Anda di halaman 1dari 34

Materi Kelas

DIKLATSAR KE - X

NAVDAR ( NAVIGASI DARAT )

Chomel – GEMPA
NAVIGASI
DARAT
 MALU BERTANYA SESAT DIJALAN
 KALAU DIHUTAN TANYA SIAPA ?
 TIDAK BISA BACA PETA SESAT DI HUTAN
 GUNAKAN PETA SUPAYA TIDAK TERSESAT, DAN JANGAN
HANYA NEKAT
MALU BERTANYA SESAT DI
JALAN....!!!
Lurus Aja De…
Bu numpang Pas Belokan Di
tanya Rumah Depan
Si A dmn ya…
BAGAIMANA KALAU
DI HUTAN...???
NAVIGASI DARAT
Navigasi Darat ( Navdar )
• Navigasi darat merupakan suatu teknik untuk menentukan posisi kita maupun suatu
objek, serta arah lintasan kita di peta sehingga dapat memberikan gambaran
terhadap medan yang sedang dan akan kita lalui. Peralatan & Perlengkapan
Navigasi Darat terdiri dari:
• 1.Peta
2.Kompas
3.AltiMeter
4.Busur Derajat / Protaktor
5.Penggaris
6.Pinsil
7.Penghapus
8. GPS (Global Position System)
. Bentuk-bentuk alam yang dapat membantu anda dalam melakukan navigasi antara
lain puncak gunung, lembah, sungai, tebing, air terjun, dan lain-lain.
Yang termasuk dalam pengetahuan navigasi adalah :
• Membaca peta
• Menggunakan Kompas
• Orientasi Medan Chomel – GEMPA
A. PETA
Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian dari permukaan
bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan
perbandingan atau perkecilan tertentu yang dinamakan skala,
dengan maksud agar sipemakai mempunyai gambaran atau
bayangan mengenai suatu medan.

1. Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani “topos” berarti tempat dan “grapi”
yang berarti gambar. Peta topograpi memetakan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut
menjadi bentuk garis-garis kontur, dimana suatu garis kontur
mewakili suatu titik ketinggian. Jenis ini juga lebih detail karena
semuanya terlihat jelas.

Chomel – GEMPA
Bagian-Bagian Peta
a. Judul Peta
Menerangkan identitas atau nama dari daerah yang tergambar pada
lembar peta tersebut. Biasanya judul Peta diambil dari nama daerah yang
terletak ditengah peta atau daerah yang paling besar atau menonjol pada
lembar peta tersebut.
b. Nomor Peta
Menerangkan nomor regestrasi dari tiap lembar peta. Biasanya
ditempatkan di sudut kanan atas dari peta.

Chomel – GEMPA
c. Koordinat Peta
Adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan
dengan menggunakan system sumbu, yaitu garis-garis yang saling
berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat resmi dipakai ada 2, yaitu :
1). Koordinat Geografis ( Geographical Coordinate )
Sumbu yan digunakan adalah garis bujur yang tegak lurus terhadap
khatulistiwa dan garis lintang yang sejajar dengan khatulistiwa.
Koordinat geograafis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
2). Koordinat Grid ( Grid Coordinate )
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam
ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Garis vertical diberi nomor
urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut
dari barat ke timur. System koordinat grid mengenal penomoran
dengan 4, 6, 8 angka.
d. Kontur
Adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik
berketinggian sama dari permukaan laut.
Sifat-sifat garis kontur :
• Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selealu
mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi kecuali bila
disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
• Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
• Daerah datar/landai mempunyai kontur yang jarang-jarang,
sedangkan daerah terjal/curam mempunyai kontur yang rapat.
• Punggungan gunung/bukit terlihat dipeta sebagai rangkaian
kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung
menjauhi puncak.
 

Chomel – GEMPA
e. Skala Peta
Adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan medan sebenarnya di lapangan.
Jarak dipeta x skala = Jarak di medan sebenarnya
Sifat skala peta yaitu makin kecil angka dibelakang tanda bagi (:) maka makin besar
skala peta dan makin besar angka dibelakang tanda bagi (:) maka makin kecil
skalanya.
Contoh : Skala perbandingan 1 : 50.000
• Peta berskala besar     1 : 5.000      sampai   1 : 250.000 (jelas sekali - area lebih
spesifik)
• Peta berskala sedang   1 : 250.000  sampai   1 : 500.000 (jelas)
• Peta berskala kecil      1 : 500.000  sampai    1 : 1.000.000 (kurang jelas - area terlalu
luas)

Artinya : 1 cm di peta = 50.000 cm di medan sebenarnya = 500 m
Skala garis :

Chomel – GEMPA
Chomel – GEMPA
f. Tahun Peta
Peta Topografi juga memuat keterangan tentang tahun
pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun pembuatan peta,
maka data yang disajikan akan semakin akurat.

Chomel – GEMPA
g. Arah Peta
Arah mata angin memberi petunjuk secara kasar , jika
menghendaki ketepatan adalah dengan menggunakan kompas,
dimana kompas mempunyai lingkaran yang terbagi menjadi 360
 , jika dikaitkan dengan arah mata angin maka 0 / 360 = utara,
90 = timur, 180  = selatan, dan 270 = barat., seperti gambar
dibawah ini.
Di dalam mempelajari arah kita mengenal adanya 3 arah utara
yaitu : 
• Arah utara sebenarnya / Kutub adalah arah utara yang
ditunjukan oleh garis meredian dimana menuju ke arah kutub
utara.
• Arah utara Peta adalah arah utara yang ditunjukan oleh sumbu
vertikal yang terdapat dalam peta.
• Arah utara magnetik / medan magnetik bumi adalah arah yang
ditunjukan oleh jarum kompas.
Chomel – GEMPA
h. Legenda Peta
Legenda ini memuat arti dari symbol-simbol yang di pakai
pada peta tersebut. Untuk kepentingan navigasi darat, symbol-
simbol yang penting untuk diketahui adalah titik triangulasi, jalan
setapak, jalan raya, sungai, desa/pemukiman, dll

i. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur
 yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau
wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain
sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.
• Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat -
timur atau dari arah timur - barat.
• Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara -
selatan atau selatan - utara.
Chomel – GEMPA
2. MEMBACA PETA
Yang terpenting dalam
bernavigasi adalah kemampuan
untuk membaca dan
membayangkan keadaan
medan yang sebenarnya.
a. Ketinggian Tempat
Bila ketinggian kontur
tidak dicantumkan, maka kita
harus menghitung ketinggian
suatu tempat 
b. Titik Triangulasi
Titik triangulasi biasanya
disebut dengan titik ketinggian
dari permukaan laut yang di
tandai dengan pilar/tegak.
Chomel – GEMPA
c. Mengenal Tanda Medan
Disamping tanda pengenal yang terdapat pada legenda topografi, kita
juga bisa menggunakan bentuk-bentuk/benteng alam yang mencolok di
lapangan dan mudah dikenali di peta, yang kita sebut sebagai tanda medan.
Beberapa tanda medan antara lain :
Puncak Gunung, Bukit, Punggungan, dan bentuk-bentuk tonjolan yang
mencolok
Lembah yang curam, sungai, pertemuan 2 anak sungai, tebing, tikungan
jalan, jembatan, ujung jalan, simpang jalan.
 
d. Bentukan Alam Pada Peta
Lembah dan Pegunungan
Jalan setapak menuju tujuan seperti puncak atau yang lainnya lebih mudah
dilakukan dengan menyusuri punggungan ( Garis-garis titik pada gambar ).
Adapun kedua sisinya adalah lembah dengan sungai disana. Diamati
dengan seksama, punggungan membentuk bangun U dan jarak garis
konturnya cukup jarang, merapat dan jarang kembali. Gambaran ini
menunjukkan bahwa punggungan awalnya landai, membukit, dan melandai
lagi. Chomel – GEMPA
 B. KOMPAS
Kompas adalah penunjuk arah, karena sifat kemagnetannya,
jarum kompas akan selalu menunjuk arah utara-selatan ( jika tidak
dipengaruhi oleh adanya gaya magnet lain selain magnet bumi ).
1. Bagian – Bagian Kompas
Secara fisik, kompas terdiri dari :
a. Badan
b. Jarum
c. Skala Penunjuk

Chomel – GEMPA
2. Jenis – Jenis Kompas
Banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam suatu
perjalanan. Pada umumnya, dipakai dua jenis kompas yaitu kompas
bidik dan kompas orienteering / Silva.

Kompas Bidik Kompas Orienteering


Chomel – GEMPA
3. Busur Derajat / Protaktor
Busur Derajat / Protaktor terdapat beberapa bentuk derajat
yang dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah, lingkaran segi
empat dari bujur sangkar, tetepi untuk kepraktisan dan
kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping
pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia
sekala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang
pengikiran dan mempermudah perhitungan azimuth dan back
azimuth.

Chomel – GEMPA
C. Teknik Peta Kompas
1. Orientasi Peta
Orientasi Peta adalah kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Langkah-
langkah orientasi peta adalaha :
• Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang mencolok.
• Letakkan peta pada bidang datar.
• Samakan utara peta dengan utara kompas.
• Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-
tanda tersebut dalam peta.
• Ingat tanda-tanda medan itu, bentuk dan tempatnya.
2. Azimuth Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang
pengamat, azimuth disebut juga sudut kompas. a. Back Azimuth
Back azimut adalah sudut balik dari suatu arah, dimana nilai sudutnya
diperoleh jika:
• Jika sudut kurang dari 180 maka back azimuthnya adalah ( Sudut + 180 =
Back azimut).
• Sudut lebih dari 180 maka Back azimuthnya adalah ( Sudut – 180 = Back
azimuth). Chomel – GEMPA
3. Resection
Adalah menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan
dua atau lebih tanda medan yang dikenali, teknik resection
membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda
medan.
Langkah – Langkah Resection :
a. Lakukan Orientasi Peta

Chomel – GEMPA
b. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di
peta, minimal dua buah B dan C
c. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-
tanda medan tersebut.

d. Bidik tanda-tanda
medan tersebut dari
posisi kita.

Chomel – GEMPA
e. Pindahkan sudut bidikkan ( Back Azimuth ) yang didapat ke
peta, dan dihitung sudut pelurusnya.
• f. Perpotongan garis yang di tarik dari sudut-sudut tersebut
adalah posisi kita.

Chomel – GEMPA
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai