Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PRAMUKA

1. Latar Belakang

Baris- berbaris pertama kali dikenal pada jaman kekaisaran romawi pada saat kaisarnya Julius
Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa
tanggung jawab, displin yang tinggii dengan melihat hasil akhir yaitu kerapihan,
kekompakan, ketertiban, serta kesiapan. Pada zaman kaisar Julio caesar sangat terkenal.

Baris berbaris adalah suatu wujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan
tertentu. Dalam peraturan baris berbaris ada istilah aba-aba. Peraturan Baris Berbaris yang
digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan
tongkat dan tanpa tongkat. Oleh karena itu dengan latar belakang demikian serta mendapat
tugas di Mata Kuliah Kepramukaan, maka kami akan membahas tentang Pengertian serta
gerakan dalam PBB. 

1. Pengertian PBB

Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara hidup Angkatan Bersenjata/ masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya
suatu perwatakan tertentu.

Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

1. Maksud dan Tujuan PBB

Maksud dan Tujuan PBB yaitu Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas,
rasa persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas di atas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga menanamkan
rasa tanggung jawab.

 Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok tersebut dengan
sempurna.
 Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah rasa senasib dan sepenanggungan serta
ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
 Yang dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas
individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan menyisihkan pilihan hati
sendiri.
 Yang dimaksud dengan rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung risiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak
mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan kesatuan.

1. Macam- Macam Aba- Aba Dalam PBB

Aba- aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan/ pimpinan pasukan kepada
pasukan/ barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba terdiri atas 3 bagian dengan urutan:

1. Aba-aba petunjuk

Aba- aba petunjuk dipergunakan jika perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba
peringatan/ pelaksanaan.

contoh:

Untuk perhatian – Istirahat di tempat = GERAK

Untuk istirahat – Bubar = JALAN

Jika aba-aba ditujukan khusus terhadap salah satu bagian dari keutuhan

Pasukan: Pleton II – Siap = GERAK

Selanjutnya lihat baris- berbaris kompi

Kecuali di dalam Upacara: aba- aba petunjuk pada penyampaian penghormatan terhadap
seseorang, cukup menyebutkan jabatan orang yang diberi hormat tanpa menyebutkan eselon
satuan yang lebih tinggi
Contoh: Kepada kepala sekolah – Hormat = GERAK

2. Aba- aba peringatan

Aba- aba peringatan adalah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.

Contoh:

1) Lencang kanan = GERAK dan bukan LENCANG = KANAN

2) Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = ISRIRAHAT

3. Aba-aba pelaksanaan

Aba- aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba- aba
petunjuk/ peringatan dengan cara serentak atau berturut- turut. Aba-aba pelaksanaan yang
dipakai adalah gerak, jalan, mulai.

1. Gerak

Untuk gerak- gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain
baik dalam berhenti maupun berjalan.

Contoh:           Jalan di tempat = GERAK

Siap = GERAK

Hormat = GERAK
1. Jalan

Untuk gerakan- gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Bila gerakan
meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba- aba peringatan
” maju ”.

Contoh:           Haluan kanan/ kiri = JALAN

Dua langkah ke depan = JALAN

Tiga langkah ke kiri = JALAN

Satu langkah ke belakang = JALAN

Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba- aba pelaksanaan
harus didahului dengan aba- aba peringatan MAJU.

Contoh:           Maju = JALAN


Haluan kanan/ kiri Maju = JALAN

1. Mulai

Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

Contoh:           Berhitung = MULAI

Berbanjar = MULAI

Cara Menulis aba-aba:

1. Aba- aba petunjuk dimulai dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf
kecil, atau semuanya huruf besar.
2. Aba- aba peringatan dimulai dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf
kecil yang satu dengan yang lainnya agak jarang, atau semuanya huruf besar.
3. Aba- aba pelaksanaan ditulis seluruhnya dengan huruf besar.
4. Semua aba- aba ditulis lengkap, walaupun ucapannya dapat dipersingkat.
5. Diantara aba-aba petunjuk dan aba-aba peringatan terdapat garis penyambung/ koma,
antara aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan terdapat dua garis bersusun/koma.

Cara Memberi aba-aba:

1. Waktu memberi aba -aba, pemberi aba- aba pada dasarnya harus berdiri dalam
keadaan sikap sempurna dan menghadap pasukan.
2. Apabila aba- aba yang diberikan itu berlaku juga untuk si pemberi aba- aba, maka
pada saat memberikan aba -aba tidak menghadap pasukan.

Contohnya Waktu pemimpin upacara memberi aba- aba penghormatan kepada Pembina
upacara : Hormat = GERAK. Pelaksanaan : Pada waktu memberi aba-aba pemimpin upacara
menghadap ke arah Pembina upacara sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-
sama dengan pasukan. Setelah penghormatan selesai dijawab/ dibalas oleh pembina upacara
maka dalam sikap “sedang memberi hormat” Pemimpin upacara memberikan aba- aba :
Tegak = GERAK dan setelah aba- aba itu pemimpin upacara bersama- sama pasukan kembali
ke sikap sempurna.

3. Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat Pembina upacara memasuki lapangan
upacara dan setelah amanat pembina upacara selesai, Pemimpin upacara tidak
menghadap pasukan.
4. Pada taraf permulaan latihan aba- aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang
berjalan atau berlari, aba- aba pelaksanaannya selalu harus diberikan bertepatan dengan
jatuhnya salah satu kaki tertentu yang pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan
1 langkah pada waktu berjalan dan 3 langkah pada waktu berlari.
5. Sedang pada taraf lanjutan, aba- aba pelaksanaan dapat diberikan bertepatan dengan
jatuhnya kaki yang berlawanan yang pelaksanaan gerakannya dilakukan dengan
tambahan 2 langkah pada waktu berjalan dan 4 langkah pada waktu berlari, kenudian
berhenti atau maju dengan merubah bentuk dan arah pada pasukan.
6. Semua aba- aba diucapkan dengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat.
7. Pemberian aba- aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan
pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.
8. Pemberian aba- aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir.
Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar- kecilnya pasukan. Aba-
aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara yang di ”hentakkan”.
9. Waktu pemberi aba- aba peringatan dan pelaksanaan diperpanjang sesuai besar-
kecilnya pasukan dan/atau tingkatan perhatian pasukan (konsentrasi pasukan). Dilarang
memberi keterangan- keterangan lain di sela- sela aba- aba pelaksanaan.
10. Bila ada suatu bagian aba- aba diperlukan, maka dikeluarkan perintah “ulangi”
.Contoh : Kepada pemimpin upacara = ulangi Kepada pembina upacara – Hormat
=GERAK.

Gerakan yang tidak termasuk aba-aba tetapi yang harus dijalankan pula, dapat diberikan
petunjuk-petunjuk sengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat. Biasanya dipakai pada
waktu di lapangan, seperti: MAJU,IKUT, BERHENTI, LURUSKAN, LURUS.

Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar

1. Sikap Sempurna

Aba –aba : ” Siap – GERAK ”

Pelaksanaan :

 Badan/ tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60
derajat.
 Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
 Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di
naikan.
 Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
terpaksa, rapat di paha.
 Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
 Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas
wajar.

1. Istirahat

Aba-aba :  ” Istirahat Ditempat – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).


2. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan
di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua
lengangan di lemaskan.
3. Dapat bergerak.
4. Lencang Kanan/ Kiri

Aba- aba : ” Lencang kanan / kiri – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Mengangkat tangan kanan/ kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri


2. Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
3. Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kanan/ kiri.
4. Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan/
kirinya.
5. Jari- jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
6. Setengah Lencang Kanan / Kiri

Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak
pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
2. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat
satu sama lain di sebelah depan.
3. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
4. Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.

Aba-aba : ” Lencang Depan – GERAK ”

Pelaksanaan :

1. Penjuru tetap sikap sempurna.


2. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke
depan.
3. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas,
mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke
sikap sempurna.
5. Berhitung

Aba-aba : ”Hitung – MULAI ”

Pelaksanaan :

1. Jika bersaf, penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
3. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4. Pada aba- aba pelaksanaan, mulai penjuru  kanan depan berturut-turut ke belakang.
5. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
6. Perubahan Arah
7. Hadap kanan/ kiri

Aba-aba : Hadap kanan / kiri = GERAK

Pelaksanaan :

1. Kaki kanan/ kiri melintang di depan kaki kanan/ kiri, lekuk kaki kanan/ kiri berada di
ujung kaki kanan/ kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2. Tumit kaki kanan/ kiri dengan badan di putar ke kanan 90 derajat.
3. Kaki kanan/ kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
4. Hadap serong kanan/ kiri

Aba-aba : ” Hadap serong kanan/ kiri – GERAK ”.

Pelaksanaan :

1. Kaki kanan/ kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan/ kiri.
2. Berputar arah 45 derajat ke kanan/ kiri.
3. Kaki kanan/ kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan/ kiri

Anda mungkin juga menyukai