Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PROSEDUR EKSPOR IMPOR

Dosen Pengampu

Istikomah .,SE.,MM

Disusun Oleh KELOMPOK 6 :

Cecep Taufik Muhamad Ramdan (20.012.044)

Hani Handayani (20.012.048)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BANDUNG

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 2


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Tahapan Prosedur Ekspor Impor.......................................................... 5-6


B. Tahapan Prosedur Ekspor .................................................................... 7-10
C. Tahapan Prosedur Impor ...................................................................... 11-12
D. Macam-macam hambatan saat transaksi Ekspor Impor ....................... 12-15
E. Prosedur cara pembayaran transaksi Ekspor Impor ............................. 16-18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran ..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman milenial seperti ini tentunya sangat wajar terjadi proses
perdagangan internasional secara bebas entah itu dalam negara maupun luar
negara. Inilah alasan yang melatar belakangi para pelaku bisnis dalam
perdagangan internarnasional secara bebas antar beberapa negara karena selain
kesulitannya tidak banyak tentunya juga bisa memperluas ekspansi pasar dan juga
flexibel. Dengan di permudahnya peraturan perdagangan internasional, maka
dampaknya banyak beberapa negara yang memperbaiki peraturan ekspor impor.
Bagi pihak yang terkait lainnya perdagangan internasional bisa menjadi penyebab
persaingan yang besar bagi pekerja, ketatnya persaingan bagi beberapa pekerja
diantaranya karna profesional atau tidaknya pekerja itu yang dilatar belakangi
oleh kebanyakan kwalitas lebih baik dari pelaku bisnis maupun pekerja dari luar
negeri.

Sebagai pelaksana perdagangan internasional yang diharapkan lancar,


kegiatan ekspor impor di indonesia dan bisnis internasionalnya di harapkan dapat
dijadikan kemudahan dalam perdagangan internasional yang bebas serta
memperoleh keuntungan yang tinggi dari aktifitas perdagangan tersebut.
Masyarakat indonesia tentunya dituntut sering mengikuti perubahan-perubahan
maupun perkembangan beberapa peraturan baru atau yang akan di tetapkan dan
akan dilakukan di indonesia atau beberapa negara lainnya dalam kegiatan ekspor
impor indonesia dan kerja sama perdagangan bebas internasional.

Ekspor impor merupakan transaksi jual beli barang para pelaku bisnis yang
terjadi oleh antar negara berbeda-beda.Karena terjadi di beberapa negara maka
tidak menutup kemungkinan terjadi masalah yang meliputi adat istiadat yang
berbeda-beda,bahasa yang berbeda serta kebudayaannya. Perdagangan
internasional bebas menjadi sangat penting karena kegiatan ekspor impornya
adalah salah satu cara menambah devisa dalam suatu negara. Selain itu kegiatan
ekspor impor juga dapat mengurangi pengangguran meski harus bisa bersaing

2
dengan para tenaga kerja lainnya. Sangat penting bagi para pelakubisnis untuk
mengetahui prosedur eksporimpor yang di tetapkan oleh Departemen Keuangan
Republik Indonesia yang membawahi Direktorat Jenderal Bea Cukai dan
Direktorat Jenderal Pajak, yang merupakan instansi pemerintah yang memiliki
peran utama dalam urusan peraturan-peraturan yang ditentukan serta prosedur
ekspor impor di indonesia.

Selain itu lembaga perbankan juga berperan penting dalam prosedur ekspor
impor di indonesia karena dengan dukungannya dapat memudahkan di buatnya
dokumen eksporimpor, memudahkan prosedur pengiriman transportasi produk
yang dijual serta melindungi aset perdagangan.

Daya saing menjadi penentu dalam perdagangan bebas internasional. Dalam


meningkatkan kepercayaan dan kemampuan proses ekspor impor yaitu dengan
menggunakan kemudahan-kemudahan fasilitas dalam aktivas ekspor impor serta
menggunakan koncep,cara, dan memberi kepercayaan untuk dilakukannya bisnis
internasional dalam rancangan perdagangan bebas internasional.

B. Rumusan masalah yang akan dibahas :


1. Persoalan yang akan di bahas dari latar belangkang di atas antara lain :
2. Apa saja tahapan prosedur ekspor impor itu?
3. Apa saja tahapan prosedur ekspor itu?
4. Apa saja tahapan prosedur impor itu?
5. Apa sajakah hambatan yang sering terjadi saat kegiatan aktivitas
ekspor impor itu?
6. Bagaimana prosedur cara pembayaran transaksi ekpor impor itu?

C. Tujuan Masalah
1. Mendapat pengetahuan tentang proses transaksi ekspor yang benar.
2. Mendapat pengetahuan tentang proses transaksi impor yang benar.
3. Mengetahui hambatan yang sering dihadapi saat kegiatan aktivitas
ekspor impor.

3
4. Mengetahui prosedur cara pembayaran transaksi ekspor impor.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahapan Prosedur Ekspor Impor

Pengertian Prosedur Ekspor Impor adalah kegiatan mengirim barang atau


jual beli antar negara dalam jumlah yang besar. Hal yang perlu dilakukan yaitu
sebagai berikut:

a) Pihak importir melakukan pengajuan permohonan kepada pihak bank


pembuka letter of credit (L/C) (Issuing/opening bank) guna membuka L/C
yang ditujukan kepada eksportir.
b) Pihan bank pembuka L/C yang berurusan langsung harus bersedia
membuka L/C tersebut kepada bank koresponden di kediaman eksportir
(advising bank)
c) Pihak advising bank melanjutkan L/C tersebut kepada pihak eksportir
d) Pihak eksporting mempersiapkan dan mengirimkan lewat kapal barang-
barang yang akan dikirim pihak importir.
e) Setelah barang-barang dimuat di kapal, pihak eksportir berhak menerima
dokumen pengapalan barang (B/L) dari maskapai pelayan.
f) Kemudian dokumen-dokumen pengapalan serta wesel diserahkan oleh
pihak eksportir kepada advising bank yang diminta berperan sebagai

5
negotiating bank. Pihak bank lain boleh menjadi negotiating bank itu
tergantung keinginan pihak eksportir.
g) Melakukan tindakan advising bank atau negotiating bank menegosiasi
wesel yang diajukan oleh pihak eksportir.
h) Lalu, dokumen-dokumen pengapalan dikirim oleh negotiating bank
kepada issuing bank untuk memperoleh ganti pembayaran.
(reimbursement).
i) Tahap pemeriksaan dokumen-dokumen pengapalan akan dilakukan oleh
pihak issuing bank dan dengan syarat-syarat ketentuan yang dicantumkan
pada L/C dan jika sesuai maka issuing bank akan meminta pembayaran
kepada pihak importir yang telah tertulis dan disepakati pada L/C.
Pembayaran dilakukan pada saat dokumen diajukan atau bertahap dengan
jangka waktu yang sudah ditentukan.
j) Setelah pembayaran dilakukan, pihak importir meminta debet rekeningnya
kepada pihak issuing bank.
k) Kemudian issuing bank akan mendapat ganti pembayaran negotiating bank
dengan mengkredit rekening negotiating bank pada issuing bank atau
pihak ketiga yang telah disetujui.

6
B. Tahapan Prosedur Ekspor
1. Prosedur Ekspor

Merupakan kegiatan memperluas ekspansi pasar atas komoditinya ke luar


negeri dengan pembayaran valuta asing sehingga devisa bertambah serta dapat
berkomunikasi bahasa asing. Tahapan ekspor yang paling di persiapkan ialah
barang, barang tersebut akan melalui tahapan packaging, stuffing, hingga barang
siap untuk dikirim. Tapi sebelum itu pastikan pihak eksportir menerima pesanan
(order) dari pihak importir. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

a. Pemberitahuan Ekspor. Ada 2 yaitu :


1. Ekspor barang harus wajib PEB

Dalam PEB (pemberitahuan ekspor barang) bahwa setiap barang harus


melalui pendataan untuk pengajuan ke kantor Bea Cukai yang berisi :

1. Data Eksportir
2. Data penerima barang
3. Surat Kredit atau pembukaan L/C
4. Sarana pengangkut

7
5. Negara tujuan
6. Detail barang

2. Tidak diperlukan PEB, syaratnya yaitu :


 Menggunakan deklarasi pabean untuk barang penumpang dan barang
awak sarana.
 Barang pelintas sesuai dengan ketentuan perjanjian perdagangan
pelintas batas.
 Barang atau kendaraan bermotor yang akan diekspor menggunakan
dokumen diatur sesuai kepabean internasional.
 Barang yang dikirim melalui PT(Persero) Pos Indonesia menggunakan
deklarasi en-douane (CN 23)

Setelah pengajuan Dokumen PEB pihak yang akan melakukan Ekspor


harus membayar pajak atau pendapatan Negara. Setiap barang yang di Ekspor
berbeda – beda ditentukan dengan keputusan mentri keuangan. Sebelum itu
hendaknya mempersiapkan barang-barang ekspor atau memesan dari produsen
(supplier).

b. Prosedur pemeriksaan PABEAN

Pemeriksaan dokumen PEB untuk persetujuan barang yang akan di ekspor


melalui beberapa pemeriksaan. Setelah masuk dalam tahapan pemeriksaan akan
dikeluarkan pernyatan barang siap ekspor, jika terjadi pelanggaran ketentuan
bidang pajak makan akan dikembalikan ke pabean atau re-impor. Yang
melakukan prosedur ini yaitu :

1. Direktorat Jenderal Bea Cukai

Pemeriksaan dilaksanakan di kawasan pabean, Gudang eksportir, atau


tempat lain yang dijadikan tempat menyimpan barang ekspor.

8
2. Surveyor

Memeriksa barang impor yang memperoleh pembebasan bea


cukai,penangguhan pembayaran PPN/PPn BM dan pengembalian bea masuk serta
pembayaran pendahuluan PPN/PPn BM. Tempat pemeriksaan dilakukan di luar
kawasan pabeaan yang ditentukan oleh pihak eksportir.

c. Pemasukan Barang di PABEAN

Pemasukan barang eskpor ke wilayah PABEAN atau penimbunan


sementara dilakukan dengan PEB berkala. Selain disertai dengan PEB harus
disertai CTPS. Seluruh barang yang telah dimasukan kedalam peti kemas diajukan
harus bersamaan dengan dokumen PEB.

d. Pengajuan PEB

PEB diisi dengan lengkap dan benar oleh pihak eksportir selanjutnya
ditunjukkan kepada kantor pabean dengan dilampiri LPS-E yang wajib diperiksa
surveyor, copy surat tanda bukti setor (STBS), atau copy surat sanggup bayar
(SSB), dikenakan pungutan ekspor, copy invoice dan copy packing list dan copy
dokumen pelengkap pabean lainnya.

e. Pendaftaran PEB

Pejabat bea dan cukai mencatatkan PEB dalam buku catatan pabean dan
memberi nomor tanggal pendaftaran.

f. Penelitian PEB

Meneliti kelengkapan dokumen pabean yang dilakukan pejabat bea cukai


dan dokumen-dokumen lainnya yang bersangkutan dengan PEB.

g. Persetujuan Muat

Setelah pengecekan oleh pejabat Bea Cukai, meberikan persetujuan muat


pada PEB tersebut yang mencantumkan tempat tujuan, tanggal , nama terang NIP,
tanda tangan, serta cap dinas PEB yang bersangkutan.

h. Stuffing Container

9
Menentukan ukuran barang antara kargo yang akan ditempatinya, hal ini
sangatlah penting dalam proseng Stuffing karena jika barang yang di packing
tidak sesuai kargo yang butuhkan sangat menghamt proses.

i. Mengansuransikan Barang

Jika barang menggunakan term CIF maka bisa dilakukan pengansurasian.

j. Pengangkutan

Proses ini harus melibatkan pejabat Bea dan Cukai meliputi


pemberitahuan manifes (outware manifest) paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak
pemberangkatan.

k. Sanksi Administrasi

Dalam pemberitahuan jenis barang jika menuai kekliruan makan akan


dikenakan sanksi sebsar Rp 10.000.000 (sepuluh juta Rupiah) paling sedikit Rp
1.000.000 (satu juta rupiah) . Jika melakukan pembatalan akan dikenakan sanksi
sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah).

10
C. Prosedur Impor

Importir merupakan badan usaha atau perorangan sebagai pelaku pembelian


barang yang didatangkan dari luar negeri untuk sendiri maupun di jual kembali di
dalam negeri serta resiko di tanggung sendiri. Pihak importir wajib melapor
kepada direktur impor setiap bulan paling lama 15 bulan mengenai terlaksana atau
tidaknya importir.

Langkah-langkah tahapan proses importir yaitu sebagai berikut :

1. Melakukan penyampaian pesanan kepada eksportir.


2. Menyarankan bank untuk membuka L/C guna eksportir yang digunakan
sebagai paying bank.
3. Persyaratan-persyaratan L/C harus diselesaikan pada opening bank.
4. Mendapat informasi tibanya dokumen-dokumen pengapalan dari opening
bank yang sebelumnya dikirim dari advising bank atau negotiating bank.
5. Menyelesaikan persyaratan-persyaratan formulir impor dan perhitungan
asuransi, bea masuk dan pajak.
6. Menyelesaikan setoran pajak, bea masuk dan lain-lain.
7. Menyelesaikan pembayaran dokumen-dokumen pengapalan kepada pihak
opening bank sesuai ketentuan L/C.

11
8. Melakukan penyerahan tanda bukti telah diselesaikannya formulir import
dan pelunasan pajak atau bea cukai yang telah disetujui dan disahkan oleh
pihak bank kepada bea cukai untuk mendapatkan delivery order (DO).
9. Menyerahkan DO dan B/L. kepada pihak maskapai pelayaran untuk
pengeluaran barang tanpa atau dengan perusahaan ekspedisi.
10. Jika terjadi kerusakan atau barang hilang, berhak mendapatkan klaim ganti
rugi kepada pihak eksportir atau pihak maskapai asuransi.
11. Melakukan pelunasan wesel saat jatuh tempo atau sebelum jatuh tempo
apabila belum diselesaikan pihak bank.

Fasilitas perdagangan internasional yang diberikan oleh departemen


keuangan melalui direktorat jenderal bea cukai harus memiliki hukum kepabean
yang dapat mengantisipasi perkembangan industri dengan memberikan pelayanan
pengawasan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah. Yang hukumnya sudah
diatur dalam kepabeanan UU No.10/1995 dan sudah diperbarui dengan UU No.17
tahun 2006 dan beberapa peraturan menteri keuangan. Dalam importir diketahui
ada dua ketentuan yang ditetapkan dalam penetapan pengeluaran jalur barang
yaitu jalur hijau dan jalur merah. Karena sering tidak sesuai, maka terbentuklah
LHP yang selanjutnya di rekam dan disetujui oleh pejabat bea cukai.

D. Hambatan – hambatan dalam proses Ekspor Impor

Dalam proses perdagangan internasional mungkin tidak selamanya berjalan


lancar, sehingga terjadi hambatan-hambatan dalam proses transaksi ekspor impor
yang menjadi faktor penghalang di beberapa negara yang terlibat di dalamnya.

Hambatan tersebut dibagi dalam dua kelompok yaitu:

1. Faktor Eksternal

Faktor ini biasanya yang berkaitan dengan masalah di luar perusahaan


sehingga dapat mempengaruhi proses dalam kegiatan ekspor impor. Berikut apa
saja masalah-masalah tersebut :

12
1) Masalah kepercayaan antara eksportir dan importir, Kepercayaan
merupakan faktor penting untuk terciptanya pelaksanaan transaksi yang
lancar jika antara kedua belah pihak berbeda tempat dan terkendala oleh
jarak dan belum saling kenal akan dapat mengakibatkan resiko. Maka dari
itu, sebelum menyepakati perjanjian jual beli antara masing-masing pihak
harus sudah mengetahui kredibilitas kemampuan dari masing-masing
pihak. Berikut beberapa cara untuk mencari kontrak dagang:
1. Memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisi
nama, alamat, dan jenis usaha.
2. Mencari dan mengunjungi perusahaan di negara lain.
3. Minta perbantuan bank dalam negeri yang kemudian
mengajukan kontak dengan bank korespondennya di luar
negri untuk menghubungkan nasabah kedua bank.
4. Membaca publikasi dagang dalam dan luar negri.
5. Konsultasi dengan pengusaha dalam bidang yang sama.
6. Melalui perwakilan perdagangan.
7. Iklan.
2) Masalah Pemasaran, Faktor dimana harga dari pasar satu ke pasar lainnya
sangat perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya. Dalam hal ini perlu
diketahui pihak eksporti dan importir harus bisa bersaing dengan komoditi
lainya di dalam maupun luar negeri. Serta mengetahui informasi
mengenai:
a. Ongkos atau biaya barang
b. Sifat dan tingkat persaingan
c. Luas dan sifat permintaan

Jenis-jenis barang dibedakan atas dasar informasi antara lain :

1) Peraturan perdagangan negara setempat


2) Pembatasan mutu dan volume barang-barang tertentu
3) Kontinuitas produksi barang
4) Negara tujuan barang-barang ekspor

13
Masalah utama dalam pemasaran yang sering terjadi oleh eksportir maupun
importir adalah daya saing, antara lain :

a. Daya saing yang dianggap rendah karena harga dan waktu penyerahan
b. Daya saing dianggap sebagai masalah intern eksportir, padahal
sesungguhnya menjadi masalah nasional
c. Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negri
d. Kurangnya pengetahuan akan perluasan pemasaran serta teknik-teknik
pemasaran.
3) Kondisi yang terbatas dalam membentuk hubungan perdagangan
internasional/antar negara lain, sehingga upaya yang perlu dilakukan oleh
suatu negara yaitu meningkatkan hubungan bilateral maupun multilateral,
serta regional dan internasional antar negara lain.
4) Kurangnya pemahaman atas fasilitas yang diberikan oleh suatu negara
untuk memudahkan proses transaksi ekspor impor guna mengembangkan
perdagangan antar negara.

2. Faktor Internal

Faktor ini biasanya yang berkaitan dengan masalah di dalam perusahaan


sehingga dapat mempengaruhi proses dalam kegiatan ekspor impor. Berikut apa
saja masalah-masalah tersebut :

1) Persiapan Teknis

Mengenai ketentuan dasar untuk dilakukannya transaksi ekspor impor


meliputi :

1. Status badan hukum perusahaan


2. Adanya izin usaha (SIUP) serta izin ekspor maupun impor
(APE,APES, API, APIS, APIT)
3. Kemapuan menyiapkan persyaratan-persyaratan lain seperti dokumen
pengapalan, realisasi pengapalan serta kejujuran dan kesungguhan
berusaha termasuk itikad baik.

14
Dari pihak eksportir masalah yang muncul seringkali berkaitan dengan
persiapan dokumen-dokumen pengapalan dan juga kejujuran pihak eksportir
mengirimkan barang kepada pihak importir.

Menjadi hal yang harus dilakukan pihak eksportir maupun pihak importir
untuk menjaga nama baik perusahaannya, disisi lain guna menjamin usahanya
tetap lancar maka aktivitas kontinuitas transaksi ekspor impornya harus
berkembang dengan ditingkatkan maupun dipertahankan.

2) Harus mengetahui bagaimana proses transaksi ekspor impor


internasional dimana di setiap antar negara berbeda-beda peraturannya
menyangkut dasar-dasar transaksi ekspor impor, tata cara pelaksanaan,
maupun pengisian dokumennya.
3) Proses pembiayaan, masalah ini juga seringkali dialami para
pengusaha ekspor impor yaitu tidak tercukupnya dana yang diperoleh,
fasilitas dana yang di biayai, serta bagaimana cara mendapatkan
dananya. Maka dari itu para pengusaha dituntut harus pandai
mengelola keuangannya dengan bijak.
4) Persiapan barang yang kurang lengkap menjadi salah satu masalah
dalam proses eksportir, yang dapat menimbulkan hubungan sedikit
tidak baik dalam rekan luar negeri. Masalah tersebut antara lain:
a. Lambatnya pengiriman barang karena kesulitan administrasi dan
pengaturan pengangkutan, peraturan-peraturan pemerintah dan
sebagainya.
b. Kualitas barang yang tidak sesuai dengan perjanjian
c. Persediaan barang yang tidak dapat terpenuhi sesuai dengan
perjanjian.
d. Syarat pengepakan yang tidak sesuai.
e. Terlambat mengirim dokumen-dokumen pengapalan.
5) Bijaksana dalam mengatur strategi pelaksanaan ekspor impor agar
terlaksana dengan lancar dalam negeri maupun luar negeri tetapi
sebelumnya harus menjelaskan secara rinci dan jelas latar
belangkangnya serta tujuan usaha tersebut, sehingga para pengusaha

15
lainnya dapat memahaminya dan mengerti aturan main guna transaksi
setelahnya.
E. Tahapan Pembayaran Transaksi Ekspor Impor

Dalam berbagai negara prosesnya bisa dilakukan dengan berbagai cara antara
lain: secara Tunai (Cash Payment), Rekening Terbuka atau yang sering disebut
Pembayaran Kemudian (Open Account), Wesel Inkaso (Collection Draft),
Konsinyasi (Consignment), Letter of Credit (L/C). Berikut penjelasannya:

1) Pembayaran secara tunai, sebelum barang-barang siap dikirim oleh


pihak eksportir terlebih dahulu pihak importir membayar di awal (pay
advance).

Alasan mengapa pihak ekspor maupun impor menggunakan jenis


pembayaran ini karena :

1. Kepercayaan dari importir kepada eksportir.


2. Keyakinan yang dimiliki importir terhadap negara eksportir bahwa negara
eksportir tidak akan melarang ekspor.
3. Pembayaran dilakukan di awal oleh pihak importir setelah di beri izin oleh
pemerintah.
4. Importir mempunyai likuiditas yang cukup.

Kelemahan dalam sistem pembayaran ini yaitu semua resiko seperti


pembayaran barang dan barang yang tidak dikirimkan ditanggung oleh pihak
importir.

2) Pembayaran kemudian , Pembayaran kepada pihak eksportir belum


dilakukan pihak importir sebelum barang-barang dikapalkan atau
diterima pihak importir. Atau pembayaran dilakukan setelah disepakati
oleh kedua belah pihak setelah pihak eksportir melakukan pengapalan
barang dan mengirimkan invoice kepada pihak importir yang
disertakan tanggal dan waktu kapan pihak importir melakukan
pembayaran. Dapat dilakukan dengan syarat antara lain:
1. Ada kepercayaan penuh antara pihak eksportir dan importir.
2. Barang-barang dan dokumen akan dikirim langsung kepada pembeli.

16
3. Eksportir mempunyai dana lebih.
4. Pihak eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang
melarang transfer pembayaran.

Serta dapat mengalami resiko seperti:

 Eksportir tidak mendapat perlindungan apakah importir akan


melakukan pembayaran.
 Apabila importir tidak membayar, eksportir akan mengalami
kesulitan ketika membuktikannya saat di pengadilan karena tidak
adanya bukti.
 Penyelesaian perselisihan dalam hal ini akan mengakibatkan pihak
eksportir harus mengeluarkan biaya lebih.
3) Pembayaran dengan wesel, Dalam hal ini pihak eksportir memiliki
wewenang terhadap barangnya sebelum pihak importir membayar
weselnya.Pihak penarik wesel dan pihak eksportir berperan dalam
mengapalkan barang sementara dokumen kepemilikan atas pengiriman
barang dikirim kepada pihak importir melalui bank importir.

Dasar dokumen yang diserahkan kepada pihak importir antara lain:

1. D/P (Document against Payment)


Yaitu dokumen akan diserahkan apabila pihak importir sudah melakukan
pembayaran.
2. D/A (Document against Acceptance)
Yaitu dokumen akan diserahkan apabila pihak importir sudah melunasi
weselnya.

4) Pembayaran dengan Konsinyasi, Barang-barang ekspor dikirim oleh


pihak eksportir di luar negeri kepada pihak importir berstatus titipan
yang dijual dengan harga yang ditentukan oleh pihak importir. Serta
barang yang tidak terjual bisa dikembalikan kepada pihak eksportir.
Maka statusnya pihak eksportir memiliki kendali atas barang tersebut

17
sedangkan pihak importir hanya sebagai yang dititipi saja. Oleh sebab
itu resiko yang mungkin terjadi akibat sistem pembayaran ini yaitu:
1. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.
2. Tidak adanya kepastian eksportir akan menerima pembayaran.
3. Eksportir dapat menjadi korban penipuan dengan laporan tentang
barang yang terjual tetapi tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
4. Bila importir tidak membayar maka tidak ada bukti untuk
melaporkan atau menuntutnya di pengadilan.
5) Pembayaran dengan letter of credit(L/C), Merupakan sistem
pembayaran paling aman bagi pihak eksportir untuk mendapatkan hasil
penjualan dari pihak importir jika pihak eksportir dapat memenuhi
syarat-syarat dalam L/C. Sistem ini aman karena:
1. Adanya kepastian pembayaran kepada penjual/eksportir apabila dokumen-
dokumen pengapalan lengkap dan sesuai dengan syarat L/C.
2. Dan untuk kepastian pembayaran kepada importir hanya dapat dilakukan
oleh bank apabila sesuai dengan persyaratan L/C.

Akan tetapi kelemahan dalam sistem pembayaran ini yaitu bank tidak terlibat
dalam barang-barang ekspor tersebut karena bank hanya terlibat dalam dokumen-
dokumennya saja tergantung dari jenis L/C yang dibuka apakah irrevocable atau
irrecovable confirmed. Selain iti L/C tidak bisa memastikan kepada importir
bahwa pengapalan akan sesuai dengan yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak(pihak eksportir dan pihak importir).

Di bawah ini adalah contoh beberapa kontrak yang dihubungkan oleh pihak L/C,
antara lain :

1. Kontrak jual beli (sales contract) yang disetujui antara penjual dan pembeli
(eksportir dan importir).
2. Instrumen L/C yang merupakan kontrak antara eksportir (beneficiary) dan
bank pembuka L/C (issuing bank).
3. L/C atau “perjanjian jaminan” yang merupakan kontrak antara importir
(applicant) dan bank pembuka L/C (issuing bank).

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam hal ekspor impor telah di buat beberapa macam peraturan yang telah di
tetapkan pemerintah dalam kegiatan ekspor impor tersebut, maka jika seseorang
bisa menerapkan peraturan-peraturan tersebut,yang akan melakukan kegiatan
ekspor impor akan dapat berjalan dengan lancar dan terkendali. Lain lagi
ceritanya jika kegiatan ekspor impor tidak di dasari dengan peraturan-peraturan
dari pemerintah atau tata laksana sebagai persyaratan utama pengendali kegiatan
ekspor impor tersebut, maka akan banyak sekali pengusaha yang melakukan
ekspor impor untuk melakukan kegiatan yang tidak sewajarnya, misal pengusaha
akan menyeleweng dalam kegiatan tersebut untuk kepentingan semata ataupun
pengusaha tersebut akan melakukan penyelundupan barang berbahaya dari luar
negri untuk menambah keuntungan individu yang besar. Banyak sekali manfaat
yang bisa diambil dari prosedur transaksi ekspor impor yaitu terciptanya
hubungan yang baik dengan antar negara atau menjalin silaturahmi serta dapat
memperoleh ilmu dalam berkomunikasi yaitu tidak lain bahasa dari negara itu
sendiri dan meningkatkan penghasilan devisa negara.

B. SARAN

Untuk mengakhiri makalah kami dengan peembahasan mengenai prosedur


transaksi ekspor impor, maka saran dan komentar yang dapat kami berikan yaitu
yang paling utama yaitu harus memiliki orang dalam yang dapat kita percaya.
Selain itu, dalam kegiatan ekspor impor kita harus berhati-hati serta teliti atas
barang yang dikirimkan lewat kapal ke luar negeri maupun barang yang kita
terima. Hal yang perlu diperhatikan saat kita menerima barang dari luar negeri
yaitu kita harus mengeceknya sebelum barang ekspor impor tersebut kita terima
karena kita harus berhati-hati jangan sampai kita menerima barang palsu,tidak

19
asli/tidak orisinil. Kejadian seperti penyelundupan barang ilegal maupun
pemalsuan barang, jangan sampai hal seperti itu menimpa kita. Jadi kita harus
was-was dan sangat berhati-hati akan hal itu.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10008861/PROSEDUR_PELAKSANAAN_EKSPOR
_IMPOR

https://nylabintang.wordpress.com/tutorial-3/ekspor-dan-import/proses-transaksi-
ekspor-impor/

https://nylabintang.wordpress.com/tutorial-3/ekspor-dan-import/masalah-dalam-
eksport-dan-import/

https://w3cargo.com/pembayaran-transaksi-export-dan-import/

20

Anda mungkin juga menyukai