Anda di halaman 1dari 21

BAB 12

PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK


A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami peraturan baris-berbaris dan mempraktekan cara
baris-berbaris dengan benar.
2. Siswa dapat memahami tentang P3K dan mengetahui cara penanganan serta
mempraktekkannya dilapangan
B. Materi
1. Peraturan Baris Berbaris
Baris-berbaris dalam gerakan pramuka merupakan suatu latihan fisik yang
digunakan untuk menanamkan rasa disiplin. Kekompakkan gerakan suatu regu
atau kelompok berbaris sangat ditentukan oleh kedisiplinan dari masing-masing
anggotanya. Dalam mempelajari gerakan baris-berbaris, kita akan mengenal aba-
aba, gerakan perorang, gerakan dasar dan gerakan pasukan.
Baris-berbaris adalah elemen dasar untuk menilai suatu kelompok. Sebab, baris-
berbaris mengajarkan kekompakkan, kerapian, dan kebersamaan sebuah
kelompok. Peraturan pada baris-berbaris yang digunakan setiap kegiatan pramuka
umumnya dilaksanakan menggunakan 2 macam cara, yakni baris-berbaris
menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Baris-berbaris menggunakan tongkat
mempunyai tata cara tersendiri di lingkungan pramuka, sementara baris-berbaris

tanpa tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam peraturan baris-berbaris
yang digunakan TNI/POLRI. Landasan hukum baris-berbaris:
a. Undang-undang asar 1945 pasal 30
b. UU No.20 tahun 1982
c. Keputusan menteri P dan K No.0461/U/1984
1) Maksud
Maksud kegiatan baris-berbaris secara umum adalah suatu latihan
awal bela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban. Sikap bela
negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan
secara khusus, kegiatan baris-berbaris adalah kegiatan yang dapat
menanamkan disiplin, mempertebal rasa semangat kebangsaan,
patriotisme, dan kebersamaan sehingga tercipta tanggung jawab yang
tinggi.
2) Tujuan
Tujuan baris-berbaris adalah menumbuhkan sikap jasmani yang
tegas dan tangkas, rasa persatuan serta disiplin, sehingga dengan
senantiasa dapat mengutamakan kepentingan individu dari secara tidak
langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.
3) Manfaat
Latihan baris-berbaris bisa memberi berbagai manfaat bagi para
anggota pramuka, yaitu:
a) Untuk melatih daya konsentrasi
b) Sebagai media belajar tentang solidaritas tim
c) Untuk belajar mendengar dan bersikap patuh
d) Untuk belajar diam dan mengatur emosi
4) Fungsi
Kegiatan baris-berbaris memiliki berbagai fungsi, yaitu :
a) Untuk memudahkan pengawasan dan penertiban para
anggota pramuka
b) Untuk memudahkan pembagian jatah, sehingga bisa terbagi
secara merata
c) Memudahkan penghitungan jumlah anggota
5) Aba-Aba
Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang
komandan/pimpinan pasukan kepada pasukan/barisan untuk dilaksanakan
pada waktunya secara serentak atau berturut-turut. Ada 3 macam aba-aba,
yaitu:
a) Aba-aba petunjuk
Dipergunakan untuk menegaskan maksud dari aba-
aba peringatan/pelaksanaan. Misalnya:
1. Untuk perhatian – istirahat di tempat = GERAK
2. Untuk istirahat – bubar = JALAN
3. Kecuali didalam upacara, aba – aba petunjuk pada
penyampaian penghormatan terhadap seseorang,
cukup

menyebutkan jabatan orang yang diberi hormat tanpa


menyebutkan eselon satuan yang lebih tinggi.
Misalnya: Kepada kepala kantor wilayah - Hormat
= GERAK

b) Aba-aba peringatan
Ialah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu – ragu. Misalnya:
1. Lencang Kanan = GERAK dan bukan lencang = Kanan
2. Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = Istirahat
c) Aba-aba pelaksanaan
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang dipakai adalah:
1. Gerak
Digunakan untuk gerakan-gerakan tanpa
meninggalkan tempat yang menggunakan kaki dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain, baik
dalam keadaan berjalan maupun berhenti. Misalnya:

 Jalan di Tempat = GERAK


 Siap = GERAK
 Hormat kanan = GERAK
 Hormat = GERAK

2. Jalan
Digunakan untuk gerakan-gerakan kaki yang
dilakukan dengan meninggalkan tempat. Misalnya:

 Haluan kanan/kiri = JALAN


 Dua langkah ke depan = JALAN
 Tiga langkah ke kiri = JALAN
 Satu langkah ke belakang = JALAN

Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak


dibatasi jaraknya, maka aba-aba pelaksanaan harus
didahului dengan aba-aba peringatan MAJU,
Contoh:

 Maju – JALAN
 Haluan kanan/kiri – JALAN
 Hadap kanan/kiri – JALAN
 Melintang kanan/kiri – JALAN
 Istilah “Maju”

Digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap


pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang
sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti
dapat diberikan aba – aba HENTI. Misalnya:

 Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN,


karena dapat pula diberi aba-aba hadap
kanan/kiri henti GERAK
 Balik kanan maju-JALAN, karena dapat pula
diberikan aba-aba balik kanan henti- GERAK
 Aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba
belok kanan/kiri maju - JALAN tidak bisa
diberikan kepada pasukan yang sedang berjalan
dengan langkah biasa.
 Aba-aba “henti” Digunakan untuk menghentikan
pasukan yang sedang bergerak. Walau begitu,
tidak selamanya aba – aba peringatan henti ini
harus diucapkan. Misalnya: “Empat langkah ke
depan-JALAN” bukan “barisan-JALAN”.
Setelah selesai pelaksanaan aba – aba peringatan,
pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.

3. Mulai

Aba-aba “Mulai” dipergunakan untuk


dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus
dikerjakan berturut-turut. Misalnya:

 Hitung = MULAI
 Berbanjar/bersaf/kumpul = MULAI
Cara Menulis Aba-aba

 Aba-aba petunjuk dimulai dengan huruf besar dan


ditulis seterusnya dengan huruf kecil, atau
semuanya huruf besar.
 Aba-aba peringatan dimulai dengan huruf besar dan
ditulis seterusnya dengan huruf kecil yang satu
dengan yang lainnya agak jarang atay semuanya
huruf besar.
 Aba-aba pelaksanaan ditulis seluruhnya dengan
huruf besar.
 Semua aba-aba ditulis lengkap, walaupun
ucapannya dapat dipersingkat.
 Diantara aba-aba petunjuk dan aba-aba peringatan
terdapa garis penyambung/koma, antara aba-aba
peringatan dan aba-aba pelaksanaan terdapat dua
garis bersusun/koma.

Cara Memberi Aba-aba

 Pada saat memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus


berdiri dalam sikap sempurna dan harus menghadap
pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak
mengijinkan untuk melakukan itu.
 Jika aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-
aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat
yang telah ditentukan untuknya dan tidak
menghadap pasukan. Contoh Kepada pembina
upacara – hormat = GERAK
Pelaksanaannya

 Pada saat memberikan aba-aba menghadap ke arah


pihak yang diberi hormat, sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan
pasukan.
 Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas,
maka dalam keadaan sikap sedang memberi hormat,
si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak =
GERAK, dan kembali ke sikap sempurna.
 Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat
pembina upacara memasuki lapangan upacara dan
setelah amanat pembina upacara selesai, pemberi
aba-aba tidak menghadap pasukan.
 Pada taraf permulaan latihan, untuk aba-aba yang
ditujukan kepada pasukan yang sedang berjalan atau
berlari, maka aba-aba pelaksanaannya selalu harus
diberikan bertepatan dengan jatuhnya salah satu
kaki tertentu, sementara pelaksanaan geraknya
dilakukan dengan tambahan 1 langkah pada waktu
berjalan dan 3 langkah pada waktu berlari.
 Sementara pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanan
bisa diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki
yang berlawanan, dengan pelaksanaan gerakan
dilakukan dengan tambahan 2 langkah pada waktu
berjalan, dan 4 langkah pada waktu berlari.
Kemudian berhenti atau maju, dengan merubah
bentuk dan arah pada pasukan.
 Aba-aba hendaknya diucapkan secara lantang,
tegas, dan bersemangat .
 Pemberian aba-aba petunjuk yang disambung
dengan aba-aba peringatan dan pelaksanaan,
pengucapannya tidak diberi nada.
 Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu
pengucapan, hendaknya diberi jeda atau antara.
 Pemberian aba-aba peringatan harus memiliki
tekanan nada pada suku kata pertama dan terakhir.
Nada ssuku kata terakhir harus diucapkan lebih
panjang menurut besar kecilnya pasukan. Pada saat
mengucapkan aba-aba pelaksanaan, hendaknya
dengan suara yang menghentak.
 Waktu pemberian aba-aba peringatan dan
pelaksanaan diperpanjang sesuai besar kecilnya
pasukan atau sesuai dengan tingkatan perhatian
pasukan. Di antara aba-aba pelaksanaan tidak boleh
ada tindakan pemberian keterangan-keterangan.
 Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan
pembetulan, maka dilakukan perintah “ulangi”,
Contoh: Kepada pemimpin upacara = “Ulangi”
Kepada pembina upacara - Hormat = GERAK

Gerakan Perorangan, Gerakan Pasukan, dan Gerakan Dasar

a) Gerakan Perorangan / Gerakan Dasar

Gerakan – gerakan yang wajib dikuasai seorang


pramuka dalam kegiatan baris– berbaris. Misalnya:

 Sikap sempurna
 Sikap istirahat
 Periksa kerapian
 Berhitung
 Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk
bershaf)
 Setengah lencang kanan/kiri
 Lencang depan (hanya dalam bentuk
berbanjar)
 Hadap kanan/kiri
 Hadap serong kanan/kiri
 Balik kanan
 Cara berkumpul
 Berkumpul banjar
 Hormat kanan/kiri
 Bubar
b) Gerakan Pasukan

 Jalan di tempat
 Membuka atau menutup barisan
 Maju-JALAN. Dari sikap sempurna
 Langkah biasa
 Langkah tegap. Dari sikap sempurna
 Langkah perlahan
 Langkah ke samping
 Langkah ke belakang
 Langkah ke depan
 Langkah di waktu lari. Dari sikap sempurna
 Langkah merdeka
 Ganti langkah
 Berhenti
 Gerakan hormat kanan/kiri
 Gerakan selesai menghormat
 Perubahan arah dari berhenti ke berjalan
 Bubar

2. P3K
a. Pengertian

Memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan dengan cepat


dan tepat sebelum dibawa ke tempat rujukan (RS,Puskesmas, atau dokter
praktek)

b. Tujuan

1) Menjaga kelangsungan Hidup Korban


2) Mencegah cedera bertambah parah
3) Menunjang upaya penyembuhan

c. Pedoman P3K

1) Penolong mengamankan diri sendiri dahulu sebelum bertindak


2) Amankan korban dari gangguan sehinggabebas dari bahaya
3) Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu ada kecelakaan
4) Usahakan menghubungi ambulans, R, atau puskesmas terdekat
5) Lakukan Tindakan yang paling tepat terhadap korban

Berikut adalah beberapa kejadian yang sering terjadi di Kepramukaan.


a. Pingsan
Yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar,
terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ),
hiploglikemia, animea
Gejala :
 Perasaan Linglung
 Pandangan Berkunang – Kunang
 Telinga Berdenging
 Nafas tidak teratur
 Muka pucat
 Biji mata melebar
 Lemas
 Keringat dingin
 Menguap berlebihan
 Tak respon
 Denyut nadi lambat

Penanganan :

 Baringkan korban dalam posisi terlentang


 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
 Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang
menghambat pernafasan
 Beri udara segar
 Periksa kemungkinan cedera lain
 Selimuti korban
 Korban diistirahatkan beberapa saat
 Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >>
Rujuk ke instansi kesehatan

b. DEHIDRASI
Yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini
terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk.
Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit ( K, Na, Cl, Ca ).
Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan /
banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu
berlebihan.

Gejala dan Tanda


 Dehidrasi Ringan
 Defisit cairan 5% dari berat badan
 Penderita merasa haus
 Denyut nadi lebih dari 90x / menit
 Dehidrasi Sedang
 Defisit cairan antara 5 – 10% dari berat badan
 Nadi lebih dari 90x / menit
 Nadi lemah
 Sangat haus
 Dehidrasi Berat
 Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
 Hipotensi
 Mata cekung
 Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
 Kejang – kejang
Penanganan

 Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock


 mengganti elektrolit yang lemah
 Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada\
 Memberantas penyebabnya
 Rutinlah minum jangan tunggu haus

c. ASMA
Yaitu Penyempitan / gangguan saluran pernafasan.

Gejala
 Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
 Canned be heard the voice of the additional breath (Kalengan menjadi
terdengar suara dari nafas tambahan)
 Otot Bantu nafas terlihat menonjol ( dileher )
 Irama nafas tidak teratur
 Terjadinya perubahan warna kulit ( merah / pucat / kebiruan / sianosis )
 Kesadaran menurun ( gelisah / meracau )

Penanganan

 Tenangkan korban
 Bawa ketempat yang luas dan sejuk
 Posisikan ½ duduk
 Atur nafas
 Beri oksigen ( bantu ) bila diperlukan

d. PUSING / VERTIGO / NYERI KEPALA


Yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan
kesehatan dll.
Gejala

 Kepala terasa nyeri / berdenyut


 Kehilangan keseimbangan tubuh
 Lemas

Penanganan

 Istirahatkan korban
 Beri minuman hangat
 beri obat bila perlu
 Tangani sesuai penyebab
e. MAAG / MUAL
Yaitu Gangguan lambung / saluran pencernaan.

Gejala
 Perut terasa nyeri / mual
 Berkeringat dingin
 Lemas

Penanganan

 Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi


korban
 Beri minuman hangat ( teh / kopi )
 Jangan beri makan terlalu cepat

f. LEMAH JANTUNG
Yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung
terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.

Gejala :
 Nyeri di dada
 Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
 Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
 Denyut nadi tak teraba / lemah
 Gangguan nafas
 . Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
 Kepala terasa ringan
 Lemas
 Kulit berubah pucat / kebiruan
 Keringat berlebihan

Penanganan

 Tenangkan korban
 Istirahatkan
 Posisi ½ duduk
 Buka jalan pernafasan dan atur nafas
 Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
 Jangan beri makan / minum terlebih dahulu
 Jangan biarkan korban sendirian ( harus ada orang lain didekatnya )
g. HISTERIA
Yaitu sikap berlebih – lebihan yang dibuat – buat ( berteriak, berguling –
guling ) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.

Gejala
 Seolah – olah hilang kesadaran
 Sikapnya berlebihan ( meraung – raung, berguling – guling di tanah )
 Tidak dapat bergerak / berjalan tanpa sebab yang jelas

Penanganan

 Tenangkan korban
 Pisahkan dari keramaian
 Letakkan di tempat yang tenang
 Awasi

h. MIMISAN
Yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim
( terlalu panas / terlalu dingin )/ kelelahan / benturan.

Gejala :
 Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
 Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat
oleh darah
 Kadang disertai pusing

Penanganan

 Bawa korban ke tempat sejuk / nyaman


 Tenangkan korban
 Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
 Diminta bernafas lewat mulut
 Bersihkan hidung luar dari darah
 Buka setiap 5 / 10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan
Pertama

i. KRAM
Yaitu otot yang menjelang / kontraksi berlebihan
Gejala
 Nyeri pada otot
 Kadang disertai bengkak

Penanganan

 Istirahatkan
 Posisi nyaman
 Relaksasi
 Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

j. MEMAR
Yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan
keras.

Gejala
 Warna kebiruan / merah pada kulit
 Nyeri jika di tekan
 Kadang disertai bengkak

Penanganan

 Kompres dingin
 Balut tekan
 Tinggikan bagian luka

k. KESELEO
Yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Gejala
 Bengkak
 Nyeri bila tekan
 Kebiruan / merah pada derah luka
 Sendi terkunci
 Ada perubahan bentuk pada sendi

Penanganan

 Korban diposisikan nyaman


 Kompres es / dingin
 Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
 Tinggikan bagian tubuh yang luka
l. LUKA
Yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba – tiba
karena kekerasan / injury.

Gejala
 Terbukanya kulit
 Pendarahan
 Rasa nyeri

Penanganan

 Bersihkan luka dengan antiseptic ( alcohol / boorwater )


 Tutup luka dengan kasa steril / plester
 Balut tekan ( jika pendarahannya besar )
 Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

m. PENDARAHAN
Yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu
apa saja. Penghentian darah dengan cara:

Gejala
 Tenaga / mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
 Fisika:
· Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
· Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
 Kimia: Obat – obatan
 Biokimia: vitamin K
 Elektrik: diahermik

n. PATAH TULANG / FRAKTUR


Yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian.

Gejala
 Perubahan bentuk
 Nyeri bila ditekan dan kaku
 Bengkak
 Terdengar / terasa ( korban ) derikan tulang yang retak/patah
 Ada memar ( jika tertutup )
 Terjadi pendarahan ( jika terbuka )
o. LUKA BAKAR
Yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda – benda yang
menghasilkan panas ( api, air panas, listrik, atau zat – zat yang bersifat
membakar )

Penanganan
 Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
 Perhatikan keadaan umum penderita
 Pendinginan
· Membuka pakaian penderita / korban
· Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit.
Untuk daerah wajah, cukup dikompres air

p. HIPOTERMIA
Yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin.

Gejala
 Menggigil / gemetar
 Perasaan melayang
 Nafas cepat, nadi lambat
 Pandangan terganggu
 Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat

Penanganan

 Bawa korban ketempat hangat


 Jaga jalan nafas tetap lancar
 Beri minuman hangat dan selimut
 Jaga agar tetap sadar
 Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak ( jika masih
kedinginan )

q. KERACUNAN MAKANAN DAN MINUMAN


Gejala
 Mual, muntah
 Keringat dingin
 Wajah pucat / kebiruan

Penanganan
 Bawa ke tempat teduh dan segar
 Korban diminta muntah
 Diberi norit
 Istirahatkan
 Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

r. GIGITAN BINATANG
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua
jenis; yang berbisa
( beracun ) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada
gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:


· Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
· Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat


melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:

Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita / korban tergantung
pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap
menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa / racun ular terbagi menjadi 3,
yaitu:

 Hematotoksin ( keracunan dalam )


 Neurotoksin ( bisa / racun menyerang sistem saraf )
 Histaminik ( bisa menyebabkan alergi pada korban )
C. Ringkasan

D. Evaluasi
1. Apa pengertian baris-berbaris pada pramuka?
2. Apa tujuan baris-berbaris pada pramuka?
3. Apa saja aba-aba pelaksanaan pada pramuka?
4. Apa Pengertian dari P3K dalam pramuka?
5. Apa tujuan P3K dalam pramuka?
E. Referensi

Mulyatno, A.K. (2014). ENSIKLOPEDIA PRAJA MUDA KARANA (Jilid. 2).


Surakarta: PT. Borobudur Inspira Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai