Anda di halaman 1dari 17

PBB

(Peraturan Baris-Berbaris)

Ruang Lingkup
1. Pengertian
2. Maksud dan Tujuan
3. Macam-macam Gerakan dalam PBB

A. Pengertian
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara hidup angkatan Bersenjata yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

B. Maksud dan Tujuan


1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas rasa
persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat
mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu dan secara
tidak langsung juga menanamkan rasa tanggungjawab.
2. Yang dimakasud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
dan tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh
tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah adanya rasa senasib
dan penanggungan serta ikatan batin yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.
4. Yang dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan
tugas diatas kepentingan individu yang hakekatnya tidak lain adalah
keikhlasan individu.
5. Yang dimaksud dengan rasa tanggungjawab adalah keberanian
untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya tetapi
menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan
yang akan dapat merugikan kesatuan.

C. Macam-macam Gerakan dalam PBB


1. Aba-Aba
Pengertian aba-aba : adalah perintah yang diberikan oleh seorang Komandan
kepada pasukan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut.
Macam aba-aba ada tiga bagian dengan urutan-urutan:
a. Aba-aba petunjuk
Dipergunakan hanya jika perlu, untuk menegaskan maksud daripada aba-
aba peringatan/pelaksanaan. Contoh:
Untuk perhatian – istirahat di tempat = GERAK
Kepada Inspektur Upacara – hormat = GERAK
b. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh:
Lencang kanan = GERAK
Istirahat ditempat = GERAK
Hormat = GERAK
c. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk
melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan secara serentak atau
berturut-turut. Aba-aba yang dipakai adalah:
1. GERAK : Tanpa meninggalkan tempat
Contoh : Siap = GERAK, Hadap kanan = GERAK
2. JALAN : Meninggalkan tempat
Contoh : Maju = JALAN, Tiga langkah ke kanan = JALAN
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,
maka aba-aba pelaksanaan harus didahului dengan aba-aba peringatan
: MAJU
3. MULAI : Dilakukan secara berturut-turut
Contoh : Hitung = MULAI, Bersaf kumpul = MULAI

2. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata


a. Sikap Sempurna
Aba-aba : Siap = GERAK
Pelaksanaan :
1. Pada ba-aba pelaksanaan badan / tubuh berdiri tegap, kedua
tumit rapat dan membentuk sudut 45 0, lutut lurus dan paha
dirapatkan, berat badan dibagi atas kedua kaki. Perut ditarik sedikit
dan dada dibusungkan, pundak ditarik kebelakang sedikit dan tidak
dinaikan.
2. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari
tangan menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha, punggung
ibu jari menghadap ke depan, mulut ditutup, mata memandang lurus
mendatar kedepan, dan bernafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba : Istirahat ditempat = GERAK
Pelaksanaan :
1. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping
kiridengan jarak sepanjang telapak kaki ( + 30cm)
2. Kedua belah lengan dibawa kebelakang dibawah pinggang,
punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan
dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan
tangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengan
dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan : Pada saat istirahat parade sikap istirahat masih sama hanya
saja tangan ditarik ke atas sedikit (dipinggang) tidak boleh bergerak,
berbicara dan pandangan tetap kedepan.
c. Periksa kerapian
Aba-aba : Periksa kerapian = MULAI
Periksa kerapian dimaksudkan untuk merapikan perlengkapan yang
dipakai anggota pada saat itu dan pasukan dalam keadaan istirahat
Pelaksanaan :
1. Pada aba-aba peringatan, pasukan secara serentak mengambil
sikap sempurna
2. Pada saat aba-aba pelaksanaan dengan serentak membungkukkan
badan masing-masing, mulai memeriksa atau membetulkan
perlengkapan dibawah (ujung kaki) keatas sampai ketutup kepala
3. Setelah yakin sudah rapi, masing-masing anggota pasukan
mengambil sikap sempurna
4. Setelah pelatih / dan pasukan melihat semua pasukannya sudah
selesai (sudah dalam keadaan sikap sempurna) maka pelatih /
Komandan pasukan memberikan aba-aba = SELESAI
5. Pasukan dengan serentak mengambil sikap istirahat.
d. Lencang kanan / kiri
1. Lencang kanan / kiri (hanya dilakukan dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan / kiri = GERAK
Pelaksanaan : gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna
a. Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan
kanan / kiri kesamping. Jari-jari tangan kanan / kiri
menggenggam, punggung tangan menghadap keatas.
b. Bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan / kiri
dengan tidak terpaksa kecuali penjuru kanan / kiri tetap
menghadap kedepan.
c. Masing-masing meluruskan diri hingga dapat melihat dada
orang-orang yang berada disebelah kanan / kiri sampai kepada
penjuru kanan / kirinya. Jarak kesamping harus sedemikian rupa
hingga masing-masing jari-jari menyentuh bagu kanan / kiri orang
yang berada disebelah kanan / kirinya.
d. Penjuru kanan / kiri tidak berubah tempat.
Catatan :
 Kalau bersaf tiga, maka bagi mereka yang berada di saf
tengah dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan
dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka kesamping
dengan tidak mengankat tangan.
 Penjuru pada saf tengah dan belakang mengambil antara
ke depan dan setelah lurus menurunkan tangan. Setelah masing-
masing dirinya berdiri lurus dalam barisan, maka semua berdiri
ditempatnya dan kepala tetap dipalingkan ke kanan / kekiri.
Semua gerakan dikerjakan dengan badan tegak seperti pada sikap
sempurna.
 Pada waktu komandan pasukan / barisan memberikan
aba-aba ” Lencang kanan / kiri ” dan barisan sedang meluruskan
safnya, Komandan pasukan yang berada dalam barisan itu
memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan / kiri pasukan,
dengan menitik beratkan kepada kelurusan tumit (bukan ujung
depan sepatu)
2. Setengah lengan lencang kanan / kiri
Aba-aba : Setengah lengan lencang knan / kiri = GERAK
Pelaksanaan :
Seperti lencang kanan / kiri, tetapi tangan kanan / kiri dipinggang
(bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri
disebelah, pergelangan tangan lurus, ibu jari se sebelah belakang dan
empat jari lainnya rapat satu dengan yang lain disebelah depan. Pada
aba-aba tegak = GERAK semua serentak menurunkan lengan
memalingkan muka kembali ke depan dan berdiri dalam sikap
sempurna.
3. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang-Depan = GERAK
Pelaksanaan :
Penjuru tetap sikap sempurna, nomor dua dan seterusnya meluruskan
ke depan dengan mengangkat tangan. Bila berbanjar tiga maka saf
terdepan mengambil antara satu lengan / setengah lengan disamping
kanan, setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakkan kepala
kembali dengan serentak. Anggota-anggota yang ada dibanjar tengah
da kiri melaksanakannya tanpa mengangkat tangan.
e. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung = MULAI
Pelaksanaan :
Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan,
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan.
Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut tiap prajurit mulai dari penjuru
kanan menyebut nomornya sambil memalingkan muka kembali ke depan.
Jika berbanjar maka pada aba-aba peringatan semua prajurit tetap dalam
keadaan sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan tiap prajurit mulai
dari penjuri kanan depan berturut-turut ke belakang menyebutkan
nomornya masing-masing. Penyebutan nomor diucapkan penuh.
f. Perubahan arah
1. Hadap kanan / kiri
Aba-aba : Hadap Kanan / Kiri = BERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri / kanan diajukan melintang didepan kaki kanan /
kri, lekuk kaki kiri / kanan berada di ujung kaki kanan / kiri, berat
badan berpindah ke kaki kiri / kanan.
b. Tumit kaki kan / kiri dengan badan diputar ke kanan 900
c. Kaki kiri / kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan / kiri
seperti dalam keadaan sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan / kiri
Aba-aba : hadap serong kanan / kiri = GERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri / kanan diajukan ke muka berjajar dengan kaki
kanan / kiri
b. Berputar arah 450 ke kanan / kiri
c. Kaki kiri / kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
Aba-aba : Balik Kanan = GERAK
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam
daripada hadap kanan) didepan kaki kanan. Tumit kakikanan beserta
dengan badan diputar ke kanan 1800. kaki kiri dirapatkan pada kaki
kanan.
g. Bubar
Aba-aba : Bubar = JALAN
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan tiap prajurit menyampaikan penghormatan
kepada komandan sesudah dibalas kembali dalam sikap sempurna
kemudia melakukan ”balik kanan” dan setelah menghituh dua kali dalam
hati, melaksanakan gerakan seperti langkah pertama dalam gerak Maju =
JALAN selanjutnya bubar menuju tempat masing-masing.

3. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata


Langkah dapat dibeda-bedakan sebagai berikut :
Macam langkah Panjangnya Tempo
 Langkah biasa 65 cm 106 tiap menit
 Langkah tegap 65 cm 106 tiap menit
 Langkah perlahan 40 cm 30 tiap menit
 Langkah ke samping 40 cm 70 tiap menit
 Langkah ke belakang 40 cm 70 tiap menit
 Langkah ke depan 60 cm 70 tiap menit
 Langkah diwaktu lari 80 cm 165 tiap menit
 Jalan ditempat - 106 tiap menit
Panjangnya semua langkah diukur dari tumit ke tumit.
a. Maju Jalan
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju = JALAN
Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan ke depan, lutut
lurus, telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi + 20 cm,
kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak satu langkah, selanjutnya
berjalan dengan langkah biasa.
2. Langkah pertama dilakukan dengan
melenggangkan lengan kanan ke depan 900, lengan kiri 300 ke belakang
dengan tangan menggenggam. Pada langkah-langkah selanjutnya
lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45 0 dan belakang
300, tangan kanan depan mengambil dua titik yang terletak dalam satu
garis sebagai arah barisan. Seluruh anggota meluruskan barisan ke
depan dengan melihat pada belakang leher. Dilarang keras berbicara
dan melihat ke kiri / kanan. Pada waktu melenggangkan lengan supaya
jangan kaku.
b.Langkah Biasa
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap
sempurna. Waktu mengayunkan kaki kedepan lutut dibengkokkan
sedikit ( kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah
menurut jarak yang telah ditentukan.
2. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa.
Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lengan diselenggarakan
dengan sewajarnya lurus ke depan dan ke belakang disamping badan
dengan 450 ke belakang 300. jari jari tangan digenggam dengan tidak
terpaksa. Punggung ibu jari menghdap keatas.
3. Bila berjalan dalam buhungan pasukan agar menggunakan
hitungan irama langkah (untuk kendali kesamaan langkah)
c. Langkah Tegap
1. Dari sikap sempurna. Aba-aba : Mulai berjalan dengan kaki kiri,
langkah pertama selebarsatu langkah, selanjutnya seperti jalan biasa
(panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus
tetapi tidak dengan berlebih-lebihantelapak kaki rapat dan sejajar
dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersamaan
dengan langkah pertama tangan menggenggam, punggung tangan
menghadap ke samping luar, ibu jari tangan menghadap keatas.
Lenggang lengan 900 ke depan dan 300 kebelakang.
2. Dari langkah biasa. Aba-aba : Langkah Tegap = JALAN. Pelaksanaan
: Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah
ditambah satu langkah selanjutnya mulai berjalan tegap.
3. Kembali kelangkah biasa (sedang berjalan). Aba-aba : Langkah biasa
= JALAN Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu
kaki kanan jatuh ditanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan
dengan langkah biasa, hanya langkah pertama dihentakkan selanjutnya
berjalan langkah biasa
d. Langkah ke samping
Aba-aba : ........ Langkah ke kanan / kiri = JALAN
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan / kiri dihilangkan kesamping kanan
/ kiri sepanjanh sepanjang + 40 cm. Selanjutnya kaki kiri / kanan
dirapatkan pada kaki kanan / kiri, sikap akan tetapi seperti pada sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
e.langkah ke belakang
Aba-aba : ......... Langkah Kebelakang = JALAN
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan melangkah ke belakang mulai dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Tangan tidak
boleh dilenggakan terus menerus. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan 4 langkah.
f. Langkah ke depan
Aba-aba : ...... langkah ke depan = JALAN
Pelaksanaan : Pada aba-aba pelaksanaan prajurit melangkah 60 cm tempo
langkah 70 tiap menit, menurut jumlah langkah yang diperintahkan.
Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentakan terus
menerus. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap seperti sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
g. Langkah diwaktu lari
1. Dari sikap sempurna, Aba-aba : Lari Maju = JALAN.
Pelaksanaan : Pada aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan
dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan
punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang,
badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan,
dimulai lari dengan menghentakan kaki kiri satu langkah selanjutnya
lari dengan panjang langkah 80cm dan tempo langkah 165 tiap menit
dengan cara kaki diangkat secukupnya, telapak kaki diletakkan dengan
ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak
kaku.
2. Dari langkah biasa, Aba-aba : Lari = JALAN. Pelaksanaan : Pada aba-
aba peringatan pelaksanaannya sama dengan pada aba-aba peringatan
no1. aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh
ke tanah. Kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya berlari
menurut ketentuan yang ada.
3. Kembali ke langkah biasa. Aba-aba : Langkah biasa = JALAN.
Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh ketanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan
langkah biasa, dimulai dengan kaki kiri dehentakkan bersamaan dengan
itu kedua lengan dilenggangkan.
h. Ganti Langkah
Aba-aba : Ganti Langkah = JALAN
Pelaksanaan :
1. Gerakan dapat dilakukan pada langkah biasa / tegap. Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah.
2. Sesudah itu ujung kaki kanan /kiri yang sedang di belakan
dirapatkan kepada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan itu
lenggang tangan dihentikan tanpa dirapatkan pada badan.
3. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang
disamakan. Langkah pertama tetap tetap sepanjang satu langkah.
Kedua gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
i. Jalan ditempat
1. Dari sikap sempurna. Aba-aba : Jalan ditempat = GERAK.
Pelaksanaan : gerakan dimulai dengan kaki kiri , lutut barganti-ganti
diangkat sehingga paha rata-rata (horizontal), ujung kaki menuju ke
bawah dan tempo langkah sesuai dengan tempo langkah biasa. Badan
tegak pandangan mata tetap ke depan, lengan tetap lurus dirapatkan
pada badan (tidak dilenggangkan).
2. Dari langkah biasa, Aba-aba : Jalan di tempat = GERAK.
Pelaksanaan : aba-aba ppelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri /
kanan jatuh di tanah, kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya
dimulai dengan kaki kiri / kanan berjalan di tempat. Selanjutnya
gerakan jalan ditempat.
3. Dari jalan tempat ke langkah biasa. Aba-aba : Maju = JALAN.
Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh ditanah,kemudian ditambah satu langkah di tempat dan mulai
berjalan dengan menghentakkan kaki kiri satu langkah ke depan dan
selanjutnya berjalan langkah biasa.
4. Dari jalan di tempat ke berhenti. Aba-aba : Henti = GERAK.
Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan /kiri jatuh di tanah lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki
kanan / kiri dirapatkan pada kaki kiri / kanan menurut irama langkah
biasa dan mengambil sikap sempurna.
j. Berhenti
Aba-aba : Henti = GERAK
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di
tanah . setelah ditambah satu langkah selanjutnya kaki kanan / kiri
dirapatkan kemudian mengambil sikap sempurna.

k. Haluan kanan / kiri


1. Gerakan ini hanya dilakukan dalambentuk bersaf, guna merubah
arah tanpa merubah bentuk.
2. Berhenti ke behentri. Aba-aba : Haluan kanan / kiri = JALAN.
Pelaksanaan : setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri
berjalan ditempat dengan memutarkan arah secara perlahan-lahan
hingga merubah arah sampai sebesar 900. bersamaan dengan itu,
masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih ( dengan tidak
melenggang) sambul meluruskan safnya hingga mengubah arah sebesar
900, kemudian berjalan ditempat. Setelah penjuru kanan / kiri depan
melihat saf luncurnya memberi isyarat : LURUS, kemudian komandan
memberi aba-aba Henti = GERAKyang diucapkan pada waktu kaki /
kiri jattuhditananh.setelah ditambah satu langkah kemudian seluruh
pasukan berhenti.
3. Berhenti ke berjalan, aba-aba : Haluan kanan / kiri maju =JALAN.
Pelaksanaan : seperti haluan kanan / kiri dari berhenti pasukan maju
jalan yang berarakanny sama dengan gerakan lengkah biasa.
4. Berjalan ke berhenti. Aba-aba : Haluan kanan / kiri = Jalan.
Pelaksanaan : Aba-abapelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kanan /kiri jatuh ditanah kemudian ditambah satu langkah.
Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan / kiri dari
berhenti ke berhenti.
5. Berjalan ke berjalan, Aba-aba : Haluan kanan / kiri maju =
JALAN. Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu
kaki kanan / kiri jatuh di tanah, kemudian ditambah satu langkah.
Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan / kiri dari
berhenti ke berjalan. Pada pelaksanaan haluan, lengan tidak
melenggang.
l. Melintang Kanan / Kiri
1. Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar , guna
merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap.
2. Berhenti ke berjalan. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju =
JALAN. Pelaksanaan : Setelah aba-aba pelaksanan melakukan gerakan
hadap kanan / kiri, kemudian barisan membuat gerakan haluan kiri /
kanan dari berhenti keberhenti, kemudian setelah diberi aba-aba Maju =
JALAN barisan melakukan gerakan Maju = JALAN. Catatan, setelah
ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan aba-
aba Maju= JALAN (pasukan tidak berhenti dulu).
3. Berjalan ke berjalan. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju =
JALAN. Stelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan
melakukan gerakan seperti gerakan melintang kanan / kiri dari
berhenti ke berjalan.
4. Berhenti ke berhenti, aba-aba, ada-ada saja : melintqng satu
langkah barisan melakukan gerakan melinang kanan / kiri dari
berhenti ke berhenti.
m. . Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar

1. Sikap Sempurna
1. Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
1. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan
sudut 45 o
2. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
1. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan
tidak di naikan.
2. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan
menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha.
1. Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
1. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan,
bernafas wajar.
2. Istirahat
1. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ” 2. Pelaksanaan :
1. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
2. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung
tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan
dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di
antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
3. Dapat bergerak.
3. Lencang Kanan / Kiri
1. Hanya dalam bentuk bersaf.
2. aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan :
1. Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri
menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
2. Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali
penjuru kana / kiri.
3. Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di
sebelah kanan / kiri-nya.
4. Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1. Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan,
ikut
pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2. Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus
menurunkan
tangan.
3. Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka kembali ke depan.
4. Setengah Lencang Kanan / Kiri
1. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
1. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang (
bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di
sebelahnya.
2. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya
rapat satu sama lain di sebelah depan.
3. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
5. Lencang Depan
1. Hanya dalam bentuk banjar.
2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
3. Pelaksanaan :
1. Penjuru tetap sikap sempurna.
2. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke
depan.
3. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke
atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan
kembali ke sikap sempurna.
6. Berhitung
1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
1. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke
kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor,
sambil memalingkan muka ke depan.
3. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke
belakang.
5. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
7. Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1. Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri
berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2. Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”. b. Pelaksanaan :
1. Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2. Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1. Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki
kanan.
2. Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3. Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.
8. Membuka / Menutup Barisan
1. Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping
kanan /
kiri, sedangkan regu tengah tetap.
9. Bubar
1. Aba-aba : ” Bubar jalan ”
2. Pelaksanaan :
1. Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM )
2. Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua
hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan
bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.
10. Berhimpun
1. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
1. Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak
tiga langkah
2. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.
11. Berkumpul
1. Berkumpul bersaf
1. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
2. Pelaksanan :
1. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4
langkah di depannya.
2. Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan
diri
( lencang kanan )
3. Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus, memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus

4. Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap
sempurna
5. Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih
dahulu.
2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b. Pelaksanaan :
1. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4
langkah di depannya.
2. Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3. Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat
dengan perkataan ” Lurus ”
4. Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap
sempurna.
5. Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih
dahulu.
12. Meninggalkan Barisan
1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
 Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
 Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
 Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2. Bila anggota yang akan minta izin
 Mengambil sikap sempurna dahulu
 Mengangkat tangan kanannya ke atas ( tangan di buka jari-jari
dirapatkan )
 Menyampaikan maksudnya.
 Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota
lainnya.
a. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah
1. Langkah dapat di bedakan sbb :
Macam Langkah Panjang Tempo
1. a. Langkah biasa 70 cm 96 menit
2. b. Langkah tegap 70 cm 96 menit
3. c. Langkah perlahan 40 cm 30 menit
4. d. Langkah ke samping 40 cm 70 menit
5. e. Langkah ke belakang 40 cm 70 menit
6. f. Langkah ke depan 60 cm 70 menit
7. g. Langkah di waktu lari 80 cm 165 menit
2. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit
b. Maju Jalan
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Maju Jalan ”
b. Pelakasanaan :
1. Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah
setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah,
selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2. Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan
90o lengan kiri 30o
3. Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan
45o dan ke belakang 300
4. Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.
c. Langkah Biasa
1. Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
2. Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di
seret ). 3. Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
4. Langkah kaki seperti jalan biasa.
5. Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6. Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7. Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menghadap ke atas.
d. Langkah Tegap
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa
dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2. Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat
tinggi.
3. Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari
lurus dan rapat.
4. Lenggang tangan ke depan 90, ke belakang 30.
2. Dari Langkah Biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah
2. Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan
hentakan kaki.
3. Kembali ke langkah biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah.
2. Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali
menggenggam.
1. Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan :
Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.
e. Langkah Perlahan
1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.
a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul
dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki
kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
1. Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.
2. Berhenti dari langkah perlahan
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama
langkah
biasa dan kembali sikap sempurna.
f. Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan
1. Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN
2. Pelaksanaan :
a. Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan sepanjang /
sesuai ketentuan.
b. Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri.
c. Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
d. Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
e. Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah tegap.
g. Langkah di Waktu Lari
1. Dari sikap sempurna :
a. Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
b. Pelaksanaan :
• 1. Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di letakan di
pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua
siku sedikit ke belakang.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki setengah
langkah dan selanjutnya lari menurut panjang langkah.
2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
2. 2. Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah di
tambah satu langkah.
3. Kembali ke langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah kemudian
berjalan
biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan di
lenggangakan.
4. Berhenti dari berlari
1. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga Langkah,
selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali bersikap sempurna.
h. Ganti Langkah
1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”
2. Pelaksanaan :
1. Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
2. Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
3. Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan tumit kaki
sebelahnya.
4. Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di paha.
5. Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
6. Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.
i. Jalan di Tempat
1. Dari sikap sempurna :
1. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
* Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha rata-rata.
* Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
* Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan ( tidak
melenggang )
2. Dari Langkah Biasa :
1. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah
kemudian
jalan di tempat.
3. Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :
1. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah dan mulai
berjalan
dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan.
4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti :
1. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah,
selanjutnya
kaki kanan / kiri di rapatkan.
J. Berhenti
1. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu langkah,
selanjutnya
kaki kanan / kiri dirapatkan.
k. Hormat Kanan / Kiri
1. Gerakan Hormat kanan / kiri
1. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
1. Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap.
2. Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
3. langkah berikutnya di hentakan.
4. Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM ) kepala di
palingkan dan pandangan mata di arahkan kepada yang di beri hormat sampai
450 hingga ada aba-aba ”Tegak gerak ”
5. Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah.
6. Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan
penghormatan.
2. Gerakan Selesai Menghormat :
1. Aba-aba : ” Tegak - GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah, langkah
berikutnya di hentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang, pandangan
kembali kedepan.
I. Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :
1. Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ”
2. Pelaksanaan :
1. Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
2. Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan
seperti gerakan maju jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan
1. Aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
1. Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2. Gerakan selanjutnya sama sepetri diatas 3. Balik Kanan Maju Jalan
1. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
1. Membuat gerakan balik Kanan
2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.
4. Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :
1. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”
2. Pelaksanaan :
1. Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu.
2. Anggota lainnya mengikuti.
M. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3. Ke Balik kanan maju jalan.
1. Aba-aba disesuaikan
2. Pelaksanaan :
a. Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah
satu langkah.
b. Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan / kiri, balik
kanan / kiri.
c. Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan,
tetapi dilangkahkan.
4. Ke Belok Kanan / Kiri
a. Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
b. Penjuru depan merubah arah 90 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang
baru. c. Anggota lainnya mengikuti.
Catatan :
a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri
– jalan.
2.
a. Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN”
b. Pelaksanaan :
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada
tempat dimana aba- aba di berikan.
c. Perubahan arah 180.
k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti
1. Ke hadap kanan / kiri berhenti
2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3. Ke balik kanan berhenti
a. Aba-aba Hadap kanan / kiri – henti GERAK
a. Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
b. Balik kanan henti – GERAK
b. Pelaksanaan :
a. Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu
tanah.
b. Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
c. Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna.
l. Haluan Kanan / Kiri
Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
a. Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah
arah secara perlahan-lahan sampai 900.
b. Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga
merubah arah 90, kemudian berjalan di tempat.
c. Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”
LURUS ”.
d. Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
a. Gerakan seperti tersebut di atas
b. Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan
Komandan ).
3. Berjalan ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”
b. Pelaksanaan :
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
”LURUS”.
c. Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”
4. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
b. Pelaksanaan :
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah. b. Setelah
penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
”LURUS”.
c. Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
d. Seluruhnya melaksanakan berjalan.
N. Melintang Kanan / Kiri
Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan
menjadi bersaf
dengan arah tetap.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian
barisan mebuat
gerakan Haluan kiri / kanan.
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
a. Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian
barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri.
b. Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
3. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
b. Pelaksanaan :
a. Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan
haluan kiri / kanan.
b. Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
4. Berhenti ke Berhenti
a. aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
a. Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan
haluan kiri / kanan.
b. Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna.
REFRENSI

1. Skep Pangab nomor : Skep/011/X/1985 tanggal 2 Oktober 1985, tetapi tahun


1992 Skep Pangab nomor : Skep/011/X/1985 tanggal 2 Oktober 1985, tetapi
tahun 1992 pada tempo langkah biasa dan langkah tegap dari 96 langkah tiap
menit menjadi 120 langkah tiap menit.
2. Pedoman Paskibraka Tahun 2002
(Depdiknas)
3. Pedoman TUM Skep Panglima TNI No. Skep/292/IX/2004, yang mulai
berlaku tanggal 6 Sept 2004.
4. Petunjuk Pelaksanaan Upacara
Bendera di Sekolah Tahun 1997
(Depdiknas)

Anda mungkin juga menyukai