Anda di halaman 1dari 4

ACARA II

MENGIDENTIFIKASI BENTUK LAHAN PADA PETA TOPOGRAFI

I. TUJUAN
1. Mengenal peta topografi dalam mempelajari geomorfologi.
2. Mengetahui cara pemanfaatan peta topografi dalam analisis bentuklahan.
3. Dapat menggambar bentuklahan sesuai dengan peta topografi.
4. Dapat mengidentifikasi bentuklahan dan penggunaanya melalui gambaran
dalam peta topografi.

II. DASAR TEORI

Peta topografi adalah peta umum yang menggambarkan berbagai


kenampakan alam dan buatan di suatu daerah. Dalam mengidentifikasi
bentuklahan di suatu daerah peta topografi menyajikan garis kontur untuk
memudahkan pengamat dalam menginterpretasikan lahan. Garis kontur
menggambarkan relief muka bumi di daerah tersebut, dari mulai bentuk garis dan
kerapatannya.
Relief adalah bentuk tinggi rendahnya permukaan bumi dan landai terjalnya
kemiringan sebuah lahan atau bagian permukaan bumi. Relief bias terjadi karena
banyak factor, terutama factor tenaga endogen. Dalam pembentukan
bentuklahan diperlukan waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu kontur suatu
daerah pada saat ini dan kontur dua puluh tahun yang akan dating belum tentu
akan sama. Jadi diperlukan pembaharuan kontur setiap beberapa tahun sekali di
suatu tempat, terutama tempat-tempat yang dibawahnya terdapat banyak potensi
tenaga endogen.
Peta yang menggambarkan tinggi rendah permukaan bumi disebut peta
topografi. Dalam peta topografi menampilkan tinggi rendah permukaan bumi
dapat ditunjukkan dengan dua jenis pembagian, yaitu :
A. Untuk peta berwarna, tinggi rendah digambarkan dengan warna :
1. Hijau sampai coklat untuk daratan
a. Hijau menggambarkan daratan rendah
b. Kuning menggambarkan daratan tinggi
c. Coklat menggambarkan pegunungan.
2. Biru ( biru muda sampai biru tua untuk perairan laut)
a. Biru muda untuk laut dangkal
b. Biru tua untuk laut yang dalam
B. Untuk peta hitam putih, perbedaan ketinggian dapat digambarkan dengan
kontur. Kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-
tempat yang ketinggiannya sama. Posisi antara garis kontur yang satu
dengan yang lain menggambarkan kemiringan lereng suatu tempat.
Makin rapat garis kontur makin curam lerengnya. Makin renggang atau
jarang makin landai. (Tim Geografi Jakarta 2004: 20-21)

Di peta untuk menganalisis bentuklahan bias dengan menggunakan garis


kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan antar titik di ketinggian
yang sama dan interval garis satu dengan yang lainnya begantung pada
kemiringanlahan yang diinterpretasikan, jadi semakin terjal suatu lahan garis
konturnya semakin rapat.
Untuk mengetahui secara pasti bentuk suatu lahan garis kontur yang terdapat
pada peta secara 3dimensi/ dilihat lewat samping bias diproyeksikan kedalam
sebuah bidang datar kosong.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Peta topografi gunung Merapi, sebagai bahan untuk diidentifikasi.


2. Kertaskalkir A4, sebagai media menjiplak dan memproyeksikan.
3. Pensil, untuk membuat garis imajiner sebelum diproyeksi.
4. Penghapus, untuk menghapus garis imajiner pada proyeksi
5. Drawing pen, untuk menjiplak garis kontur.
6. Penggaris, untuk memproyeksikan garis kontur.

IV. LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan alat yang digunakan untuk menggambar.


2. Tempelkan kertas kalkir diatas peta topografi yang akan dijiplak.
3. Menjiplak garis kontur pada peta.
4. Memproyeksikan garis kontur yang sudah tergambar.
5. Mengidentifikasi bentuk lereng yang sudah digambar.
V. HASIL

Pada praktikum acara ke 2 didapatkan hasil dari penggambaran dan


pemroyeksian bentuk kontur peta topografi daerah gunung merapi adalah
sebagai berikut:
 Tipe lahan daerah puncak gunung merapi berupa lahan kosong, hal
tersebut tergambar bahwa bentuk lahan disekitar puncak merapi
berwarna putih polos. Pada legenda peta topografi yang diamati, corak
lahan putih polos berarti menandakan bahwa lahan tersebut berfungsi
sebagai lahan kosong atau tidak terdapat vegetasi maupun bangunan.
 Daerah sebelah timur lereng merapi lebih landai dari pada lereng di
sebelah barat. Seperti penjelasan pada dasar teori bahwa kontur yang
semakin rapat mengindikasi bahwa lahan tersebut semakin terjal. Pada
lereng merapi sebelah timur dapat kita lihat bahwa kontur yang tertera
cenderung lebih renggang dibandingkan dengan kontur sebelah barat
lereng merapi. Setelah diproyeksikan, bentuklahan lereng merapi bagian
timur ternyata bentuknya memang lebih terjal dari bentuklahan lereng
merapi bagian barat.
 Dari hasil pemroyeksian juga dapat kita ketahui bahwa lereng merapi
merupakan bentuklahan yang cenderung terjal, meskipun ada sisi yang
lebh terjal dari sisi yang satunya namun secara keseluruhan lereng
merapi merupakan bentuklahan yang terjal.
 Rata-rata sungai periodic mengalir pada lembah. Hal ini dapat kita lihat
pada peta bahwa garis-garis biru putus-putus cenderung berada diantara
kontur benbentuk v, artinya daerah itu merupakan daerah lembah. Sungai
periodik mengalir rata-rata pada lembah karena selaras dengan sifat air
yang terkena gravitasi maka akan cenderung memilih tempat yang lebih
rendah untuk mengalir dan mengalir ke tempat yang lebih rendah.
 Sungai disekitar lereng merapi mempunyai pola yang menyebar. Dapat
kita lihat pola aliran garis biru putus-putus polanya menyebar menjauhi
puncak merapi. Hal ini juga termasuk logis karena puncak merapi yang
tinggi sedangkan air akan mengalir ke tempat yang rendah, maka aliran
air akan menjauhi puncak merapi secara menyebar.

Dari praktikum kali ini dapat kita ketahui bahwa kontur dan garis sunagai
periodik membantu kita dalam menganalisis bentuklahan dan pola aliran sungai.
Dengan begitu maka peta topografi memiliki peran penting sebagai media
pembelajaran bidang studi geomorfologi.
DAFTAR PUSTAKA

Liesnoor, DewiSetyowati, AndiIrwanBenardi, danSaptonoPutro, 2014. KartografiDasar.


Yogyakarta: PenerbitOmbak.
Subagio, 2003. PengetahuanPeta. Bandung: Penerbit ITB.
Wardiyatmoko. 2006. GEOGRAFI untuk SMA Kelas XII. Jakarta: PenerbitErlangga.

Anda mungkin juga menyukai