Anda di halaman 1dari 5

Pengertian kontur Menurut Heywood (2002, p283), kontur adalah garis pada peta

topografi yang menghubungkan titik-titik dari ketinggian yang sama dan biasanya
digunakan untuk mewakili bentuk dari permukaan bumi.

Nama lain dari garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung
horisontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik
yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu.

Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis


perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta.
Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur
juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta. Dengan memahami bentuk-
bentuk tampilan garis kontur pada peta, maka dapat diketahui bentuk ketinggian
permukaan tanah, yang selanjutnya dengan bantuan pengetahuan lainnya bisa
diinterpretasikan pula informasi tentang bumi lainnya.

Relief Daerah Aliran Sungai dengan Garis Kontur


Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah yang mengalirkan air hujan yang
jatuh di atasnya melalui jaringan sungai menuju sungai utama sebagai saluran
keluarnya. Antara DAS yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh batas daerah
tangkapan air hujan yang berupa punggung/igir pegunungan atau tempat-tempat
yang lebih tinggi dari sekitarnya.
 
Di sepanjang aliran sungai dari daerah hulu ke hilir akan terbentuk berbagai
kenampakan alam berupa lembah, air terjun, dataran banjir, meander, danau tapal
kuda, dan delta. Berbagai kenampakan tersebut dapat di kenali pada peta
topografi.

Berikut adalah gambar relief dari aliran sungai dengan garis konturnya :
Gambar A menunjukkan aliran sungai di daerah dengan kemiringan lereng yang
curam. Garis kontur membentuk huruf V, yang menunjukkan di daerah itu
terdapat lembah. Pada lereng yang curam sering ditemukan air terjun dan aliran
air deras. Sungai dan anak sungainya adalah saluran air yang kecil.

Gambar B menunjukkan aliran sungai di daerah yang topografinya lebih landai


dan rata. Perubahan kemiringan lereng juga sangat sedikit. Lembah yang
terbentuk lebih landai dibandingkan di daerah hulu. Sungainya memiliki saluran
yang lebih besar dibandingkan dengan di gambar A.

Gambar C menunjukkan aliran sungai di daerah sangat landai, di sekelilingnya


terbentuk dataran banjir. Lembah yang terbentuk sangat lebar dan kemiringannya
sangat landai. Di daerah ini terbentuk sungai yang berkelok-kelok yang disebut
meander. Selain itu, juga terbentuk danau tapal kuda. Di muara sungai terbentuk
delta.

Relief dengan Garis Kontur di Daerah Pesisir


Berbagai kenampakan alam yang terbentuk di daerah pesisir. Bentuk dari garis
pantai dan garis kontur dapat membantu kita mengidentifikasi berbagai
kenampakan alam yang terbentuk di daerah pesisir. Kita dapat mengenali
terjadinya erosi kenampakan alam di pesisir dengan terbentuknya tanjung dan
teluk. Kedua kenampakan alam tersebut dapat dikenali dari peta topografi yang
memiliki garis pantai yang tidak teratur. Bagian dari laut yang menjorok ke darat
disebut teluk. Daratan yang menjorok ke laut disebut tanjung.

Gambar relief daerah pesisir dengan garis kontur :

Selain erosi, di daerah pesisir juga terjadi proses sedimentasi. Proses ini akan
membentuk kenampakan alam berupa beting atau gosong. Beting atau gosong
adalah endapan pasir yang terbentuk pada laut dangkal agak jauh dari pantai.
Selain beting, kenampakan lain yang terbentuk adalah spit, yaitu seperti beting,
tetapi tersambung dengan daratan. Pantai juga terbentuk di daerah pesisir. Selain
tanjung, berbagai kenampakan alam di pesisir di atas terbentuk di daerah yang
rendah.
Garis kontur jika memotong jalan, akan selalu berbentuk U ke arah lokasi yang
lebih rendah.
Ketika memotong jalan buatan manusia, garis kontur umumnya akan berbentuk U
mengarah ke lokasi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh ketinggian jalan
yang umumnya lebih tinggi dari lokasi sekitarnya.

Efek sungai terhadap garis kontur


Ketika memotong suatu sungai, garis kontur akan cenderung berbentuk V terbalik
ke arah hulu sungai. Hal ini terjadi karena garis ini merepresentaasikan lokasi
dengan ketinggian yang sama.

Suatu sungai yang mengalir ke hilir tidak memiliki ketinggian yang sama dengan
lokasi sekitarnya. Biasanya, daerah sungai lebih rendah ketinggiannya dibanding-
kan daerah sekitarnya.

Hal ini terjadi karena sungai memiliki kedalaman, sehingga dasar sungai yang
berketinggian sama dengan lokasi sekitarnya ada pada daerah yang lebih ke hulu.
Masih tidak terbayang? Bayangkan seperti ini, ada sungai yang kedalamannya 10
meter. Kamu dan teman kamu ingin melakukan eksperimen, dia berdiri sekitar
100 meter didepan kamu pada ketinggian 1600 mdpl, sedangkan kamu berdiri
pada ketinggian 1610 mdpl.

Nah, jika dipetakan, kalian akan berada di garis yang berbeda kan, karena ada
selisih ketinggian 10 meter. Namun, jika kamu masuk kedalam sungai sampai
dasarnya. Ketinggian kalian kini sama, di 1600 mdpl. Padahal, ada jarak sekitar
100 meter antara kamu dan teman kamu yang berada di arah hilir.

Anda mungkin juga menyukai