Jumlah
Tahun
Penduduk (Jiwa)
2003 145.523
2004 148.820
2005 150.724
2006 154.901
2007 158.833
2008 161.208
2009 164.913
2010 167.741
2011 169.340
2012 177.116
2013 185.030
2014 190.829
2015 196.612
Sumber : Badan Pusat Statistik
Table 4.2 Rekapitulasi Perhitungan Proyeksi Penduduk Pada Kecamatan
Biringkanaya
PERIODE METODE
NO.
(TAHUN) GEOMETRIK EKSPONENSIAL ARITMATIK
JUMLAH
TINGKATAN PENGELOLA MURID GURU
SEKOLAH
NEGERI DAN
TK 67 1709 162
SWASTA
INPRES - - -
SD NEGERI 37 16.278 645
SWASTA 14 2.600 186
NEGERI 9 7.525 401
SWASTA 16 2.335 155
SMP
KEMENTRIAN
2 - 20
AGAMA
NEGERI 5 3.451 199
SWASTA 5 882 72
SMA
KEMENTRIAN
- - -
AGAMA
NEGERI - - -
SMK
SWASTA 11 3.846 217
Sumber : Badan Pusat Statistik
Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar, jumlah sarana
(fasilitas) kesehatan Tahun 2015 di Kecamatan Rappocini Kota Makassar, adalah :
1 Pt
r ln
t Po
Dimana :
r = Angka pertumbuhan penduduk
t = Banyaknya Waktu dalam tahun
Pt = Jumlah penduduk pada tahun Akhir
Po = Jumlah penduduk pada tahun Awal
Penyelesaian :
1 Pt
r ln
t Po
1 196.612
r = ln (145.523)
12
r = 0,025
Penyelesaian :
1) Pada Tahun 2020 (5 Tahun)
Pn = Po x e rt
Pn = 145.523 x (2,7182818) (0,025 x5)
= 164.899
= 185.855
196.612 1
𝑟=( )12 − 1
145.523
= 0,025
Dimana :
r = Angka pertumbuhan penduduk
n = Banyaknya Waktu dalam tahun
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada tahun Awal
Penyelesaian :
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 ( 1 + 𝑟 )𝑛
𝑃𝑛 = 145.523 (1 + 0,025)5
= 164.645
= 186.281
3) Pada Tahun 2035 (20 Tahun)
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 ( 1 + 𝑟 )𝑛
𝑃𝑛 = 145.523 ( 1 + 0,025)20
= 238.456
5. Prediksi Jumlah Penduduk dengan Menggunakan METODE ARITMATIKA
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 ( 1 + 𝑟. 𝑛 )
Dimana :
r = Angka pertumbuhan penduduk
n = Banyaknya Waktu dalam tahun
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada tahun Awal
Penyelesaian :
𝑃𝑛
= 𝑃𝑜 ( 1 + 𝑟. 𝑛 )
𝑃𝑛 = 145.523 ( 1 + (0,025 𝑥 5) )
= 163.713
𝑃𝑛
= 𝑃𝑜 ( 1 + 𝑃𝑛
𝑟. 𝑛=) 145.523 ( 1 + (0,025 𝑥 10) )
= 181.903
𝑃𝑛
= 𝑃𝑜 ( 1 + 𝑟. 𝑛 )
𝑃𝑛 = 145.523 ( 1 + (0,025 𝑥 25) )
= 236.474
6. Menghitung Konstanta Arithmatik pada METODE ARITMATIKA
𝑃𝑜 − 𝑃1
𝐾𝑎 =
𝑇2 − 𝑇1
Dimana :
Ka = Konstanta Arithmatik
P0 = Jumlah penduduk pada tahun Awal
P1 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I
T1= Tahun ke I yang diketahui
T2 = Tahun ke II yang diketahui
𝑃𝑜 − 𝑃1
𝐾𝑎 =
𝑇2 − 𝑇1
196.612 − 145.523
𝐾𝑎 =
2015 − 2003
28.930
𝐾𝑎 =
12
𝐾𝑎 = 4.257,516
Dimana :
Ka = Konstanta Arithmatik
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada tahun Awal
Tn = Tahun ke n
To = Tahun dasar
Penyelesaian :
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + 𝐾𝑎 ( 𝑇𝑛 − 𝑇𝑜 )
𝑃𝑛 = 196.612 + 4.257,516 ( 2020 − 2015)
𝑃𝑛 = 196.612 + 12.054,165
𝑃𝑛 = 217.899,58
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + 𝐾𝑎 ( 𝑇𝑛 − 𝑇𝑜 )
𝑃𝑛 = 196.612 + 4.257,516 ( 2025 − 2015)
𝑃𝑛 = 196.612 + 42.575,16
𝑃𝑛 = 239.187,16
3) Pada Tahun 2035 (20 Tahun)
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + 𝐾𝑎 ( 𝑇𝑛 − 𝑇𝑜 )
𝑃𝑛 = 196.612 + 4.257,516 ( 2035 − 2015)
𝑃𝑛 = 196.612 + 85.150,32
𝑃𝑛 = 281.762,32
B. Prediksi Kebutuhan Air
1. Kebutuhan Air Domestik
a. Tingkat Pelayanan
Cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat rata-rata tingkat nasional
adalah 70 - 80% dari jumlah penduduk. Dalam Perhitungan ini, tingkat pelayanan
yang ditentukan sebesar 70%.
b. Jumlah Penduduk Terlayani
Diketahui :
Pn = 164. 645 Jiwa (Proyeksi Tahun 2020 Metode Geometrik)
% = 70 %
Penyelesaian :
Prediksi jumlah penduduk (jiwa) yang akan terlayani (cakupan) pada tahun
2020, adalah :
𝐶𝑝 = % 𝑥 𝑃𝑛
𝐶𝑝 = 70% 𝑥 164.645 𝑗𝑖𝑤𝑎
𝐶𝑝 = 115.251 Jiwa
Tabel 4.7 Prediksi Jumlah Penduduk Terlayani Tahun 2020, 2025, dan 2035
Persentase Jumlah
Tahun Prediksi Jumlah
No. Terlayani Dilayani
Prediksi Penduduk (Jiwa)
(%) (Jiwa)
Penyelesaian :
Prediksi jumlah penduduk dilayani sambungan langsung/rumah pada Tahun
2020, adalah :
𝑆𝑙 = % 𝑥 𝐶𝑝
𝑆𝑙 = 80 % 𝑥 115.251
𝑆𝑙 = 92.200 Jiwa
Penyelesaian :
𝑆𝑏 = % 𝑥 𝐶𝑝
𝑆𝑏 = 20 % 𝑥 115.251
𝑆𝑏 = 23.050 Jiwa
Penyelesaian :
= 92.200 x 150
= 13.830.000 liter/hari
= 154,8 liter/detik
Tabel 4.10 Prediksi Jumlah Kebutuhan Air Sambungan Rumah (SR) Pada Tahun
2020, 2025, dan 2035
Jumlah Penduduk Standar Kebutuhan
Tahun
No. Dilayani SR Pemakaian Air Air SR
Prediksi
(Jiwa) (liter/orang/hari) (liter/detik)
Penyelesaian :
= 23.050 x 30
= 739.050 liter/hari
= 8,003 liter/detik
Tabel 4.11 Prediksi Jumlah Kebutuhan Air Sambungan Hidran Umum (HU)
Pada Tahun 2020, 2025, dan 2035
Jumlah Penduduk Standar Kebutuhan
Tahun
No. Dilayani HU Pemakaian Air Air HU
Prediksi
(Jiwa) (liter/orang/hari) (liter/detik)
Tabel 4.12 Prediksi Kebutuhan Air Domestik Pada Tahun 2020, 2025, dan 2035
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
Tahun
No. Air SR Air HU Air Domestik
Prediksi
(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)
b. Fasilitas Keagamaan
Kebutuhan air bersih untuk masing-masing fasilitas berdasarkan pada standar
yang berlaku yaitu Dept. Pekerjaan Umum, 1996 adalah 800 L/u/hari untuk
Masjid dan 300 L/u/hari untuk Gereja. Maka kebutuhan air fasilitas
peribadatan sebagai berikut :
Tabel 4.15 Tabel Kebutuhan Air Minum Fasilitas Keagamaan
2020 2025 2035
Jenis
Fasilitas Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
Unit Air (l/dtk) Unit Air (l/dtk) Unit Air (l/dtk)
c. Fasilitas Kesehatan
Kebutuhan air minum untuk fasilitas ini ditentukan berdasarkan standar
kebutuhan air minum yaitu Dept. Pekerjaan Umum, 1996 adalah 2000
L/u/hari untuk rumah sakit, 1000 L/u/hari untuk puskesmas, 1000 L/u/hari
untuk pustu, dan 600 L/u/hari untuk rumah bersalin, maka kebutuhan air
fasilitas ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.16 Tabel Kebutuhan Air Minum Fasilitas Kesehatan
2020 2025 2035
Jenis
Fasilitas Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
Unit Air (l/dtk) Unit Air (l/dtk) Unit Air (l/dtk)
Rumah
4 0,092 5 0,115 6 0,138
Sakit
Puskesmas 4 0,046 5 0,057 6 0,069
Pustu 7 0,081 8 0,092 9 0,104
Rumah
6 0,041 7 0,048 8 0,05
Bersalin
Jumlah 21 0,26 25 0,312 29 0,361
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
d. Fasilitas Perdagangan
Kebutuhan air minum untuk masing-masing fasilitas berdasarkan pada standar
yang berlaku yaitu Dinas PU Cipta Karya, 2010, untuk pertokoaan adalah 200
L/u/hari dan SPBU adalah 10.000 L/u/hari. Maka kebutuhan air fasilitas
perdagangan dan jasa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17 Tabel Kebutuhan Air Minum Fasilitas Perdagangan
2020 2025 2035
Jenis
Fasilitas Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
Unit Air (l/dtk) Unit Air (l/dtk) Unit Air (l/dtk)
1 Domestik
Sambungan Rumah 154,8 181,1 231,8
2 Non Domestik
5. Kehilangan Air
Untuk menentukan besarnya kebutuhan air, perlu diperhitungkan juga besarnya
kebocoran/kehilangan air dari sistem. Besarnya kehilangan air diperkirakan sebesar
20 % dari kebutuhan total sampai akhir tahun perencanaan (Dirjen Cipta Karya,
1998). Secara keseluruhan kehilangan air pada tahun 2020, 2025, dan 2035 dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.19 Tabel Kehilangan Air
Tahun Debit Air Kehilangan Debit Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5-20 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai setelah
ditambahkan 20% sebagai factor kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan total ini dipakai
untuk mengecek apakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air didasarkan
atas pelayanan dengan menggunakan Hidran Umum (HU) dengan perhitungan sebagai
berikut :
1) Hitung kebutuhan air bersih dengan mengkalikan jumlah jiwa yang akan dilayani
sesuai dengan tahun perencanaan (P) dikali kebutuhan air perorang perhari (q) dikali
factor hari maksimum (fmd = 1,05 – 1,15)
Q = P.q
Qmd = Q. fmd
2) Hitung kebutuhan total air bersih (Qt) dengan factor kehilangan air 20% dengan
persamaan:
Qt = Qmd x (100/80)
3) Kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi atau tidak.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk mengolah air baku dari sungai hingga
diperoleh air yang bersih yang dipergunakan sebagai air minum dengan kualitas yang
memenuhi syarat yang telah ditentukan. IPA yang direncanakan meliputi berbagai macam
unit operasi dan unit proses, yaitu :
1. Bangunan Penyadap (Water Intake)
Maksud dan tujuan dari bangunan penyadap adalah sebagai sarana pengambilan air
sehingga pada saat muka air terendah dan muka air tertinggi supply air ke BPAM masih
dapat dilaksanakan. Fungsi bangunan penyadap adalah untuk menyadap air baku yang
berasal dari sungai yang kemudian dialirkan ke IPA melalui pipa transmisi. Lokasi
penempatannya di hulu sungai yang keadaan airnya stabil dan terhindar dari pencemaran
langsung.
2. Bak Penyadap Awal (Bak prasedimentasi)
Maksud penggunaan bak ini adalah karena kualitas air baku dari sungai yang digunakan
mempunyai kekeruhan yang cukup tinggi. Bangunan ini juga bertujuan untuk mengendapkan
partikel-partikel kasar dan berukuran besar dan mengendapkan partikel kecil dengan gaya
gravitasi tanpa menggunakan zat kimia sedangkan fungsinya adalah mengurangi beban
pengolahan pada unit-unit selanjutnya.
3. Bak Pengaduk Cepat (Bak Koagulasi)
Bak Koagulasi ini digunakan dengan maksud mengurangi kekeruhan dari air baku
karena bak ini bertujuan melakukan proses koagulasi dengan membuat keadaan yang
homogen dalam air baku sehingga partikel pencemar dan bahan koagulan dapat bereaksi
dengan baik. Fungsi dari unit adalah menghilangkan kekeruhan dan warna yang ditimbulkan
oleh bahan organik sebagai pengganggu dan menurunkan konsentrasi bahan tersuspensi
dalam air.
4. Bak Pengaduk Lambat (Bak Flokulasi)
Maksud dari bak flokulasi adalah pembentukan flok dan tujuan penggunaan bak ini
adalah untuk menyatukan flok-flok yang terbentuk akibat adanya koagulan sebagai pengikat.
Fungsi bak ini adalah membentuk flok-flok ukuran tertentu sehingga dapat diendapkan pada
bak sedimentasi.
Saringan ini menggunakan satu media penyaring yaitu pasir dan media pendukungnya
adalah kerikil.
7. Unit Pembubuhan Bahan Kimia
Pembubuhan bahan kimia dalam unit pengolahan air adalah pembubuhan koagulan dan
desinfektan. Koagulan bermaksud menyatukan partikel sedangkan desinfektan bertujuan
untuk membunuh bakteri pathogen sehingga memenuhi syarat kualitas biologis air.
KRITERIA DESAIN
Td >20 Menit
b. Prasedimentasi
Tabel 4.25 Kriteria Desain Bangunan Prasedimentasi
Kriteria Desain
Surface 20 – 80 m3/m2 h
Loading
Td 0.5 – 3 Jam
P:L 4:1-6:1
P:H 5 : 1 - 20 : 1
Christopher
Nfr < 10-5
dan Okun
Nre < 2000
(1991)
Kedalaman (H) 1.5 - 2.5 M
c. Koagulasi (Hidrolis)
Tabel 4.26 Kriteria Desain Koagulasi (Hidrolis)
Kriteria Desain
d. Flokulasi (Mekanis)
G1 50
G2 20
G3 10
Tinggi (H) 3
Lebar Paddle 1/6 - 1/10 dPaddle
e. Sedimentasi
SL 60-120
m3/m2/hari
Td 1-3 jam
Sudut kemiringan -
% removal 64,2
D orifice 0,6-2 cm
P:L (1:2)
g. Reservoir
Kriteria desain :
1. Reservoir dibuat dari konstruksi beton bertulang baja
2. Bagian atap dan yang terendam tanah harus dilapisi dengan bahan kedap air.
3. Reservoir harus dibagi minimal 2 (dua), sebagai cadangan bila salah satu bak mengalami
kerusakan/ pencucian.
4. Bila data fluktuasi pemakaian air tidak dapat diperoleh, maka kapasitas reservoir minimal
15% dari kebutuhan air maksimum dalam 1 hari.
5. Tinggi bebas bak minimal diatas muka air, maksimal 30 cm.
6. Dasar bak minimal berjarak 15cm dari muka air minimum.
7. Kemiringan bak (didasarnya) 0,5 – 1% ke arah pipa penguras