tanpa tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam peraturan baris-berbaris
yang digunakan TNI/POLRI. Landasan hukum baris-berbaris:
a. Undang-undang asar 1945 pasal 30
b. UU No.20 tahun 1982
c. Keputusan menteri P dan K No.0461/U/1984
1) Maksud
Maksud kegiatan baris-berbaris secara umum adalah suatu latihan
awal bela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban. Sikap bela
negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan
secara khusus, kegiatan baris-berbaris adalah kegiatan yang dapat
menanamkan disiplin, mempertebal rasa semangat kebangsaan,
patriotisme, dan kebersamaan sehingga tercipta tanggung jawab yang
tinggi.
2) Tujuan
Tujuan baris-berbaris adalah menumbuhkan sikap jasmani yang
tegas dan tangkas, rasa persatuan serta disiplin, sehingga dengan
senantiasa dapat mengutamakan kepentingan individu dari secara tidak
langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.
3) Manfaat
Latihan baris-berbaris bisa memberi berbagai manfaat bagi para
anggota pramuka, yaitu:
a) Untuk melatih daya konsentrasi
b) Sebagai media belajar tentang solidaritas tim
c) Untuk belajar mendengar dan bersikap patuh
d) Untuk belajar diam dan mengatur emosi
4) Fungsi
Kegiatan baris-berbaris memiliki berbagai fungsi, yaitu :
a) Untuk memudahkan pengawasan dan penertiban para
anggota pramuka
b) Untuk memudahkan pembagian jatah, sehingga bisa terbagi
secara merata
c) Memudahkan penghitungan jumlah anggota
5) Aba-Aba
Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang
komandan/pimpinan pasukan kepada pasukan/barisan untuk dilaksanakan
pada waktunya secara serentak atau berturut-turut. Ada 3 macam aba-aba,
yaitu:
a) Aba-aba petunjuk
Dipergunakan untuk menegaskan maksud dari aba-
aba peringatan/pelaksanaan. Misalnya:
1. Untuk perhatian – istirahat di tempat = GERAK
2. Untuk istirahat – bubar = JALAN
3. Kecuali didalam upacara, aba – aba petunjuk pada
penyampaian penghormatan terhadap seseorang,
cukup
b) Aba-aba peringatan
Ialah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu – ragu. Misalnya:
1. Lencang Kanan = GERAK dan bukan lencang = Kanan
2. Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = Istirahat
c) Aba-aba pelaksanaan
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang dipakai adalah:
1. Gerak
Digunakan untuk gerakan-gerakan tanpa
meninggalkan tempat yang menggunakan kaki dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain, baik
dalam keadaan berjalan maupun berhenti. Misalnya:
2. Jalan
Digunakan untuk gerakan-gerakan kaki yang
dilakukan dengan meninggalkan tempat. Misalnya:
Maju – JALAN
Haluan kanan/kiri – JALAN
Hadap kanan/kiri – JALAN
Melintang kanan/kiri – JALAN
Istilah “Maju”
3. Mulai
Hitung = MULAI
Berbanjar/bersaf/kumpul = MULAI
Cara Menulis Aba-aba
Sikap sempurna
Sikap istirahat
Periksa kerapian
Berhitung
Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk
bershaf)
Setengah lencang kanan/kiri
Lencang depan (hanya dalam bentuk
berbanjar)
Hadap kanan/kiri
Hadap serong kanan/kiri
Balik kanan
Cara berkumpul
Berkumpul banjar
Hormat kanan/kiri
Bubar
b) Gerakan Pasukan
Jalan di tempat
Membuka atau menutup barisan
Maju-JALAN. Dari sikap sempurna
Langkah biasa
Langkah tegap. Dari sikap sempurna
Langkah perlahan
Langkah ke samping
Langkah ke belakang
Langkah ke depan
Langkah di waktu lari. Dari sikap sempurna
Langkah merdeka
Ganti langkah
Berhenti
Gerakan hormat kanan/kiri
Gerakan selesai menghormat
Perubahan arah dari berhenti ke berjalan
Bubar
2. P3K
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Pedoman P3K
Penanganan :
b. DEHIDRASI
Yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini
terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk.
Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit ( K, Na, Cl, Ca ).
Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan /
banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu
berlebihan.
c. ASMA
Yaitu Penyempitan / gangguan saluran pernafasan.
Gejala
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
Canned be heard the voice of the additional breath (Kalengan menjadi
terdengar suara dari nafas tambahan)
Otot Bantu nafas terlihat menonjol ( dileher )
Irama nafas tidak teratur
Terjadinya perubahan warna kulit ( merah / pucat / kebiruan / sianosis )
Kesadaran menurun ( gelisah / meracau )
Penanganan
Tenangkan korban
Bawa ketempat yang luas dan sejuk
Posisikan ½ duduk
Atur nafas
Beri oksigen ( bantu ) bila diperlukan
Penanganan
Istirahatkan korban
Beri minuman hangat
beri obat bila perlu
Tangani sesuai penyebab
e. MAAG / MUAL
Yaitu Gangguan lambung / saluran pencernaan.
Gejala
Perut terasa nyeri / mual
Berkeringat dingin
Lemas
Penanganan
f. LEMAH JANTUNG
Yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung
terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala :
Nyeri di dada
Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
Denyut nadi tak teraba / lemah
Gangguan nafas
. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
Kepala terasa ringan
Lemas
Kulit berubah pucat / kebiruan
Keringat berlebihan
Penanganan
Tenangkan korban
Istirahatkan
Posisi ½ duduk
Buka jalan pernafasan dan atur nafas
Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
Jangan beri makan / minum terlebih dahulu
Jangan biarkan korban sendirian ( harus ada orang lain didekatnya )
g. HISTERIA
Yaitu sikap berlebih – lebihan yang dibuat – buat ( berteriak, berguling –
guling ) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
Seolah – olah hilang kesadaran
Sikapnya berlebihan ( meraung – raung, berguling – guling di tanah )
Tidak dapat bergerak / berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
Tenangkan korban
Pisahkan dari keramaian
Letakkan di tempat yang tenang
Awasi
h. MIMISAN
Yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim
( terlalu panas / terlalu dingin )/ kelelahan / benturan.
Gejala :
Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat
oleh darah
Kadang disertai pusing
Penanganan
i. KRAM
Yaitu otot yang menjelang / kontraksi berlebihan
Gejala
Nyeri pada otot
Kadang disertai bengkak
Penanganan
Istirahatkan
Posisi nyaman
Relaksasi
Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
j. MEMAR
Yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan
keras.
Gejala
Warna kebiruan / merah pada kulit
Nyeri jika di tekan
Kadang disertai bengkak
Penanganan
Kompres dingin
Balut tekan
Tinggikan bagian luka
k. KESELEO
Yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
Bengkak
Nyeri bila tekan
Kebiruan / merah pada derah luka
Sendi terkunci
Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
Gejala
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri
Penanganan
m. PENDARAHAN
Yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu
apa saja. Penghentian darah dengan cara:
Gejala
Tenaga / mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
Fisika:
· Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
· Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
Kimia: Obat – obatan
Biokimia: vitamin K
Elektrik: diahermik
Gejala
Perubahan bentuk
Nyeri bila ditekan dan kaku
Bengkak
Terdengar / terasa ( korban ) derikan tulang yang retak/patah
Ada memar ( jika tertutup )
Terjadi pendarahan ( jika terbuka )
o. LUKA BAKAR
Yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda – benda yang
menghasilkan panas ( api, air panas, listrik, atau zat – zat yang bersifat
membakar )
Penanganan
Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
Perhatikan keadaan umum penderita
Pendinginan
· Membuka pakaian penderita / korban
· Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit.
Untuk daerah wajah, cukup dikompres air
p. HIPOTERMIA
Yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin.
Gejala
Menggigil / gemetar
Perasaan melayang
Nafas cepat, nadi lambat
Pandangan terganggu
Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
Penanganan
Bawa ke tempat teduh dan segar
Korban diminta muntah
Diberi norit
Istirahatkan
Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
r. GIGITAN BINATANG
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua
jenis; yang berbisa
( beracun ) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada
gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita / korban tergantung
pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap
menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa / racun ular terbagi menjadi 3,
yaitu:
D. Evaluasi
1. Apa pengertian baris-berbaris pada pramuka?
2. Apa tujuan baris-berbaris pada pramuka?
3. Apa saja aba-aba pelaksanaan pada pramuka?
4. Apa Pengertian dari P3K dalam pramuka?
5. Apa tujuan P3K dalam pramuka?
E. Referensi