Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)

DI SUSUN

OLEH KELOMPOK 10

Nama kelompok 10 :Riska Aulika (1195011003)

Mutiara Sani Tarigan (1193311023)

Albertina Kalami (1195011005)

Dosen Pengampu : Drs.Wesly silalahi,M.Pd

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Pendidikan Olahraga

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua


macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk
baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan
Pramuka.

Baris Berbaris
A. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

B. Maksud dan tujuan


 Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa
tanggung jawab.
 Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga
secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
 Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta
ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
 Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
 Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

2
ABA- ABA

A. .Pengertian Aba
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
B. .Macam aba-aba
Ada tiga macam aba -aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
 Kepada Pemimpin Upacara -Hormat -GRAK
 Untuk amanat-istirahat di tempat -GRAK
2) Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu- ragu.
Contoh:
 Lencang kanan -GERAK
(bukan lancang kanan)
 Istirahat di tempat -GERAK (bukan ditempat istirahat)
3) Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan
aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a. GRAK: adalah untuk gerakan- gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan
tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
 jalan ditempat -GERAK
 siap - GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan -gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
Contoh:
 haluan kanan/kiri - JALAN
 dua langkah ke depan – JALAN
 satu langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
3
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
 maju – JALAN
 haluan kanan/kiri – JALAN
 hadap kanan/kiri maju – JALAN
 melintang kanan/kiri maju - J ALAN
c. Mulai : Dipergunakan pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-
turut.Dengan catatan apabila meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka
aba-aba pelaksanaan harus didahulu dengan aba-aba peringatan “MAJU”.

Gerakan Dasar Di Tempat


a. Sikap Sempurna
Aba-aba : SIAP = GRAK

Pelaksanaan : Pada aba-aba pelaksanaan, badan/tubuh berdiri tegak, kedua turnit


rapat, kedua kaki membentuk sudut 60°, lutut lurus, dan paha dirapatkan, berat badan
dibagi atas dua kaki. Perut ditarik sedikit dan dada dibusungkan, pundak ditarik ke
belakang sedikit dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada badan, pergelangan lengan
lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha, ibu jari
menghadap ke depan. Leher lurus, dagu ditarik, mulut tertutup, gigi dirapatkan, mata
memandang lurus mendatar ke depan, dan bernapas sewajarnya.

b. Istirahat.
Aba-aba: ISTIRAHAT DI TEMPAT = GRAK

Pelaksanaan :Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri


dengan jarak sepanjang telapak kaki (± 30 cm). Kedua belah lengan dibawa ke
belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri
tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta
kedua lengan dilemaskan badan dapat bergerak.

1. Dalam keadaan parade di mana diperlukan pemusatan pikiran dan kerapian diperlukan
aba-aba petunjuk sebelum aba-aba peringatan dan pelaksanaan aba-aba “PARADE
ISTIRAHAT DI TEMPAT è GRAK”.

Pelaksanaan :
Sama dehgan tersebut di atas, hanya tangan ditarik ke atas sedikit (di pinggang), tidak
boleh bergerak, berbicara dan pandangan ke depan.

4
2. Dalam keadaan parade maupun bukan parade apabila akan diberikan sesuatu amanat oleh
atasan, maka istirahat dilakukan atas : aba-aba “UNTUK PERHATIAN è ISTIRAHAT
DI TEMPAT è GRAK”

Pelaksanaan :
Sama dengan tersebut pada titik <1>, dan pandangan ditujukan kepada pemberi
perhatian/amanat.

3. Apabila dalam keadaan “ISTIRAHAT DI TEMPAT” yang tidak didahului dengan


aba-aba petunjuk “PARADE UNTUK PERHATIAN, diberikan ananat oleh seorang
Pembina maka pada waktu diucapkan kata-kata pertama dari amanat, pasukan secara
serentak mengambil sikap sempuma, kemudian kembali mengambil sikap, “UNTUK
PERHATIAN ISTIRAHAT DI TEMPAT”.

Apabila dalam keadaan ISTIRAHAT DI TEMPAT, seorang Pembina datang untuk


memberikan perhatian ataupun petunjuk-petunjuk, maka Pembina dengan menggunakan
“PERHATIAN”, barisan mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap,
kemudian mengambil sikap, UNTUK PERHATIAN è ISTIRAHAT DI TEMPAT è
GRAK. Pada kata-kata: PERHATIAN SELESAI ATAU SEKIAN barisan kembali ke
sikap sempurna tanpa didahului, aba-aba, kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
Maksud dari sikap terakhir ini sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk
yang diberikan oleh Pelatih/Pemimpin barisan akan dijalankan.

Lencang Kanan/Kiri (hanya dalam bentuk bersyaf)

Aba-aba : LENCANG KANAN / KIRI è GRAK

Pelaksanaan : Gerakan ini dijalankan dengan sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan,
semua mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari tangan kanan/kiri menggenggam,
punggung tangan menghadap ke atas. Bersarnaan dengan ini kepala dipalingkan ke
kanan/kiri, kecuali penjuru kanan/kiri.Masing-masing meluruskan diri sehingga dapat melihat
dada teman yang berada di sebelah kanan/kirinya sampai kepada Penjuru kanan/kiri. Jarak ke
samping harus sedemikian rupa hingga masing-masing dengan jari-jari menyentuh bahu kiri
teman yang berada di sebelah kanannya. (Kalau lencang kiri maka masing-masing tangan
kirinya menyentuh bahu kanan teman yang ada di sebelah kirinya).

Penjuru kanan/kiri tidak berobah di tempat.

1. Kalau bersaf tiga maka bagi mereka yang berada di saf tengah dan belakang diwajibkan
mengambil antara 1 lengan kanan/kiri ditambah 2 kepalan tangan ke depan dan setelah
lurus menurunkan lengan. Aba-aba adalah lencang kanan/kiri, maka mereka yang
mengambil antara depan sarnbil meluruskan barisan pada hakekatnya melakukan:

5
Lencang depan.Oleh karena itu mereka segera kembali ke sikap sempuma tanpa
menunggu aba-aba: TEGAK=GRAK. Pada semua dengan serentak menurunkan lengan
dan memalingkan muka kembali ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

2. Pada waktu Pemimpin barisan menberikan aba-aba “LENCANG KANAN/KIRI=GRAK


dan barisan sedang meluruskan syafnya, Pemimpin barisan memeriksa kelurusan barisan
itu dari sebelah kanan/kiri dengan menitik beratkan pada kelurusan tumit (bukan ujung
depan sepatu).

Setengah Lencang Kanan/Kiri

Aba-aba: SETENGAH LENCANG KANAN/KIRI=GRAK.

Pelaksanaan : Seperti pelaksanaan lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang


(bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan teman sebelahnya: pergelangan tangan
lurus, ibu jari sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu dengan lain di sebelah
depan. Pada aba-aba: TEGAK=GRAK, semua serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka kembali ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

Setengah lengan lencang kanan/kiri ini tidak mempengaruhi kewajiban penjuru saf tengah
dan saf belakang untuk mengambil antara sama seperti yang tercantum dalam catatan nomor
c. Jika barisan hendak disuruh berjalan dalam bentuk berbanjar menuju ke kanan/kiri,
hendaknya sebelumnya diberikan terlebih dahulu aba-aba LENCANG KANAN=GRAK.

Jika hal ini tidak dilakukan maka jarak yang telah diciptakan tidak dapat menampung langkah
biasa yang panjangnya 65 cm.

Lencang Depan (hanya dalam bentuk berbanjar)

Aba-aba: LENCANG DEPAN=GRAK

Pelaksanaan : Penjuru tetap sikap sempuma: nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan
dengan mengangkat tangan/lihat pada keterangan cara melatih berkumpul. Bila berbanjar tiga
maka penjuru tengah dan kiri mengambil antara satu lengan dan setelah lurus menurunkan
tangan lalu anggota-anggota yang ada di banjar tengah dan kiri, tidak perlu mengangkat
tangan, hanya meluruskan terlebih dahulu ke kanan (melihat/memalingkan muka ke kanan)
dan setelah lurus memalingkan muka ke depan.

Saf terdepan banjar tengah dan kiri setelah selesai mengambil antara satu lengan (seolah-olah
lencang kanan) wajib segera menurunkan lengannya.

6
BERHITUNG

Aba-aba: HITUNG=MULAI

Pelaksanaan : Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan, penjuru tetap melihat ke depan,
sedang saf terdepan memalingkan muka ke kanan. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut
tiap anggota mulai dari penjuru kanan menyebut nomornya sambil memalingkan muka
kembali ke depan.Jika berbanjar maka pada aba-aba peringatan, semua anggota dalam sikap
sempurna.Pada aba-aba pelaksanaan tiap anggota mulai dari penjuru kanan penyebutan
nomor diucapkan penuh.Yang dimaksud dengan pengucapan nomor secara penuh ialah
misalnya sebelas dan buka satu-satu, pengucapan nomor harus secara tegas tetapi dengan
sopan. Jika pasukan bersaf/berbanjar tiga, maka yang berada di paling ujung kiri belakang
diharuskan mengucapkan LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.

GERAK BERJALAN

langkah: dapat dibeda-bedakan sebagai berikut :


Panjang sernua langkah diukur dari tumit ke tumit, bila disebut satu langkah, maka
panjangnya 65 cm. Penetapan macarn langkah panjang dan tempo langkah dianggap perlu
untuk kepentingan pengendalian dengan maksud-maksud tertentu.

1. Langkah biasa. Dipergunakan untuk bergerak maju dengan panjang langkah serta
tempo tertentu. Cara meletakkan kaki di atas tanah adalah dihentakkan, dan tumit
yang disusul dengan seluruh tapak kaki, akhirnya ujung kaki meninggalkan tanah
pada waktu membuat langkah berikutnya. Waktu mengayunkan kald ke depan, lutut
dibengkokkan sedikit.

2. Langkah tegap. Dipergunakan pada waktu, memberi hormat ataupun waktu persiapan
ke arah itu. Berbeda dengan langkah biasa, maka langkah tegap menghendaki lutut
lurus dan hentakan kaki yang wajar, tanpa mengurangi panjangnya langkah maupun
temponya dengan maksud agar jarak dengan pasukan di belakang tetap terpelihara.

3. Langkah perlahan. Dipergunakan waktu mengusung/membawa peti jenazah ataupun


benda-benda yang cara membawanya wajib dilakukan secara khidmat. Untuk
menghindarkan gerakan naik turun dari jenazah yang diusung/dibawa, maka
langkah-langkah senantiasa ditahan sebentar di sebelah mata kaki yang lain

4. Langkah ke samping. Dipergunakan untuk memindahkan barisan/sebagian dari


barisan ke kiri/ke kanan. Untuk menghindarkan aba-aba “BERHENTI”, maka jurnlah
langkah dengan batas 4, sekaligus telah diucapkan pada aba-aba peringatan. Tubuh
tetap tegak lurus, dan tidak boleh dimiringkan

7
5. Langkah ke belakang. Dipergunakan untuk memindahkan barisan/sebagian dari
sebanyak-banyaknya empat langkah ke belakang. Selamanya dimulai melangkah
dengan kaki kiri. Tubuh tetap tegak, tidak membungkuk.

6. Langkah ke depan. Dipergunakan untuk memindahkan barisan/sebagian dari barisan


sebanyak-banyaknya empat langkah ke depan. Cara melangkah adalah seperti langkah
tegap tetapi dengan tempo yang lebih lambat serta langkah yang pendek, dan lengan
tidak melenggang (lenggangan lengan dapat memperbesar panjangnya langkah).
Tubuh tetap lurus, tidak boleh membungkuk.

7. Langkah lari. Dipergunakan untuk mempercepat gerakan dari barisan.

MAJU JALAN

Dari sikap Sempurna Aba-aba; MAJU=JALAN

Pelaksanaan

1. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri diayunkan ke depan lutut lurus, telapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah
dengan langkah biasa.

2. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°,


lengan kiri 30° ke belakang.

Pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilegangkan ke depan 45°
dan ke belakang 30°. Tangan menggenggam dengan tidak terpaksa. Penjuru kanan depan
mengambil satu titik yang terletak dalam satu garis sebagai arah barisan. Seluruh anggota
meluruskan barisan pan dengan melihat kepada belakang leher.

Dilarang keras: - berbicara : – berbicara; – melihat ke kiri/ke kanan.

Jalan di Tempat
1. Dari sikap sempurna.

Aba-aba: JALAN DI TEMPAT=GRAK,

Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat sehingga paha
rata-rata air (horizontal) ujung kaki maju ke bawah, dan tempo langkah sesuai .dengan
8
tempo langkah biasa. Badan tegak, pandangan mata tetap, ke depan, lengan dirapatkan
pada badan (tidak dilenggangkan).

2. Dari langkah biasa.

Aba-aba : JALAN DI TEMPAT=GRAK.

Pelaksanaan Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah
kemudian ditambah satu langkah di tempat dan mulai dengan kaki kiri berjalan di tempat.

3. Dari jalan d! tempat ke langkah biasa.

Aba-aba : MAJU=JALAN.

Pelaksanaan :

Aba-aba pelaksanaan diberikan waktu kaki kiri iatuh di tanah, kemudian ditambah
satu langkah di tempat dan mulai berjalan dengan menghentakkan kaki kiri setengah
langkah ke depan dan selanjutnya berjalan biasa.

4. Dari jalan di tempat ke berhenti

Aba-aba : HENTI=GRAK.

Pelaksanaan :

Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ke tanah, setelah
ditambah satu langkah selanjutnya kaki kiri dirapatkan, kemudian mengambil sikap
sempurna.

Catatan : Kaki satu dengan yang lainnya hendaknya diangkat sejajar

BERHENTI

Aba-aba : HENTI=GRAK.

9
Pelaksanaan :
Aba-aba melaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ke tanah setelah ditambah satu
langkah selanjutnya kaki kiri dirapatkan kemudian mengambil sikap sempurna.

Hormat Kanan / Kiri


1) Gerakan hormat kanan/kiri

Aba-aba: HORMAT KANAN/kiri=GERAK

Pelaksanaan

Gerakan ini di lakukan pada waktu berjalan dengan langkah tegap. Aba-aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, kemudian ditambah satu langkah. Langkah
berikut, Pandangan mata diarahkan kepada yang diberi hormat.Penjuru kanan/kiri
tetap=melihat ke depan untuk memelihara arah. Setelah arah pandangan yang diberi hormat
mencapai sudut 450 dari pandangan lurus ke depan, maka kepala dan pandangan mata tetap
pada arah tersebut hingga mendapat aba-aba “TEGAK= GERAK” Lengan tetap melenggang.

2) Gerakan selesai menghormat.

Aba-aba: TEGAK=GERAK.

PelaksanaanAba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ke tanah. Setelah
ditambah satu langkah, langkah berikutnya dihentakkan. Bersaman dengan itu lengan
dilenggangkan biasa, muka dan pandangan mata kembali seperti biasa.

Catatan:Pada waktu memalingkan kepala dagu ditarik.

Perobahan Arah
a. Perobahan arah dalam keadaan berhenti.

1) Hadap kanan/kiri.

Aba-aba: HADAP KANAN/KIRI=GRAK.

10
Pelaksanaan: Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki
kiri/kanan berada di ujung kaki kanan/kiii berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan. Tumit
kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan 90°.Kaki Idri/kanan dirapatkan kembali ke
kaki kanan/ kiri seperti keadaan bersiap.

2) Hadap serong kanan/kiri.

Aba-aba: HADAP SERONG KANAN/KIRI=GRAK.

Pelaksanaan : Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki


kanan/kiri.Berputar arah 45° ke kanan/kiriKaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki
kanan/ kiri.

3) Balik kanan.

Aba-aba : BALIK KANAN = GRAK.

Pelaksanaan : Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri diajukan melintang (lebih


dalm dari hadap kanan) di depan kaki-kanan. Tumit kaki kanan beserta badan diputar
ke kanan 180°.Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.Gerakan-gerakan perobahan arah
dalam keadaan berhenti ini tetap digunakan pula sebagai gerakan perobahan arah
dalarn keadaan sedang berjalan, dengan keterangan bahwa : Dalam keadaan berhenti
maka hitungan ketiga, kaki dirapatkan untuk kembali mengambil sikap sempurna.
Dalam keadaan sedang berhenti ke berjalan, maka waktu melakukan perobahan arah,
pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan ½
langkah dengan hentakan ke arah yang dikehendaki oleh aba-aba peringatan.

4) Buka barisan.

Aba-aba : BUKA BARISAN=JALAN.

Pelaksanaan : Pada aba-aba pelaksanaan banjar kanan dan kiri masing-masing


membuat satu langkah ke samping kanan dan. kiri, sedangkan banjar tengah tetap di
tempat.

5) Tutup barisan.

11
` Aba-aba : TUTUP BARISAN=JALAN.

Pelaksanaan : Pada aba-aba Pelaksanaan banjar kanan dan kiri masing-masing


membuat satu langkah kembali ke sarnping kiri dan kanan. Sedangkan banjar tengah
tetap di tempat. Buka/tutup barisan hanya dilakukan dalam bentuk barisan berbanjar.
Membuka barisan dengan membuat 1 langkah ke samping masing-masing oleh banjar
kid dan kanan, telah dianggap cukup untuk memberikan tempat berjalan bagi
pemeriksa bila hendak melakukan pemeriksaan.

6) Haluan kanan/kiri.

Aba-aba : HALUAN KANAN / KIRI=JALAN.

Pelaksanaan : Setelah aba-aba pelaksanaan penjuru kanan/kiri berjalan di


tempat dengan memutarkan arah secara perlahan-lahan hingga merobah arah sebesar
90°. Bersaman dengan itu; masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih lengan
tidak melenggang sambil mcluruskan safnya hingga merobah arah 90° kemudiaii
berjalan di tempat. Setelah penjuru kanan/kiri dengan melihat lurusnya saf, ia
memberi isyarat : “LURUS”, kemudian Pelatih/ Pemimpin barisan memberi aba-aba :
HENTI=GRAK yang diucapkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah, setelah
ditambah satu langkah kemudian seluruh barisan berhenti.

7) Melintang Kanan/Kiri

Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk
barisan menjadi bersaf dengan arah tetap.Aba-aba : MELINTANG
KANAN/KIRI=JALAN.

Pelaksanaan : Setelah aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan “Hadap


kanan/kiri” kemudian barisan membuat gerakan “Haluan kiri/kanan.

b. Perobahan Arah dari Berhenti ke Berjalan

12
1. Hadap kanan/kiri maju jalan.

Aba-aba : HADAP KANAN/MAJU=JALAN

Pelaksanaan : Membuat gerakan hadap kanan/kiri. Pada hitungan ketiga kaki


kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.

2. Balik kanan maju jalan.

Aba-aba : BALIK KANAN MAJU=JALAN

Pelaksanaan : Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri diajukan melintang (lebih


dalam dari pada hadap kanan) di depan kaki kanan, turnit kaki kanan beserta badan
diputar ke kanan 1800 kaki kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan
maju jalan.

3. Belok kanan/kiri maju jalan.

 Aba-aba : BELOK KANAN/KIRI MAJU=JALAN. Pelaksanaan :Penjuru


depan merobah arah 90° ke kanan/kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu.
Lainnya mengikuti gerakan ini setibanya pada tempat belokan tersebut.

 Aba-aba : DUA KALI BELOK KANAN/KIRI=JALAN Pelaksanaan :Seperti


tersebut di atas yang selanjutnya setelah dua langkah berjalan kemudian
melakukan gerakan belok kanan/kiri jalan lagi.

 Aba-aba : TIAP-TIAP BANJARAN DUA KALI BELOK


KANAN/KIRI=JALAN : Seperti tersebut di atas, tetapi tiap-tiap banjar
membuat langsung dua kali belok kanan/kiri pada tempat di mana aba-aba
pelaksanaan diberikan . Perobahan arah ini 180°. Tujuan gerakan dari catatan
a dan b guna membelokkan barisan di ruang/lapangan yang sempit.

4. Bubar.

Aba-aba : BUBAR=JALAN.

13
Pada aba-aba pelaksanaan, barisan serentak memberi hormat kepada pimpinan
barisan. Sesudah dibalas kembali mengambil sikap sempuma kemudian melakukan
“BALIK KANAN GRAK” dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati
melakukan gerakan seperti langkah pertama Ialu bubar.

5. Haluan kanan/kiri.

Aba-aba : HALUAN KANAN/KIRI MAJU=JALAN

Pelaksanaan : Seperti haluan kanan/kiri dari gerakan perubahan arah dalam


keadaan berhent~ kemudian setelah ada “Lurus” dari penjuru Pelatih/Pemimpin
barisan memberi aba-aba : Maju=JALAN, barisan maju jalan dan gerakannya seperti
gerakan langkah biasa.

6. Melintang kanan/kiri.

Aba-aba : MELINTANG KANAN/KIRI=JALAN.

Pelaksanaan : Seperti melintang kanan/kiri dari gerakan perubahan arah dalam


keadaan berhenti, kemudian setelah penjuru memberi aba-aba “LURUS”
Pelatih/Pemimpin barisan memberi aba-aba “MAJU=JALAN”, barisan melaksanakan
gerakan Maju Jalan.

c. Perobahan Arah dari Berjalan ke Berjalan

 Hadap kanan/kiri maju jalan.

Aba-aba : HADAP KANAN/KIRI MAJU=JALAN.

Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan


jatuh ke tanah, kemudian ditaMbah satu langkah gerakan selanjutnya seperti gerakan
perubahan arah dari berhenti ke berjalan.

 Balik kanan maju jalan.

Aba-aba : BALIK KANAN MAJU=JALAN.

14
Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh ke tanah, kemudian ditambah satu/dua langkah, gerakan selanjutnya kaki kiri
melintang ke depan kaki kanan, secara bersamaan tumit kaki kanan dan badan
berputar 180°, kaki kiri dihentakkan seperti langkah pertama, selanjutnya berjalan
seperti langkah biasa.

 Belok kanan/kiri.

Aba-aba : BELOK KANAN/KIRI = JALAN.

Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada saat kaki kiri/kanan jatuh


di tanah setelah ditambah satu langkah, kemudian penjuru depan merobah arahnya
90° ke kanan/kiri dan mulai berjalan ke arah yang baru. Lainnya mengikuti gerakan
ini setibanya pada tempat belokan tersebut.

Pelaksanaan : Seperti tersebut di atas yang selanjutnya setelah dua langkah


bedalan kemudian melakukan gerakan belok kanan/kiri jalan lagi.

Aba-aba : TIAP-TIAP BANJAR DUA KALI BELOK KANAN/KIRI JALAN.

Seperti tersebut di atas, tetapi tiap-tiap banjar membuat langsung dua kali
belok kanan/kiri pada tempat di mana aba-aba pelaksanaan diberikan perobahan arah
ini 180°. Tujuan gerakan guna membelokkan barisan di ruang / lapangan yang sempit.

 Haluan kanan/kiri maju jalan

Aba-aba : HALUAN KANAN/KIRI MAJU=JALAN.

Pelaksanaan :Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan/kiri


jatuh ke tanah dan, kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya melakukan gerakan
seperti pada perubahan arah dari berhenti ke berjalan.Perubahan arah pada waktu
berjalan yang telah ditentukan di muka dapat dilakukan juga oleh barisan dalam
keadaan berlari dengan perbedaan bukan ditambah satu/dua langkah, tetapi tiga
langkah.

 Melintang kanan/kiri

15
Aba-aba : MELINTANG KANAN/KIRI MAJU

Pelaksanaan :Setelah aba-aba pelaksanaan, dan ditambah satu langkah, barisan


melakukan gerakan seperti pada perubahan arah dari berhenti ke berjalan.

d. Perobahan Arah dari Berjalan ke Berhenti

 Hadap kanan/kiri berhenti

Aba-aba : HADAP KANAN/KIRI HENTI=GRAK.

Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/ kanan


jatuh di tanah, kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya.

a. Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan
berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.

b. Tumit kaki kanan / kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°.

c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri seperti keadaan bersiap.

 Hadap serong kanan/kiri

Aba-aba : HADAP SERONG KANAN/KIRI HENTI = GRAK.

Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan


jatuh di tanah, kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya :

a. Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri.

b. Berputar arah 45° ke kanan/kiri.

c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

 Balik kanan berhenti Aba-aba: BALIK KANAN HENTI=GRAK.

16
Pelaksanaan Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh di
tanah, kemudian ditambah satu/dua langkah, gerakan selanjutnya.

a. Kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.

b. Tumit kaki kanan beserta dengan badan diputar ke kanan 180`.

c. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.

 Haluan kanan/kiri

Aba-aba: HALUAN KANAN/KIRI=JALAN.

Pelaksanaan : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri


jatuh di tanah, kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya barisan melakukan
gerakan sebagai berikut.

a. Penjuru kanan/kiri berjalan di tempat dengan memutar arah secara


perlahan-lahan sehingga merobah arah sampai sebesar 90°.

b. Bersamaan dengan itu masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih
sambil meluruskan safnya hingga merobah arah sebesar 90°, kemudian
berjalan di tempat.

c. Setelah Penjuru kanan/kiri depan melihat lurusnya saf, ia memberi isyarat


“LURUS”, kemudian Pelatih/Pemimpin barisan memberi aba-aba
“HENTI=GRAK” Yang diucapkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah.
Setelah ditambah satu langkah kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kanan/kiri
dan mengambil sikap sempurna.

https://pramukaayee.wordpress.com/teknik-kepramukaan/baris-berbaris/

17
18

Anda mungkin juga menyukai