angka 60 atau 3600 dalam rumus perhitungan produktivitas

spesifik masing-masing alat berat mengindikasikan bahwa waktu edar alat (CT)

dalam satuan menit atau detik (yang akan dikonversi dengan angka 60 atau 3600

menjadi jam) (Aldinardian, 2015).

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan dalam pengawasan jarak angkut adalah :

1) 5 Unit Radio Komunikasi

2) Kamera Handphone

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam jarak angkut adalah :

1) Excavator

2) HD

4. Prosedur Kerja

Dalam Pengawasan Jarak Angkut melalui beberapa prosedur kerja sebagai

berikut :
48

1. Tim Survei menuju ke lokasi terlebih dahulu.

2. Tim Survei mehubungi pihak kontraktor (kpp).

3. Tim Survei mengambil dokumentasi pada saat pengambilan jarak guna

sebagai bukti pengawasan pada saat pengambilan data.

5. Hasil

Berdasarkan kegiatan hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah

dilakukan di PT. Tawabu Mineral Resource mahasiswa melaksanakan tugas

yang diberikan oleh pihak Engineering. Kegiatan pengawasan jarak angkut ini

dilakukan setiap hari, berikut hasil table pengawasan jarak angkut.

Tabel 7. Hasil Pencapaian Pengawasan Jarak Angkut.

Hasil
Jumlah
No Waktu Lokasi Prestasi
Pekerja
Kerja (Titik)

Bulan Tanggal

21 126 4
22 87 4
1 Pit Saturnus
September 23 104 4
2020 25 131 4
Sub Total 448 16
Rata-rata 112 4
1 91 4
7 82 4
12 95 4
Oktober 13 129 4
2 Pit Saturnus
2020 14 135 4
15 110 4
16 92 4
22 97 4
49
50

Tabel 7. (Lanjutan)

Waktu Hasil
Jumlah
No Lokasi Prestasi
Bulan Tanggal Pekerja
Kerja (Titik)
23 95 4
Oktober
2 24 Pit Saturnus 121 4
2020
27 131 4
Sub Total 1.178 44
Rata-rata 107 4
3 107 4
7 117 4
11 97 4
November 12 71 4
3 Pit Saturnus
2020 13 52 4
14 63 4
16 74 4
17 68 4
Sub Total 649 32
Rata-rata 81 4
1 73 4
2 65 4
3 59 4
4 45 4
5 62 4
Desember 7 Pit Saturnus 72 4
4
2020 8 & Pit West 89 4
9 48 4
12 78 4
13 96 4
14 73 4
15 64 4
51

Tabel 7. (Lanjutan)

Waktu Hasil
Jumlah
No Lokasi Prestasi
Bulan Tanggal Pekerja
Kerja (Titik)
16 64 4
Pit Sarturnus
November 17 73 4
3 &
2020 21 312 4
Pit West
22 286 4
23 208 4
Desember
4 24 Pit West 186 4
2020
28 175 4
Sub Total 2.128 76
Rata-rata 9 5
2 175 4
6 204 4
7 134 4
8 109 4
9 101 4
11 96 4
12 34 4
Januari 13 Pit West 54 4
5
2021 14 64 4
15 82 4
16 94 4
17 115 4
18 110 4
21 92 4
23 82 4
29 98 4
Sub Total 1.644 64
Rata-rata 102 4
52

Tabel 7. (Lanjutan)

Waktu Hasil
Prestasi Jumlah
No Lokasi
Bulan Tanggal Kerja Pekerja
(Titik)
1 114 4
2 92 4
3 13 4
4 72 4
5 56 4

Februari 6 42 4
6 Pit West
2021 7 124 4
8 91 4
9 96 4
15 53 4
16 93 4
17 117 4
18 89 4
Sub Total 1.052 52
Rata-rata 106 4
Total 7.099 252
Rata-rata 1.183 42

6. Pembahasan

Pada kegiatan pengawasan jarak angkut ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui titik atau letak tempat exca loading dan letak HD dumping yang

menghasilkan jarak actualnya KM. Pada pengukuran ini tim survei

mendapatkan data lapangan berupa koordinat Easting (X), Northing (Y),

Elevation (Z) dan keterangan tiitk.


53

Pada bulan September 2020 hasil yang didapatkan adalah sebanyak

448 titik dengan rata-rata 112 titiik. Pada bulan Oktober 2020 hasil yang

didapatkan adalah sebanyak 1.178 dengan rata-rata 107 titik. Pada bulan

November 2020 hasil yang didapatkan adalah sebanyak 649 titik dengan

rata-rata 81 titik. Pada bulan Desember 2020 hasil yang didapatkan adalah

sebanyak 2.128 titik dengan rata-rata 9 titik. Pada bulan Januari 2021 hasil

yang didapatkan adalah sebanyak 1.644 dengan rata-rata 102 titik. Pada

bulan Februari 2021 hasil yang didapatkan adalah sebanyak 1.052 dengan

rata-rata 106 titik. Jadi total hasil pencapaian dari pengawasan jarak angkut

ini adalah 7.099 titk dengan rata-rata 1.183 titik selama 6 bulan. Pengukuran

ini dilakukan di 2 lokasi yaitu Pit Saturnus dan Pit West, karena sebelumnya

perusahaan hanya mempunyai 1 pit yaitu pit saturnus. Lalu perusahaan

membuka pit west karena pit saturnus sudah mencapai galian yang sudah

disepakati pada awal sebelum mulainya kegiatan pertambangan.

Pengawasan jarak ini dilakukan setiap hari diluar kegiatan lainnya.

Karena pengawasan ini gunanya untuk mengetahui titik letak dimana exca

loading dan dimana tempat HD dumping.

Pada pengawasan jarak dan pengukuran jarak ini jumlah pekerja

adalah 4 orang dikarenakan pekerjaan ini hanya untuk mengambil koordinat ,

dan pekerja ini terdiri dari 2 orang TMR dan 2 orang KPP.

Pada pengawasan pengambilan jarak ini dibutuhkan kedisplinan

waktu karena semua aktivitas yang sedang dilakukan exca dan HD yang

sedang dumping harus diambil jaraknya untuk mengetahui apakah jarak dari

HD masih sesuai ketentuan dari pihak TMR.


54

Pada pengukuran ini membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang

baik , dikarenakan pekerjaan ini harus membutuhkan 2 tim survei yaitu dari

pihak TMR dan KPP, dan komunikasi harus dijaga agar pada saat

pengambilan jarak tidak ada yang terlewatkan dan tidak melewati batas jarak

yang sudah disepakati oleh kedua pihak perusahaan.

Pengawasan jarak angkut ini belum pernah didapatkan diperkuliahan,

ini adalah ilmu baru yang mahasiswa dapatkan dalam dunia praktik kerja

lapang. Pada kegiatan pengawasan jarak angkut ini didapatkan gambaran

tentang pekerjaan pengukuran jarak angkut dimana kegiatan ini sangat

penting dalam dunia pertambangan. Jarak Angkut adalah salah satu

komponen dalam biaya penambangan yang dapat mempengaruhi

keekonomisan sebuah tambang. Jarak Angkut direncanakan bersamaan

dengan perencenaaan produksi suatu tambang. Jika Jarak Angkut yang

dihasilkan dalam suatu proses perencanaan tambang ternyata membuat

biaya tambang tersebut menjadi tidak ekonomis yaitu dengan merubah lokasi

timbunan dan atau arah penambangan.

Kendala pada saat pengawasan jarak ini adalah ketika turun hujan

dikarenakan segala aktivitas yang ada di area tambang dihentikan.

Solusi dari kendala diatas adalah menunggu hingga hujan terhenti

dan harus lebih hati2 karena area pasti akan sangat licin, maka dari itu

mewajibkan para pekerja menggunakan APD.

Anda mungkin juga menyukai