Anda di halaman 1dari 8

GERAKAN PRAMUKA

GUGUSDEPAN 01.063 – 01.064


AMBALAN MUADZ BIN JABAL – ATHIYYAH AL ANSHARIYYAH
MADRASAH ALIYAH MAI PURWAKARTA
JALAN KAPTEN HALIM GANG. BANTENG IV NO. 59 KELURAHAN NAGRI KIDUL PURWAKARTA

BARIS BERBARIS DALAM GERAKAN PRAMUKA

Baris – berbaris dalam gerakan pramuka merupakan suatu latihan fisik yang digunakan untuk
menanamkan rasa disiplin. Kekompakkan gerakan suatu regu atau kelompok berbaris sangat
ditentukan oleh kedisiplinan dari masing – masing anggotanya. Dalam mempelajari gerakan baris –
berbaris, kita akan mengenal aba – aba, gerakan perorang, gerakan dasar dan gerakan pasukan.
Baris – berbaris adalah elemen dasar untuk menilai suatu kelompok. Sebab, baris – berbaris
mengajarkan kekompakkan, kerapian, dan kebersamaan sebuah kelompok.

Peraturan pada baris – berbaris yang digunakan setiap kegiatan pramuka umumnya dilaksanakan
menggunakan 2 macam cara, yakni baris – berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat.
Baris – berbaris menggunakan tongkat mempunyai tata cara tersendiri di lingkungan pramuka,
sementara baris – berbaris tanpa tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam peraturan
baris – berbaris yang digunakan TNI/POLRI.

Landasan hukum baris – berbaris:


1. Undang – undang dasar 1945 pasal 30
2. UU No.20 tahun 1982
3. Keputusan Menteri P dan K No.0461/U/1984

A. Maksud : Maksud kegiatan baris – berbaris secara umum adalah suatu latihan awal bela negara
dan dapat membedakan hak dan kewajiban. Sikap bela negara merupakan tekad, sikap, dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan secara khusus, kegiatan baris – berbaris adalah kegiatan yang dapat menanamkan
disiplin, mempertebal rasa semangat kebangsaan, patriotisme, dan kebersamaan sehingga tercipta
tanggung jawab yang tinggi.

1
B. Tujuan

Tujuan baris – berbaris adalah menumbuhkan sikap jasmani yang tegas dan tangkas, rasa
persatuan serta disiplin, sehingga dengan senantiasa dapat mengutamakan kepentingan individu
dari secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.

C. Manfaat

Latihan baris – berbaris bisa memberi berbagai manfaat bagi para anggota pramuka, yaitu:
1) Untuk melatih daya konsentrasi
2) Sebagai media belajar tentang solidaritas tim
3) Untuk belajar mendengar dan bersikap patuh
4) Untuk belajar diam dan mengatur emosi

D. Fungsi

Kegiatan baris – berbaris memiliki berbagai fungsi, yaitu:

1) Untuk memudahkan pengawasan dan penertiban para anggota pramuka

2) Untuk memudahkan pembagian jatah, sehingga bisa terbagi secara merata

3) Memudahkan penghitungan jumlah anggota

E. Aba – Aba

Aba – aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan/pimpinan pasukan kepada
pasukan/barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut – turut.

Ada 3 macam aba – aba, yaitu:

1) Aba – aba petunjuk


Dipergunakan untuk menegaskan maksud dari aba – aba peringatan/pelaksanaan.
Misalnya:
1. Untuk perhatian – istirahat di tempat = GERAK
2. Untuk istirahat – bubar = JALAN

3. Kecuali didalam upacara, aba – aba petunjuk pada penyampaian penghormatan terhadap
seseorang, cukup menyebutkan jabatan orang yang diberi hormat tanpa menyebutkan eselon
satuan yang lebih tinggi. Misalnya: Kepada kepala kantor wilayah – Hormat = GERAK

2
2) Aba – aba peringatan : Ialah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa
ragu – ragu.

Misalnya:

1. Lencang Kanan = GERAK dan bukan lencang = Kanan

2. Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = Istirahat

3) Aba – aba pelaksanaan : Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba – aba
petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut – turut. Aba – aba pelaksanaan yang
dipakai adalah:

a. Gerak

Digunakan untuk gerakan – gerakan  tanpa meninggalkan  tempat yang menggunakan kaki dan
gerakan – gerakan yang memakai anggota tubuh lain, baik dalam keadaan berjalan maupun
berhenti. Misalnya:

- Jalan di Tempat = GERAK

- Siap = GERAK

- Hormat kanan = GERAK

- Hormat = GERAK

b. Jalan

Digunakan untuk gerakan – gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Misalnya:

- Haluan kanan/kiri = JALAN

- Dua langkah ke depan = JALAN

- Tiga langkah ke kiri = JALAN

- Satu langkah ke belakang = JALAN

* Catatan: Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba – aba
pelaksanaan harus didahului dengan aba – aba peringatan MAJU

3
Contoh:

- Maju – JALAN

- Haluan kanan/kiri – JALAN

- Hadap kanan/kiri – JALAN

- Melintang kanan/kiri – JALAN

Istilah “Maju”

Digunakan sebagai aba – aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang
sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba – aba HENTI. Misalnya:

- Ada aba – aba hadap kanan/kiri maju – JALAN, karena dapat pula diberi aba – aba hadap
kanan/kiri henti GERAK

- Balik kanan maju – JALAN, karena dapat pula diberikan aba – aba balik kanan henti – GERAK

Aba – aba langkah tegap maju JALAN, aba – aba belok kanan/kiri maju – JALAN tidak bisa
diberikan kepada pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa.

Aba – aba “henti”

Digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak. Walau begitu, tidak selamanya aba
– aba peringatan henti ini harus diucapkan. Misalnya: “Empat langkah ke depan – JALAN” bukan
“barisan – JALAN”. Setelah selesai pelaksanaan aba – aba peringatan, pasukan wajib berhenti
tanpa aba – aba berhenti.

c. Mulai

Aba – aba “Mulai” dipergunakan untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut – turut. Misalnya:

1. Hitung = MULAI

2. Berbanjar/bersaf/kumpul = MULAI

4
Cara Menulis Aba – aba

- Aba – aba petunjuk dimulai dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf kecil, atau
semuanya huruf besar.

- Aba – aba peringatan dimulai dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf kecil yang
satu dengan yang lainnya agak jarang atay semuanya huruf besar.

- Aba – aba pelaksanaan ditulis seluruhnya dengan huruf besar.

- Semua aba – aba ditulis lengkap, walaupun ucapannya dapat dipersingkat.

- Diantara aba – aba petunjuk dan aba – aba peringatan terdapa garis penyambung/koma, antara
aba – aba peringatan dan aba – aba pelaksanaan terdapat dua garis bersusun/koma.

Cara Memberi Aba – aba

- Pada saat memberi aba – aba, pemberi aba – aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan harus
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.

- Jika aba – aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba – aba, maka pemberi aba – aba terikat pada
tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan. Contoh Kepada pembina
upacara – hormat = GERAK

 Pelaksanaannya:

- Pada saat memberikan aba – aba menghadap ke arah pihak yang diberi hormat, sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama – sama dengan pasukan.

- Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas, maka dalam keadaan sikap sedang memberi
hormat, si pemberi aba – aba memberikan aba – aba tegak = GERAK, dan kembali ke sikap
sempurna.

- Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat pembina upacara memasuki lapangan upacara dan
setelah amanat pembina upacara selesai, pemberi aba – aba tidak menghadap pasukan.

5
- Pada taraf permulaan latihan, untuk aba – aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang
berjalan atau berlari, maka aba – aba pelaksanaannya selalu harus diberikan bertepatan dengan
jatuhnya salah satu kaki tertentu, sementara pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan 1
langkah pada waktu berjalan dan 3 langkah pada waktu berlari.

- Sementara pada taraf lanjutan, aba – aba pelaksanan bisa diberikan bertepatan dengan jatuhnya
kaki yang berlawanan, dengan pelaksanaan gerakan dilakukan dengan tambahan 2 langkah pada
waktu berjalan, dan 4 langkah pada waktu berlari. Kemudian berhenti atau maju, dengan merubah
bentuk dan arah pada pasukan.

- Aba – aba hendaknya diucapkan secara lantang, tegas, dan bersemangat .

- Pemberian aba – aba petunjuk yang disambung dengan aba – aba peringatan dan pelaksanaan,
pengucapannya tidak diberi nada.

- Aba – aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan, hendaknya diberi jeda atau antara.

- Pemberian aba – aba peringatan harus memiliki tekanan nada pada suku kata pertama dan
terakhir. Nada ssuku kata terakhir harus diucapkan lebih panjang menurut besar kecilnya pasukan.
Pada saat mengucapkan aba – aba pelaksanaan, hendaknya dengan suara yang menghentak.

- Waktu pemberian aba – aba peringatan dan pelaksanaan diperpanjang sesuai besar kecilnya
pasukan atau sesuai dengan tingkatan perhatian pasukan. Di antara aba – aba pelaksanaan tidak
boleh ada tindakan pemberian keterangan – keterangan.

- Bila pada suatu bagian aba – aba diperlukan pembetulan, maka dilakukan perintah ULANGI

Contoh:

Kepada pemimpin upacara = ULANGI Kepada pembina upacara – Hormat = GERAK

Gerakan Perorangan, Gerakan Pasukan, dan Gerakan Dasar

1. Gerakan Perorangan / Gerakan Dasar

Gerakan – gerakan yang wajib dikuasai seorang pramuka dalam kegiatan baris – berbaris.
Misalnya:

1) Sikap sempurna

6
2) Sikap istirahat

3) Periksa kerapian

4) Berhitung

5) Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bershaf)

6) Setengah lencang kanan/kiri

7) Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)

8) Hadap kanan/kiri

9) Hadap serong kanan/kiri

10) Balik kanan

11) Cara berkumpul

12) Berkumpul banjar

13) Hormat kanan/kiri

14) Bubar

2. Gerakan Pasukan

1) Jalan di tempat

2) Membuka atau menutup barisan

3) Maju – JALAN. Dari sikap sempurna

4) Langkah biasa

5) Langkah tegap. Dari sikap sempurna

6) Langkah perlahan

7) Langkah ke samping

8) Langkah ke belakang

9) Langkah ke depan

10) Langkah di waktu lari. Dari sikap sempurna

11) Langkah merdeka

7
12) Ganti langkah

13) Berhenti

14) Gerakan hormat kanan/kiri

15) Gerakan selesai menghormat

16) Perubahan arah dari berhenti ke berjalan

17) Bubar

Anda mungkin juga menyukai