Anda di halaman 1dari 29

PERPETAAN DAN UKUR TAMBANG

Ir. Henny Magdalena, S.T., M.T.

Program Studi S1 Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman
2024
Hak dan Kewajiban Mahasiswa
Hak mahasiswa :
Mendapatkan materi (PPT) kuliah dari dosen

Kewajiban mahasiswa :
• Tugas utama mahasiswa adalah mempelajari tiap pokok bahasan.
• Kehadiran ≥ 80% dari kehadiran dosen, apabila kurang maka terkena
TBU
• Harus mengikuti semua ujian secara luring
• Wajib menyelesaikan tugas yang diberikan dan menyerahkannya pada
waktu yang telah disepakati. Setiap tugas yang terlambat akan diberi
pengurangan nilai. Tugas yang dikumpulkan adalah fisik nya
(hardcopy)
Penilaian mengikuti skema I
❑ Tugas 10%
❑ Afektif 10%
❑ Praktikum 20%
❑ UTS 20%
❑ UAS 40%
01 PENDAHULUAN
Secara konvensional Surveying didefinisikan ilmu, seni dan
teknologi penentuan posisi relatif dari titik (obyek) pada, di atas,
atau di bawah permukaan bumi.

Pengertian surveying ikut berkembang sebagai dampak dari


perkembangan teknologi. Surveying adalah ilmu yang mempelajari
metode untuk mengukur dan mengumpulkan data (informasi)
tentang fisik bumi dan lingkungan, pengolahan informasi, dan
menyebarluaskan berbagai produk yang dihasilkan untuk berbagai
kebutuhan.
Secara lengkap surveying adalah ilmu yang mempelajari metoda
pengukuran obyek di permukaan bumi, untuk menentukan
kepastian posisi relatif dari obyek secara horizontal dan vertikal.
Selanjutnya menyajikan informasi tersebut pada suatu bidang
proyeksi/bidang datar dengan menggunakan skala dan aturan
tertentu.

Kemajuan ilmu dan teknologi turut berpengaruh pada wahana


surveying, teknik pengumpulan data, proses pengolahan dan
penyajian data baik secara spasial maupun sistem informasi
kebumian. Cakupan wilayah kajiannya dan wilayah kerjanya pun
menjadi tidak terbatas.
Di era teknologi informasi sekarang ini, pekerjaan surveying tidak
terlepas dari sistem informasi, sehingga dapat disebut juga dengan
geomatika.

Ruang lingkup pekerjaan survei geomatika


Aplikasi Surveying dalam Pertambangan
Pekerjaan survei dalam pertambangan dimulai dari eksplorasi
sampai pengapalan.

Untuk membuka tambang, biasanya diperlukan survei awal. Survei


awal bisa menggunakan survei fotogrametri dengan foto udara,
bisa juga menggunakan survei teristris dengan GPS, theodolite atau
total station.

Biasanya untuk survei pendahuluan, total station digunakan untuk


pekerjaan penentuan titik kontrol, penentuan batas atau stakeout
titik-titik awal di lapangan.
Mengapa Data Survei Diperlukan?
Data survei menghasilkan koordinat dan elevasi, selanjutnya
diproses menjadi peta topografi. Peta topografi digunakan untuk :
1. Keperluan eksplorasi
2. Menentukan posisi dan ketinggian titik/patok
3. Menentukan koordinat dan elevasi titik bor, test pits, trenches
4. Menentukan batas/boundary
5. Menentukan cadangan
6. Menentukan perencanaan tambang
7. Menentukan volume overburden, interburden
8. Monitoring kemajuan tambang
9. Stake out (penentuan letak titik di lapangan)
10. Penentuan arah dan batas-batas yang akan digali sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
11. Survei deformasi: pemantauan apakah struktur atau obyek
mengalami perubahan bentuk atau pergerakan
12. Penentuan area yang mempunyai potensi bahaya untuk
penggalian.
Mine progress map (peta kemajuan tambang)
• Data survei diperoleh dengan cara pengukuran topografi
menggunakan total station ataupun GPS RTK.
• Data survei diukur sebagai data utama untuk pembuatan peta
kemajuan tambang.
• Peta kemajuan tambang dibuat dalam kurun waktu mingguan
atau bulanan.
• Peta kemajuan tambang sebagai data untuk monitoring bentuk
progress penambangan dan untuk dasar perhitungan volume
overburden, interburden dan batubara.
Mine design map (peta desain tambang)
Dibuat menggunakan data geoteknik, drilling dan data survei
(topografi). Pada peta ini dicantumkan volume cadangan dan
volume overburden.
Tanpa data topografi, peta desai tambang tidak bisa diproduksi,
volume cadangan dan overburden tidak bisa dihitung.
Stake out adalah penentuan posisi/letak suatu titik yang sudah
diketahui koordinat (x, y dan z) nya.

Proses stake out memerlukan minimal 1 buah titik station


dengan 1 azimuth atau 2 titik (STA dan BS/FS)

Tahapan proses nya adalah setelah titik koordinat dimasukkan,


maka alat menghitung sudut/arah titik yang dicari, sehingga
teropong alat diarahkan pada arah tersebut (biasanya bacaan Hz
menunjukkan sudut 0). Pada arah tersebut kemudian dicari jarak
yang sesuai (jarak sudah dikalkulasi oleh alat).
Konsep stake out
Pada semua tahap tersebut diperlukan informasi berupa peta
dengan ketelitian sesuai kebutuhan dan risiko minimal. Peta untuk
setiap tahap akan berbeda dalam hal skala, metode pengukuran,
macam dan jumlah informasi dengan menggunakan teknik dan
peralatan yang relevan. Jika suatu pekerjaan harus diulangi karena
tidak memenuhi ketelitian yang dikehendaki, maka ini berarti
biaya pengukuran akan menjadi kuadrat (melebihi) dari rencana
biaya pengukuran semula.
Peran Surveyor
Seorang yang melakukan pekerjaan pengukuran dinamakan
surveyor. Surveyor adalah seorang professional dengan kualifikasi
akademik dan keahlian teknik untuk mengaplikasikan ilmu
pengukuran, untuk mengolah data dan menentukan informasi
tanah dan geografis terkait, serta menggunakan informasi tersebut
untuk tujuan perencanaan dan pelaksanaan administratif secara
efisien dalam kaitannya dengan pengembangan suatu area.
Karakteristik yang harus dimiliki surveyor antara lain :
1. Mempunyai keahlian professional yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan survei.
2. Jujur dalam mengungkapkan penemuan.
3. Tegas dan jelas dalam membedakan opini dan fakta.
4. Independen
Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
lampiran II menetapkan kualifikasi seorang surveyor tambang
harus mampu melaksanakan :
1. Survei dan pemetaan rencana dan kemajuan kegiatan
eksplorasi, konstruksi, pemasangan tanda batas, dan
penambangan.
2. Survei dan pemetaan untuk identifikasi area yang memiliki
potensi bahaya serta pemantauannya.
3. Evaluasi, pemutakhiran, dan pengelolaan peta rencana dan
kemajuan kegiatan pertambangan.
Dampak Kesalahan Survei Pertambangan
1. Dalam kegiatan eksplorasi akan menyebabkan kesalahan dalam
membuat model cadangan bahan tambang, serta menentukan
besaran cadangan suatu tambang.
2. Kesalahan dalam pembuatan model cadangan bahan tambang akan
mengakibatkan kesalahan pembuatan desain tambang.
3. Kesalahan penentuan besaran cadangan akan menyebabkan analisa
dalam studi kelayakan tambang, dan analisa ekonomi tambang.
4. Kesalahan pada pembuatan model akan mengakibatkan kesalahan
dalam perencanaan tambang dan produksi penambangan, sehingga
cadangan yang tertambang tidak didapat ditambang seluruhnya.
5. Kesalahan dalam pengukuran pemasangan desain oleh survei
akan menyebabkan salahnya penggalian yang berdampak pada:
a. Volume galian perencanaan tidak sama dengan aktual,
sehingga cost dari penambangan akan bertambah.
b. Stabilitas/kemantapan lereng terganggu karena perubahan
geometri lereng.
c. Penambangan bahan galian yang salah, sehingga kualitas
material tidak sesuai dengan perencanaan.
d. Sekuen penambangan terganggu (blasting, digging), sehingga
target produksi mengalami perlambatan.
6. Kesalahan dalam melakukan pit kontrol, atau monitoring
penambangan akan menyebabakan :
a. Kesalahan dalam kegiatan penyaliran tambang.
b. Kurang efisiensinya penggunaan alat produksi (misal
penentuan elevasi mine sekuen dan pengukuran titik-titik
untuk blasting)
c. Tidak tercapainya pengelolaan tambang yang aman (misal
pengukuran grade jalan).
Kaidah teknik (SOP) pertambangan harus diterapkan sebaik
mungkin untuk menghindari kesalahan-kesalahan survei dan
pemetaan. Keberhasilan survei pemetaan tambang juga harus
ditunjang dengan pengetahuan safety dan environment yang baik
bagi surveyor. 80% pekerjaan survei pemetaan dilakuan di
lapangan dan hasil pemetaaan surveyor digunakan untuk analisa
lingkungan dan pelaksanaan reklamasi dan rehabilitasi lingkungan
secara langsung (misal: management penyaliran air tambang).
Apa yang terjadi jika salah survei?
Penginderaan Jauh
• Pemetaan situasi tutupan lahan pertambangan yang akan
dibuka.
• Perencanaan site plan lokasi pertambangan
• Inventarisasi lokasi penambangan tanpa ijin
• Monitoring perubahan lahan akibat kegiatan pertambangan
terbuka.
• Monitoring kegiatan rehabilitasi lahan
GPS
• Penentuan titik-titik kontrol survei dan pemetaan.
• Pembuatan jaring kontrol horizontal. Biasanya dibuat dengan
pengukuran GPS metode statik. Karena titik kontrol yang dibuat
bersifat tetap, maka lebih tepat pengukuran menggunakan metode
statik. Ketelitian posisi metode statik lebih tinggi daripada metode
kinematik.
• Membantu proses pemotretan udara
• Penentuan dan rekontruksi batasan kawasan serta luasnya.
• Penentuan dan rekontruksi trase jalan
• Penentuan kemiringan lereng
• Penentuan posisi dan rekontruksi lokasi pengambilan sampel
tanah, bor dan lain-lain
Terrestrial Fotogrametri
• Fotogrametri terrestrial merupakan salah satu cabang dari
ilmu fotogrametri yang mempelajari foto yang dibuat dengan
kamera yang terletak pada permukaan bumi (Wolf, 1983).
• Pada dasarnya fotogrametri terrestrial digunkan untuk
penggunaan non topogrametri.
Terrestrial Laser Scanner
• Terrestrial Laser Scanner atau TLS adalah sebuah teknik akuisisi
data spasial menggunakan sinar laser yang dipancarkan dari
sebuah instrument yang didirikan di atas permukaan bumi untuk
memindai (scan) permukaan yang ada di sekitar instrument.
• Hasil scan tersebut direpresentasikan dalam bentuk titik (point)
yang jumlahnya sangat banyak dengan densitas yang tinggi dan
sering disebut point clouds.
• Setiap titik memiliki koordinat 3 dimensi (3D) yang akurat hingga
level akurasi milimeter.
• Di dunia pertambangan, TLS digunakan untuk menciptakan
model 3D.
Prinsip dasar seorang surveyor
Any question??

See you next week

Salam secangkir kopi hitam

Anda mungkin juga menyukai