Anda di halaman 1dari 64

RAHASIA

TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT Lampiran III


KODIKLAT Keputusan Dankodiklat TNI AD
Nomor Kep / / XI / 2011
Tanggal Nopember 2011

PERATURAN BARIS BERBARIS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Baris Berbaris merupakan suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan militer yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Militer diperlukan disiplin yang tinggi baik
secara perorangan maupun kelompok untuk menanamkan disiplin dengan cara
latihan terus menerus sehingga tertanam rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Salah satu diantaranya untuk menanamkan disiplin
adalah dengan latihan Baris Berbaris yang telah diatur dalam Peraturan Baris
Berbaris.

b. Baris Berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan militer yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran pada Pendidikan Pertama Bintara TNI AD Tahap I.
b. Tujuan. Agar Prajurit Siswa mengerti tentang Peraturan Baris Berbaris (PBB)
sebagai bekal pengetahuan dan dapat menerapkannya dalam pelaksanaan tugas.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Naskah Sekolah Sementara ini tentang Peraturan
Baris Berbaris meliputi : Gerakan Perorangan Tanpa Senjata, Gerakan Berjalan Tanpa
Senjata, Gerakan Perorangan / Pasukan Bersenjata, Gerakan Perorangan / Pasukan
Bersenjata dan Baris Berbaris Tingkat Kompi, dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata.
c. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata.
d. Gerakan Ditempat Bersenjata.
e. Gerakan Bersenjata Gerakan Berjalan / Berlari.
f. Baris Berbaris Tingkat Kompi.
g. Evaluasi.
h. Penutup.

RAHASIA
2

BAB II
GERAKAN PERORANGAN TANPA SENJATA

4. Umum. Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris dapat dilakukan tanpa bersenjata
atau dengan bersenjata. Sebelum melaksanakan gerakan perorangan bersenjata harus
melaksanakan terlebih dahulu gerakan perorangan tanpa senjata dengan baik dan benar.

5. Sikap Sempurna.
Aba-aba : S i a p = GERAK.
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat
kedua kaki merupakan sudut 45º, lutut lurus dan paha dirapatkan berat badan dibagi
atas kedua kaki. Perut ditarik sedikit dan dada di busungkan, pundak ditarik
kebelakang sedikit dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada badan, pergelangan
tangan lurus, jari-jari tangan menggengam tidak terpaksa dirapatkan pada paha,
punggung ibu jari menghadap kedepan merapat pada jahitan celana, leher lurus,
dagu ditarik sedikit ke belakang, mulut ditutup, mata memandang lurus mendatar
kedepan, bernapas sewajarnya.

6. Istirahat.
Aba-aba : I s t i r a h a t – d i – t e m p a t = GERAK.

Pelaksanaan :
a. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan kesamping kiri, dengan
jarak sepanjang telapak kaki ( + 30 cm ).
b. Kedua belah lengan dibawa kebelakang dibawah pinggang, punggung tangan
kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan,
tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk serta
kedua lengan dilemaskan, badan tidak bergerak.

Catatan :
1) Dalam keadaan Parade dimana diperlukan pemusatan pikiran dan
kerapihan, istirahat dilakukan atas aba-aba “ Parade - I s t i r a h a t – d i -
T e m p a t = GERAK ”.
Pelaksanaan : Sama dengan tersebut di atas, hanya tangan ditarik ke atas
sedikit (di pinggang), tidak boleh bergerak, berbicara dan pandangan tetap
kedepan.

2) Dalam keadaan Parade maupun bukan Parade apabila akan diberikan


sesuatu amanat oleh atasan, maka istirahat dilakukan atas aba-aba : Untuk
perhatian - I s t i r a h a t – d i – t e m p a t = GERAK.

3) Dalam istirahat apabila akan diberikan suatu amanat oleh atasan,


maka istirahat dilakukan dengan aba-aba : SAMBIL ISTIRAHAT PERHATIAN
atau Atasan memberikan awal amanat ( Para Perwira, Bintara, Tamtama dan
segenap Pegawai Negeri Sipil yang saya hormati dan saya banggakan).
3

Pelaksanaan : Pasukan secara serentak mengambil sikap sempurna


(menghitung dalam hati satu, dua irama sedang) kemudian pasukan kembali
ke sikap istirahat dengan pandangan ditujukan kepada yang memberikan
perhatian. Pada akhir perhatian/amanat pasukan secara serentak mengambil
sikap sempurna (menghitung dalam hati satu, dua irama sedang kemudian
kembali ke sikap istirahat dengan pandangan lurus ke depan).

7. Periksa Kerapihan.

Aba-aba : P e r i k s a k e r a p i h a n = MULAI.

a. Tanpa senjata.

1) Periksa kerapihan dimaksudkan untuk merapihkan perlengkapan yang


dipakai anggota pada saat itu dan pasukan dalam keadaan istirahat.
2) Pelaksanaan :
a) Pada aba-aba peringatan, pasukan secara serentak mengambil
sikap sempurna.

b) Pada saat aba-aba pelaksanaan dengan serentak


membungkukkan badan masing–masing, mulai memeriksa atau
membetulkan perlengkapannya dari bawah (Ujung kaki) ke atas
sampai tutup kepala.

c) Setelah yakin sudah rapih, masing – masing anggota pasukan


mengambil sikap sempurna.

d) Setelah Pelatih / Dan pasukan melihat semua anggota


pasukannya sudah selesai ( sudah dalam keadaan sikap sempurna )
maka Pelatih / Komandan pasukan memberi aba-aba = SELESAI.
e) Pasukan dengan serentak mengambil sikap istirahat.

b. Bersenjata :

1) Periksa kerapihan dimaksudkan untuk merapihkan perlengkapan yang


dipakai anggota pada saat itu, pasukan dalam keadaan istirahat.

2) Pelaksanaan :
a) Pada aba-aba peringatan, pasukan secara serentak mengambil
sikap sempurna.
b) Pada saat aba-aba pelaksanaan pasukan dengan serentak
membungkukkan badan, kedudukan senjata tetap tegak dan dikepit
antara lengan atas dengan badan, masing - masing mulai memeriksa /
membetulkan perlengkapan berturut-turut dari bawah keatas mulai dari
sepatu sampai tutup kepala. Pada saat badan mulai tegak, senjata
dipegang tangan kanan, tangan kiri melanjutkan pemeriksaan
perlengkapan sampai tutup kepala.
4

c) Setelah yakin sudah rapih, masing – masing pasukan


mengambil sikap sempurna.
d) Setelah Pelatih/Dan pasukan melihat semua anggota pasukannya
sudah selesai (sudah dalam keadaan sikap sempurna maka Pelatih/
Komandan pasukan memberikan aba-aba = SELESAI).

e) Pasukan dengan serentak mengambil sikap istirahat ditempat.

8. Berkumpul. Pada dasarnya berkumpul selalu dilakukan dengan bersaf kecuali


jika keadaan ruang tidak memungkinkan.
a. Berkumpul bersaf. Aba – aba : B e r s a f – k u m p u l = MULAI.
Pelaksanaannya :

1) Sebelum aba – aba peringatan, Komandan/yang memimpin pasukan


menunjuk salah seorang anggota sebagai penjuru.

Contoh : Kopral Hartono sebagai Penjuru.


2) Yang ditunjuk sebagai penjuru mengambil sikap sempurna dan
menghadap penuh kepada Komandan /yang memberi perintah, selanjutnya
mengucapkan “ siap Kopral Hartono sebagai penjuru”.
3) Penjuru mengambil sikap untuk lari, kemudian lari menuju ke depan
komandan/yang memberi perintah pada jarak + 4 langkah di depan
komandan/yang memberi perintah.
4) Pada waktu aba-aba peringatan, maka anggota lainnya mengambil
sikap sempurna dan menghadap penuh kepada Komandan/yang memberi
perintah.
5) Pada aba-aba pelaksanaan, seluruh anggota ( kecuali penjuru ) secara
serentak mengambil sikap lari, kemudian lari menuju samping kiri penjuru,
selanjutnya penjuru mengucapkan “ Luruskan “.
6) Anggota lainnya secara berturut-turut meluruskan diri dengan
mengangkat lengan kanan kesamping kanan, tangan kanan digenggam,
punggung tangan kanan menghadap ke atas. Kepala dipalingkan ke kanan
dan meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang orang yang di sebelah
kanannya sampai ke penjuru kanan, tangan kanan menyentuh bahu kiri dari
orang yang disebelah kanannya. Penjuru melihat ke kiri, setelah barisan
terlihat lurus maka penjuru mengucapkan “lurus”. Pada isyarat ini penjuru
melihat ke depan serta yang lain serentak menurunkan lengan kanan, melihat
ke depan dan kembali ke sikap sempurna. Bila bersenjata maka senjata di
pundak kiri dan diturunkan secara serentak .

b. Berkumpul berbanjar. Aba – aba. Berbanjar:banjar–kum pul


= MULAI.

Pelaksanaan :
5

1) Sama dengan pasal 14 ayat 1 sub a s/d d.


2) Pada aba – aba pelaksanaan, seluruh anggota ( kecuali penjuru )
secara serentak mengambil sikap lari, kemudian lari menuju belakang
penjuru, selanjutnya mengucapkan “Luruskan”.
3) Anggota lainnya secara berturut-turut meluruskan diri dengan
mengangkat lengan kanannya ke depan, tangan digenggam, punggung
tangan menghadap ke atas dan mengambil jarak satu lengan ditambah dua
kepala dari orang yang ada di depannya dan meluruskan diri kedepan.
Setelah orang yang paling belakang/banjar kanan paling belakang melihat
barisannya sudah lurus, maka ia memberikan isyarat dengan mengucapkan “
Lurus “. Pada isyarat ini, seluruh anggota yang dibanjar kanan serentak
menurunkan lengan kanan dan kembali ke sikap sempurna. Bila bersenjata
maka setelah menurunkan lengan kanan, seluruh anggota secara serentak
tegak senjata.

9. Lencang Kanan/Kiri.
a. Lencang kanan / kiri : ( hanya dalam bentuk bersaf )

Aba – aba : L e n c a n g k a n a n / k i r i = GERAK.


Pelaksanaan :
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan
semua mengangkat lengan kanan / kiri kesamping kanan / kiri, jari jari tangan
kanan / kiri menggenggam, punggung tangan menghadap keatas. Bersamaan
dengan ini kepala dipalingkan ke kanan / kiri dengan tidak terpaksa kecuali penjuru
kanan / kiri tetap menghadap ke depan. Masing -masing meluruskan diri hingga
dapat melihat dada orang orang yang berada disebelah kanan / kiri.samping kepada
penjuru kanan/kirinya. Jarak ke samping harus sedemikian rupa. Hingga masing-
masing jari-jari menyentuh bahu kiri orang yang di sebelah kanannya. Kalau
lencang kiri maka masing masing tangan kirinya menyentuh bahu kanan orang yang
berada di sebelah kirinya. Penjuru kanan/kiri tidak berubah tempat.
Catatan :
1) Kalau bersaf tiga, maka bagi mereka yang berada disaf tengah dan
belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan dengan pandangan
mata, ikut pula memalingkan muka kesamping kanan / kiri dengan tidak
mengangkat tangan.Penjuru pada saf tengah dan belakang mengambil antara
ke depan sepanjang satu lengan ditambah dua kepal dan setelah lurus
menurunkan tangan. Setelah masing-masing dirinya berdiri lurus dalam
barisan, maka semua berdiri di tempatnya dan kepala tetap dipalingkan ke
kanan/kiri.Semua gerakan dikerjakan dengan badan tegak seperti dalam
sikap sempurna.
Pada aba-aba : T e g a k = GERAK, semua anggota dengan serentak
menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali kedepan dan berdiri
dalam sikap sempurna.
2) Pada waktu komandan pasukan/ barisan memberikan aba-aba “
Lencang kanan/kiri ” dan barisan sedang menurunkan safnya, komandan
pasukan yang berada dalam barisan itu memeriksa kelurusan saf dari
6

sebelah kanan/kiri pasukan, dengan menitik beratkan kepada kelurusan tumit


(bukan ujung depan sepatu)
b. Setelah lengan lencang kanan/kiri. Aba-aba : setengah lengan lencang
kanan/kiri = GERAK.
Pelaksanaan :
Seperti lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri dipinggang (bertolak
pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelah; kanan/ kiri
nya, pergelangan tangan lurus, ibu jari disebelah belakang dan empat jari lainnya
rapat satu dengan yang lain disebelah depan. Pada aba-aba t e g a k = GERAK
semua serentak menurunkan lengan memalingkan muka kembali kedepan dan
berdiri dalam sikap sempurna.
c. Lencang depan ( hanya dalam bentuk berbanjar). Aba-aba : L e n c a n g
D e p a n = GERAK.
Pelaksanaan :
Penjuru tetap sikap sempurna; banjar kanan nomor dua dan seterusnya
meluruskan kedepan dengan mengangkat tangan. Bila berbanjar tiga maka saf
terdepan mengambil antara satu lengan/setengah lengan disamping kanan, setelah
lurus menurunkan tangan, serta menegakkan kepala kembali dengan serentak.
Anggota–anggota yang ada dibanjar tengah dan kiri melaksanakannya tanpa
mengangkat tangan.

10. Cara Berhitung.

BERHITUNG : Aba-aba : H i t u n g = MULAI.

Pelaksanaan :
Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan,
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan. Pada
aba-aba pelaksanaan, berturut-turut tiap prajurit mulai dari penjuru kanan menyebut
nomornya sambil memalingkan muka kembali kedepan. Jika berbanjar maka pada
aba-aba peringatan semua prajurit tetap dalam sikap sempurna. Pada aba-aba
pelaksanaan tiap prajurit mulai dari penjuru kanan depan berturut-turut kebelakang
menyebutkan nomornya masing-masing Penyebutan nomor di ucapkan penuh.

11. Perubahan Arah.

a. Hadap kanan/kiri. Aba-aba : H a d a p k a n a n / k i r i = GE RAK.

Pelaksanaan :
1) Kaki kiri / kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki
kiri/kanan berada diujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki
kiri/kanan.

2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan /kiri 90º .


7

3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali kekaki kanan/kiri seperti dalam


keadaan sikap sempurna.

b. Hadap serong kanan/kiri. Aba-aba : Hadap serong kanan/ kiri


= GERAK.
Pelaksanaan :
1) Kaki kiri/kanan diajukan kemuka berjajar dengan kaki kanan/kiri.

2) Berputar arah 45º kekanan/kekiri.

3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.


c. Balik kanan. Aba-aba: B a l i k k a n a n = GERAK
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (Lebih dalam
dari hadap kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan
badan diputar ke kanan 180º. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.

12. Membuka / Menutup Barisan.

a. Buka barisan. Aba-aba : B u k a b a r i s a n = JALAN


Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri, masing-masing
membuat satu langkah kesamping kanan dan kiri, sedangkan regu tengah
tetap ditempat.
b. Tutup barisan. Aba-aba : T u t u p b a r i s a n = JALAN.
Pelaksanaan :

Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing


membuat satu langkah kembali kesampaing kiri dan kanan, sedangkan regu
tengah tetap di tempat.

13. Bubar.

Aba aba : B u b a r = JALAN.


Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan tiap prajurit menyampaikan penghormatan
kepada komandan, sesudah dibalas kembali kedalam sikap sempurna kemudian
melakukan ” Balik kanan” dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati,
melaksanakan gerakan seperti langkah pertama dalam gerakan M a j u = JALAN
selanjutnya bubar menuju tempatnya masing-masing.
8

14. Evaluasi.
a. Jelaskan bagaimana melaksanakan sikap sempurna dengan benar !
b. Jelaskan bagaimana melaksanakansikap istirahat dengan benar !
c. Jelaskan bagaimana melaksanakan periksa kerapihan dengan benar !
d. Jelaskan bagaimana melaksanakan berkumpul dengan benar !
e. Jelaskan bagaiman melaksanakan lencang kanan/kiri dengan benar !
f. Jelaskan bagaimana melaksanakan cara berhitung dengan benar !
g. Jelaskan bagaimana melaksanakan perubahan arah dengan benar!
h. Jelaskan bagaimana membuka/menutup barisan dengan benar!
i. Jelaskan bagaimana melaksanakan bubar barisan dengan benar !

BAB III
GERAKAN BERJALAN TANPA SENJATA

15. Umum. Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris dapat dilakukan tanpa
bersenjata atau dengan bersenjata. Sebelum melaksanakan gerakan perorangan
bersenjata harus melaksanakan terlebih dahulu gerakan perorangan tanpa senjata dengan
baik dan benar.

16. Panjang Tempo dan Macam Langkah.


Langkah dapat dibedakan sebagai berikut :
Macam Langkah Panjangnya Tempo
a. Langkah biasa 65 cm : 106 tiap menit.
b. Langkah tegap 65 cm : 106 tiap menit.
c. Langkah perlahan 40 cm : 30 tiap menit.
d. Langkah kesamping 40 cm : 70 tiap menit.
e. Langkah kebelakang 40 cm : 70 tiap menit.
f. Langkah kedepan 60 cm : 70 tiap menit.
g. Langkah waktu lari 80 cm : 165 tiap menit.
Panjangnya semua langkah diukur dari tumit ketumit. Bila dalam peraturan
disebut satu langkah, maka panjangnya 65 cm.

17. Maju Jalan.


Dari sikap sempurna. Aba – aba : M A J U = JALAN.
Pelaksanaan :
a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan kedepan, lutut lurus, telapak
kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi + 20 cm, kemudian dihentakkan
ketanah dengan jarak satu langkah, dan selanjutya berjalan dengan langkah biasa.
9

b. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan dengan


90º, lengan kiri 30º kebelakang dengan tangan menggenggam, pada langkah-
langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus di lenggangkan kedepan 45º dan
kebelakang 30º, tangan kanan depan mengambil dua titik yang terletak dalam satu
garis sebagai arah barisan. Seluruh anggota meluruskan barisan kedepan dengan
melihat pada belakang leher.
Dilarang keras - Berbicara - Melihat kekiri/kanan.
Pada waktu melenggangkan lengan supaya jangan kaku.

18. Langkah Biasa.


a. Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna.
Waktu mengayunkan kaki kedepan lutut dibengkokkan sedikit (Kaki tidak boleh
diseret). Kemudian diletakkan ketanah menurut jarak yang telah ditentukan.
b. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit di
letakkan ditanah selanjutnya seluruh kaki. Lengan dilenggangkan dengan
sewajarnya lurus ke depan dan kebelakang disamping badan. Ke depan 45º
kebelakang 30º. Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu
jari menghadap keatas.
c. Bila berjalan dalam hubungan pasukan agar menggunakan hitungan irama
langkah ( Untuk kendali kesamaan langkah ).

19. Langkah Tegap.


a. Dari sikap sempurna.
Aba-aba : L a n g k a h T e g a p - M a j u = JALAN
Pelaksanaan :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar satu langkah,
selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan
terus menerus tetapi tidak dengan berlebih lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar
dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh di angkat tinggi. Bersamaan dengan
langkah pertama tangan menggenggam, punggung tangan menghadap kesamping
luar, ibu jari tangan menghadap keatas. Lenggang lengan 90º ke depan dan 30º ke
belakang.
b. Dari langkah biasa. Aba-aba : L a n g k a h T e g a p = JALAN.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah,
ditambah satu langkah selanjutnya mulai berjalan langkah tegap.
c. Kembali kelangkah biasa. ( Sedang berjalan ).
Aba-aba : L a n g k a h B i a s a = JALAN.

Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ditanah
ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah
pertama dihentakkan selanjutnya berjalan langkah biasa.
10

Catatan :
Dalam keadaan sedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan
: L a n g k a h T e g a p / L a n g k a h B i a s a = JALAN pada tiap-tiap
perubahan langkah (Tanpa kata maju ).

20. Langkah Perlahan.


a. Untuk berkabung ( Mengantar Jenazah dalam upacara Kemiliteran ).
Aba-aba : L a n g k a h P e r l a h a n M a j u = JALAN.
Pelaksanaan :

1) Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna.


2) Pada aba-aba “ JALAN ” kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki
kiri menapak ditanah, segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan
ditahan sebentar disebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditapakkan
didepan kaki kiri.
3) Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.

Catatan :
a) Dalam sedang berjalan, aba-aba adalah “ L a n g k a h
P e r l a h a n = JALAN ” yang diberikan pada waktu kaki kanan / kiri
jatuh ditanah ditambah satu langkah dan kemudian mulai berjalan
dengan langkah perlahan.
b) Tapak kaki pada saat melangkah (menginjak tanah) tidak
dihentakkan rata-rata untuk lebih hikmat.
b. Berhenti dari langkah perlahan.
Aba-aba : H e n t i = GERAK.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
ditanah lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan
pada kaki kanan/kiri menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap
sempurna.

21. Langkah Kesamping.


Aba-aba : ……. L a n g k a h K e k a n a n / K e k i r i = JA LAN.
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan/kiri dilangkahkan kesamping
kanan/kiri sepanjang + 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki
kanan/kiri, sikap akan tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya
hanya boleh dilakukan empat langkah.

22. Langkah Kebelakang.


Aba-aba : …….. L a n g k a h k e B e l a k a n g = JALAN.
11

Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan melangkah kebelakang mulai dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan
menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan
sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan empat langkah.

23. Langkah Kedepan.


Aba-aba : L a n g k a h k e D e p a n = JALAN.

Pelaksanaan :

Pada aba-aba pelaksanaan prajurit melangkah ke depan mulai dengan kaki


kiri, panjang langkah 60 cm, tempo langkah 70 tiap menit, menurut jumlah langkah
yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan di hentakkan
terus menerus. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap seperti sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

24. Langkah Waktu Lari.


a. Dari sikap sempurna. Aba-aba : L a r i M a j u = JALAN.
Pelaksanaan :

Pada aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dengan lemas dan


diletakkan dipinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap
keluar, kedua siku sedikit kebelakang, badan agak dicondongkan ke depan.
Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri satu
langkah dan selanjutnya lari dengan panjang langkah 80 cm dan tempo
langkah 165 tiap menit dengan cara kaki di angkat secukupnya, telapak kaki
diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan
secara tidak kaku.

b. Dari langkah biasa. Aba-aba : L a r i = JALAN.


Pelaksanaan :

Pada aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan pada aba-


aba peringatan pasal 28 ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu
kaki kanan/kiri jatuh ketanah. Kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya
berlari menurut ketentuan yang ada.

c. Kembali kelangkah biasa. Aba-aba : L a n g k a B i a s a = JA LAN.


Pelaksanaan :
Aba - aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ketanah
ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, di mulai
dengan kaki kiri dihentakkan, bersamaan dengan itu kedua lengan
dilenggangkan.

Catatan :
12

Untuk berhenti dari keadaan berlari, diberikan aba-aba H e n t i =


GERAK. Aba - aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
ditanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua
kepalan tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.

25. Langkah Merdeka.

a. Dari langkah biasa. Aba-aba : L a n g k a h M e r d e k a = JA LAN.


Pelaksanaan :
Anggota berjalan bebas tanpa terikat ketentuan panjang, macam dan
tempo langkah. Atas pertimbangan komandan anggota dapat diizinkan
untuk berbuat sesuatu karena kondisi medan yang tidak memungkinkan tetapi
masih dalam kelompok barisan dan tidak terpencar semuanya (antara lain :
Berbicara, buka topi dan menghapus keringat).

Catatan :

Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh / di


luar kota / lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan
barisan.
b. Kembali kelangkah biasa.
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan petunjuk
“samakan langkah”. Setelah langkah barisan sama, Komandan dapat
memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaaan.
c. Aba-aba : L a n g k a h B i a s a = JALAN.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh
ditanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa,
hanya langkah pertama dihentakkan.

26. Ganti Langkah.

Aba-aba : G a n t i L a n g k a h = JALAN.

Pelaksanaan :

Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegak. Aba - aba


pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ditanah kemudian ditambah
satu langkah. Sesudah itu ujung kaki kanan/kiri yang sedang di belakang
dirapatkan kepada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan itu lenggang tangan
dihentikan tanpa dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan
langkah baru yang disamakan. Langkah pertama tetap sepanjang satu langkah.
Kedua gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

27. Jalan Ditempat.


13

a. Dari sikap sempurna. Aba-aba : J a l a n d i T e m p a t = GERAK.


Pelaksanaan :
Gerakan dimulai dengan kaki kiri,lutut berganti-ganti diangkat sehingga
paha rata-rata (horizontal) Ujung kaki menuju ke bawah dan tempo langkah
sesuai dengan tempo langkah biasa. Badan tegak pandangan mata tetap ke
depan, lengan tetap lurus dirapatkan pada badan ( tidak di lenggangkan ).
b. Dari langklah biasa. Aba-aba : J a l a n d i t e m p a t = GE RAK.
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di
tanah, kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya dimulai dengan kaki
kiri/kanan berjalan di tempat. Selanjutnya gerakan jalan di tempat.
c. Dari jalan di tempat kelangkah biasa. Aba – aba : M a j u = JALAN.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah di tempat dan mulai berjalan dengan
menghentakkan kaki kiri satu langkah ke depan dan selanjutnya berjalan
langkah biasa.
d. Dari jalan di tempat ke berhenti. Aba-aba : H e n t i = GERAK.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
ditanah lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan
pada kaki kanan/kiri menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap
sempurna.

28. Berhenti.
Aba – aba : H e n t i = GERAK.
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah.
Setelah ditambah satu langkah selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan kemudian
mengambil sikap sempurna.

29. Hormat Kanan / Kiri.


a. Gerakan hormat kanan kiri. Aba – aba : H o r m a t kanan/ kiri =
GERAK.
Pelaksanaan :
Gerakan ini dilakukan pada waktu barisan berjalan dengan langkah
tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah, langkah berikutnya, kepala dipalingkan dan
pandangan mata diarahkan kepada yang diberi hormat sampai 45º hingga
ada aba – aba “ T e g a k = GERAK ”, banjar kanan/kiri tetap melihat ke
depan untuk memelihara arah. Setelah arah pandangan yang diberi hormat
14

mencapai sudut 45º dari pada pandangan lurus kedepan, maka kepala dan
pandangan mata tetap pada arah tersebut hingga dapat aba-aba “ T e g a k =
GERAK ”.
Catatan :

Pada saat penghormatan apabila bersenjata panjang/pundak kiri


senjata, tangan kanan tidak melenggang. Apabila tidak bersenjata, lengan
kiri tidak melenggang tangan kanan menyampaikan penghormatan.
b. Gerakan selesai menghormat. Aba-aba : T e g a k = GERAK.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah.
Setelah ditambah satu langkah, lengan dilenggangkan (kembali kelangkah
tegap).

30. Perubahan Arah dari Berhenti Keberjalan.


a. Ke hadap kanan/kiri maju jalan. Aba-aba : H a d a p K a n a n /K i r i M a j u
= JALAN.
Pelaksanaan :
Membuat gerakan hadap kanan.Pada hitungan ketiga kaki kiri/kanan,
tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
b. Kehadap serong kanan/kiri maju jalan. Aba-aba : H a d a p s e r o n g
K a n a n / K i r i M a j u = JALAN.
Pelaksanaan :
Hadap serong kanan, selanjutnya pada hitungan ke tiga kaki kiri /
kanan di hentakkan seperti langkah pertama.
c. Kebalik kanan maju jalan. Aba-aba : B a l i k K a n a n M a j u = JALAN.
Pelaksanaan :
Gerakan dilakukan seperti balik kanan. Gerakan selanjutnya pada
hitungan ketiga mulai melangkah dengan kaki kiri dan dilanjutkan dengan
langkah biasa.
d. Kebelok kanan / kiri maju jalan. Aba-aba : B e l o k K a n a n / K i r i M a j u
= JALAN.
Pelaksanaan :
Penjuru depan merubah arah 90º ke kanan / kiri dan mulai berjalan
kearah tertentu. Prajurit-prajurit lainnya mengikuti gerakan-gerakan ini
setibanya pada tempat belokan tersebut ( tempat penjuru berbelok ).
Catatan :
Aba-aba : D u a K a l i B e l o k K a n a n / K i r i M a j u = JALAN
dan tiap-tiap banjar D u a K a l i B el o k K a n a n / K i r i M a j u =
JALAN.

31. Perubahan Arah dari Berjalan Keberjalan.


15

a. Kehadap kanan/kiri maju jalan. Aba-aba : H a d a p K a n a n / K i r i M a j u


= JALAN.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh
ditanah, kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya
melaksanakan langkah biasa.

b. Kehadap serong kanan/kiri maju jalan. Aba-aba : H a d a p Se r o n g


K a n a n / K i r i M a j u = JALAN.
Pelaksanaan :
Aba - aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh
ditanah, kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya
melaksanakan langkah biasa.
c. Kebalik kanan maju jalan. Aba – aba : B e l o k K a n a n M a j u = JALAN.
Pelaksanaan :

Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh


ditanah, kemudian ditambah satu/dua langkah, gerakan selanjutnya kaki kiri
melintang kedepan kaki kanan secara bersamaan tumit kaki kanan dan
badan diputar kekanan sebesar 180º , kaki kiri dihentakan seperti langkah
pertama, selanjutnya berjalan seperti langkah biasa.

d. Kebelok kanan / kiri. Aba-aba : B e l o k Ka n a n / K i r i = JALAN.


Pelaksanaan :
Aba - aba pelaksanaan di jatuhkan pada saat kaki kiri/kanan jatuh
ditanah. Setelah ditambah satu langkah, kemudian penjuru depan merubah
arahnya 90º ke kanan/kiri dan mulai berjalan kearah yang baru. Prajurit-
prajurit lainnya mengikuti gerakan ini setibanya pada tempat belokan tersebut
(tempat penjuru belok).
Catatan :
1) Aba – aba : D u a k a l i b e l o k k a n a n / k i r i = JALAN.
Pelaksanaan :
Seperti tersebut diatas yang selanjutnya setelah dua langkah berjalan
kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri jalan lagi.
2) Aba – aba : Ti a p – t i a p b a n j a r d u a k a l i b e l o k k a n a n /
k i r i = JALAN.
Pelaksanaan :
Seperti tersebut diatas tetapi tiap-tiap banjar membuat langsung dua
kali belok kanan/kiri pada tempat dimana aba-aba pelaksanaan diberikan.
Perubahan arah memutar ke kanan/kiri sebesar 180º. Tujuan gerakan dari
catatan a dan b guna membelokkan pasukan diruang/lapangan yang sempit.
16

32. Perubahan Arah dari Berjalan Keberhenti.


a. Kehadap kanan/kiri berhenti. Aba-aba : H a d a p k a n a n / k i r i h e n t
i = GERAK.
Pelaksanaan :

Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ditanah,


kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya seperti gerakan hadap
kanan/kiri.
b. Kehadap serong kanan/kiri berhenti. Aba-aba : H a d a p s e r o n g k a n a
n / k i r i h e n t i = GERAK.
Pelaksanaan :

Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kiri/kanan jatuh di tanah


kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya seperti gerakan hadap
serong kanan/kiri.

c. Kebalik kanan berhenti. Aba-aba : B a l i k k a n a n h e n t i = GERAK.


Pelaksanaan :

Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh


ditanah, kemudian ditambah satu/dua langkah, gerakan selanjutnya kaki kiri
melintang didepan kaki kanan, tumit kaki kanan dan badan di putar 180º,
selanjutnya kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan ( Sikap sempurna ).

33. Perubahan Arah pada Waktu Berlari. Perubahan arah pada waktu berjalan yang
ditentukan pada pasal 35 dan 56 dapat dilakukan juga oleh pasukan dalam keadaan berlari
dengan perbedaan : bukan ditambah satu langkah tetapi tiga langkah.

34. Haluan Kanan / Kiri. Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk bersaf, guna
merubah arah tanpa merubah bentuk.
a. Berhenti ke berhenti. Aba-aba : H a l u a n k a n a n / k i r i = JALAN.
Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan/kiri berjalan ditempat
dengan memutar arah secara perlahan-lahan hingga merubah arah sampai
sebesar 90º. Bersamaan dengan itu, masing-masing saf mulai maju jalan
dengan rapi ( dengan tidak melenggang ) sambil meluruskan safnya hingga
merubah arah sebesar 90º, kemudian berjalan ditempat. Setelah penjuru
kanan/kiri depan melihat safnya lurus memberi isyarat : “ LURUS”, kemudian
komandan memberi aba-aba: “ H e n t i = GERAK”, yang diucap kan pada
waktu kaki kiri/kanan jatuh ditanah. Setelah ditambah satu langkah kemudian
seluruh pasukan berhenti.
b. Berhenti keberjalan. Aba-aba : H a l u a n k a n a n / k i r i m a j u =
JALAN.

Pelaksanaan :
17

Seperti haluan kanan/kiri dari berhenti keberhenti, kemudian setelah


aba-aba “ M a j u = JALAN “, pasukan maju jalan yang gerakannya sama
dengan gerakan langkah biasa.
Catatan :
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, Komandan langsung
memberikan aba -aba “ M a j u = JALAN”, (Pasukan tidak berhenti dulu).

c. Berjalan keberhenti : Aba – aba : H a l u a n k a n a n / k i r i = JALAN.

Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
ditanah, kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan
gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti.

d. Berjalan keberjalan. Aba-aba : H a l u a n k a n a n / k i r i maju =


JALAN.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
ditanah, kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan
gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berjalan.
Catatan : Pada pelaksanaan haluan, lengan tidak melenggang.

35. Melintang Kanan/Kiri. Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna
merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap.

a. Berhenti keberhenti. Aba-aba : M e l i n t a n g k a n a n / k i r i m a j u =


JALAN.
Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan “ Hadap kanan/kiri ”,
kemudian barisan membuat gerakan “Haluan kiri/kanan” dari berhenti
keberhenti, kemudian setelah diberi aba-aba : M a j u = JALAN, barisan
melakukan gerakan “ M a j u = JALAN ”.
Catatan :
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung
memberikan aba - aba M a j u = JALAN ( Pasukan tidak berhenti dahulu ).

b. Berhenti keberjalan. Aba-aba : M e l i n t a n g k a n a n / k i r i m a j u =


JALAN.
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan, anggota pasukan melakukan gerakan
“Hadap kanan/kiri ”, kemudian barisan membuat gerakan haluan kiri/kanan
setelah lurus penjuru kiri / kanan memberi isyarat “ Lurus ”. Selanjutnya
komandan memberi aba-aba “ M a j u = JALAN”. Setelah aba-aba
pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan maju dengan langkah biasa.
18

c. Berjalan keberjalan. Aba-aba : M e l i n t a n g k a n a n / k i r i m a j u =


JALAN. Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan melakukan
gerakan seperti gerakan melintang kanan/kiri dari berhenti keberjalan.

36. Evaluasi.

a. Jelaskan bagaimana melaksanakan maju jalan dengan benar !


b. Jelaskan bagaimana melaksanakan langkah biasa dengan benar !
c. Jelaskan bagaimana melaksanakan berjalan ditempat dengan benar !
d. Jelaskan bagaimana melaksanakan berhenti dengan benar !
e. Jelaskan bagaimana melaksanakan hormat kanan / kiri dengan benar !
f. Jelaskan bagaimana melaksanakan perubahan arah dari berhenti keberjalan
dengan benar !
g. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakanberlari dengan benar !
h. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan haluan kanan dengan benar !
i. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan melintang kiri dengan benar !

BAB IV

GERAKAN DITEMPAT BERSENJATA

37. Umum. Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris dapat dilakukan tanpa bersenjata
atau dengan bersenjata. Sebelum melaksanakan gerakan perorangan bersenjata harus
melaksanakan terlebih dahulu gerakan perorangan tanpa senjata dengan baik dan benar.
Dalam melakukan gerakan-gerakan bersenjata, tali sandang di panjangkan lebih kurang
dua kepal. Pada waktu upacara tali sandang dikencangkan.

38. Sikap Sempurna.


Aba-aba : S i a p = GERAK.
Pelaksanaan :
Pada aba-aba peringatan tangan kanan tetap pada kedudukan semula. Pada
aba-aba pelaksanaan melakukan sikap sempurna ( Pasal 11 ), dan senapan berdiri
melekat pada badan, popor terletak diatas tanah disebelah kanan rapat pada kaki
kanan, ujung popor segaris dengan ujung kaki, pejera lurus kebelakang.

39. Istirahat.

Aba – aba : I s t i r a h a t d i t e m p a t = GERAK.


19

Pelaksanaan :

Pada aba – aba peringatan, tangan kanan tetap pada kedudukan semula.
Pada aba – aba pelaksanaan melakukan gerakan seperti gerakan pasal 12 dan
bersamaan dengan itu senapan didorong kedepan, sehingga lengan kanan
mengencang kedepan serong kekanan bawah.

40. Lencang, Perubahan Arah dan Buka / Tutup Barisan.

a. Lencang kiri (bila senapan disamping kaki ). Aba – aba : L e n c a n g k i r i


= GERAK.
Pelaksanaan :

Pada aba – aba peringatan senapan diangkat. Pada aba–aba


pelaksanaan, melakukan gerakan seperti gerakan lencang kiri tanpa senjata.
Pada aba–aba “ T e g a k = GERAK “, lengan dan senjata serentak
diturunkan dan kembali kesikap sempurna.

b. Perubahan arah.

1) Hadap kanan/kiri (bila senapan disamping kaki). Aba – aba : Hadap


k a n a n / k i r i = GERAK.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, senapan diangkat sedikit, pada aba-aba
pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan/kiri seperti gerakan hadap
kanan/kiri tanpa senjata. Setelah selesai senapan diletakan disamping kaki
tanpa bersuara kembali ke sikap sempurna.
2) Hadap serong kanan/kiri ( bila senapan disamping kaki ) Aba aba :
” H a d a p s e r o n g k a n a n / k i r i = GERAK”.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, senapan diangkat sedikit. Pada aba-aba
pelaksanaan, melakukan gerakan serong kanan/kiri sesuai gerakan serong
kanan/kiri tanpa senjata. Setelah selesai, senapan diletakkan disamping kaki
tanpa bersuara kembali kesikap sempurna.
3) Balik kanan. ( bila senapan disamping kaki ). Aba – aba : B a l i k
k a n a n = GERAK.

Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, senapan diangkat sedikit. Pada aba-aba
pelaksanaan, gerakan balik kanan seperti gerakan balik kanan tanpa senjata.
Setelah selesai senapan diletakkan disamping kaki tanpa bersuara kembali
kesikap sempurna.

c. Membuka/menutup barisan pada waktu senjata ditanah.


20

1) Membuka barisan. Aba– aba : B u k a b a r i s a n = JALAN.

Pelaksanaan :
Gerakan ini hanya dikerjakan dalam bentuk berbanjar. Pada aba-
aba pelaksanaan, banjar kanan dan kiri melangkah satu langkah kekanan dan
kekiri. Setelah selesai senapan diletakkan disamping kaki tanpa bersuara
kembali kesikap sempurna. Banjar yang tengah juga mengangkat senapan
dan diturunkan bersama sama, dengan banjar kiri dan kanan.
2) Tutup barisan. Aba – aba : T u t u p b a r i s a n = JALAN.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, senapan diangkat sedikit. Pada aba-aba
pelaksanaan, banjar kanan dan kiri membuat satu langkah kesamping kiri dan
kanan.Setelah selesai, senapan diletakkan kembali disamping kaki tanpa
bersuara kembali ke sikap sempurna.

41. Bubar. Pada dasarnya pembubaran dilakukan pada saat dalam posisi sikap
sempurna bersenjata.
Aba – aba : B u b a r = JALAN.
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan penghormatan
(Penghormatan bersenjata) dan setelah dibalas, kembali kesikap sempurna,
kemudian senjata diangkat sedikit dan melakukan gerakan “ B a l i k k a n a
n = GERAK “. Setelah senjata diletakkan di atas tanah mengambil sikap
depan senjata, kemudian menghitung dua hitungan dalam hati baru kaki kiri
dihentakkan satu langkah ke depan, selanjutnya menuju tempat tujuan
masing masing.
Catatan :
Bila sikap sempurna dengan posisi senjata menyilang didepan badan
(dikalungkan) maka setelah melakukan penghormatan, balik kanan kemudian
menghitung 2 hitungan dalam hati, baru kaki kiri dihentakkan satu langkah
kedepan (seperti langkah pertama gerakan maju jalan). Selanjutnya menuju
tempat masing masing.

42. Penghormatan dengan Senjata dan Tegak Senjata.


a. Hormat senjata. Aba – aba : H o r m a t s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :
1) Senapan diangkat dengan tangan kanan, sedangkan kedua lengan
atas rapat pada badan, senapan dibawa lurus kedepan tengah-tengah badan
antara selebar tangan, pejera menghadap kebelakang. Bersamaan dengan
gerakan ini tangan kiri memegang senapan dengan jarak selebar tangan di
bawah tangan kanan, ibu jari keatas, jari lainnya rapat. Lengan kiri
merupakan sudut 90° dan rapat pada badan.
21

2) Tangan kanan memegang hulu popor dengan tangan hampir


mengencang jari-jari rapat satu sama lainnya, bersamaan dengan itu kepala
dipalingkan kepada yang diberi hormat ( lihat PPM ).

3) Punggung tangan kanan menghadap kekanan.

Catatan :
Khusus dalam hubungan kesatuan penyampaian penghormatan tanpa
memalingkan kepala kearah yang diberi hormat (Pandangan tetap lurus ke
depan ).
b. Tegak senjata. Aba-aba : T e g a k s e n j a t a = GERAK.
Pelaksanaan :
1) Tangan kanan dipindahkan dan memegang senapan antara selebar
tangan di atas tangan kiri dengan cara memukulkan telapak tangan,
bersamaan dengan itu kepala dipalingkan kembali ke depan. Kedua lengan
rapat pada badan.
2) Senapan diturunkan sampai popor setinggi dua jari diatas tanah
disebelah kanan ujung kaki kanan, dan diantar oleh tangan kiri, jari-jari tangan
kiri lurus dan rapat satu sama lain diletakkan diujung laras bagian depan, jari
telunjuk setinggi mulut laras, punggung tangan menghadap kedepan.
3) Senapan diletakkan ditanah dengan tidak berbunyi.
4) Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.

43. Pundak Senjata.

a. Pundak kiri senjata. Aba-aba : P u n d a k k i r i s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :

1) Seperti gerakan kesatu dari “ Hormat senjata”.

2) Seperti gerakan kedua dari “Hormat senjata”, tangan kanan


memegang hulu popor.

3) Senapan ditegakkan dimuka pundak kiri dengan pejera menghadap ke


kanan. Tangan kiri memegang hulu popor, ibu jari disebelah kiri, jari-jari
lainnya rapat dimuka popor, lengan kiri rapat pada badan dan merupakan
sudut 90º .
4) Senjata diletakkan dipundak kiri dengan pemegang penegang ( Knop
grendel ) menghadap keatas.
5) Lengan kanan kembali dalam sikap sempurna, senapan tidak boleh
bergerak.
Catatan :
22

a) Siku kiri 90º karena ini merupakakn faktor yang penting guna
memelihara tegaknya senjata.
b) Pada waktu berjalan lengan kiri harus merapat disamping
badan dan sehingga senjata kedudukannya harus di tengah – tengah
pundak.

b. Tegak senjata. Aba-aba : T e g a k s e n j a t a = GERAK.


Pelaksanaan :
1) Tangan kanan memegang penuh hulu popor, siku kanan tetap merapat
pada badan.
2) Kemudian menurunkan senjata seperti hormat senjata.
3) Selanjutnya melakukan gerakan tegak senjata.
c. Pundak kanan senjata. Aba-aba.P u n d a k k a n a n s e n j a t a = GERAK.
Pelaksanaan :

1) Gerakannya seperti gerakan kesatu dari hormat senjata.


2) Tangan kiri memegang hulu popor.
3) Dengan tangan kiri senapan ditegakkan dimuka pundak kanan, pejera
menghadap kekanan.Bersamaan dengan itu tangan kanan dipindahkan dan
memegang telapak popor, ibu jari berada diluar dan jari-jari lainnya berada di
depan. Siku-siku merupakan sudut 90º .
4) Senjata diletakkan diatas pundak dengan pemegang penegang
(Grendel) menghadap ke atas .
5) Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.
d. Tegak senjata dari pundak kanan. Aba-aba : T e g a k senjata=
GERAK.
Pelaksanaan :

1) Tangan kiri memegang hulu popor.


2) Senapan dipindahkan dengan tangan kiri lurus ke depan tengah-
tengah badan. Bersamaan dengan gerakan itu tangan kanan memegang
senapan dengan sudut 90, sambil memutarkan senapan sehigga pejera
menghadap ke belakang.
3) Tangan kanan di pindahkan keatas lebih kurang dua kepal.
4) Selanjutnya melakukan gerakan tegak senjata.

e. Pindah senjata.
1) Dari pundak kiri ke pundak kanan. Aba-aba: “ P u n d a k kanan
s e n j a t a = GERAK”.
Pelaksanaan :
a) Tangan kanan memegang hulu popor, siku kiri tetap merapat
pada badan.
23

b) Kemudian menurunkan senjata seperti hormat senjata.


c) Tangan kanan dipindahkan dan memegang bagian senapan
selebar tangan diatas tangan kiri.
d) Tangan kiri memegang hulu popor.
e) Dengan tangan kiri senapan ditegakkan dimuka pundak kanan
pejera menghadap kekanan. Bersamaan dengan itu tangan kanan
dipindahkan dan memegang dasar popor, ibu jari berada diluar dan
jari-jari lainnya berada didepan. Siku-siku merupakan sudut 90º.
f) Senjata diletakkkan diatas pundak dengan pemegang
penegang (Grendel) menghadap keatas.
g) Tangan kiri kembali kesikap sempurna.

2) Dari pundak kanan ke pudak kiri. Aba-aba : P u n d a k k i r i


s e n j a t a = GERAK.
Pelaksanaan :
a) Tangan kiri memegang hulu popor, siku kiri merapat pada
badan.
b) Kemudian menurunkan senjata seperti hormat senjata, tetapi
dengan tangan kanan dibagian atas, sedangkan tangan kiri memegang
hulu popor, dengan tangan hampir mengencang, jari-jari rapat satu
sama lain.
c) Tangan kiri dipindahkan selebar tangan diatas tangan kanan.
d) Seperti gerakan kedua “Hormat senjata”, tangan kanan
memegang hulu popor.
e) Senapan ditegakkan dimuka pundak kiri dengan pejera
menghadap kekanan. Tangan kiri memegang popor, ibu jari-jari lainnya
rapat dimuka popor, lengan kiri rapat pada badan merupakan sudut
90º.
f) Senjata diletakkan dipundak kiri dengan pemegang penegang
(Knop grendel) menghadap keatas.
g) Lengan kanan kembali dalam sikap sempurna, senapan tidak
boleh bergerak.

Catatan :
Dari pundak senjata dapat diadakan hormat senjata, apabila
dalam keadaan memaksa. Aba-aba : H o r m a t S e n j a t a =
GERAK.
3) Dari pundak kiri senjata kehormat senjata. Pada aba-aba
pelaksanaan melakukan gerakan :
a) Tangan kanan memegang hulu popor, siku kanan merapat
badan.
b) Kemudian menurunkan senjata, seperti hormat senjata.
24

4) Dari pundak kanan senjata kehormat senjata.


a) Tangan kiri memegang hulu popor, siku kiri merapat pada
badan.
b) Kemudian menurunkan senjata seperti hormat senjata, tetapi
dengan tangan dibagian atas, sedangkan tangan kiri memegang hulu
popor, dengan tangan hampir mengencang Jari-jari rapat satu sama
lain.
c) Tangan kiri dipindahkan selebar tangan diatas tangan kanan.
d) Tangan kanan memegang hulu popor dengan tangan hampir
mengencang jari-jari rapat satu sama lain, bersamaan dengan itu
kepala dipalingkan kepada yang memberi hormat.

44. Lencang Kanan / Kiri.

a. Lencang kanan senjata dipundak kiri. Aba-aba : L e n c a n g k a n a n =


GERAK.
Pelaksanaan :
Setelah sikap sempurna dan pundak kiri senjata. Selanjutnya melakukan
gerakan dengan kepala dan tangan kanan seperti pada waktu lencang kanan tak
bersen jata.
b. Lencang kiri, senjata disebelah kaki (ditanah). Aba-aba : L e n c a n g k i r i
= GERAK.
Pelaksanaan :
Pelaksanaan disertai dengan mengangkat senapan setinggi dua jari. Selanjut
nya melakukan gerakan dengan kepala dan tangan kiri seperti pada waktu lencang
kiri tak bersenjata.
c. Lencang kiri senjata disandang. Aba-aba : L e n c a n g k i r i = GERAK.
Pelaksanaan :
Melakukan gerakan dengan kepala dan tangan kiri seperti pada waktu
lencang kiri tak bersenjata.
d. Untuk kembali kesikap semula. Aba-a ba : T e g a k = GERAK
Pelaksanaan :
Kepala dipalingkan kedepan dan tangan kembali merapat pada badan.
Terhadap pasal 46 ayat 2, senjata diturunkan dan kembali kesikap sempurna.

45. Sandang Senjata.

a. Sandang senjata. Aba-aba : S a n d a n g s e n j a t a = GE RAK


Pelaksanaan :
25

1) Seperti gerakan pertama dari pada “Hormat senjata”.


Dengan catatan :
a) Jika tali sandang berada disamping, maka senapan tidak
diputar.

b) Jika tali sandang berada didepan, maka senapan diputar


hingga pejera menghadap kekanan.

2) Tangan kanan dipindahkan memegang tali sandang pada bagian atas,


tapak tangan menghadap keatas.
3) Senjata diangkat dengan tidak tergoncang dan badan tetap lurus, lalu
disandangkan diatas dan di belakang pundak kanan. Tumit popor lurus diatas
ujung kaki kanan. Tangan kanan menggenggam tali sandang diatas pundak
dengan punggung tangan kanan menghadap keatas dan siku serong
kedepan, tangan kiri memegang tali sandang setinggi magasen.
4) Genggaman tangan kanan diluncurkan dibawah sampai setinggi
ketiak, kepalan melekat pada dada dan dengan siku menjepit senapan
dengan badan.
5) Tangan kiri kembali sikap sempurna.
b. Tegak senjata dari sandang senjata. Aba-aba : T e g a k s e n j a t a =
GERAK.
Pelaksanaan :
1) Tangan kanan yang memegang tali sandang dibawa kedepan,
sehingga popor turut kedepan sedikit, dan bersama ini tangan kiri memegang
senjata di atas megasen.
2) Dengan tangan kiri senapan dibawa dan ditegakkan di depan badan
seperti membuat sikap hormat senjata.
3) Selanjutnya melakukan gerakan “ Tegak senjata”.
Catatan : Dari senjata disandang, dapat diadakan hormat senjata.
Aba-aba : H o r m a t s e n j a t a = GERAK.
Pelaksanaan : Pada aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan :
1) Tangan kanan yang memegang tali sandang dibawa kedepan,
sehingga popor turut kedepan sedikit, dan bersamaan ini tangan kiri
memegang senjata diatas megasen.
2) Dengan tangan kiri senapan dibawa dan ditegakkan didepan badan,
membuat sikap seperti hormat senjata.

46. Depan Senjata.

a. Depan senjata. Aba-aba : D e p a n s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :
26

1) Pada aba-aba pelaksanaan, senapan diangkat serong ke kiri atas


melalui depan badan dengan tangan kanan setinggi-tingginya, popor
merenggang dari badan + satu kepal, tangan kiri memegang senjata di depan
bahu kiri dengan jari jari rapat.
2) Tangan kanan diturunkan memegang hulu popor, senjata diputar
sehingga pejera menghadap kebelakang.

b. Dari depan senjata ketegak senjata. Aba-aba : T e g a k s e n j a t a =


GERAK.
Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba, tangan kanan dipindahkan dan memegang senapan
antara selebar tangan diatas tangan kiri.
2) Gerakan selanjutnya seperti tegak senjata.

47. Pasang/Lepas Sangkur.


a. Sebelum melaksanakan pasang / lepas sangkur terlebih dahulu
melaksanakan siapkan sangkur/kancingkan sangkur dengan tujuan untuk
memudahkan dalam pemasangan sangkur di senjata.
1) Siapkan sangkur. Aba-aba : S i a p k a n s a n g k u r = GERAK.
Pelaksanaan :
a) Pada aba-aba peringatan, tangan kiri menepuk sangkur dengan
posisi ke lima jari tangan lurus kebawah, siku tangan sejajar dengan
badan (Seperti setengah lengan lencang kiri/tolak pinggang) dan
selanjutnya membuka kancing sangkur sehingga mempermudah
dalam pasang/lepas sangkur.

b) Pada aba-aba pelaksanaan, tangan kiri turun kembali ke sikap


sempurna.
2) Kancingkan sangkur. Aba-aba : K a n c i n g k a n sangkur =
GERAK.

Pelaksanaan :

a) Pada aba-aba peringatan, tangan kiri menepuk sangkur dengan


posisi ke lima jari tangan lurus kebawah, siku tangan sejajar dengan
badan (Seperti setengah lengan lencang kiri/tolak pinggang) dan
selanjutnya mengancingkan sangkur sehingga sangkur kelihatan rapih.

b) Pada aba-aba pelaksanaan, tangan kiri turun kembali ke sikap


sempurna.
b. Pasang Sangkur (pisau). Aba-aba : P a s a n g S a n g k u r = GERAK.
Pelaksanaan :
27

1) Pada aba-aba peringatan, senapan diputar pada ujung popor,


sehingga mulut laras berada didepan perut dengan tangan kanan melekat
pada paha. Bersamaan dengan itu tangan kiri memegang hulu sangkur, ibu
jari rapat pada ibu sangkur disebelah dalam, punggung tangan serong ke
muka, siku ke samping. Jari-jari lainnya rapat satu sama lain.

2) Sangkur dicabut sehingga ujung tajamnya menuju serong kiri ke atas


dibawa melalui depan badan keujung senapan dan siap untuk dipasang pada
tempatnya dengan tidak bersuara. Gerakan tangan kiri diikuti oleh pandangan
mata.

3) Pada aba-aba pelaksanaan dengan serentak sangkur di pasang pada


tempatnya dan diikuti oleh pandangan mata.

4) Senapan dikembalikan ketempatnya dalam keadaan sempurna diantar


oleh tangan kiri, jari-jari lurus dan rapat satu sama lain, jari-jari telunjuk
setinggi mulut laras, punggung tangan menghadap ke depan dan pandangan
mata kembali kedepan.
5) Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.
Catatan : Untuk drill pasukan ada baiknya jika lamanya tiap-tiap gerakan
yang dilakukan pada aba-aba peringatan ditentukan 2 hitungan.
c. Lepas sangkur. Aba-aba : L e p a s S a n g k u r = GERAK.
Pelaksanaan :

1) Pada aba-aba peringatan, senapan diputar pada ujung popor depan


sehingga mulut laras berada didepan perut dengan tangan kanan melekat
pada paha. Bersamaan dengan ini tangan kiri memegang hulu sangkur di
ikuti oleh pandangan mata.

2) Tangan kanan di pindahkan dibawah tangan kiri, dengan ibu jari


menekan tombol sangkur. Bersamaan dengan ini tangan kiri mencabut
sangkur serong ke kiri atas kemudian memasukkannya ke dalam sarungnya,
sehingga tiga perempat sangkur masuk dalam sarungnya.

3) Senapan dikembalikan ke tempatnya dalam sikap sempurna dian tar


oleh tangan kiri, jari-jari lurus dan rapat satu sama lain, jari telunjuk setinggi
mulut laras, pungung tangan menghadap ke depan dan pandangan mata
kembali ke depan.

4) Tangan kiri kembali kesikap sempurna.

Catatan : Untuk drill pasukan ada baiknya jika lamanya tiap-tiap gerakan
dilakukan pada aba-aba peringatan ditentukan 2 hitugan.

d. Pasang sangkur (Paku). Aba-aba : P a s a n g S a n g k u r = GERAK.

Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, senapan diputar pada ujung popor depan
sehingga mulut laras berada di depan perut dengan tangan kanan melekat
28

pada paha. Bersamaan dengan itu tangan kiri memegang hulu sangkur, ibu
jari di sebelah bawah lobang laras, jari lainnya rapat satu sama lain,
punggung tangan serong ke muka, siku kesamping.
2) Sangkur dicabut serong ke kiri atas dan dibawa melalui muka badan.
Sangkur dipasangkan pada ujung laras serong ke dalam lebih kurang 45º.
Gerakan tangan kiri ini diikuti oleh pandangan mata.
3) Pada aba-aba pelaksanaan sangkur ditekan dan diputar seperdelapan
bulatan ke muka.
4) Selanjutnya seperti gerakan mengembalikan senjata pada
pelaksanaan pasang sangkur.

Catatan : Untuk drill pasukan ada baiknya jika lamanya setiap gerakan yang
dilakukan pada aba - aba peringatan ditentukan 2 hitungan.
e. Lepas Sangkur (Paku). Aba-aba : L e p a s S a n g k u r = GERAK.
Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan senapan diputar pada ujung popor depan ke
kiri (ke depan badan) sehingga kedudukannya condong dan arah serong 45º
ke kiri dari arah depan kita dari kedudukan semula. Tangan kanan
ditegakkan dan serong kedepan sehingga telapak tangan berada satu
kepalan di depan paha kanan. Bersamaan dengan itu tangan kiri dengan
ibu jari dibagian atas bubung sangkur, 4 jari serta telapak tangan menghadap
dan terletak di punggung sangkur.
2) Dengan ibu jari menekan bubung sangkur kebawah, dibawa ke luar
sehingga sangkur terlepas dari kuncinya dan telapak tangan kiri dipindahkan
kemata sangkur dengan jari kelingking rapat pada bubung sangkur membawa
sangkur kearah 90º dari arah laras.
3) Pada aba-aba pelaksanaan: Dengan gerakan yang cepat bubung
sangkur dimasukkan pada laras oleh telapak tangan kiri.
4) Senjata dibawa ke samping kanan badan diantar oleh tangan kiri.
5) Tangan kiri kembali ke sikap sempurna.
Catatan : Untuk drill pasukan ada baiknya jika lamanya tiap-tiap gerakan yang
dilakukan pada aba-aba peringatan ditentukan 2 hitungan.

f. Lepas sangkur (Lipat). Aba-aba : L e p a s s a n g k u r = GE RAK.

Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, senapan diputar pada ujung popor depan ke
kiri (ke depan badan), sehingga duduknya condong dan arahnya serong 45º
kekiri dari arah depan kita / kedudukan semula. Tangan kanan di tegangkan
dan serong kedepan sehingga telapak tangan berada satu kepalan dimuka
paha kanan. Bersamaan dengan itu tangan kiri dengan ibu jari dibagian
dalam, 4 jari lainnya dibagian luar serta telapak tangan menghadapa ke
bawah memegang hulu sangkur.
29

2) Dengan ibu jari dan empat jari lainnya menarik hulu sangkur keatas
sehingga terlepas dari kuncinya. Dengan telapak empat jari pada
punggung sangkur dan ibu jari pada hulu sangkur, mengikuti jatuhnya
sangkur.
3) Pada aba-aba pelaksanaan: Dengan gerakan yang cepat sangkur
ditekan masuk kedalam lobang sangkur oleh telapak tangan kiri.
4) Senjata dibawa ke samping badan diantar oleh tangan kiri.

5) Tangan kiri kembali ke sikap sempurna.

48. Periksa Senjata.

a. Periksa kamar senjata L. E. dan yang sejenis. Aba – aba : Periksa


K a m a r = GERAK.

Pelaksanaan :
1) Senapan diangkat serong ke kiri atas melalui depan badan dengan
tangan kanan setinggi tingginya, dan popor merapat depan badan, tangan kiri
memengang senjata di depan bahu kiri dengan jari jari rapat; lengan melekat
pada badan. Pada gerakan ini muka tidak tertutup oleh lengan.

2) Tangan kanan diturunkan memegang hulu popor dan membuka keping


kunci pengaman dengan diikuti oleh pandangan mata.

3) Tangan kanan memengang penegang serta membukanya ( menarik ).

4) Jari kelingking dimasukkan dalam kamar untuk meraba ada peluru


atau tidak dan melihat apakah magasen kosong.

5) Menutup penegang dan menarik pelatuk supaya pegas pemukul


kendor.

6) Menekan pemegang penegang dan menutup kunci keping pengaman


dengan diikuti oleh pandangan mata.

7) Tangan kanan memengang senapan dan pegangan, sikap sempurna


dan pandangan lurus ke depan.

8) Senapan diturunkan sampai setinggi dua jari diatas tanah disebelah


ujung kaki kanan dan diantar oleh tangan kiri, pejera dihadapkan kebelakang.

9) Senapan diletakkan ditanah dan tidak berbunyi.

10) Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.

b. Periksa Senjata (oleh komandan ), berlaku untuk senjata L.E dan yang
sejenis.

Pelaksanaan :
30

1) Senapan diangkat serong ke kiri atas melalui depan badan dengan


tangan kanan setinggi tingginya, dan popor merapat pada badan, tangan kiri
memegang senjata di depan bahu kiri dengan jari-jari rapat, lengan melekat
pada badan. Pada gerakan ini muka tidak tertutup oleh tangan.
2) Tangan kanan diturunkan memegang hulu popor dan membuka keping
kunci pengaman dengan diikuti oleh pandangan mata.
3) Tangan kanan memegang penegang serta membukanya (menarik).
4) Senjata diberikan pada Komandan.
5) Senjata diterima dari Komandan.
6) Menekan pemegang penegang dan menutup kunci keping pengaman
dengan diikuti oleh pandangan mata, setelah komandan berdiri didepan
orang ketiga sebelah kiri/ kanannya.
7) Tangan kanan memegang senapan dan pegangan, sikap sempurna
dan pandangan lurus kedepan.
8) Senapan diturunkan sampai popor setinggi dua jari diatas tanah di
sebelah ujung kaki kanan, dan diantar oleh tangan kiri, pejera dihadapkan ke
belakang.
9) Senapan diletakkan ditanah dengan tidak berbunyi.
10) Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.

c. Periksa Kamar Senjata M. 16 A - 1. Aba-aba : P e r i k s a Kamar =


GERAK.
Pelaksanaan :
1) Senapan diangkat serong ke kiri atas melalui depan badan dengan
pegangan tangan kanan setinggi bahu kiri, bersamaan dengan itu tangan kiri
memegang senjata pada titik perimbangan.
2) Tangan kanan diturunkan memegang hulu popor.
3) Tangan kiri memegang rumah magazen, ibu jari kiri menekan pal
penutup.
4) Tangan kanan menarik tangkai pemegang penegang ke belakang
sehingga penutup tertahan dibelakang.
5) Tangan kanan mendorong tangkai penegang kedepan bersamaan
dengan itu telapak tangan kanan memegang hulu popor.
6) Tangan kiri memegang lade bagian bawah.
7) Ibu jari tangan kanan menekan pal pengaman pada “ safe ”.
8) Jari kelingking tangan kanan dimasukkan kedalam kamar untuk
meraba ada peluru atau tidak.
31

9) Ibu jari tangan kanan menekan pal penutup dari atas agar penutup
kembali kedepan.
10) Ibu jari tangan kanan menekan pal pengaman pada “ Semi ”.
11) Jari telunjuk tangan kanan menarik picu sehingga berbunyi klik,
bersamaan itu pandangan mata melihat ke arah laras.
12) Tangan kanan menutup keping penutup.
13) Tangan kanan memegang hulu popor.
14) Kegiatan selanjutnya seperti urutan tegak senjata dari kedudukan
depan senjata.
Catatan :
Sebelum melakukan periksa kamar didahului dengan kegiatan lepas
megazen. Setelah selesai periksa kamar (Bila tidak ada kegiatan periksa
laras atau periksa senjata), baru melaksanakan kegiatan pasang magazen.

d. Lepas Magazen. Aba-aba : L e p a s m a g a z e n = GERAK.


Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, senjata diputar pada dasar popor bagian
depan, sehingga laras berada didepan badan, lengan kanan lurus didepan
paha.
2) Badan dibungkukkan bersamaan dengan itu tangan kiri memegang
rumah magazen.

3) Telunjuk tangan kiri menekan tombol magazen sehingga magazen


terlepas dari rumah magazen, selanjutnya tangan kiri memegang magazen.
4) Pada aba-aba pelaksanaan, badan ditegakkan dengan tangan kiri
mencabut magazen keluar dari rumah magazen, tangan kiri lurus ke depan
mulut magazen menghadap keatas dan tempat anak peluru menuju ke arah
badan, bersamaan dengan itu tangan kanan membawa senjata ke samping
kanan badan.
5) Badan dibungkukkan, bersamaan dengan itu tangan kiri memasukkan
magazen dengan ibu jari berada di atas dan jari lainnya rapat memegang
magazen, punggung tangan menghadap tangan kiri, magazen dijepit oleh
kedua paha.
6) Badan ditegakkan, tangan kiri kembali kesikap sempurna.

Catatan :

- Untuk drill Pasukan pada saat aba-aba peringatan dan


pelaksanaan ada baiknya jika lamanya tiap-tiap gerakan ditentukan 2
hitungan.
32

- Apabila akan dilaksanakan periksa laras/periksa senjata maka


aba-aba untuk lepas magazen harus didahului dengan : “ Untuk
periksa laras/periksa senjata, l e p a s m a g a z e n = GERAK”.
Pelaksanaan pada aba-aba peringatan sama, tetapi pada aba-aba
peringatan magazen tidak dijepit oleh kedua paha, namun diselipkan
antara kopel dengan pinggang kiri bagian depan.

e. Pasang magazen. Aba-aba : P a s a n g m a g a z e n = GERAK.


Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, badan dibungkukan bersamaan dengan itu
tangan kiri memegang magazen dengan ibu jari berada diatas dan jari lainnya
rapat memegang magazen, punggung tangan menghadap kekiri.
2) Badan ditegakkan, bersamaan dengan itu tangan kiri membawa
magazen lurus ke depan, mulut magazen menghadap ke atas dan tempat
anak peluru menuju kearah badan.
3) Senjata diputar pada dasar popor bagian depan, sehingga laras
berada di depan badan, bersamaan dengan itu badan dibungkukkan
selanjutnya tangan kiri memasukkan magazen ke dalam rumah magazen,
kemudian telapak tangan kiri menempel pada dasar magazen.
4) Pada aba-aba pelaksanaan, telapak tangan kiri memukul dasar
magazen hingga berbunyi klik dan magazen terkunci di dalam rumah
magazen.
5) Badan ditegakkan, bersamaan dengan itu tangan kiri mengantar
senjata ke samping kanan badan kemudian kembali ke sikap sempurna.
Catatan :
Untuk drill pasukan, pada saat pelaksanaan aba-aba peringatan
pasang magazen ada baiknya jika lamanya tiap-tiap gerakan ditentukan dua
hitungan.

f. Periksa kamar senjata SP1. Aba-aba : P e r i k s a k a m a r = GERAK.


Pelaksanaan :
1) Tangan kanan mengangkat senjata serong ke kiri keatas melalaui
depan badan, tangan kiri memegang senjata pada titik perimbangan dengan
kedudukan lengan atas merapat pada badan.
2) Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor, selanjutnya senjata
diputar keatas, sehingga kedudukan magazen menghadap ke depan.
3) Tangan kiri memegang magazen dengan keempat jari tangan rapat,
punggung tangan menghadap keatas, jari telunjuk menekan pal magazen
kemudian mencabut magazen ke luar dari rumah magazen.
4) Tangan kiri membawa magazen dimasukkan ke dalam tas magazen
dengan diikuti pandangan mata.
33

5) Tangan kiri kembali memegang senjata pada titik perimbangan, lengan


atas merapat pada badan, bersamaan dengan itu pandangan mata kembali
lurus mendatar ke depan.
6) Tangan kanan menarik tangkai penegang ke belakang sehingga
penutup berada di belakang, ibu jari tangan kanan menekan pal penutup dari
kiri ke kanan sehingga penutup dapat tertahan.
7) Jari telunjuk tangan kanan menarik pal pengaman ke belakang
sehingga senjata terkunci.
8) Jari kelingking tangan kanan dimasukkan ke pangkal laras untuk
meraba ada tidaknya peluru dalam kamar.
9) Ibu jari tangan kanan menekan pal penutup sehingga penutup lari ke
depan.
10) Tangan kanan memegang hulu popor, jari telunjuk mendorong pal
pengaman ke depan.
11) Jari telunjuk tangan kanan menarik picu kebelakang bersamaan
dengan itu pandangan mata melihat kearah ujung laras.
12) Tangan kiri mengeluarkan magazen dari tas magazen, selanjutnya
dimasukkan ke dalam rumah magazen.
13) Tangan kiri memegang senjata pada titik perimbangan, lengan atas
merapat pada badan.
14) Gerakan selanjutnya seperti tegak senjata dari kedudukan depan
senjata.
Catatan :
Apabila anggotanya tidak mempunyai tas magazen yang kosong maka
sebelum periksa kamar didahului dengan aba -aba “Lepas magazen” dan
setelah selesai periksa kamar diberikan aba-aba “ P a s a n g m a g a z e n ”
( berlaku seperti M 16 A1 ).

g. Periksa Kamar Senjata Minimi. Aba-aba : P e r i k s a k a m a r =


GERAK.
Pelaksaan :
1) Kaki kiri dilangkahkan ke depan, bersamaan dengan itu badan
dibungkukkan dengan tangan kiri membuka kaki topang (Kuda-kuda).
2) Kaki kanan ditekuk kemudian berlutut, bersamaan dengan itu senjata
diletakkan di atas tanah.
3) Tangan kiri memegang pelindung tangan, punggung tangan
menghadap ke atas dan ibu jari menempel disamping kanan senjata.
4) Tangan kanan membuka tutup bagian atas.
5) Tangan kanan menarik pemegang penegang penuh ke belakang.
34

6) Ibu jari tangan kanan menekan pal pengaman kekanan sampai


berbunyi klik.
7) Tangan kanan membuka landasan ban peluru, kemudian jari kelingking
memeriksa kamar.
8) Tangan kanan menekan penutup bagian atas, kebawah sampai
berbunyi klik.
9) Tangan kanan mengembalikan pemegang penegang kedepan.
10) Ibu jari tangan kanan menekan pal pengaman ke kiri hingga berbunyi
klik.
11) Tangan kanan dipindahkan memegang pegangan pistol, kemudian jari
telunjuk tangan kanan menarik picu (senjata diarahkan ketempat yang aman).
12) Tangan kanan dipindahkan memegang pelindung tangan bagian atas
di depan tangan kiri.
13) Badan berdiri tegak dengan tangan kanan membawa senjata,
bersamaan dengan itu tangan kiri melipat kaki topang (kuda-kuda).
14) Tangan kiri memasukkan kaki topang ke rumah kuda - kuda.
15) Tangan kiri kembali ke sikap sempurna.

49. Periksa Laras.

Aba – aba : P e r i s a l a r a s = GERAK (Berlaku untuk senjata LE dan yang


sejenisnya).
Pelaksanaan :
a. Senapan diangkat serong kekiri atas melalui depan badan dengan tangan
kanan setinggi tingginya, dan popor merapat pada badan, tangan kiri memegang
senjata didepan bahu kiri dengan jari jari rapat ; lengan melekat pada badan. Pada
gerakan ini muka tidak tertutup dengan lengan.
b. Tangan kanan diturunkan memegang hulu popor dan membuka keping kunci
pengaman dan diikuti oleh pandangan mata.
c. Tangan kanan memegang penegang serta membukanya (menarik).
d. Tangan kanan memegang hulu popor dan menunggu kedatangan pemeriksa.
e. Pada waktu pemeriksa datang, berturut-turut kaki kiri dilangkahkan setengah
langkah ke depan, senapan ditujukan ke depan. Lengan kiri dibengkokkan dan siku
siku rapat pada pinggang. Popor dirapatkan pada paha kanan, mulut laras
setinggi mata sipemeriksa, ibu jari tangan kanan di letakan di muka “ Penutup “
supaya sipemeriksa dapat melihat bagian dalam dari laras.
f. Bila sipemeriksa telah selesai memeriksa orang yang ada di sebelah kiri /
kanannya, maka tangan kanan memegang kembali hulu popor dan senapan di
kembalikan ke depan badan sambil merapatkan kaki kiri pada kaki kanan.
35

g. Tangan kanan memegang senapan pada pegangan, sikap sempurna dan


pandangan lurus ke depan.
h. Senapan diturunkan sampai popor setinggi dua jari diatas tanah disebelah
ujung kaki dan diantar oleh tangan kiri, pejera dihadapkan ke belakang.
i. Selanjutnya menurunkan senjata seperti gerakan periksa senjata.
Catatan : Untuk lain – lain senjata pelaksanaan gerakan disesuaikan dengan
keadaan senapan.

50. Sikap Salvo.


a. Pengertian. Yang dimaksud dengan salvo pada pasal ini dalah suatu
tembakan penghormatan yang dilakukan secara bersama-sama diarahkan ke atas
oleh pasukan dengan kekuatan tertentu.

b. Pelaksanaan dari pasal ini mengandung dua rangkaian pelaksanaan:


1) Aba-aba : S i k a p s a l v o k e a t a s = GERAK.
Pelaksanaan :
a) Senapan diangkat dengan tangan kanan dan dibawa serong ke
kiri di depan badan,lengan kanan tidak menutup muka, bersamaan itu
tangan kiri memegang pada titik perimbangan (di atas magazen), kaki
kiri dirapatkan penuh pada kaki kanan, pandangan mata tetap ke
depan.
b) Tangan kanan memegang hulu popor, bersamaan itu kaki kanan
dilangkahkan kekanan serong kebelakang setengah langkah (kurang
lebih 30 cm).
c) Senapan dibawa kepundak kanan dan popor diletakkan di atas
pundak kanan, senapan agar condong ke depan ( + 30º ).
2) Aba-aba : Sikap Untuk Menembak = TEMBAK.
Pelaksanaan :
a) Pada aba- aba peringatan, jari-jari membuka kunci pengaman
dan jari telunjuk siap untuk menembak.
b) Pada aba-aba pelaksanaan dengan serentak semua
melepaskan tembakan.
c) Setelah melepaskan tembakan, senapan dikunci kembali.

c. Tegak senjata. Aba-aba : T e g a k S e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :

1) Senapan diturunkan kesikap kedua dari sikap salvo ke atas.


2) Melakukan sikap kesatu dari sikap salvo keatas.
3) Gerakan selanjutnya seperti gerakan pada depan senjata kemudian
periksa kamar.
36

51. Menyilangkan / Melepaskan Silangan Senjata.

a. Menyilangkan senjata.

1) Menyilangkan senjata dapat dilakukan pada waktu pasukan berlatih


dilapangan tembak ataupun latihan-latihan lainnya dengan bersenjata,
sedangkan pada waktu itu senjata-senjata tersebut belum dipergunakan dan
harus diletakkan disuatu tempat.
2) Waktu latihan dengan membawa senjata, tetapi waktu itu sebagian/
seluruh pasukan melakukan gerakan-gerakan lain seperti : Gerakan badan,
istirahat agak lama dan lain-lain. Dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Tiap-tiap silangan senjata boleh lebih dari tiga pucuk senjata.
b) Sedangkan senjata selebihnya diberikan secara beranting
kearah penyilang yang terdekat.
c) Tiap-tiap memberikan senjata lebihan kearah penyilang harus
selalu dipegang pada titik perimbangan, sedangkan penerimaan selalu
memegang lade bagian atas.
d) Untuk menjaga kesigapan dan menghindarkan pertukaran
senjata orang lain, maka harus diatur sedemikian rupa sehingga
kelihatan rapih dan mempercepat pada waktu pengambilan senjata.
e) Senjata-senjata lain seperti pistol mitraliur, senapan mesin
ringan dapat disandarkan pada silangan tersebut asalkan tidak
berlebih-lebihan.
f) Selesai menyilangkan senjata-senjata tersebut supaya
Komandan mengadakan pemeriksaan. Pada waktu pemeriksaan
diutamakan : Kuat / tidaknya silang itu, lurus dan rapih, Pejera tidak
boleh mengenai laras senjata lain.
3) Aba-aba silangkan senajata dapat diberikan pada waktu pasukan
bersaf / tiga berbanjar, yaitu regu satu bersaf dan peleton tiga bersaf / tiga
berbanjar.

4) Gerakannya dilakukan dari sikap sempurna. Ini merupakan eksersisi


maka tiap-tiap gerakan dilakukan seperti dalam gerakan PBB.

b. Bentuk regu Bersaf.


1) Sebelum Danru memberikan aba-aba “ Silang senjata ”, terlebih dahulu
Dan Ru memerintahkan supaya Ru berhitung. Kemudian Danru menunjuk no
2 – 5 – 8 , umpamanya sebagai penyilang (patokan). Perintah ini oleh
mereka yang ditunjuk harus diulangi.
Contoh :
Nomor 2 sebagai penyilang. Setelah selesai, maka Danru dapat
mulai dengan memberikan Aba-aba silanghkan senjata.
37

2) Aba-aba : S i l a n g k a n - s e n j a t a = MULAI.
Pelaksanaan :
a) Penyilang serta orang yang berada disebelah kiri dan kanan
penyilang secara serentak membongkokkan badan, bersamaan
dengan itu tangan kiri memegang lade bagian bawah kemudian tangan
kanan dipindahkan memegang hulu popor.
b) Penyilang meletakkan senjata didepan antara kedua ujung kaki
dengan magazen menghadap kedepan, bersamaan dengan itu orang
yang disebelah kiri/ kanan penyilang melangkahkan kaki kanan/kirinya
serong kekanan/kiri depan.
c) Penyilang menunduk tangan kanan memegang lade bagian
atas, bersamaan dengan itu orang yang disebelah kiri dan kanan
penyilang meletakkan laras senjatanya di atas magazen penyilang dan
meletakkan dasar popor senjatanya masing-masing segaris dengan
kedua ujung kaki penyilang. Tangan kiri penyilang membantu
peletakkan laras diatas magazen sehingga kedudukan senjata dapat
kokoh berdiri tegak.
d) Setelah Komandan memberikan aba-aba “ selesai ”, maka
secara serentak penyilang serta orang yang berada disebelah kiri dan
kanan penyilang menegakkan badan, kembali kesikap sempurna pada
kedudukan semula.

Catatan :
(1) Dalam bentuk peleton bersaf terlebih dahulu dilakukan
“Buka barisan”. Pelaksana tiap-tiap regu selanjutnya sama
seperti dalam bentuk regu bersaf.
(2) Sebelum pasukan dibubarkan, supaya Komandan
Pasukan/Regu memerintahkan satu langkah ke kanan/kiri.
(3) Pada waktu ada aba-aba berkumpul masing-masing
anggota menempatkan diri seperti pada waktu akan
dibubarkan.Kemudian diberikan aba-aba satu langkah ke
kiri/kanan. Selanjutnya disusul aba-aba : L e p a s k a n
S e n j a t a = MULAI.

3) Cara melepaskan silangan. Aba-aba : L e p a s k a n - S e n j a t a =


MULAI.
Pelaksanaan :
a) Secara serentak penyilang dan orang yang di sebelah kanan
maupun kiri penyilang membongkokkan badan, bersamaan dengan itu
orang yang disebelah kanan/kiri penyilang melangkahkan kaki
kiri/kanan satu langkah serong kekiri/kanan depan, tangan kiri
penyilang memegang lade bagian bawah.
b) Tangan kanan orang yang disebelah kiri/kanan penyilang
memegang hulu popor, selanjutnya tangan kiri memegang lade bagian
38

bawah senjata masing -masing.Bersamaan dengan itu tangan kanan


penyilang memegang hulu popor.
c) Setelah komandan memberikan aba-aba “ selesai ”orang yang
disebelah kiri/kanan penyilang menegakkan badan dengan
merapatkan kaki kanan/kirinya kedudukan senjata menyilang di depan
badan ( depan senjata ). Bersamaan dengan itu penyilang
menegakkan badan dan membawa senjata seperti depan senjata.
d) Penyilang dan orang yang disebelah kiri/kanan penyilang
melakukan tegak senjata seperti gerakan tegak dari depan senjata.
4) Cara menyandarkan senjata. Setelah penyilang ( patokan ) selesai
menyilangkan ketiga senjata, secara estafet senjata kelebihan tersebut
diserahkan kepada penyilang.
5) Cara mengambilkan/melepaskan senjata yang disandarkan. Setelah
mendengar aba-abas : L e p a s k a n S e n j a t a = MULAI , maka
penyilang mengambil senjata yang disandarkan tersebut dengan kedua
belah tangannya.Kemudian dengan tangan kiri senjata tersebut diserahkan
kepada orang yang berada disebelah kirinya dan diteruskan sampai senjata
tersebut diterima oleh yang berhak.
Catatan :
a) Pelaksanaan oleh tiap-tiap regu dari peleton dalam bentuk
bersaf adalah sama.
b) Apabila konstruksi senjata berbeda, maka disesuaikan dengan
senjata tersebut.

c. Bentuk Peleton Tiga Berbanjar.


1) Sebelum Dan Ton memberikan aba-aba :” Silangkan senjata” terlebih
dahulu Dan Ton memberikan petunjuk/perintah “ banjar tengah sebagai
penyilang “. Perintah ini diulangi secara serentak oleh seluruh anggota yang
berada dibanjar tengah. Setelah selesai Danton dapat mulai memberikan
aba-aba silangkan senjata.
2) Aba-aba : S i l a n g k a n s e n j a t a = MULAI.
Pelaksanaan : Sama dengan pasal 53 ayat 2 sub b.

3) Cara melepaskan silangan. Aba-aba : L e p a s k a n S e n j a t a =


MULAI.

Pelaksanaan : Sama dengan pasal 53 ayat 2 sub c.

d. Tanggalkan perlengkapan. Aba-aba: T a n g g a l k a n p e r l e n g k a p a


n = MULAI.
Pelaksanaan :
Dilakukan sewaktu pasukan akan menanggalkan perlengkapan guna
sesuatu kebutuhan sesuai kehedak dari pimpinan/komandan pasukan.
39

52. Kendorkan dan Kencangkan Tali Sandang.

a. Untuk senjata SP.


1) Kendorkan tali sandang. Aba-aba : K e n d o r k a n T a l i
S a n d a n g = GERAK

Pelaksanaan :
a) Pada aba-aba peringatan badan dibongkokkan, kaki lurus, lutut
tidak dibengkokkan, bersamaan dengan itu tangan kiri memegang
pelindung tangan bagian bawah.
b) Tangan kanan diluncurkan kebawah memegang magazen,
bersamaan dengan itu senjata dikepit.
c) Tangan kiri memegang gesper tali sandang, tangan kanan
membantu mengendorkan tali sandang.
d) Setelah tali sandang sikendorkan sepanjang ± dua kepal,
tangan kiri memegang magazen, tangan kanan kembali memegang
pelindung tangan / lade bagian atas.
e) Setelah semua anggota mengerjakan seperti pasal 54 ayat 1
sub a sub-sub 4 ) Komandan / Pelatih memberikan aba-aba “ GERAK”.
f) Pada aba-aba pelaksanaan, semua anggota secara serentak
menegakkan badan, tangan kiri mengantar laras senjata ke samping
kanan badan kemudian bersamaan dengan itu kembali kesikap
sempurna.

2) Kencangkan tali sandang. Aba-aba : K e n c a n g k a n T a l i


S a n d a n g = GERAK

Pelaksanaan :

a) Seperti pasal 54 ayat 1 sub a sub-sub 1 s/d 2).


b) Tangan kiri gesper tali sandang, tangan kanan mengencangkan
tali sandang agar tali sandang melalui/ menempel pada dasar
magazen.

c) Setelah tali sandang kencang, tangan kiri memegang dasar


magazen, tangan kanan memegang pelindung tangan / lade bagian
atas.
d) Setelah semua anggota mengerjakan seperti pasal 54 ayat 1
sub b sub sub 3. Komandan/Pelatih memberikan aba-aba “Gerak”.
e) Pada aba-aba pelaksanaan, semua anggota secara serentak
menegakkan badan, bersamaan dengan itu tangan kiri mengantar
laras senjata kesamping kanan badan, selanjutnya kembali kesikap
sempurna.
40

b. Untuk senjata M. 16 A1.

1) Kendorkan tali sandang. Aba-aba : K e n d o r k a n t a l i


s a n d a n g = GERAK.
Pelaksanaan :
a) Pada aba-aba peringatan badan dibongkokkan kaki lurus lutut
tidak dibengkokkan, bersama itu tangan kiri memegang pelindung
tangan / lade bagian bawah.
b) Tangan kanan diluncurkan kebawah memegang rumah
magazen, bersamaan dengan itu senjata di kepit.
c) Tangan kiri memegang gesper tali sandang, tangan kanan
membantu mengendorkan tali sandang.
d) Setelah tali sandang dikendorkan sepanjang + dua kepal,
tangan kiri memegang rumah magazen, tangan kanan kembali
memegang lade/pelindung tangan bagian atas.
e) Setelah semua anggota mengerjakan seperti pasal 54 ayat 2
sub a sub-sub 4 selanjutnya Komandan/Pelatih memberikan aba-aba
“GERAK”.
f) Pada aba-aba pelaksanaan, semua anggota secara serentak
menegakkan badan, bersamaan dengan itu tangan kiri mengantar
laras senjata kesamping kanan badan, selanjutnya kembali ke sikap
sempurna.

2) Kencangkan Tali Sandang. aba aba : Kencangkan Tali


S a n d a n g = GERAK.
Pelaksanaan :
a) Seperti pasal 54 ayat 2 sub a sub-sub 1 s/d 2).
b) Tangan kiri memegang gesper tali sandang, tangan kanan
membantu mengencangkan tali sandang, agar tali sandang melalui/
menempel pada dasar magazen.
c) Setelah tali sandang kencang, tangan kiri memegang dasar
magazen, tangan kanan memegang pelindung tangan / lade bagian
atas.
d) Setelah semua anggota mengerjakan seperti pada pasal 54
ayat 2 sub b sub-sub 3) Komandan/Pelatih memberikan aba-aba “
GERAK ”.
e) Pada aba-aba pelaksanaan, semua anggota secara serentak
menegakkan badan, bersamaan dengan itu tangan kiri mengantar
laras senjata kesamping kanan badan selanjutnya kembali ke sikap
sempurna.

53. Gerakan ditempat dan Gerakan Berkumpul dengan Senjata.


41

a. Gerakan di tempat dengan senjata ditanah. Jika dalam sikap sempurna


dengan senjata ditanah hendak mengadakan gerakan-gerakan berputar atau
hendak melangkah, maka waktu aba-aba peringatan, senjata diangkat + 5 cm
selanjutnya diturunkan lagi sesudah gerakan selesai, tidak boleh di hentakkan
ditanah dan tidak berbunyi. Semua gerakan dengan senjata di lakukan dengan
tempo langkah biasa.

b. Gerakan Berkumpul Dengan Senjata. Sama dengan gerakan berkumpul


tidak bersenjata. Senapan berada dipundak kiri (Sikap pundak kiri senjata).
Setelah lurus menurunkan lengan, senjata serentak diturunkan dan tetap dalam
sikap sempurna.

54. Evaluasi.
a. Jelaskan bagaimana melaksanakan sikap sempurna bersenjata dengan
benar !
b. Jelaskan bagaimana melaksanakan istirahat bersenjata dengan benar !
c. Jelaskan bagaimana melaksanakan buka/tutup barisan bersenjata dengan
benar !
d. Jelaskan bagaimana melaksanakan bubar barisan bersenjata kepada PA
dengan benar !
e. Jelaskan bagaimana melaksanakan penghormatan bersenjata dan tegak
senjata dengan benar !
f. Jelaskan bagaimana melaksanakan pundak Ka/Ki senjata dengan benar !
g. Jelaskan bagaimana melaksanakan lencang kanan bersenjata dengan
benar !
h. Jelaskan bagaimana melaksanakan sandang senjata dengan benar !
i. Jelaskan bagaimana melaksanakan depan senjata dengan benar!
j. Jelaskan bagaimana melaksanakan pasang/lepas sangkur dengan benar !
k. Jelaskan bagaimana melaksanakan periksa senjata dengan benar !
l. Jelaskan bagaimana melaksanakan periksa laras dengan benar !
m. Jelaskan bagaimana melaksanakan sikap salvo dengan benar !
n. Jelaskan bagaimana melaksanakan menyilangkan/melepaskan silangan
senjata dengan benar !
o. Jelaskan bagaimana melaksanakan kendorkan dan kencangkan tali sandang
dengan benar !
p. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan berkumpul dengan senjata
dengan benar !
42

BAB V

GERAKAN BERSENJATA BERJALAN/BERLARI

55. Umum. Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris dapat dilakukan tanpa bersenjata
atau dengan bersenjata. Sebelum melaksanakan gerakan perorangan bersenjata harus
melaksanakan terlebih dahulu gerakan perorangan tanpa senjata dengan baik dan benar.

56. Pundak Senjata Sedang Berjalan/Berlari.

a. Untuk maksud tertentu (Kerapihan pelaksanaan gerakan) rangkaian gerakan-


gerakan tersebut dalam pasal 45 (Pundak senjata) dapat di lakukan dengan dua
hitungan pada waktu berjalan dan empat hitungan pada waktu berlari.

b. Dari pundak kiri kepundak kanan. Aba-aba : P u n d a k k a n a n


s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah selanjutnya melakukan gerakan pundak
kanan senjata.
c. Dari pundak kanan ke pundak kiri. Aba-aba : P u n d a k kiri senjat
a = GERAK.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ditanah,
kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya melakukan gerakan pundak
kanan senjata.
d. Dari sandang senjata ke pundak kiri. Aba-aba : P u n d a k k i r i s e n j a t
a = GERAK.
Pelaksanaan :
1) Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah.
2) Pada langkah berikutnya tangan kanan mendorong tali sandang ke
atas, jari-jari tetap menggenggam dan bersamaan dengan itu tangan kiri
memegang senjata diatas magazen.
3) Melakukan gerakan seperti “Hormat senjata”.
4) Senapan ditegakkan dimuka pundak kiri, pejera menghadap ke kanan.
Tangan kiri memegang popor, ibu jari disebelah kiri, jari-jari lainnya rapat di
muka popor lengan kiri rapat pada badan dan merupakan sudut 90º.
5) Senjata diletakkan dipundak kiri dengan pemegang penegang
menghadap keatas.
43

6) Tangan kanan dilenggangkan kebelakang bersamaan dengan itu kaki


di hentakkan.

e. Dari pundak kiri kesandang senjata. Aba-aba : S a n d a n g s e n j a t a


= GERAK.

Pelaksanaan :
1) Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah.

2) Tangan kanan memegang hulu popor.

3) Melakukan gerakan seperti “Hormat senjata”.


4) Melakukan gerakan gabungan kesatu dan kedua “ Sandang senjata ”.
5) Melakukan gerakan ketiga “Sandang senjata”.
6) Melakukan gerakan keempat “Sandang senjata”.
7) Tangan kiri dilenggangkan kebelakang dan bersamaan dengan itu
menghentikan kaki kiri kedepan.
57. Sandang Senjata Sedang Berjalan/Berlari. Hanya dapat dilakukan dari pundak
kiri dan gerakannya seperti gerakan dari pundak kiri ke sandang senjata pasal 56 Ayat 5.

58. Depan Senjata Sedang Berjalan/Berlari.


a. Dari pundak kiri kedepan senjata. Aba-aba: D e p a n s e n j a t a =
GERAK.
Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah dan setelah menambah
satu langkah melakukan gerakan-gerakan sebagai berikut:
1) tangan kanan memegang hulu popor dan mengangkat senapan ke
depan badan senjata sehingga laras menuju serong kekiri atas.
2) Tangan kiri menerima dan memegang penuh dari bawah disebelah
atas magazen dengan jari-jari rapat, kemudian senapan diputar,
sehingga pejera menghadap kebelakang.
3) Gerakan maju selanjutnya, dimulai dengan hentakan kaki kiri ke
depan.

b. Dari pundak kanan kedepan senjata. Aba-aba : D e p a n s e n j a t a =


GERAK.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah
dan setelah menambah satu langkah, melakukan gerakan-gerakan sebagai
berikut :
1) Tangan kiri memegang senapan disebelah atas magazen.
44

2) Tangan kiri dan kanan membawa senapan kedepan badan sehingga


laras menuju serong kekiri atas.
3) Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor dengan jari-jari
rapat senapan diputar sehingga pejera menghadap kebelakang.
4) Gerakan maju selanjutnya dimulai dengan hentakan kaki kanan ke
depan.
c. Dari sandang senjata kedepan senjata. Aba-aba : D e p a n s e n j a t a =
GERAK.
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah
setelah ditambah satu langkah, melakukan gerakan sebagai berikut :
1) Tangan kanan mengangkat Tali Sandang, sehingga popor senapan
menuju serong kerdepan, tangan kiri memegang senjata disebelah atas
magazen.
2) Tangan kiri membawa senapan kedepan badan sehingga laras menuju
serong kiri keatas, tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor dengan
jari-jari rapat, senapan diputar sehingga pejera menghadap kebelakang.
3) Gerakan maju selanjutnya dimulai dengan hentakan kaki kiri kedepan.
59. Pistol.
a. Pistol tersandang melekat pada sabuk dipinggang sebelah kanan lurus
dengan jahitan celana. Dimaksud lurus dengan jahitan celana adalah pinggir
depan sarung pistol. Bila termasuk perlengkapan maka tempat peluru berada dikiri
agak ke depan (sabuk tidak dikendorkan ).

b. Pada semua sikap seperti tidak bersenjata. Pada waktu berjalan yang
bersenjata pistol menyesuaikan lenggang dengan lenggang orang yang bersenjata
senapan. Tangan yang tidak melenggang memegang tempat peluru/sarung pistol
/ sabuk.

60. Pistol Mitraliur.


a. Sikap sempurna. Dalam keadaan sikap sempurna, pistol disandang di depan
badan, mulut laras serong kiri atas, tali sandang diletakkan dipundak kiri. Tangan
kanan memegang senjata bagian bawah dengan lengan bawah rata-rata air, siku-
siku 90º tangan kiri memegang bagian depan dari senjata lengan merapat pada
badan.
b. Istirahat ditempat. Seperti sikap istirahat ditempat tanpa senjata.
c. Berjalan.
1) Waktu berjalan bersama-sama pasukan yang bersenjata lenggang
tangan kanan / kiri disesuaikan dengan lenggang yang bersenjata senapan.
2) Waktu melakukan penghormatan cukup dengan memalingkan kepala
kearah yang dihormat, sedangkan tangan yang tidak memegang senjata
segera memegang senjata seperti ayat 1.
45

d. Berhenti. Pelaksanaan seperti waktu berjalan, hanya diusahakan popor


tidak melebihi lebar badan sehingga lenggang tangan waktu berjalan tidak
terganggu.

61. Senapan Mesin Ringan (SMR).


a. Sikap sempurna. Seperti dengan senapan dalam sikap sempurna (popor
tidak seluruhnya diatas tanah, melainkan hanya tumitnya saja ).
b. Lencang kanan.Untuk melakukan lencang kanan SMR harus disamping
kanan. Pelaksanaan seperti bersenjata senapan.
c. Lencang kiri. Untuk melakukan lencang kiri SMR harus disamping kanan,
pelaksanaan seperti bersenjata senapan.
d. Pada Aba-aba TEGAK. Seperti bersenjata senapan.
e. Berubah arah tempat. Dalam gerakan ini dilakukan seperti di tentukan untuk
senapan, dengan perbedaan : SMR diangkat dengan kedua tangan setinggi dua jari
di atas tanah.
f. Istirahat ditempat. Seperti dengan senapan waktu aba-aba “ I s t i r a h a t d
i t e m p a t = GERAK ” hanya tangan kanan tetap seperti dalam sikap sempurna
(SMR tidak dicondongkan kedepan). Jika istirahat lama komandan dapat
memberikan petunjuk “ SMR LETAKKAN ”. Pada petunjuk ini pemegang SMR
mengerjakan gerakan sebagai berikut:
1) Tangan kanan memegang pegangan atas, tangan kiri memegang hulu
kaki senjata dan membukanya.
2) Kaki kiri dimajukan setengah langkah kemuka dan senjata diletakkan di
atas tanah sambil membungkukkan lutut kaki kiri.
3) Mengambil sikap sempurna dengan merapatkan kaki kiri kembali pada
kaki kanan, kemudian mengambil sikap “ ISTIRAHAT DITEMPAT ”.

g. Petunjuk SMR ditangan.


Pelaksanaan : Mengerjakan sebaliknya dari yang tersebut dalam ayat 6 a, b
dan c.

h. Sandang senjata. Aba-aba : S a n d a n g s e n j a t a = GERAK

Pelaksanaan :
1) Senjata dengan tangan kanan diputar kekiri memegang laras.
2) Tangan kanan memegang tali sandang, tapak tangan menghadap ke
atas.

3) Melakukan gerakan seperti pasal 47 (Sandang senjata).

i. Tegak senjata. Aba-aba : T e g a k s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :
46

1) Tangan kanan kedepan hingga popor turut kedepan sedikit dan tangan
kiri memegang senjata setinggi serongan dasar.
2) Dengan tangan kiri senjata diangkat dari pundak dan di tegakkan di
depannya, tangan kanan memegang laras setinggi ketiak.

3) Tangan kanan kembali dalam sikap sempurna.

4) Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.

j. Pundak kiri senjata. Aba-aba : P u n d a k k i r i s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :
1) Badan dibungkukkan, tangan kiri memengang pemegang bawah, lutut
tidak dibengkokkan.
2) Dengan kedua tangan senjata diangkat sambil menegakkan badan,
senjata diletakkan di atas pundak kiri dengan tangan kanan melalui atas
kepala. Pejera menghadap keatas.

3) Tangan kanan memegang hulu popor.

4) Tangan kiri memegang tumit popor diantara jari telunjuk dan jari
tengah.
5) Tangan kanan kembali kesikap sempurna.

k. Tegak senjata. Aba – aba : T e g a k s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :

1) Tangan kanan memegang hulu popor.

2) Tangan kiri memegang pegangan bawah.


3) Tangan kanan memegang senjata seperti pada sikap sempurna
melalui atas kepala.

4) Badan dibungkukkan, lutut tidak dibengkokkan.


5) Senjata diturunkan di sebelah kaki kanan, gerakan ini dilakukan dalam
dua hitungan.

6) Kembali dalam sikap sempurna.

l. Pundak kiri senjata minimi. Aba – aba : P u n d a k k i r i s e n j a t a =


GERAK.
Pelaksanaan :
1) Badan dibungkukkan, kaki lurus lutut tidak dibengkokkan, tangan kiri
memegang penegang pistol.
2) Tangan kanan pindah kebawah memegang jinjingan senjata.
47

3) Senjata diangkat keatas, dengan tangan kanan melewati atas kepala,


pelindung tangan diletakkan diatas pundak kiri dan kedudukan pegangan
pistol menghadap kekiri.
4) Tangan kanan memengang hulu popor dengan ibu jari berada di
bawah dan punggung tangan menghadap ke atas .
5) Tangan kiri dipindahkan memegang telapak/ dasar popor punggung
tangan kiri menghadap kedepan.

6) Tangan kanan kembali kesikap sempurna.

m. Tegak senjata minimi. Aba – aba : T e g a k s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :
1) Tangan kanan memegang hulu popor, ibu jari menghadap ke bawah
dan punggung tangan menghadap ke atas.

2) Tangan kiri memegang pegangan pistol, ibu jari berada dibawah dan
punggung tangan menghadap ke atas.

3) Tangan kanan memegang jinjingan senjata.


4) Badan dibungkukkan, bersamaan dengan itu senjata diturunkan ke
samping badan dengan tangan kanan melewati atas kepala, selanjutnya
diletakkan diatas tanah dengan kedudukan pegangan pistol menghadap ke
depan.
5) Badan di tegakkan, bersamaan dengan itu, tangan kiri memegang
pelindung tangan bagian atas dari depan, punggung ibu jari menghadap ke
dalam dan punggung tangan menghadap ke depan.

6) Tangan kanan memegang laras di atas pejera.


7) Tangan kiri kembali kesikap sempurna.

62. Mortir Ringan ( Mortir 5 ).


a. Sikap sempurna. Seperti dengan senapan dalam sikap sempurna, mortir di
letakkan pada landasannya, tegak lurus keatas dengan pengumpil tembakan
menghadap kebelakang. Tangan kanan memengang ujung laras dari depan ( untuk
menahan ).
b. Istirahat ditempat. Pelaksanaan seperti dengan senapan dalam sikap
istirahat ditempat = GERAK. Tangan kanan tetep memegang mulut laras mortir
(Mortir tetap tegak lurus di atas).
c. Berubah arah ditempat. Pada aba – aba peringatan badan dibungkukkan,
lutut tidak dibengkokkan, tangan kanan diturunkan dan laras di pegang pada bagian
bawah dari belakang, tangan kiri memegang ujung laras dari muka. Selanjutnya
mortir diangkat sambil menegakkan badan, Pada aba – aba pelaksanaan :
melakukan gerakan yang dimaksud dengan aba – aba tersebut. Pada gerakan
48

berubah arah tempat, maka setelah menghadap arah yang baru mortir diletakkan di
tanah dan kembali dalam sikap sempurna.
d. Lencang kanan / kiri. Untuk melakukan lencang kanan / kiri seperti lencang
kanan / kiri dengan SMR.
e. Pundak kiri senjata.
Pelaksanaan :
1) Badan dibongkokkan (Lutut tidak dibengkokkan) Tangan kiri
memegang bagian atas pangkal laras ( + selebar tangan ). Punggung
tangan menghadap ke dalam ibu jari berada di depan, jari jari lainnya
merapat.

2) Tangan kanan memegang ujung laras dari belakang.


3) Mortir dibawa pundak kiri melalui depan badan sambil menegakkan
badan, dan diletakkan dipundak kiri, pengumpil tembakan menghadap ke
atas, landasan menghadap kebelakang, senjata rata rata air.
4) Tangan kiri memegang ujung laras dari depan, punggung tangan
menghadap ke depan, jari jari tangan rapat satu sama lainnya.

5) Lengan kanan kembali kesikap sempurna.


f. Tegak senjata. Aba – aba : T e g a k – s e n j a t a = GERAK.

Pelaksanaan :
1) Tangan kanan memegang ujung laras dari atas, ibu jari berada di
bawah, punggung tangan menghadap ke atas.
2) Tangan kiri memegang ujung laras belakang tangan kanan, punggung
tangan menghadap keatas, ibu jari berada dibawah, jari jari lainnya di atas.
3) Tangan kanan memegang pangkal laras dari atas ibu jari di bawah jari-
jari lainnya diatas.
4) Membungkukkan badan sambil menurunkan senjata dan diletakkannya
disamping kaki kanan, pengumpil tembakan menghadap kebelakang.
5) Tangan kanan dipindahkan memegang mulut laras, punggung ibu jari
menghadap ke kiri, jari jari lainnya merapat menghadap kedepan.

6) Badan ditegakkan lengan kiri kembali ke sikap sempurna.

63. FNC.

a. Bila diperlakukan seperti senjata panjang, maka perlakuannya sama dengan


senapan panjang lain M 16 AL, kecuali beberapa gerakan seperti tersebut di bawah
ini :
1) Kendorkan tali sandang. Aba – aba : K e n d o r k a n t a l i
s a n d a n g = GERAK.
49

Pelaksanaan :
a) Pada aba aba peringatan, senjata diputar pada ujung popor
bagian depan , mulut laras dibawa ke depan badan.
b) Badan dibungkukkan, bersamaan dengan itu tangan kiri
memegang rumah magazen.
c) Tangan kanan memindahkan kaitan tali sandang dari cincin kait
tali sandang bawah kecicin kait tali sandang tegah.
d) Setelah ada aba aba pelaksanaan = GERAK, tangan kanan
memegang lade bagian atas, selanjutnya badan ditegakkan,
bersamaan dengan itu tangan kiri mengantar laras ke samping kanan
badan kemudian kembali kesikap sempurna.

2) Kencangkan tali sandang. Aba – aba : K e n c a n g k a n t a l i


s a n d a n g = GERAK.

Pelaksanaan :
a) Pada aba – aba peringatan, Melakukan gerakan seperti pasal
63 ayat 1 sub a sub sub 1) s/d 2).
b) Tangan kanan memindahkan kaitan tali sandang dari cincin kait
tali sandang tegah ke cicin kait tali sandang bawah.

c) Setelah ada aba aba pelaksanaan = GERAK, tangan kanan


memegang lade bagian atas, selanjutnya badan di tegakkan
bersamaan dengan itu tangan kiri mengantar laras kesamping kanan
badan kemudian kembali ke sikap sempurna.
3) Kalungkan senjata dari sikap sempurna, senjata disamping kanan
badan ( Tali sudah kendor ).
Aba – aba : K a l u n g k a n s e n j a t a = GERAK.
Pelaksanaan :
a) Tangan kanan mengangkat senjata serong ke kiri atas setinggi
bahu kiri melalui depan badan, senjata berada + 1 kepal di depan
badan, tangan kiri memegang senjata pada titik perimbangan (lade
bagian bawah).

b) Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor.


c) Tangan kanan memegang tali sandang dari bawah, telapak
tangan menghadap ke atas.

d) Tangan kanan mengalungkan tali sandang melalui atas kepala,


sehingga genggaman tangan kanan berada pada pangkal leher bagian
belakang, siku tangan kanan menuju serong ke kanan atas.
e) Tangan kanan meletakkan tali sandang pada pangkal leher
bagian belakang.
50

f) Tangan kanan memegang hulu popor.


g) Lengan kiri diturunkan merapat di samping badan.

b. Bila di perlakukan sebagai senapan pendek ( Popor dilipat ).

1) Sikap sempurna.
a) Berdiri seperti sikap sempuna PBB, senjata dikalungkan
menyilang/diagonal di depan dada dengan laras serong ke kiri atas.

b) Tangan kiri merapat di samping badan.


c) Tangan kanan memegang hulu popor, ibu jari menempel diatas
hulu popor,Keempat jari lainnya rapat memegang hulu popor,
punggung tangan menghadap kedepan.
2) Pasang sangkur ( dari sikap sempurna dengan kedudukan senjata
dikalungkan didepan badan ).

Pelaksanaan :
a) Pada aba aba peringatan, tangan kanan menekan hulu popor
kedalam sehingga kedudukan senjata merapat pada badan,
bersamaan dengan itu tangan kiri memegang hulu sangkur, ibu jari
rapat pada hulu sangkur sebelah dalam, punggung tangan menghadap
keluar serong kedepan, siku kesamping dan jari jari lainnya merapat
pada hulu sangkur sebelah luar.

b) Tangan kiri diangkat keatas, sehingga sangkur keluar dari


sarungnya, kemudian pergelangan tangan kiri di putar ke kiri sehingga
ujung tajam sangkur menuju serong ke kiri atas, selanjutnya dibawa
ke ujung senapan dan siap untuk dipasang pada tempatnya. Gerakan
tangan kiri diikuti oleh pandangan mata.
c) Pada aba aba pelaksanaan, Tangan kiri menekan sangkur ke
bawah sehingga berbunyi “ KLIK” terpasang pada kedudukannya dan
diikuti oleh pandangan mata.
d) Tangan kiri kembali lurus merapat disamping badan, bersamaan
dengan itu pandangan mata kembali menatap lurus ke depan dan
tangan kanan seperti kedudukan sikap sempurna.

3) Lepas sangkur (dari sikap sempurna dengan kedudukan senjata


dikalungkan di depan badan).

Aba – aba : L e p a s - s a n g k u r = GERAK.


Pelaksanaan :
51

a) Pada aba – aba peringatan, tangan kanan menekan hulu popor


ke dalam sehingga kedudukan senjata merapat pada badan,
bersamaan dengan itu tangan kiri memegang hulu sangkur di ikuti oleh
pandangan mata.
b) Tangan kiri menekan pegas pengunci kaitan sangkur, sehingga
sangkur dapat lepas dari kedudukannya.
c) Tangan kiri mencabut sangkur dari kedudu kannya + setinggi
bahu kiri ujung sangkur menuju serong ke kiri atas.
d) Pergelangan tangan kiri diputar ke kanan sehingga ujung tajam
sangkur menuju kebawah dan di bawa kemulut sarung sangkur (diikuti
pandangan mata).
e) Pada aba – aba pelaksanaan, tangan kiri memasukkan sangkur
ke dalam sarung sangkur.
f) Tangan kiri kembali merapat disamping badan, bersama dengan
itu pandangan mata kembali memandang lurus kedepan dan tangan
kanan kembali kesikap sempurna.

4) Lencang kanan : Pasukan dalam sikap sempurna.

Aba – aba : L e n c a n g – k a n a n = GERAK.


Pelaksanaan :
a) Tangan kiri memegang lade bagian atas, ibu jari berada
dibagian dalam, keempat jari rapat menggenggam lade bagian depan,
punggung tangan berada di luar.
b) Tangan kanan diangkat lurus kesamping kanan sehingga
menempel/ menyentuh pada bahu kiri orang yang berada disebelah
kanannya.
c) Telapak tangan kanan menggenggam, punggung tangan
menghadap keatas.

5) Tegak. Aba – aba : T e g a k = GERAK.

Pelaksanaan :
a) Tangan kanan kembali kesikap sempurna.
b) Tangan kiri diturunkan merapat disamping badan.

6) Lencang depan. Pasukan dalam sikap sempurna.

Aba – aba : L e n c a n g – d e p a n = GERAK.

Pelaksanaan :
a) Tangan kiri memengang lade bagian atas, ibu jari berada di
bagian dalam keempat jari rapat menggenggam lade bagian depan,
punggung tangan berada diluar.
52

b) Tangan kanan diangkat lurus kedepan setinggi bahu kanan,


telapak tangan menggenggam.

c) Punggung tangan menghadap keatas.


d) Jarak dengan orang di depannya 2 kepal.

7) Tegak. Aba – aba : T e g a k = GERAK.

Pelaksanaan :

a) Tangan kanan kembali kesikap sempurna.


b) Tangan kiri diturunkan merapat ke samping badan.

8) Lencang kiri. Pasukan dalam keadaan sikap sempurna.

Aba – aba : L e n c a n g – k i r i = GERAK.

Pelaksanaan :
a) Tangan kiri di angkat lurus kekiri sampai menyentuh bahu kanan
orang yang disebelah kirinya.
b) Telapak tangan kiri menggenggam, punggung tangan
menghadap ke atas.

9) Tegak. Aba – aba : T e g a k = GERAK.

Pelaksanaan :
Tangan kiri kembali merapat disamping badan (sikap sempurna).
c. Buka popor. Aba – aba : B u k a – p o p o r = GERAK.

Pelaksanaan :

1) Pada aba – aba peringatan melakukan gerakan sebagai berikut.

a) Tangan kiri memegang lade bagian atas.


b) Pangkal ibu jari tangan menekan hulu popor kebawah
bersamaan dengan itu jari tegah tangan kanan mendorong tombol
pengunci popor kebelakang.
c) Lipatan popor diputar ke kanan sehingga membentuk siku -
siku.
d) Telapak tangan kanan diluncurkan mendekati dasar popor
dengan ibu jari menempel di atas popor, Jari lainnya rapat memegang
popor bagian bawah, punggung tangan menghadap kebelakang.

2) Pada aba – aba pelaksanaan = GERAK.


53

a) Tangan kanan menarik popor kebelakang sehingga popor


terbuka penuh.
b) Tangan kanan memegang penuh hulu popor, ibu jari berada di
dalam, jari lainnya rapat menggenggam, punggung tangan menghadap
kedepan.
c) Tangan kiri diturunkan merapat disamping badan.

d. Lipat popor. Aba – aba : L i p a t – P o p o r = GERAK.

Pelaksanaan :

1) Pada aba – aba peringatan melakukan gerakan sebagai berikut.

a) Tangan kiri memegang lade bagian atas.


b) Tangan kanan memegang hulu popor dari belakang, pangkal ibu
jari tangan kanan menekan hulu popor kebawah bersamaan dengan itu
jari tengah tangan kanan menekan/menarik tombol pengunci popor ke
belakang.
c) Lipatan popor diputar kekiri sehingga membentuk siku siku.
d) Telapak tangan kanan di luncurkan mendekati dasar popor
dengan ibu jari menempel di atas popor, keempat jari lainya lurus dan
rapat menempel popor, punggung tangan menghadap ke kanan /ke
luar.
2) Pada aba – aba pelaksanaan.

a) Popor dilipat kearah badan senjata.


b) Tangan kanan di luncurkan memegang hulu popor seperti posisi
sikap sempurna.

c) Tangan kiri diturunkan merapat di samping badan.


e. Lepas magazen. Popor sudah dalam keadaan terbuka.

Aba – aba : L e p a s m a g a z e n = GERAK.

1) Pada aba-aba peringatan:

a) Telapak tangan kiri memegang rumah magazen dengan ibu jari


berada di dalam dan keempat jari lainnya merapat lurus memegang
rumah magazen.
b) Jari telunjuk tangan kiri menekan tombol magazen sampai
berbunyi ” Klik ”.

c) Tangan kiri memegang magazen.

2) Pada aba-aba pelaksanaan:


54

a) Magazen dicabut dengan tangan kiri dibawa lurus ke depan


mulut magazen, menghadap keatas, tempat anak peluru menuju
kearah badan.
b) Badan dibongkongkokan bersamaan dengan itu tangan kiri
membawa magazen diselipkan diantara kedua paha.
c) Badan ditegakkan bersamaan dengan itu tangan kiri kembali
kesikap sempurna.

f. Pasang Magazen. Aba-aba : P a s a n g m a g a z e n = GERAK


Aba-aba peringatan: Pasang Magazen.
1) Badan dibungkukkan, bersamaan dengan itu tangan kiri memegang
magazen dengan ibu jari berada diatas dan jari lainnya rapat memegang
magazen, punggung tangan menghadap ke kiri.
2) Badan ditegakkan bersamaan dengan itu tangan kiri membawa
magazen lurus ke depan badan, mulut magazen menghadapa ke atas, dan
tempat anak peluru menuju arah badan. Selanjutnya dimasukkan kerumah
magazen, telapak tangan kiri pada dasar magazen.

Aba-aba pelaksanaan = GERAK.


1) Telapak tangan kiri memukul dasar magazen sehingga magazen
terkunci.
2) Tangan kiri kembali ke posisi sikap sempurna.

g. Tata cara periksa kamar. Aba-aba : P e r i k s a K a m a r = GERAK.


Pelaksanaan :
1) Tangan kiri memegang lade bagian atas.
2) Tangan kanan memegang tangkai pemegang penegang, dengan
telapak ibu jari, keempat jari lainnya lurus merapat punggung tangan
menghadap ke depan.
3) Ibu jari tangan kanan menarik tangkai pemegang penegang ke
belakang, sehingga penutup bergerak maksimal kebelakang, kamar tertlihat
terbuka, tangkai pemegang penegang di kembalikan kedudukan semula
( gerakan ini diulang tiga kali).
4) Tangan kanan menepuk badan senjata satu kali, selanjutnya ibu jari
tangan kanan meraba pengatur tembakan kemudian menekan pengatur
tembakan pada angka satu.
5) Tangan kanan menepuk senjata satu kali kemudian jari telunjuk
menempel pada picu, selanjutnya menarik picu, bersamaan dengan itu
pandangan mata melihat ke arah laras.
6) Tangan kanan menepuk badan senjata satu kali, selanjutnya ibu jari
meraba pengatur tembakan kemudian menekan pengatur tembakan pada “S”.
55

7) Tangan kanan memegang popor.


8) Tangan kiri kembali kesikap sempurna.
Catatan :
Sebelum periksa kamar didahului dengan kegiatan lepas magazen dan
sesudah periksa kamar dilanjutkan pasang magazen.

h. Tegak senjata dari senjata dikalungkan. Aba-aba : T e g a k – S e n j a t a =


GERAK.
Pelaksanaan :
1) Tangan kiri memegang lade bagian atas.
2) Senjata didorong kedepan + 1 kepal didepan badan.
3) Tangan kanan dimasukkan antara tali sandang dan senjata dari atas
lurus kebawah, punggung tangan menghadap kedepan.

4) Tangan kanan memegang hulu popor.


5) Senjata diangkat ke atas setinggi mata, kedudukan senjata tetap
diagonal.
6) Tangan kiri memutar laras berlawanan arah dengan putaran jarum jam
melalui atas kepala, sehingga tali sandang terlepas dari badan selanjutya
senjata diturunkan menyilang didepan badan.
7) Gerakan selanjutnya seperti gerakan tegak senjata dari kedudukan
depan senjata.

i. Istirahat ditempat. Aba-aba : I s t i r a h a t D i t e m p a t = GERAK.


Pelaksanaan:
1) Kaki kiri dibuka sepanjang + 30 cm.
2) Tangan kiri mengepal dibawa ke belakang di bawah pinggang,
punggung tangan menyentuh badan.

3) Tangan kanan memegang hulu popor seperti sikap sempurna.


j. Gerakan berjalan.

1) Dari sikap sempurna. Aba-aba : M a j u = JALAN.

a) Kaki kiri dihentakan ke depan satu langkah bersamaan dengan


itu tangan kiri diayunkan kebelakang 30º.

b) Tangan kanan tetap memegang hulu popor.


c) Selanjutnya seperti langkah biasa.

2) Langkah tegap dari sikap sempurna. Aba-aba : L a n g k a h T e g a p


M a j u = JALAN.
56

a) Pada aba-aba peringatan tangan kiri memegang lade bagian


atas, bersamaan dengan itu siku tangan kiri dibuka + 2 kepal dari
badan.
b) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri dihentakan satu langkah
kedepan.
c) Selanjutnya berjalan langkah tegap seperti pasal 23 dengan
tanpa lenggangan tangan.

3) Langkah tegap dari langkah biasa. Aba-aba : L a n g k a h T e g a p =


JALAN.

a) Pada aba-aba peringatan tangan kiri memegang lade bagian


atas.
b) Pada aba-aba pelaksanaan “Jalan” jatuh pada kaki kiri ditambah
satu langkah.
c) Selanjutnya berjalan dengan langkah tegap, seperti pasal 23
tanpa lenggangan tangan.
4) Dari langkah tegap kelangkah biasa. Aba-aba : L a n g k a h B i a s a
= JALAN.
1) Pada aba-aba peringatan tangan kiri ke samping badan, seperti
sikap sempurna.
2) Pada aba-aba pelaksanaan setelah tambah satu langkah,
langkah berikutnya dihentakkan, selanjutnya berjalan dengan langkah
biasa.

5) Jalan ditempat.
a) Dari sikap sempurna. Aba-aba : J a l a n d i te mp a t =
GERAK.
(1) Kaki kiri, kemudian kanan diangkat keatas bergantian
seperti pada pasal 31 ayat 1.
(2) Tangan kiri seperti sikap sempurna.
(3) Tangan kanan memegang lipatan popor seperti sikap
sempurna.

b) Dari langkah biasa . Aba-aba : Jalan Ditempat =


GERAK.
(1) Pelaksanaan jatuh pada kaki kiri / kanan ditambah satu
langkah.
(2) Tangan kiri rapat seperti sikap sempurna.
(3) Selanjutnya jalan ditempat.

c) Berhenti. Aba-aba: H e n t i = GERAK.


57

(1) Pelaksanaan jatuh pada kaki kiri/ kanan ditambah satu


langkah.
(2) Kembali ke sikap sempurna. Senjata F.N.C.

k. Hormat senjata popor terlipat.


1) Terhadap perwira. Aba-aba : H o r m a t S e n j a t a = GERAK.

a) Tangan kiri memegang lade bagian atas.


b) Tangan kanan memukul popor bagian tengah satu kali dengan
jari-jari tangan lurus rapat satu sama lainnya.
c) Setelah dibalas, telapak tangan kanan kembali menepuk popor
bagian tengah satu kali kemudian memegang hulu popor, seperti sikap
sempurna.
d) Tangan kiri diturunkan kembali merapat disamping badan.

2) Terhadap Bintara dan Tamtama. H o r m a t = GERAK.

a) Tangan kiri memegang lade bagian atas.


b) Tangan kanan seperti sikap sempurna.
c) Setelah dibalas, tangan kiri kembali kesamping badan.

64. Evaluasi.
a. Jelaskan bagaimana melaksanakan pundak senjata sedang berjalan/berlari
dengan benar !
b. Jelaskan bagaimana melaksanakan sandang senjata sedang berjalan/berlari
dengan benar !
c. Jelaskan bagaimana melaksanakan depan senjata sedang berjalan/berlari
dengan benar !
d. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata pistol perorangan /
pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
e. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata pistol mitraliur
perorangan / pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
f. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata Senapan Mesin
Ringan (SMR) perorangan / pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
g. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata Mortir Ringan ( Mortir
5 ) perorangan / pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
58

h. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata FNC perorangan /


pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !

BAB VI

BARIS BERBARIS TINGKAT KOMPI

65. Umum. Baris- berbaris kompi adalah dimaksudkan untuk melatih dan memelihara
gerakan yang sesuai dengan peraturan mengenai bentuk-bentuk gerakan dan perobahan-
perobahan yang dilakukan pada waktu baris berbaris, Upacara/Parade, Defile maupun
pemindahan pasukan setingkat kompi dengan berjalan kaki.

66. Susunan Pasukan.

a. Kompi terdiri atas tiga peleton, satu peleton terdiri dari 30 orangditambah
seorang Komandan Peleton, dan satu regu terdiri dari 10 orang.

b. Untuk baris-berbaris, semua anggota bersenjata seragam/sama, terkecuali


untuk para komandan Peleton keatas yang bersenjata pedang.

c. Untuk satuan setingkat kompi yang melakukan pemindahan dengan berjalan


kaki kekuatan dan persenjataan sesuai dengan ketentuan satuan organiknya.

d. Dalam latihan baris-berbaris kompi, Komandan kompi menempatkan diri


ditempat dimana ia dapat memimpin dan mengawasi dengan baik.

e. Khusus untuk satuan setingkat kompi yang melakukan pemindahan berjalan


kaki/ Baris-berbaris yang menggunakan jalan umum komandan kompi menempatkan
diri dimana Ia dapat memimpin dan mengawasi dengan baik, tetapi tidak berada
disamping komandan peleton.

67. Bentuk Dasar Pasukan.

a. Saf-bersaf. Tiap-tiap peleton bersaf dan berdampingan satu sama lain


antara 6 (enam) langkah.

b. Saf-berbanjar. Tiap-tiap peleton berderet kebelakang dengan jarak satu sama


lain sepanjang satu peleton ditambah 6 ( enam ) langkah.

c. Banjar-bersaf. Tiap-tiap peleton berbanjar berdampingan satu sama lain


dengan panjang satu peleton ditambah 6 ( enam ) langkah.

d. Banjar-berbanjar. Tiap-tiap peleton berbanjar dan berderet kebelakang


denjgan jarak satu sama lain 6 (enam) langkah.

e. Para Komandan peleton senantiasa menempati/ berdiri di samping kanan


penjuru depan peletonnya masing-masing.
59

f. Saf berbanjar tertutup. Tiap-tiap peleton berderet kebelakang dengan jarak


satu sama lain antara 6 ( enam ) langkah.

g. Saf berbanjar merapat. Tiap-tiap peleton bersaf dan berderet kebelakang


dengan jarak satu sama lain dengan ditambah dua kepalan tangan.

h. Banjar bersaf tertutup. Tiap-tiap peleton berbanjar berdampingan satu sama


lain dengan jarak 6 (enam) langkah.

i. Banjar bersaf merapat. Tiap-tiap peleton berbanjar berdampingan satu sama


lain dengan jarak satu lengan.

68. Aba-aba.

a. Untuk menggerakan tiap-tiap peleton satu gerakan serentak, maka komandan


kompi memberikan aba-aba petunjuk dengan ”Tiap-tiap Peleton”

b. Untuk menggerakkan tiap-tiap peleton berturut-turut satu gerakan, maka


komandan kompi memberikan aba-aba petunjuk dengan perkataan ”Berturut-turut”
sebelum aba-aba peringatan. Aba-aba diulangi komandan peleton dua dan tigapada
saat akan mengerjakan gerakan, sedangkan peleton depan mengerjakan gerakan
langsung komandan kompi.
Catatan : Untuk Baris-berbaris kompi, aba-aba belok kanan/kiri = JALAN selalu
didahului dengan aba-aba petunjuk ”Berturut-turut”.

c. Tempat komandan peleton adalah selalu di sebelah kanan penjuru kanan


depan dari barisannya. Pada perubahan bentuk arah, komandan peleton
senantiasa berpindah tempat di sebelah kanan peletonnya masing-masing, jika perlu
berpindah tempat, maka Ia harus mengambil jalan di belakang barisannya dengan
cepat, dan dimulai jika aba-aba pelaksanaan diberikan.

d. Haluan kanan/kiri hanya dilakukan dari bentuk banjar berbanjar atau banjar
bersaf, dan pelaksanaannya oleh tiap peleton selalu serentak.

69. Cara Berkumpul.

a. Aba-aba : Kompi ( Formasi yang dikehendaki ) Kumpul = M U L A I.

b. Pelaksanaan.

1) Sebelum komandan kompi memberikan aba-aba Petunjuk,


memerintahkan sebagai berikut : ”Penjuru peleton satu sebagai patokan”
Kemudian diulangi oleh penjuru peleton satu sebagai berikut : ”Siap Penjuru
peleton satu sebagai patokan” selanjutnya lari menuju ± 4 langkah didepan
komandan kompi.

2) Pada aba-aba peringantan Penjuru-penjuru dari peleton lainnya


mengambil tempat dengan jarak sesuai dengan ketentuan (Menyesuaikan
ketentuan jarak pada formasi yang dikehendaki oleh danki) bersamaan
60

dengan itu seluruh anggota mengambil sikap sempurna menghadap kearah


penjuru peleton masing-masing.

3) Pada aba-aba pelaksanaan seluruh anggota mengambil sikap lari


dilanjutkan lari menuju peletonnya masing-masing, meluruskan diri, seperti
pada cara berkumpul peleton. Dengan catatan Danru satu dari tiap-tiap
peleton bertindak sebagai penjuru peletonnya masing-masing.

70. Cara Meluruskan.

a. Saf-bersaf.

1) Komandan kompi menunjuk penjuru peleton yang menjadi patokan.


Contoh : ”Penjuru peleton satu sebagai patokan” Penjuru peleton satu
mengulangi perintah : ”Siap Penjuru peleton satu sebagai patokan” kemudian
maju dua langkah kedepan.

2) Selanjutnya memberikan perintah : ”Penjuru kanan peleton tengah dan


peleton kiri luruskan”

3) Pada perintah ini, maka penjuru peleton tengah mengambil antara


disamping penjuru peleton patokan, sepanjang peleton ditambah 6 (enam)
langkah dan meluruskan diri dengan penjuru pertama. Cara mengambil
antara adalah dengan langkah.

4) Penjuru kiri mengerjakan seperti penjuru peleton tengah, tetapi dari


penjuru peleton tengah.

5) Setelah penjuru peleton patokan menganggap lurus, maka ia


menyerukan ”Lurus”, selanjutnya penjuru peleton lainnya memalingkan
kepalanya kedepan.

6) Komandan kompi memeriksa apakah ketiga orang itu merupakan satu


barisan lurus atau tidak.

7) Pada aba-aba lencang kanan/kiri = GERAK dari komandan kompi,


maka komandan peleton menempatkan diri di sebelah kanan/kiri dan
meluruskan diri pada penjuru, masing-masing dengan gerakan lencang
kanan/kiri.

8) Komandan kompi memeriksa kjelurusan dari kompinya.

9) Pada aba-aba tegak = GERAK dari komandan kompi, seluruh kompi


kembali dalam sikap sempurna.

b. Saf berbanjar. Seperti pada bentuk saf-bersaf, tetapi perintah sesudah


menunjuk penjuru peleton yang menjadi patokan, berbunyi ”Penjuru
kanan/kiripeleton tengah dan belakang luruskan”.
61

c. Banjar bersaf. Bila kompi dalam bentuk yang lain, maka komandan kompi
memberi petunjuk pada peleton petokan ”Betulkan arah”, lalu tiap-tiap prajurit
membetulkan arah samping dan kedepan tanpa mengangkat tangan, selanjutnya
aba-aba L e n c a n g – D e p a n = GERAK.
Catatan : Tidak selamanya meluruskan barisan seperti tersebut diatas tetapi
komandan kompi/komandan pasukan dapat langsung memberikan aba-aba :
L e n c a n g K a n a n / k i r i = GERAK atau L e n c a n g D e p a n = GERAK.

d. Banjar berbanjar. Komandan kompi memberikan petunjuk pada peleton


depan sebagai patokan luruskan. Tiap-tiap peleton meluruskan diri.

71. Contoh-contoh untuk latihan Baris-berbaris Kompi.

a. Perubahan dari banjar berbanjar menjadi bersaf dengan arah yang tetap
(waktu berjalan/berhenti). Aba-aba dari komandan kompi : ”Kepada peleton depan
banjar bersaf = MULAI”.
Pelaksanaan : Peleton depan tetap pada tempatnya, sedangkan komandan peleton
dua dan tiga membawa peleton masing-masing ketempat yang baru (Peleton
belakang menjadi peleton kiri).
Peringatan : Kalau komandan kompi hendak menyusun bentuk banjar bersaf
kekanan makapetunjuk yang harus diberikan : ”Kepada Peleton depan kekanan
banjar bersaf = MULAI (Peleton belakang menjadi peleton kanan)

b. Perubahan dari banjar menjadi banjar bersafdengan merubah arah. Aba-aba


dari komandan kompi : ”Tiap-tiap peleton – belok kanan = JALAN”.

c. Perubahan banjar berbanjar menjadi saf berbanjar dengan arah tetap. Aba-
aba dari komandan kompi : ”Tiap-tiap peleton melintang kiri = JALAN”.

d. Perubahan dari komandan kompi : ”Berturut-turut Hadap kanan/kiri = JALAN.

e. Perubahan dari saf berbanjar diwaktu berjalan menjadi banjar berbanjar


dengan arah yang tetap. Aba-aba dari komandan kompi : ”Tiap-tiap peleton hadap
kanan maju = JALAN” kemudian ”Tiap-tiap peleton belok kiri = JALAN”.

f. Seperti e. tetapi dengan merubah arah. Petunjuk dari komandan kompi


”Berturut-turut – Hadap kanan maju = JALAN”.

g. Perubahan dari saf berbanjarmenjadi saf bersaf dengan arah yang tetap
(waktu berhenti) Petunjuk dari komandan kompi : ”Kepada peleton depan – Saf
Bersaf = MULAI”.

Pelaksanaan : Komandan peleton dua dan tiga membawa barisan masing-masing


ketempat yang baru di sebelah kiri peleton depan. Berturut – turut aba-aba
diberikan :
- ”Hadap Kiri Maju = JALAN”
- ”Hadap kanan Maju = JALAN ”
- ”Henti = GERAK”
62

h. Peralihan banjar bersaf menjadi banjar berbanjar arah yang tetap dalam
keadaan berjalan. Petunjuk dari komandan kompi : ”Kepada peleton kanan –
Banjar berbanjar = MULAI” Peleton satu malakukan aba-abadari komandan kompi,
peleton dua dan tiga membawa barisannya ke tempatnya dalam bentuk banjar
berbanjar (dapat juga dengan arah serong) Secepat mungkin menyesuaikan
langkah dengan yang terdepan.
Cara Lain : Komandan kompi memberi Aba-aba : ”Hadap Kanan – Maju = JALAN”
Lalu memberi petunjuk ”Berturut-turut Hadap kiri maju = LALAN.
Keuntungan dengan cara ini adalah, gerakan dapat serentak dan langkah sama,
untuk merubah satu bentuk kebentuk yang lain, dapat dilakukan dengan bermacam-
macam cara, tetapi harus berusaha mencari jalan yang terpendek dan sedapat
mungkin meluruskan kompi dengan serentak.

72. Evaluasi.

a. Jelaskan bagaimana susunan pasukan Tingkat Kompi !


b. Jelaskan bagaimana bentuk dasar pasukan Tingkat Kompi !
c. Jelaskan bagaimana aba-aba cara berkumpul Tingkat Kompi !
d. Jelaskan bagaimana aba-aba cara meluruskan Tingkat Kompi !

BAB VII

EVALUASI AKHIR PELAJARAN


( Bukan Naskah Ujian )

73. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan bagaimana melaksanakan sikap sempurna dengan benar !


b. Jelaskan bagaimana melaksanakansikap istirahat dengan benar !
c. Jelaskan bagaimana melaksanakan periksa kerapihan dengan benar !
d. Jelaskan bagaimana melaksanakan berkumpul dengan benar !
e. Jelaskan bagaiman melaksanakan lencang kanan/kiri dengan benar !
f. Jelaskan bagaimana melaksanakan cara berhitung dengan benar !
g. Jelaskan bagaimana melaksanakan langkah biasa dengan benar !
63

h. Jelaskan bagaimana melaksanakan berjalan ditempat dengan benar !


i. Jelaskan bagaimana melaksanakan berhenti dengan benar !
j. Jelaskan bagaimana melaksanakan hormat kanan / kiri dengan benar !
k. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakanberlari dengan benar !
l. Jelaskan bagaimana melaksanakan sikap sempurna bersenjata dengan
benar !
m. Jelaskan bagaimana melaksanakan istirahat bersenjata dengan benar !
n. Jelaskan bagaimana melaksanakan buka/tutup barisan bersenjata dengan
benar !
o. Jelaskan bagaimana melaksanakan bubar barisan bersenjata kepada PA
dengan benar !
v. Jelaskan bagaimana melaksanakan penghormatan bersenjata dan tegak
senjata dengan benar !
q. Jelaskan bagaimana melaksanakan pundak Ka/Ki senjata dengan benar !
r. Jelaskan bagaimana melaksanakan lencang kanan bersenjata dengan
benar !

s. Jelaskan bagaimana melaksanakan gerakan bersenjata FNC perorangan /


pasukan gerakan berjalan / berlari dengan benar !
t. Jelaskan bagaimana susunan pasukan Tingkat Kompi !

RAHASIA
63

BAB VIII
PENUTUP

74. Penutup. Demikian Naskah Sekolah Sementara ini disusun sebagai bahan
ajaran untuk pedoman bagi Gadik dan Prajurit Siswa dalam proses belajar mengajar
pelajaran Peraturan Baris Berbaris pada Pendidikan Pertama Bintara TNI AD Tahap I.

A. n. Komandan Kodiklat
Dirdik

Agus Kriswanto
Brigadir Jenderal TNI
64

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai