Anda di halaman 1dari 35

Peraturan Baris Berbaris (PBB) untuk

Pembinaan Karakter
 14/05/2018  PG-PAUD Universitas Pahlawan  4 Komentar Latihan Baris Berbaris, LBB
Disadur Oleh : Nura Rezeki
Bahwa Peraturan Baris Berbaris yang digunakan dilingkungan sekolah adalah Peraturan Baris
Berbaris milik TNI/POLRI karena hingga saat ini yang sudah baku adalah seperti SKEP
PANGAB Nomor: SKEP/611/N 85 Tanggal 8 Oktober 1985.
BARIS BERBARIS
a.       Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung
jawab.
2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani
dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
ABA-ABA
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1. Aba-aba petunjuk
2. Aba-aba peringatan
3. Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-
aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a. Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b. Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa
ragu-ragu.
Contoh:
a. Lencang kanan – GERAK (bukan lancang kanan)
b. Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a. GERAK
b. JALAN
c. MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat
dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
 -jalan ditempat – GERAK
 -siap – GERAK
 -hadap kanan – GERAK
 -lencang kanan – GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
 -haluan kanan/kiri – JALAN
 -dua langkah ke depan- JALAN
 -satu langkah ke belakang – JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-Maju -JALAN
-haluan kanan/kiri -JALAN
-hadap kanan/kiri maju-JALAN
-melintang kanan/kiri maju -JALAN
Tentang istilah: “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan
berhenti.
Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba
HENTI.
Misalnya:
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-
JALAN
Terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan
aba-aba
Langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang
bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari
maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-
turut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul-MULAI
4. Cara memberi aba-aba
a. Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b. Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat
pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
Gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka
dalam keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak :
GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c. Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu
berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk  berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d. Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e. Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f. Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g. Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan
besar kecilnya pasukan.
h. Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG!
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap – GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri
tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha
dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak
ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan
lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan
jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang
tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang
telapak kaki (30cm)
2. Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan
di atas
telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang
pergelangan
tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a. Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk
memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan
menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan
kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b. Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa
didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c. Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-
petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1. Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari
kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah
kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan
ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
2. Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan
pandangan mata,
ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
3. Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri
ditambah 2 (dua)  kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa
menunggu aba-aba.
4. Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan
muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5. Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang
meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan
saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitik beratkan pada kelurusan tumit (bukan
ujung depan sepatu).
Catatan:
a. Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya
lengan diluruskan melalui punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu)
lengan tidak cukup.
Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninjau rekannya yang berada di
smaping.
b. Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak
pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan
tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang
sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan
lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Lencang depan  (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan – GERAK
Pelaksanaannya:
1. Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2. Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah
lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa
menunggu aba-aba.
3. Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f.       Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1. Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan
memalingkan
mukanya ke kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya
sambil memalingkan muka ke depan.
3. Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5. Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
6. Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
Perubahan Arah (dalam keadaan berhenti)
a. Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1. Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri
berada diujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b. Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1. Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2. Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c. Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di
depan kaki kanan.
2. Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3. Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap
sempurna
Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan
melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d. Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/3 berbanjar kumpul – MULAI
Pelaksanannya :
1. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi
perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
       Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang
ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2. Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3. Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari
dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4. Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat
dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf
depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e. Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat – GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1. Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis
kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke
bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala
setinggi pelipis.
2. Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata
tertuju kepada yang diberi hormat.
3. Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4. Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap
sempurna.
f. Bubar
Aba-aba : Bubar – JALAN
Pelaksanaannya;
g. Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat – GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata,
ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak,
pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki
kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
h. Membuka/menutup barisan
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan
kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping
kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65 cm 120 tiap menit
2.Langkah tegap 65 cm 120 tiap menit
3.Langkah perlahan 40 cm 30 tiap menit
4.Langkah kesamping 40 cm 70 tiap menit
5.Langkah ke belakang 40 cm 70 tiap menit
6.Langkah ke depan 60 cm 70 tiap menit
7.Langkah di waktu lari80cm165 tiap menit
Panjang langkah
A.    MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat
rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak
setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan
kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke
depan 45°, dan ke belakang 30°.Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan
melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B.     LANGKAH BIASA
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan
kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke
tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di
tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke
belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menhadap ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya
seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi
tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak
boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke
depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang).
Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah
selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai
berjalan
dengan langkah biasa, hanya langkah pertama
Catatan :
Dalam sedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah
biasa-
JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D.    LANGKAH PERLAHAN
1.Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a. Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b. Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah
segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki
kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gebakan seperti semula.
Catatan :
Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan
pada waktu kaki kanan.kiri jatuh di tan`h ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan
dengan langkah perlahan.
Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihEntakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk
lebih khidmat.
2. Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ….Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40
cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti
pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah
yang diperintahkan.Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap
sempurna.SebanykA-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langk`h.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki khri
menurut p`njangnya langkah dan tempat yangtelah ditentukan, menurut jumlah langkah yang
diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tEgap dan dihentikan dan sikap seperta
sikap rempurna.Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
H. LANGKAH DI WAKTU LARI
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang
sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang,
badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan
menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan
tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya.Telapak kaki diletakkan defgan
ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberik!n
pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah stu langkah, selanjutnya
berLari menurut ketentuaN yang ada.
3. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah baasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktU kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga
lanfkah, kemudian berjalan dengan langka` biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan;
bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti da2i keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – FERAK. Aba-`ba
pelaksanaan diberi+an pada waktu kaki kanaj/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah,
selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap
sempurna.
I. LANGKAH MERDEKA
1. Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan
langkah.Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang
dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat).Langkah
merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak
rata.Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2.Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberika.samakan langkah. Setelah
langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3. Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap.Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah.Sesudah ujung kaki
kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan.Untuk selanjutnya disesuaikan
dengan langkah baru yang disamakan.Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
PERATURAN BARIS BERBARIS
PBB-TNI AKMIL. Nomor: SKEP/23/III/2002, tanggal 4 Maret 2002
Peraturan baris berbaris diseluruh Indonesia hanya mengacu pada Peraturan Baris Berbaris
Militer yang terdapat dalam Buku Peraturan tentang Baris Berbaris Angkatan Bersenjata.
Buku ini disahkan oleh Surat Keputusan Pangab dan peraturan yang terakhir adalah Skep
Pangab nomor : Skep/011/X/1985 tanggal 2 Oktober 1985, tetapi tahun 1992 ada perubahan
pada Skep tersebut pada tempo langkah biasa dan langkah tegap dari 96 langkah tiap menit
menjadi 120 langkah tiap menit.
Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan menggunakan
senjata dan baris berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris militer tersebut diterapkan
disemua kegiatan baris berbaris, sehingga dalam latihan Paskibraka harus mengacu pada
peraturan baris berbaris tanpa senjata yang berlaku dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan
sendiri.
PBB-TNI AKMIL. Nomor: SKEP/23/III/2002, tanggal 4 Maret 2002
Post ini adalah sebagai bahan acuan pemberian Materi Peraturan Baris-Berbaris, Koreksi
serta masukan sangat kami harapkan.
Tujuan
Agar peserta didik mengerti dan dapat melaksanakan Peraturan Baris Berbaris sesuai dengan
ketentuan.
Penjelasan Tentang Materi
1. Baris-berbaris sebagai suatu wujud latihan ketangkasan yang diperlukan untuk
menanamkan kedisiplinan dalam kehidupan pandu yang diarahkan pada terbentuknya suatu
sikap dan perwatakan tertentu.
2. Pengetahuan dan ketangkasan baris berbaris merupakan bekal dasar yang harus dimiliki
setiap pandu sehingga mempunyai disiplin dan rasa percaya diri yang tinggi.
3. Seorang pelatih/komandan/pimpinan harus benar-benar memiliki pengetahuan dan
ketangkasan PBB secara mendalam agar ia mampu membekali dan melatih segenap
anggotanya dalam rangka mewujudkan bentuk sikap dan disiplin pandu serta mewujudkan
jiwa korsa yang handal dalam satuannya.
PENGERTIAN
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan untuk menanamkan
kebiasaan dalam tatacara kehidupan pandu yang diarahkan pada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan dan disiplin
sehingga selalu dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi
disamping juga menanamkan rasa tanggung jawab.
.
KEWAJIBAN PEMBINA/PELATIH
Pencapaian tujuan peraturan ini sangat tergantung pada kemauan serta kemampuan seorang
pelatih dengan memperhatikan hal-hal tersebut dibawah ini:
1. Rasa kasih sayang, yaitu seorang pelatih seharusnya dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh anak didik.
2. Persiapan yang baik, merupakan jaminan keberhasilan latihan yang dikehendaki. Mengenai
materi, waktu, tempat, alat dan sebagainya.
3. Mengenal tingkatan anak didik.
4. Tidak sombong.
5. Adil, menjaga keseimbangan dalam segala hal. Memberikan pujian atau teguran pada
tempatnya tanpa membedakan satu dengan lainnya.
6. Teliti, supaya tidak memberikan hasil yang setengah-setengah.
7. Sederhana, dalam perkataan dan tindakan.
Latihan (drill) dimaksudkan untuk mencapai kebiasaan atau kepahaman, tidak semata-mata
pengetahuan, sehingga dibandingkan perkataan yang banyak lebih baik lagi dengan teladan,
koreksi dan mengulangi sampai paham.
PBB ( Peraturan Baris Berbaris )
 SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenal  pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya
Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya
mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu
Kerapihan, kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)

 PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme,
tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh

Sikap lahir yang diperoleh : Sikap bathin yang diperoleh :


 Ketegaran  Ketenangan
 Ketangkasan  Ketaatan
 Kelincahan  Keikhlasan
 Kerapihan  Kesetiakawanan
 Ketertiban  Kebersamaan
 Kehidmatan  Persaudaraan
 Kekompakan  Keyakinan
 Keseragaman  Keberanian
 Kesigapan  Kekuatan
 Keindahan  Kesadaran
 Ketanggapan  Konsentrasi
 Kewajaran tenaga  Kebiasaan
 Kesopanan  Berani berkorban
 Ketelitian  Persatuan

INGAT !!! Pelatihan Inti PBB


1.       Sikap dan Penampilan
2.       Hentakan Kaki
3.       Patah – patah
4.       Rata – rata Air
5.       Irama Langkah
6.       Kewajaran Tenaga
7.       Konsentrasi

A.    Maksud Dan Tujuan

Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :


1)  Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak
dan kewajiban
2) Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat
kebersamaan  

Tujuan dari PBB adalah :


Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga
dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas
kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.
Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas
pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib
sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan
tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang
hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri. 

B.     Aba - aba

1. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk di
laksanakan secara serentak atau berturut-turut.

2. Macam aba-aba
a. Aba-aba petunjuk
 Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan/pelaksanaan.
b. Aba-aba peringatan
        Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu.
c. Aba-aba pelaksanaan
1) Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan
serentak atau berturut-turut.
2)  Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a) GERAK
      Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota
tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
b) JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan  : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di
dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
c)  MULAI
      Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

C.    Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar

a) Sikap Sempurna
1. Aba –aba   : ” Siap – GERAK ”
2. Pelaksanaan : 

     Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki
merupakan sudut 60o 
      Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki. 
    Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke
belakang dantidakdinaikan. 
   Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan
menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha. bu jari segaris dengan
jahitan celana. 
    Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus
ke depan,bernafas wajar.

b) Istirahat
1.      Aba-aba  : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
2.      Pelaksanaan
a. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki(± 30 cm).
b. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua
lengangan di lemaskan.
c.  Dapat bergerak.

c) Lencang Kanan / Kiri


1. Hanya dalam bentuk bersaf.
2. aba-aba  : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan
a) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri menggenggam,
punggung tangan menghadap ke atas.
b) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
c)  Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-
nya.
d)  Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
            Catatan    :
1) Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut
pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2) Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan
tangan.
3) Pada aba-aba  : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka kembali ke depan.

d) Setengah Lencang Kanan / Kiri


1. Aba-aba  : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
2. Pelaksanaan
a.  Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak
pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
b. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu
sama lain di sebelah depan.
c.  Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.

e) Lencang Depan
1. Hanya dalam bentuk banjar.
2. Aba-aba  : ” Lencang Depan - GERAK ”
3. Pelaksanaan :
a. Penjuru tetap sikap sempurna.
b.  Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
c.  Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas,
mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
d.  Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke
sikap sempurna.

f)  Berhitung
1.   Aba-aba  : ”Hitung - MULAI ”
2.   Pelaksanaan :
a. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
c.  Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
d. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
e.  Penyebutan nomor di ucapkan penuh.

g)  Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a.   Aba-aba  : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b.   Pelaksanaan :
1)  Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di
ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2)  Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3)  Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.

2.   Hadap serong kanan / kiri


a.   Aba-aba  : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b.   Pelaksanaan :
1)      Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2)      Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3)      Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.

3.   Balik kanan


a.   Aba-aba  : ” Balik kanan - GERAK ”
b.   Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.
2)  Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3)  Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.

h)  Membuka / Menutup Barisan


1.   Buka barisan
a.   Aba –aba  : ” Buka Barisan - JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping kanan /
kiri, sedangkan regu tengah tetap.

i)   Bubar
1.   Aba-aba  : ” Bubar jalan ”
2.   Pelaksanaan :
a. Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat  ( sesuai PPM )
b. Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan
dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu
lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.

j)  Berhimpun
1.   Aba-aba  : ” Berkumpul - MULAI ”
2.   Pelaksanaan :
a.Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak
tiga langkah
b. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.

k) Berkumpul
1. Berkumpul bersaf
a. Aba-aba  : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
b. Pelaksanan :
1)  Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah
di depannya.
2) Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri 
( lencang kanan )
3)  Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus,memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
4)  Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna
5) Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.

2.   Berkumpul Berbanjar


a.   Aba- aba  : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b.   Pelaksanaan :
1)  Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah
di depannya.
2) Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3) Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan
perkataan ” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
5) Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.

l)        Meninggalkan Barisan
1.   Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
a) Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
b) Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
c) Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2.   Bila anggota yang akan minta izin
a) Mengambil sikap sempurna dahulu
b) Mengangkat tangan kirinya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
c) Menyampaikan maksudnya.
d) Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.

E.     Gerakan Berjalan Tanpa Senjata

a.  Panjang, Tempo Dan Macam Langkah

1.    Langkah dapat di bedakan sbb :

Macam Langkah                                     Panjang                                  Tempo
a. Langkah biasa                                       70 cm                                        96 menit
b. Langkah tegap                                      70 cm                                        96 menit
c. Langkah perlahan                                  40 cm                                        30 menit
d. Langkah ke samping                             40 cm                                        70 menit
e. Langkah ke belakang                            40 cm                                        70 menit
f.  Langkah ke depan                                60 cm                                        70 menit
g. Langkah di waktu lari                           80 cm                                      165 menit

2.   Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit


b.  Maju Jalan

1.   Dari sikap sempurna


a.   Aba-aba  : ” Maju Jalan ”
b.  Pelakasanaan :
1)      Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah
setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah,
selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2)      Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan
90o lengan kiri 30o
3)      Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan
45o dan ke belakang 300
4)      Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.

c.   Langkah Biasa


1)      Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
2)      Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ).
3)      Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
4)      Langkah kaki seperti jalan biasa.
5)      Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6)      Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7)      Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap
ke atas.

d.   Langkah Tegap

1.  Dari sikap sempurna


a.  Aba-aba  : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b.  Pelaksanaan :
1)      Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa
dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2)      Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat
tinggi.
3)      Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari
lurus dan rapat.
4)      Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.
     
2.   Dari Langkah Biasa
a.   Aba-aba  : ” Langkah Tegap JALAN ”
b.   Pelaksanaan :

 Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu


langkah
 Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan
bersamaan dengan hentakan kaki.

       3.  Kembali ke langkah biasa


a.   Aba-aba  : ” Langkah Biasa JALAN ”
b.  Pelaksanaan : 

 Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah


satu langkah
 Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan
kembali menggenggam.
Catatan: Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan  :  Langkah tegap /
biasa jalan pada perubahan langkah.

e.   Langkah Perlahan

1.   Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.


a.   Aba-aba  : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul dengan
kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian
di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
2)      Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.
2.   Berhenti dari langkah perlahan
a.  Aba-aba  : ” Henti GERAK ”
b.  Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah
biasa dan kembali sikap sempurna.

f.   Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan

1.    Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN


2.    Pelaksanaan :
ü  Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan  sepanjang / sesuai
ketentuan.
ü  Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri.
ü  Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
ü  Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
ü  Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah tegap.

g.   Langkah di Waktu Lari

1.   Dari sikap sempurna :


a.   Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di letakan di
pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku
sedikit ke belakang.
2)      Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki setengah langkah
dan selanjutnya lari menurut panjang langkah.

2.   Dari Langkah Biasa :


a.   Aba-aba  : ” Lari – JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
2)      Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di     tanah di
tambah satu langkah.

3.   Kembali ke langkah Biasa :


a.   Aba-aba  : ” Langkah biasa – JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah kemudian berjalan
biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan di
lenggangakan.

4.      Berhenti dari berlari


a.       Aba-aba  : ” Henti – GERAK ”
b.      Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga Langkah,
selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali bersikap sempurna.

h.  Ganti Langkah

1.      Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”


2.      Pelaksanaan :
a) Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
b) Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
c)  Ujung kaki  kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan tumit kaki
sebelahnya.
d) Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di paha.
e)  Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
f)  Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.

i.  Jalan di Tempat

1.    Dari sikap sempurna :


a. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
 Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha rata-rata.
 Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
 Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan
(tidak melenggang)

       2.    Dari Langkah Biasa :


a. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
b. Pelaksanaan :
 Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah kemudian
jalan di tempat.

3.  Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :


a. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
  Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah dan mulai
berjalan dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan.

  4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti :


a.  Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
b.  Pelaksanaan :
  Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah,
selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan.

J.  Berhenti
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
        Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu langkah, selanjutnya
kaki kanan / kiri dirapatkan.

      k.  Hormat Kanan / Kiri


       1. Gerakan Hormat kanan / kiri
a. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap.
2) Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
3) langkah berikutnya di hentakan.
4) Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM ) kepala di palingkan
dan pandangan mata di arahkan kepada yang di beri hormat sampai 45 0 hingga ada
aba-aba ”Tegak gerak ”
5)  Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah.
6)  Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan
penghormatan.

          2.    Gerakan Selesai Menghormat :


a.  Aba-aba : ” Tegak -  GERAK ”
b.  Pelaksanaan :        
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah, langkah
berikutnya di hentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang, pandangan
kembali kedepan.

l.  Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan

1.  Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :


a.  Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
2) Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti
gerakan maju jalan.
         2.   Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan
a. aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1.Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2.Gerakan selanjutnya sama seperti diatas

   3.   Balik Kanan Maju Jalan


a. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Membuat gerakan balik Kanan
2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.

  4.   Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :


a. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”
b. Pelaksanaan :       
1.     Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu.
2.       Anggota lainnya mengikuti.

j.   Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan


1.  Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan.
2.  Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3.  Ke Balik kanan maju jalan.
a.Aba-aba disesuaikan
b.Pelaksanaan :
ü  Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu
langkah.
ü  Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan / kiri, balik kanan /
kiri.
ü  Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan, tetapi
dilangkahkan.
4.Ke Belok Kanan / Kiri
a.   Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
ü  Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang baru.
ü  Anggota lainnya mengikuti.
                        Catatan :
                              1.   a.   Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
                                    b.   Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri – jalan.

       2.   a.  Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN”
                                     b.  Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada tempat
dimana aba- aba di berikan.
ü  Perubahan arah 1800.

k.  Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti

1. Ke hadap kanan / kiri berhenti


2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3. Ke balik kanan berhenti
      a.   Aba-aba          +  Hadap kanan / kiri – henti GERAK
                        +  Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
                        +  Balik kanan henti – GERAK
      b.  Pelaksanaan :
ü  Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu tanah.
ü  Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
ü  Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna.

l.  Haluan Kanan / Kiri

Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk.
1.  Berhenti ke Berhenti
a.   Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
ü  Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah arah
secara perlahan-lahan sampai 900.
ü  Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga merubah arah
900, kemudian berjalan di tempat.
ü  Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ” LURUS ”.
ü  Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .

          2.   Berhenti ke Berjalan


a.   Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”
b.  Pelaksanaan :
ü  Gerakan seperti tersebut di atas
ü  Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan Komandan
).

3.   Berjalan ke Berhenti


a.  Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”
b.  Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”.
ü  Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”

4.   Berjalan ke Berjalan


               a.   Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
         b.   Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”.
ü  Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
ü  Seluruhnya melaksanakan berjalan.

m. Melintang Kanan / Kiri


Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi
bersaf dengan arah tetap.
1.      Berhenti ke Berhenti
      a.   Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
      b.   Pelaksanaan :
      Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan
mebuat gerakan Haluan kiri / kanan.
     
2.   Berhenti ke Berjalan
a.   Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
b.   Pelaksanaan :
ü  Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian barisan
membuat gerakan haluan kanan / kiri.
ü  Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.

3.   Berjalan ke Berjalan


      a.   Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
      b.   Pelaksanaan :
ü  Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri /
kanan.
ü  Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.

4.   Berhenti ke Berhenti


      a.   aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
      b.   Pelaksanaan :
     Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah
barisan melakukan haluan kiri / kanan.
    Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke
sikap sempurna
Pengertian PBB (Peraturan Baris Berbaris)
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.

Maksud dan Tujuan Peraturan Baris Berbaris (PBB)


Pengertian : Guna Menumbuhkan Sikap Jasmani Yang Tegap Tangkas, ,Rasa
Persatuan, Rasa Disiplin Dan Rasa Tanggung Jawab.
Maksud dan Tujuan :
1. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas
adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok,
sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan
sempurna.
2. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah adanya rasa senasib
sepenanggungan serta ikaran yang kuat dalam menjalankan tugas.
3. Yang dimaksud dengan rasa disiplin adalah Mengutamakan kepentingan tugas
diatas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
4. Yang dimaksud dengan Rasa Tanggung Jawab adalah keberanian untuk
bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan
tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan tindakan yang akan
dapat merugikan.
Pengertian Aba – Aba dalam Peraturan Baris Berbaris (PBB)
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seorang pimpinan kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
Macam Aba-Aba
Ada 3 Macam Aba-aba yaitu:
1. ABA-ABA PETUNJUK adalah aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu, untuk
menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksana.
2. ABA-ABA PERINGATAN adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
3. ABA-ABA PELAKSANAAN adalah ketegasan mengenai taat untuk
melaksanakan yang terdiri dari aba-aba :Aba-Aba Petunjuk Dipergunakan Hanya
Jika Perlu, Untuk Menegaskan Maksud Daripada Aba-Aba Peringatan, Aba-Aba
Pelaksanaan
Contoh aba-aba petunjuk 1) Untuk perhatian – istirahat ditempat – grak
2) Untuk istirahat – bubar – jalan 3) Kepada pemimpin upacara – hormat –
grak
Gerakan Dasar PBB
a. Aba-Aba Peringatan
Aba – aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu – ragu
Gerakan Dasar
 Sikap Sempurna
1. Aba-aba “Siap – GERAK”
 Istirahat
2. Aba-aba “Istirahat Ditempat – GERAK”
 Lencang Kanan / Kiri
3. Aba-aba “Lencang Kanan/Kiri – GERAK”
 Setengah Lencang Kanan / Kiri
4. Aba-aba “Setengah Lengan Lencang Kanan/Kiri – GERAK”
 Lencang Depan
5. Aba-aba “Lencang Depan – GERAK”
 Berhitung
6. Aba-aba “Hitung – MULAI”
 Perubahan Arah
7. Aba-aba “Hadap Kanan/Kiri – GERAK”
8. Aba-aba “Hadap serong Kanan/Kiri – GERAK”
9. Aba-aba “Balik kanan – GERAK”
 Membuka / Menutup Barisan
10. Aba-aba “Buka/Tutup Barisan – JALAN”
 Bubar
11. Aba-aba “Bubar Jalan”
 Berhimpun
12. Aba-aba “Berkumpul – MULAI”
 Berkumpul
13. Aba-aba “Bersaf Kumpul – MULAI”
14. Aba-aba “Berbanjar Kumpul MULAI”
b. Aba-aba Pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai ketaatan untuk dilaksanakan
atas perintah tersebut.
Contoh aba-aba pelaksanaan :
1. Gerak
2. Jalan
3. Mulai
Gerakan Perorangan (Dasar) Baris Berbaris
a. SIKAP SEMPURNA
Aba-aba : Siap – GERAK.
Pelaksanaan, pada aba2 pelaksanaan badan berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua
telapak kaki membentuk sudut 60, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan pada
kedua kaki, perut sedikit ditarik, dada dibusungkan, lengan rapat pada badan,
pergelangan tangan lurus, jari mengenggam seperti meremas santan, ibu jari
segaris dengan jahitan celana serta pandangan lurus kedepan dan bernapas
sewajarnya.
b. ISTIRAHAT
Aba-aba : Istirahat ditempat – GERAK.
Pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri selebar 30 cm, kedua belah
tangan dibawa kebelakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan diatas
telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan, tangan kiri memegang pergelangan
tangan kanan, kedua tangan dilemaskan dan badan dapat bergerak.
c. LENCANG KANAN/KIRI (BERSAF)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri – GERAK.
Pelaksanaan, dalam sikap sempurna, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri
dengan jari menggenggam dan menyentuh bahu kiri/kanan orang disebelahnya,
punggung tangan menghadap keatas, kepala dipalingkan kekanan/kiri serta
meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang yang berada disebelah
kanan/kirinya.
1. Pada saat pelaksanaan saf depan mengangkat lengan kanan / kiri dalam
keadaan tangan menggenggam menyentuh bahu kanan / kiri orang yang berada
disebelahnya.
2. Saf tengah dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak
mengangkat tangan.
3. Penjuru saf tengah dan belakang mengambil jarak dari depan 1 lengan ditambah
2 kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan tanpa menunggu aba-
aba.
4. Pada aba-aba Tegak – GERAK, semua dengan serentak menurunkan lengan
dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
d. SETENGAH LENCANG KANAN/KIRI
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri – GERAK.
Pelaksanaan, sama seperti pada saat lencang kanan/kiri tetapi tangan kanan/kiri
dipinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri
disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang. Pada aba-aba
Tegak – GERAK, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan
muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. LENCANG DEPAN (BERBANJAR)
Aba-aba : Lencang depan – GERAK.
Pelaksanaan, penjuru sikap sempurna dan nomor dua dan seterusnya meluruskan
ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua
kepalan tangan, saf depan banjar tengah dan kiri mengambil jarak satu lengan
kesamping kanan dan setelah lurus menurunkan tangan dan sikap sempurna
kembali tanpa menunggu aba-aba. Banjar tengah dan kiri sikap sempurna.
f. CARA BERHITUNG
Aba-aba : Hitung – MULAI.
Pelaksanaan, jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat kedepan,
saf terdepan memalingkan mukanya kekanan dan pada aba-aba pelaksanaan,
berturut-turut dimulai dari penjuru menghitung sambil memalingkan muka kembali
kedepan. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam
sikap sempurna dan pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-
turut kebelakang menghitung Jika pasukanberbanjar/bersaf tiga, maka yang berada
dipaling kiri mengucapkan LENGKAP atau KURANG …

Perubahan Arah Baris Berbaris


a. HADAP KANAN/KIRI
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK.
Pelaksanaan,
1. kaki kiri/kanan dimajukan melintang di depan kaki kanan/kiri dan berat badan
berpindah ke kaki kiri/kanan.
2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90 derajat.
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
b. HADAP SERONG KANAN/KIRI
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK.
Pelaksanaan,
1. kaki kiri/kanan dimajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri.
2. Berputarlah arah 45 derajat ke kanan/kiri.
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
c. BALIK KANAN
Aba-aba : Balik kanan – GERAK.
Pelaksanaan,
1. kaki kiri/kanan dimajukan melintang di depan kaki kanan/kiri dan berat badan
berpindah ke kaki kiri/kanan.
2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 180 derajat.
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
d. CARA BERKUMPUL
  Aba-aba : 3 bersaf / berbanjar kumpul – MULAI.
Pelaksanaan,
1. Pelatih menunjuk seseorang sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk
mengulangi perintah, berlari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah.
2. Setelah aba-aba pelaksanaan maka anggota lainnya berlari dan berdiri
disamping kiri penjuru serta meluruskan diri.
3. Penjuru melihat kekiri dan setalah lurus memberikan isyarat dengan kata LURUS
dan setelah semua anggota mengambil sikap sempurna.
e. MEMBERI HORMAT
Aba-aba : Hormat – GERAK.
Pelaksanaan,
1. Gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku serong 15
derajat kedepan, jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah,
pergelangan tangan lurus serta bahu tidak diangkat, pandangan mata tertuju
kepada yang diberi hormat.
2. Jika memakai topi, maka jari tengah mengenai pinggir topi
3. Setelah selesai, langsung turun dan sikap sempurna.
f. BUBAR
Aba-aba : Bubar – JALAN.
Pelaksanaan,
1. Setiap orang memberikan penghormatan sambil memalingkan muka kepada
yang diberi hormat. Dan setelah dibalas, kembali ke sikap sempurna.
2. Melakukan balik kanan.
3. Setelah dua hitungan dalam hati, lalu bubar.
g. JALAN DI TEMPAT
Aba-aba : Jalan di tempat – GERAK.
Pelaksanaan,
1. Dimulai dengan mengangkat kaki kiri dan kanan bergantian setinggi rata2 air,
ujung kaki menuju kebawah, badan tegak dan pandangan mata ke depan dan
lengan dirapatkan tidak melenggang.
2. Pada saat berhenti dengan aba-aba Henti – GERAK, kaki pada saat aba-aba
ditambah dua hitungan kemudian sikap sempurna.
h. MEMBUKA/MENUTUP BARISAN
Aba-aba : Buka/tutup barisan – JALAN.
Pelaksanaan, regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke kanan dan kiri sedang
regu tengah tetap di tempat. Bedanya hanya pada arahnya saja. Buka barisan regu
kanan dan kiri melangkah menjauhi dari regu tengah sedangkan pada tutup barisan,
regu kanan dan kiri melangkah mendekati regu tengah.

Gerakan Berjalan Baris Berbaris


Macam Langkah, Panjang Dan Temponya
a. MAJU – JALAN
Aba-aba : maju – JALAN.
Pelaksanaan, kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat rata
sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak
setengah langkah, tangan kanan di lenggangkan kedepan 90 derajat, lengan kiri 30
derajat kebelakang dan kemudian langkah berikutnya berjalan biasa dengan lengan
dilenggangkan kedepan 45 derajat dan kebelakang 30 derajat.
b. LANGKAH TEGAP
Aba-aba : Langkah tegap maju – JALAN.
Pelaksanaan, sama seperti berjalan biasa tapi dengan lengan dilenggangkan
kedepan 90 derajat dan kebelakang 30 derajat, jari-jari tangan di genggam dengan
tidak terpaksa dan punggung ibu jari menghadap ke atas serta setiap langkah
dihentakkan. Bisa dilakukan dari langkah biasa dengan aba-aba pelaksanaan jatuh
pada kaki kiri ditambah satu langkah dan kemudian langkah tegap, begitu juga
sebaliknya
c. LANGKAH PERLAHAN
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN.
Pelaksanaan, kaki kiri dilangkahkan ke depan setelah kaki kiri menapak ditanah
segera disusul dengan kaki kanan ditarik kedepan dan ditahan sebentar disebelah
mata kaki kiri kemudian dilanjutkan dilangkahkan kaki kanan di depan kaki kiri dan
seterusnya.
d. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ….. Langkah ke kanan/kiri – JALAN.
Pelaksanaan, kaki kanan/kiri dilanjutkan ke samping kanan/kiri sesuai dengan
ketentuan diatas dan selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kanan/kiri.
Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan empat langkah.
e. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ….. Langkah ke belakang – JALAN.
Pelaksanaan, melangkah ke belakang mulai dari kaki kiri sesuai dengan ketentuan
diatas menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh
dilenggangkan. Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-
banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
f. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : ….. Langkah ke depan – JALAN.
Pelaksanaan, melangkah ke depan mulai dari kaki kiri sesuai dengan ketentuan
diatas menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan
langkah tegap dan dihentakkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan. Sikap badan
tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
g. LANGKAH DI WAKTU LARI
Aba-aba : Lari maju – JALAN.
Pelaksanaan, pada saat aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dan
diletakkan dipinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar,
kedua siku sedikit kebelakang, badan agak dicondongkan kedepan. Pada saat aba-
aba pelaksanaan dimulai dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan
selanjutnya sesuai dengan panjang dan tempo ketentuan diatas
h. LANGKAH MERDEKA
Aba-aba : ….. Langkah merdeka – JALAN.
Pelaksanaan, dimulai dari langkah biasa. Setelah abaaba pelaksanaan, anggota
berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang dan tempo yang berlaku.
Anggota diijinkan untuk melakukan sesuatu yang dalam keadaan lain dilarang tetapi
tetap dilarang meninggalkan barisan.
i. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN.
Pelaksanaan, dimulai dari langkah biasa atau langkah tegap. Setelah aba-aba
pelaksanaan, ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kanan/kiri yang sedang
dibelakang dirapatkan pada badan untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah
baru yang disamakan. Langkah pertama hanya dilaksanakan sepanjang setengah
langkah kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
Tag: Ada Berapa Gerakan PBB, Gerakan Baris Berbaris, Gerakan Berjalan Baris
Berbaris, Gerakan Dasar Baris Berbaris, Gerakan Dasar PBB, Gerakan
PBB, Gerakan Perorangan Baris Berbaris, Maksud dan Tujuan Peraturan Baris
Berbaris, Pengertian Baris Berbaris, Pengertian Peraturan Baris
Berbaris, Perubahan Arah Baris Berbaris

Anda mungkin juga menyukai