Anda di halaman 1dari 26

Navigasi Darat

Gilang Ramadhan
NBP.2101 08 61033
SAT STIA
BANDUNG


Devinisi navigasi
Navigasi adalah pengetahuan untuk mengetahui
keadaan medan yang akan dihadapi, posisi kita
di alam bebas dan menentukan arah serta
tujuan perjalanan di alam bebas pada medan
sebenarnya ataupun di peta.
Jadi apa devinisi Navigasi darat?
Prinsip kerja Navigasi darat
Pada prinsipnya navigasi darat adalah cara
menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang
akan dituju dan posisi keberadaan navigator
berada dimedan sebenarnya yang di
proyeksikan pada peta.
Peralatan navdar standar :
1. Peta
2. Kompas
3. Protaktor
4. Penggaris
5. Alat tulis
Pengetahuan dasar navigasi darat meliputi :
1. Pembacaan peta
2. Penggunaan kompas
3. Penggunaan tanda-tanda alam yang
membantu kita dalam menentukan arah
(Orientasi Medan)
Peta
Secara umum dinyatakan sebagai penggambaran dua
dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh
permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil
atau di perbesar dengan
perbandingan tertentu. Peta sendiri, kemudian
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
penggunaannya. Untuk keperluan navigasi darat,
umumnya dipakai peta topografi.
Macam peta
 Macam-macam peta dibedakan menurut :

3. Menurut informasi/isi yang disajikan dalam peta, contoh :


 Peta Tematik, yaitu peta yang berisi gambaran satu atau dua tema khusus.
Contoh: Peta jaringan jalan, Peta iklim, Peta penduduk dan lain-lain
Peta Topografi, yaitu peta yang menggambaran suatu daerah pada bidang
 datar, dengan menghubungkan titik-titik pada permukaan bumi yang
mempunyai ketinggian yang sama. Isi peta topografi mencakup empat
bagian yaitu relief, perairan, vegetasi dan hasil budaya manusia.

4. Menurut proyeksi yang digunakan, contoh: peta proyeksi Poliyeder (terbitan


Jantop Hindia Belanda), peta proyeksi LCO (Lambert Conical Ortomorfik)
terbitan sekutu, peta proyeksi UTM (Univeral Transvers Mercator) atau
sistem perpetaan yang digunakan secara internasional dalam peta proyeksi
lainnya.
Peta Topografi
Kata topografi berasal dari bahasa Yunani, Topos yang
berarti tempat dan Graphi yang berarti
menggambar.
Peta Topographi memetakan tempat-tempat di permukaan
bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut
menjadi bentuk garis-garis kontur. Satu garis kontur
mewakili satu ketinggian.
Pada peta Topographi disertakan pula berbagai
keterangan yang akan membantu mengetahui secara
lebih jauh mengenal daerah permukaan bumi yang
terpetakan.
Keterangan pada Peta Topografi :
 Judul peta
 Nomor peta
 Koordinat peta
 Kontur
 Skala peta
 Tahun peta
 Arah peta
 Legenda
peta ;
penjelasan
Pembacaan Peta
1. Ketinggian Tempat
bahwa antar kontur mempunyai interval yang sama. Jika titik
ketinggian yang dicari tersebut tepat berada pada garis kontur,
maka ketinggian tempat tersebut dapat ditentukan dengan
menentukan dahulu garis kontur tersebut mempunyai harga
ketinggian berapa. Jika titik yang dicari ketinggiannya berada
diantara garis kontur, maka dicari terlebih dahulu dua garis kontur
yang mengapit titik tersebut, kemudian menentukan ketinggian
garis kontur masing-masing.
Ketinggian titik tersebut dapat dihitung dengan teknik
interpolasi.
2. Titik Triangulasi
Kita dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan
pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini
biasanya disebut titik triangulasi, yaitu suatu titik
atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakan
tinggi relatif suatu tempat dari permukaan laut. Titik
triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau
topografi untuk menentukan ketinggian suatu
tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu
pembuatan peta.
3. Orientasi Medan
Disamping tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta topografi, kita biasa
menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan
mudah dikenali di peta, yang akan kita sebut sebagai tanda medan. Beberapa
tanda medan dapat dibaca dari peta sebelum berangkat ke lokasi. Beberapa tanda
medan, antara lain:
 Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-
bentuk tonjolan lain yang menyolok
 Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi
sungai
 Belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan). Ujung desa, simpang jalan
Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas, begitu
 juga tanjung yang menjook ke laut, teluk-teluk, pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya
Di daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar mendapat tonjolan permukaan bumi
atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Pergunakanlah belokan-
 belokan sungai, cabang-cabang sungai, muara-muara sungai kecil
Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan
sebagainya, dapat dijadikan sebagai tanda medan.

Kompas
 Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui
arah utara magnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan
menunjuk arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-
gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa
arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnet
bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya.
Secara fisik, kompas terdiri atas :

a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas lainnya
berada;
b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun
posisinya;
c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata angin.
Jenis – jenis dan pemakaian kompas
 Jenis-jenis kompas
Banyak macam kompas yang bisa dipakai dalam suatu perjalanan. Pada umumnya,
dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misal: kompas prisma) dan
kompas orienteering (misal kompas silva). Kompas bidik mudah untuk
membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat
dan penggaris (segitiga). Kompas orienteering kurang akurat jika dipakai untuk
menbibik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan peta.

 Pemakaian Kompas
Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan
magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu diperhatikan pengaruh benda-
benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, carabiner,
tiang tenda, jam tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan
mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
MENENTUKAN ARAH TANPA
KOMPAS
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menentukan arah apabila kompas tidak tersedia atau
tidak dapat berfungsi dengan memperhatikan tanda-
tanda alam, misalnya:
 Kuburan muslim menghadap Utara
 Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia
mengarah Barat Laut
 Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukan
arah Timur, karena sinar matahari yang belum terik
pada pagi hari
 Bunga matahari yang menghadap ke arah timur
TEKNIK PETA dan KOMPAS
 Orientasi Peta
Secara praktis orientasi peta adalah menyamakan Utara Peta dengan
Utara Magnetis yang bertujuan untuk menyamakan kedudukan
peta dengan medan sebenarnya. Mengenal tanda-tanda medan juga
termasuk dalam orientasi peta yang dapat dilakukan dengan
menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung,
bukit, sungai atau tanda- tanda medan yang lain. Atau dengan
mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan
dengan gambaran kontur yang ada di peta. Untuk keperluan
praktis Utara Magnetis dianggap sama dengan Utara Sebenarnya,
tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.
Orientasi peta
 Langkah-langkah Orientasi Peta:
Cari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan
yang mencolok. Letakan peta pada bidang datar. Samakan Utara Peta dengan
Utara Kompas, dengan demikian letak Peta akan sesuai dengan bentang alam
yang dihadapi. Orientasi cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di
sekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut di dalam peta. Lakukan beberapa
tanda medan. Ingat tanda-tanda itu bentuknya dan tempatnya di medan
sebenarnya maupun di peta.
 Lakukan Orientasi Peta:
Cari tanda medan yang mudah di kenali di lapangan dan di peta, minimal 2 (dua)
buah. Dengan busur dan penggaris buat salib sumbu pada tanda- tanda medan
tersebut. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita. Pindahkan sudut
bidikan yang didapat ke peta dan hitung penelusurannya. Perpotongan garis yang
ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta
Arah Perjalanan
 Arah Perjalanan
Untuk mengetahui arah perjalanan dengan menggunakan
Kompas tersebut adalah benar atau tidak kita menggunakan
teknik yang disebut Azimuth dan Back Azimuth. Dan
juga kita pergunakan rumus:
X°< 180°= X°+ 180°
X°> 180°= X°- 180°
Cara :
 Kompas kita bidikan ke arah belakang, yaitu ke arah kita
memulai perjalanan tadi, sesuaikan dengan rumus tersebut.
1    

 Azimuth – Back Azimuth

Azimuth (A) adalah posisi suatu titik dari pengamat yang diukur
berdasarkan besarnya sudut yang dibentuk oleh titik tersebut
dengan arah utara. Sedangkan Back Azimuth (BA) adalah sudut
antara pengamat dengan arah utara dan titik yang dibidik.
Prinsip back azimuth adalah sebagai berikut. Apabila azimuth lebih
kecil daripada 180°, maka back azimuth adalah azimuth ditambah
180°. Sebaliknya apabila azimuth lebih besar daripada 180°, maka
back azimuth adalah azimuth dikurangi 180°.
Langkah – langkah :
 Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung
sudut yang menjadi arah perjalanan (Sudut Kompas). Hitung juga sudut dari
titik akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini
adalah sudut back azimuth.
 Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (Pohon
besar, pohon tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung
kampung, dan sebagainya).
 Bidikan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita. Perhatikan tanda medan
lain di ujung lintasan yang akan di lalui pada arah itu.
 Setelah sampai pada tanda medan itu, bidikan kompas kembali ke belakang
(sudut back azimuth) untuk mencek apakah anda berada pada lintasan yang
diinginkan. Bergeserlah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan ‘back
azimuth yang benar’.
 Seringkali tidak ada tanda medan yang dapat di jadikan sasaran. Dalam hal ini,
anda dan seorang rekan dapat berfungsi sebagai tanda tersebut.
Resections
 Menentukan posisi kita di Peta dengan menggunakan dua atau
lebih tanda di medan yang dikenali. Teknik Resection
membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda
Medan. Tidak seluruh tanda di medan harus dibidik.
Jika kita sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau
sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari suatu
tanda medan lainnya yang dibidik.
 Contoh:
Titik identifikaksi adalah titik A & B, di mana azimuthnya A= adalah
sebesar 185° , maka back azimuthnya 185°–180°= 5° dan titik B
dengan azimuth 70° maka back azimuthnya didapat 70°+ 180°=
250°. Pada peta ditarik garis dari titik identifikasi A & B dengan
sudut sebesar 5°dan 250°.
Perpotongan kedua garis tersebut adalah kedudukan kita.
Langkah Resection
Resection adalah menentukan posisi kita di peta dengan bantuan
tanda-tanda medan yang dikenali. Teknik ini dilakukan pada
medan terbuka, agar dapat membidik tanda medan yang dikenali.
Langkah-langkah resection adalah:
 Cari dua titik atau lebih di medan sesungguhnya yang dapat
diidentifikasikan pada peta. Misalnya puncak gunung, bukit,
pertigaan sungai dan sebagainya.
 Bidik titik-titik tersebut untuk mengetahui azimuth magnetis titik-
titik tersebut, dan hitung sudut pelurusnya (back azimuth).
 Tariklah garis pada titik-titik identifikasi tersebut di dalam peta
berdasarkan back azimuth dihitung sebelumnya.
 Titik potong garis-garis tersebut adalah posisi kita di peta.
Penjelasan
Intersection
Intersection adalah menentukan letak suatu titik (sasaran) di
medan pada peta. Kegunaan metode ini adalah untuk mengetahui
posisi seseorang atau sesuatu pada peta, misalnya mengetahui
secara tepat pesawat yang jatuh atau lokasi kebakaran hutan pada
peta.
 Cari dua titik atau lebih di medan sesungguhnya yang dapat
diidentifikasikan pada peta atau di lapangan. Misalnya puncak
gunung, bukit, pertigaan sungai dan sebagainya.
 Dari dua titik tersebut bidik titik sasaran tersebut, tentukan
sudut kompas yang akan diketahui di peta (azimuth).
 Pindahkan titik tadi ke peta.
 Perpotongan garisnya merupakan letak sasaran yang
diketahui di peta.
Penjelasan
Terima Kasih
Tetaplah tersenyum dan semangat
saudaraku, meski lelah dan letih
itu kadang kala datang…

Anda mungkin juga menyukai