Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam


perkonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia yang
tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri. Dalam
Perkembangan dunia semakin tumbuh pesat menjadikan kebutuhan suatu negara
atas barang dan jasa semakin meningkat, membuat perekonomian setiap negara
praktis sudah terbuka bagi dan terjalin dengan dunia internasional.

Hal ini terjadi untuk menghindari kelangkaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat domestik. Globalisasi Membuat hubungan antar
negara saling membutuhkan. Transaksi internasional tersebut terlaksana apabila
suatu negera kelebihan produksi dalam negeri (surplus), maka negara tersebut
akan melakukan ekspor ke negara lain untuk memperoleh pemasukan negara.
Apabila negara mengalami surplus permintaan barang dan jasa, maka negara akan
mengambil kebijakan impor guna menalangi kebutuhan masyarakat barang dan
jasa dalam negeri
Mengenali kecenderungan serta kinerja ekspor dan impor dapat diketahui
keunggulan dan kelemahan ekspor negara yang bersangkutan, perilaku konsumsi
masyarakat, serta kerentanan sektor industri negara itu akan kesinambungan pasok
bahan baku atau barang modal dari luar negeri.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang terus melakukan
pembangunan. Pemerataan dan kestabilan ekonomi adalah prioritas pemerintah
dalam mendorong meningkatnya produksi dalam negeri indonesia untuk dapat
bersaing dengan negara-negara yang tergabung dalam MEA. Pembangunan
nasional yang ditargetkan diharapkan dapat terwujud seta peningkatan taraf hidup
dan kesejahteraan seluruh rakyat dan tatanan pondasi perekonomian yang kuat
dan kokoh di masa yang akan datang.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan impor beserta syarat-syaratnya ?

2. Bagaimana perkembangan impor Indonesia sampai saat ini ?

3. Apa saja manfaat dari kegiatan impor ?

4. Apa saja variabel dan indikator dari impor?

5. Apa saja eksplorasi data dari impor?

6. Apa saja pengertian dari neraca pembayaran?

7. Apa saja pengertian dari komponen neraca pembayaran?

8. Apa saja pengertian ukuran neraca pemabayaran?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami apa yang dimaksud dengan impor beserta syarat- syaratnya.


2. Mengetahui keadaan impor di Indonesia sampai saat ini.

3. Memahami manfaat dari kegiatan impor.

4. Memahami variabel dan indikator dari kegiatan impor.

5. Memahami eksplorasi data dari kegiatan impor yang ada di Indonesia.

6. Memahami pengertian dari neraca pembayaran.

7. Memahami pengertian dari komponen neraca pembayaran.

8. Memahami pengertian dari ukuran neraca pembayaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Impor

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain
ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur
tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian
penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor.
Pengertian impor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan memasukkan
barang ke dalam daerah pabean. Semua barang yang dimaksudkan adalah semua

3
atau seluruh barang dalam bentuk dan jenis apa saja yang masuk ke dalam
daerah pabean.
Indonesia mengimpor 3 jenis barang yaitu barang konsumsi, barang
modal, dan barang baku/penolong.
1. Barang Konsumsi adalah barang-barang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti makanan, minuman, susu,
mentega, beras, dan daging.
2. Bahan Baku/ Bahan Penolong merupakan barang- barang yang
diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun
bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-obatan
dan kendaraan bermotor.
3. Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha
seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat
berat.

B. Persyaratan Impor

Sebelum seseorang atau suatu badan usaha melakukan impor,syarat-syarat


yang harus dipenuhi adalah Mengajukan dan mengisi formulir dengan
melampirkan :

1. Copy Akte Pendirian Perusahaan yang te-legalisir.

2. SIUP

3. Domisili Perusahaan

4. NPWP

5. Neraca Awal

6. Referensi bank yang bersangkutan

Bukti adanya hubungan atau kontak dengan luar negeri, atau penunjukan agen
(yang terdaftar di Deperindag)
1. Tanda Daftar Perusahaan

2. Setelah data diperiksa dengan benar dan lengkap, Kanwil Deperindag

4
menerbitkan API (Angka Pengenal Impor).
Dokumen-Dokumen Impor RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut) PIB
Pemberitahuan Impor Barang) adalah pemberitahuan oleh pemberitahu atas barang
yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self
asessment.
1. Manifest Merupakan dokumen yang berisi daftar cargo. Dokumen ini
berisi tentang jenis barang, merek barang, dan jumlah barang.
2. Invoice Merupakan dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan
yang harus dibayar oleh customer.
3. COO (Certificat of Origin) Merupakan sertifikasi asal barang, dimana
dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang atau komoditas yang
diekspor adalah berasal dari daerah / negara pengekspor.
4. D/O {Delivery Order) Merupakan dokumen yang berfungsi sebagai surat
perintah penyerahan barang kepada pembawa surat tersebut, yang
ditujukan kepada bagian yang menyimpan barang ( Bagian gudang ) milik
perusahaan atau bagian gudang perusahaan lain yang memiliki konsensus
dengan perusahaan yang menerbitkan Delivery Order.

C. Manfaat Kegiatan Impor

Berikut ini adalah manfaat kegiatan impor :

 Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan

Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber


daya manusia yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia
tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan
kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan
tersebut.

Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk


memperoleh gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.
Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang

5
belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum
mampu memproduksi mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia
melakukan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea
Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.

 Memperoleh Teknologi Modern

Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi


modern. Misalnya, penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda
motor. Mesin ini mempermudah proses penyambungan kerangka
motor.

Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa


menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas. Tingkat
teknologi di negara kita umumnya masih sederhana. Pengembangan
teknologi masih lambat karena rendahnya kualitas sumber daya
manusia. Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat mengimpor
teknologi dari luar negeri. Dalam perdagangan biasanya terjadi
pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi ini, Indonesia
dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
 Memperoleh Bahan Baku
Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku.Untuk
memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi
ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan
baku produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri.
Mungkin ada yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih
mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai bahan baku yang harganya lebih
murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha harus menjaga pasokan
bahan bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku dari
luar negeri.

6
D. Perkembangan Impor di Indonesia

PERKEMBANGAN IMPOR MIGAS NON MIGAS INDONESIA


TAHUN 2014-2018
-MIGA S - NON M I G A S
158,842.80
134,718.90 132,669.50
118,081.60 116,913.60

43,459.90
24,613.20 18,739.30 24,316.00 29,868.40

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber data : diolah dari web https://www.kemendag.go.id

Berdasarkan gambar grafik diatas dapat terlihat perkembangan nilai


impor sektor migas dan non migas sendiri di Indonesia masih mengalami
fluktuasi nilai pada tahun 2014 sampai 2018.
Penurunan impor yang sempat terjadi pada dua tahun berturut-turut
yaitu pada tahun 2015 dan 2016 namun, kembali mengalami peningkatan
pada tahun 2017 sampai dengan akhir tahun 2018. Nilai Impor paling rendah
ada pada tahun 2016. Sedangkan pada tahun 2018 impor barang dan jasa
mengalami perutmbuhan yang relatif tinggi sebesar 12,04% jauh lebih tinggi
dibandingkan tahun 2017 yang hanya sebesar 8,06%. Hal ini menyebabkan
pada tahun 2018 perekonomian Indonesia mencatatkan surplus neraca
perdagangan jauh lebih rendah dari tahun 2017.
Pada sepanjang tahun 2019 menurut perilisan Badan Pusat Statistik
(BPS) angka perkembangan ekspor dan impor di indonesia masih mengalami
fluktuasi yang cukup siginifikan perubahan nya. Salah satu faktor nya adalah
tingkat konsumsi yang tinggi.
1. April, 2019
Memasuki triwulan kedua pada tahun 2019 yaitu bulan april,

7
menurut Kepala BPS Suhariyanto, peningkatan impor barang konsumsi
merupakan pola musiman yang sering muncul saat Ramadan dan
Lebaran. Berdasarkan pengunaan barang, impor konsumsi meningkat
cukup tajam sebesar 24,12 persen (mtm) menjadi US$1,42 miliar,
didorong oleh impor sepatu, pir, dan daging beku. Sementara itu, impor
bahan baku dan barang penolong meningkat 12,09 persen (mtm) menjadi
US$11,33 miliar. Secara tahunan, impor bahan baku dan barang
penolong turun sebesar 6,28 persen dibandingkan periode sama tahun
lalu.
2. Juli, 2019
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Juli
2019 naik 34,96% (mom) dari bulan Juni 2019. Namun, bila
dibandingkan dengan Juli 2018, nilai impor turun sebesar 15,21% (yoy).
Naiknya nilai impor Indonesia pada Juli 2019 disebabkan oleh
meningkatnya nilai impor migas yang sebesar US$ 35,0 juta atau 2,04%
(mom) dan nilai impor nonmigas yang naik sebesar 40,72% (mom) atau
US$ 3,98 miliar.
Bila dilihat secara kumulatif, kinerja impor periode Januari-Juli
2019 turun 9% dibanding periode Januari-Juli 2018. Nilai impor Januari-
Juli 2019 sekarang adalah sebesar US$ 97,68 miliar. Hal ini disebabkan
oleh impor migas yang turun sebesar 24,42% atau US$ 4,08 miliar dan
impor nonmigas yang turun sebesar 6,16% atau sebesar US$ 5,58 miliar.

3. Agustus, 2019
Nilai impor Indonesia sepanjang Agustus 2019 mengalami
penurunan tajam, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik
(BPS) hari ini. Tercatat nilai impor Agustus yang mencapai USD14,20
miliar atau turun 8,53% dibanding Juli 2019, demikian pula jika
dibandingkan Agustus 2018 lebih rendah 15,60%.
Penurunan Impor didominasi sektor non migas yang menyusut
dibandingkan bulan sebelumnya. Dimana Impor nonmigas Agustus 2019
mencapai USD12,56 miliar yang setara turun 8,76% dibanding Juli 2019,
demikian pula jika dibandingkan Agustus 2018 jatuh 8,77%, Untuk
8
impor migas mencapai USD1,63 miliar, turun 6,7% (mtm). Penggunaan
impor barang konsumsi sebesar USD 1,37 miliar, turun 6,71% (mtm) dan
turun 12,11% (yoy). Adapun komoditas yang mengalami penurunan
adalah bawang putih dan impor vaksin untuk manusia.
4. September, 2019
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju impor bulan September
2019 mencapai USD14,26 miliar. Realisasi ini mengalami penurunan
sebesar 2,41% dibandingkan dengan September 2018 yang sebesar
USD14,61 miliar. Kendati demikian, dibandingkan dengan Agustus
2019, dengan realiasi bulan lalu yang mencapai USD14,17 miliar, maka
terjadi peningkatan tipis sebesar 0,63%.
Impor migas di September 2019 mengalami penurunan, sebaliknya
pada impor non migas mengalami peningkatan. Adapun secara bulanan,
sektor migas mengalami penurunan 2,36% menjadi sebesar USD1,59
miliar dari USD1,63 miliar di Agustus 2019. Komoditas yang mengalami
penurunan nilai impor terbesar yakni gula dan kembang gula sebesar
USD66 juta, kapal terbang dan bagiannya USD53,9 juta, tembaga
USD47,4 juta, benda-benda dari besi dan baja USD31,9 juta, serta
binatang hidup USD27,7 juta.
Adapun secara kumulatif sepanjang Januari-September 2019 kinerja
impor Indonesia tercatat mencapai USD126,12 miliar. Realisasi ini lebih
rendah 9,12% dari periode Januari-September 2018 yang sebesar USD126,12
miliar.

E. Variabel dan Indikator


Impor termasuk dalam indikator perekonomian yang berguna untuk
memajukan perekonomian suatu negara. Impor juga merupakan indikator makro
ekonomi. Dari data ekspor, impor, dan tradebalance (ekspor minus impor)
Indonesia, baik perdagangan yang terjadi dengan mitra dagang di dalam
kawasan ASEAN (Intra-ASEAN) maupun di luar kawasan ASEAN(Extra-
ASEAN).
Semua indikator perdagangan internasional tumbuh sekitar 0,5%-2,5%
untuk periode 1993-2001, kecuali indikator ekspor Indonesia di luar ASEAN
9
(Extra-ASEAN) yang pertumbuhannya nol persen (0%) untuk periode yang
sama. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat secara visual pada gratik 1-3.
Variabel penting dalam perekonomian terdiri dari Ekspor tahun berjalan,
Ekspor tahun lalu, (ekspor – impor) tahun lalu, Hutang LN tahun lalu, Devaluasi
dari tahun 1984-2001. Selain variabel tersebut, ada juga jumlah produksi,
banyaknya ekspor, harga FOB serta nilai ekspor neto produk.

F. Eksplorasi Data
Di Indonesia sudah sering sekali melakukan kegiatan ekspor impor. Ada
beberapa provinsi yang sering sekali mengimpor barang dari luar negeri, tidak
hanya mengimpor, Indonesia juga merupakan negara pengekspor barang –
barang tertentu, salah satu contoh hasil perkebunan yaitu tembakau. Tembakau
Indonesia menempati posisi 7 dalam sepuluh negara terbesar produsen daun
tembakau pada tahun 2002 sebesar 144.700 ton.
Hampir seluruh (96%) produksi tembakau Indonesia berasal dari tiga
propinsi. Produksi tembakau  terbanyak   adalah di propinsi Jawa Timur (56%)
kemudian Jawa Tengah (23%) dan NTB (17%) dan  sisanya di Yogyakarta,
Sumatera Utara, Jawa Barat dan Bali.
Kegiatan impor yang dilakukan indonesia salah satunya adalah impor
beras. Bulog biasanya mengimpor beras dari negara-negara tetangga. Sebagai
sampel negara Thailand, India, dan Vietnam merupakan salah satu negara yang
sering di impor berasnya oleh indonesia.
Berdasarkan data bulog per 30 Mei, impor beras dari Thailand kuota
200.000 ton dengan mekanisme G to G baru terealisasi sebanyak 35.700 ton.
Padahal batasan impor jatuh pada bulan Juni. Hingga kini, realisasi izin impor
beras kuota 1,5 juta ton, baik mekanisme tender maupun G to G dengan
Thailand dan Vietnam, baru terealisasi sebanyak 640.421 ton dari kontrak
sekitar 1,12 juta ton.

G. Pengertian Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi
internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara
penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu

10
tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus pembayaran
(keluar dan masuk) untuk suatu negara. Neraca pembayaran secara esensial
merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan
transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry book
keeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi
sebagai debit.
Transaksi yang dicatat sebagai kredit adalah arus masuk valuta. arus
masuk valuta adalah transaksi-transaksi yang mendatangkan valuta asing,
yang merupakan suatu peningkatan daya beli eksternal atau sumber dana.
Sedangkan transaksi yang dicatat sebagai debit adalah arus keluar valuta. Arus
keluar valuta adalah transaksi-transaksi pengeluaran yang membutuhkan
valuta asing, yang merupakan suatu penurunan daya beli eksternal atau
penggunaan dana.
Tiap-tiap credit entry (bertanda positif) harus diseimbangkan
(balanced) dengan debit entry (bertanda negatif) yang sama. Kedua entries
tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan laporan sumber-sumber dan
penggunaan modal nasional (dari mana kita memperoleh danadana/ daya beli,
dan bagaimana kita mengunakannya). Jadi, total kredit dan debit dari neraca
pembayaran suatu negara akan sama secara agregat; namun, dari komponen-
komponen neraca pembayaran, mungkin terdapat surplus dan defisit.
Satu-satunya kesulitan riil dalam memahami bagaimana tiap transaksi
mempengaruhi neraca pembayaran terletak pada interpretasi dari aset finansial
dan hutang kepada pihak luar negeri.

H. Komponen Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran dapat dipecah ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi
berjalan (current account), neraca modal (capital account), dan cadangan
devisa negara (official reserves account).

 Transaksi berjalan (current account).


Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran
jangka pendek (mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang
meliputi :
11
1. ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang
dan jasa yang diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang
dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit
2. net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan
sebagai jasa karena merepresentasikan pembayaran untuk
penggunaan modal.
3. net transfer (transfer unilateral)
 Neraca Modal
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan
perubahan – perubahan dalam kepemilikan asset jangka pendek dan
jangka panjang (seperti saham, obligasi, dan real estate) suatu negara.
Yang meliputi sebagai berikut :
1. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu negara
membeli asset berharga dari pihak asing (luar negeri).
2. Transaksi – transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai
investasi portofolio, langsung atau jangka pendek.
 Cadangan Devisa Negara (Official Reserves Account)
Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki
oleh otoritas keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau
devisit transaksi ekonomi neraca berjalan dan neraca modal suatu negara
yang dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan
aset dan cadangan hutang.
Cadangan devisa terdiri dari :
1. Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan asset luar
negeri yang dapat diperdagangkan.
2. Peningkatan dalam tiap asset tercatat sebagai debit.
3. Penurunan cadangan asset tercatat sebagai kredit.
I. Ukuran Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran dapat disusun dengan mengkombinasi pos-pos neraca
pembayaran sebagai berikut :
 Basic balance focus pada transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi
kesehatan ekonomis valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca

12
berjalan dan arus modal jangka panjang, namun tidak mengikut sertakan
arus modal jangka pendek, seperti deposito. Deposito bank yang sangat
dipengaruhi oleh factor - faktor temporer seperti: kebijakan moneter
jangka pendek, perubahan – perubahan dalam suku bunga dan antisipasi
fluktuasi valuta.

 Net liquidity balance (neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan


meliputi basic balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid
pihak swasta dan error and omission. Neraca Keseluruhan mengukur
perubahan pinjaman pihak swasta domestik atau pinjaman pihak swasta
domestik ke luar negeri yang dibutuhkan untuk mempertahankan
pembayaran dalam posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan
devisa. Arus modal swasta jangka pendek tidak likuid error and omission
tercatat dalam neraca, sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat
(dikeluarkan).
 Neraca transaksi cadangan devisa menunjukkan penyesuaian cadangan
devisa yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. Karena
neraca pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat
ditelusuri atas transaksi - transaksi tertentu dicatat dalam statistical
discrepancy (selisih yang belum dapat diperhitungkan).

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur
tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian
penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor.
Tidak semua negara mampu untuk memenuhi kebutuhan negaranya
masing-masing. Oleh sebab itu kegiatan impor ini sangat bermanfaat bagi tiap
negara. Secara umum, manfaat dari kegiatan impor adalah untuk memperoleh
barang dan jasa yang tidak dihasilkan, memperoleh teknologi modern,
memperoleh bahan baku.
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan impor
merupakan hal yang sangat vital bagi setiap negara. Karena dengan kegiatan ini,
negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak bisa
diproduksi di negaranya sendiri. Oleh sebab itu tidak ada satu negarapun di
dunia ini yang tidak melakukan kegiatan ekspor ataupun impor.

B. Saran
Apabila Indonesia ingin mendapat sisi positif dalam perdagangan Indonesia
maka Indonesia harus mampu melakukan kegiatan ekspor yang lebih banyak
dibandingkan dengan kegiatan impor. Banyaknya masalah yang terjadi dengan
adanya kegiatan ekspor impor ini sehingga pemerintah dituntut untuk melakukan
kebijakan yang benar dan tepat sasaran. Seharusya pemerintah membuat keringan
peraturan bagi barang – barang ekspor dan impor agar kegiatan tersebut lancar.
DAFTAR PUSATAKA

Hutabarat, Roselyne. 1989. Transaksi Ekspor Impor. Jakarta: Erlangga.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. www.bps.go.id

NN, 2009. Makalah Ekspor Impor Indonesia.

Menman, 2013. Indonesia 2013. http://nasionalis.me/tag/analisis-data-ekspor-impor-


indonesia-2013/ Analisis Data Ekspor Impor

Analisis Perekmbangan Industri 2019 - I. (2019). Jakarta : Pusat Data Infromasi


Kementrian Perindustrian.
www.deperindag.go.id
https://kemenperin.go.id

http://cafeekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-ekspor-impor-indonesia.html/
diunduh 30 September 2013.

Anda mungkin juga menyukai