MENWA
( RESIMEN MAHASISWA INDONESIA )
Ruling
A. Latar Belakang
B. Definisi
C. Dasar Hukum Organisasi
D. Tugas dan Fungsi di era Reformasi
E. Struktur Organisasi
F. Tantangan masa depan sebuah Organisasi
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejarah mencatat peran pemuda dan mahasiswa telah melahirkan berbagai
perubahan besar di Indonesia dengan peran sebagai agent of change garda depan
perubahan, pembaharuan dan pembangunan.
Sebelum kemerdekaan, peranan dan kepeloporan pemuda dan mahasiswa
ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, demikian pula pada
saat dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 oktober 1928, bahkan pada saat
revolusi fisik dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan, para
pemuda, pelajar dan mahasiswa dengan rela meninggalkan sekolahnya untuk
mengangkat senjata, yang kemudian dikenal sebagai Tentara Pelajar (TP), Tentara
Republik Pelajar Indonesia (TRIP) dan Corps Mahasiswa (CM). Semua itu mereka
lakukan karena adanya jiwa dan semangat cinta tanah air. Kepeloporan TP/TRIP
dan CM inilah yang melandasi sikap perjuangan dan pengabdian Resimen
Mahasiswa kepada bangsa dan negara.
Setelah pengakuan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada
tahun 1945, masalah pertahanan diindroduksikan kedalam kurikulum perguruan
tinggi oleh UGM dan sebagai pengajarnya adalah Mayor Jendral TB Simatupang.
Dalam perkembangan selanjutnya menjadi materi kuliah kewiraan yang diajarkan
oleh Prof. Hardjo, S.H dan Letnan Kolonel Sutopo Yoewono yang pelajarannya
bersifat perkuliahan didalam kelas tanpa disertai dengan latihan dasar kemiliteran.
Pada tahun 1959 dengan Keputusan Panglima III/Siliwangi Nomor 40-
25/S/1959 diselenggarakan wajib latih bagi mahasiswa perguruan tinggi di
Bandung yang pesertanya berjumlah 960 orang, pelaksanaanya dimulai tanggal 13
Juni 1959 dan ditutup tangal 28 November 1959. selanjutnya dikeluarkan SKIP
Menteri Keamanan Nasional Nomor : MI/0307/1961 tanggal 30 Desember 1961
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
tentang Latihan Kemiliteran di Perguruan Tinggi Negeri dengan scope 147 jam
dikenal sebagai Wajib Latih Mahasiswa (WALAWA) sebagai respon atas
dikumandangkannya TRIKORA.
Selanjutnya untuk menghantam CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa
Indonesia) organisasi kemahasiswaan yang dipayungi PKI, berdasarkan
Keputusan Penguasa Perang Daerah Jakarta Raya dan sekitarnya Nomor : 062
tahun 1962 tanggal 15 Mei 1962 disyahkan berdirinya Resimen Mahajaya disertai
penentuan tugas pokok, organisasi dan prosedur.
Pada tahun 1963 dikeluarkan 3 keputusan bersama Menteri PTIP dan
WAMPA HANKAM yang menggambarkan pokok pikiran pada masa itu tentang
adanya tiga bentuk DikHankamNas di Perguruan Tinggi yakni :
1. Keputusan Bersama Nomor : M/A/1963 tentang Pengaturan Mata Kuliah
Pertahanan Negara kedalam kurikulum Perguruan Tinggi
2. Keputusan Bersama Nomor : M/A/20/1963 tentang Wajib Latih Mahasiswa
dan Pembentukan Resimen Mahasiswa
3. Keputusan Bersama Nomor : M/A/21/1963 tentang Pendidikan Perwira
Cadangan sebagai dinas pertama Wajib Militer
Selanjutnya pada tahun 1965 diterbitkan keputusan bersama Menko Hankam dan
Menteri PTIP Nomor : M/A/165/1965 dan Nomor : 2/PTIP/1965 pada tanggal 17
Maret 1965 tentang organisasi dan prosedur Resimen Mahasiswa yang antara lain
menetapkan bahwa setiap Kodam Jaya ada satu Resimen Mahasiswa.
Pada tahun 1967 terjadi perubahan pokok pikiran yang menggabungkan
tiga bentuk DikHankamNas menjadi satu bentuk yakni Wajib Latih Mahasiswa
(WALAWA) yang bersifat sukarela selektif, ekstra kurikuler intrra universitas
dengan rekomendasi Rektor.
Setelah diadakan evaluasi pada tahun 1972 maka WALAWA ditingkatkan
menjadi Pendidikan Kewiraan bersifat wajib intra kurikuler yang menjadi
tanggungjawab Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan dan pendidikan
perwira cadangan bersifat sukarela selektif ekstra kurikuler intra universitas yang
dipertanggungjawabkan pada Departemen Hankam dengan diatur dengan
Keputusan bersama : Menteri Pertahanan Dan Keamanan/Panglima Angkatan
Bersenjata, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidkan dan Kebudayaan dengan
Nomor : Kep/39/XI/1975, No: 0246a/U/1975, No : 247 tahun 1975 tanggal 11
November 1975 tentang Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa dalam rangka
mengikutsertakan rakyat dalam pembelaan negara.
Sebagai tindak selanjutnya, di DKI Jakarta dibentuklah Resimen Mahasiswa
Jayakarta melalui surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No. : Kep 05-02/K/12/1976 tanggal 29 Desember 1976 tentang peleburan
Resimen Mahajaya, Mahatirta dan WALAWA UI menjadi Resimen Mahasiswa
Jayakarta.
Selanjutnya Pembinaan Resimen Mahasiswa yang bersifat sukarela selektif
exstra kurikuler intra universitas diatur melalui prosedur pelaksanaanya dengan
B. DEFINISI
1. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan
Tinggi tertentu.
2. Resimen Mahasiswa adalah :
(1) Sebagai wadah, yang merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa
kearah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya
bela negara yang disusun dan dibentuk secara nasional serta
diorganisasikan secara kewilayahan pada setiap Propinsi Daerah Tingkat
I.
(2) Sebagai satuan yang merupakan kesatuan Resimen Mahasiswa yang ada
di Perguruan Tinggi dimana anggotanya terdiri atas mahasiswa yang
telah mengikuti latihan dasar Resimen Mahasiswa.
(3) Sebagai perorangan, yang merupakan anggota Resimen Mahasiswa yang
telah mengikuti latihan dasar Resimen Mahasiswa.
3. Undang-Undang No 3
tahun 2002 tentang pertahana Negara
Pasal 7 ayat (2)
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
TNI sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendukung.
Pasal 8 ayat (1)
Komponen cadangan atas warga negara atas sumber daya alam, sumber daya
buatan serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen
utama.
Pasal 8 ayat (3)
Komponen cadangan dan komponen pendukung sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (1) diatur dengan Undang-Undang.
Pasal 9 ayat (1)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dala penyelenggaraan pertahanan negara.
Pasal 20 ayat (2)
Segala sumber daya nasional yang berupa sumber daya manusia, sumber daya
alam dan buatan, nilai-nilai, teknologi dan dana dapat didayagunakan untuk
meningkatkan kemampuan pertahanan negara yang diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 25 ayat (1)
Pertahanan negara dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 25 ayat (2)
Pembiayaan pertahanan negara ditujukan untuk membangun, mememlihara,
mengembangkan dan menggunakan TNI serta kekuatan komponen pertahanan
negara lainnya.
4. Keputusan Bersama mentri
Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi
Daerah Republik Indonesia Nomor :
KB/14/M/X/2000
6/U/KB/2000
39 A Tahun 2000
Tanggal 11 Oktober 2000 tentang pembinaan dan Pemberdayaan Resimen
Mahasiswa
Secara aspek hukum sesuai SKB 3 Menteri Tahun 2000 tentang Pembinaan dan
Pemberdayaan Menwa, keberadaan dan pembinaan Menwa diatur sesuai dengan
tugas dan fungsi Departemen terkait.
1. Kegiatan ekstra kurikuler Mahasisa dibidang olah keprajuritan, kedisiplinan,
dan wawasan bela negara dilaksanakan melalui Unit kegiatan Mahasiswa
(UKM) dan menjadi tanggungjawab Pimpinan Perguruan Tinggi.
2. Pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa sebagai komponen
pertahanan negara menjadi tanggungjawab Menteri Pertahanan.
3. Pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa dalam melaksanakan
fungsi perlindungan masyarakat menjadi tanggungjawab Menteri Dalam
Negeri dan Otonomi Daerah.
Ketentuan ini telah menetapkan adanya pemisahan kewenangan dalam
pembinaan dan pemberdayaan Menwa sesuai tugas dan fungsi masing-masing
departemen, namun mengandung pengertian bahwa dalam pemisahan
kewenangan ini masih memiliki saling keterkaitan dalam pembinaan dan
pemberdayaan Resimen Mahasiswa.
Sebagai kelanjutan SKB 3 Menteri Tahun 2000 telah dikeluarkan kebijakan sebagai
aturan pelaksanaan oleh masing-masing Departemen terkait sebagai berikut :
1. Surat Edaran Dirjen Dikti Depdiknas Nomor : 212/D/I/2001 tanggal 19 Januari
2000 tentang Tindak Lanjut KB 3 Menteri Tahun 2000
a. Didalam Perguruan Tinggi dapat dibentuk UKM dibidang olah
keprajuritan, kedisiplinan, dan wawasan bela negara yang mengacu dan
berpedoman sebagaimana diatur dalam keputusan Mendikbud No :
155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di
Perguruan Tinggi
b. Dalam melaksanakan kegiatan UKM seperti dimaksud pada butir (a)
bertanggungjawab kepada pimpinan Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
c. Pengaturan tentang nama, struktur organisasi, dan ketentuan lainnya
didalam UKM dan diserahkan sepenuhnya kepada perguruan tinggi yang
bersangkutan.
d. Selaku anggota UKM tidak dibenarkan memakai atau mengenakan
seragam atau atribut yang resmi seperti digunakan oleh TNI / POLRI.
E. STRUKTUR ORGANISASI
1. Kedudukan
PPBN
( PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA )
RUANG LINGKUP
A. Pendahuluan
B. Tujuan dan Sasaran
C. Penyelenggaraan PPBN
D. Obyek PPBN
E. Lima Unsur PPBN
F. Penutup
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
1. Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan terhadap stabilitas nasional
datang dari dalam dan luar akan dapat diatasi dengan adanya kemanunggalan
antara TNI – Rakyat
2. Masa ke depan, ancaman terhadap bangsa dan negara akan selalu ada,
sehingga mengikutsertakan rakyat dalam upaya pembelaan negara.
Dasar Hukum
1. Pasal 30 ayat 1 Amandemen UUD 1945 Pasal 27 ayat 3
”Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam upaya pembelaan negara”
2. UU No. 20 Tahun 1982 Pasal 18
Hak dan kewajiban warga negara diselenggarakan melalui :
- PPBN
- Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
3. Pasal 19 UU No. 20 Tahun 1982
a. PPBN diselenggarakan guna memasyarakatkan upaya bela negara serta
menegakkan hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara.
b. PPBN wajib diikuti setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap
Tingkat Dasar dengan gerakan Pramuka
Lanjutan dengan bentuk pendidikan kewiraan pada Pendidikan Tinggi
Sasaran
1. Lingkungan Pendidikan
a. Sadar akan peranannya sebagai tunas bangsa
b. Paham nilai perjuangan bangsa
c. Paham akan arti pembangunan bangsa
d. Memiliki watak dan sikap pejuang dan kesatria yang penuh jiwa
pengabdian serta memiliki sikap ulet dan pantang menyerah
e. Memiliki disiplin tinggi dan menuntut ilmu pengetahuan dan Tekhnologi
dengan didasari motivasi kuat
f. Memiliki keyakinan akan kebenaran dan kesaktian Pancasila sebagai
Idiologi dan falsafah hidup
g. Menghayati ajaran agama masing-masing
h. Memiliki kasih sayang diantara sesama dan membangun kerukunan dan
kerjasama positif di sekolah
i. Memiliki sopan santun, menghargai orang tua, guru dan sesama murid
2. Lingkungan Pegawai
a. Utamakan persatuan dan kesatuan
b. Motivasi kerja tinggi, rela berkorban
c. Sadar akan pengamanan lingkungan dan bela negara
d. Aktif, kreatif, produktif
e. Disiplin Tinggi
f. Taat dan sadar kewajibannya, patuh
g. Menjaga lingkungan kerja yang tertib
h. Menghayati agama
i. Sehat Jasmani dan rokhani
3. Lingkungan Pemukiman
a. Memahami nilai Perjuangan bangsa
b. Memiliki kesatuan dan persatuan
c. Memiliki keyakinan akan kebenaran dan kesaktian Pancasila
d. Saling menghormati dan menghargai
e. Bersih, tertib, sehat lingkungan
C. PENYELENGGARA PPBN
1. Kedudukan PPBN
a. Integral dari sistem Pendidikan nasional
b. Bukan Pendidikan Militer
c. Dilakukan oleh Pembinaan teman umumnya dan oleh tenaga Pendidik
khususnya
d. Wajib diikuti tiap warga sebagai sumber kekuatan pertahanan dan
keamanan negara dan kekuatan kebangsaan nasional
2. Tatanan Tanggungjawab
a. Departemen Pertahanan dan Keamanan
b. Pembina utama PPBN adalah lembaga yang melaksanakan
Pembinaan/pendidikan terhadap tenaga manusia
D. OBYEK PPBN
1. Obyek PPBN adalah Lingkungan Pendidikan, Lingkungan Pekerjaan,
Lingkungan Pemukiman
2. Metode Penyelenggaraan PPBN adalah: Lingkungan Pendidikan, Edukatif,
Persuasif, Pragmatis disebut jalur Pendidikan sekolah
3. Pendidikan formal adalah Pendidikan yang diselenggarakan malalui prasarana
terlembaga seperti sekolah, akademika dan Perguruan Tinggi
F. PENUTUP
1. Lima unsur PPBN tersebut adalah Pelaksanaan Pendidikan Bela Negara tahap
awal maupun tahap lanjutan.
2. Materi PPBN yang diperlukan untuk menanamkan, menumbuhkan,
memelihara dan mengembangkan unsur-unsur Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara dapat menggunakan cara mengembangkan contoh-contoh nyata sesuai
dengan kebutuhan.
PBB
(Peraturan Baris-Berbaris)
Ruang Lingkup
1. Pengertian
2. Maksud dan Tujuan
3. Macam-macam Gerakan dalam PBB
A. Pengertian
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara hidup angkatan Bersenjata yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
a. Aba-aba petunjuk
Dipergunakan hanya jika perlu, untuk menegaskan maksud daripada aba-
aba peringatan/pelaksanaan. Contoh:
Untuk perhatian – istirahat di tempat = GERAK
Kepada Inspektur Upacara – hormat = GERAK
b. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh:
Lencang kanan = GERAK
Istirahat ditempat = GERAK
Hormat = GERAK
c. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk
melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan secara serentak atau
berturut-turut. Aba-aba yang dipakai adalah:
1. GERAK : Tanpa meninggalkan tempat
Contoh : Siap = GERAK, Hadap kanan = GERAK
2. JALAN : Meninggalkan tempat
Contoh : Maju = JALAN, Tiga langkah ke kanan = JALAN
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,
maka aba-aba pelaksanaan harus didahului dengan aba-aba peringatan
: MAJU
3. MULAI : Dilakukan secara berturut-turut
Contoh : Hitung = MULAI, Bersaf kumpul = MULAI
Catatan :
Kalau bersaf tiga, maka bagi mereka yang berada di saf tengah
dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka kesamping dengan
tidak mengankat tangan.
Penjuru pada saf tengah dan belakang mengambil antara ke
depan dan setelah lurus menurunkan tangan. Setelah masing-
masing dirinya berdiri lurus dalam barisan, maka semua berdiri
ditempatnya dan kepala tetap dipalingkan ke kanan / kekiri.
Semua gerakan dikerjakan dengan badan tegak seperti pada sikap
sempurna.
Pada waktu komandan pasukan / barisan memberikan aba-aba
” Lencang kanan / kiri ” dan barisan sedang meluruskan safnya,
Komandan pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan
kelurusan saf dari sebelah kanan / kiri pasukan, dengan menitik
beratkan kepada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu)
2. Setengah lengan lencang kanan / kiri
Aba-aba : Setengah lengan lencang knan / kiri = GERAK
Pelaksanaan :
Seperti lencang kanan / kiri, tetapi tangan kanan / kiri dipinggang
(bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri
disebelah, pergelangan tangan lurus, ibu jari se sebelah belakang dan
empat jari lainnya rapat satu dengan yang lain disebelah depan. Pada
aba-aba tegak = GERAK semua serentak menurunkan lengan
memalingkan muka kembali ke depan dan berdiri dalam sikap
sempurna.
3. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang-Depan = GERAK
Pelaksanaan :
Penjuru tetap sikap sempurna, nomor dua dan seterusnya meluruskan
ke depan dengan mengangkat tangan. Bila berbanjar tiga maka saf
terdepan mengambil antara satu lengan / setengah lengan disamping
kanan, setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakkan kepala
kembali dengan serentak. Anggota-anggota yang ada dibanjar tengah
da kiri melaksanakannya tanpa mengangkat tangan.
e. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung = MULAI
Pelaksanaan :
Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan,
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan.
Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut tiap prajurit mulai dari penjuru
kanan menyebut nomornya sambil memalingkan muka kembali ke depan.
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Jika berbanjar maka pada aba-aba peringatan semua prajurit tetap dalam
keadaan sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan tiap prajurit mulai
dari penjuri kanan depan berturut-turut ke belakang menyebutkan
nomornya masing-masing. Penyebutan nomor diucapkan penuh.
f. Perubahan arah
1. Hadap kanan / kiri
Aba-aba : Hadap Kanan / Kiri = BERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri / kanan diajukan melintang didepan kaki kanan / kri,
lekuk kaki kiri / kanan berada di ujung kaki kanan / kiri, berat
badan berpindah ke kaki kiri / kanan.
b. Tumit kaki kan / kiri dengan badan diputar ke kanan 900
c. Kaki kiri / kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan / kiri seperti
dalam keadaan sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan / kiri
Aba-aba : hadap serong kanan / kiri = GERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri / kanan diajukan ke muka berjajar dengan kaki
kanan / kiri
b. Berputar arah 450 ke kanan / kiri
c. Kaki kiri / kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
Aba-aba : Balik Kanan = GERAK
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam
daripada hadap kanan) didepan kaki kanan. Tumit kakikanan beserta
dengan badan diputar ke kanan 1800. kaki kiri dirapatkan pada kaki
kanan.
g. Bubar
Aba-aba : Bubar = JALAN
Pelaksanaan :
Pada aba-aba pelaksanaan tiap prajurit menyampaikan penghormatan
kepada komandan sesudah dibalas kembali dalam sikap sempurna
kemudia melakukan ”balik kanan” dan setelah menghituh dua kali dalam
hati, melaksanakan gerakan seperti langkah pertama dalam gerak Maju =
JALAN selanjutnya bubar menuju tempat masing-masing.
kanan / kiri dirapatkan pada kaki kiri / kanan menurut irama langkah
biasa dan mengambil sikap sempurna.
j. Berhenti
Aba-aba : Henti = GERAK
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di
tanah . setelah ditambah satu langkah selanjutnya kaki kanan / kiri
dirapatkan kemudian mengambil sikap sempurna.
PUDD
(Peraturan Urusan Dinas Dalam)
A. Pengertian
B. Maksud dan Tujuan
C. Kesatrian dan Penghuninya
D. Tata Cara Meninggalkan Kesatrian
E. Perlakuan Terhadap Tamu di Kesatrian
A. Pengertian
PUDD adalah ketentuan yang mengatur cara-cara menanamkan disiplin bagi
prajurit TNI dalam kehidupan sehari-hari sesuai tugas masing-masing baik
didalam maupun diluar lingkungan TNI.
2. Kompleks
Keluarga
1) Semua anggota yang sudah berkeluarga
2) Anggota satuan lain yang sudah berkeluarga atas seijin komandan kesatrian
Pejabat Kesatrian :
1. Komandan Kesatrian
2. Komandan Bawahan
3. Perwira Staf atau pembantu lainnya
Kewajiban penghuni kesatrian :
1) Menaati semua peraturan-peraturan yang tercantum dalam PUDD
2) Memelihara keamanan, ketertiban dan kebersihan
3) Melaporkan kepada komandan setiap hal-hal yang mengganggu keamanan
dan ketertiban
4) Melaporkan tamu yang bermalam kepada komandan atau pejabat petugas
dinas dalam
PPM
(Peraturan Penghormatan Militer)
Ruling :
A. Pengertian
B. Maksud dan Tujuan
C. Ketentuan Umum
D. Macam Penghormatan
E. Cara Menyampaikan Penghormatan
A. Pengertian
Penghormatan adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap
orang lain atas dasar tata asusila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
C. Ketentuan Umum
1. Penghormatan oleh anggota militer / angkatan bersenjata,
penghormatan senantiasa dilakukan dengan pandangan tetap tertuju kepada
pihak yang diberi hormat, dan yang menerima penghormatan senantiasa wajib
membalas penghormatan tersebut, terkecuali apabila keadaan tidak
emungkinkan membalas penghormatan.
2. Anggota militer / angkatan bersenjata yang memakai
seragam :
a. Harus menyampaikan penghormatan kepada atasan yang berpakaian
seragam atau berpakaian preman. Apabila pihak bawahan mengenalinya
baik mereka itu termasuk angkatannya maupun dari angkatan lainnya, juga
terhadap anggota militer / ankatan bersenjata negara asing yang berpangkat
lebih tinggi yang ada hubungan diplomatik dengan RI.
b. Anggota militer / angkatan bersenjata negara asing yang berpakaian
seragam di dalam tugas menjaga keamanan / mengatur lalulintas umum,
apabila keadaan tidak memungkinkan, tidak diharuskan menyampaikan
penghormatan kepada atasan yang lewat.
3. Anggota militer / angkatan bersenjata yang berpakaian
preman : kepada semua anggota militer / ankatan bersenjata yang berpakaian
preman wajib menyampaikan penghormatan kepada pihak atasan, apabila
bawahan mengenal atasan itu, maka berlaku tata cara yang disesuaikandengan
adat kebiasaan masing-masing.
D. Macam Penghormatan
1. Penghormatan militer / angkatan
bersenjata terdiri atas dua macam ialah :
Penghormatan militer biasa dan penghormatan militer kebesaran
2. penghormatan militer biasa
disampaikan kepada semua atasan atau semua pangkat (untuk meningkatkan
jiwa korsa)
3. penghormatan militer kebesaran
disampaikan kepada :
a. Jenazah dalam upacara militer
b. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi
c. Presiden / wakil presiden
d. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi
e. Lambang kesatuan
f. Panglima angkatan bersenjata
g. Kepala staf
h. Perwira tinggi
i. Penglima daerah dan pejabat sederajat
4. cara melakukan penghormatan militer
kebesaran sama dengan penghormatan militer biasa dengan tambahan
dikerjakan berhenti lebih kurang 6 langkah menghadap penuh kepada yang
diberi hormat dan selesai jika yang diberi hormat telah membalas atai
melewatinya.
3. Anggota militer /
angkatan bersenjata didalam keadaan berjalan maupun berhenti dan bertutup
kepala / tanpa tutup kepala oleh karena sesuatu hal dimana ia sedang
memegang atau membawa barang / benda yang tidak dapat dipindahkan lebih
dahulu ke tangan kiri atau melepaskannya, maka dalam keadaan
berhenti/berjalan ia mengambil sikap sempurna, memalingkan /
menganggukan kepala.
PEMBEKALAN IX
Hari/Tanggal : Minggu, 13 Desember 2009
Materi : Mountainering
Penyaji : Kabid Pam Agus Tri Laksono
Ruang Lingkup:
A. Pengertian
B. Macam-macam Mountenering
C. Alat-alat Mountenering
D. Pengaman Tubuh
E. Jenis turun tebing ( Repling )
F. Keterangan
MOUNTENERING
A. Pengertian
Adalah : Suatu kegiatan di alam terbuka yang membutuhkan keberanian dan
keterampilan untuk menguasai medan dengan menggunakan metode khusus,
meliputi gunung, lembah, jurang, dan lain sebagainya melalui beberapa metode
dan tehnik untuk menunjang pencapaian operasi.
B. Macam-macam Mountenering :
1. Rayapan : 1 tali dan 2 tali
Digunakan saat akan menyeberang sungai yang arusnya deras sehingga
membutuhkan tali
2. Jembatan Tali / Titian Tali
Dengan 1 tali dan 3 tali
3. Peluncuran
4. Naik atau Turun togle (sudut ketinggian 60 dengan toggle rope)
5. Turun Hasty (sudut ketinggian 60 dengan tali peleton)
6. Snapling ( terjal 90 )
7. Turun Hely
C. Alat-alat Mountenering :
1. Togle
2. Tali dadung
3. Tali ( kern montel rope)
Dinamic rope / tali perintis
Diameter 9-10 mm
Dapat menahan beban 800 kg
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
D. Pengaman Tubuh
1. Sistem jas-ad (brimob)
Tali perorangan dibagi dua sama panjang
Letakkan pada paha bagian dalam
Silangkan keselangkangan
Buat simpul mati pada paha
Bawa ke pinggang buat simpul
Lilitkan ke pinggang buat simpul hidup
Masukkan salah satu ujung tali yamg melilit di paha dan buat simpul
hidup
2. Sistem komando
Tempatkan ditengah-tengah tali dan lilitkan dua kali
Bawa dua ujung tali ke selangkangan
Masukkan tali yang berada di pinggang belakang dan kaitkan
F. Keterangan :
Tali kern montel rope tidak boleh diinjak
Tidak boleh kena gesekan dengan benda tajam
Penggunaan alat-alat tidak boleh dibuat pukul-pukul atau dibanting
Jangan diletakkan ditempat yang suhunya tinggi
PEMBEKALAN X
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
Materi : Senam Senjata
Penyaji : Pjs. Komandan Satuan M. Rochim
Ruang Lingkup:
A. Pengertian
B. Tujuan Senam Senjata
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SENAM SENJATA
A. Pengertian
Senam senjata adalah salah satu jenis senam militer yang berisikan gerakan –
gerakan tertentu dengan menggunakan senjata sebagai alat dan dilaksanakan baik
secara perorangan ataupun kelompok dengan hitungan irama.
B. Tujuan:
1. Penguatan Otot
a. Dengan menggunakan beban (senjata)
b. Dengan memperberat latihan (irama dipercepat atau waktu diperpanjang)
c. Untuk otot – otot tertentu dilaksanakan dengan satu macam gerakan
berulang – ulang.
2. Pemeliharaan sikap
a. Adanya gerakan – gerakan yang simetris dan seimbang
b. Memperbaiki sikap – sikap yang salah
c. Memperbaiki diri dengan senjata
3. Membiasakan diri dengan senjata
a. Dengan banyak bergerak menggunakan senjata, maka akan lebih mengenal
b. Senjata tidak merupakan beban lagi bagi setiap prajurit
c. Memperlakukan dan memelihara senjata dengan baik
4. Menambah dan memelihara disiplin dan
kerjasama
a. Suasana kemiliteran
b. Adanya pengawasan
C. Manfaat Senam Senjata
1. Ditinjau dari ilmu faal
Memperlancar peredaran darah dan pernafasan, sehingga distribusi makanan,
pembakaran zat makanan dan pembuangan sisa pembakaran menjadi lebih
baik
2. Ditinjau dari kemampuan jasmani
Meningkatkan kekuatan daya/kekuatan otot, kelenturan, koordinasi dan
keterampilan sehingga dapat meningkatkan kemampuan jasmani dan efisiensi
gerak
3. Ditinjau dari kesegaran tubuh
a. Meningkatkan kesegaran jasmani, maupun rohani
b. Dengan timbulnya semangat kerja diharapkan dapat melaksanakan tugas
dengan lebih baik
1. LATIHAN PENDAHULUAN
- Sikap pokok : berdiri tegak kaki rapat , senjata di pegang dengan kedua
tangan bersandar pada paha.
- Hitung 1 : meloncat sambil mengayunkan senjata ke atas dan kaki terbuka
mendarat.
- Hitung 2 : meloncat lagi bersikap pokok.
- Hitung 3 : seperti hitungan ke satu.
- Hitung 4 : seperti hitungan 2 , dst.
2. SIKAP INTI 1
- sikap pokok : lihat bagian pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di bawa ke arah dagu.
- Hitung 2 : senjata di bawa / di angkat di atas kepala.
- Hitung 3 : senjata kembali ke dagu.
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok .
3. SIKAP INTI 2
- Sikap pokok : lihat bagian pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di bawa kebawah dagu.
- Hitung 2 : senjata di dorong ke muka.
- Hitung 3 : senjata di gerakkan ke atas (lengan lurus ) di atas kepala.
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok.
4. SIKAP INTI 3
- Sikap pokok : berdiri tegak dengan kaki terbuka kesamping senjata di
tangan kiri / tangan setinggi pundak.
- Hitung 1 : senjata di dorong ke muka.
- Hitung 2 : senjata di diayun kesamping.
- Hitung 3 : sama dengan gerakan satu.
5. SIKAP INTI 4
- Sikap pokok : berdiri tegak, kedua kaki rapat, senjata di belakang kepala.
- Hitung 1 : kaki kiri melangkah kesamping,
- Hitung 2 : togok ditekuk ke samping kiri,
- Hitung 3 : togok di tegakan kembali,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
6. SIKAP INTI 5
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : serentak mengangkat kepala,
- Hitung 2 : ayunkan senjata ke kiri / kanan, pinggang memutar tubuh pada
pinggang ( kedua lengan lurus dan datar )
- Hitung 3 : senjata kembali ke muka (ke dua lengan lurus dan datar,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
Catatan : pada pengulangan ganti arah
7. SIKAP INTI 6
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di bawa kebawah dagu dan kaki kiri pindah ke belakang,
- Hitung 2 : togok condong ke belakang,
- Hitung 3 : togok di tegakan kembali,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
Catatan : pada pengulangan ganti kaki
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
8. SIKAP INTI 7
- Sikap pokok : berdiri dengan kaki terbuka,
- Hitung 1 : senjata di bawa ke muka (kedua lengan lurus ),
- Hitung 2 : badan di bungkukan membawa senjata di antara dua kaki,
- Hitung 3 : ambil kembali sikap dengan senjata di muka,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
CATATAN : senjata di masukan bergantian, di mulai dari popor kemudian
laras,
9. SIKAP INTI 8
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di angkat ke muka,
- Hitung 2 : kaki kiri tendang ke arah senjata,
- Hitung 3 : kaki kiri rapat kembali dengan kaki kanan,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
Catatan : pada pengulangan secara bergantian
10. SIKAP INTI 9
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : senjata di bawa ke belakang kepala,
- Hitung 2 : mengambil sikap jongkok,
- Hitung 3 : berdiri tegak sambil mengangkat senjata ke atas kepala,
- Hitung 4 : kembali ke sikap pokok,
11. SIKAP INTI 10
- Sikap pokok : lihat latihan pendahuluan
- Hitung 1 : badan bungkuk senjata di bawa ke kaki,
- Hitung 2 : mengambil sikap jongkok dan senjata di muka (lengan lurus dan
datar)
- Hitung 3 : kaki di luruskan, senjata di bawa ke kaki ( seperti hitungan satu)
- Hitung 4 ; kembali ke sikap pokok.
KEPEMIMPINAN
Ruling:
Pengertian
11 Azas Kepemimpinan
Ciri-ciri dan sifat kepemimpinan
Tipe – tipe Kepemimpinan
A. Pengertian
Kepemimpinan
Adlh seni & kecakapan dlm mempengaruhi dan membimbing bawahan shg dr
pihak yg dipimpin timbul kemauan, hormat & ketaatan yg iklas dlm
menjalankan tugas yg dipikulkan kepadanya.
Pemimpin
B. 11 azas kepemimpinan
1. Taqwa:Ialah beriman kpd tuhan yme, taat kpd-nya
2. Ing ngarsa sung tulodho:Yaitu beri suri teladan dihadapan anak buah.
3. Ing madya mangun karso :Yaitu ikut bergiat srt gugah semangat di tngh anak
buah.
4. Tut wuri handayani:Yaitu pengaruhi & beri dorongan kpd anak buah.
5. Waspodo purba waseso:Yaitu waspodo awasi srt sanggup beri koreksi kpd
anak buah.
6. Ambeg paromo arto:Yaitu dpt pilih dg tepat mana yg hrs didahulukan.
7. Prasojo:Yaitu tingkah laku yg sedherhana & tdk ber lbh’s an
8. Satya:Yaitu sikap loyal yg timbal balik dr atas thd bawahan & bawahan thd
atasan & kesamping
9. Gemi nastiti:Yaitu kesadaran & kemampuan untuk membatasi penggunaan
& pengeluaran segala sesuatu kpd yd benar2 diperlukan
10. Belaka:Yaitu kemauan, kerelaan & keberanian untuk bertanggung jawab
11. Legawa:Yaitu kemauan, kerelaan & keihklasan untuk pd saatnya
menyerahkan tanggung jawab & kedudukannya kepd generasi berikutnya
C. Sifat pemimpin yg penting
1. Jujur. Berwatak terang’s an, sehat dlm prinsip’s moral, benar2 dpt dipercaya
& jujur.
2. Berpengetahuan. Berpengetahuan yg luas termasuk ttg pekerjaan se hari’s.
3. Berani. Suatu tingkatan mental yg mengakui a&ya ketakutan thdp
bahaya atau celaan’s, akan tetapi memungkinkan seseorang menghadapinya
dg tenang & keteguhan hati.
4. Tegas. Mampu mengambil keputusan dg cepat & tepat, & menyatakan
dg jelas, tanpa ragu’s.
5. Dpt diandalkan. Kepastian pelaksanaan kewajiban dg secepat-cepatnya.
6. Berinisiatif. Mengetahui apa yg hrs dilakukan & berani memulai suatu
tindakan meskipun tidak ada perintah.
7. Bijaksana. Kemampuan bergaul dg org lain tanpa menimbulakan
ketegangan.
8. Adil. Tdk berat sebelah & teguh melaksanakan komando
9. Antusias. Menunjukkan minat dg kegembiraan & semangat yg ber kobar’s dlm
melaks kewajiban
10. Berwibawa. Memberikan kesan yg baik dlm bentuk lahir & kelakuan pd
setiap saat
11. Ulet / tahan uji. Stamina, mental & fisik diukur dr kemampuan seseorang
utk bertahan terhdp sakit, lelah & kesulitan atau kemalangan yg luar biasa.
12. Tdk mementingkan diri sendiri. Mendahulukan kepentingan orang lain baik
di dlm memenuhi kebutuhan, maupun di dlm mencapai kemajuan
13. Setia. Setia terhdp ngr & bgs, terhdp tentara, kesatuannya, atasannya,
bawahannya dan sesamanya.
14. Mampu membuat pertimbangan. Kualitas ttg mempertimbangkan fakta’s &
pendpt utk kemungkinan pemecahan persoalan, sbg dsr dr keputusan’s yg sehat
15. Simpatik. Simpatik berarti mampu menunjukan sikap dan perilaku yang sopan
serta dapat menghargai setiap anggota bawahannya
D. TIPE KEPEMIMPINAN
A. Kepemimpinan otoriter
- tdk bersifat membimbing
- menngendalikan bawahan dgn disiplin, keras dan loyalitas tinggi
- digunakan dlm kondisi darurat
B. Kepemimpinan demokratis
- pemimpin membimbing bawahanya
- menjelaskan kebijakan umumnya
- pedoman tdk mengikat
- spontan timbul sadar dan tg jwb utk mencapai tujuan
C. Kepemimpinan liberal
- kebebasan mutlak pd bawahanya
- inisiatif pd bawahan
- pemimpin beri nasehat bila diminta
D. Pemimpin peternalistis
- dipakai di asia & ri
- pemimpin sbg ayah, panutan
- melindungi dan & sbg suri tauladan bawahanya
DIKPEROR
PENDIDIKAN PERORANGAN
Ruling:
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. 8 gerakan pindah tempat
1. PENDAHULUAN
Dikperor merupakan pengetahuan yang mutlak harus dikuasai setiap prajurit dan
merupakan landasan dasar yang pertama untuk dapat melaksanakan tugas di medan
tempur.
2. TUJUAN
Memberikan pengetahuan keterampilan perorangan agar mahir dan terampil dalam
teknik bertempur sehingga memiliki kepercayaan diri, berinisiatif dalam menunaikan
tugas tempur.
b. Tiarap
Gerakan tiarap dimulai dari sikap berdiri, berjalan maupun barlari gerakan
tiaarap dilakukan apabila diperlukan untuk berlindung terhadap tembakan dan
tinjauan musuh atau untuk meninjau dan menentukan tempat/ kedudukan
berikutnya.
1. Dari posisi berdiri :
a. Buka kaki sejajar selebar bahu
b. Tekuk kedua lutut kedepan
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
d. Merangkak.
Faktor – faktor yang mempengaruhi gerakan merangkak:
1. Ada dan tidaknya perlindungan
2. Jauh dekatnya kedudukan musuh
3. Jarak yang akan ditempuh
4. Kecepatan yang diperlukan
Ada 2 macam gerakan merangkak:
1. Merangkak kera
Dilakukan apabila:
a. Terdapat cukup perlindungan
b. Kedudukan musuh masih jauh
c. Jarak yang ditempuh masih cukup jauh
d. Kecepatan masih diutamakan
Gerakan
1. Berlutut pada kedua kaki.
e. Merayap.
Ada 2 macam merangkak:
1. Merayap Komando.
Dikerjakan apabila :
a. Perlindungan yg ada sangat terbatas.
b. Kedudukan musuh sudah dekat.
c. Kecepatan sudah tidak mungkin dilaksanakan.
Gerakan ( dari sikap tiarap )
a. Pegang Senjata pada bagian tali sandang bagian atas dengan tangan
kanan.
b. Senjata berada diatas lengan tangan kanan.
c. Geser badan ke depan dengan menekankan telapak tangan kiri dan
menarik ke depan.
d. Geser tangan kanan dan kiri ke depan.
e. Begitu seterusnya sekali-kali pandangan ke depan melihat situasi.
2. Merayap Harimau Merunduk.
Dikerjakan apabila
3. Merayap Kucing.
Dikerjakan bila
Merayap pada waktu malam dan sangat mementingkan kerahasiaan,
sudah relatif dekat dengan musuh.
Gerakan.
1. Sikap awal tiarap, dengan kedua kaki rapat dan lurus kebelakang, ujung
sepatu berada ditanah, bagian tumit diatas, Senjata diletakkan di
samping kanan badan.
2. Tangan kanan /kiri meraba ke depan utk mencari dan meyakinkan
kedudukan berikutnya, tangan kembali ke depan dada kemudian
memindahkan senjata dengan mengangkat melalui perimbangannya.
Gerakan ke depan dengan cara :
1. Angkat badan dengan kekuatan pada kedua lengan dan ujung kaki,
badan lurus dengan tegang.
2. Geser badan ke depan tangan hingga menyentuh tanah, posisi
kakimenolak ke depan, setelah badan menyentuh tanah sampai paha
kaki posisi kaki kmb kesikap awal
3. Kalau satu kali menggeser dada blm segaris dengan perimbangan
senjata. Lakukan lagi menggeser badan ke depan
f. Berlari
1. Berlari adl cara bergerak tg tercepat utk pindah tempat.
2. Berlarilah secara berlomcatan menggunakan perlindungan yag ada dengan
cara :
3. Menentukan tujuan lari
4. Merencanakan route lari yg aman dan tempat tiap-tiap loncatan.
5. Berlari sesuai rencana
6. Berlarilah berbelah-belah agar tdk jadi sasaran bidikan
7. Pada waktu melayang, kaki penolak menyusun kaki pengayun shg berada
8. dibelakang kaki kanan /kirinya, badan tetap dlm sikap membongkok, kaki
9. tergantung tegak lurus dan tertekuk pada lutut + 120 “
* Dari sikap berjalan / berlari
* Cara Bergerak :
Bergerak dr stu tempat ke tempat yg lain ( tdk sekaligus tetapi
berlompatan )
Amati medan, msh kedepan serta tempat lompatan selanjutnya dan
route yg akan dilaui
Route yg akan dilalui hrs terlindung dr peninjauan dan tembakan
Melalui rumput tinggi secara berbelah-belah & sebaiknya pada saat ada
angin
Usahakan tujuan gerakan dan arah angin berlawanan
Jangan mengganggu binatang yg membuat menarik perhatian musuh
Memanfaatkan kegaduan :
o Bunyi tembakan
o Suara kapal terbang
o Hujan dll
Bila menyeberang jalan secara cepat
Gunakan lekukan tanah utk mendekat
Hindari daerah terbuka
Gunakan gerakan dasar yg dikombinasikan, sesuaikan gerakan dengan
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
h. Terjun
Adalah gerakan pemindahan tepat dari tempat ketinggian ke tempat yang lebih
rendah dengan car meloncat turun
Yang perlu diperhatikan :
1. Tinggi ketinggian
2. Keadaan dasar ( tempat mendarat)
3. Ketinggian tidak lebih dari 2 meter
RULING:
Pendahuluan
Sejarah Singkat
Tujuan Resimen Mahasiswa
Kedudukan
A. Pendahuluan
1. Resimen mahasiswa adalah suatu wadah pembinaan bagi mahasiswa yang disusun,
direncanakan, diorganisasikan dalam rangka penyaluran potensi dan bakat minat
dalam usaha pembelaan negara
2. Resimen mahasiswa setiap mahasiswa yang telah mengikuti dan lulus dalam seleksi
pendidikan dasar resimen mahasiswa
3. Organisasi dalam kampus yang berkedudukan sebagai unit kegiatan mahasiswa
B. Sejarah Singkat
Sumber berdirinya dari tradisi nasional dan internasional
1. tradisi nasional : tentara pelajar, korps mahasiswa
2. tradisi Internasional : ROTC ( reserve officare traning corps).
Muncul walawa 1951
Resimen Mahasiswa 1962
3. Penugasan :
a. Berperanserta dalam menumpas PKI Muso- Brigadir 17
b. Berperanserta dalam menumpas D.I / TII Karto Suwiryo
c. Berperan serta dalam komando TRIKORA
d. Berperan serta dalam pembinaan teritorial kampus dari masuknya unsur PKI 1965
e. Bergabung dengan satgas seroja operasi Timtim
f. Pembinaan sikap dan mental cinta tanah air dan bangsa, pembinaan pendahuluan
bela negara di kampus.
g. Menjadi salah satu komponen cadangan nasional
h. Pembinaan potensi bela negara di dalam kampus.
D. Kedudukan
1. Wadah organisasi rakyat terlatih dalam rangka Sishankamrata
2. Pebinaan teknis dalam rangka pertahanan sipil dibawah mendagri
3. Pebinaan teknis dalam rangka kegiatan ssatuan Menwa di dalam kampus
dibawah Mendiknas
4. Pebinaan teknis dalam rangkaWankamra dibawah Menhankam
E. Tugas Pokok
1. Merncanakan, melaksanakan, dan menyusun seluruh potensi mahasiswa
terlatih pada daerah tingkat I untuk memperkuat ketahanan nasional dalam
usaha bela negara
2. Membantu terselenggaranya stabilitas kampus
3. Membantu terselenggaranya segala program hamkamnas di perguruan tinggi
F. Fungsi Menwa
1. Mengkoordinir mahasiswa terlatih dalam linmas
2. Menyusun kekuatan dalam satuan resimen mahasiswa untuk bela negara.
G. Organisasi
Organisasi resimen mahasiswa terdiri atas:
1. Unsur pembina : Rektor, pembantu rektor, dan pendamping
2. Unsur pimpinan : Komandan Satuan, wadan satuan, komandan kelompok,
komandan regu
3. Unsur perencana : Kabid. Pam,Diklat, Personil, Logben, Humas, Trian
4. Unsur pelayan : Danpokma, Ka set, dan Kaprovst
5. Unsur pelaksana : Anggota
H. Pendidikan
1. Pendidikan Resimen Mahasiswa terdiri atas :
2. Pendidikan berjenjang:Diksar, suskalak, Suskapin
3. Pendidikan Khusus: Sar, TRC, Dikstaf, Gl
Caraka
1. Umum
Caraka adalah sarana komunikasi yang bertugas menerima mengirim dan
menyampaikan berita – berita yang dikerjakan oleh manusia serta dapat digunakan semua
tingkat kesatuan.
Caraka merupakan alat komunikasi yang tertua,tetapi masih efektif dalam penggunaanya.
2. Fungsi Caraka
Seorang caraka berfungsi sangat penting untuk sarana komunikasi/perhubungan.dan
sekaligus sebagai pengumpul keterangan mengenai route yang dilalui. Biasanya tidak
sembarang orang dapat dipilih sebagai caraka. Disamping sehat dan tangkas dia harus pintar
dan mampu menggunakan sarana yang digunakannya. Karena Caraka ini sangat berarti, maka
biasanya seorang caraka dilatih hal – hal yang khusus.dan fungsi caraka ini hingga sekarang
masih sangat diperlukan, untuk menyampaikan berita – berita, dokumen – dokumen atau
barang – barang secara langsung
3. Tugas Caraka
Menerima, megirim dan menyampaikan berita dari pihak satu kepihak lain.
Kelebihan Caraka dibanding dengan alat komunikasi lain adalah :
a) Mempunyai kerahasiaan yang tinggi
b) Tidak terpengaruh oleh keadaan medan dan cuaca
c) Menggunakan peralatan yang terbatas
d) Dapat menyampaikan berita secara tertulis / lesan
e) dapat menyampaikan berita langsung kepada alamat yang dituju
- Jika ketahuan musuh dan akan tertangkap, maka ia harus mengingat – ingat isi
beritatersebut, selanjutnya berita dimusnahkan.
2) Berita Lesan
- Cara ini dilaksanakan oleh pasukan mobil yang selalu berpindah – pindah tempat .
- Isi berita lesan harus singkat, jelas dan mudah.
- Dalam menerima perintah seorang caraka harus mengingat-ingat dengan teliti dan
mengulanginya didepan sipembari perintah.
- Berita tidak boleh ditambah ataupun dikurangi.
- Dalam menyampaikan berita lesan maupun tertulis seorang caraka harus jongkok
didepan yang berhak menerima berita tersebut.
2) Si pemberi berita harus memerintahkan kepada caraka untuk melaporkan tujuanya pada
pos atau tempat yang ditentukan .
3) Si pemberi perintah harus memberikan sandi kepada caraka. Seorang caraka sebelum
menyampaikan berita harus menyandi terlebih dahulu.
Contoh : Bela X Negara
Pionir
1. Pendahuluan umum
a. Pionir adalah suatu pekerjaan semi ringan yg dpt dilakukan oleh para
prajurit. Biasa scr terbatas, baik itu perorangan atau dlm hub. Dok
2. Tali – temali
Umum
Pada pekerjaan pioner banyak digunakan tali temali baik sebagai pengikat
benda pada benda maupun sebagai penyambung benda lainnya atau penyambung
tali dengan tali
Ini semua merupakan suatu ketrampilan yang mudah dipelajari
Disampaikan pada Pembekalan Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan
Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang
SATGAS PRADIKSAR YUDHA XXXIV
KOMANDO MENWA MAHADIPA
SATUAN 902
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
a. Simpul
Macam-macam simpul
Macamnya :
1. Sosok
Gunanya untuk permulaan membuat simpul.
2. Mata
Gunanya untuk permulaan membuat simpul
3. Simpul biasa
Gunanya untuk permulaan membuat simpul
4. Simpul hidup
Gunanya untuk menyambung dua utas tali yang sama besar
5. Simpul anyam
Gunanya menyambung tali besar dengan tali kecil dalam keadaan kering
7. Simpul aceh
Gunanya untuk mengikat tawanan/ orang tahanan
b. Jerat
Macamnya
1. Jerat mastwarp
2. Jerat tukang kayu
3. Jerat sauh tunggal
4. Jerat sauh rangkap
3
5. Jerat tangga
6. Jerat kambing
7. Jerat repstock i
8. Jerat repstock ii
9. Jerat memperpendek tali
c. Ikatan
Macam ikatan
Ikatan adalah hubungan antara benda dengan benda dengan pertolongan tali
Macamnya
1. Ikatan pokok
Gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya sejajar
2. Ikatan hidup
Gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya tegak lurus
3. Ikatan silang
Gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya bersilangan
4. Ikatan lilit
Gunanya untuk menahan tiga patok/ tiang yang berdekatan, agar tetap pada
tempatnya
5. Ikatan puntir
Gunanya untuk mengikat bambu/ kayu dengan menggunakan kayu puntir
Perkemahan
Pada pembuatan kemah harus diingat apakah kita akan lama atau singkat
tinggal ditempat itu dan bagaimana keadaan musuh
Penempatan kemah yang keliru atau yang kurang akan menarik perhatian musuh
cara terbaik adalah tidak membuat kemah gunakan ponco sebagai selimut
dg persyaratan bahwa tempat tidak dirawa-rawa terutama air atau mudah
dicapai air bah.
B. Kalau waktu & faktor keamanan memungkinkan utk tinggal lebih lama dpt
dibuat perkemahan baik di atas pohon maupun di atas tanah
Macam kemah
Selesai