Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEGIATAN EKSPOR IMPORT

Nama : Syahrul Yoga A.


Nim : 522043
Mata Kuliah : Adm. Ekspor Impor
Dosen Pengampu : Indriani, S.Pd

SEKOLAH MULTIMEDIA INTERNASIONAL MALANG


JURUSAN MANAJEMEN PERKANTORAN & EKSPOR IMPOR
TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ekpor dan impor adalah bagian perdagangan internasional (Global Trading) atau
perdagangan antar negara. Sumber daya melimpah membuat beberapa negara melakukan
penjualan atau mengekspor hasil dari SDA di negaranya ke negara lain. Menurut laporan
Badan Pusat Statistik (September, 2022) Pertambangan dan pertanian adalah dua sumber
daya yang paling banyak diekspor, total nilai ekspor Indonesia selama periode januari
sampai september 2022 sebesar US$219,35 miliar. Sektor perkebunan yang masuk
kedalam sektor pertanian, sedang dilirik oleh banyak kalangan. Minyak kelapa sawit
adalah contoh komoditas yang menyumbang devisa negara terbesar bagi indonesia
dengan rata-rata 10,54% dari total ekspor nonmigas sepanjang periode Januari-Agustus
2022.
Selain dari sektor pertaian, pemasok devisa terbesar bagi indonesia adalah komoditas
dari sektor pertambangan yaitu batu bara dengan nilai mencapai US$30,29 miliar
sepanjang periode Januari-Agustus 2022. Nilai tersebut melonjak 108,11% dibanding
tahun sebelumnya. Nilai tersebut porsinya mencapai 16,49% dari total ekspor nonmigas
Indonesia yang mencapai US$117,55 miliar. Sementara ekspor komoditas utama
nonmigas migas terkecil adalah pupuk dengan nilai US$2,05 miliar dengan porsi 1,12%.
Setelahnya ada bubur kertas/pulp dengan nilai US$2,29 miliar dengan porsi 1,25%, serta
karet remah (crumb rubber) dengan nilai US$2,61 miliar dengan porsi 1,42%
(Kusnandar, 2022).
Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang
benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi.
Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim,
geografis, demografi, struktur ekonomi, maupun struktur sosial. Perbedaan tersebutnya
menyebabkan perbedaan komoditas atau produk yang dihasilkan, komposisi biaya yang
diperlukan, serta kualitas dan kuatitas produk. Secara langsung atau tidak langsung,
diperlukan pertukaran barang dan/ atau jasa antar negara dalam bentuk suatu hubungan
perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut. Perdagangan
internasional sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa abad yang lalu dengan cara
primitif dan sistem perdagangan yang berlaku saat itu masih menggunakan sistem barter
atau dengan cara melakukan tukar menukar barang dengan barang.
Di dalam dunia modern yang sekarang kebutuhan semakin bervariasi dan suatu
negara sangat sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama
dengan negara lain. Disisi lain, perabadan manusia yang kian maju mendorong terjadi
perubahan yang sangat cepat pada suatu sistem perdagangan ang sering kita dengar
dengan istilah “ekspor impor”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan
mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Apa yang membuat kegiatan ekspor impor menjadi salah satu media atau tujuan
berkembangnya sebuah negara ?
2. Apa yang menjadi tujuan kegiatan ekspor impor bagi para pelaku perdagangan
internasional ?
3. Mengapa perdagangan internasional memerlukan pihak-pihak yang berkontribusi
didalamnya agar kegiatan ekspor impor berjalan lancar ?
4. Apa yang membuat negara-negara di dunia melakukan kegiatan ekspor impor ?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui apa itu kegiatan ekspor impor dan apa
saja yang terlibat didalamnya dan bagaimana cara kita untuk berkontribusi kedalam
kegiatan perdagangan internasional atau ekspor impor.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN EKSPOR IMPOR
2.1.1. Pengertian Ekspor
Perdagangan (Trading) luang negeri adalah kegiatan perdaganagn antar negara,
dimana diantara keduanya akan timbul saling tukar menukar produk barang. Pengiriman
barang ke suatu negara oleh satu negara karena ada permintaan dari pembeli di negara
tersebut atau tidak, dinamakan perdagangan ekspor.
Dari penjelasan tersebut diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
perdagangan ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan atau mengirimkan
barang dari dalam wilayah pabean keluar wilayah suatu negara (May Risa, 2018).
2.1.2. Persyaratan Menjadi Ekpotir.
Persiapan teknis yang seharusnya dilakukan sebagai persyaratan dasar untuk
pelaksanaan transaksi ekspor-impor antara lain adalah :
a. Harus merupakan berbadan Hukum seperti PT, CV, PERUM dan sebagainya;
b. Eksportir memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Ini diterbitkan
berdasarkan domisili perusahaan yang berlaku untuk melakukan kegiatan
perdagangan diseluruh wilayah Republik Indonesia.
c. Memperoleh pengalaman sebagai Eksportir terdaftar dan memiliki izin kartu
pengenal ekspor yang disebut dengan APE (Angka Pengenal Ekspor) yang
berlaku di daerah ataupun di tempat dimana Angka Pengenal Ekspor tersebut
diterbitkan dan masa berlakunya dibatasi untuk selama 5 (Lima) tahun, dan
apabila masa berlakunya habis maka Eksportir harus memperpanjang lagi
masanya.
d. Memiliki kemampuan dan keahlian yang lazim yang diperlukan untuk
melaksanakan perdagangan ekspor.
e. Dan memiliki referensi Bank Devisa.
2.1.3. Pengertian Impor
Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain. Pada umumnya
membeli barang itu adalah barang-barang yang tidak bisa di produksi sendiri atau barang
itu lebih murah dari pasaran dalam negeri. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan
impor disebut importir. Ketertarikan importir melakukan kegiatan impor adalah untuk
mendapatkan keuntungan, keuntungan-keuntungan tersebut diperoleh karena harga
barang didalam negeri lebih mahal ketimbang diluar negeri. Ada beberapa kemungkinan
yang mengakibatkan barang impor didalam negeri menjadi mahal jika dibandingkan di
luar negeri, diantaranya adalah :
a. Negara pengimpor tidak dapat menghasilkan barang tersebut karena memang
tidak mempunyai bahan-bahan dasar atau bahan bakunya.
b. Negara pengimpor dapat memproduksi barang impor, tetapi biayanya lebih
mahal. Akibatnya, harga menjadi lebih mahal.
c. Sebenarnya, negara pengimpor sudah dapat menghasilkan sendiri tetapi
jumlahnya belum bisa mencukupi permintaan masyarakat.
3.1. KEGIATAN EKSPOR IMPOR
3.1.1. Pengertian Kegiatan Ekspor
Kegiatan Ekspor adalah proses kegiatan yang didalamnya terdapat proses
transaksi penjualan yang bertujuan meningkatkan kualitas ekonomi negara pengekspor
dan memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh negara yang membeli barang atau
produk dari negara pengekspor.
Ada beberapa contoh kegiatan ekspor yang dilakukan oleh Negara Indonesia
untuk memenuhi perkembangan ekonomi negara, diantaranya adalah :
a. Mengekspor udang sebagai hasil laut ke negara Malaysia, Jepang, Singapura,
Spanyol, dan Jerman.
b. Mengekspor hasil perkebunan karet, kopi, dan kelapa sawit ke negara Kanada,
Jerman, Jepang, Malaysi, dan Tiongkok.
c. Mengekspor produk tekstil dan tekstil ke Italia, Australia, Sri Lanka, Jepang,
Korea, dan Jerman.
3.1.2. Pengertian Kegiatan Impor
Kegiatan Impor adalah proses kegiatan pembelian barang atau produk yang
melibatkan 2 negara yang diantaranya terdiri dari negara yang menjual (pengekspor) dan
negara yang membeli (pengimpor) untuk saling mendapatkan keuntungan dari segi
ekonomi maupun pemenuhan kebutuhan negara tujuan.
Ada beberapa contoh kegiatan impor yang dilakukan oleh Negara Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan negara dan masyarakat negara Indonesia, diantaranya
adalah:
a. Dikarenakan keterbatasan alat, teknologi, suku cadang, dan tenaga ahli maka
Indonesia mengimpor kendaraan dari negara lain.
b. Komoditas impor pertama Indonesia adalah mesin dan peralatan mekanik.
c. Salah satu kegiatan impor adalah mengimpor produk farmasi. Produk farmasi
meliputi vitamin, vaksin, obat-obatan, dan sebegainya. Salah satu komoditas
impor utama adalah produk farmasi.
4.1. TUJUAN EKSPOR IMPOR
4.1.1. Tujuan Ekpor
Kegiatan ekspor yang dilakukan oleh berbagai negara dibelahan dunia pastinya
memiliki tujuan yang menjadi prioritas untuk mendukung perkembangan di negaranya.
Tujuan tersebut diantaranya adalah :
a. Meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal ini bisa diwujudkan apabila
permintaan produk untuk dijual juga kian meningkat.
b. Menambah perluasan pasar domestik dan mulai mengembangkannya di pasar
global atau dunia. Hal ini juga sangat membantu produsen yang ada dalam
negeri.
c. Memegang kendali atas harga pasar suatu produk yang diekspor. Umumnya
harga produk di pasar domestik lebih murah dibandingkan harga ekspor.
Dengan demikian eksportir dapat mengendalikan harga pasaran produk.
4.1.2. Tujuan Impor
Sebuah negara pastinya tidak akan luput dari proses kegiatan impor untuk
memenuhi kebutuhan negara dan masyarakat di negara tersebut. Tujuan kegiatan impor
diantaranya adalah :
a. Memenuhi kebutuhan perusahaan dalam negeri atas bahan baku atau produk
yang diimpor. Hal ini sesuai dengan pengertian impor yang sudah dijelaskan.
b. Meningkatkan devisa negara melalui biaya bea cukai atas barang yang
diimpor.
c. Memperoleh teknologi terbaru yang dapat meningkatkan efektifitas produksi
dalam negeri. Hal ini bisa terjadi jika yang diimpor merupakan alat produksi
yang lebih canggih dan hanya bisa didapat dari negara eksportir.
5.1. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN EKSPOR IMPOR
Dalam dunia ekspor impor pasti ada peran suatu lembaga atau instansi dibalik
suksesnya kegiatan ekspor impor. Kompleksitas yang dimiliki oleh transaksi ekspor
impor ternyata cukup besar. Selain dari peraturan antar negara yang harus dipahami,
kredibilitas pihak pembeli atau penjual yang harus diyakini, ada baiknya pula kita
mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam masalah transaksi ekspor impor. Setidaknya
ada 10 lembaga yang terlibat dalam kegiatan ekspor impor suatu negara, diantaranya
adalah :
a. Penjual (Exportir) sebagai Agent dari Exportir atau disebut juga Trader.
b. Pembelu (Importir) sebagai Agent dari Importir atau disebut juga Trader
c. Bank atau Lembaga keuangan lainnya sebagai fasilitator pembayara,
keuangan dan penjaminan.
d. Asuransi sebagai institusi penjaminan risiko.
e. Maskapai Pelayaran / Penerbangan sebagai Agent.
f. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) sebagai penghubung antara eksportir
dengan pelayaran dalam hal pengangkutan dan dokumentasi ekspor.
g. Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)
h. Bea Cukai sebagai gerbang keluar masuknya barang.
i. Surveyor sebagai lembaga survei jika dibutuhkan.
j. Departemen pemerintahan terkait : Deperindag, Kadin, Depkes/BPOM,
Dirjen pajak/ KPKN dan legalisasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan.
k. Consulate sebagai pelegalisasi ke beberapa negara tertentu.
l. Badan sertifikat lainnya.
6.1. DOKUMEN DALAM KEGIATAN EKSPOR IMPOR
dokumen ekspor impor terdiri dari 2 macam, yakni dokumen utama dan dokumen
tambahan. Mari simak selengkapnya di bawah ini: 
6.1.1. Dokumen Utama
Dokumen utama adalah dokumen yang sifatnya wajib dimiliki dalam setiap
transaksi ekspor yang akan dan sedang berlangsung. Berikut ini ragam dokumen utama
pada kegiatan ekspor impor: 
a. Invoice/Faktur
Dokumen pertama dan harus dimiliki adalah invoice/faktur. Dokumen
ini berguna sebagai bukti transaksi atau penagihan. Dokumennya akan dibuat
oleh eksportir untuk importir. Faktur dalam kegiatan ekspor impor ada 3 jenis,
di antaranya:
 Proforma Invoice
 Commercial Invoice
 Consular Invoice
b. Packing List
Dokumen ini berisikan rincian spesifikasi barang ekspor sesuai dengan
invoice. Fungsi dokumen yang dibuat oleh eksportir ini adalah untuk
memudahkan Anda mengetahui isi barang dalam kontainer bila terdapat
pemeriksaan. Dalam dokumen packing list, setidaknya memuat informasi
berikut:
 Nama barang
 Nomor dan tanggal packing list
 Jumlah kemasan (seperti pack, pieces, ikat, karung, dll)
 Berat bersih
 Berat kotor

c. ill of Lading (B/L) atau Air Waybill


Bill of lading adalah bukti pengiriman barang atau dapat juga diartikan
sebagai tanda terima yang dibuat oleh shipping company untuk eksportir.
B/L ini akan dikeluarkan setelah kapal berangkat dari Indonesia.
d. Polis Asuransi
Dokumen ini sangat dibutuhkan sebagai surat bukti penanggungan
yang diterbitkan perusahaan asuransi untuk menjamin keselamatan atas
barang yang dikirim, atas permintaan eksportir maupun importir.
e. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
Dokumen ini adalah surat pemberitahuan yang dibuat eksportir
kepada kantor Bea dan Cukai. Secara umum, prosedur pengurusan PEB,
sebagai berikut: 
 Barang yang akan diekspor diberitahukan ke kantor Bea Cukai
dengan mengisi PEB.
 Melakukan pendaftaran PEB paling cepat 7 hari sebelum tanggal
perkiraan pengiriman ekspor dan paling telat sebelum barang masuk
Kawasan Pabean. Biasanya pendaftaran ini disertai dengan Nomor
Induk Perusahaan (NIPER) dan dokumen pelengkap, seperti: faktur,
packing list, bukti bayar Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP),
bukti bayar bea keluar (untuk barang ekspor yang dikenakan bea
keluar), dan dokumen lain dari instansi teknis terkait.
 Membayar pajak ekspor secara lunas jika barang dikenakan pajak
ekspor.
f. Shipping Instruction
Shipping instruction adalah dokumen yang dibuat/diberikan oleh
eksportir kepada forwarder atau shipping company untuk melakukan booking
pada container dan ruang di transportasi yang digunakan seperti
kapal/pesawat. Dokumen ini biasanya dapat diberikan atau dikirim melalui
surel (e-mail). 
6.1.2. Dokumen Tambahan
Selain dokumen utama atau wajib, ada pula dokumen pendukung yang perlu
Anda ketahui. Biasanya dokumen tambahan ini lebih diperlukan berdasarkan regulasi
yang berlaku di negara tujuan. Berikut ini jenis dokumen tambahan yang dibutuhkan
dalam rangka kegiatan ekspor impor: 
a. Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO).
SKA akan dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kabupaten/Kota/Provinsi. SKA/COO berfungsi untuk importir
agar memperoleh keringanan bea masuk di negaranya hingga 0% tergantung
dengan kebijakan dari produknya sendiri. Akan tetapi, manfaat ini hanya akan
berfungsi dengan negara yang telah menjalin kesepakatan kerjasama
perdagangan dengan Indonesia dalam Free Trade Agreement.
b. Certificate of Analysis (COA)
Dokumen ini adalah file yang berisi hasil analisis dari produk yang
diekspor. Isi Analisisnya pun dapat disesuaikan dengan permintaan si
importir. Namun, secara umum isinya sesuai dengan standar wajib regulasi
dari negara tujuan atau standar umum yang berlaku. Dokumen COA biasanya
diperlukan untuk produk hasil industri kimia atau pertanian.
c. Phytosanitary Certificate
Sertifikat fitosanitari adalah dokumen yang dibutuhkan pada produk
pertanian seperti rempah, buah segar, dan sebagainya. Fungsi dari dokumen
ini adalah untuk menjamin bahwa produk yang diekspor terbebas dari jamur,
kuman, dan bakteri. 
d. Sertifikat Fumigasi
Sertifikat ini dikeluarkan oleh perusahaan fumigasi sebagai penjelasan
bahwa barang ekspor yang bersangkutan telah difumigasi sesuai standar yang
berlaku. Proses fumigasi sendiri berguna untuk mengamankan barang yang
akan diekspor ke negara tujuan dari hama atau rayap selama masa
pengiriman. 
e. Sertifikat Veteriner
Fungsi dari sertifikat ini adalah sebagai jaminan keamanan pangan
untuk produk ekspor pangan dan non-pangan asal hewan. Dokumen ini
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
(PKH) Kementerian Pertanian. 
f. Keterangan Timbang (Weight Note)
Sesuai namanya, dokumen ini berisikan rincian berat dari setiap
kemasan barang sesuai yang tertera dalam faktur. Keterangan timbangan ini
pada prinsipnya harus sama dengan yang tertera pada L/C. Dokumen ini
cukup penting karena untuk mempersiapkan alat-alat pengangkut pada parang
pada saat pemeriksaan. 
g. Daftar Ukuran (Measurement List)
Seperti namanya, dokumen ini berisi rincian dari ukuran dan takaran
pada setiap kemasan barang, seperti panjang, tebal, volume, hingga
diameternya. Sama seperti keterangan timbangan, isi dari keterangan
dokumen ini haruslah sama dengan yang ada pada L/C. Dokumen ini pun
berguna untuk menghitung biaya pengiriman. 
7.1. PERSYARATAN MENJADI EKSPORTIR DAN IMPORTIR
perusahaan dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
Integrated Import Export Management mengenai prosedur ekspor dan impor baik dari
segi peraturan, syarat-syarat yang harus dipenuhi mengenai perdagangan internasional,
kepabeanan dan lain-lainnya yang saling berkaitan dengan mengenai ekspor dan impor.
Integrated Import Export Management dalam perdagangan internasional ada beberapa
kelompok yang tercakup dalam perdagangan yang terjadi antara lain yaitu kelompok
eksportir dan importir. 
Berikut syarat-syarat untuk menjadi ekspotir yang harus dipenuhi oleh
perusahaan, diantaranya yaitu :
a. Memiliki badan hukum, dalam bentuk :
 CV (Commanditaire Vennotschap)
 Firma
 PT (Perseroan Terbatas)
 Persero (Perusahaan Perseroan)
 Perum (Perusahaan Umum)
 Perjan (Perusahaan Jawatan)
 Koperasi
b. Memiliki NPWP
c. Mempunyai salah satu izin yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah, seperti
mislanya :
 Surai Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Surat Izin Industri
 Surat Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Proses impor pada umumnya yaitu tindakan dengan memasukan barang atau
komoditas dari negara lain ke dalam negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Impor
barang yang cukup besar umumnya membutuhkan bantuan dari bea cukai di negara
pengirim maupun penerima untuk membantu proses terjadinya impor dapat sampai ke
negara tujuan. Berikut syarat-syarat untuk menjadi importir yang harus dipenuhi oleh
perusahaan, antara lain :
a. Perusahaan sudah berbadan hukum dan mempunyai akte pendirian
perusahaan, NPWP, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), tanda daftar
perusahaan, surat keterangan domisili perusahaan dan dokumen dasar lainnya
sebagai perusahaan.
b. Memiliki dokumen Angka Pengenal Impor (API), nomor registrasi importir
dari Departemen Perdagangan/Kementrian Perdagangan. API ini dibagi
menjadi dua jenis:
 Dokumen API untuk importir produsen (yang dimiliki pabrik)
 Dokumen API-U untuk importir umum yang biasanya
 digunakan perusahaan dagang yang mengimpor barang dan
selanjutnya untuk dijual lagi ke pasar, tidak punya pabrik dan bisnis
pengolahan tertentu.
c. Memiliki Nomor Induk Kepabeanan (NIK) dan nomor surat registrasi yang
didapat setelah registrasi ke Bea Cukai. Proses registrasi itu meliputi
pemeriksaan pembukuan perusahaan, eksistensi dan auditibility-nya.

BAB III
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Ekpor dan impor adalah bagian perdagangan internasional (Global Trading) atau
perdagangan antar negara. Sumber daya melimpah membuat beberapa negara melakukan
penjualan atau mengekspor hasil dari SDA di negaranya ke negara lain. Kegiatan ekspor
impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang benar-benar mandiri karena
satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap negara memiliki karakteristik
yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografis, demografi, struktur ekonomi,
maupun struktur sosial.
perdagangan ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan atau
mengirimkan barang dari dalam wilayah pabean keluar wilayah suatu negara dan Impor
adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain. Pada umumnya membeli barang
itu adalah barang-barang yang tidak bisa di produksi sendiri atau barang itu lebih murah dari
pasaran dalam negeri.
Kegiatan Ekspor adalah proses kegiatan yang didalamnya terdapat proses transaksi
penjualan yang bertujuan meningkatkan kualitas ekonomi negara pengekspor dan memenuhi
kebutuhan yang dibutuhkan oleh negara yang membeli barang atau produk dari negara
pengekspor.
Kegiatan Impor adalah proses kegiatan pembelian barang atau produk yang
melibatkan 2 negara yang diantaranya terdiri dari negara yang menjual (pengekspor) dan
negara yang membeli (pengimpor) untuk saling mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi
maupun pemenuhan kebutuhan negara tujuan.
Pada proses ekspor impor tidak hanya 2 negara saja yang bertransaksi, melainkan
melibatkan banyak pihak khususnya lembaga-lembaga guna mengurus administrasi-
administrasi untuk memperlancar jalannya kegiatan ekspor impor sebuah negara. Selain itu
sebagai pihak yang melakukan ekspor maupun impor, ada beberapa persyaratan-persyaratan
yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebelum melakukan kegiatan ekspor impor.
9.1. Saran
9.1.1. Untuk Perusahaan
Untuk para perusahaan sebagai pelaku kegiatan ekspor dan impor alangkah
baiknya periksa kembali segala persyaratan dan penunjang untuk kelancaran sebuah
proses kegiatan ekspor impor. Semakin matang persiapannya, maka semakinmudah pula
dalam melakukan kegiatan ekspor impor.
9.1.2. Penulis Selanjutnya
Semoga makalah ini bisa menjadi rujukan untuk penulis selanjutnya dalam
meneliti ataupun mempelajari bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan sebelum
kegiatan eksporo impor berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai