Anda di halaman 1dari 13

DASAR – DASAR NAVIGASI DARAT

MAPALA “ DUTA WILIS “


STKIP PGRI - NGANJUK - JAWA TIMUR

Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun
pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh
penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah
yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna
dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu
dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya.
PETA
1. HAKEKAT PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil
yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang
menyajikan informasi tentang bumi.
2. MACAM PETA
Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar
tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta
kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/ informasinya
Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2
jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
a. Peta Topografi
b. Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang
berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi
berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua
benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri,
yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), Tumbuhan
( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan,
jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.
KETERANGAN TEPI PETA
a. Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau
tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.
b. Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah
tingkat I (tergantung pada versi peta)
c. Nomor helai peta pada margin atas kanan.
d. Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut
dari peta keseluruhan

e. Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah
dari propinsi hingga kecamatan.
f. Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta
utara sebenarnya.
g. Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti
simbol yang ada.
ARAH PETA
Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta.
Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta
utara magnetis
a. Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis
bujur/meridian.

b. Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum
kompas
c. Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta
yang juga disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari
tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis
variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk
kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita
perhitungkan juga
a. Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang
terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis koordinat
vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP.

b. Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara
megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US. Sebaliknya
IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US

c. Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
d. Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari
waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang
negatif berarti pergeseran kearah barat.

SKALA
Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan.
Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka,
perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala
garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN

Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang


sebenarnya.

KONTUR
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang
tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :
a. Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada
skala yang dinyatakan dalam satuan meter.

b. Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali
pada kawah/depresi
c. Antar kontur tidak akan saling berpotongan

d. Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat


sungai

e. Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.

f. Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari


perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.

g. Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.

MACAM TITIK KETINGGIAN


1) titik ketinggian primer (P), golongan pertama
2) titik ketinggian sekunder (S), golongan kedua
3) titik ketinggian tertier (T), golongan ketiga
4) titik ketinggian kadaster quarter (KQ), golongan kekempat
5) titik ketinggian kadaster (K), golongan keempat
6) titik ketinggian quarter (Q), golongan keempat
7) titik ketinggian tussen point (TP), titik antara
MENGENAL TANDA MEDAN
Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang cukup
mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda
medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai
pengembaraan.
Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa :
1) Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain
yang cukup ekstrim,
2) Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf
3) Menjorok menjauhi puncak
4) Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V
menjorok mendekati puncak.
5) Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
6) Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan
7) Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita
kenali
Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi
sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan
sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi didalam pengambilan suatu
keputusan untuk pembangunan.
TANDA-TANDA PETA
A. WARNA
Merah, untuk kontruksi dari batu dan jalan-jalan.
Hitam, untuk kontruksi dari kayu, bambu, tanaman, jalan KA, dan sebagian batas
daerah.
Biru, untuk kontruksi dari besi, air (sawah, danau).
Hijau, untuk daerah yang didiami dan sebagian daerah yang bertumbuh-
tumbuhan.
Coklat, untuk ketinggian dan kedalaman dari permukaan bumi sebagian jalan-
jalan.
Kuning, untuk batas perkebunan dan sebagian jalan-jalan.
B. BENTUK
Titik, untuk menyatakan lokasi atau tempat (letak kota dan ketinggian).
Garis, untuk menyatak bentuk yang berwujud garis (batas hutan, sungai, dan
jalan).
Luas, untuk menyatakan bagian atau benda medan yang memiliki luas (danau dan
kampung).
Garis berpola, kombinasi antara titik, garis, dan luas (titik trianggulasi, gambar
tanda peta yang mewakili tumbuhan dan batas wilayah).
B. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan
oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat
mempergunakannya dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena
akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya.
Bagian-bagian Kompas
- Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
- Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi
- Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata
angin.
Jenis Kompas
Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan
secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :
a) Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik.
Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
b) Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi
akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca
pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik

CARA PEMAKAIAN KOMPAS


Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara
megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi
penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas.

BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR


Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita
gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk
kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping
pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran
panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan
azimuth dan back azimuth.
Protaktor berbentuk segi empat yang di dalamnya terdapat:
a. pembagian derajat dan peribuan
b. skala koordinat 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 : 25.000
c. titik pusat untuk pembagian derajat dan peribuan yang berupa titik persilangan di
tengah-tengah protaktor
d. tanda petunjuk untuk skala koordinat adalah sisi tegak dari siku-siku
Cara Menggunakan Protaktor
a. untuk menentukan sudut peta, yaitu sudut dari satu titik ke titik lsinn di atas peta
1) buat garis yang menghubungkan kedua titik tersebut, misal garis A dan B
2) tempatkan titik pusat protaktor di perpotongan antara garis AB dengan
garis tegak peta sehingg garis silang protaktor yang tegak berhimpit
dengan garis tegak peta
3) baca angka pembagian derajat/peribuan yang ditunjukkan oleh garis yang
menghubungkan ke titik B
b. untuk memplot/menggambar garis arah :
1) buat garis silang pada titik yang diketahui (garis silang harus sejajar garis
tegak atau mendatar peta)
2) letakkan protaktor sehingga garis silang protaktor berhimpit dengan garis
silang yang telah dibuat sebelumnya
3) buat tanda di peta sesuai dengan besarnya derajat/peribuan yang
dikehendaki
4) tarik garis dari perpotongan garis silang yang kita buat ke arah tanda yang
dibuat sesuai besarnya derajat/peribuan
5) garis itulah yang menunjukkan arah sudut peta yang dikehendaki
c. untuk memplot/menggambarkan koordinat dan menentukan koordinat:
1) menggambar/memplot koordinat di peta
a) gunakan skala koordinat sesuai skala peta
b) tempatkan skala koordinat pada karvak yang akan diplot
koordinatnya sehingga kedua sisi siku-siku dari skala koordinat
memotong garistegak di sebelah kirinya dan memotong garis
mendatar di bawahnya
c) geser protaktor sehingga angka-angka pada skala koordinat sesuai
dengan koordinat yang dikehendaki (X pada garis tegak dan Y
pada garis mendatar)
d) berilah titik pada sudut siku-siku skala koordinat
e) titik tersebut adalah gambar koordinat yang dimaksudkan
2) mencari/menentukan koordinat :
a) gunakan siku-siku skala koordinat sesuai dengan skala peta
b) himpitkan sudut siku-siku skala koordinat dengan titik yang akan
diukur koordinatnya
c) baca angka-angka pada kedua sisi skala koordinat yang memotong
garis tegak dan mendatar pada peta
d) koordinat yang dimaksudkan adalah dengan menggabungkan
nomor karvak dan angka pada skala koordinat yang terbaca pada
poin 3 di atas
AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat.
Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan
memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai
azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh
dengan cara:
Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth
dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back
azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º
ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth
160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan
ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas
dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa
digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus
dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakangpada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


a) Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut
yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke
titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
b) Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan
tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
c) Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan
lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
d) Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi,
untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back
azimuth).
e) Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai
sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem
pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.
ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya.
Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan
mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas
(magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan
deklinasinya.
Langkah-langkah orientasi pada peta :
a) Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat
dikenali)
b) Letakan peta pada bidang datar
c) Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang
alam yang ada.
d) Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di
peta ( seperti jalan raya, sungai,dll)
Resection
Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih
tanda medan yang kita kenal.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta
b) Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back
azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal
30 derajat maksimal 150 derajat
c) Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan
antara keduanya.
d) Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.
Intersection
Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau
benda di medan pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan.
Langkah-langkahnya :
a) Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A.
b) Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya
c) Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan
posisi kita di B.
d) Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya
e) Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita
inginkan di peta.
Menentukan Arah Tanpa Kompas
a) Kuburan Islam selalu menghadap ke utara
b) Masjid selalu menghadap ke kiblat
c) Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari
belum terik pada pagi hari
d) Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.
GPS
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States
Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita
(lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di
muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna.,
dimana :Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada
ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan
kembali ke titik yang sama dalam 12 jam).
Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat
dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu
kepada pengguna seluruh dunia. *(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk wilayah
Indonesia [pertambangan dari Sumatra sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-
20.00 merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal satelit untuk pengukuran teliti.
Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di
Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini.
Stasiun pemantau memantau semua satelit GOS dan mengumpulkan informasinya.
Stasiun pemantau kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali
utama yang kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi
tersebut kemudian dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.
Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita
sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena, sehingga
memungkinkan kita dimanapun kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara)
dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan
waktu.
Cara Kerja GPS:
Setiap satelit mentransmisikan dua sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan L2 ( 1227.60
MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P
(Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap
satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (perangkat GPS) dapat
mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur "Anti-Spoofing" diaktifkan, maka
kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.
Perangkat GPS yang dikhususkan buat sipil hanya menerima kode C/A pada sinyal L1
(meskipun pada perangkat GPS yang canggih dapat memanfaatkan sinyal L2 untuk
memperoleh pengukuran yang lebih teliti.
Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS.
Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2
dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan
ketinggian).
Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi. Untuk
mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus berada di ruang terbuka. Apabila perangkat
GPS kita berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung
tinggi maka sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk
menentukan posisi dengan tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.
 JIKA MENGHADAPI RINTANGAN
a. berbeloklah ke kanan/kiri sebesar 90 derajat untuk menghindari rintangan. Misalnya
arah pertama ialah 75 derajat, maka arah yang baru :

(75 ditambah 90, yaitu 165 derajat) >> ke kanan


(75 dikurang 90, yaitu 345 derajat) >> ke kiri
b. ukurlah panjang jarak arah baru ini dengan langkah dari A ke B

c. beloklah di B 90 derajat lagi sehingga kembali ke arah semula sampai di C


d. di C belok lagi 90 derajat menuju D dengan jarak langkah seperti jarak A ke B

e. mulai dari D lanjutkan sesuai arah semula

Anda mungkin juga menyukai