Anda di halaman 1dari 21

Teknik Dasar Navigasi Darat

PENDAHULUAN

Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan


sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan
mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam
kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam
kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll.
Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam
bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti
perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan
geologi, pengetahuan lingkungan, dll.

PENGERTIAN
Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan
sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman
tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.

PETA
Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian atau
seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar
dengan perbandingan tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat
adalah peta topografi atau peta kontur. Peta topografi memetakan tempat-tempat di
permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk
garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.

Bagian-Bagian Peta

1. Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera di
bagian atas
tengah peta.

2. Nomor Peta
Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu juga
sebagai petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang
dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas peta.

3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus (garis bujur
dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6
angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah
yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.

4. Kontur
Merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari
permukaan laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain :
a. Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai
ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur
lebih tinggi, kecuali
untuk medan khusus seperti kawah
c. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya
berubah-ubah
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki
kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk
huruf “U” yang
ujungnya melengkung menjauhi puncak
g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya
tajam dan
menjorok ke puncak

6. Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di
lapangan.
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya

7. Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun peta,
maka data pada peta tersebut semakin akurat

8. Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll

Koordinat
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan
posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik
pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan
ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni
perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat
yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan


adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis
khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar
dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat,
menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat
geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut
satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan
30 detik (30″), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit
(60″).
2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan
suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah
Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis
vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke
timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada
peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2
cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung
ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu
menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi
menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).

TUTORIAL NAVIGASI DARAT BASIC : PETA

Kategori: NAVIGASI
Tags: altimeter, arah angin, atlas, dasar dasar navigasi, garis kontur, GPS, ilmu
medan, ilmu medan peta dan kompas, IMPK, kompas, kontur, legenda peta,
NAVIGASI, navigasi darat, peta, peta rupa bumi, peta topografi, skala peta, tanda
medan
TUTORIAL NAVIGASI DARAT BASIC : PETA
Pendahuluan
Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas
serta cara penggunaannya mutlak dan harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat
yang jauh dan tidak dikenal akan lebih mudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini
juga berguna bila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usaha pencarian
dan penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, dan juga
untuk keperluan olahraga antara lain lomba orienteering. Navigasi darat adalah
suatu cara seseorang untuk menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan
sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan
peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.
Peta
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar)
keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan
perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat umumnya
digunakan peta topografi.
Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan
satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan
tiap interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula
yang akan membantu untuk mengetahui secara l jauh mengenai daerah permukaan
bumi yang terpetakan terseb keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.
Legenda peta antara lain berisi tentang :

a. Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan
oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul
yang berbeda pula

b. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor
regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita
memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di
bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor
peta yang ada disekeliling peta tersebut.
c. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
1. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak
lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang
sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat,
menit, dan detik.
2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak
terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat
disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor
urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat
ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka.
Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih
sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasilkan
oleh GPS).

d. Kontur
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang
curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan
gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.
e. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di
lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m)
jarak horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak
horizontal.

Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat
simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi,
jalan setapak, jalan raya,
VEGETASI LEGEND

sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya.


LINE LEGEND
BANGUNAN BUATAN MANUSIA
Di Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat
Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut
peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan
pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur
(jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000
atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m).

Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.


g. Tahun Peta
Peta toografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut,
semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.
h. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan
memperhatikan arah huruf- huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan
adalah Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk
arah utara yaitu :
1. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
2. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis
kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
3. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.

Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu
dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta
magnetis, dan variasi magnetis.
1. Deklinasi Peta:adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi
karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal
yang digambarkan pada peta.
2. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
3. Deklinasi Peta magnetis:Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis
bumi.
4. variasi Magnetis:perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.
Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat
Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana kita harus dapat menentukan
ketinggian suatu tempat,akan tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan
ketinggian(altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :
-Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita
ketahui,
memang ada rumusan umum interval kontur= 1/2000 skala peta. tetapim rumus ini
tidak selalu benar, beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung
aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar
menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
ALTIMETER (ALAT PENGUKUR KETINGGIAN)

Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering
kali peta diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta
tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur
tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta
keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan
100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan
ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan
seragam untuk penentuan garis kontur tebal.
Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian
suatu tempat dengan cara :
1. Cari 2 titik berdekatan yang harganya tercantum
2. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang
terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila
kedua titik terpisah oleh lembah).
3. Dengan mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga
jumlah kontur yang didapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus
merupakan bilangan bulat).
4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu
berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila
kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontuir
terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah
diketahui dari no 3. lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga
yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada
peta anda agar mudah mengingatnya.
Titik Triangulasi
Selain dari garis kontur, Kita dapat dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan
bantuan titk ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya titik Triangulasi, yaitu suatu
titikatau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakn tinggi mutlak suatu tempat
dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan topografi
untuk menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada
waktu pembuatan peta. Macam titik triangulasi :
- Primer : P.14/3120 Kuarter : Q.20/1350
- Sekunder : S.75/1750 Tersier : T.16/975

Mengenal Tanda Medan


Di samping tanda medan yang terdapat pada legenda. Peta topografi biasa
menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok dilapangan dan
mudah dikenali di peta, yang kita sebut tanda medan. Beberapa tanda medan dapat
anda “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus ada
cari dilokasi, tanda-tanda medan itu antara lain :

- puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan
bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.
- lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing
di tepi sungai.
- belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang
jalan.
- bila berada di pantai, muara sungai akan menjadi tanda medan yang sangat jelas ,
begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau
kecil, delta dan sebagainya
- di daerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukar mendapatkan tonjolan
permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan.
Permukaan kelokan-kelokan sungai, cabang-cabang sungai, muara sungai kecil.
- dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta
dan sebagainya dapat dijadikan sebagai tanda medan.
Pengertian tanda medan ini mutlak untuk dikuasai. Akan selalu digunakan pada
uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.

Analisa Peta
Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta.
Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah
mendatangi daerah di peta tersebut.

1. Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya,


pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun
peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa
ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa
diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.
2. Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda
peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa
ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
* Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
* Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang
berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya
kawah
* Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
* Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal
mempunyai kontur rapat.
* Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:

1. Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-
tengah lingkaran kontur lainnya.
2. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya
melengkung menjauhi puncak
3. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam
menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
4. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
5. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
6. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya
ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur
sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
7. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas,
begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
8. Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam
menyusun perencanaan perjalanan

KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah
utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat
adalah kompas bidik dan kompas orienteering.

MENGENAL TANDA MEDAN


Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita
hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk
penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng
hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat. Tanda-tanda medan dapat dikenali dari
bentang alam yang ada di sekitar, misalnya punggungan, puncak bukit, jalan
setapak, jalan raya, sungai, tebing, muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah
tertentu.

TEKNIK PETA KOMPAS ,Azimuth dan Back


Azimuth,Resection,Intersection,Koreksi sudut

TAK AKAN LUPUT DARI PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI
SUATU TEMPAT

1. Teknik Peta KompasOrientasi peta


adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis
menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita
perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan
menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau
tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang
terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan
praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa
memperlitungkan adanya deklinasi.

Langkah-langkah orientasi peta :

a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan
utara
magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan
bentang alam yang
dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan
untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya
maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.

2. Azimuth dan Back Azimuth

Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan
titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan
searah jarum jam.

Ada tiga macam azimuth yaitu :


a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya
dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan
titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik
sasaran.

back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara


menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth
dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut
azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back
azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.

3. Resection

Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan


dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang
alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan
harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang
suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.

Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua
buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta

4. Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection
digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat
dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada
posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi
medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi
lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua
sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.

5. Koreksi sudut

Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara
kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan
tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan
koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :

A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)

B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)

Keterangan:

Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)

= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM


ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)

Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)

=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.

Contoh Perhitungan:

Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942
tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke
peta?

P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase

besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit

= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)

sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)

= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan

Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira


medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak,
waktu dan tanda medan.

a. Jarak

Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu


diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat
memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian
mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.

b. Waktu

Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus


memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk
menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.

c. Medan Tidak Sesuai Peta

Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah.
Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika
musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain
yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan,
baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali
perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta
sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai,
kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah
dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.

Anda mungkin juga menyukai