AKADEMI KEPERAWATAN
KESDAM II/SRIWIJAYA
HANJAR PERMILDAS
( PERATURAN MILITER DASAR )
Disusun oleh:
Kapten CKM Sholahuddin, S.Kep., MM
Letda (Purn) Ida Royani
Serma Ahmad Badaruddin, S.Pd.,M.Pd
Sertu Budiyanto, A.Md.Kep
HALAMAN
3. ABA –ABA……………………………………………………………………………….. 1
4. GERAKAN DASAR…………………………………………………………………….. 3
5. GRAKAN BERJALAN………………………………………………………………….. 9
7. MACAM PENGHORMATAN…………………………………………………………… 19
10. KSATRIAAN…………………………………………………………………………….... 22
1. Pengertian
a. Guna menimbulkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan dan
disiplin.
b. Menumbuhkan rasa persatuan.
c. Menumbuhkan sikap disiplin.
d. Menumbuhkan rasa tanggung jawab.
I. ABA – ABA
1. Pengertian
Inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu –
ragu.
Contoh :
1) Gerak
Contoh :
2
2) Jalan
Catatan :
Contoh :
a) Maju = JALAN
b) Haluan kanan / kiri maju = JALAN
c) Hadap kanan / kiri maju = JALAN
d) Melintang kanan / kiri maju = JALAN
3) Mulai
a) Hitung = MULAI
b) Berbanjar / bersyaf kumpul = MULAI
1. Sikap sempurna
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit
rapat kedua kaki membentuk 60º, Lutut lurus dan dirapatkan berat badan dibagi
atas kedua kaki.
Perut ditarik sedikit dada dibusungkan, pundak ditarik kebelakang sedikit
dan tidak dinaikan.
3
Lengan rapat dengan badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan
menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha, punggung ibu jari
menghadap kedepan merapat pada jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik
sedikit kebelakang. Mulut ditutup, mata memandang lurus mendatar kedepan,
bernafas sewajarnya.
2. Istirahat
Pelaksanaan :
a. Pada aba – aba pelaksanaan kaki kiri dipindahkan kesamping kiri dengan
jarak sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
Catatan :
3. Periksa kerapian
Pelaksanaan :
4
c. Setelah yakin sudah rapi, masing-masing anggota pasukan mengambil sikap
sempurna.
4. Cara meluruskan
Aba –aba : lencang kanan / kiri = GERAK ( hanya dalam bentuk bersyaf )
Pelaksanaan :
Gerakan ini dijalankan dalam keadaan sikap sempurna pada aba – aba
pelaksanaansemua mengangkat lengan kanan / kiri kesamping, jari – jari
tangan kanan / kiri mengenggam. Punggung tangan menghadap keatas.
Bersama dengan ini kepala dipalingkan kekanan / kiri kecuali penjuru kanan /
kiri. Masing - masing meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang yang
berada disebelah kanan / kirinya sampai kepada penjuru kanan / kiri jarak
kesamping harus sedemikian rupa, hingga masing – masing dengan jari –
jari menyentuh bahu kiri orang yang ada disebelah kanannya.
Kalau lencang kiri maka masing – masing tangan kirinya menyentuh bahu
kanan orang yang ada disebelah kirinya.
Catatan :
1) Kalau bersyaf tiga maka bagi mereka yang diberada syaf tengah dan
belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka kesamping dengan tidak
mengangkat tangan.
Pelaksanaan :
Penjuru tetap sikap sempurna, banjar kanan nomor dua dan seterusnya
meluruskan kedepan dengan mengangkat tangan, bila berbanjar tiga maka
syaf terdepan mengambil antara satu / setengah lengan kesamping kanan,
setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakan kepala kembali dengan
serentak. Anggota yang ada dibanjar tengah dan kiri melaksanakannya
tanpa mengangkat tangan.
5. Perubahan arah
Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri diajukan melintang didepan kaki kiri / kanan, lekuk kaki
kanan / kiri berada diujung kaki kiri / kanan, berat badan berpindah kekaki
kanan / kiri.
2) Tumit kaki kiri / kanan dengan badan diputar kekiri / kanan 90º.
3) Kaki kanan / kiri dirapatkan kembali ke kaki kiri / kanan seperti dalam
keadaan sikap sempurna.
6
Pelaksanaannya :
1) Kaki kiri / kanan diajukan kedepan sejajar dengan kaki kanan / kiri.
c. Balik kanan
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan kaki kiri dimajukan melintang ( lebih dalam
dari hadap kanan ) didepan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan
badan diputar kekanan 180º. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.
6. Gerakan berjalan
a. Buka barisan
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing – masing
membuat satu langkah kesamping kanan dan kiri sedangkan regu tengah
tetap ditempat.
b. Tutup barisan
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing – masing
membuat satu langkah kembali merapat kesamping kanan dan kiri
sedangkan regun tengah tetap ditempat.
7. Bubar.
8
GERAKAN BERJALAN
I. MAJU JALAN
Pelaksanaan :
1. Pada aba – aba pelaksanaan kaki kiri diajukan kedepan, lutut lurus, tapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 20 cm, kemudian dihentakan ketanah
dengan jarak satu langkah, dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
Dilarang keras :
a. Berbicara.
b. Melihat kanan / kiri.
9
II. LANGKAH BIASA
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan kaki kedepan lutut dibengkokan sedikit ( kaki tidak boleh diseret ).
Kemudian diletakan ketanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2. Cara melangkah kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakan
ditanah selanjutnya seluruh kaki. Lengan dilenggangkan dengan sewajarnya lurus
kedepan dan kebelakang disamping badan. Kedepan 45º kebelakang 30º. Jari – jari
tangan digenggam tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap keatas.
Pelaksanaan :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar satu langkah,
selanjutnya seperti jalan biasa ( panjang dan tempo ) dengan cara kaki dihentakan
terus menerus tetapi dengan tidak berlebih – lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar
dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah
pertama tangan menggenggam, punggung tangan menghadap kesamping luar, ibu
jari tangan menghadap keatas, lenggang lengan 90º ke depan dan 30º kebelakang.
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah, ditambah satu
langkah selanjutnya mulai berjalan langkah tegap.
Pelaksanaan:
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
ditambah satu langkah dan mulai berjan langkah biasa.
10
IV. LANGKAH PERLAHAN
Pelaksanaan :
2. Pada aba – aba “ JALAN “ kaki kiri dilangkahkan kedepan, setelah kaki jatuh ketanah
segera disusul dengan kaki kanan ditarik kedepan dan ditahan sebentar disebelah
mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditapakkan didepan kaki kiri.
Catatan :
Yang diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh dityanah ditambah satulangkah dan
kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
b. Tapak kaki saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak dihentakan untuk lebih
khidmat.
4. Posisi tangan berada di peti jenazah, dalam pergerakan tanpa peti jenazah posisi
tangan tergantung lemas tidak dilenggangkan, seperti sikap sempurna.
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan pada kaki kiri /
kanan menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap sempurna.
V. LANGKAH KESAMPING
Pada aba – aba pelaksanaan kaki kanan / kiri dilangkah kan kesamping kanan / kiri,
sikap akan tetap seperti sikap sempurna, sebanyak – banyaknya hanya boleh dilakukan
4 langkah.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan melangkah kebelakang mulai dengan kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah
langkah yang diperintahkan, lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti
dalam sikap sempurna, sebanyak – banyaknya hanya boleh 4 langkah.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan melangkah 70 / menit, menurut jumlah langkah yang
diperintahkan, gerakan kaki seperti langkah tegap dan dihentakan terus menerus, tangan
tidak boleh dilenggang dan seperti sikap sempurna, sebanyak – banyaknya hanya boleh
4 langkah.
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringastan kedua tangan dikepalkan dengan lemas dan
diletakan dipinggang sebelah depan punggung tangan menghadap keluar, kedua
siku sedikit kebelakang badan agak dicondongkan kedepan, pada aba – aba
pelaksanaan, dimulai dengan menghentakan kaki kiri satu langkah dan selanjutnya
dengan panjang langkah 80 cm dan tempo langkah 165 / menit dengan cara kaki
diangkat secukupnya, telapak kaki diletakan dengan ujung telapak kaki terlebih
dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
12
2. Dari langkah biasa
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh
ketanah, kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya berlari menurut ketentuan
yang ada.
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ketanah ditambah
tiga langkah, kemudian berjalan biasa dimulai dengan kaki kiri dihentakan bersama
dengan itu kedua lengan dilenggangkan.
Pelaksanaan :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa / tegap. Aba – aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah kemudian ditambah satu langkah.
Sesudah itu ujung kaki kanan / kiri yang sedang dibelakang dirapatkan dengan tumit kaki
sebelahnya, bersama dengan itu lenggang tangan dihentikan tangan dirapatkan pada
badan.
Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Langkah
pertama tetap sepanjang satu langkah, kedua gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
X. JALAN DITEMPAT
13
Pelaksanaan :
Gerakan dimulai dengan kaki kiri. Lutut bergantungan diangkat sehingga paha
rata - rata ( horizontal ), ujung kaki menuju kebawah dan tempo langkah sesuai
dengan langkah biasa, badan tegap pandangan mata tetap kedepan, lengan tetap
lurus dirapatkan pada badan searah jahitan celana ( tidak dilenggangkan ).
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, kemudian
ditambah satu langkah, selanjutnya dimulai dengan kaki kiri / kanan berjalan
ditempat. Selanjutnya gerakan jalan ditempat.
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, kemudian
ditambah satu langkah ditempat dan mulai berjalan dengan menghentakan kaki kiri
satu langkah ke depan dan selanjutnya berjalan langkah biasa.
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh ke tanah
ditambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan pada kaki kiri / kanan
menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap sempurna.
XI. BERHENTI
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah, setelah
ditambah satu langkah selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan kemudian mengambil
sikap sempurna.
Pelaksanaan :
Gerakan ini dilakukan pada waktu barisan berjalan dengan langkah tegap. Aba
– aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ketanah kemudian
ditambah satu langkah, langkah berikutnya tangan kanan diangkat lurus kedepan
lalu ditarik kearah pelipis dan melaksanakan penghormatan tangan kiri tidak
melenggang, rapat disamping badan, kepala dipalingkan dan pandangan mata
diarahkan keoada byang diberi hormat sampai 45º hingga ada aba – aba “ Tegak =
GERAK, banjar kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah. Setelah
arah pandangan yang diberikan penghormatan mencapai 45º dari pada pandang
lurus kedepan, maka kepala dan pandangan mata tetap pada arah tersebut hingga
aba – aba “ Tegak = GERAK “
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ditanah, setelah
ditambah satu langkah tangan kanan ditarik lurus kedepan dilenggangkan kembali
kelangkah tegap.
15
Pelaksanaan :
Membuat gerakan hadap kanan / kiri, pda hitungan ketiga kaki kiri / kanan tidak
dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
Penjuru depan merubah arah 90º kekanan / kiri dan mulai berjalan kearah
tertentu, anggota lainnya mengikuti gerakan ini setibanya pada tempat belokan
penjuru tersebuit.
Catatan :
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk bersyaf, guna merubah arah tanpa
merubah bentuk.
1. Berhenti ke berhenti
Pelaksanaan :
Setelah aba – aba pelaksanaan penjuru kanan / kiri berjalan ditempat dengan
memutar arah secara perlahan – lahan hingga merubah arah sebesar 90º,
16
Bersamaan dengan itu, masing – masing syaf mulai maju jalan dengan rapi (
dengan tidak melenggang ) sambil meluruskan syafnya hingga merubah arah 90º,
kemudian berjalan ditempat, setelah penjuru kanan / kiri depan melihat syafnya lurus
lalu memberi isyarat “ LURUS “, kemudian komandan memberi aba – aba “ Henti =
GERAK “, yang diucapkan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah, setelah
ditambah satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
2. Berhenti ke berjalan
Pelaksanaan :
Seperti haluan kanan / kiri dari berhenti ke berhenti, kemudian setelahaba – aba
“ Maju = JALAN “pasukan maju jalan yang gerakannya sama dengan gerakan
langkah biasa.
Catatan :
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, Komandan langsung memberikan aba –
aba “ maju = JALAN “ ( pasukan tidak berhenti dulu).
3. Berjalan ke berhenti
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki nkanan / kiri jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti
haluan kanan / kiri dari berhenti ke berhenti.
4. Berjalan ke berjalan
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti
haluan kanan / kiri dari berhenti ke berjalan.
17
XV. MELINTANG KANAN / KIRI
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah pasukan
menjadi bersyaf dengan arah tetap.
1. Berhenti ke berhenti
Pelaksanaan :
2. Berhenti ke berjalan
Pelaksanaan :
18
PERATURAN PENGHORMATAN MILITER
( PPM )
KETENTUAN UMUM
MACAM PENGHORMATAN
2. Penghormatan Militer biasa disampaikan kepada semua atasan atau semua pangkat (
untuk mewujudkan ikatan jiwa korsa ).
5. Penghormatan Militer kebesaran juga berlaku terhadap ayat 3 sub a s.d c dari Negara
Asing yang hubungan diplomatik dengan Republik Indonesia.
19
CARA PENYAMPAIAN PENGHORMATAN PERORANGAN TANPA SENJATA
a. Bertutup kepala.
1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan siku – siku
15º serong kedepan, kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak tangan
serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir
bawah dari tutup kepala setinggi pelipis kanan.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan, siku – siku
15º serong kedepan, kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak tangan
serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai
Pelipis kanan.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.
a. Bertutup kepala
2) Langkah tetap dan tangan kiri tidak melenggang, tetapi merapat dibadan seperti
dalam keadaan sikap sempurna.
3) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat atasan dalam jarak yang
memungkinkan dan selesai pihak atasan membalas atau melewatinya.
1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan, siku – siku
15º serong kedepan, kelima jari lurus dan rapat satu sam lain, telapak tangan
serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis.
2) Pergelangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata
tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Langkah tetap dan tangan kiri tidak melenggang, tetapi merapat dibadan seperti
dalam keadaan sikap sempurna.
4) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat atasan dalam jarak yang
memungkinkan dan selesai pihak atasan membalas atau melewatinya.
3. Anggota Militer didalam keadaan berjalan maupun berhenti dan bertutup kepala / tanpa
tutup kepala oleh karena suatu hal dimana ia sedang memegang / membawa barang /
benda yang tidak dapat dipindahkan lebih dahulu ketangan kirinya atau
melepaskannya, memalingkan mengangguk kepala.
4. Terhadap atasan yang berjalan lalu lalang atau mondar mandir hanya disampaikan satu
kali penghormatan.
21
PERATURAN URUSAN DINAS DALAM
( PUDD )
Peraturan Urusan Dinas Dalam untuk mahasiswa Akademi Perawatan Kesdam II / sriwijaya
tertulis dalam buku Panduan Akademik Buku 2 “ Peraturan Urusan Dinas Dalam ( khusus )
Mahasiswa Akademi Perawatan Kesdam II / Sriwijaya “.
KSATRIAAN
1. Pengertian
Ksatriaan adalah suatu tempat / daerah yang dipergunakan oleh suatu kesatuan
atau lebih sebagai tempat bekerja, tempat tinggal dibawah kekuasaan / pimpinan
seorang Komandan dengan batas – batas ditentukan oleh yang berwenang.
3. Macam ksatriaan
a. Ksatriaan tetap
Ksatriaan yang digunakan oleh suatu kesatuan atau lebih secara terus menerus
pelaksanaan PUDD nya diatur sendiri oleh kesatuan tersebut dengan berpedoman
pada ketentuan – ketentuan yang berlaku dalam PUDD.
b. Ksatriaan sementara
22
PERATURAN DINAS GARNIZUN
( PDG )
Pengertian :
23
TATA UPACARA MILITER
( TUM )
FORMULIR A
1. Hari : Senin
1. Inspektur Upacara :
2. Cadangan :
3. Komandan Upacara :
4. Cadangan :
5. Perwira Upacara :
6. Cadangan :
7. Pembawa Acara :
8. Cadangan :
9. Pembaca Do’a :
10. Cadangan :
12. Cadangan :
24
-2-
2. Cadangan :
4. Cadangan :
6. Cadangan :
25
-3–
8. Cadangan :
9. Ajudan :
10. Cadangan :
1. Pakaian :
2. Perlengkapan dan kelengkapan upacara disiapkan oleh Urdal Situud Kesdam II/Swj
1. Acara Persiapan
a. Persiapan
2. Acara pendahuluan
26
-4-
3. Acara pokok
h. Andhika Bhayangkari
4. Acara penutup
c. Upacara selesai
27
-5-
1. Gladi bersih :
a. Hari : Jum’at
2. Peserta gladi
3. Hal – hal lain yang belum tercantum di dalam rencana upacara akan disampaikan
secara parsil di lapangan upacara.
Waka,
FORMULIR C
2b
9b
3
2a 4
9a
8c 8b 8a 7 6b 6a 5
29
KETERANGAN :
3. Pembaca UUD 1945, Pengucap Sapta Marga 9a. Barisan Akper Ton 1
4. Barisan Pamen
5. Barisan Pama
30
KOMANDO DAERAH MILITER II/SRIWIJAYA
KESEHATAN
1. Persiapan pasukan
3. Waka Rumkit Tk.II dr.Ak.Gani selaku Inspektur upacara tiba di lapangan upacara
4. Penghormatan pasukan
7. Mengheningkan cipta
8. Pembacaan teks Pancasila oleh Inspektur Upacara ditirukan oleh seluruh peserta
upacara
10. Amanat
Perwira Upacara
31