Anda di halaman 1dari 13

Prosedur Ekspor dan

Impor di Indonesia
Syahratu Nisa
Selsa Putri S
AB2019A
Pengertian
Kegiatan ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Sedangkan yang
dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor.
Kegiatan impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Perusahaan
atau perorangan yang melakukan kegiatan impor tersebut disebut dengan Importir.
Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan
ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas
kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang ini (UU nomer 17 tahun 2006 tentang
perubahan atas UU nomer 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan).

2
Kegiatan Ekspor impor terjadi
karena :
1. Perbedaan hasil produksi.
Tiap-tiap negara mempunyai kekayaan alam, modal, teknologi, dan kebudayaan yang berbeda. Oleh
karena itu, tiap-tiap negara mempunyai hasil pröduksi yang berbeda-beda.
2. Perbedaan harga barang.
Misalnya, harga komputer di Korea Selatan dan di Jepang lebih murah daripada harga di Indonesia
mendorong orang Indonesia membeli komputer tersebut di Korea atau Jepang untuk dijual di Indonesia.
Mereka melakukan perdagangan karena memperoleh keuntungan sebagai akibat dan adanya perbedaan
harga jual dan harga beli.
3. Adanya keinginan untuk meningkatkan produktivitas.
Tiap-tiap negara mempunyai kebutuhan akan barang yang beraneka ragam. Namun secara ekonomi,
tiap negara lebih baik memproduksi beberapa macam barang saja kemudian melakukan perdagangan
internasional. Dengan spesialisasi ini produktivitas tiap negara menjadi lebih tinggi.
3
Latar belakang kegiatan impor
di Indonesia
1. High Demand Less Supply
Jumlah permintaan yang lebih dari persediaan menyebabkan Indonesia melakukan impor untuk
memenuhi kuota dalam negeri. Sehingga tidak terjadi lonjakan harga.
2. Peralihan Fungsi Lahan
Peralihan fungsi lahan dapat menyebabkan produktivitas barang menurun. Contohnya banyak
lahan pertanian yang dialihkan untuk sektor bisnis yang lain seperti hunian, departemen store dan lain
sebagainya. Hal ini menurunkan produktivitas beras di Indonesia.
3. Faktor Alam
Faktor alam yang tak menentu mempengaruhi produktivitas barang yang ada di dalam negeri.
Contohnya faktor alam yang tak menentu juga mempengaruhi produktivitas beras. Hama yang
menyerang, iklim yang tak menentu dan berbagai faktor alam lainnya menurunkan produktivitas
beras di dalam negeri.

4
Prosedur Ekspor Impor di
Indonesia
Prosedur Ekspor
Untuk melakukan ekspor, harus melalui urutan-urutan sebagai berikut:
1. Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan importir di luar negeri untuk menawarkan
komoditas yang akan dijual.
2. Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua kondisi yang ditawarkan oleh eksportir,
kontrak dagang segera dibuat.
3. Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank koresponden di negaranya dan
mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa yang ditunjuk eksportir di Indonesia.
4. Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir segera mempersiapkan barang yang
dipesan importir.
5. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran dilakukan ke bank devisa dengan
melampirkan keterangan sanggup membayar apabila barang ekspornya terkena pajak ekspor.
6. Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pelayaran Samudera atau perusahaan
penerbangan.
7. Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh eksportir sendiri melalui perusahaan
jasa pengiriman barang.
8. Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang - barang yang akan di ekspor beserta
dokumennya. Setelah itu ia akan mendatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.
9. Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea Cukai, barang bisa dimuat ke
kapal. Kemudian pihak pelayaran akan memberikan B/L kepada Eksportir.
10. Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari Kanwil Depperindag atau kantor
Depperindag setempat.
11. Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan L/C ke bank dengan
menyerahkan syarat B/L, faktur, packing list.
12. Pengiriman barang ke importir.
Prossedur Impor
Adapun penjelasan prosedur umum proses impor di Indonesia melalui portal INSW adalasebagai berikut :
1. Importir mencari supplier barang sesuai dengan yang akan diimpor.
2. Setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka L/C di bank devisa dengan melampirkan PO
mengenai barang-barang yang mau diimpor; kemudian antar Bank ke Bank Luar Negeri untuk
menghubungi Supplier dan terjadi perjanjian sesuai dengan perjanjian isi L/C yang disepakati kedua
belah pihak.
3. Barang–barang dari Supplier siap untuk dikirim ke pelabuhan pemuatan untuk diajukan.
4. Supplier mengirim faks ke Importer document B/L, Inv, Packing List dan beberapa dokumen lain jika
disyaratkan (Serifikat karantina, Form E, Form D, dsb)
5. Original dokumen dikirim via Bank / original kedua ke importir.

7
6. Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor Barang). Jika importir mempunyai Modul PIB
dan EDI System sendiri maka importir bisa melakukan penginputan dan pengiriman PIB sendiri. Akan
tetapi jika tidak mempunyai maka bisa menghubungi pihak PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan) untuk proses input dan pengiriman PIB nya.
7. Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea masuk, PPH dan pajak yang lain yang akan
dibayar. Selain itu Importir juga harus mencantumkan dokumen kelengkapan yang diperlukan di dalam
PIB.
8. Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang akan dibayar ditambah biaya PNBP.
9. Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online
melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE).
10. Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP)
Bea dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE).
11. Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal Indonesia National Single Window (INSW) untuk
proses validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan proses verifikasi perijinan (Analizing Point)
terkait Lartas. 8
12. Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir harus melakukan pembetulan PIB dan
mengirimkan ulang kembali data PIB.
13. Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB secara otomatis akan dikirim ke Sistem Komputer
Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.
14. Kembali dokumen PIB akan dilakukan validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan Analizing Point
di SKP.
15. Jika data benar akan dibuat penjaluran.
16. Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
17. Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses cek fisik terhadap barang impor oleh petugas
Bea dan Cukai. Jika hasilnya benar maka akan keluar SPPB dan jika tidak benar maka akan dikenakan
sanksi sesuai undang-undang yang berlaku.
18. Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon dan melakukan pencetakan SPPB melalui
modul PIB.
19. Barang bisa dikeluarkan dari pelabuhan dengan mencantumkan dokumen asli dan SPPB. 9
Cara Pembayaran Transaksi Ekspor
Impor
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 PP No. 1 Tahun 1982 Jo. SK Menteri Perdagangan dan Koperasi No.
27/1/1982. Tata cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor dapat dilaksanakan dengan :
1. Pembayaran dimuka (Advance Payment)
Advance Payment adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh pembeli kepada penjual
sebelum barang dikirim.
2. Perhitungan kemudian (Open Account)
Open Account adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh pembeli kepada penjual
setelah barang dikirim oleh penjual.
3. Wesel Inkaso (Collection Draft)
Consignment adalah suatu bentuk pembayaran, dimana barang dikirim dan dititipkan kepada Agent
penjual yang nantinya barang tersebut akan dijual kepada pembeli.

10
4. Konsinyasi (Consigment)
Collection adalah suatu transaksi dagang yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli, dalam hal
mana penagihan pembayaran / pengiriman dokumen melalui jasa Bank.
5. Letter Of Credit (L/C)
Letter of Credit adalah surat jaminan pembayaran dari opening bank kepada pihak eksportir, selama
eksportir menyerahkan dokumen sesuai dengan syarat & kondisi L/C.
6. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai dengan kesepakatan antara
penjual dan pembeli.

11
Manfaat Kegiatan Ekspor dan
Impor
Manfaat ekspor :
1. Memperluas pasar bagi produk Indonesia.
2. Menambah devisa negara.
3. Memperluas lapangan kerja.
Manfaat Impor :
4. Memperoleh barang dan jasa yang tidak bisa dihasilkan
5. Memperoleh teknologi modern
6. Memperoleh bahan baku

12
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai