BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Baris Berbaris merupakan suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan militer yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Militer diperlukan disiplin yang tinggi baik
secara perorangan maupun kelompok untuk menanamkan disiplin dengan cara
latihan terus menerus sehingga tertanam rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Salah satu diantaranya untuk menanamkan disiplin
adalah dengan latihan Baris Berbaris yang telah diatur dalam Peraturan Baris
Berbaris.
b. Baris Berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan militer yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu
a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran pada Pendidikan Pertama Bintara TNI AD Tahap I.
b. Tujuan. Agar Prajurit Siswa mengerti tentang Peraturan Baris Berbaris (PBB)
sebagai bekal pengetahuan dan dapat menerapkannya dalam pelaksanaan tugas.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Naskah Sekolah Sementara ini tentang Peraturan
Baris Berbaris meliputi : Gerakan Perorangan Tanpa Senjata, Gerakan Berjalan Tanpa
Senjata, Gerakan Perorangan / Pasukan Bersenjata, Gerakan Perorangan / Pasukan
Bersenjata dan Baris Berbaris Tingkat Kompi, dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata.
c. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata.
d. Gerakan Ditempat Bersenjata.
e. Gerakan Bersenjata Gerakan Berjalan / Berlari.
f. Baris Berbaris Tingkat Kompi.
g. Evaluasi.
h. Penutup.
RAHASIA
2
BAB II
GERAKAN PERORANGAN TANPA SENJATA
4. Umum. Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris dapat dilakukan tanpa bersenjata
atau dengan bersenjata. Sebelum melaksanakan gerakan perorangan bersenjata harus
melaksanakan terlebih dahulu gerakan perorangan tanpa senjata dengan baik dan benar.
5. Sikap Sempurna.
Aba-aba : S i a p = GERAK.
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat
kedua kaki merupakan sudut 45º, lutut lurus dan paha dirapatkan berat badan dibagi
atas kedua kaki. Perut ditarik sedikit dan dada di busungkan, pundak ditarik
kebelakang sedikit dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada badan, pergelangan
tangan lurus, jari-jari tangan menggengam tidak terpaksa dirapatkan pada paha,
punggung ibu jari menghadap kedepan merapat pada jahitan celana, leher lurus,
dagu ditarik sedikit ke belakang, mulut ditutup, mata memandang lurus mendatar
kedepan, bernapas sewajarnya.
6. Istirahat.
Aba-aba : I s t i r a h a t – d i – t e m p a t = GERAK.
Pelaksanaan :
a. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan kesamping kiri, dengan
jarak sepanjang telapak kaki ( + 30 cm ).
b. Kedua belah lengan dibawa kebelakang dibawah pinggang, punggung tangan
kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan,
tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk serta
kedua lengan dilemaskan, badan tidak bergerak.
Catatan :
1) Dalam keadaan Parade dimana diperlukan pemusatan pikiran dan
kerapihan, istirahat dilakukan atas aba-aba “ Parade - I s t i r a h a t – d i -
T e m p a t = GERAK ”.
Pelaksanaan : Sama dengan tersebut di atas, hanya tangan ditarik ke atas
sedikit (di pinggang), tidak boleh bergerak, berbicara dan pandangan tetap
kedepan.
7. Periksa Kerapihan.
Aba-aba : P e r i k s a k e r a p i h a n = MULAI.
a. Tanpa senjata.
b. Bersenjata :
2) Pelaksanaan :
a) Pada aba-aba peringatan, pasukan secara serentak mengambil
sikap sempurna.
b) Pada saat aba-aba pelaksanaan pasukan dengan serentak
membungkukkan badan, kedudukan senjata tetap tegak dan dikepit
antara lengan atas dengan badan, masing - masing mulai memeriksa /
membetulkan perlengkapan berturut-turut dari bawah keatas mulai dari
sepatu sampai tutup kepala. Pada saat badan mulai tegak, senjata
dipegang tangan kanan, tangan kiri melanjutkan pemeriksaan
perlengkapan sampai tutup kepala.
4
Pelaksanaan :
5
9. Lencang Kanan/Kiri.
a. Lencang kanan / kiri : ( hanya dalam bentuk bersaf )
Pelaksanaan :
Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan,
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan. Pada
aba-aba pelaksanaan, berturut-turut tiap prajurit mulai dari penjuru kanan menyebut
nomornya sambil memalingkan muka kembali kedepan. Jika berbanjar maka pada
aba-aba peringatan semua prajurit tetap dalam sikap sempurna. Pada aba-aba
pelaksanaan tiap prajurit mulai dari penjuru kanan depan berturut-turut kebelakang
menyebutkan nomornya masing-masing Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
Pelaksanaan :
1) Kaki kiri / kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki
kiri/kanan berada diujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki
kiri/kanan.
13. Bubar.
14. Evaluasi.
a. Jelaskan bagaimana melaksanakan sikap sempurna dengan benar !
b. Jelaskan bagaimana melaksanakansikap istirahat dengan benar !
c. Jelaskan bagaimana melaksanakan periksa kerapihan dengan benar !
d. Jelaskan bagaimana melaksanakan berkumpul dengan benar !
e. Jelaskan bagaiman melaksanakan lencang kanan/kiri dengan benar !
f. Jelaskan bagaimana melaksanakan cara berhitung dengan benar !
g. Jelaskan bagaimana melaksanakan perubahan arah dengan benar!
h. Jelaskan bagaimana membuka/menutup barisan dengan benar!
i. Jelaskan bagaimana melaksanakan bubar barisan dengan benar !
BAB III
GERAKAN BERJALAN TANPA SENJATA
15. Umum. Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris dapat dilakukan tanpa
bersenjata atau dengan bersenjata. Sebelum melaksanakan gerakan perorangan
bersenjata harus melaksanakan terlebih dahulu gerakan perorangan tanpa senjata dengan
baik dan benar.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ditanah
ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah
pertama dihentakkan selanjutnya berjalan langkah biasa.
10
Catatan :
Dalam keadaan sedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan
: L a n g k a h T e g a p / L a n g k a h B i a s a = JALAN pada tiap-tiap
perubahan langkah (Tanpa kata maju ).
Catatan :
a) Dalam sedang berjalan, aba-aba adalah “ L a n g k a h
P e r l a h a n = JALAN ” yang diberikan pada waktu kaki kanan / kiri
jatuh ditanah ditambah satu langkah dan kemudian mulai berjalan
dengan langkah perlahan.
b) Tapak kaki pada saat melangkah (menginjak tanah) tidak
dihentakkan rata-rata untuk lebih hikmat.
b. Berhenti dari langkah perlahan.
Aba-aba : H e n t i = GERAK.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
ditanah lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan
pada kaki kanan/kiri menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap
sempurna.
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan melangkah kebelakang mulai dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan
menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan
sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan empat langkah.
Pelaksanaan :
Catatan :
12
Catatan :
Aba-aba : G a n t i L a n g k a h = JALAN.
Pelaksanaan :
28. Berhenti.
Aba – aba : H e n t i = GERAK.
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah.
Setelah ditambah satu langkah selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan kemudian
mengambil sikap sempurna.
mencapai sudut 45º dari pada pandangan lurus kedepan, maka kepala dan
pandangan mata tetap pada arah tersebut hingga dapat aba-aba “ T e g a k =
GERAK ”.
Catatan :
33. Perubahan Arah pada Waktu Berlari. Perubahan arah pada waktu berjalan yang
ditentukan pada pasal 35 dan 56 dapat dilakukan juga oleh pasukan dalam keadaan berlari
dengan perbedaan : bukan ditambah satu langkah tetapi tiga langkah.
34. Haluan Kanan / Kiri. Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk bersaf, guna
merubah arah tanpa merubah bentuk.
a. Berhenti ke berhenti. Aba-aba : H a l u a n k a n a n / k i r i = JALAN.
Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan/kiri berjalan ditempat
dengan memutar arah secara perlahan-lahan hingga merubah arah sampai
sebesar 90º. Bersamaan dengan itu, masing-masing saf mulai maju jalan
dengan rapi ( dengan tidak melenggang ) sambil meluruskan safnya hingga
merubah arah sebesar 90º, kemudian berjalan ditempat. Setelah penjuru
kanan/kiri depan melihat safnya lurus memberi isyarat : “ LURUS”, kemudian
komandan memberi aba-aba: “ H e n t i = GERAK”, yang diucap kan pada
waktu kaki kiri/kanan jatuh ditanah. Setelah ditambah satu langkah kemudian
seluruh pasukan berhenti.
b. Berhenti keberjalan. Aba-aba : H a l u a n k a n a n / k i r i m a j u =
JALAN.
Pelaksanaan :
17
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
ditanah, kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan
gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti.
35. Melintang Kanan/Kiri. Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna
merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap.
36. Evaluasi.
BAB IV
37. Umum. Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris dapat dilakukan tanpa bersenjata
atau dengan bersenjata. Sebelum melaksanakan gerakan perorangan bersenjata harus
melaksanakan terlebih dahulu gerakan perorangan tanpa senjata dengan baik dan benar.
Dalam melakukan gerakan-gerakan bersenjata, tali sandang di panjangkan lebih kurang
dua kepal. Pada waktu upacara tali sandang dikencangkan.
39. Istirahat.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, tangan kanan tetap pada kedudukan semula.
Pada aba – aba pelaksanaan melakukan gerakan seperti gerakan pasal 12 dan
bersamaan dengan itu senapan didorong kedepan, sehingga lengan kanan
mengencang kedepan serong kekanan bawah.
b. Perubahan arah.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, senapan diangkat sedikit. Pada aba-aba
pelaksanaan, gerakan balik kanan seperti gerakan balik kanan tanpa senjata.
Setelah selesai senapan diletakkan disamping kaki tanpa bersuara kembali
kesikap sempurna.
Pelaksanaan :
Gerakan ini hanya dikerjakan dalam bentuk berbanjar. Pada aba-
aba pelaksanaan, banjar kanan dan kiri melangkah satu langkah kekanan dan
kekiri. Setelah selesai senapan diletakkan disamping kaki tanpa bersuara
kembali kesikap sempurna. Banjar yang tengah juga mengangkat senapan
dan diturunkan bersama sama, dengan banjar kiri dan kanan.
2) Tutup barisan. Aba – aba : T u t u p b a r i s a n = JALAN.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, senapan diangkat sedikit. Pada aba-aba
pelaksanaan, banjar kanan dan kiri membuat satu langkah kesamping kiri dan
kanan.Setelah selesai, senapan diletakkan kembali disamping kaki tanpa
bersuara kembali ke sikap sempurna.
41. Bubar. Pada dasarnya pembubaran dilakukan pada saat dalam posisi sikap
sempurna bersenjata.
Aba – aba : B u b a r = JALAN.
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan penghormatan
(Penghormatan bersenjata) dan setelah dibalas, kembali kesikap sempurna,
kemudian senjata diangkat sedikit dan melakukan gerakan “ B a l i k k a n a
n = GERAK “. Setelah senjata diletakkan di atas tanah mengambil sikap
depan senjata, kemudian menghitung dua hitungan dalam hati baru kaki kiri
dihentakkan satu langkah ke depan, selanjutnya menuju tempat tujuan
masing masing.
Catatan :
Bila sikap sempurna dengan posisi senjata menyilang didepan badan
(dikalungkan) maka setelah melakukan penghormatan, balik kanan kemudian
menghitung 2 hitungan dalam hati, baru kaki kiri dihentakkan satu langkah
kedepan (seperti langkah pertama gerakan maju jalan). Selanjutnya menuju
tempat masing masing.
Pelaksanaan :
1) Senapan diangkat dengan tangan kanan, sedangkan kedua lengan
atas rapat pada badan, senapan dibawa lurus kedepan tengah-tengah badan
antara selebar tangan, pejera menghadap kebelakang. Bersamaan dengan
gerakan ini tangan kiri memegang senapan dengan jarak selebar tangan di
bawah tangan kanan, ibu jari keatas, jari lainnya rapat. Lengan kiri
merupakan sudut 90° dan rapat pada badan.
21
Catatan :
Khusus dalam hubungan kesatuan penyampaian penghormatan tanpa
memalingkan kepala kearah yang diberi hormat (Pandangan tetap lurus ke
depan ).
b. Tegak senjata. Aba-aba : T e g a k s e n j a t a = GERAK.
Pelaksanaan :
1) Tangan kanan dipindahkan dan memegang senapan antara selebar
tangan di atas tangan kiri dengan cara memukulkan telapak tangan,
bersamaan dengan itu kepala dipalingkan kembali ke depan. Kedua lengan
rapat pada badan.
2) Senapan diturunkan sampai popor setinggi dua jari diatas tanah
disebelah kanan ujung kaki kanan, dan diantar oleh tangan kiri, jari-jari tangan
kiri lurus dan rapat satu sama lain diletakkan diujung laras bagian depan, jari
telunjuk setinggi mulut laras, punggung tangan menghadap kedepan.
3) Senapan diletakkan ditanah dengan tidak berbunyi.
4) Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.
Pelaksanaan :
a) Siku kiri 90º karena ini merupakakn faktor yang penting guna
memelihara tegaknya senjata.
b) Pada waktu berjalan lengan kiri harus merapat disamping
badan dan sehingga senjata kedudukannya harus di tengah – tengah
pundak.
e. Pindah senjata.
1) Dari pundak kiri ke pundak kanan. Aba-aba: “ P u n d a k kanan
s e n j a t a = GERAK”.
Pelaksanaan :
a) Tangan kanan memegang hulu popor, siku kiri tetap merapat
pada badan.
23
Catatan :
Dari pundak senjata dapat diadakan hormat senjata, apabila
dalam keadaan memaksa. Aba-aba : H o r m a t S e n j a t a =
GERAK.
3) Dari pundak kiri senjata kehormat senjata. Pada aba-aba
pelaksanaan melakukan gerakan :
a) Tangan kanan memegang hulu popor, siku kanan merapat
badan.
b) Kemudian menurunkan senjata, seperti hormat senjata.
24
Pelaksanaan :
26
Pelaksanaan :
Catatan : Untuk drill pasukan ada baiknya jika lamanya tiap-tiap gerakan
dilakukan pada aba-aba peringatan ditentukan 2 hitugan.
Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, senapan diputar pada ujung popor depan
sehingga mulut laras berada di depan perut dengan tangan kanan melekat
28
pada paha. Bersamaan dengan itu tangan kiri memegang hulu sangkur, ibu
jari di sebelah bawah lobang laras, jari lainnya rapat satu sama lain,
punggung tangan serong ke muka, siku kesamping.
2) Sangkur dicabut serong ke kiri atas dan dibawa melalui muka badan.
Sangkur dipasangkan pada ujung laras serong ke dalam lebih kurang 45º.
Gerakan tangan kiri ini diikuti oleh pandangan mata.
3) Pada aba-aba pelaksanaan sangkur ditekan dan diputar seperdelapan
bulatan ke muka.
4) Selanjutnya seperti gerakan mengembalikan senjata pada
pelaksanaan pasang sangkur.
Catatan : Untuk drill pasukan ada baiknya jika lamanya setiap gerakan yang
dilakukan pada aba - aba peringatan ditentukan 2 hitungan.
e. Lepas Sangkur (Paku). Aba-aba : L e p a s S a n g k u r = GERAK.
Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan senapan diputar pada ujung popor depan ke
kiri (ke depan badan) sehingga kedudukannya condong dan arah serong 45º
ke kiri dari arah depan kita dari kedudukan semula. Tangan kanan
ditegakkan dan serong kedepan sehingga telapak tangan berada satu
kepalan di depan paha kanan. Bersamaan dengan itu tangan kiri dengan
ibu jari dibagian atas bubung sangkur, 4 jari serta telapak tangan menghadap
dan terletak di punggung sangkur.
2) Dengan ibu jari menekan bubung sangkur kebawah, dibawa ke luar
sehingga sangkur terlepas dari kuncinya dan telapak tangan kiri dipindahkan
kemata sangkur dengan jari kelingking rapat pada bubung sangkur membawa
sangkur kearah 90º dari arah laras.
3) Pada aba-aba pelaksanaan: Dengan gerakan yang cepat bubung
sangkur dimasukkan pada laras oleh telapak tangan kiri.
4) Senjata dibawa ke samping kanan badan diantar oleh tangan kiri.
5) Tangan kiri kembali ke sikap sempurna.
Catatan : Untuk drill pasukan ada baiknya jika lamanya tiap-tiap gerakan yang
dilakukan pada aba-aba peringatan ditentukan 2 hitungan.
Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, senapan diputar pada ujung popor depan ke
kiri (ke depan badan), sehingga duduknya condong dan arahnya serong 45º
kekiri dari arah depan kita / kedudukan semula. Tangan kanan di tegangkan
dan serong kedepan sehingga telapak tangan berada satu kepalan dimuka
paha kanan. Bersamaan dengan itu tangan kiri dengan ibu jari dibagian
dalam, 4 jari lainnya dibagian luar serta telapak tangan menghadapa ke
bawah memegang hulu sangkur.
29
2) Dengan ibu jari dan empat jari lainnya menarik hulu sangkur keatas
sehingga terlepas dari kuncinya. Dengan telapak empat jari pada
punggung sangkur dan ibu jari pada hulu sangkur, mengikuti jatuhnya
sangkur.
3) Pada aba-aba pelaksanaan: Dengan gerakan yang cepat sangkur
ditekan masuk kedalam lobang sangkur oleh telapak tangan kiri.
4) Senjata dibawa ke samping badan diantar oleh tangan kiri.
Pelaksanaan :
1) Senapan diangkat serong ke kiri atas melalui depan badan dengan
tangan kanan setinggi tingginya, dan popor merapat depan badan, tangan kiri
memengang senjata di depan bahu kiri dengan jari jari rapat; lengan melekat
pada badan. Pada gerakan ini muka tidak tertutup oleh lengan.
b. Periksa Senjata (oleh komandan ), berlaku untuk senjata L.E dan yang
sejenis.
Pelaksanaan :
30
9) Ibu jari tangan kanan menekan pal penutup dari atas agar penutup
kembali kedepan.
10) Ibu jari tangan kanan menekan pal pengaman pada “ Semi ”.
11) Jari telunjuk tangan kanan menarik picu sehingga berbunyi klik,
bersamaan itu pandangan mata melihat ke arah laras.
12) Tangan kanan menutup keping penutup.
13) Tangan kanan memegang hulu popor.
14) Kegiatan selanjutnya seperti urutan tegak senjata dari kedudukan
depan senjata.
Catatan :
Sebelum melakukan periksa kamar didahului dengan kegiatan lepas
megazen. Setelah selesai periksa kamar (Bila tidak ada kegiatan periksa
laras atau periksa senjata), baru melaksanakan kegiatan pasang magazen.
Catatan :
Pelaksanaan :
a. Menyilangkan senjata.
2) Aba-aba : S i l a n g k a n - s e n j a t a = MULAI.
Pelaksanaan :
a) Penyilang serta orang yang berada disebelah kiri dan kanan
penyilang secara serentak membongkokkan badan, bersamaan
dengan itu tangan kiri memegang lade bagian bawah kemudian tangan
kanan dipindahkan memegang hulu popor.
b) Penyilang meletakkan senjata didepan antara kedua ujung kaki
dengan magazen menghadap kedepan, bersamaan dengan itu orang
yang disebelah kiri/ kanan penyilang melangkahkan kaki kanan/kirinya
serong kekanan/kiri depan.
c) Penyilang menunduk tangan kanan memegang lade bagian
atas, bersamaan dengan itu orang yang disebelah kiri dan kanan
penyilang meletakkan laras senjatanya di atas magazen penyilang dan
meletakkan dasar popor senjatanya masing-masing segaris dengan
kedua ujung kaki penyilang. Tangan kiri penyilang membantu
peletakkan laras diatas magazen sehingga kedudukan senjata dapat
kokoh berdiri tegak.
d) Setelah Komandan memberikan aba-aba “ selesai ”, maka
secara serentak penyilang serta orang yang berada disebelah kiri dan
kanan penyilang menegakkan badan, kembali kesikap sempurna pada
kedudukan semula.
Catatan :
(1) Dalam bentuk peleton bersaf terlebih dahulu dilakukan
“Buka barisan”. Pelaksana tiap-tiap regu selanjutnya sama
seperti dalam bentuk regu bersaf.
(2) Sebelum pasukan dibubarkan, supaya Komandan
Pasukan/Regu memerintahkan satu langkah ke kanan/kiri.
(3) Pada waktu ada aba-aba berkumpul masing-masing
anggota menempatkan diri seperti pada waktu akan
dibubarkan.Kemudian diberikan aba-aba satu langkah ke
kiri/kanan. Selanjutnya disusul aba-aba : L e p a s k a n
S e n j a t a = MULAI.
Pelaksanaan :
a) Pada aba-aba peringatan badan dibongkokkan, kaki lurus, lutut
tidak dibengkokkan, bersamaan dengan itu tangan kiri memegang
pelindung tangan bagian bawah.
b) Tangan kanan diluncurkan kebawah memegang magazen,
bersamaan dengan itu senjata dikepit.
c) Tangan kiri memegang gesper tali sandang, tangan kanan
membantu mengendorkan tali sandang.
d) Setelah tali sandang sikendorkan sepanjang ± dua kepal,
tangan kiri memegang magazen, tangan kanan kembali memegang
pelindung tangan / lade bagian atas.
e) Setelah semua anggota mengerjakan seperti pasal 54 ayat 1
sub a sub-sub 4 ) Komandan / Pelatih memberikan aba-aba “ GERAK”.
f) Pada aba-aba pelaksanaan, semua anggota secara serentak
menegakkan badan, tangan kiri mengantar laras senjata ke samping
kanan badan kemudian bersamaan dengan itu kembali kesikap
sempurna.
Pelaksanaan :
54. Evaluasi.
a. Jelaskan bagaimana melaksanakan sikap sempurna bersenjata dengan
benar !
b. Jelaskan bagaimana melaksanakan istirahat bersenjata dengan benar !
c. Jelaskan bagaimana melaksanakan buka/tutup barisan bersenjata dengan
benar !
d. Jelaskan bagaimana melaksanakan bubar barisan bersenjata kepada PA
dengan benar !
e. Jelaskan bagaimana melaksanakan penghormatan bersenjata dan tegak
senjata dengan benar !
f. Jelaskan bagaimana melaksanakan pundak Ka/Ki senjata dengan benar !
g. Jelaskan bagaimana melaksanakan lencang kanan bersenjata dengan
benar !
h. Jelaskan bagaimana melaksanakan sandang senjata dengan benar !
i. Jelaskan bagaimana melaksanakan depan senjata dengan benar!
j. Jelaskan bagaimana melaksanakan pasang/lepas sangkur dengan benar !
k. Jelaskan bagaimana melaksanakan periksa senjata dengan benar !
l. Jelaskan bagaimana melaksanakan periksa laras dengan benar !
m. Jelaskan bagaimana melaksanakan sikap salvo dengan benar !
n. Jelaskan bagaimana melaksanakan menyilangkan/melepaskan silangan
senjata dengan benar !
o. Jelaskan bagaimana melaksanakan kendorkan dan kencangkan tali sandang
dengan benar !
p. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan berkumpul dengan senjata
dengan benar !
42
BAB V
55. Umum. Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris dapat dilakukan tanpa bersenjata
atau dengan bersenjata. Sebelum melaksanakan gerakan perorangan bersenjata harus
melaksanakan terlebih dahulu gerakan perorangan tanpa senjata dengan baik dan benar.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah selanjutnya melakukan gerakan pundak
kanan senjata.
c. Dari pundak kanan ke pundak kiri. Aba-aba : P u n d a k kiri senjat
a = GERAK.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ditanah,
kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya melakukan gerakan pundak
kanan senjata.
d. Dari sandang senjata ke pundak kiri. Aba-aba : P u n d a k k i r i s e n j a t
a = GERAK.
Pelaksanaan :
1) Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah.
2) Pada langkah berikutnya tangan kanan mendorong tali sandang ke
atas, jari-jari tetap menggenggam dan bersamaan dengan itu tangan kiri
memegang senjata diatas magazen.
3) Melakukan gerakan seperti “Hormat senjata”.
4) Senapan ditegakkan dimuka pundak kiri, pejera menghadap ke kanan.
Tangan kiri memegang popor, ibu jari disebelah kiri, jari-jari lainnya rapat di
muka popor lengan kiri rapat pada badan dan merupakan sudut 90º.
5) Senjata diletakkan dipundak kiri dengan pemegang penegang
menghadap keatas.
43
Pelaksanaan :
1) Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah.
b. Pada semua sikap seperti tidak bersenjata. Pada waktu berjalan yang
bersenjata pistol menyesuaikan lenggang dengan lenggang orang yang bersenjata
senapan. Tangan yang tidak melenggang memegang tempat peluru/sarung pistol
/ sabuk.
Pelaksanaan :
1) Senjata dengan tangan kanan diputar kekiri memegang laras.
2) Tangan kanan memegang tali sandang, tapak tangan menghadap ke
atas.
Pelaksanaan :
46
1) Tangan kanan kedepan hingga popor turut kedepan sedikit dan tangan
kiri memegang senjata setinggi serongan dasar.
2) Dengan tangan kiri senjata diangkat dari pundak dan di tegakkan di
depannya, tangan kanan memegang laras setinggi ketiak.
Pelaksanaan :
1) Badan dibungkukkan, tangan kiri memengang pemegang bawah, lutut
tidak dibengkokkan.
2) Dengan kedua tangan senjata diangkat sambil menegakkan badan,
senjata diletakkan di atas pundak kiri dengan tangan kanan melalui atas
kepala. Pejera menghadap keatas.
4) Tangan kiri memegang tumit popor diantara jari telunjuk dan jari
tengah.
5) Tangan kanan kembali kesikap sempurna.
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
1) Tangan kanan memegang hulu popor, ibu jari menghadap ke bawah
dan punggung tangan menghadap ke atas.
2) Tangan kiri memegang pegangan pistol, ibu jari berada dibawah dan
punggung tangan menghadap ke atas.
berubah arah tempat, maka setelah menghadap arah yang baru mortir diletakkan di
tanah dan kembali dalam sikap sempurna.
d. Lencang kanan / kiri. Untuk melakukan lencang kanan / kiri seperti lencang
kanan / kiri dengan SMR.
e. Pundak kiri senjata.
Pelaksanaan :
1) Badan dibongkokkan (Lutut tidak dibengkokkan) Tangan kiri
memegang bagian atas pangkal laras ( + selebar tangan ). Punggung
tangan menghadap ke dalam ibu jari berada di depan, jari jari lainnya
merapat.
Pelaksanaan :
1) Tangan kanan memegang ujung laras dari atas, ibu jari berada di
bawah, punggung tangan menghadap ke atas.
2) Tangan kiri memegang ujung laras belakang tangan kanan, punggung
tangan menghadap keatas, ibu jari berada dibawah, jari jari lainnya di atas.
3) Tangan kanan memegang pangkal laras dari atas ibu jari di bawah jari-
jari lainnya diatas.
4) Membungkukkan badan sambil menurunkan senjata dan diletakkannya
disamping kaki kanan, pengumpil tembakan menghadap kebelakang.
5) Tangan kanan dipindahkan memegang mulut laras, punggung ibu jari
menghadap ke kiri, jari jari lainnya merapat menghadap kedepan.
63. FNC.
Pelaksanaan :
a) Pada aba aba peringatan, senjata diputar pada ujung popor
bagian depan , mulut laras dibawa ke depan badan.
b) Badan dibungkukkan, bersamaan dengan itu tangan kiri
memegang rumah magazen.
c) Tangan kanan memindahkan kaitan tali sandang dari cincin kait
tali sandang bawah kecicin kait tali sandang tegah.
d) Setelah ada aba aba pelaksanaan = GERAK, tangan kanan
memegang lade bagian atas, selanjutnya badan ditegakkan,
bersamaan dengan itu tangan kiri mengantar laras ke samping kanan
badan kemudian kembali kesikap sempurna.
Pelaksanaan :
a) Pada aba – aba peringatan, Melakukan gerakan seperti pasal
63 ayat 1 sub a sub sub 1) s/d 2).
b) Tangan kanan memindahkan kaitan tali sandang dari cincin kait
tali sandang tegah ke cicin kait tali sandang bawah.
1) Sikap sempurna.
a) Berdiri seperti sikap sempuna PBB, senjata dikalungkan
menyilang/diagonal di depan dada dengan laras serong ke kiri atas.
Pelaksanaan :
a) Pada aba aba peringatan, tangan kanan menekan hulu popor
kedalam sehingga kedudukan senjata merapat pada badan,
bersamaan dengan itu tangan kiri memegang hulu sangkur, ibu jari
rapat pada hulu sangkur sebelah dalam, punggung tangan menghadap
keluar serong kedepan, siku kesamping dan jari jari lainnya merapat
pada hulu sangkur sebelah luar.
Pelaksanaan :
a) Tangan kanan kembali kesikap sempurna.
b) Tangan kiri diturunkan merapat disamping badan.
Pelaksanaan :
a) Tangan kiri memengang lade bagian atas, ibu jari berada di
bagian dalam keempat jari rapat menggenggam lade bagian depan,
punggung tangan berada diluar.
52
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
a) Tangan kiri di angkat lurus kekiri sampai menyentuh bahu kanan
orang yang disebelah kirinya.
b) Telapak tangan kiri menggenggam, punggung tangan
menghadap ke atas.
Pelaksanaan :
Tangan kiri kembali merapat disamping badan (sikap sempurna).
c. Buka popor. Aba – aba : B u k a – p o p o r = GERAK.
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
5) Jalan ditempat.
a) Dari sikap sempurna. Aba-aba : J a l a n d i te mp a t =
GERAK.
(1) Kaki kiri, kemudian kanan diangkat keatas bergantian
seperti pada pasal 31 ayat 1.
(2) Tangan kiri seperti sikap sempurna.
(3) Tangan kanan memegang lipatan popor seperti sikap
sempurna.
64. Evaluasi.
a. Jelaskan bagaimana melaksanakan pundak senjata sedang berjalan/berlari
dengan benar !
b. Jelaskan bagaimana melaksanakan sandang senjata sedang berjalan/berlari
dengan benar !
c. Jelaskan bagaimana melaksanakan depan senjata sedang berjalan/berlari
dengan benar !
d. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata pistol perorangan /
pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
e. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata pistol mitraliur
perorangan / pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
f. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata Senapan Mesin
Ringan (SMR) perorangan / pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
g. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata Mortir Ringan ( Mortir
5 ) perorangan / pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
58
BAB VI
65. Umum. Baris- berbaris kompi adalah dimaksudkan untuk melatih dan memelihara
gerakan yang sesuai dengan peraturan mengenai bentuk-bentuk gerakan dan perobahan-
perobahan yang dilakukan pada waktu baris berbaris, Upacara/Parade, Defile maupun
pemindahan pasukan setingkat kompi dengan berjalan kaki.
a. Kompi terdiri atas tiga peleton, satu peleton terdiri dari 30 orangditambah
seorang Komandan Peleton, dan satu regu terdiri dari 10 orang.
68. Aba-aba.
d. Haluan kanan/kiri hanya dilakukan dari bentuk banjar berbanjar atau banjar
bersaf, dan pelaksanaannya oleh tiap peleton selalu serentak.
b. Pelaksanaan.
a. Saf-bersaf.
c. Banjar bersaf. Bila kompi dalam bentuk yang lain, maka komandan kompi
memberi petunjuk pada peleton petokan ”Betulkan arah”, lalu tiap-tiap prajurit
membetulkan arah samping dan kedepan tanpa mengangkat tangan, selanjutnya
aba-aba L e n c a n g – D e p a n = GERAK.
Catatan : Tidak selamanya meluruskan barisan seperti tersebut diatas tetapi
komandan kompi/komandan pasukan dapat langsung memberikan aba-aba :
L e n c a n g K a n a n / k i r i = GERAK atau L e n c a n g D e p a n = GERAK.
a. Perubahan dari banjar berbanjar menjadi bersaf dengan arah yang tetap
(waktu berjalan/berhenti). Aba-aba dari komandan kompi : ”Kepada peleton depan
banjar bersaf = MULAI”.
Pelaksanaan : Peleton depan tetap pada tempatnya, sedangkan komandan peleton
dua dan tiga membawa peleton masing-masing ketempat yang baru (Peleton
belakang menjadi peleton kiri).
Peringatan : Kalau komandan kompi hendak menyusun bentuk banjar bersaf
kekanan makapetunjuk yang harus diberikan : ”Kepada Peleton depan kekanan
banjar bersaf = MULAI (Peleton belakang menjadi peleton kanan)
c. Perubahan banjar berbanjar menjadi saf berbanjar dengan arah tetap. Aba-
aba dari komandan kompi : ”Tiap-tiap peleton melintang kiri = JALAN”.
g. Perubahan dari saf berbanjarmenjadi saf bersaf dengan arah yang tetap
(waktu berhenti) Petunjuk dari komandan kompi : ”Kepada peleton depan – Saf
Bersaf = MULAI”.
h. Peralihan banjar bersaf menjadi banjar berbanjar arah yang tetap dalam
keadaan berjalan. Petunjuk dari komandan kompi : ”Kepada peleton kanan –
Banjar berbanjar = MULAI” Peleton satu malakukan aba-abadari komandan kompi,
peleton dua dan tiga membawa barisannya ke tempatnya dalam bentuk banjar
berbanjar (dapat juga dengan arah serong) Secepat mungkin menyesuaikan
langkah dengan yang terdepan.
Cara Lain : Komandan kompi memberi Aba-aba : ”Hadap Kanan – Maju = JALAN”
Lalu memberi petunjuk ”Berturut-turut Hadap kiri maju = LALAN.
Keuntungan dengan cara ini adalah, gerakan dapat serentak dan langkah sama,
untuk merubah satu bentuk kebentuk yang lain, dapat dilakukan dengan bermacam-
macam cara, tetapi harus berusaha mencari jalan yang terpendek dan sedapat
mungkin meluruskan kompi dengan serentak.
72. Evaluasi.
BAB VII
RAHASIA
63
BAB VIII
PENUTUP
74. Penutup. Demikian Naskah Sekolah Sementara ini disusun sebagai bahan
ajaran untuk pedoman bagi Gadik dan Prajurit Siswa dalam proses belajar mengajar
pelajaran Peraturan Baris Berbaris pada Pendidikan Pertama Bintara TNI AD Tahap I.
A. n. Komandan Kodiklat
Dirdik
Agus Kriswanto
Brigadir Jenderal TNI
64
RAHASIA