Anda di halaman 1dari 33

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN
KESDAM II/SRIWIJAYA

HANJAR PERMILDAS
( PERATURAN MILITER DASAR )

Disusun oleh:
Kapten CKM Sholahuddin, S.Kep., MM
Letda (Purn) Ida Royani
Serma Ahmad Badaruddin, S.Pd.,M.Pd
Sertu Budiyanto, A.Md.Kep

TA. 2020/ 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN

1. PERATURAN MILITER DASAR ( PERMILDAS )…………..................................... 1

2. PERATURAN BARIS – BERBARIS ( PBB)…………………………………………. 1

3. ABA –ABA……………………………………………………………………………….. 1

4. GERAKAN DASAR…………………………………………………………………….. 3

5. GRAKAN BERJALAN………………………………………………………………….. 9

6. PERATURAN PENGHORMATAN MILITER ( PPM )……………………………….. 19

7. MACAM PENGHORMATAN…………………………………………………………… 19

8. CARA PENYAMPAIAN PENGHORMATAN PERORANGAN TANPA SENJATA.. 20

9. PERATURAN URUSAN DINAS DALAM ( PUDD )…..……………………………... 22

10. KSATRIAAN…………………………………………………………………………….... 22

11. PERATURAN DINAS GARNIZUN ( PDG )…………………………………………… 23

12. TATA UPACARA MILITER ( TUM )……………………………………………………. 24

13. FORMULIR A REN UP BENDERA……………………………………………………. 24

14. FORMULIR C DENAH UPACARA……………………………………………………. 28

15. SUSUNAN ACARA UPACARA BENDERA…………………………………………. 31


PERMILDAS
( Peraturan Militer dasar )

Peraturan militer dasar terdiri dari :

1. Peraturan Baris-Berbaris ( PBB )


2. Peraturan Penghormatan Militer ( PPM )
3. Peraturan Urusan Dinas Dalam ( PUDD )
4. Peraturan Dinas Garnizum ( PDG )
5. Tata Upacara Miliret ( TUM )

A. PERATURAN BARIS-BERBARIS ( PBB)

1. Pengertian

Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan


kebiasaan dalam tata cara hidup TNI yang diarahkan kepada terbentunya suatu
perwatakan tertentu.

2. Maksud dan tujuan

a. Guna menimbulkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan dan
disiplin.
b. Menumbuhkan rasa persatuan.
c. Menumbuhkan sikap disiplin.
d. Menumbuhkan rasa tanggung jawab.

I. ABA – ABA

1. Pengertian

Aba – aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan


kepada pasukan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau
berurut – urutan.

2. Aba – aba ada 3 macam yaitu :

a. Aba –aba petunjuk

Digunakan jika perlu, untuk menegaskan maksud dari aba – aba


peringatan / pelaksanaan.
1
Contoh :

1) Untuk perhatian – Istirahat ditempat = GERAK


2) Untuk istirahat – Bubar = JALAN
3) Jika aba – aba ditujukan khusus terhadap salah satu bagian dari sesuatu
keutuhan pasukan : peleton II – Siap = GERAK
4) Kecuali didalam upacara, Aba – aba petunjuk pada penyampaian
penghormatan cukup menyebutkan jabatan orang yang diberikan hormat
tanpa menyebutkan eselon satuan yang lebih tinggi.
Contoh : Kepada Direktur Akper – Hormat = Gerak

b. Aba – aba peringatan

Inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu –
ragu.

Contoh :

1) Lencang kanan = GERAK


2) Duduk siap = GERAK
3) Istirahat ditempat = GERAK

c. Aba – aba pelaksanaan

Ketangkasan mengenai saat untuk melaksanakan aba – aba petunjuk /


peringatan dengan cara serentak dan berturut turut.

Aba – aba pelaksanaan yang dipakai ialah :

1) Gerak

Untuk gerakan – gerakan tanpa meninggalkan tempat yang


menggunakan kaki dan gerakan – gerakan yang memakai anggota tubuh
lain, baik dalam berjalan maupun berhenti.

Contoh :

a) Jalan ditempat = GERAK


b) Siap = GERAK
c) Hormat = GERAK
d) Hormat Kanan = GERAK

2
2) Jalan

Untuk gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.


Contoh :

a) Haluan kanan / kiri = JALAN


b) Dua langkah kedepan / kebelakang = JALAN
c) Dua langkah kekanan / kekiri = JALAN

Catatan :

Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,


maka aba – aba pelaksanaan harus dengan aba – aba peringatan.

Contoh :

a) Maju = JALAN
b) Haluan kanan / kiri maju = JALAN
c) Hadap kanan / kiri maju = JALAN
d) Melintang kanan / kiri maju = JALAN

3) Mulai

Untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan


berturut – turut.

a) Hitung = MULAI
b) Berbanjar / bersyaf kumpul = MULAI

II. GERAKAN DASAR

1. Sikap sempurna

Aba – aba : Siap = GERAK

Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit
rapat kedua kaki membentuk 60º, Lutut lurus dan dirapatkan berat badan dibagi
atas kedua kaki.
Perut ditarik sedikit dada dibusungkan, pundak ditarik kebelakang sedikit
dan tidak dinaikan.

3
Lengan rapat dengan badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan
menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha, punggung ibu jari
menghadap kedepan merapat pada jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik
sedikit kebelakang. Mulut ditutup, mata memandang lurus mendatar kedepan,
bernafas sewajarnya.

2. Istirahat

Aba – aba : Istirahat ditempat = Gerak

Pelaksanaan :

a. Pada aba – aba pelaksanaan kaki kiri dipindahkan kesamping kiri dengan
jarak sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).

b. Kedua belah lengan dibawah kebelakang dibawah pinggang, punggung


tangan kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan
dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu
jari dan telunjuk serta lengan dilemaskan, badan dapat bergerak.

Catatan :

1) Dalam keadaan Parade diperlukan pemusatan pikiran dan kerapihan,


istirahat dilakukan atas aba – aba “ Parade – istirahat ditempat = Gerak “.
Pelaksanaan : sama dengan tersebut diatas, hanya tangan ditarik keatas
sedikit (pinggang) tidak boleh bergerak dan pandangan tetap kedepan.

2) Dalam keadaan parade maupun bukan parade apabila akan diberikan


sesuatu amanat oleh atasan, maka istirahat dilakukan atas aba – aba “
untuk perhatian – Istirahat ditempat = Gerak.

3. Periksa kerapian

Aba – aba : Periksa kerapian = Mulai

Pelaksanaan :

a. Periksa kerapian dimaksud untuk merapikan perlengkapan yang dipakai


anggota pada saat itu dan pasukan dalam keadaan istirahat.

b. Pada saat aba – aba pelaksanaan dengan serentak membungkukan badan


masing-masing memeriksa atau membetulkan perlengkapan dari bawah (
ujung kaki ) keatas sampai tutup kepala.

4
c. Setelah yakin sudah rapi, masing-masing anggota pasukan mengambil sikap
sempurna.

d. Setelah pelatih / Dan pasukan melihat semua anggota pasukannya sudah


selesai ( sudah dalam sikap sempurna ), maka Pelatih / Dan pasukan
memberi aba – aba = SELESAI.

e. Pasukan dengan serentak mengambil sikap istirahat.

4. Cara meluruskan

a. Lencang kanan / kiri

Aba –aba : lencang kanan / kiri = GERAK ( hanya dalam bentuk bersyaf )

Pelaksanaan :

Gerakan ini dijalankan dalam keadaan sikap sempurna pada aba – aba
pelaksanaansemua mengangkat lengan kanan / kiri kesamping, jari – jari
tangan kanan / kiri mengenggam. Punggung tangan menghadap keatas.
Bersama dengan ini kepala dipalingkan kekanan / kiri kecuali penjuru kanan /
kiri. Masing - masing meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang yang
berada disebelah kanan / kirinya sampai kepada penjuru kanan / kiri jarak
kesamping harus sedemikian rupa, hingga masing – masing dengan jari –
jari menyentuh bahu kiri orang yang ada disebelah kanannya.
Kalau lencang kiri maka masing – masing tangan kirinya menyentuh bahu
kanan orang yang ada disebelah kirinya.

Catatan :

1) Kalau bersyaf tiga maka bagi mereka yang diberada syaf tengah dan
belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka kesamping dengan tidak
mengangkat tangan.

2) Pada waktu Komandan Pasukan / barisan memberikan aba – aba


lencang kanan / kiri dan barisan sedang meluruskan syafnya, komandan
pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan syafnya
dari sebelah kanan / kiri pasukan, dengan menitik beratkan kepada
kelurusan tumit ( bukan ujung depan sepatu ).

b. Setengah lengan lencang kanan / kiri.

Aba – aba : setengah lengan lencang kanan / kiri = GERAK


5
Pelaksanaan :

Seperti pelaksanan lencang kanan / kiri tetapi tangan kanan / kiri


dipinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang
berada disebelah pergelangan tangan lurus ibu jari disebelah belakang dan
empat jari lainnya rapat satu dengan yang lainnya.
Pada aba – aba Tegak = GERAK, semua serentak menurunkan lengan
memalingkan muka kembali kedepan dan berdiri dalam sikap sempurna.

c. Lencang depan. ( hanya dalam bentuk berbanjar )

Aba – aba : Lencang depan = GERAK

Pelaksanaan :

Penjuru tetap sikap sempurna, banjar kanan nomor dua dan seterusnya
meluruskan kedepan dengan mengangkat tangan, bila berbanjar tiga maka
syaf terdepan mengambil antara satu / setengah lengan kesamping kanan,
setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakan kepala kembali dengan
serentak. Anggota yang ada dibanjar tengah dan kiri melaksanakannya
tanpa mengangkat tangan.

5. Perubahan arah

a. Hadap kanan / kiri

Aba – aba : hadap kanan / kiri = GERAK

Pelaksanaan :

1) Kaki kanan / kiri diajukan melintang didepan kaki kiri / kanan, lekuk kaki
kanan / kiri berada diujung kaki kiri / kanan, berat badan berpindah kekaki
kanan / kiri.
2) Tumit kaki kiri / kanan dengan badan diputar kekiri / kanan 90º.
3) Kaki kanan / kiri dirapatkan kembali ke kaki kiri / kanan seperti dalam
keadaan sikap sempurna.

b. Hadap serong kanan / kiri

Aba – aba : Hadap serong kanan / kiri = GERAK

6
Pelaksanaannya :

1) Kaki kiri / kanan diajukan kedepan sejajar dengan kaki kanan / kiri.

2) Berputar arah 45º kek kanan / kiri.

3) Kaki kiri / kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.

c. Balik kanan

Aba – aba : balik kanan = GERAK ( tidak ada balik kiri )

Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan kaki kiri dimajukan melintang ( lebih dalam
dari hadap kanan ) didepan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan
badan diputar kekanan 180º. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.

6. Gerakan berjalan

a. Buka barisan

Aba – aba : Buka barisan = JALAN

Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing – masing
membuat satu langkah kesamping kanan dan kiri sedangkan regu tengah
tetap ditempat.

b. Tutup barisan

Aba – aba : Tutup barisan = JALAN

Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing – masing
membuat satu langkah kembali merapat kesamping kanan dan kiri
sedangkan regun tengah tetap ditempat.

7. Bubar.

Aba – aba : Bubar = JALAN


7
Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan tiap orang menyampaikan penghormatan


kepada Komandan, sesudah dibalas kembali dalam sikap sempurna kemudian
melakukan “ balik kanan “ dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati,
melaksanakan gerakan seperti balik kanan, langkah pertama dalam gerakan
maju jalan selanjutnya menuju tempat masing – masing.

8
GERAKAN BERJALAN

PANJANG TEMPO DAN MACAM LANGKAH

Macam langkah Panjangnya Tempo

1. Langkah biasa 65 cm 106 / menit


2. Langkah tegap 65 cm 106 / menit
3. Langkah perlahan 40 cm 30 / menit
4. Langkah ke samping 40 cm 70 / menit
5. Langkah kebelakang 40 cm 70 / menit
6. Langkah kedepan 60 cm 70 / menit
7. Langkah diwaktu lari 80 cm 165 / menit

Panjang semua langkah diukur dari tumit ke tumit.

I. MAJU JALAN

Dari sikap sempurna

Aba – aba : Maju = JALAN

Pelaksanaan :

1. Pada aba – aba pelaksanaan kaki kiri diajukan kedepan, lutut lurus, tapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 20 cm, kemudian dihentakan ketanah
dengan jarak satu langkah, dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.

2. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan kedepan 90º,


lengan kiri 30º kebelakang dengan tangan menggenggam pada langkah selanjutnya
lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan kedepan 45º dan kebelakang 30º tangan
kanan depan mengambil dua titik yang terletak dalam satu garis sebagai arah
barisan. Seluruh anggota meluruskan barisan kedepan dengan melihat pada
belakang leher.

Dilarang keras :

a. Berbicara.
b. Melihat kanan / kiri.

9
II. LANGKAH BIASA

1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan kaki kedepan lutut dibengkokan sedikit ( kaki tidak boleh diseret ).
Kemudian diletakan ketanah menurut jarak yang telah ditentukan.

2. Cara melangkah kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakan
ditanah selanjutnya seluruh kaki. Lengan dilenggangkan dengan sewajarnya lurus
kedepan dan kebelakang disamping badan. Kedepan 45º kebelakang 30º. Jari – jari
tangan digenggam tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap keatas.

III. LANGKAH TEGAP

1. Dari sikap sempurna

Aba – aba : Langkah Tegap – maju = JALAN

Pelaksanaan :

Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar satu langkah,
selanjutnya seperti jalan biasa ( panjang dan tempo ) dengan cara kaki dihentakan
terus menerus tetapi dengan tidak berlebih – lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar
dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah
pertama tangan menggenggam, punggung tangan menghadap kesamping luar, ibu
jari tangan menghadap keatas, lenggang lengan 90º ke depan dan 30º kebelakang.

2. Dari langkah biasa

Aba – aba : Langkah Tegap = JALAN

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah, ditambah satu
langkah selanjutnya mulai berjalan langkah tegap.

3. Kembali ke langkah biasa ( sedang berjalan )

Aba – aba : Langkah Biasa = JALAN

Pelaksanaan:

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
ditambah satu langkah dan mulai berjan langkah biasa.

10
IV. LANGKAH PERLAHAN

Untuk berkabung ( mengantar jenazah dalam upacara militer )

Aba – aba : langkah perlahan – maju = JALAN

Pelaksanaan :

1. Gerakan dilakukan dengan nsikap sempurna.

2. Pada aba – aba “ JALAN “ kaki kiri dilangkahkan kedepan, setelah kaki jatuh ketanah
segera disusul dengan kaki kanan ditarik kedepan dan ditahan sebentar disebelah
mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditapakkan didepan kaki kiri.

3. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan – gerakan seperti semula.

Catatan :

a. Dalam langkah berjalan

Aba – aba : Langkah perlahan = JALAN

Yang diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh dityanah ditambah satulangkah dan
kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.

b. Tapak kaki saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak dihentakan untuk lebih
khidmat.

4. Posisi tangan berada di peti jenazah, dalam pergerakan tanpa peti jenazah posisi
tangan tergantung lemas tidak dilenggangkan, seperti sikap sempurna.

Berhenti dari langkah perlahan

Aba – aba : Henti = GERAK

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan pada kaki kiri /
kanan menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap sempurna.

V. LANGKAH KESAMPING

Aba – aba : 1, 2, 3 atau 4 langkah ke kanan / kiri = JALAN


11
Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan kaki kanan / kiri dilangkah kan kesamping kanan / kiri,
sikap akan tetap seperti sikap sempurna, sebanyak – banyaknya hanya boleh dilakukan
4 langkah.

VI. LANGKAH KEBELAKANG

Aba – aba : 1, 2, 3 atau 4 langkah kebelakang = JALAN

Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan melangkah kebelakang mulai dengan kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah
langkah yang diperintahkan, lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti
dalam sikap sempurna, sebanyak – banyaknya hanya boleh 4 langkah.

VII. LANGKAH KE DEPAN

Aba – aba : 1, 2, 3 atau 4 langkah ke depan = JALAN

Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan melangkah 70 / menit, menurut jumlah langkah yang
diperintahkan, gerakan kaki seperti langkah tegap dan dihentakan terus menerus, tangan
tidak boleh dilenggang dan seperti sikap sempurna, sebanyak – banyaknya hanya boleh
4 langkah.

VIII. LANGKAH DIWAKTU LARI

1. Dari sikap sempurna

Aba – aba : Lari maju = JALAN

Pelaksanaan :

Pada aba – aba peringastan kedua tangan dikepalkan dengan lemas dan
diletakan dipinggang sebelah depan punggung tangan menghadap keluar, kedua
siku sedikit kebelakang badan agak dicondongkan kedepan, pada aba – aba
pelaksanaan, dimulai dengan menghentakan kaki kiri satu langkah dan selanjutnya
dengan panjang langkah 80 cm dan tempo langkah 165 / menit dengan cara kaki
diangkat secukupnya, telapak kaki diletakan dengan ujung telapak kaki terlebih
dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.

12
2. Dari langkah biasa

Aba – aba : Lari = JALAN

Pelaksanaan :

Pada aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh
ketanah, kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya berlari menurut ketentuan
yang ada.

3. Kembali kelangkah biasa

Aba – aba : Langkah biasa = JALAN

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ketanah ditambah
tiga langkah, kemudian berjalan biasa dimulai dengan kaki kiri dihentakan bersama
dengan itu kedua lengan dilenggangkan.

IX. GANTI LANGKAH

Aba – aba : Ganti langkah = JALAN

Pelaksanaan :

Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa / tegap. Aba – aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah kemudian ditambah satu langkah.
Sesudah itu ujung kaki kanan / kiri yang sedang dibelakang dirapatkan dengan tumit kaki
sebelahnya, bersama dengan itu lenggang tangan dihentikan tangan dirapatkan pada
badan.
Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Langkah
pertama tetap sepanjang satu langkah, kedua gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

X. JALAN DITEMPAT

1. Dari sikap sempurna

Aba – aba : Jalan ditempat = GERAK

13
Pelaksanaan :

Gerakan dimulai dengan kaki kiri. Lutut bergantungan diangkat sehingga paha
rata - rata ( horizontal ), ujung kaki menuju kebawah dan tempo langkah sesuai
dengan langkah biasa, badan tegap pandangan mata tetap kedepan, lengan tetap
lurus dirapatkan pada badan searah jahitan celana ( tidak dilenggangkan ).

2. Dari langkah biasa

Aba – aba : Jalan ditempat = GERAK

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, kemudian
ditambah satu langkah, selanjutnya dimulai dengan kaki kiri / kanan berjalan
ditempat. Selanjutnya gerakan jalan ditempat.

3. Dari jalan ditempat kelangkah biasa

Aba – aba : Maju = JALAN

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, kemudian
ditambah satu langkah ditempat dan mulai berjalan dengan menghentakan kaki kiri
satu langkah ke depan dan selanjutnya berjalan langkah biasa.

4. Dari jalan ke berhenti

Aba – aba : Henti = GERAK

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh ke tanah
ditambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan pada kaki kiri / kanan
menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap sempurna.

XI. BERHENTI

Aba – aba : henti = GERAK


14
Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah, setelah
ditambah satu langkah selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan kemudian mengambil
sikap sempurna.

XII. HORMAT KANAN / KIRI

1. Derakan hormat kanan / kiri

Aba – aba : Hormat kanan / kiri = GERAK

Pelaksanaan :

Gerakan ini dilakukan pada waktu barisan berjalan dengan langkah tegap. Aba
– aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ketanah kemudian
ditambah satu langkah, langkah berikutnya tangan kanan diangkat lurus kedepan
lalu ditarik kearah pelipis dan melaksanakan penghormatan tangan kiri tidak
melenggang, rapat disamping badan, kepala dipalingkan dan pandangan mata
diarahkan keoada byang diberi hormat sampai 45º hingga ada aba – aba “ Tegak =
GERAK, banjar kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah. Setelah
arah pandangan yang diberikan penghormatan mencapai 45º dari pada pandang
lurus kedepan, maka kepala dan pandangan mata tetap pada arah tersebut hingga
aba – aba “ Tegak = GERAK “

2. Gerakan selesai menghormat

Aba – aba : Tegak = GERAK

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh ditanah, setelah
ditambah satu langkah tangan kanan ditarik lurus kedepan dilenggangkan kembali
kelangkah tegap.

XIII. PERUBAHAN ARAH DARI BERHENTI KE BERJALAN

1. Kehadap kanan / kiri maju jalan.

Aba – aba : Hadap kanan / kiri Maju = JALAN

15
Pelaksanaan :

Membuat gerakan hadap kanan / kiri, pda hitungan ketiga kaki kiri / kanan tidak
dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.

2. Kebalik kanan maju jalan

Aba – aba : balikkanan Maju = JALAN

Pelaksanaan :

Gerakan dilakukan nseperti balik kanan, gerakan selanjutnya pada hitungan


ketiga kaki kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.

3. Ke belok kanan / kiri maju jalan

Aba – aba : Belok kanan / kiri Maju =JALAN

Pelaksanaan :

Penjuru depan merubah arah 90º kekanan / kiri dan mulai berjalan kearah
tertentu, anggota lainnya mengikuti gerakan ini setibanya pada tempat belokan
penjuru tersebuit.

Catatan :

a. Aba – aba dua kali belok kanan / kiri Maju = JALAN


b. Tiap – tiap banjar dua kali belok kanan / kiri Maju =JALAN

XIV. HALUAN KANAN /KIRI

Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk bersyaf, guna merubah arah tanpa
merubah bentuk.

1. Berhenti ke berhenti

Aba – aba : Haluan kanan / kiri = JALAN

Pelaksanaan :

Setelah aba – aba pelaksanaan penjuru kanan / kiri berjalan ditempat dengan
memutar arah secara perlahan – lahan hingga merubah arah sebesar 90º,

16
Bersamaan dengan itu, masing – masing syaf mulai maju jalan dengan rapi (
dengan tidak melenggang ) sambil meluruskan syafnya hingga merubah arah 90º,
kemudian berjalan ditempat, setelah penjuru kanan / kiri depan melihat syafnya lurus
lalu memberi isyarat “ LURUS “, kemudian komandan memberi aba – aba “ Henti =
GERAK “, yang diucapkan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah, setelah
ditambah satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.

2. Berhenti ke berjalan

Aba – aba : haluan kanan / kiri Maju = JALAN

Pelaksanaan :

Seperti haluan kanan / kiri dari berhenti ke berhenti, kemudian setelahaba – aba
“ Maju = JALAN “pasukan maju jalan yang gerakannya sama dengan gerakan
langkah biasa.

Catatan :

Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, Komandan langsung memberikan aba –
aba “ maju = JALAN “ ( pasukan tidak berhenti dulu).

3. Berjalan ke berhenti

Aba – aba : Haluan kanan / kiri = JALAN

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki nkanan / kiri jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti
haluan kanan / kiri dari berhenti ke berhenti.

4. Berjalan ke berjalan

Aba – aba : haluan kanan / kiri Maju = JALAN

Pelaksanaan :

Aba – aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti
haluan kanan / kiri dari berhenti ke berjalan.

17
XV. MELINTANG KANAN / KIRI

Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah pasukan
menjadi bersyaf dengan arah tetap.

1. Berhenti ke berhenti

Aba – aba : Melintang kanan / kiri = JALAN

Pelaksanaan :

Setelah aba – aba pelaksanaan pasukan melakukan gerakan “ hadap kanan /


kiri “ kemudian barisan membuat gerakan “ haluan Kanan / kiri “ setelah lurus penjuru
kanan memberi isyarat “ lurus “ selanjutnya komandan memberi aba – aba “ Henti =
GERAK “ setelah aba – aba pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan berhenti.

2. Berhenti ke berjalan

Aba – aba : Melintang kanan / kiri Maju = JALAN

Pelaksanaan :

Setelah aba – aba pelaksanaan, anggota pasukan melakukan gerakan “ hadap


kanan / kiri “ kemudian barisan membuat gerakan “ haluan Kanan / kiri “ setelah lurus
penjuru kanan memberi isyarat “ lurus “ selanjutnya komandan memberi aba – aba “
Henti = JALAN “ setelah aba – aba pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan
maju dengan langkah biasa.

18
PERATURAN PENGHORMATAN MILITER
( PPM )

Penghormatan adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap orang


lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia.

KETENTUAN UMUM

Penghormatan senantiasa dilakukan dengan pandangan tetap tertuju kepada pihak


yang diberi hormat, dan yang menerima penghormatan senantiasa wajib memberikan
penghormatan tersebut, kecuali apabila keadaan tidak memungkinkan membalas
penghormatan.

MACAM PENGHORMATAN

1. Penghormatan Militer ada dua macam yaitu :

a. Penghormatan Militer biasa


b. Penghormatan Militer kebesaran

2. Penghormatan Militer biasa disampaikan kepada semua atasan atau semua pangkat (
untuk mewujudkan ikatan jiwa korsa ).

3. Penghormatan Militer kebesaran disampaikan kepada :

a. Jenzah dalam upacara Militer.


b. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi.
c. Presiden / Wakil Presiden.
d. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi.
e. Lambang Kesatuan ( Panji – panji Angkatan dan Polri, Pataka, Duaja, Tunggul )
f. Panglima TNI.
g. Kepala Staf Angkatan / Polri.
h. Kas / Irjen TNI , Gubernur Lemhanas, panglima Kotama Operasi TNI, Wakasad /
Deputi / Irjen Angkatan / Polri.
i. Perwira tinggi.
j. Panglima daerah dan pejabat yang sederajad.

4. Cara melakukan penghormatan Militer kebesaran sama dengan penghormatan militer


biasa dengan tambahan dikerjakan berhenti lebih kurang 6 langkah menghadap penuh
kepada yang diberi hormat dan selesai jika yang diberi hormat membalas atau
melewatinya.

5. Penghormatan Militer kebesaran juga berlaku terhadap ayat 3 sub a s.d c dari Negara
Asing yang hubungan diplomatik dengan Republik Indonesia.
19
CARA PENYAMPAIAN PENGHORMATAN PERORANGAN TANPA SENJATA

1. Seorang anggota Militer didalam keadaan berhenti / berdiri menyampaikan


penghormatan, sesudah ia mengambil sikap sempurna dan badan menghadap kearah
yang dihormati sebagai berikut :

a. Bertutup kepala.

1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan siku – siku
15º serong kedepan, kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak tangan
serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir
bawah dari tutup kepala setinggi pelipis kanan.

2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.

3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.

4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan dikembalikan secara cepat


kesikap sempurna lagi.

b. Tidak bertutup kepala

1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan, siku – siku
15º serong kedepan, kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak tangan
serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai
Pelipis kanan.

2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.

3) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan dikembalikan secara cepat


kesikap sempurna lagi.

2. Seorang anggota Militer didalam keadaan berjalan memberikan penghormatan sebagai


berikut :

a. Bertutup kepala

1) Apabila pihak bawahanberjumpa dengan pihak atasan, maka pihak bawahan


sesudah menyinhgkir sedikit ( memberi jalan kepada atasan tadi bila dipandang
perlu ). menyampaikan penghormatan dengan tangan kanan diangkat kearah
pelipis kanan, siku – siku 15º serong kedepan, kelima jari lurus dan rapat satu
sama lain, telapak tangan serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan
20
telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutp kepala setinggi pelipis kanan, serta
memalingkan kepala maksimum 45º kearah yang diberi hormat.

2) Langkah tetap dan tangan kiri tidak melenggang, tetapi merapat dibadan seperti
dalam keadaan sikap sempurna.

3) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat atasan dalam jarak yang
memungkinkan dan selesai pihak atasan membalas atau melewatinya.

4) Diwaktu pihak bawahan hendak mendahului / melewati atasan maka


penghormatan dilakukan pada sat akan melewatinya dan selesai sesudah
melewati, ± 2 langkah.

5) Terhadap atasan langsung dimulai dari komandan batalyon / Kompi berdiri


sendiri / pejabat sederajat,penghormatan dilaksanakan seperti penghormatan
biasa ( tidak perlu Berhenti ).

b. Tidak bertutup kepala

1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan, siku – siku
15º serong kedepan, kelima jari lurus dan rapat satu sam lain, telapak tangan
serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis.

2) Pergelangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata
tertuju kepada yang diberi hormat.

3) Langkah tetap dan tangan kiri tidak melenggang, tetapi merapat dibadan seperti
dalam keadaan sikap sempurna.

4) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat atasan dalam jarak yang
memungkinkan dan selesai pihak atasan membalas atau melewatinya.

5) Diwaktu pihak bawahan hendak mendahului / melewati atasan maka


penghormatan dilakukan pada sat akan melewatinya dan selesai sesudah
melewati, ± 2 langkah.

3. Anggota Militer didalam keadaan berjalan maupun berhenti dan bertutup kepala / tanpa
tutup kepala oleh karena suatu hal dimana ia sedang memegang / membawa barang /
benda yang tidak dapat dipindahkan lebih dahulu ketangan kirinya atau
melepaskannya, memalingkan mengangguk kepala.

4. Terhadap atasan yang berjalan lalu lalang atau mondar mandir hanya disampaikan satu
kali penghormatan.

21
PERATURAN URUSAN DINAS DALAM
( PUDD )

Peraturan Urusan Dinas Dalam untuk mahasiswa Akademi Perawatan Kesdam II / sriwijaya
tertulis dalam buku Panduan Akademik Buku 2 “ Peraturan Urusan Dinas Dalam ( khusus )
Mahasiswa Akademi Perawatan Kesdam II / Sriwijaya “.

KSATRIAAN

1. Pengertian

Ksatriaan adalah suatu tempat / daerah yang dipergunakan oleh suatu kesatuan
atau lebih sebagai tempat bekerja, tempat tinggal dibawah kekuasaan / pimpinan
seorang Komandan dengan batas – batas ditentukan oleh yang berwenang.

2. Yang digolongkan ksatriaan

a. Semua markas Militer


b. Pangkalan Militer
c. Kapal laut
d. Pesawat terbang
e. Dan lain – lain yang ditetapkan oleh yang berwenang

3. Macam ksatriaan

a. Ksatriaan tetap

Ksatriaan yang digunakan oleh suatu kesatuan atau lebih secara terus menerus
pelaksanaan PUDD nya diatur sendiri oleh kesatuan tersebut dengan berpedoman
pada ketentuan – ketentuan yang berlaku dalam PUDD.

b. Ksatriaan sementara

Ksatriaan yang digunakan untuk penampungan kesatuan yang memerlukan


tempat tinggal / tempat bekerja untuk sementara waktu, pelaksanaan PUDD nya
diatur oleh komandan kesatuan.

22
PERATURAN DINAS GARNIZUN
( PDG )

Pengertian :

Suatu tempat / daerah / wilayah dimana terdapat penempatan, kedudukan pemusatan


pasukan, Markas Besar serta Instasi Militer terdiri atas kesatuan – kesatuan lebih dari satu
angkatan atau sementara di bawah pimpinan seorang perwira yang bertanggung jawab atas
penegakan disiplin, tata tertib serta hukum Militer dengan batasan – batasan daerah yang
ditentukan oleh Panglima TNI.

23
TATA UPACARA MILITER
( TUM )

KOMANDO DAERAH MILITER II/SRIWIJAYA


KESEHATAN

FORMULIR A

RENCANA UPACARA BENDERA TUJUH BELASAN

I. WAKTU & TEMPAT

1. Hari : Senin

2. Tanggal : September 2020

3 Pukul : 07.00 WIB

4. Tempat : Halaman Makesdam II/Sriwijaya

II. PEJABAT – PEJABAT UPACARA

1. Inspektur Upacara :

2. Cadangan :

3. Komandan Upacara :

4. Cadangan :

5. Perwira Upacara :

6. Cadangan :

7. Pembawa Acara :

8. Cadangan :

9. Pembaca Do’a :

10. Cadangan :

11. Perwira Keamanan :

12. Cadangan :

24
-2-

III. KESATUAN – KESATUAN UPACARA

1. Barisan Pamen : 1 Sst ( Dipimpin Pamen Tertua )

2. Barisan Pama : 1 Sst ( Dipimpin Pama Tertua )

3. Barisan Ba / Ta : 2 Sst ( Dipimpin Bintara Tertua )

4. Barisan Pns Kesdam II/Swj : 1 Sst ( Dipimpin Pns Yang Tertua )

5. Barisan PNS RS AK Gani Plg

a. Barisan PNS Pria : 1 Sst ( Dipimpin Pns Yang Tertua )


b. Barisan PNS Wanita Pok I : 1 Sst ( Dipimpin Pns Yang Tertua )

c. Barisan PNS Wanita Pok II : 1 Sst ( Dipimpin Pns Yang Tertua )

6. Barisan Mahasiswa Akper : 1 Sst ( Dipimpin Ketua Kelas)

IV. PERSONEL UPACARA LAINNYA

1. Pengibar Bendera Merah Putih :

2. Cadangan :

3. Pembaca Pembukaan UUD 1945 :

4. Cadangan :

5. Pengucap Sapta Marga :

6. Cadangan :

7. Pembaca Panca Prasetya Korpri :

25
-3–

8. Cadangan :

9. Ajudan :

10. Cadangan :

V. PAKAIAN & PERLENGKAPAN

1. Pakaian :

a. Militer : PDH + Baret

b. PNS : Seragam Korpri + Peci hitam

c. Akper : PDS Akper

2. Perlengkapan dan kelengkapan upacara disiapkan oleh Urdal Situud Kesdam II/Swj

VI. URUTAN UPACARA

1. Acara Persiapan

a. Persiapan

b. Komandan upacara memasuki lapangan upacara langsung mengambil alih


Komando

c. Latihan – latihan seperlunya

2. Acara pendahuluan

a. Laporan perwira upacara kepada Inspektur upacara

b. Inspektur upacara tiba dilapangan upacara

26
-4-

3. Acara pokok

a. Penghormatan pasukan kepada Inspektur upacara

b. Laporan Komandan upacara kepada Inspektur upacara

c. Pengibaran Bendera Merah Putih dipimpin oleh Komandan upacara

d. Mengheningkan cipta dipimpin oleh Inspektur upacara

e. Pembacaan teks Pancasila oleh Inspektur Upacara ditirukan oleh seluruh


peserta upacara

f. Pembacaan pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945,


Pengucapan Sapta Marga dan pembacaan Panca Prasetya Korps Pegawai
Republik Indonesia

g. Amanat Inspektur upacara

h. Andhika Bhayangkari

i. Laporan Komandan upacara kepada Inspektur upacara

j. Penghormatan pasukan kepada Inspektur upacara

k. Pembacaan do’a mulai bekerja

4. Acara penutup

a. Inspektur upacara meninggalkan lapangan upacara

b. Laporan perwira upacara kepada Inspektur upacara

c. Upacara selesai

27
-5-

VII. LAIN - LAIN

1. Gladi bersih :

a. Hari : Jum’at

b. Tanggal : September 2020

c. Pukul : 09.00 Wib

d. Tempat : Halaman Makesdam II/Sriwijaya

2. Peserta gladi

a. Komandan Upacara dan cadangan

b. Perwira Upacara dan cadangan

c. Pengibar Bendera Merah Putih dan cadangan

d. Pembaca Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, Pengucap


Sapta Marga, pembaca Panca Prasetya Korpri dan cadangan

e. Pembawa acara dan cadangan

3. Hal – hal lain yang belum tercantum di dalam rencana upacara akan disampaikan
secara parsil di lapangan upacara.

Palembang, September 2020

Kepala Kesdam II/Sriwijaya

Waka,

dr. Noldy Efriyanto, Sp.B


Letnan Kolonel Ckm NRP 11960005560368
28
KOMANDO DAERAH MILITER II/SRIWIJAYA
KESEHATAN

FORMULIR C

DENAH UPACARA BENDERA BULANAN,

SENIN, 20 JULI 2020

DI HAL. MAKESDAM II/SWJ

2b

9b
3

2a 4
9a

8c 8b 8a 7 6b 6a 5

29
KETERANGAN :

1. Irup 8a. Barisan Pns Gol II Putra

2a. Dan up 8b. Barisan Pns Gol II Putri Ton 1

2b. Ajudan 8c. Barisan Pns Gol II Putri Ton 2

3. Pembaca UUD 1945, Pengucap Sapta Marga 9a. Barisan Akper Ton 1

Dan Pembaca Panca Prasetya Korpri 9b. Barisan Akper Ton 2

4. Barisan Pamen

5. Barisan Pama

6a. Barisan Ba/Ta Ton 1

6b. Barisan Ba/Ta Ton 2

7. Barisan Pns gol III

Kepala Kesdam II/Sriwijaya,

dr. Asep Usmanto Sukarsa, Sp.B


Kolonel Ckm NRP 1920014930864

30
KOMANDO DAERAH MILITER II/SRIWIJAYA
KESEHATAN

SUSUNAN UPACARA BENDERA BULANAN


SENIN TANGGAL SEPTEMBER 2020

1. Persiapan pasukan

2. Komandan upacara memasuki lapangan upacara

3. Waka Rumkit Tk.II dr.Ak.Gani selaku Inspektur upacara tiba di lapangan upacara

4. Penghormatan pasukan

5. Laporan Komandan upacara

6. Pengibaran Bendera Merah Putih

7. Mengheningkan cipta

8. Pembacaan teks Pancasila oleh Inspektur Upacara ditirukan oleh seluruh peserta
upacara

9. Pembacaan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, pengucapan


Sapta Marga dan pembacaan Panca Prasetya Korp Pegawai Republik Indonesia

10. Amanat

11. Andhika Bhayangkari

12. Laporan Komandan upacara

13. Penghormatan pasukan

14. Pembacaan do’a

15. Inspektur upacara meninggalkan lapangan upacara

16. Upacara selesai komandan upacara dapat membubarkan pasukan

Palembang, September 2020

Perwira Upacara

31

Anda mungkin juga menyukai