Manfaat ekspor
Menambah Devisa Negara
Kegiatan ekspor tentunya sangat berpengaruh pada devisa negara, dengan
adanya ekspor maka devisa negara mengalami peningkatan. Adanya perdagangan
internasional membuat eksportir Indonesia mendapatkan peluang untuk menjual
produknya ke berbagai negeri yang ada dunia, dengan begitu maka yang
digunakan untuk transaksi pembayaran biasanya dollar Amerika. Dengan begitu
maka devisa negara bertambah dan akan berpengaruh terhadap kestabilan
ekonomi Indonesia. Semakin meningkatnya ekspor makan semakin banyak pula
devisa negara. Selain dengan berjualan devisa bisa diperoleh melalui jasa.
Mengenalkan Produk Dalam Negeri
Manfaat dari kegiatan ekspor yang kedua yaitu memperkenalkan produk
dalam negeri ke berbagai belahan dunia. Jika beberapa negara sudah terkenal akan
produknya seperti Jepang sudah terkenal akan otomotifnya, Indonesia belum
mempunyai ciri khas dalam penjualannya sehingga dengan adanya kegiatan
ekspor ini dapat memperkenalkan produk dalam negeri ke berbagai negara.
Karena pada Indonesia terkenal di luar negeri hanya terkenal akan Balinya bukan
karena produknya. Dengan ekspor maka produk dalam negeri akan dengan mudah
dikenal di luar negeri.
Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Dengan adanya kegiatan ekspor dan impor maka produksi suatu barang
akan meningkat, sehingga setiap perusahaan membutuhkan banyak tenaga kerja
sehingga akan menciptakan lapangan kerja yang luas. Meningkatnya permintaan
produk dari luar negeri membuat kita harus memperbanyak tenaga kerja, hal ini
sangat berdampak baik karena dengan adanya lapangan pekerjaan yang luas
sangat membantu mengurangi angka pengangguran di negara kita. Apabila
kerjasama yang dilakukan hampir pada semua bidang, maka akan semakin baik
perekonomian di Indonesia.
Menjalin Kerjasama Antar Negara
Dengan adanya kegiatan ekspor maka sudah jelas akan membuat
hubungan antar negara menjadi semakin baik. Dengan banyaknya pertemuan
antarnegara maka akan semakin mempererat hubungan tiap negara yang bekerja
sama.
Manfaat impor
Memperoleh Produk ataupun Jasa Yang Tidak Ada di Indonesia
Setiap negara mempunyai kondisi alam yang berbeda, sehingga
menyebabkan hasil produk setiap negara juga berbeda. Contohnya Amerika tidak
bisa meghasilkan kelapa sawit tetapi Indonesia dapat menghasilkan kelapa sawit
dengan banyak. Dengan adanya impor maka dapat saling melengkapi, ketika
suatu negara membutuhkan barang yang tidak dapat dihasilkannya makan dapat
diperoleh dengan mengimpornya. Kegiatan impor dapat mendatangkan barang
yang susah didapatkan bahkan tidak ada di Indonesia.
Memperoleh Teknologi Yang Modern
Dengan adanya kegiatan impor maka kita akan mudah mendapatkan
teknologi modern. Misalkan ketika suatu perusahaan memproduksi suatu barang
masih menggunakan mesin tradisional maka kita dengan mudah dapat membeli
alat-alat produksi berteknologi tinggi dengan kegiatan impor. Umumnya di
Indonesia teknologi yang digunakan masih bisa dibilang standar, pengembangan
teknologi cukup lambat sehingga untuk meningkatkannya dilakukan kegiatan
impor teknologi dari luar negeri.
Memperoleh Bahan Baku
Dengan adanya kegiatan ekspor maka kita dapat dengan mudah
memperoleh bahan baku. Misalkan untuk memproduksi bahan otomotif
dibutuhkan besi atuapun baja, untuk memproduksi alat-alat rumah tangga dari
plastik dibuutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku tersedia di dalam negeri,
adapun tersedia tetapi mempunyai harga yang tinggi sehingga dengan adanya
impor maka kita dapat memperolehnya dengan mudah dan harga yang lebih
rendah.
Menjaga Kestabilan Harga
Manfaat dari kegiatan impor yang terakhir yaitu dapat menjaga kestabilan
harga. Contohnya ketika harga bahan pokok mengalami peningkatan yang cukup
tinggi, maka pemerintah melakukan kebijakan impor daging agar masyarakat
dapat membeli daging dengan harga yang tidak begitu tinggi. Dengan adanya
contoh itu, maka impor dapat menjaga kestabilan harga. Jika harga yang terus
menaik tidak diatasi maka akan berpengaruh buruk terhadap berbagai aspek dan
pada akhirnya akan memicu terjadinya inflsi.
3. Jelaskan prosedur ekspor impor dengan L/C maupun Non L/C Sertai bagan
Alur proses ekspor impor melalui Letter of Credit dapat digambarkan sebagai berikut :
Penjelasan :
1) Buyer berinsitif untuk memesan barang/jasa
2) Seller meminta buyer untuk membuka sebuah L/C, dengan memberitahukan
“Term and Condition” yang bisa diterima serta nama advising bank yang
ditunjuk.
3) Buyer meminta bank dimana rekeningnya berada (Issuing Bank) untuk membuka
sebuah L/C dengan memberitahukan “Term and Condition” yang bisa diterima
serta nama advising bank yang ditunjuk oleh seller.
4) Issuing Bank membuka sebuah L/C dan mengirimkannya kepada Advising Bank.
(Sekaligus mengirimkan copy-nya kepada buyer, buyer mengirimkan copy
tersebut kepada pihak seller sebagai konfirmasi bahwa L/C telah dibuka). Jika
issuing Bank tidak mempunyai hubungan correspondent dengan Advising Bank,
maka buyer akan mencari Bank Correspondent sebagai perantara.
5) Advising Bank menyampaikan L/C tersebut kepada beneficiary (seller).
6) Setelah barang/jasa yang dipesan siap untuk dikirimkan, beneficiary (seller)
menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan di dalam L/C (dokumen ekpor). Jika
dokumen telah siap, maka beneficiary akan menyerahkan dokumen tersebut
kepada Advising Bank.
7) Advising Bank akan mempelajari isi dokumen, jika telah memenuhi syarat (sesuai
dengan kondisi L/C) maka dokumen akan dikirimkan kepada Issuing Bank untuk
meminta pembayaran, jika tidak maka dokumen akan ditolak dan dikembalikan
kepada beneficiary serta memberitahukan penyimpangan yang telah terjadi.
8) Begitu dokumen diterima, Issuing Bank akan memeriksa kelengkapan dan
kesesuaian dokumen yang diterima dengan term and condition di dalam L/C, Jika
tidak sesuai maka pembayaran akan ditolak. Jika sesuai maka Issuing Bank akan
membayar pihak beneficiary (seller) melalui Advising Bank, serta mengirimkan
dokumen tersebut ke pihak buyer. Dengan dokumen asli yang diterima dari
issuing bank, pihak buyer akan mengambil barang/jasa di custom, tanpa dokumen
asli tersebut, pihak buyer tidak akan bisa mengambil barang/jasa tersebut.
Alur pembayaran ekspor impor melalui open account
Penjelasan :
Bahan Baku
Dalam kategori bahan baku, komoditas impor terbesar Indonesia adalah
peralatan helikopter dan mesin pesawat mekanik, peralatan elektronik, besi
dan baja. Suplai peralatan pesawat dan helikopter memang hingga saat ini
masih impor dari negara lain karena PT Dirgantara Indonesia sendiri masih
belum mampu memproduksi helikopter dan pesawat sendiri.
Sektor Pangan
Sedangkan dalam sektor pangan, komoditas impor terbesar Indonesia
adalah daging hewan beku, buah-buahan, beras hingga kedelai. Mengejutkan
memang, walaupun Indonesia memiliki banyak ladang padi, namun ternyata
kebutuhan beras di Indonesia masih belum mencukupi sehingga perlu impor
dari negara lain, seperti Vietnam, Thailand dan India.
e. Cek (Cheque)
Pembayaran internasional dapat pula dilakukan dengan cek. Pembayaran
dilakukan dengan cara importir mengirimkan cek kepada eksportir melalui bank
yang ditunjuk di negara eksportir. Bank yang ditunjuk biasanya adalah bank yang
mempunyai cabang di negara importir agar eksportir dapat dengan mudah
mencairkan cek tersebut.
f. Emas
Pembayaran dengan emas dilakukan dengan menentukan berapa nilai
suatu barang terhadap emas, baru kemudian dibayar sesuai dengan harga emas
dari barang tersebut. Sistem ini digunakan untuk menjaga nilai dari harga suatu
barang supaya tidak “rusak” oleh inflasi. Sistem pembayaran dengan emas
biasanya dilakukan untuk pembayaran barang berharga yang cukup tinggi
nilainya.
g. Kompensasi Pribadi
Cara ini dilakukan dengan memberikan kemudahan antara eksportir
dengan importir dalam satu negara. Contohnya, Annisa, orang Indonesia,
mengekspor barang senilai $ 1.000 atau setara Rp 13.000.000 kepada Michael di
Amerika. Teman Annisa, Ali, menjual barang kepade Robert, orang Amerika,
senilai Rp 13.000.000 atau setara $ 1.000. Pembayaran dapat dilakukan dengan
cara Annisa membayar kepada Ali senilai Rp 13.000.000 dan Robert membayar
kepada Michael senilai $ 1.000.