Dosen Pengampu
Istikomah .,SE.,MM
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran ..................................................................................................... 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman milenial seperti ini tentunya sangat wajar terjadi proses
perdagangan internasional secara bebas entah itu dalam negara maupun luar
negara. Inilah alasan yang melatar belakangi para pelaku bisnis dalam
perdagangan internarnasional secara bebas antar beberapa negara karena selain
kesulitannya tidak banyak tentunya juga bisa memperluas ekspansi pasar dan juga
flexibel. Dengan di permudahnya peraturan perdagangan internasional, maka
dampaknya banyak beberapa negara yang memperbaiki peraturan ekspor impor.
Bagi pihak yang terkait lainnya perdagangan internasional bisa menjadi penyebab
persaingan yang besar bagi pekerja, ketatnya persaingan bagi beberapa pekerja
diantaranya karna profesional atau tidaknya pekerja itu yang dilatar belakangi
oleh kebanyakan kwalitas lebih baik dari pelaku bisnis maupun pekerja dari luar
negeri.
Ekspor impor merupakan transaksi jual beli barang para pelaku bisnis yang
terjadi oleh antar negara berbeda-beda.Karena terjadi di beberapa negara maka
tidak menutup kemungkinan terjadi masalah yang meliputi adat istiadat yang
berbeda-beda,bahasa yang berbeda serta kebudayaannya. Perdagangan
internasional bebas menjadi sangat penting karena kegiatan ekspor impornya
adalah salah satu cara menambah devisa dalam suatu negara. Selain itu kegiatan
ekspor impor juga dapat mengurangi pengangguran meski harus bisa bersaing
2
dengan para tenaga kerja lainnya. Sangat penting bagi para pelakubisnis untuk
mengetahui prosedur eksporimpor yang di tetapkan oleh Departemen Keuangan
Republik Indonesia yang membawahi Direktorat Jenderal Bea Cukai dan
Direktorat Jenderal Pajak, yang merupakan instansi pemerintah yang memiliki
peran utama dalam urusan peraturan-peraturan yang ditentukan serta prosedur
ekspor impor di indonesia.
Selain itu lembaga perbankan juga berperan penting dalam prosedur ekspor
impor di indonesia karena dengan dukungannya dapat memudahkan di buatnya
dokumen eksporimpor, memudahkan prosedur pengiriman transportasi produk
yang dijual serta melindungi aset perdagangan.
C. Tujuan Masalah
1. Mendapat pengetahuan tentang proses transaksi ekspor yang benar.
2. Mendapat pengetahuan tentang proses transaksi impor yang benar.
3. Mengetahui hambatan yang sering dihadapi saat kegiatan aktivitas
ekspor impor.
3
4. Mengetahui prosedur cara pembayaran transaksi ekspor impor.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
negotiating bank. Pihak bank lain boleh menjadi negotiating bank itu
tergantung keinginan pihak eksportir.
g) Melakukan tindakan advising bank atau negotiating bank menegosiasi
wesel yang diajukan oleh pihak eksportir.
h) Lalu, dokumen-dokumen pengapalan dikirim oleh negotiating bank
kepada issuing bank untuk memperoleh ganti pembayaran.
(reimbursement).
i) Tahap pemeriksaan dokumen-dokumen pengapalan akan dilakukan oleh
pihak issuing bank dan dengan syarat-syarat ketentuan yang dicantumkan
pada L/C dan jika sesuai maka issuing bank akan meminta pembayaran
kepada pihak importir yang telah tertulis dan disepakati pada L/C.
Pembayaran dilakukan pada saat dokumen diajukan atau bertahap dengan
jangka waktu yang sudah ditentukan.
j) Setelah pembayaran dilakukan, pihak importir meminta debet rekeningnya
kepada pihak issuing bank.
k) Kemudian issuing bank akan mendapat ganti pembayaran negotiating bank
dengan mengkredit rekening negotiating bank pada issuing bank atau
pihak ketiga yang telah disetujui.
6
B. Tahapan Prosedur Ekspor
1. Prosedur Ekspor
1. Data Eksportir
2. Data penerima barang
3. Surat Kredit atau pembukaan L/C
4. Sarana pengangkut
7
5. Negara tujuan
6. Detail barang
8
2. Surveyor
d. Pengajuan PEB
PEB diisi dengan lengkap dan benar oleh pihak eksportir selanjutnya
ditunjukkan kepada kantor pabean dengan dilampiri LPS-E yang wajib diperiksa
surveyor, copy surat tanda bukti setor (STBS), atau copy surat sanggup bayar
(SSB), dikenakan pungutan ekspor, copy invoice dan copy packing list dan copy
dokumen pelengkap pabean lainnya.
e. Pendaftaran PEB
Pejabat bea dan cukai mencatatkan PEB dalam buku catatan pabean dan
memberi nomor tanggal pendaftaran.
f. Penelitian PEB
g. Persetujuan Muat
h. Stuffing Container
9
Menentukan ukuran barang antara kargo yang akan ditempatinya, hal ini
sangatlah penting dalam proseng Stuffing karena jika barang yang di packing
tidak sesuai kargo yang butuhkan sangat menghamt proses.
i. Mengansuransikan Barang
j. Pengangkutan
k. Sanksi Administrasi
10
C. Prosedur Impor
11
8. Melakukan penyerahan tanda bukti telah diselesaikannya formulir import
dan pelunasan pajak atau bea cukai yang telah disetujui dan disahkan oleh
pihak bank kepada bea cukai untuk mendapatkan delivery order (DO).
9. Menyerahkan DO dan B/L. kepada pihak maskapai pelayaran untuk
pengeluaran barang tanpa atau dengan perusahaan ekspedisi.
10. Jika terjadi kerusakan atau barang hilang, berhak mendapatkan klaim ganti
rugi kepada pihak eksportir atau pihak maskapai asuransi.
11. Melakukan pelunasan wesel saat jatuh tempo atau sebelum jatuh tempo
apabila belum diselesaikan pihak bank.
1. Faktor Eksternal
12
1) Masalah kepercayaan antara eksportir dan importir, Kepercayaan
merupakan faktor penting untuk terciptanya pelaksanaan transaksi yang
lancar jika antara kedua belah pihak berbeda tempat dan terkendala oleh
jarak dan belum saling kenal akan dapat mengakibatkan resiko. Maka dari
itu, sebelum menyepakati perjanjian jual beli antara masing-masing pihak
harus sudah mengetahui kredibilitas kemampuan dari masing-masing
pihak. Berikut beberapa cara untuk mencari kontrak dagang:
1. Memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisi
nama, alamat, dan jenis usaha.
2. Mencari dan mengunjungi perusahaan di negara lain.
3. Minta perbantuan bank dalam negeri yang kemudian
mengajukan kontak dengan bank korespondennya di luar
negri untuk menghubungkan nasabah kedua bank.
4. Membaca publikasi dagang dalam dan luar negri.
5. Konsultasi dengan pengusaha dalam bidang yang sama.
6. Melalui perwakilan perdagangan.
7. Iklan.
2) Masalah Pemasaran, Faktor dimana harga dari pasar satu ke pasar lainnya
sangat perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya. Dalam hal ini perlu
diketahui pihak eksporti dan importir harus bisa bersaing dengan komoditi
lainya di dalam maupun luar negeri. Serta mengetahui informasi
mengenai:
a. Ongkos atau biaya barang
b. Sifat dan tingkat persaingan
c. Luas dan sifat permintaan
13
Masalah utama dalam pemasaran yang sering terjadi oleh eksportir maupun
importir adalah daya saing, antara lain :
a. Daya saing yang dianggap rendah karena harga dan waktu penyerahan
b. Daya saing dianggap sebagai masalah intern eksportir, padahal
sesungguhnya menjadi masalah nasional
c. Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negri
d. Kurangnya pengetahuan akan perluasan pemasaran serta teknik-teknik
pemasaran.
3) Kondisi yang terbatas dalam membentuk hubungan perdagangan
internasional/antar negara lain, sehingga upaya yang perlu dilakukan oleh
suatu negara yaitu meningkatkan hubungan bilateral maupun multilateral,
serta regional dan internasional antar negara lain.
4) Kurangnya pemahaman atas fasilitas yang diberikan oleh suatu negara
untuk memudahkan proses transaksi ekspor impor guna mengembangkan
perdagangan antar negara.
2. Faktor Internal
1) Persiapan Teknis
14
Dari pihak eksportir masalah yang muncul seringkali berkaitan dengan
persiapan dokumen-dokumen pengapalan dan juga kejujuran pihak eksportir
mengirimkan barang kepada pihak importir.
Menjadi hal yang harus dilakukan pihak eksportir maupun pihak importir
untuk menjaga nama baik perusahaannya, disisi lain guna menjamin usahanya
tetap lancar maka aktivitas kontinuitas transaksi ekspor impornya harus
berkembang dengan ditingkatkan maupun dipertahankan.
15
lainnya dapat memahaminya dan mengerti aturan main guna transaksi
setelahnya.
E. Tahapan Pembayaran Transaksi Ekspor Impor
Dalam berbagai negara prosesnya bisa dilakukan dengan berbagai cara antara
lain: secara Tunai (Cash Payment), Rekening Terbuka atau yang sering disebut
Pembayaran Kemudian (Open Account), Wesel Inkaso (Collection Draft),
Konsinyasi (Consignment), Letter of Credit (L/C). Berikut penjelasannya:
16
3. Eksportir mempunyai dana lebih.
4. Pihak eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang
melarang transfer pembayaran.
17
sedangkan pihak importir hanya sebagai yang dititipi saja. Oleh sebab
itu resiko yang mungkin terjadi akibat sistem pembayaran ini yaitu:
1. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.
2. Tidak adanya kepastian eksportir akan menerima pembayaran.
3. Eksportir dapat menjadi korban penipuan dengan laporan tentang
barang yang terjual tetapi tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
4. Bila importir tidak membayar maka tidak ada bukti untuk
melaporkan atau menuntutnya di pengadilan.
5) Pembayaran dengan letter of credit(L/C), Merupakan sistem
pembayaran paling aman bagi pihak eksportir untuk mendapatkan hasil
penjualan dari pihak importir jika pihak eksportir dapat memenuhi
syarat-syarat dalam L/C. Sistem ini aman karena:
1. Adanya kepastian pembayaran kepada penjual/eksportir apabila dokumen-
dokumen pengapalan lengkap dan sesuai dengan syarat L/C.
2. Dan untuk kepastian pembayaran kepada importir hanya dapat dilakukan
oleh bank apabila sesuai dengan persyaratan L/C.
Akan tetapi kelemahan dalam sistem pembayaran ini yaitu bank tidak terlibat
dalam barang-barang ekspor tersebut karena bank hanya terlibat dalam dokumen-
dokumennya saja tergantung dari jenis L/C yang dibuka apakah irrevocable atau
irrecovable confirmed. Selain iti L/C tidak bisa memastikan kepada importir
bahwa pengapalan akan sesuai dengan yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak(pihak eksportir dan pihak importir).
Di bawah ini adalah contoh beberapa kontrak yang dihubungkan oleh pihak L/C,
antara lain :
1. Kontrak jual beli (sales contract) yang disetujui antara penjual dan pembeli
(eksportir dan importir).
2. Instrumen L/C yang merupakan kontrak antara eksportir (beneficiary) dan
bank pembuka L/C (issuing bank).
3. L/C atau “perjanjian jaminan” yang merupakan kontrak antara importir
(applicant) dan bank pembuka L/C (issuing bank).
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam hal ekspor impor telah di buat beberapa macam peraturan yang telah di
tetapkan pemerintah dalam kegiatan ekspor impor tersebut, maka jika seseorang
bisa menerapkan peraturan-peraturan tersebut,yang akan melakukan kegiatan
ekspor impor akan dapat berjalan dengan lancar dan terkendali. Lain lagi
ceritanya jika kegiatan ekspor impor tidak di dasari dengan peraturan-peraturan
dari pemerintah atau tata laksana sebagai persyaratan utama pengendali kegiatan
ekspor impor tersebut, maka akan banyak sekali pengusaha yang melakukan
ekspor impor untuk melakukan kegiatan yang tidak sewajarnya, misal pengusaha
akan menyeleweng dalam kegiatan tersebut untuk kepentingan semata ataupun
pengusaha tersebut akan melakukan penyelundupan barang berbahaya dari luar
negri untuk menambah keuntungan individu yang besar. Banyak sekali manfaat
yang bisa diambil dari prosedur transaksi ekspor impor yaitu terciptanya
hubungan yang baik dengan antar negara atau menjalin silaturahmi serta dapat
memperoleh ilmu dalam berkomunikasi yaitu tidak lain bahasa dari negara itu
sendiri dan meningkatkan penghasilan devisa negara.
B. SARAN
19
asli/tidak orisinil. Kejadian seperti penyelundupan barang ilegal maupun
pemalsuan barang, jangan sampai hal seperti itu menimpa kita. Jadi kita harus
was-was dan sangat berhati-hati akan hal itu.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10008861/PROSEDUR_PELAKSANAAN_EKSPOR
_IMPOR
https://nylabintang.wordpress.com/tutorial-3/ekspor-dan-import/proses-transaksi-
ekspor-impor/
https://nylabintang.wordpress.com/tutorial-3/ekspor-dan-import/masalah-dalam-
eksport-dan-import/
https://w3cargo.com/pembayaran-transaksi-export-dan-import/
20