Anda di halaman 1dari 59

SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV

KOMANDO MENWA MAHADIPA


SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Hari/Tanggal : Jumat, 22 Oktober 2006


Materi : Kemenwaan
Penyaji : Sutino

MENWA
( RESIMEN MAHASISWA INDONESIA )

Ruling
A. Latar Belakang
B. Definisi
C. Dasar Hukum Organisasi
D. Tugas dan Fungsi di era Reformasi
E. Struktur Organisasi
F. Tantangan masa depan sebuah Organisasi

A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejarah mencatat peran pemuda dan mahasiswa telah melahirkan berbagai
perubahan besar di Indonesia dengan peran sebagai agent of change garda depan
perubahan, pembaharuan dan pembangunan.
Sebelum kemerdekaan, peranan dan kepeloporan pemuda dan mahasiswa
ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, demikian pula pada
saat dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 oktober 1928, bahkan pada saat
revolusi fisik dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan, para
pemuda, pelajar dan mahasiswa dengan rela meninggalkan sekolahnya untuk
mengangkat senjata, yang kemudian dikenal sebagai Tentara Pelajar (TP), Tentara
Republik Pelajar Indonesia (TRIP) dan Corps Mahasiswa (CM). Semua itu mereka
lakukan karena adanya jiwa dan semangat cinta tanah air. Kepeloporan TP/TRIP
dan CM inilah yang melandasi sikap perjuangan dan pengabdian Resimen
Mahasiswa kepada bangsa dan negara.
Setelah pengakuan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada
tahun 1945, masalah pertahanan diindroduksikan kedalam kurikulum perguruan
tinggi oleh UGM dan sebagai pengajarnya adalah Mayor Jendral TB Simatupang.
Dalam perkembangan selanjutnya menjadi materi kuliah kewiraan yang diajarkan
oleh Prof. Hardjo, S.H dan Letnan Kolonel Sutopo Yoewono yang pelajarannya
bersifat perkuliahan didalam kelas tanpa disertai dengan latihan dasar kemiliteran.
Pada tahun 1959 dengan Keputusan Panglima III/Siliwangi Nomor 40-
25/S/1959 diselenggarakan wajib latih bagi mahasiswa perguruan tinggi di
Bandung yang pesertanya berjumlah 960 orang, pelaksanaanya dimulai tanggal 13
Juni 1959 dan ditutup tangal 28 November 1959. selanjutnya dikeluarkan SKIP
Menteri Keamanan Nasional Nomor : MI/0307/1961 tanggal 30 Desember 1961
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

tentang Latihan Kemiliteran di Perguruan Tinggi Negeri dengan scope 147 jam
dikenal sebagai Wajib Latih Mahasiswa (WALAWA) sebagai respon atas
dikumandangkannya TRIKORA.
Selanjutnya untuk menghantam CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa
Indonesia) organisasi kemahasiswaan yang dipayungi PKI, berdasarkan
Keputusan Penguasa Perang Daerah Jakarta Raya dan sekitarnya Nomor : 062
tahun 1962 tanggal 15 Mei 1962 disyahkan berdirinya Resimen Mahajaya disertai
penentuan tugas pokok, organisasi dan prosedur.
Pada tahun 1963 dikeluarkan 3 keputusan bersama Menteri PTIP dan
WAMPA HANKAM yang menggambarkan pokok pikiran pada masa itu tentang
adanya tiga bentuk DikHankamNas di Perguruan Tinggi yakni :
1. Keputusan Bersama Nomor : M/A/1963 tentang Pengaturan Mata Kuliah
Pertahanan Negara kedalam kurikulum Perguruan Tinggi
2. Keputusan Bersama Nomor : M/A/20/1963 tentang Wajib Latih Mahasiswa
dan Pembentukan Resimen Mahasiswa
3. Keputusan Bersama Nomor : M/A/21/1963 tentang Pendidikan Perwira
Cadangan sebagai dinas pertama Wajib Militer
Selanjutnya pada tahun 1965 diterbitkan keputusan bersama Menko Hankam dan
Menteri PTIP Nomor : M/A/165/1965 dan Nomor : 2/PTIP/1965 pada tanggal 17
Maret 1965 tentang organisasi dan prosedur Resimen Mahasiswa yang antara lain
menetapkan bahwa setiap Kodam Jaya ada satu Resimen Mahasiswa.
Pada tahun 1967 terjadi perubahan pokok pikiran yang menggabungkan
tiga bentuk DikHankamNas menjadi satu bentuk yakni Wajib Latih Mahasiswa
(WALAWA) yang bersifat sukarela selektif, ekstra kurikuler intrra universitas
dengan rekomendasi Rektor.
Setelah diadakan evaluasi pada tahun 1972 maka WALAWA ditingkatkan
menjadi Pendidikan Kewiraan bersifat wajib intra kurikuler yang menjadi
tanggungjawab Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan dan pendidikan
perwira cadangan bersifat sukarela selektif ekstra kurikuler intra universitas yang
dipertanggungjawabkan pada Departemen Hankam dengan diatur dengan
Keputusan bersama : Menteri Pertahanan Dan Keamanan/Panglima Angkatan
Bersenjata, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidkan dan Kebudayaan dengan
Nomor : Kep/39/XI/1975, No: 0246a/U/1975, No : 247 tahun 1975 tanggal 11
November 1975 tentang Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa dalam rangka
mengikutsertakan rakyat dalam pembelaan negara.
Sebagai tindak selanjutnya, di DKI Jakarta dibentuklah Resimen Mahasiswa
Jayakarta melalui surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No. : Kep 05-02/K/12/1976 tanggal 29 Desember 1976 tentang peleburan
Resimen Mahajaya, Mahatirta dan WALAWA UI menjadi Resimen Mahasiswa
Jayakarta.
Selanjutnya Pembinaan Resimen Mahasiswa yang bersifat sukarela selektif
exstra kurikuler intra universitas diatur melalui prosedur pelaksanaanya dengan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

keputusan bersama tiga Menteri, yakni Menteri Pertahanan Dan


Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Dalam Negeri No. : Kep/02/I/1978, No. : 05/a/U/1978, dan No. : 17 A
Tahun 1978 pada tanggal 19 Januari 1978 tentang petunjuk pelaksanaan
Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa.
Guna penyesuaian situasi serta perkembangan yang ada maka diadakan
peninjauan kembali mengenai Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa melalui
keputusan Tiga Menteri yakni Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri No. : Kep/11/XII/1994, No. :
0342/U/1994 dan No. : 149 Tahun 1994 pada tanggal 28 Desember tentang
Pembinaan dan Penggunaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara. Dan sebagai
petunjuk pelaksanaanya pada tanggal 14 Maret 1996 dikeluarkan Keputusan
Dirjen Persmanvet Nomor : Kep/03/III/1996 tentang petunjuk pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan Resimen Mahasiswa Nomor : Kep/04/III/1996 tentang
petunjuk pelaksanaan pakaian seragam, Djuaja dan Tunggul Resimen Mahasiswa
dan pemakaiannya No. : Kep/05/III/1996 tentang peraturan disiplin Resimen
Mahasiswa serta tanggal 13 November dikeluarkan keputusan Dirjen Dikti
Depdikbud No. : 522/Dikti/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Satuan
Resimen Mahasiswa dilingkungan Perguruan Tinggi.
Dengan terjadinya paradigma pasca reformasi maka Pembinaan dan
Penggunaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara dilakukan penyesuaian
dengan dikeluarkannya keputusan bersama tiga Menteri yakni MenHan No. :
KB/14/M/X/2000, MenDiknas No. : 6/U/KB/2000, Mendagri dan Otonomi
Daerah no. : 39 A Tahun 2000 pada tanggal 11 Oktober 2000 tentang Pembinaan
dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa, hanya saja belum ditindak lanjuti dengan
petunjuk Pelaksanan dan Petunjuk Teknis sehingga Pembinaan dan Pemberdayaan
Resimen Mahasiswa belum berjalan optimal.

B. DEFINISI
1. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan
Tinggi tertentu.
2. Resimen Mahasiswa adalah :
(1) Sebagai wadah, yang merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa
kearah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya
bela negara yang disusun dan dibentuk secara nasional serta
diorganisasikan secara kewilayahan pada setiap Propinsi Daerah Tingkat
I.
(2) Sebagai satuan yang merupakan kesatuan Resimen Mahasiswa yang ada
di Perguruan Tinggi dimana anggotanya terdiri atas mahasiswa yang
telah mengikuti latihan dasar Resimen Mahasiswa.
(3) Sebagai perorangan, yang merupakan anggota Resimen Mahasiswa yang
telah mengikuti latihan dasar Resimen Mahasiswa.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

3. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan


pendidikan tinggi yang dapat berbentuk universitas, institute, sekolah tinggi,
politeknik dan akademi baik yang diselenggrakan oleh pemerintah maupun
oleh masyarakat (swasta).
4. Pimpinan perguruan tinggi adalah perangkat pengambil keputusan tertinggi
sebagaimana ditetapkan dimasing-masing perguruan tinggi.
5. Perlindungan masyarakat (Linmas) adalah komponen kekuatan pertahanan
keamanan negara yang mampu berfungsi membantu masyarakat
menanggulangi bencana dan atau memperkecil akibat malapetaka.
6. Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) adalah tatanan
segenap komponen pertahanan keamanan negara yang terdiri atas komponen
utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung yang merupakan
perwujudan kesadaran, tekad, sikap dan pandangan seluruh rakyat Indonesia
untuk menangkal, mencegah, menggagalkan dan menumpas setiap ancaman
yang membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
mendayagunakan segenap sumber daya nasional.

C. DASAR HUKUM ORGANISASI


1. UUD 1945 Pasal 27 ayat (3)
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara”
UUD 1945 Pasal 30 ayat (1)
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
UUD 1945 Pasal 30 ayat (2)
“Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan kemanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.
UUD 1945 Pasal 30 ayat (5)
”Syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan negara
diatur dengan undang-undang.

2. TAP MPR RI Nomor


IV/MPR/1999 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
Bab IV Arah Kebijakan
1) Pertahanan dan Keamanan
2) Mengembangkan kemampuan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
dengan TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama didukung komponen
lainnya dari kekuatan pertahanan dan keamanan negara dengan
meningkatkan keasadaran bela negara melalui wajib latih dan membangun
kondisi juang serta mewujudkan kebersamaan TNI dan POLRI dan Rakyat.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

3. Undang-Undang No 3
tahun 2002 tentang pertahana Negara
Pasal 7 ayat (2)
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
TNI sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendukung.
Pasal 8 ayat (1)
Komponen cadangan atas warga negara atas sumber daya alam, sumber daya
buatan serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen
utama.
Pasal 8 ayat (3)
Komponen cadangan dan komponen pendukung sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (1) diatur dengan Undang-Undang.
Pasal 9 ayat (1)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dala penyelenggaraan pertahanan negara.
Pasal 20 ayat (2)
Segala sumber daya nasional yang berupa sumber daya manusia, sumber daya
alam dan buatan, nilai-nilai, teknologi dan dana dapat didayagunakan untuk
meningkatkan kemampuan pertahanan negara yang diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 25 ayat (1)
Pertahanan negara dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 25 ayat (2)
Pembiayaan pertahanan negara ditujukan untuk membangun, mememlihara,
mengembangkan dan menggunakan TNI serta kekuatan komponen pertahanan
negara lainnya.
4. Keputusan Bersama mentri
Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi
Daerah Republik Indonesia Nomor :
KB/14/M/X/2000
6/U/KB/2000
39 A Tahun 2000
Tanggal 11 Oktober 2000 tentang pembinaan dan Pemberdayaan Resimen
Mahasiswa

5. Surat Menteri Dalam Negeri


dan Otda Nomor : 188-42/2764/S tanggal 23 November 2000 tentang Tindak
Lanjut KB 3 Menteri tahun 2000

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

6. Surat Edaran Dirjen Dikti


Depdiknas Nomor : 212/D/I/2001 tanggal 19 Januari 2000 tentang Tindak
Lanjut KB 3 Menteri Tahun 2000.

7. Surat Telegram Ditjen


Sumdaman Dephan RI Nomor : ST/02/2001 tanggal 23 Januari 2001 tentang
Kedudukan Resimen Mahasiswa.

Secara aspek hukum sesuai SKB 3 Menteri Tahun 2000 tentang Pembinaan dan
Pemberdayaan Menwa, keberadaan dan pembinaan Menwa diatur sesuai dengan
tugas dan fungsi Departemen terkait.
1. Kegiatan ekstra kurikuler Mahasisa dibidang olah keprajuritan, kedisiplinan,
dan wawasan bela negara dilaksanakan melalui Unit kegiatan Mahasiswa
(UKM) dan menjadi tanggungjawab Pimpinan Perguruan Tinggi.
2. Pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa sebagai komponen
pertahanan negara menjadi tanggungjawab Menteri Pertahanan.
3. Pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa dalam melaksanakan
fungsi perlindungan masyarakat menjadi tanggungjawab Menteri Dalam
Negeri dan Otonomi Daerah.
Ketentuan ini telah menetapkan adanya pemisahan kewenangan dalam
pembinaan dan pemberdayaan Menwa sesuai tugas dan fungsi masing-masing
departemen, namun mengandung pengertian bahwa dalam pemisahan
kewenangan ini masih memiliki saling keterkaitan dalam pembinaan dan
pemberdayaan Resimen Mahasiswa.

Sebagai kelanjutan SKB 3 Menteri Tahun 2000 telah dikeluarkan kebijakan sebagai
aturan pelaksanaan oleh masing-masing Departemen terkait sebagai berikut :
1. Surat Edaran Dirjen Dikti Depdiknas Nomor : 212/D/I/2001 tanggal 19 Januari
2000 tentang Tindak Lanjut KB 3 Menteri Tahun 2000
a. Didalam Perguruan Tinggi dapat dibentuk UKM dibidang olah
keprajuritan, kedisiplinan, dan wawasan bela negara yang mengacu dan
berpedoman sebagaimana diatur dalam keputusan Mendikbud No :
155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di
Perguruan Tinggi
b. Dalam melaksanakan kegiatan UKM seperti dimaksud pada butir (a)
bertanggungjawab kepada pimpinan Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
c. Pengaturan tentang nama, struktur organisasi, dan ketentuan lainnya
didalam UKM dan diserahkan sepenuhnya kepada perguruan tinggi yang
bersangkutan.
d. Selaku anggota UKM tidak dibenarkan memakai atau mengenakan
seragam atau atribut yang resmi seperti digunakan oleh TNI / POLRI.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Dalam perkembangannya, pembentukan UKM Bela Negara ataupun


UKM Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi perlu dikeluarkan kebijakan
lebih lanjut untuk mensinergikan hubungan antara pembinaan dan
pemberdayaan potensi UKM Bela Negara ataupun Resimen Mahasiswa diluar
Perguruan Tinggi.
Realita yang dihadapi Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi pun
sangat beragam, antara lain yaitu:
a) Resimen Mahasiswa ditiadakan sama sekali di Perguruan Tinggi
b) Resimen Mahasiswa diganti keberadaannya menjadi UKM Bela Negara
c) Resimen Mahasiswa tetap menjadi UKM Resimen Mahasiswa

2. Surat Telegram Dirjen Sumdaman Dephan No : ST/02/I/2001 tanggal 23


Januari tentang Penunjukan Sementara
a) Kedudukan Skomen berada ditiap Propinsi dibawah pembinaan Pangdam
sebagai PTF Dephan, Pabandia Wanra selaku pengawas kegiatan sehari-
hari Menwa sebagai komponen pertahanan
b) Pendidikan Dasar Menwa masih berpedoman kepada Keputusan Dirjen
Persmanvet Nomor : KEP/03/III/1996 tanggal 14 Maret 1996, dengan
penyesuaian kurikulum dan silabus.
c) Penggunaan seragam didalam kampus disesuaikan dengan kebijakan
Pimpinan Perguruan Tinggi.
Kebijakan ini belum dapat dijadikan pedoman karena tidak didukung oleh
aturan pelaksanaan yang jelas dan tidak sesuai perkembangan serta belum
mewadahi keikutsertaan mahasiswa dalam bela negara sesuai tugas dan fungsi
Dephan, hal ini terjadi karena dasar hukum Menwa sebagai komponen
Pertahanan Negara yaitu Undang-Undang No. 20 tahun 1982 tentang
ketentuan-ketentuan Hankamneg, yang sebagai kelanjutannya saat ini
dialaksanakan penyusunan dan perumusan undang-undang komponen
cadangan, komponen pendukung. Latihan dasar militer secara wajib dan
undang-undang pendidikan kewarganegaraan.

3. Surat Mendagri Nomor : 234/294.D.III tanggal 28 Januari 2001 perihal


dukungan kegiatan Menwa.
a) Pembinaan dan pemberdayaan Menwa dalam melaksanakan fungsi
perlindungan masyarakat menjadi tanggungjawab Mendagri dan Otonomi
Daerah
b) Pembiayaan sebagai akibat penggunaan Menwa dalam melaksanakan
fungsi Linmas dibebankan dan dianggarkan dalam APBD Propinsi masing-
masing.
Kebijakan Mendagri perihal dukungan kegiatan resimen Mahasiswa dalam
melaksanakan fungsi perlindungan masyarakat tidak memberikan arti yang
banyak terhadap keberadaan Menwa sebagai organisasi, dibuktikan dengan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

sulitnya memasukkan pembiayaan Resimen Mahasiswa dalam APBN masing-


masing Skomen yang ada ditiap Propinsi.
Dengan artian untuk tetap menjaga eksistensi organisasi Resimen Mahasiswa
sebagai sebuah organisasi harus segera mereposisi diri, sehingga tidak
menimbulkan preseden negatif pada interen organisasi khususnya anggota
Resimen Mahasiswa, dan dapat menaikkan kembali image positif dikehidupan
Perguruan Tinggi.

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI ERA REFORMASI


1. Tugas Pokok
a) Merencanakan, mempersiapkan dan menyususn seluruh potensi
mahasiswa pada setiap Propinsi Daerah Tingkat I untuk memantapkan
ketahanan nasional.
b) Membantu terlaksananya pembinaan kesadaran bela negara serta
kelancaran kegiatan dan program lainnya di perguruan tinggi.
c) Menjaga kesiagaan agar senantiasa siap dikerahkan dalam upaya
pembelaan negara dengan melalui pelatihan dasar kemiliteran dan
pembinaan / pelatihan lanjutan baik perorangan maupun satuan, untuk
memperbesar dan memperkuat kemampuan dan kekuatan komponen
utama baik dalam rangka pelaksanaan operasi militer non perang tanpa
mobilisasi.
2. Fungsi
a) Melaksanakan, memelihara dan meningkatkan kemampuan baik
perorangan maupun satuan bidang pertahanan negara sebagai bagian dari
komponen cadangan dan wujud keikutsertaan warga negara dalam upaya
bela negara.
b) Melaksanakan pembinaan disiplin anggota Resimen Mahasiswa baik
sebagai mahasiswa maupun sebagai warga masyarakat.
c) Bersama dengan mahasiswa lainnya membantu terwujudnya kehidupan
kampus yang tentramdan tertib
d) Membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program perguruan tinggi
dan program kemahasiswaan lainnya
e) Membantu menumbuhkan dan meningkatkan sikap bela negara di
masyarakat sebagai partisipasi segenap komponen masyarakat secara total,
terpadu, terarah, dan berlanjut untuk mempertahankan tegaknya
kedaulatan negara dan utuhnya wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
f) Membantu terwujudnya penyelenggaraan fungsi perlindungan masyarakat
di perguruan tinggi.

E. STRUKTUR ORGANISASI
1. Kedudukan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

a) Resimen Mahasiswa pada setiap Propinsi Daerah Tingkat I dipimpin oleh


seorang Komandan Resimen Mahasiswa (Danmenwa) yang dijabat oleh
seorang anggota Resimen Mahasiswa aktif yang sekurang-kurangnya telah
menduduki semester VI atau alumni Menwa yang sedang menempuh studi
S-1, S2, atau S-3 dengan masa jabatan 2 tahun.
b) Unsur Staf Komando Menwa (Skomenwa) dikoordinasikan oleh Kepala Staf
Menwa (Kasmenwa) yang dipilih dari seorang anggota Menwa aktif yang
sekurang-kurangnya telah menduduki semester IV dan diangkat oleh
Danmenwa atas pengetahuan pimpinan perguruan tinggi yang
bersangkutan dengan masa jabatan 2 tahun..
c) Unsur pelaksana administrasi dan teknis operasional Skomenwa dibantu
oleh asisten dan unsur pelayanan komando (Suryando) yang dipilih dari
anggota Menwa aktif yang sekurang-kurangnya telah menduduki semester
II dan diangkat oleh Danmenwa atas pengetahuan pimpinan perguruan
tinggi yang bersangkutan, dengan masa jabatan 2 tahun.
d) Unaur pelaksana Menwa adalah Bataliyon yang dipimpin oleh Komandan
Bataliyon (Danyon) dibantu oleh staf yang diangkat oleh staf yang diangkat
leh Danmenwa atas pengetahuan pimpinan perguruan tinggi yang
bersangkutan membawahi satuan setingkat kompi sesuai dengan jurusan /
fakultas yang ada dan secara regional mengkoordinasikan satuan-satuan
yang ada dibawahnya
e) Unsur pelaksana teknis Menwa adalah satuan, yang dipimpin oleh
Komandan Satuan Menwa (Dansatmenwa) yang dibantu oleh Kaursat
Menwa masing-masing dipilih dari anggota Satmenwa dan diangkat oleh
pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan.
f) Pembinaan satuan Menwa adalah dosen / purek yang diangkat oleh
Rektor, Ketua atau Direktur pada perguruan tinggi yang bersangkutan
guna membina dan mengarahkan Menwa pada Satuan Perti serta
bertanggungjawab kepada Pimpinan Perguruan Tinggi.
2. Struktur Kepemimpinan
a. Unsur Pimpinan : Komandan Resimen Mahasiswa
b. Unsur Staf Komando Resimen Mahasiswa (Skomenwa) yang organisasinya
terdiri dari :
1) Kepala Staf Menwa (Kasmenwa)
2) Asisten I bidang Pengamanan (Aspam)
3) Asisten II bidang Operasi (Asops)
4) Asisten III bidang Logistik ((Aslog)
5) Asisten IV bidang Teritorial (Aster)
6) Asisten VI bidang Keputrian (Astrian)
c. Unsur Pelayan Komando (Suryando) yang organisasinya terdiri dari :
1) Kepala Sekretariat
2) Komandan Detasemen Markas (Dandenma)

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

3) Kepala Polisi Resimen (Kapolmen)


d. Unsur Pelaksana Tingkat Batalyon
e. Unsur Pelaksana Tingkat Kompi
f. Unsur Pelaksana Tingkat Satuan yang organisasinya terdiri dari :
1) Pembina Satuan Resimen Mahasiswa
2) Komandan Satuan Resimen Mahasiswa
3) Kepala Urusan Satuan Menwa yang terdiri dari Urusan Pengamanan
(Aspam), Urusan Pendidikan Dan Latihan (Urdiklat), Urusan
Administrasi (Urmin), Urusan Khusus (Ursus)
4) Suryando yang terdiri atas Kepala Sekretariat (Kaset), Komandan
Kompi Markas (Dankima) dan Kepala Provoost (Kaprov)

F. TANTANGAN MASA DEPAN SEBUAH ORGANISASI


1. Ketentuan Pengorganisasian di Perguruan Tinggi
Organisasi Resimen Mahasiswa dalam Perguruan Tinggi adalah Unit
Kegiatan Mahasiswa yang berkedudukan setara dengan unit kegiatan
kemahasiswaan yang lain, sedangkan hubungan dengan UKM lain adalah
bersifat koordinatif yang bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan
Perguruan Tinggi, dan secara khusus mempunyai garis Komando dan
koordinasi ke Komando Resimen Mahasiswa secara kewilayahan di setiap
Propinsi.

a. Nama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)


Nama UKM untuk di Perguruan Tinggi sesuai dengan arahan Surat Edaran
Dikti Depdiknas adalah UKM Bela Negara kecuali terhadap Perguruan
Tinggi yang tidak bermasalah tetap menggunakan nama Resimen
Mahasiswa (Menwa)
b. Organisasi
1) Program Umum Kegiatan
a) Meningkatkan wawasan kebangsaan dan bela negara
b) Pengabdian kepada masyarakat
c) Penegakkan disiplin antara lain dengan olah keprajuritan
2) Sistem penerimaan anggota UKM dilaksanakan atas dasar sukarela dan
selektif dan wajib melalui proses Pra Pendidikan Dasar di jajaran Satuan
yang kemudian mengikuti Pendidikan Dasar Menwa tingkat
Skomenwa.
3) Seragam dan Atribut
Bagi Perguruan Tinggi yang memiliki aturan tersendiri dalam hal
seragam diserahakan sepenuhnya ntuk mengadakan seragam dan atau
tetap menggunakan seragam Menwa yang telah diaturkan dalam
Petunjuk Pelaksanaan Seragam dan Atrbut Menwa.
c. Ketentuan Pembinaan di Perguruan Tinggi

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Organisasi Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi dalam pembinaanya


menjadi wewenang dan tanggungjawab pimpinan Perguruan Tinggi, yang
menyangkut pembinaan, pengembangan, organisasi dan wawasan bela
kebangsaan dalam rangka kegiatan ekstra kurikuler.
Pembinaan UKM diarahkan untuk membentuk Warga Negara Indonesia
yang berpendidikan, setia kepada bangsa dan negara dan sadar akan hari
depan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Ketentuan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi
Organisasi Resimen Mahasiswa dapat didayagunakan oleh pimpinan
perguruan tinggi sesuai dengan kegiatan ekstra kurikuler yang terkait
dengan kegiatan UKM lain.
1) Pemberdayaan
Sebagai UKM Menwa / Bela Negara melakukan usaha-usaha aktif
bersama komponen mahasiswa lain dalam rangka mendorong
terlaksananya TriDharma Perguruan Tinggi.
2) Pendanaan
a) Perguruan Tinggi
b) Sumber lain yang sah menurut hukum dan tidak mengikat
2. Ketentuan Pengorganisasian diluar Perguruan Tinggi
Dalam ketentuan pengorganisasian diperguruan tinggi Resimen Mahasiswa
dibentuk secara kewilayahan dan dibawah tanggungjawab Panglima Daerah
Militer selaku Pelaksana Tugas Dan Fungsi (PTF) Departemen Pertahanan di
daerah, sedangkan selaku koordinator satuan-satuan di tingkat kampus
dibentuk Skomenwa yang dipimpin oleh Danmenwa dari anggota Menwa aktif
/ Alumni Menwa
3. Ketentuan Pembinaan diluar Perguruan Tinggi
Dalam kegiatan diluar Perguruan Tinggi Pembinaan Menwa yang terkait
dengan olah keprajuritan dan kedisiplinan menjadi tanggungjawab Pangdam
selaku PTF Dephan di daerah, sedangkan kegitan yang terkait dengan masalah
kemanusiaan berupa Perlindungan Masyarakat (Linmas) menjadi
tanggungjawab Gubernur Propinsi.
4. Ketentuan Pemberdayaan diluar Perguruan Tinggi
Dalam upaya Pemberdayaan Menwa di luar Perti yang terkait dengan Rakyat
Terlatih (Ratih) dibawah tanggungjawab Pangdam yang dikoordinasikan
dengan pimpinan Perti, sedangkan pemberdayaan Menwa yang terkait dengan
kegiatan kemanusiaan dan aktifitas Linmas menjadi tanggungjawab Gubernur
Propinsi yang dikoordinasikan dengan Pangdam serta Pimpinan Perguruan
Tinggi.
5. Pengawasan dan Pengendalian
a) Pimpinan Perguruan Tinggi melaksanakan pengawasan dan pengendalian
seluruh kegiatan dan administrasi Satmenwa yang ada kaitanya dengan
kegiatan perguruan tinggi dan pengabdian masyarakat.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

b) Gubernur Kepala Daerah melaksanakan pengawasan dan pengendalian


kegiatan Menwa dalam pelaksanaan fungsi perlindungan masyarakat dan
ketertiban umum.
c) Pangdam melaksanakan pengawasan dan pengendalian seluruh kegiatan
Menwa dalam pelaksanaan fungsi sebagai bagian dari kekuatan cadangan
pertahanan.

Demikianlah Resimen Mahasiswa Indonesia dengan sejarah pendirian dan


pembentukannya sampai dengan sekarang, sangat dibutuhkan kebijakan pemerintah
untuk lebih mendukung aktualisasi organisasi dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan
Fungsi sehingga keberadaan organisasi sebagai bagian daripada sistem Pertahanan
Negara dapat lebih memeberikan arti, baik dilingkungan perguruan tinggi sebagai
basis awal Resimen Mahasiswa dan tengah masyarakat pada umumnya.
Situasi dan kondisi pola pemerintahan di era reformasi sekarang harus
direspon positif oleh jajaran Resimen Mahasiswa Indonesia sehingga organisasi
sebagai wadah akan menjadi lebih kokoh dan jelas dalam pelaksanaan fungsi dan
tugas pokoknya dengan berbagai lembaga pemerintahan.
Diperlukan seragam visi dan misi pimpinan organisasi secara kewilayahan
untuk menghadapi tantangan masa depan organisasi yang lebih beragam sehingga
tidak ditemukan konsepsi pemikiran berbeda tentang keberadaan organisasi secara
terpusat dan nasional dalam institusi organisasi Resimen Mahasiswa dengan tetap
berpedoman kepada Panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa Indonesia serta Tekad
dan Pendirian Resimen Mahasiswa Indonesia.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Hari/Tanggal : Sabtu, 27 November 2010


Materi : Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
Penyaji : Aristyanto, S.Si

PPBN
( PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA )

RUANG LINGKUP
A. Pendahuluan
B. Tujuan dan Sasaran
C. Penyelenggaraan PPBN
D. Obyek PPBN
E. Lima Unsur PPBN
F. Penutup

A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
1. Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan terhadap stabilitas nasional
datang dari dalam dan luar akan dapat diatasi dengan adanya kemanunggalan
antara TNI – Rakyat
2. Masa ke depan, ancaman terhadap bangsa dan negara akan selalu ada,
sehingga mengikutsertakan rakyat dalam upaya pembelaan negara.

Dasar Hukum
1. Pasal 30 ayat 1 Amandemen UUD 1945 Pasal 27 ayat 3
”Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam upaya pembelaan negara”
2. UU No. 20 Tahun 1982 Pasal 18
Hak dan kewajiban warga negara diselenggarakan melalui :
- PPBN
- Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
3. Pasal 19 UU No. 20 Tahun 1982
a. PPBN diselenggarakan guna memasyarakatkan upaya bela negara serta
menegakkan hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara.
b. PPBN wajib diikuti setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap
 Tingkat Dasar dengan gerakan Pramuka
 Lanjutan dengan bentuk pendidikan kewiraan pada Pendidikan Tinggi

B. TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan
1. Letak Dasar Pemikiran dan tumbuh kembang sikap, tingkah laku sebagai
pejuang dan kesatria Indonesia untuk mencintai tanah air Indonesia

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2. Menumbuhkembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta


selalu memegang teguh persatuan dan kesatuan serta mengutamakan
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi maupun golongan
3. Menumbuhkembangkan keyakinan yang mendasar akan kebenaran Pancasila
sebagai falsafah Idiologi dan Dasar negara
4. Menumbuhkembangkan ciri dan sifat rela berkorban segala yang dimiliki
seperti : waktu, pikiran, tenaga, benda maupun jiwa dan raga untuk
kepentingan bangsa dan negara
5. Memberikan kemampuan awal bela negara yaitu bentuk sikap mental
pembinaan jasmani dan rokhani

Sasaran
1. Lingkungan Pendidikan
a. Sadar akan peranannya sebagai tunas bangsa
b. Paham nilai perjuangan bangsa
c. Paham akan arti pembangunan bangsa
d. Memiliki watak dan sikap pejuang dan kesatria yang penuh jiwa
pengabdian serta memiliki sikap ulet dan pantang menyerah
e. Memiliki disiplin tinggi dan menuntut ilmu pengetahuan dan Tekhnologi
dengan didasari motivasi kuat
f. Memiliki keyakinan akan kebenaran dan kesaktian Pancasila sebagai
Idiologi dan falsafah hidup
g. Menghayati ajaran agama masing-masing
h. Memiliki kasih sayang diantara sesama dan membangun kerukunan dan
kerjasama positif di sekolah
i. Memiliki sopan santun, menghargai orang tua, guru dan sesama murid
2. Lingkungan Pegawai
a. Utamakan persatuan dan kesatuan
b. Motivasi kerja tinggi, rela berkorban
c. Sadar akan pengamanan lingkungan dan bela negara
d. Aktif, kreatif, produktif
e. Disiplin Tinggi
f. Taat dan sadar kewajibannya, patuh
g. Menjaga lingkungan kerja yang tertib
h. Menghayati agama
i. Sehat Jasmani dan rokhani
3. Lingkungan Pemukiman
a. Memahami nilai Perjuangan bangsa
b. Memiliki kesatuan dan persatuan
c. Memiliki keyakinan akan kebenaran dan kesaktian Pancasila
d. Saling menghormati dan menghargai
e. Bersih, tertib, sehat lingkungan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

f. Menghayati ajaran agama


g. Memiliki rasa kasih sayang diantara agama
h. Sehat jasmani dan rokhani

C. PENYELENGGARA PPBN
1. Kedudukan PPBN
a. Integral dari sistem Pendidikan nasional
b. Bukan Pendidikan Militer
c. Dilakukan oleh Pembinaan teman umumnya dan oleh tenaga Pendidik
khususnya
d. Wajib diikuti tiap warga sebagai sumber kekuatan pertahanan dan
keamanan negara dan kekuatan kebangsaan nasional
2. Tatanan Tanggungjawab
a. Departemen Pertahanan dan Keamanan
b. Pembina utama PPBN adalah lembaga yang melaksanakan
Pembinaan/pendidikan terhadap tenaga manusia

D. OBYEK PPBN
1. Obyek PPBN adalah Lingkungan Pendidikan, Lingkungan Pekerjaan,
Lingkungan Pemukiman
2. Metode Penyelenggaraan PPBN adalah: Lingkungan Pendidikan, Edukatif,
Persuasif, Pragmatis disebut jalur Pendidikan sekolah
3. Pendidikan formal adalah Pendidikan yang diselenggarakan malalui prasarana
terlembaga seperti sekolah, akademika dan Perguruan Tinggi

Penyelenggaraan PPBN dilingkungan Pendidikan


1. Ketentuan Umum
a. Semua Lingkungan formal wajib PPBN
b. Diberikan secara umum dan khusus baik teori maupun praktek
c. Dilaksanakan sendiri
d. Disesuaikan dengan tingkat dan jenjang Pendidikan
e. Mengintegrasikan ke dalam setiap pelajaran
f. Diadakan evaluasi
2. Ketentuan Khusus
a. Tidak boleh diterapkan dengan sistem Pendidikan Militer
b. PPBN bukan sistem Pendidikan Militer
c. Dilakukan didalam dan diluar komplek sekolah

Penyelenggaraan PPBN dilingkungan Pekerjaan


1. Ketentuan Umum
a. Praktis dan persuasif
b. Tanpa mengurangi waktu kerja

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

c. Ceramah, penanaman disiplin dan keterampilan


2. Ketentuan Khusus
a. Setiap pimpinan kerja pemerintah/swasta bertanggungjawab atas
penyelenggaraan PPBN
b. Wajib analisis dan evaluasi secara periodik

Penyelenggaraan PPBN dilingkungan Pemukiman


1. Ketentuan Umum
a. Lingkungan tempat tinggal : RT, RW dan seterusnya
b. Penyelenggaraan swadaya masyarakat
c. Kegiatan ceramah, dakwah, penyuluhan dan lain-lain
3. Ketentuan Khusus
a. Tidak ada batas umur
b. Tiap aparat desa, LKMD, RT, RW

E. LIMA UNSUR PPBN


1. Cinta tanah air
a. Tanah air telah memberikan kehidupan
b. Adanya ancaman yang membahayakan
c. Adanya Sumber kekayaan, kesuburan, dan keindahan
d. Diharapkan mengenal dan memahami wilayah nusantara, memahami,
melestarikan dan mencintai lingkungan, menjaga nama baik dan
mengharumkan negara
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara Indonesia
a. Sadar berbangsa artinya: mencintai budaya bangsa dan mengutamakan
kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi maupun golongan
b. Bernegara Indonesia artinya: memahami, menghayati serta melaksanakan
apa yang menjadi hak dan kewajiban warga negara
c. Memiliki jiwa patriotisme
d. Mentaati segala peraturan yang berlaku
e. Sadar akan tugas dan tanggungjawab
f. Memiliki rasa Persatuan dan kesatuan
3. Meyakini akan kesaktian Pancasila
a. Pancasila sebagai tiang atau dasar negara
b. Dengan mengamalkan Pancasila, bangsa dan negara akan jaya
c. Setiap pertentangan dapat diselesaikan dengan musyawarah
d. Sebagai Idiologi dan Pandangan hidup bangsa
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan negara
a. Mencurahkan perhatian, tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan tugas
b. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi maupun
golongan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

c. Berperan aktif dalam kegiatan sosial, seperti gotong royong dengan


masyarakat setempat untuk membersihkan lingkungan
5. Mempunyai kemampuan awal Bela negara
a. Secara Psikis
 Disiplin
 Ulet
 Kerja keras
 Mentaati peraturan yang berlaku
 Percaya diri
 Tahan uji dan pantang menyerah
b. Secara Fisik
 Memiliki kondisi kesehatan dan kemampuan yang tidak bersifat latihan
militer yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara
 Sehat jasmani dan rokhani

F. PENUTUP
1. Lima unsur PPBN tersebut adalah Pelaksanaan Pendidikan Bela Negara tahap
awal maupun tahap lanjutan.
2. Materi PPBN yang diperlukan untuk menanamkan, menumbuhkan,
memelihara dan mengembangkan unsur-unsur Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara dapat menggunakan cara mengembangkan contoh-contoh nyata sesuai
dengan kebutuhan.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Hari/Tanggal : Jumat, 3 November 2006


Materi : PBB
Penyaji : Mushoffa

PBB
(Peraturan Baris-Berbaris)

Ruang Lingkup
1. Pengertian
2. Maksud dan Tujuan
3. Macam-macam Gerakan dalam PBB

A. Pengertian
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara hidup angkatan Bersenjata yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

B. Maksud dan Tujuan


1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas rasa persatuan,
disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas diatas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga
menanamkan rasa tanggungjawab.
2. Yang dimakasud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan
tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas
pokok tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah adanya rasa senasib dan
penanggungan serta ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan
tugas.
4. Yang dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas
diatas kepentingan individu yang hakekatnya tidak lain adalah keikhlasan
individu.
5. Yang dimaksud dengan rasa tanggungjawab adalah keberanian untuk
bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan
tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan yang akan dapat
merugikan kesatuan.

C. Macam-macam Gerakan dalam PBB


1. Aba-Aba
Pengertian aba-aba : adalah perintah yang diberikan oleh seorang Komandan
kepada pasukan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut.
Macam aba-aba ada tiga bagian dengan urutan-urutan:

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

a. Aba-aba petunjuk
Dipergunakan hanya jika perlu, untuk menegaskan maksud daripada aba-
aba peringatan/pelaksanaan. Contoh:
Untuk perhatian – istirahat di tempat = GERAK
Kepada Inspektur Upacara – hormat = GERAK
b. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh:
Lencang kanan = GERAK
Istirahat ditempat = GERAK
Hormat = GERAK
c. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk
melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan secara serentak atau
berturut-turut. Aba-aba yang dipakai adalah:
1. GERAK : Tanpa meninggalkan tempat
Contoh : Siap = GERAK, Hadap kanan = GERAK
2. JALAN : Meninggalkan tempat
Contoh : Maju = JALAN, Tiga langkah ke kanan = JALAN
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,
maka aba-aba pelaksanaan harus didahului dengan aba-aba peringatan
: MAJU
3. MULAI : Dilakukan secara berturut-turut
Contoh : Hitung = MULAI, Bersaf kumpul = MULAI

2. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata


a. Sikap Sempurna
Aba-aba : Siap = GERAK
Pelaksanaan :
1. Pada ba-aba pelaksanaan badan / tubuh berdiri tegap,
kedua tumit rapat dan membentuk sudut 45 0, lutut lurus dan paha
dirapatkan, berat badan dibagi atas kedua kaki. Perut ditarik sedikit
dan dada dibusungkan, pundak ditarik kebelakang sedikit dan tidak
dinaikan.
2. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari
tangan menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha, punggung
ibu jari menghadap ke depan, mulut ditutup, mata memandang lurus
mendatar kedepan, dan bernafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba : Istirahat ditempat = GERAK
Pelaksanaan :

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiridengan


jarak sepanjang telapak kaki ( + 30cm)
2. Kedua belah lengan dibawa kebelakang dibawah pinggang, punggung
tangan kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan
dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan
diantara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengan dilemaskan, badan
dapat bergerak.
Catatan : Pada saat istirahat parade sikap istirahat masih sama hanya
saja tangan ditarik ke atas sedikit (dipinggang) tidak boleh bergerak,
berbicara dan pandangan tetap kedepan.
c. Periksa kerapian
Aba-aba : Periksa kerapian = MULAI
Periksa kerapian dimaksudkan untuk merapikan perlengkapan yang
dipakai anggota pada saat itu dan pasukan dalam keadaan istirahat
Pelaksanaan :
1. Pada aba-aba peringatan, pasukan secara serentak mengambil sikap
sempurna
2. Pada saat aba-aba pelaksanaan dengan serentak membungkukkan
badan masing-masing, mulai memeriksa atau membetulkan
perlengkapan dibawah (ujung kaki) keatas sampai ketutup kepala
3. Setelah yakin sudah rapi, masing-masing anggota pasukan mengambil
sikap sempurna
4. Setelah pelatih / dan pasukan melihat semua pasukannya sudah selesai
(sudah dalam keadaan sikap sempurna) maka pelatih / Komandan
pasukan memberikan aba-aba = SELESAI
5. Pasukan dengan serentak mengambil sikap istirahat.
d. Lencang kanan / kiri
1. Lencang kanan / kiri (hanya dilakukan dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan / kiri = GERAK
Pelaksanaan : gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna
a. Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan / kiri
kesamping. Jari-jari tangan kanan / kiri menggenggam, punggung
tangan menghadap keatas.
b. Bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan / kiri dengan
tidak terpaksa kecuali penjuru kanan / kiri tetap menghadap
kedepan.
c. Masing-masing meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang-
orang yang berada disebelah kanan / kiri sampai kepada penjuru
kanan / kirinya. Jarak kesamping harus sedemikian rupa hingga
masing-masing jari-jari menyentuh bagu kanan / kiri orang yang
berada disebelah kanan / kirinya.
d. Penjuru kanan / kiri tidak berubah tempat.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Catatan :
 Kalau bersaf tiga, maka bagi mereka yang berada di saf tengah
dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka kesamping dengan
tidak mengankat tangan.
 Penjuru pada saf tengah dan belakang mengambil antara ke
depan dan setelah lurus menurunkan tangan. Setelah masing-
masing dirinya berdiri lurus dalam barisan, maka semua berdiri
ditempatnya dan kepala tetap dipalingkan ke kanan / kekiri.
Semua gerakan dikerjakan dengan badan tegak seperti pada sikap
sempurna.
 Pada waktu komandan pasukan / barisan memberikan aba-aba
” Lencang kanan / kiri ” dan barisan sedang meluruskan safnya,
Komandan pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan
kelurusan saf dari sebelah kanan / kiri pasukan, dengan menitik
beratkan kepada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu)
2. Setengah lengan lencang kanan / kiri
Aba-aba : Setengah lengan lencang knan / kiri = GERAK
Pelaksanaan :
Seperti lencang kanan / kiri, tetapi tangan kanan / kiri dipinggang
(bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri
disebelah, pergelangan tangan lurus, ibu jari se sebelah belakang dan
empat jari lainnya rapat satu dengan yang lain disebelah depan. Pada
aba-aba tegak = GERAK semua serentak menurunkan lengan
memalingkan muka kembali ke depan dan berdiri dalam sikap
sempurna.
3. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang-Depan = GERAK
Pelaksanaan :
Penjuru tetap sikap sempurna, nomor dua dan seterusnya meluruskan
ke depan dengan mengangkat tangan. Bila berbanjar tiga maka saf
terdepan mengambil antara satu lengan / setengah lengan disamping
kanan, setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakkan kepala
kembali dengan serentak. Anggota-anggota yang ada dibanjar tengah
da kiri melaksanakannya tanpa mengangkat tangan.
e. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung = MULAI
Pelaksanaan :
Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan,
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan.
Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut tiap prajurit mulai dari penjuru
kanan menyebut nomornya sambil memalingkan muka kembali ke depan.
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Jika berbanjar maka pada aba-aba peringatan semua prajurit tetap dalam
keadaan sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan tiap prajurit mulai
dari penjuri kanan depan berturut-turut ke belakang menyebutkan
nomornya masing-masing. Penyebutan nomor diucapkan penuh.
f. Perubahan arah
1. Hadap kanan / kiri
Aba-aba : Hadap Kanan / Kiri = BERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri / kanan diajukan melintang didepan kaki kanan / kri,
lekuk kaki kiri / kanan berada di ujung kaki kanan / kiri, berat
badan berpindah ke kaki kiri / kanan.
b. Tumit kaki kan / kiri dengan badan diputar ke kanan 900
c. Kaki kiri / kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan / kiri seperti
dalam keadaan sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan / kiri
Aba-aba : hadap serong kanan / kiri = GERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri / kanan diajukan ke muka berjajar dengan kaki
kanan / kiri
b. Berputar arah 450 ke kanan / kiri
c. Kaki kiri / kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
Aba-aba : Balik Kanan = GERAK
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam
daripada hadap kanan) didepan kaki kanan. Tumit kakikanan beserta
dengan badan diputar ke kanan 1800. kaki kiri dirapatkan pada kaki
kanan.
g. Bubar
Aba-aba : Bubar = JALAN
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan tiap prajurit menyampaikan penghormatan
kepada komandan sesudah dibalas kembali dalam sikap sempurna
kemudia melakukan ”balik kanan” dan setelah menghituh dua kali dalam
hati, melaksanakan gerakan seperti langkah pertama dalam gerak Maju =
JALAN selanjutnya bubar menuju tempat masing-masing.

3. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata


Langkah dapat dibeda-bedakan sebagai berikut :
Macam langkah Panjangnya Tempo
 Langkah biasa 65 cm 106 tiap menit
 Langkah tegap 65 cm 106 tiap menit

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

 Langkah perlahan 40 cm 30 tiap menit


 Langkah ke samping 40 cm 70 tiap menit
 Langkah ke belakang 40 cm 70 tiap menit
 Langkah ke depan 60 cm 70 tiap menit
 Langkah diwaktu lari 80 cm 165 tiap menit
 Jalan ditempat - 106 tiap menit
Panjangnya semua langkah diukur dari tumit ke tumit.
a. Maju Jalan
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju = JALAN
Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri
diajukan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat sejajar dengan
tanah setinggi + 20 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak
satu langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke
depan 900, lengan kiri 300 ke belakang dengan tangan menggenggam.
Pada langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus
dilenggangkan ke depan 450 dan belakang 300, tangan kanan depan
mengambil dua titik yang terletak dalam satu garis sebagai arah barisan.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada
belakang leher. Dilarang keras berbicara dan melihat ke kiri / kanan.
Pada waktu melenggangkan lengan supaya jangan kaku.
b. Langkah Biasa
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap
sempurna. Waktu mengayunkan kaki kedepan lutut dibengkokkan
sedikit ( kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah
menurut jarak yang telah ditentukan.
2. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama
tumit diletakkan di tanah selanjutnya lengan diselenggarakan dengan
sewajarnya lurus ke depan dan ke belakang disamping badan dengan
450 ke belakang 300. jari jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa.
Punggung ibu jari menghdap keatas.
3. Bila berjalan dalam buhungan pasukan agar menggunakan hitungan
irama langkah (untuk kendali kesamaan langkah)
c. Langkah Tegap
1. Dari sikap sempurna. Aba-aba : Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah
pertama selebarsatu langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang
dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak
dengan berlebih-lebihantelapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah,
lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersamaan dengan langkah
pertama tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

samping luar, ibu jari tangan menghadap keatas. Lenggang lengan 90 0


ke depan dan 300 kebelakang.
2. Dari langkah biasa. Aba-aba : Langkah Tegap = JALAN. Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah
ditambah satu langkah selanjutnya mulai berjalan tegap.
3. Kembali kelangkah biasa (sedang berjalan). Aba-aba : Langkah biasa =
JALAN Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan jatuh ditanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan
langkah biasa, hanya langkah pertama dihentakkan selanjutnya berjalan
langkah biasa
d. Langkah ke samping
Aba-aba : ........ Langkah ke kanan / kiri = JALAN
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan / kiri dihilangkan kesamping kanan
/ kiri sepanjanh sepanjang + 40 cm. Selanjutnya kaki kiri / kanan
dirapatkan pada kaki kanan / kiri, sikap akan tetapi seperti pada sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
e. langkah ke belakang
Aba-aba : ......... Langkah Kebelakang = JALAN
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan melangkah ke belakang mulai dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Tangan tidak
boleh dilenggakan terus menerus. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan 4 langkah.
f. Langkah ke depan
Aba-aba : ...... langkah ke depan = JALAN
Pelaksanaan : Pada aba-aba pelaksanaan prajurit melangkah 60 cm tempo
langkah 70 tiap menit, menurut jumlah langkah yang diperintahkan.
Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentakan terus
menerus. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap seperti sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
g. Langkah diwaktu lari
1. Dari sikap sempurna, Aba-aba : Lari Maju = JALAN. Pelaksanaan : Pada
aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dengan lemas dan
diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan
menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang, badan agak
dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan
menghentakan kaki kiri satu langkah selanjutnya lari dengan panjang
langkah 80cm dan tempo langkah 165 tiap menit dengan cara kaki
diangkat secukupnya, telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak
kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2. Dari langkah biasa, Aba-aba : Lari = JALAN. Pelaksanaan : Pada aba-aba


peringatan pelaksanaannya sama dengan pada aba-aba peringatan no1.
aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ke
tanah. Kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya berlari menurut
ketentuan yang ada.
3. Kembali ke langkah biasa. Aba-aba : Langkah biasa = JALAN.
Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh ketanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan
langkah biasa, dimulai dengan kaki kiri dehentakkan bersamaan dengan
itu kedua lengan dilenggangkan.
h. Ganti Langkah
Aba-aba : Ganti Langkah = JALAN
Pelaksanaan :
1. Gerakan dapat dilakukan pada langkah biasa / tegap. Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah.
2. Sesudah itu ujung kaki kanan /kiri yang sedang di belakan dirapatkan
kepada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan itu lenggang tangan
dihentikan tanpa dirapatkan pada badan.
3. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan.
Langkah pertama tetap tetap sepanjang satu langkah. Kedua gerakan
ini dilakukan dalam satu hitungan.
i. Jalan ditempat
1. Dari sikap sempurna. Aba-aba : Jalan ditempat = GERAK. Pelaksanaan :
gerakan dimulai dengan kaki kiri , lutut barganti-ganti diangkat
sehingga paha rata-rata (horizontal), ujung kaki menuju ke bawah dan
tempo langkah sesuai dengan tempo langkah biasa. Badan tegak
pandangan mata tetap ke depan, lengan tetap lurus dirapatkan pada
badan (tidak dilenggangkan).
2. Dari langkah biasa, Aba-aba : Jalan di tempat = GERAK. Pelaksanaan :
aba-aba ppelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di
tanah, kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya dimulai dengan
kaki kiri / kanan berjalan di tempat. Selanjutnya gerakan jalan
ditempat.
3. Dari jalan tempat ke langkah biasa. Aba-aba : Maju = JALAN.
Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh ditanah,kemudian ditambah satu langkah di tempat dan mulai
berjalan dengan menghentakkan kaki kiri satu langkah ke depan dan
selanjutnya berjalan langkah biasa.
4. Dari jalan di tempat ke berhenti. Aba-aba : Henti = GERAK.
Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan /kiri jatuh di tanah lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

kanan / kiri dirapatkan pada kaki kiri / kanan menurut irama langkah
biasa dan mengambil sikap sempurna.
j. Berhenti
Aba-aba : Henti = GERAK
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di
tanah . setelah ditambah satu langkah selanjutnya kaki kanan / kiri
dirapatkan kemudian mengambil sikap sempurna.

k. Haluan kanan / kiri


1. Gerakan ini hanya dilakukan dalambentuk bersaf, guna merubah arah
tanpa merubah bentuk.
2. Berhenti ke behentri. Aba-aba : Haluan kanan / kiri = JALAN.
Pelaksanaan : setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri
berjalan ditempat dengan memutarkan arah secara perlahan-lahan
hingga merubah arah sampai sebesar 900. bersamaan dengan itu,
masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih ( dengan tidak
melenggang) sambul meluruskan safnya hingga mengubah arah sebesar
900, kemudian berjalan ditempat. Setelah penjuru kanan / kiri depan
melihat saf luncurnya memberi isyarat : LURUS, kemudian komandan
memberi aba-aba Henti = GERAKyang diucapkan pada waktu kaki /
kiri jattuhditananh.setelah ditambah satu langkah kemudian seluruh
pasukan berhenti.
3. Berhenti ke berjalan, aba-aba : Haluan kanan / kiri maju =JALAN.
Pelaksanaan : seperti haluan kanan / kiri dari berhenti pasukan maju
jalan yang berarakanny sama dengan gerakan lengkah biasa.
4. Berjalan ke berhenti. Aba-aba : Haluan kanan / kiri = Jalan. Pelaksanaan
: Aba-abapelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan /kiri jatuh
ditanah kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan
melakukan gerakan seperti haluan kanan / kiri dari berhenti ke
berhenti.
5. Berjalan ke berjalan, Aba-aba : Haluan kanan / kiri maju = JALAN.
Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kanan / kiri jatuh di tanah, kemudian ditambah satu langkah.
Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan / kiri dari
berhenti ke berjalan. Pada pelaksanaan haluan, lengan tidak
melenggang.

l. Melintang Kanan / Kiri


1. Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk
berbanjar , guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah
tetap.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2. Berhenti ke berjalan. Aba-aba : Melintang


kanan / kiri maju = JALAN. Pelaksanaan : Setelah aba-aba pelaksanan
melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan membuat
gerakan haluan kiri / kanan dari berhenti keberhenti, kemudian setelah
diberi aba-aba Maju = JALAN barisan melakukan gerakan Maju =
JALAN. Catatan, setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan
langsung memberikan aba-aba Maju= JALAN(pasukan tidak berhenti
dulu).
3. Berjalan ke berjalan. Aba-aba : Melintang
kanan / kiri maju = JALAN. Stelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu
langkah, barisan melakukan gerakan seperti gerakan melintang kanan /
kiri dari berhenti ke berjalan.
4. Berhenti ke berhenti, aba-aba, ada-ada saja :
melintqng satu langkah barisan melakukan gerakan melinang kanan /
kiri dari berhenti ke berhenti.

PUDD
(Peraturan Urusan Dinas Dalam)

A. Pengertian
B. Maksud dan Tujuan
C. Kesatrian dan Penghuninya
D. Tata Cara Meninggalkan Kesatrian
E. Perlakuan Terhadap Tamu di Kesatrian

A. Pengertian
PUDD adalah ketentuan yang mengatur cara-cara menanamkan disiplin bagi
prajurit TNI dalam kehidupan sehari-hari sesuai tugas masing-masing baik
didalam maupun diluar lingkungan TNI.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud PUDD, dimaksudkan untuk memberikan petunjuk
dan pedoman kerja kepada petugas urusan dinas dalam penghuni suatu
kesatrian.
2. Tujuan, tujuan PUDD ini adalah untuk mencapai daya
guna serta kesiapan satuan yang maksimal dalam melaksanakan tugas.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

C. Kesatrian dan Penghuninya


Kesatrian
Kesatrian adalah suatu tempat / daerah TNI yang digunakan oleh satu kesatuan
atau lebih sebagai tempat bekerja dan tempat tinggal dibawah kekuasaan atau
pimpinan seseorang dan dengan batasan-batasan yang berwenang.
Yang digolongkan kedalam kesatrian antara lain :
1) Semua markas
2) Pangkalan-pangkalan
3) Kapal laut
4) Pesawat terbang
5) Dan lainnya yang ditetapkan sebagai kesatrian
Daerah kesatrian dapat meliputi kompleks perumahan keluarga, komplek DIK /
LAT, tempat rekreasi dan lain-lain yang ditentukan oleh yang berwenang.
Rumah penjagaan disuatu kesatrian merupakan pengendalian petugas dinas
dalam.
Hubungan antara PUDD dengan kesatrian yaitu bahwa kesatrian merupakan
wadah ditetapkannya PUDD.
Macam Kesatrian:
1. Kesatrian Tetap
Adalah kesatrian yang digunakan kesatuan lebih secara terus menerus . PUDD
diatur sendiri oleh kesatrian tersebut
2. Kesatrian penampungan sementara
Adalah kesatrian yang digunakan untuk penampungan kesatuan-kesatuan
yang memerlukan tempat bekerja / tempat tinggal untuk sementara waktu,
PUDD diatur oleh DANSANTRI.
Organisasi kesatrian:
1. Organisasi kesatrian tetap disusun
dan disesuaikan dengan organisasi kesatrian/ satuan/ markas yang secara
fungsional.
2. Organisasi kesatrian penampungan
sementara disusun berdasarkan perintah yang berwenang dan ditentukan
bahwa didalamnya terdapat unsur-unsur komandan, staf dan pelayan staf
sesuai dengan kebutuhan.
Penghuni kesatrian:
1. Bukan
perumahan keluarga
1) Anggota yang sedang melaksanakan dinas dalam
2) Anggota perwira, bintara, tamtama, yang belum berkeluarga
3) Anggota satuan lain yang karena tugasnya harus bertempat tinggal dalam
kesatrian dengan ijin komandan.
4) Para siswa yang sedang di didik
5) Anggota lain seijin kesatrian

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2. Kompleks
Keluarga
1) Semua anggota yang sudah berkeluarga
2) Anggota satuan lain yang sudah berkeluarga atas seijin komandan kesatrian
Pejabat Kesatrian :
1. Komandan Kesatrian
2. Komandan Bawahan
3. Perwira Staf atau pembantu lainnya
Kewajiban penghuni kesatrian :
1) Menaati semua peraturan-peraturan yang tercantum dalam PUDD
2) Memelihara keamanan, ketertiban dan kebersihan
3) Melaporkan kepada komandan setiap hal-hal yang mengganggu keamanan
dan ketertiban
4) Melaporkan tamu yang bermalam kepada komandan atau pejabat petugas
dinas dalam

D. Tata Cara Meninggalkan Kesatrian


Untuk menjamin tat tertib dan ketenangan kerja anggota yang tinggal didalam
kesatrian ditetapkan ketentuan tentang cara-cara meninggalkan kesatrian selama
dan diluar kerja, yang dicatat didalam buku izin keluar kesatrian oleh jaga
kesatrian.
a. Perizinan selama jam dinas
1) Setiap prajurit dan PNS TNI yang akan keluar kesatrian pada jam kerja,
diwajibkan melaporkan diri terlebih dahulu dan minta izin kepada atasan
yang bersangkutan dan diberikan surat izin keluar kesatrian.
2) Surat izin keluar kesatrian ditunjukkan kepada perwira jaga untuk
mendapatkan kartu izin keluar kesatrian
3) Kartu izin keluar kesatrian tersebut kemudian ditunjukkan kepada provoost
/ petugas lainnya pada waktu melalui pintu yang digunakan untuk keluar
kesatrian
4) Setelah menyelesaikan keperluan diluar kesatrian, maka kartu izin keluar
kesatrian diserahkan kembali kepada petugas yang bersangkutan dan lapor
kepada atasan yang bersangkutan bahwa ijin telah selesai dilaksanakan.
5) Dalam keadaan khusus untuk keperluan tertentu kartu izin keluar kesatrian
dapat diberikan kepada perorangan dalam jangka waktu tertentu atas
perintah Dansantri.
6) Ketentuan bagi anggota keluarga maupun tamu (rombongan / perorangan)
yang akan keluar masuk kesatrian diatur tersendiri oleh Dansantri
b. Perizinan diluar jam dinas
1) Izin keluar pada dasarnya hanya diberikan oleh dansantri. Oleh karena
seorang komandan tidak selamanya dikesatrian maka izin keluar kesatrian
diluar jam kerja diberikan oleh perwira jaga kesatrian

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2) Izin keluar kesatrian diluar jam kerja dilaksanakan dengan menggunakan


kartu izin keluar kesatrian yang telah disediakan dan dikeluarkan oleh
perwira jaga kesatrian atas nama Dansantri.

F. Perlakuan Terhadap Tamu di Kesatrian


a. Semua tamu diwajibkan mendaftarkan diri
kepadapetugas pendaftar tamu dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Provoost / petugas mempersilakan tamu tersebut mengisi buku tamu dan
belangko kartu tamu, dan meminta tanda pengenal diri yang bersangkutan.
Selanjutnya, dengan menggunakan tanda pengenal tamu didada kirinya
diantar / diarahkan petugas jaga kepejabat yang akan ditemui.
2) Sebelum tamu dipersilakan masuk keruangan pejabat yang akan ditemui,
petugas mengantar terlebih dahulu, melaporkan kedatangannya untuk
diketahui, agar pejabat tersebut ada persiapan untuk mnerimanya. Setelah
itu, pengantar memberi penjelasan seperlunya kepada tamu dan selanutnya
kembali ke tempat tugasnya / posnya.
3) Setelah menyelesaikan keperluannya, para tamu diwajibkan minta paraf
kepada pejabat yang ditemui pada belangko tamu dibawahnya, dan
mengembalikan belangko tersebut serta tanda pengenal. Tamu diminta oleh
petugas yang berada di pos pintu keluar untuk diserahkan kepada bagian
pendaftaran tamu.
b. Tamu yang karena tugasnya setiap hari harus selalu
berada dalam kesatrian, tetapi tidak bermalam tetap diwajibkan mendaftarkan
diri dan mengenakan tanda pengenal tamu
c. Pelayanan untuk tamu VIP dan undangan resmi diatur
sendiri menurut ketentuan protokoler dalam TUM TNI.
d. Tamu asing yang akan mengunjungi kesatrian harus
dilengkapi Security Clerrance dan ASPAM / DIRPAI KAS ANGKATAN /
KAPOLRI.
e. Pintu masuk dan keluar bagi para tamu baik
berkendaraan maupun berjalan kaki disesuaikan dengan pengaturan tiap-tiap
kesatrian, termasuk juga tempat parkir kendaraan sesuai dengan kendaraan
yang ditetapkan Dansantri.

PPM
(Peraturan Penghormatan Militer)

Ruling :
A. Pengertian
B. Maksud dan Tujuan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

C. Ketentuan Umum
D. Macam Penghormatan
E. Cara Menyampaikan Penghormatan

A. Pengertian
Penghormatan adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap
orang lain atas dasar tata asusila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia

B. Maksud dan Tujuan


1. Untuk
melahirkan disiplin / tata tertib, ketaatan pada peraturan dalam kalangan
militer / angkatan bersenjata, maka setiap anggota militer / angkatan
bersenjata harus menyampaikan penghormatan kepada semua atasan, juga
kepada semua yang berhak menerima.
2. untuk
mewujudkan suatu ikatan jiwa ang kuat ke dalam maupun keluar hanya dapat
dicapai antara lain dengan adanya pernyataan saling menyampaikan
penghormatan yang dilakukan dengan tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.

C. Ketentuan Umum
1. Penghormatan oleh anggota militer / angkatan bersenjata,
penghormatan senantiasa dilakukan dengan pandangan tetap tertuju kepada
pihak yang diberi hormat, dan yang menerima penghormatan senantiasa wajib
membalas penghormatan tersebut, terkecuali apabila keadaan tidak
emungkinkan membalas penghormatan.
2. Anggota militer / angkatan bersenjata yang memakai
seragam :
a. Harus menyampaikan penghormatan kepada atasan yang berpakaian
seragam atau berpakaian preman. Apabila pihak bawahan mengenalinya
baik mereka itu termasuk angkatannya maupun dari angkatan lainnya, juga
terhadap anggota militer / ankatan bersenjata negara asing yang berpangkat
lebih tinggi yang ada hubungan diplomatik dengan RI.
b. Anggota militer / angkatan bersenjata negara asing yang berpakaian
seragam di dalam tugas menjaga keamanan / mengatur lalulintas umum,
apabila keadaan tidak memungkinkan, tidak diharuskan menyampaikan
penghormatan kepada atasan yang lewat.
3. Anggota militer / angkatan bersenjata yang berpakaian
preman : kepada semua anggota militer / ankatan bersenjata yang berpakaian
preman wajib menyampaikan penghormatan kepada pihak atasan, apabila
bawahan mengenal atasan itu, maka berlaku tata cara yang disesuaikandengan
adat kebiasaan masing-masing.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

4. Bagi anggota militer / angkatan bersenjata, yang


mengiringi atasannya.
a. Bagi anggota militer / Angkatan bersenjata yang mengiringi atsannya
menerima / meyampaikan penghormatan
b. Anggota militer / angkatan bersenjata yang mengiringi atasannya, secara
tidak resmi wajib menyampaikan / membalas penghormatan, kecuali
apabila penghormatan itu tidak berlaku baginya
5. Anggota militer / angkatan bersenjata, yang menggunakan
tanda jasa : bagi mereka yang memiliki tanda kehormatan / jasa berhak
menerima penghormatan / jasa itu dipakai secara lengkap.
6. Selama menyampaikan penghormatan tidak dibenarkan
berbicara kecuali memberi aba-aba

D. Macam Penghormatan
1. Penghormatan militer / angkatan
bersenjata terdiri atas dua macam ialah :
Penghormatan militer biasa dan penghormatan militer kebesaran
2. penghormatan militer biasa
disampaikan kepada semua atasan atau semua pangkat (untuk meningkatkan
jiwa korsa)
3. penghormatan militer kebesaran
disampaikan kepada :
a. Jenazah dalam upacara militer
b. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi
c. Presiden / wakil presiden
d. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi
e. Lambang kesatuan
f. Panglima angkatan bersenjata
g. Kepala staf
h. Perwira tinggi
i. Penglima daerah dan pejabat sederajat
4. cara melakukan penghormatan militer
kebesaran sama dengan penghormatan militer biasa dengan tambahan
dikerjakan berhenti lebih kurang 6 langkah menghadap penuh kepada yang
diberi hormat dan selesai jika yang diberi hormat telah membalas atai
melewatinya.

E. Cara Menyampaikan Penghormatan


Penghormatan Perorangan Tanpa Senjata
1. Seorang anggota militer /
angkatan bersenjata didalam keadaan berhenti / berdiri menyampaikan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

penghormatan, sesudah ia mengambil sikap sempurna dan badan menghadap


kearah yang dihormatinya sebagai berikut:
a. Bertutup kepala
1) dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan siku-
siku 150 serong ke depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain,
telapak tangan serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan
telunjuk menggenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis
kanan
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna,
pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir
klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan dikembalikan secara cepat
ke sikap sempurna lagi.
b. Tidak bertutup kepala
1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan siku-
siku 15 derajat serong ke depan, kelima jari lurus dan rapat satu sama
lain, telapak tangan serong ke bawah dan ke kiri, ujung jari tangan dan
telunjuk mengenai pelipis kanan.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna,
pandangan mata tetap tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan dikembalikan secara cepat
kesikap sempurna lagi.

2. Seorang anggota militer /


angkatan bersenjata di dalam keadaan berjalan memberi penghormatan sebagai
berikut :
a. Bertutup kepala
1) Apabila pihak bawahan berjumpa dengan pihak atasan, maka pihak
bawahan sesudah menyingkir sedikit (memberi jalan kepada atasan tadi
bila dipandang perlu), menyampaikan penghormatan dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis kanan siku-siku 15 derajad serong ke
depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak tangan serong
kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir
bawah dari tutup kepala setinggi pelipis kanan, serta memalingkan kepala
maksimal 45 derajad kearah yang diberi hormat.
2) Langkah tetap dan lengan kiri tidak melenggang, tetapi merapat di badan
seperti dalam keadaan sikap sempurna.
3) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat atasan dalam jarak
yang memungkinkan dan selesai pihak atasan membalas atau
melewatinya.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

4) Diwaktu pihak bawahan hendak mendahului/ melewati atasan maka


penghormatan dilakukan pada saat akan melewatinya dan selesai
sesudah melewatinya, lebih kurang dua langkah.
5) Terhadap atasan langsung, dimulai dari komandan batalyon atau
komandan kompi berdiri sendiri atau pejabat yang sederajad,
penghormatan dilaksanakan seperti penghormatan biasa (tidak perlu
berhenti).
b. Tidak bertutup kepala. Apabila pihak bawahan berjumpa dengan atasan
langsung maupun bukan, maka penghormatan dilakukan sebagai berikut:
1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke pelipis kanan siku-siku
15 derajad serong kedepan, kelima jari lurus dan rapat satu sama lain,
telapak tangan serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan
telunjuk mengenai pelipis kanan.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna,
pandangan mata tertuju pada yang diberi hormat.
3) Langkah tetap dan lengan kiri tidak melenggang, tetapi merapat di
badan seperti dalam sikap sempurna.
4) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat atasan dalam jarak
yang memungkinkan dan selesai bila atasan telah membalas atau
melewatinya.
5) Diwaktu pihak bawahan hendak mendahuluinyaatau melewati atasan,
maka penghormatan dilakukan pada saat melewatinya dan selesai
sesudah melewati lebih kurang dua langkah.

3. Anggota militer /
angkatan bersenjata didalam keadaan berjalan maupun berhenti dan bertutup
kepala / tanpa tutup kepala oleh karena sesuatu hal dimana ia sedang
memegang atau membawa barang / benda yang tidak dapat dipindahkan lebih
dahulu ke tangan kiri atau melepaskannya, maka dalam keadaan
berhenti/berjalan ia mengambil sikap sempurna, memalingkan /
menganggukan kepala.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PEMBEKALAN IX
Hari/Tanggal : Minggu, 13 Desember 2009
Materi : Mountainering
Penyaji : Kabid Pam Agus Tri Laksono

Ruang Lingkup:
A. Pengertian
B. Macam-macam Mountenering
C. Alat-alat Mountenering
D. Pengaman Tubuh
E. Jenis turun tebing ( Repling )
F. Keterangan

MOUNTENERING
A. Pengertian
Adalah : Suatu kegiatan di alam terbuka yang membutuhkan keberanian dan
keterampilan untuk menguasai medan dengan menggunakan metode khusus,
meliputi gunung, lembah, jurang, dan lain sebagainya melalui beberapa metode
dan tehnik untuk menunjang pencapaian operasi.

B. Macam-macam Mountenering :
1. Rayapan : 1 tali dan 2 tali
Digunakan saat akan menyeberang sungai yang arusnya deras sehingga
membutuhkan tali
2. Jembatan Tali / Titian Tali
Dengan 1 tali dan 3 tali
3. Peluncuran
4. Naik atau Turun togle (sudut ketinggian 60 dengan toggle rope)
5. Turun Hasty (sudut ketinggian 60 dengan tali peleton)
6. Snapling ( terjal 90 )
7. Turun Hely

C. Alat-alat Mountenering :
1. Togle
2. Tali dadung
3. Tali ( kern montel rope)
 Dinamic rope / tali perintis
 Diameter 9-10 mm
 Dapat menahan beban 800 kg
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

 Beban 80 kg kemelaran 6,3%


 Static rope (untuk naik turun tebing )
 Diameter 10,7 mm
 Dapat menahan beban 2550 kg
 Beban 80 kg kemelaran 2 %
4. Tali pipih/ tali tubuh/ tali jiwa
Lebar 20 mm dapat menahan beban 880 kg
Lebar 26 mm dapat menahan beban 1600 kg
5. Sarung tangan ( handcound )
Digunakan untuk pengamanan turun uebing dan merupakan alat keselamatan
kerja.
6. Cincin kait ( Carabiner )
 Berulir (screw gate )
 Daya tahan bila ditarik memanjang 300 kg
 Daya tahan bila ditarik melebar 1200 kg
 Tidak berulir ( snape gate )
 Daya tahan bila ditarik memanjang 300 kg
 Daya tahan ditarik melebar 870 kg
7. Assender / figur of eight/ kong wolu
 Daya tahan ditarik memanjang 4000 kg
 Daya tahan ditarik melebar 3000 kg
8. Katrol / pule ( fully )
 Untuk menaikkan atau menurunkan beban yang berat
 Dapat menahan beban 1000-1200 kg
9. Sabuk pengaman (harness)
 Full body harness
Untuk pemanjatan dan dapat meredam berat badan sampai pada punggung
apabila mengalami rescue
 Sit body harnes
Untuk pemanjatan dan dapat meredam hanya pada bagian punggung
10. Tali kursik, untuk panjat tali
11. Jumar, untuk panjat tali

D. Pengaman Tubuh
1. Sistem jas-ad (brimob)
 Tali perorangan dibagi dua sama panjang
 Letakkan pada paha bagian dalam
 Silangkan keselangkangan
 Buat simpul mati pada paha
 Bawa ke pinggang buat simpul
 Lilitkan ke pinggang buat simpul hidup
 Masukkan salah satu ujung tali yamg melilit di paha dan buat simpul
hidup
2. Sistem komando
 Tempatkan ditengah-tengah tali dan lilitkan dua kali
 Bawa dua ujung tali ke selangkangan
 Masukkan tali yang berada di pinggang belakang dan kaitkan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

 Salah satu ujung melewati perut


 Buat simpul hidup disamping pinggang

E. Jenis turun tebing ( repling )


 Turun Evakuasi
Salah satu cara pengangkutan korban melalui medan yang curam
(jurang) maupun tebing dengan memperhatikan faktor keamanan dan
keselamatan korban maupun pembawa korban dengan menggunakan
sarana dan prasarana serta alat.
 Turun komando
Suatu metode atau cara turun dari ketinggian dengan alat yang menitik
beratkan pada faktor efektifitas (ketepatan) dan efisiensi waktu
(kecepatan) untuk menentukan target operasi.

F. Keterangan :
 Tali kern montel rope tidak boleh diinjak
 Tidak boleh kena gesekan dengan benda tajam
 Penggunaan alat-alat tidak boleh dibuat pukul-pukul atau dibanting
 Jangan diletakkan ditempat yang suhunya tinggi

PEMBEKALAN X
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
Materi : Senam Senjata
Penyaji : Pjs. Komandan Satuan M. Rochim

Ruang Lingkup:
A. Pengertian
B. Tujuan Senam Senjata
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

C. Manfaat Senam Senjata


D. Pelaksanaan Senam Senjata

SENAM SENJATA
A. Pengertian
Senam senjata adalah salah satu jenis senam militer yang berisikan gerakan –
gerakan tertentu dengan menggunakan senjata sebagai alat dan dilaksanakan baik
secara perorangan ataupun kelompok dengan hitungan irama.
B. Tujuan:
1. Penguatan Otot
a. Dengan menggunakan beban (senjata)
b. Dengan memperberat latihan (irama dipercepat atau waktu diperpanjang)
c. Untuk otot – otot tertentu dilaksanakan dengan satu macam gerakan
berulang – ulang.
2. Pemeliharaan sikap
a. Adanya gerakan – gerakan yang simetris dan seimbang
b. Memperbaiki sikap – sikap yang salah
c. Memperbaiki diri dengan senjata
3. Membiasakan diri dengan senjata
a. Dengan banyak bergerak menggunakan senjata, maka akan lebih mengenal
b. Senjata tidak merupakan beban lagi bagi setiap prajurit
c. Memperlakukan dan memelihara senjata dengan baik
4. Menambah dan memelihara disiplin dan
kerjasama
a. Suasana kemiliteran
b. Adanya pengawasan
C. Manfaat Senam Senjata
1. Ditinjau dari ilmu faal
Memperlancar peredaran darah dan pernafasan, sehingga distribusi makanan,
pembakaran zat makanan dan pembuangan sisa pembakaran menjadi lebih
baik
2. Ditinjau dari kemampuan jasmani
Meningkatkan kekuatan daya/kekuatan otot, kelenturan, koordinasi dan
keterampilan sehingga dapat meningkatkan kemampuan jasmani dan efisiensi
gerak
3. Ditinjau dari kesegaran tubuh
a. Meningkatkan kesegaran jasmani, maupun rohani
b. Dengan timbulnya semangat kerja diharapkan dapat melaksanakan tugas
dengan lebih baik

D. Pelaksanaan Senam Senjata


Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1. LATIHAN PENDAHULUAN
- Sikap pokok : berdiri tegak kaki rapat , senjata di pegang dengan kedua
tangan bersandar pada paha.
- Hitung 1 : meloncat sambil mengayunkan senjata ke atas dan kaki terbuka
mendarat.
- Hitung 2 : meloncat lagi bersikap pokok.
- Hitung 3 : seperti hitungan ke satu.
- Hitung 4 : seperti hitungan 2 , dst.
2. SIKAP INTI 1
- sikap pokok : lihat bagian pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di bawa ke arah dagu.
- Hitung 2 : senjata di bawa / di angkat di atas kepala.
- Hitung 3 : senjata kembali ke dagu.
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok .
3. SIKAP INTI 2
- Sikap pokok : lihat bagian pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di bawa kebawah dagu.
- Hitung 2 : senjata di dorong ke muka.
- Hitung 3 : senjata di gerakkan ke atas (lengan lurus ) di atas kepala.
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok.
4. SIKAP INTI 3
- Sikap pokok : berdiri tegak dengan kaki terbuka kesamping senjata di
tangan kiri / tangan setinggi pundak.
- Hitung 1 : senjata di dorong ke muka.
- Hitung 2 : senjata di diayun kesamping.
- Hitung 3 : sama dengan gerakan satu.
5. SIKAP INTI 4
- Sikap pokok : berdiri tegak, kedua kaki rapat, senjata di belakang kepala.
- Hitung 1 : kaki kiri melangkah kesamping,
- Hitung 2 : togok ditekuk ke samping kiri,
- Hitung 3 : togok di tegakan kembali,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
6. SIKAP INTI 5
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : serentak mengangkat kepala,
- Hitung 2 : ayunkan senjata ke kiri / kanan, pinggang memutar tubuh pada
pinggang ( kedua lengan lurus dan datar )
- Hitung 3 : senjata kembali ke muka (ke dua lengan lurus dan datar,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
Catatan : pada pengulangan ganti arah
7. SIKAP INTI 6
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di bawa kebawah dagu dan kaki kiri pindah ke belakang,
- Hitung 2 : togok condong ke belakang,
- Hitung 3 : togok di tegakan kembali,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
Catatan : pada pengulangan ganti kaki
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

8. SIKAP INTI 7
- Sikap pokok : berdiri dengan kaki terbuka,
- Hitung 1 : senjata di bawa ke muka (kedua lengan lurus ),
- Hitung 2 : badan di bungkukan membawa senjata di antara dua kaki,
- Hitung 3 : ambil kembali sikap dengan senjata di muka,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
CATATAN : senjata di masukan bergantian, di mulai dari popor kemudian
laras,
9. SIKAP INTI 8
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di angkat ke muka,
- Hitung 2 : kaki kiri tendang ke arah senjata,
- Hitung 3 : kaki kiri rapat kembali dengan kaki kanan,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
Catatan : pada pengulangan secara bergantian
10. SIKAP INTI 9
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di bawa ke belakang kepala,
- Hitung 2 : mengambil sikap jongkok,
- Hitung 3 : berdiri tegak sambil mengangkat senjata ke atas kepala,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
11. SIKAP INTI 10
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : badan bungkuk senjata di bawa ke kaki,
- Hitung 2 : mengambil sikap jongkok dan senjata di muka (lengan lurus dan
datar)
- Hitung 3 : kaki di luruskan, senjata di bawa ke kaki ( seperti hitungan satu)
- Hitung 4 ; kembali ke sikap pokok.

KEPEMIMPINAN
Ruling:
 Pengertian
 11 Azas Kepemimpinan
 Ciri-ciri dan sifat kepemimpinan
 Tipe – tipe Kepemimpinan
A. Pengertian
Kepemimpinan
Adlh seni & kecakapan dlm mempengaruhi dan membimbing bawahan shg dr
pihak yg dipimpin timbul kemauan, hormat & ketaatan yg iklas dlm
menjalankan tugas yg dipikulkan kepadanya.
Pemimpin

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Seseorang yg karena pangkat / jabatannya diberikan kepercayaan utk memimpin


organisasi utk melaks tupok yg ditentukan

B. 11 azas kepemimpinan
1. Taqwa:Ialah beriman kpd tuhan yme, taat kpd-nya
2. Ing ngarsa sung tulodho:Yaitu beri suri teladan dihadapan anak buah.
3. Ing madya mangun karso :Yaitu ikut bergiat srt gugah semangat di tngh anak
buah.
4. Tut wuri handayani:Yaitu pengaruhi & beri dorongan kpd anak buah.
5. Waspodo purba waseso:Yaitu waspodo awasi srt sanggup beri koreksi kpd
anak buah.
6. Ambeg paromo arto:Yaitu dpt pilih dg tepat mana yg hrs didahulukan.
7. Prasojo:Yaitu tingkah laku yg sedherhana & tdk ber lbh’s an
8. Satya:Yaitu sikap loyal yg timbal balik dr atas thd bawahan & bawahan thd
atasan & kesamping
9. Gemi nastiti:Yaitu kesadaran & kemampuan untuk membatasi penggunaan
& pengeluaran segala sesuatu kpd yd benar2 diperlukan
10. Belaka:Yaitu kemauan, kerelaan & keberanian untuk bertanggung jawab
11. Legawa:Yaitu kemauan, kerelaan & keihklasan untuk pd saatnya
menyerahkan tanggung jawab & kedudukannya kepd generasi berikutnya
C. Sifat pemimpin yg penting
1. Jujur. Berwatak terang’s an, sehat dlm prinsip’s moral, benar2 dpt dipercaya
& jujur.
2. Berpengetahuan. Berpengetahuan yg luas termasuk ttg pekerjaan se hari’s.
3. Berani. Suatu tingkatan mental yg mengakui a&ya ketakutan thdp
bahaya atau celaan’s, akan tetapi memungkinkan seseorang menghadapinya
dg tenang & keteguhan hati.
4. Tegas. Mampu mengambil keputusan dg cepat & tepat, & menyatakan
dg jelas, tanpa ragu’s.
5. Dpt diandalkan. Kepastian pelaksanaan kewajiban dg secepat-cepatnya.
6. Berinisiatif. Mengetahui apa yg hrs dilakukan & berani memulai suatu
tindakan meskipun tidak ada perintah.
7. Bijaksana. Kemampuan bergaul dg org lain tanpa menimbulakan
ketegangan.
8. Adil. Tdk berat sebelah & teguh melaksanakan komando
9. Antusias. Menunjukkan minat dg kegembiraan & semangat yg ber kobar’s dlm
melaks kewajiban
10. Berwibawa. Memberikan kesan yg baik dlm bentuk lahir & kelakuan pd
setiap saat
11. Ulet / tahan uji. Stamina, mental & fisik diukur dr kemampuan seseorang
utk bertahan terhdp sakit, lelah & kesulitan atau kemalangan yg luar biasa.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

12. Tdk mementingkan diri sendiri. Mendahulukan kepentingan orang lain baik
di dlm memenuhi kebutuhan, maupun di dlm mencapai kemajuan
13. Setia. Setia terhdp ngr & bgs, terhdp tentara, kesatuannya, atasannya,
bawahannya dan sesamanya.
14. Mampu membuat pertimbangan. Kualitas ttg mempertimbangkan fakta’s &
pendpt utk kemungkinan pemecahan persoalan, sbg dsr dr keputusan’s yg sehat
15. Simpatik. Simpatik berarti mampu menunjukan sikap dan perilaku yang sopan
serta dapat menghargai setiap anggota bawahannya

D. TIPE KEPEMIMPINAN
A. Kepemimpinan otoriter
- tdk bersifat membimbing
- menngendalikan bawahan dgn disiplin, keras dan loyalitas tinggi
- digunakan dlm kondisi darurat
B. Kepemimpinan demokratis
- pemimpin membimbing bawahanya
- menjelaskan kebijakan umumnya
- pedoman tdk mengikat
- spontan timbul sadar dan tg jwb utk mencapai tujuan
C. Kepemimpinan liberal
- kebebasan mutlak pd bawahanya
- inisiatif pd bawahan
- pemimpin beri nasehat bila diminta
D. Pemimpin peternalistis
- dipakai di asia & ri
- pemimpin sbg ayah, panutan
- melindungi dan & sbg suri tauladan bawahanya

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Sifat dari pemimpin


 Dari beberapa pakar memberikan gambaran dari sifat pemimpin antara lain :
Dlm cerita ramayana. Prabu ramawijaya, ketika melantik wibisana menjadi raja di
alengka memberikan petunjuk untuk menjadi pimpinan yg baik yaitu astra brata.
Seorang pemimpin supaya disuyudi & disegani anak buahnya hrs memiliki sifat-
sifat 8 dewa yaitu :
 Dewa brahma-dewa api. Artinya pemimpin hrs dpt membakar semangat
bawahannya untuk mengikuti pekerjaan yg tlh ditentukan tuj nya.
 Dewa surya-dewa matahari. Artinya seorang pemimpin hrs dpt
menggerakkan anak buahnya dgn akal budhinya agr mrk tahu tugas yg
dipercayakan kepadanya.
 Dewa yama dipati-dewa penyabut nyawa. Artinya pemimpin hrs adil. Anak
buah yg salah dihukum se&g anak buah yg berprestasi tinggi diberi
hadiah/penghargaan.
 Dewa bayu-dewa angin. Artinya seorang pemimpin hrs dpt membisikkan
keteguhan pendirian yg teguh serta mendengarkan keluhan serta kesukaran
anggota.
 Dewa suci-dewa bulan –dewa chandra. Artinya pemimpin hrs memberi
contoh yg dpt menunjukkan sikap yg patut dihormati oleh anggota.
 Dewa indra-dewa hujan. Artinya pemimpin hrs mengusahakan
kesejahteraan para anggotanya.
 Dewa baruna-dewa laut. Artinya dgn senjata naga paca, pemimpin hrs
mengetahui aspirasi’s yg timbul dlm kalangan anak buahnya.
Ajaran falsafah jawa. A j a
 Adigang. Sombong, mementingkan diri sendiri.
 Adigung. Mengandalkan pangkat, kedudukan, kekayaan & statusnya
 Adiguna. Menyombongkan kepandaiannya, titelnya & statusnya
 Lonyo. Pendiriannya sll berubah, tak bisa dipercaya kata-katanya
 Lemer. Mementingkan & memikirkan dirinya sendiri.
 Genje. Tak setia, sering berpindah pekerjaan, tak punya kejoangan
 Abuntut. Bermuka dua (dimuka baik dibelakang memusuhi)
 Nyumur. Tak dpt menyimpan rahasia, banyak capak tak ada gumuling isi
 Drengki. Suka memfitnah orang lain, tak suka kawan beruntung, jahil, tak
senang kawannya bahagia/memperoleh kesuksesan
 Meren. Iri hati. Tak senang tetangga dpt rejeki, tak suka kawan naik pangkat,
tak senang tetangga bahagia.
 Dakwen. Mencari-cari kesalahan orang lain, menegur orang lain dgn tuj
orang itu marah/tersinggung perasaannya.
 Maoni. Suka mencela orang. Tindakan orang yg baik dikatakan jelek, tidak
percaya omongan orang, suka maido.
 Main. Berjudi.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

 Madad. Suka narkotika/menghisap bius.


 Maling. Menjadi penjahat, suka mencuri.
 Minum. Bermabuk-mabukan.
 Madon. Suka bermain perempuan.
 3) MENURUT BRIGJEN TNI IG PURNAWA.
 Peka
 Peduli
 Berani mengambil keputusan
 Berani mengambil tindakan
PERAN KEPEMIMPINAN
Sebagai pemimpin harus mampu bersikap dan bertindak sebagai berikut
1. Sebagai manager. Saudara-saudara harus senantiasa
- mengasah ilmupengetahuan dan keterampilan sebanyak-banyaknya.
- mampu mengelola potensi yang ada secara terencana,
- terorganisir dan terlaksana dengan baikserta terkontrol
- digunakan seoptimal mungkin
- melaksanakan tugasnya secara efektif dan efesien.
2. Sebagai dosen/guru. Saudara-saudara harus memiliki
- kemampuan atau profesionalisme
- yang lebih tinggi dari yang dipimpin.
- menjadifasilitator yang cakap
3. Sebagai bapak. Saudara-saudara harus dapat
- menempatkan diri sebagai pelindung dan pengayom anak buahnya.
- tumbuh kepercayaan dari
- berani mengambil resiko apapun demi kemajuan organisasi atau
perusahaannya

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

DIKPEROR
PENDIDIKAN PERORANGAN
Ruling:
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. 8 gerakan pindah tempat

1. PENDAHULUAN
Dikperor merupakan pengetahuan yang mutlak harus dikuasai setiap prajurit dan
merupakan landasan dasar yang pertama untuk dapat melaksanakan tugas di medan
tempur.

2. TUJUAN
Memberikan pengetahuan keterampilan perorangan agar mahir dan terampil dalam
teknik bertempur sehingga memiliki kepercayaan diri, berinisiatif dalam menunaikan
tugas tempur.

3. GERAKAN PINDAH TEMPAT


Peraturan – peraturan umum untuk bergerak tanpa dilihat atau didengar musuh
Jenis gerakan pindah tempat
a. Berjalan.
Gerakan berjalan dapat dilaksanakan apabila :
1. Keamanan terjamin
2. Kedudukan musuh telah diketahui
3. Musuh masih relatif jauh / belum ada kontak dengan musuh
Berjalan dilkerjakan dengan tetap waspada memperhatikan keadaan
sekelilingnya dengan teliti dan meninjau secara terus menerus.

b. Tiarap
Gerakan tiarap dimulai dari sikap berdiri, berjalan maupun barlari gerakan
tiaarap dilakukan apabila diperlukan untuk berlindung terhadap tembakan dan
tinjauan musuh atau untuk meninjau dan menentukan tempat/ kedudukan
berikutnya.
1. Dari posisi berdiri :
a. Buka kaki sejajar selebar bahu
b. Tekuk kedua lutut kedepan
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

c. Condongkan badan ke depan


d. Rapatkan kedua lutut ke bawah / tanah
e. Rebahkan badan ke depan dan terima dengan tangan kiri ( telapak
tangan sampai siku )
f. Senjata pegang ditangan kanan laras ke depan, luruskan kaki ke
belakang dengan kaki rapat ke tanah.
g. Ambil sikap menembak.

2. Sikap tiarap ke berdiri


a. Turunkan senjata ketanah.
b. Tarik senjata ke depan dada.
c. Pegang senjata pada pistol grip dengan tangan kanan dan popor di
ketiak kanan.
d. Angkat badan dan tolakkan dengan tangan kiri.
e. Tarik kaki kanan ke depan.
f. Ajukan kaki kiri.
g. Ambil sikap berdiri selanjutnya depan senjata.
c. Berguling.
1. Dari posisi tiarap bawa senjata ke depan dada.
2. Luruskan dan rapatkan tangan kiri sejajar pelindung laras
tangan tetap memegang pelindung laras.
3. Tangan kanan memegang pistol grip.
4. Letakkan senjata disebelah kanan badan.
5. Berguling ke kanan/ ke kiri

d. Merangkak.
Faktor – faktor yang mempengaruhi gerakan merangkak:
1. Ada dan tidaknya perlindungan
2. Jauh dekatnya kedudukan musuh
3. Jarak yang akan ditempuh
4. Kecepatan yang diperlukan
Ada 2 macam gerakan merangkak:
1. Merangkak kera
Dilakukan apabila:
a. Terdapat cukup perlindungan
b. Kedudukan musuh masih jauh
c. Jarak yang ditempuh masih cukup jauh
d. Kecepatan masih diutamakan
Gerakan
1. Berlutut pada kedua kaki.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2. Rebahkan badan kedepan, terima dengan telapak tangan kiri, tangan


kanan memegang senjata pada pistol grip, telunjuk lurus sepanjang picu,
popor dibawah ketiak tangan kanan.
3. Bergerak ke depan dengan kedua lutut dan satu tangan atau dua lutut
dan kedua tangan
4. Rangkak kera dapat dilakukan pada malam hari dengan pelaksanaan
lebih berhati – hati dan perlahan.
2. Merangkak Peta
1. Dilakukan apabila:
2. Perlindunghan yang ada terbatas
3. Kedudukan musuh masih jauh maupun sugah dekat
4. Jarak yang ditempuh masih jauh
5. Kecepatan masih diutamakan
Gerakan
1. Sikap permulaan dari sikap tiarap
2. Miringkan badan ke kiri sehingga badan menghadap ke kanaan
3. Lipat kaki kiri ke depan badan dan angkat badan dengan siku tangan
kiri
4. Letakan senjata di atas pangkal pada kaki kanan serong ke depan
5. Pandangan tetap ke depan mengarah ke sasaran
6. Gerakan ke depan dilakukan dengan tolakan telapak kaki kanan dan
dibantu oleh tangan kiri mengangkat / menggeser badan, dan tungkai
kaki kiri ke depan.
7. Demikian seterusnya.

e. Merayap.
Ada 2 macam merangkak:
1. Merayap Komando.
Dikerjakan apabila :
a. Perlindungan yg ada sangat terbatas.
b. Kedudukan musuh sudah dekat.
c. Kecepatan sudah tidak mungkin dilaksanakan.
Gerakan ( dari sikap tiarap )
a. Pegang Senjata pada bagian tali sandang bagian atas dengan tangan
kanan.
b. Senjata berada diatas lengan tangan kanan.
c. Geser badan ke depan dengan menekankan telapak tangan kiri dan
menarik ke depan.
d. Geser tangan kanan dan kiri ke depan.
e. Begitu seterusnya sekali-kali pandangan ke depan melihat situasi.
2. Merayap Harimau Merunduk.
Dikerjakan apabila

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

a. Perlindungan yg ada agak terbatas


b. Kedudukan musuh sudah dekat.
c. Kecepatan masih diperlukan.
Gerakan ( Dari sikap tiarap )
a. Tangan kanan pegang hulu popor, tangan kiri pegang pelindung laras,
badan merapat ke tanah, berat badan bagian atas berada pada kedua
siku, kedua kaki lurus dan terbuka, bagian dlm kaki rapat ke tanah.
b. Tarik kaki kanan / kiri bersamaan dengan mendorong badan jauh ke
depan, begitu seterusnya.

3. Merayap Kucing.
Dikerjakan bila
Merayap pada waktu malam dan sangat mementingkan kerahasiaan,
sudah relatif dekat dengan musuh.
Gerakan.
1. Sikap awal tiarap, dengan kedua kaki rapat dan lurus kebelakang, ujung
sepatu berada ditanah, bagian tumit diatas, Senjata diletakkan di
samping kanan badan.
2. Tangan kanan /kiri meraba ke depan utk mencari dan meyakinkan
kedudukan berikutnya, tangan kembali ke depan dada kemudian
memindahkan senjata dengan mengangkat melalui perimbangannya.
Gerakan ke depan dengan cara :
1. Angkat badan dengan kekuatan pada kedua lengan dan ujung kaki,
badan lurus dengan tegang.
2. Geser badan ke depan tangan hingga menyentuh tanah, posisi
kakimenolak ke depan, setelah badan menyentuh tanah sampai paha
kaki posisi kaki kmb kesikap awal
3. Kalau satu kali menggeser dada blm segaris dengan perimbangan
senjata. Lakukan lagi menggeser badan ke depan

f. Berlari
1. Berlari adl cara bergerak tg tercepat utk pindah tempat.
2. Berlarilah secara berlomcatan menggunakan perlindungan yag ada dengan
cara :
3. Menentukan tujuan lari
4. Merencanakan route lari yg aman dan tempat tiap-tiap loncatan.
5. Berlari sesuai rencana
6. Berlarilah berbelah-belah agar tdk jadi sasaran bidikan
7. Pada waktu melayang, kaki penolak menyusun kaki pengayun shg berada
8. dibelakang kaki kanan /kirinya, badan tetap dlm sikap membongkok, kaki
9. tergantung tegak lurus dan tertekuk pada lutut + 120 “
* Dari sikap berjalan / berlari

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1. Pegang senjata dengan “ Depan Senjata ”


2. Usahakan pada saat “1” langkah sblm melakukan gerakan terjun, kecepatan,
3. lalu jalan lari telah habis dan kedudukan kaki kiri/kanan berada di depan
4. (sebagai penolak) kaki kanan/kiri sbg pengayun
g. Melompat
Dari sikap berdiri :
1. Berdiri dengan satu kaki di depan (kaki penolak) dan satu kaki berada di
2. belakang (kaki pengayun ) Senjata dipegang “ Depan Senjata “
3. Bongkokkan badan shg kedua lutut tertekuk, berat badan berada
4. dikaki belakang
Dari sikap berjalan / berlari
1. Senapan dibawa “Depan Senjata”
2. Kaki penolak (depan) menumpu dengan menghentakkan telapak kaki
3. ketanah, menolak hingga lutut menjadi lurus, bersama-sama dengan kaki
4. pengayun diayunkan ke depan
5. Gerakan berikutnya sama dengan dari sikap berdiri
Pelaksanaan
* Persiapankan diri dan perlengkapan
 Samar diri dan perlengkapan
 Ikat semua perlengkapan yg mudah bergerak dan menimbulkan bunyi
 Jangan memakai pakaian yg dikanji
 jangan membawa beban terlalu berat

* Cara Bergerak :
 Bergerak dr stu tempat ke tempat yg lain ( tdk sekaligus tetapi
 berlompatan )
 Amati medan, msh kedepan serta tempat lompatan selanjutnya dan
 route yg akan dilaui
 Route yg akan dilalui hrs terlindung dr peninjauan dan tembakan
 Melalui rumput tinggi secara berbelah-belah & sebaiknya pada saat ada
 angin
 Usahakan tujuan gerakan dan arah angin berlawanan
 Jangan mengganggu binatang yg membuat menarik perhatian musuh
 Memanfaatkan kegaduan :
o Bunyi tembakan
o Suara kapal terbang
o Hujan dll
 Bila menyeberang jalan secara cepat
 Gunakan lekukan tanah utk mendekat
 Hindari daerah terbuka
 Gunakan gerakan dasar yg dikombinasikan, sesuaikan gerakan dengan
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

 medan yg akan dilalui.


Dari sikap tiarap ke sikap berjalan / berlari
1. Dari sikap membidik senjata diturunkan & tarik ke depan dada pegang
Senjata pada perimbangan Senjata oleh tangan kiri dan kaki kanan ditarik ke
depan
2. Angkat badan dengan kekuatan tolakan telapak tangan kanan kaki kiri
dibengkokkan dibawah badan utk menerima berat badan
3. Dengan kekuatan tolakan tangan kanan dan kaki kiri mengambil sikap
berjalan/ berlari “ Depan senjata “
4. Sikap utk berjalan / berlari badan dicondongkan ke depan, berjalan /
berlari & langkah pertama kaki kanan.

h. Terjun
Adalah gerakan pemindahan tepat dari tempat ketinggian ke tempat yang lebih
rendah dengan car meloncat turun
Yang perlu diperhatikan :
1. Tinggi ketinggian
2. Keadaan dasar ( tempat mendarat)
3. Ketinggian tidak lebih dari 2 meter

Dasar Organisasi Menwa

RULING:
 Pendahuluan
 Sejarah Singkat
 Tujuan Resimen Mahasiswa
 Kedudukan

A. Pendahuluan
1. Resimen mahasiswa adalah suatu wadah pembinaan bagi mahasiswa yang disusun,
direncanakan, diorganisasikan dalam rangka penyaluran potensi dan bakat minat
dalam usaha pembelaan negara

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2. Resimen mahasiswa setiap mahasiswa yang telah mengikuti dan lulus dalam seleksi
pendidikan dasar resimen mahasiswa
3. Organisasi dalam kampus yang berkedudukan sebagai unit kegiatan mahasiswa

B. Sejarah Singkat
Sumber berdirinya dari tradisi nasional dan internasional
1. tradisi nasional : tentara pelajar, korps mahasiswa
2. tradisi Internasional : ROTC ( reserve officare traning corps).
 Muncul walawa 1951
 Resimen Mahasiswa 1962
3. Penugasan :
a. Berperanserta dalam menumpas PKI Muso- Brigadir 17
b. Berperanserta dalam menumpas D.I / TII Karto Suwiryo
c. Berperan serta dalam komando TRIKORA
d. Berperan serta dalam pembinaan teritorial kampus dari masuknya unsur PKI 1965
e. Bergabung dengan satgas seroja operasi Timtim
f. Pembinaan sikap dan mental cinta tanah air dan bangsa, pembinaan pendahuluan
bela negara di kampus.
g. Menjadi salah satu komponen cadangan nasional
h. Pembinaan potensi bela negara di dalam kampus.

C. Tujuan Resimen Mahasiswa


1. Merupakan wadah potensi penyalur potensi dalam rangka mewujudkan hak
dan kewajiban warga negara untuk ikut dalam usaha bela negara.
2. Mempersiapkan mahasiswa baik secara fisik maupun mental agar mereka
mampu melaksanakan dan menjalankan tugaspembelaan negara, menanamkan
dasar kepemimpinan serta kesadaran bela negara dengan tidak melupakan
pendidikan pada umumnya
3. Mempesiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam
rangka SISHANKAMRATA di mana rakyat diikut sertakan secara aktif.

D. Kedudukan
1. Wadah organisasi rakyat terlatih dalam rangka Sishankamrata
2. Pebinaan teknis dalam rangka pertahanan sipil dibawah mendagri
3. Pebinaan teknis dalam rangka kegiatan ssatuan Menwa di dalam kampus
dibawah Mendiknas
4. Pebinaan teknis dalam rangkaWankamra dibawah Menhankam

E. Tugas Pokok
1. Merncanakan, melaksanakan, dan menyusun seluruh potensi mahasiswa
terlatih pada daerah tingkat I untuk memperkuat ketahanan nasional dalam
usaha bela negara
2. Membantu terselenggaranya stabilitas kampus
3. Membantu terselenggaranya segala program hamkamnas di perguruan tinggi

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

F. Fungsi Menwa
1. Mengkoordinir mahasiswa terlatih dalam linmas
2. Menyusun kekuatan dalam satuan resimen mahasiswa untuk bela negara.

G. Organisasi
Organisasi resimen mahasiswa terdiri atas:
1. Unsur pembina : Rektor, pembantu rektor, dan pendamping
2. Unsur pimpinan : Komandan Satuan, wadan satuan, komandan kelompok,
komandan regu
3. Unsur perencana : Kabid. Pam,Diklat, Personil, Logben, Humas, Trian
4. Unsur pelayan : Danpokma, Ka set, dan Kaprovst
5. Unsur pelaksana : Anggota

H. Pendidikan
1. Pendidikan Resimen Mahasiswa terdiri atas :
2. Pendidikan berjenjang:Diksar, suskalak, Suskapin
3. Pendidikan Khusus: Sar, TRC, Dikstaf, Gl

Caraka
1. Umum
Caraka adalah sarana komunikasi yang bertugas menerima mengirim dan
menyampaikan berita – berita yang dikerjakan oleh manusia serta dapat digunakan semua
tingkat kesatuan.
Caraka merupakan alat komunikasi yang tertua,tetapi masih efektif dalam penggunaanya.
2. Fungsi Caraka
Seorang caraka berfungsi sangat penting untuk sarana komunikasi/perhubungan.dan
sekaligus sebagai pengumpul keterangan mengenai route yang dilalui. Biasanya tidak

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

sembarang orang dapat dipilih sebagai caraka. Disamping sehat dan tangkas dia harus pintar
dan mampu menggunakan sarana yang digunakannya. Karena Caraka ini sangat berarti, maka
biasanya seorang caraka dilatih hal – hal yang khusus.dan fungsi caraka ini hingga sekarang
masih sangat diperlukan, untuk menyampaikan berita – berita, dokumen – dokumen atau
barang – barang secara langsung
3. Tugas Caraka
Menerima, megirim dan menyampaikan berita dari pihak satu kepihak lain.
Kelebihan Caraka dibanding dengan alat komunikasi lain adalah :
a) Mempunyai kerahasiaan yang tinggi
b) Tidak terpengaruh oleh keadaan medan dan cuaca
c) Menggunakan peralatan yang terbatas
d) Dapat menyampaikan berita secara tertulis / lesan
e) dapat menyampaikan berita langsung kepada alamat yang dituju

Syarat Seorang Caraka :


 Mampu bergerak dengan cepat melalui bermacam - macam medan.
 Mahir menggunakan peta, kompas dan memilih route
 Mahir mengendarai sepeda motor, kuda dll
 Mampu menyampaikan berita cecara tertulis / lesan
 Mampu mengenali komandan sendiri dan komandan satuan yang dituju
4. Macam – macam
a. Caraka Tunggal
Dilaksanakan oleh satu orang untukpengiriman satu berita saja
b. Caraka Rangkap
Caraka seperti ini dilaksanakan bila perintah tugas sulit dan
berbahaya, perjalanan caraka rangkap ini jarak antara satu sama lain
berjauhan, tetapi masih dalam jarak kontak pandang
c.Caraka Kusus
Caraka kusus dilaksanakan sewaktu – waktu bila diperlukan
suatu berita yang sangat penting
d. Caraka Tetap
Caraka Tetap dilaksanakan pada titik / tempat – tempat yang
telah ditentukan

5. Cara menyampaikan berita caraka


1) Berita tertulis
- Berita tersebut dibawa dalam saku kiri atas dari baju lapangan yang dipakai.
- Seorang Caraka harus berjalan melalui jalan – jalan yang terlindung dan
tersembunyi.
- Meninggalkan markas / pos komando harus berhati - hati agar tidak diketahui
musuhdan selalu menjaga kerahasiaan selam dalam perjalanan.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

- Jika ketahuan musuh dan akan tertangkap, maka ia harus mengingat – ingat isi
beritatersebut, selanjutnya berita dimusnahkan.
2) Berita Lesan
- Cara ini dilaksanakan oleh pasukan mobil yang selalu berpindah – pindah tempat .
- Isi berita lesan harus singkat, jelas dan mudah.
- Dalam menerima perintah seorang caraka harus mengingat-ingat dengan teliti dan
mengulanginya didepan sipembari perintah.
- Berita tidak boleh ditambah ataupun dikurangi.
- Dalam menyampaikan berita lesan maupun tertulis seorang caraka harus jongkok
didepan yang berhak menerima berita tersebut.

5. Hal-hal yang harus di ketahui:


1) Merupakan suatu kewajiban bagi Pa / Ba untuk memberi
penjelasan kepada para caraka tentang hal – hal yang harus
diketahui jika penjelasan tersebut tidak diberikan, maka caraka
tersebut harus menanyakan kepada si pemberi perintah .
Penjelasan tersebut antara lain :
a) Nama, tempat staf / orang, kepada siapa berita itu harus disampikan .
b) Route yang harus dilalui.
c) Tempat – tempat yang berbahaya.
d) Kecepatan yantg diperlukan .
e) Apakah harus minta jawaban atau tidak .
f) Tempat diman harus melapor, bila berita itu tidak dapat disampaikan .
g) Instruksi luar biasa .
h) Isi berita ( bila keadaan memaksa )

2) Si pemberi berita harus memerintahkan kepada caraka untuk melaporkan tujuanya pada
pos atau tempat yang ditentukan .

3) Si pemberi perintah harus memberikan sandi kepada caraka. Seorang caraka sebelum
menyampaikan berita harus menyandi terlebih dahulu.
Contoh : Bela X Negara

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pionir

1. Pendahuluan umum

a. Pionir adalah suatu pekerjaan semi ringan yg dpt dilakukan oleh para
prajurit. Biasa scr terbatas, baik itu perorangan atau dlm hub. Dok

b. Seorang komandan utk memperhitungkan segala kemungkinan-


kemungkinan yg dpt timbul yg akan mempengaruhi jalannya pertempuran
termasuk diantaranya penggunaan pionir satuan

c. Kemampuan pioner yang dibekalkan kepada setiap prajurit adalah


terbatas pada tali temali dan perkemahan perorangan kesemuanya ini dapat
dikerjakan oleh prajurit dengan alat / sarana yang ada.

2. Tali – temali

Umum

Pada pekerjaan pioner banyak digunakan tali temali baik sebagai pengikat
benda pada benda maupun sebagai penyambung benda lainnya atau penyambung
tali dengan tali
Ini semua merupakan suatu ketrampilan yang mudah dipelajari
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Macam tali temali

Tali temali meliputi

a. Simpul

Macam-macam simpul

Simpul adalah hubungan antara ujung tali

Macamnya :

1. Sosok
Gunanya untuk permulaan membuat simpul.

2. Mata
Gunanya untuk permulaan membuat simpul

3. Simpul biasa
Gunanya untuk permulaan membuat simpul

4. Simpul hidup
Gunanya untuk menyambung dua utas tali yang sama besar

5. Simpul anyam
Gunanya menyambung tali besar dengan tali kecil dalam keadaan kering

6. Simpul anyam rangkap


Gunannya menyambung tali besar dengan tali kecil dalam keadaan basah

7. Simpul aceh
Gunanya untuk mengikat tawanan/ orang tahanan

b. Jerat

Macam macam jerat


Jerat adalah hubungan antara tali dengan benda

Macamnya

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1. Jerat mastwarp
2. Jerat tukang kayu
3. Jerat sauh tunggal
4. Jerat sauh rangkap
3

5. Jerat tangga
6. Jerat kambing
7. Jerat repstock i
8. Jerat repstock ii
9. Jerat memperpendek tali

c. Ikatan

Macam ikatan
Ikatan adalah hubungan antara benda dengan benda dengan pertolongan tali

Macamnya

1. Ikatan pokok
Gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya sejajar

2. Ikatan hidup
Gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya tegak lurus

3. Ikatan silang
Gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya bersilangan

4. Ikatan lilit
Gunanya untuk menahan tiga patok/ tiang yang berdekatan, agar tetap pada
tempatnya

5. Ikatan puntir
Gunanya untuk mengikat bambu/ kayu dengan menggunakan kayu puntir

Perkemahan

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pada pembuatan kemah harus diingat apakah kita akan lama atau singkat
tinggal ditempat itu dan bagaimana keadaan musuh
Penempatan kemah yang keliru atau yang kurang akan menarik perhatian musuh

A. Apabila faktor keberhasilan dan kecepatan dl diutamakan, maka pembuatan


kemah harus dipertimbangkan matang-matang

cara terbaik adalah tidak membuat kemah gunakan ponco sebagai selimut
dg persyaratan bahwa tempat tidak dirawa-rawa terutama air atau mudah
dicapai air bah.

B. Kalau waktu & faktor keamanan memungkinkan utk tinggal lebih lama dpt
dibuat perkemahan baik di atas pohon maupun di atas tanah

Macam kemah

a. Di atas pohon dapat dibuat para-para menggunakan kayu-kayu


bambu di ikat

b. Di atas tanah dapat dibuat dg menggunakan ponco

1. Ponco dibuat dalam bentuk singkup dg tiang 1 & 3 pathok di ikat


dg tali rotan, akar tali karet.

2. Dua poncho di buat dlm bentuk tenda dg menggunakan tali


rotan, akar atau tali karet. Sebaiknya pemasangan perkemahan dilakukan pd
siang hari setelah dibangun pathok-pathok tiang di robohkan tetapi bagian
ujung masih terikat pada pathok-pathok kecil ditanah. Ini bertujuan menjaga
kerahasiaan pasukan agar tidak diketahui musuh. Perkemahan yg dirobohkan
diberikan samaran secukupnyapd malam hari kemah didirikan kembali agar
prajurit dapat istirahat dengan baik.

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Selesai

Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan


Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai