Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tiara Surya Putri

NIM : 521074

Kelas : ME 1

1. Jelaskan menurut pemahaman saudara apa yang dimaksud dengan Kegiatan


Ekspor dan Impor dan sebutkan beberapa faktor pendorong dalam kegiatan
Ekspor Impor ?

Jawaban :

Aktivitas menjual barang dari dalam negeri ke luar negeri disebut ekspor.
Sebaliknya, aktivitas menjual barang dari luar negeri ke dalam negeri disebut
impor.

Pihak yang melakukan ekspor maupun impor dapat dilakukan oleh antar
individu (perseorangan), individu dengan pemerintah, maupun pemerintah
suatu negara dengan pemerintah negara lainya.

Orang atau perusahaan yang mengeluarkan barang atau melakukan kegiatan


ekspor disebut dengan eksportir. Lalu pihak yang mendatangkan barang dari
luar disebut importir.

Contoh ekspor Indonesia adalah pengiriman minyak sawit atau CPO ke


negara-negara Eropa dan Timur Tengah. Beberapa komoditas andalan
ekspor Indonesia antara lain kopi, karet, rotan, kayu, tekstil, ikan, udang, dan
sebagainya.

Sementara contoh impor adalah pengusaha Indonesia yang mendatangkan


gandum dari Rusia. Indonesia juga rutin mengimpor minyak, kapas,
elektronik, dan sebagainya.
• Faktor pendorong :
• A. Perbedaan Sumber Daya Alam. Setiap negara memiliki sumber
daya alam yang berbeda.
• B. Penghematan biaya produksi.
• C. Pemenuhan kebutuhan nasional.
• D. Perbedaan penguasaan teknologi.
2. Sebut dan jelaskan Hambatan-hambatan dalam kegiatan ekspor Impor ?

a. Perbedaan Mata Uang Antarnegara


Mata uang yang berlaku di setiap negara berbeda – beda. Negara
yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara
pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara
pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai
uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda.
Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai
mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran
bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara
diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya
penetapan mata uang sebagai standar internasional.

b . Kualitas Sumber Daya yang Rendah


Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan
internasional karena jika sumber daya manusianya rendah, maka
kualitas dari hasil produksi(produk) akan rendah pula. Suatu negara
yang memiliki kualitas produk rendah akan sulit bersaing dengan
barang – barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya
lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang
bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.

c . Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar


Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara
pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila
pembayarnya dilakukan secara tunai maka negara pengimpor akan
mengalami kesulitan dan resiko yang tinggi, seperti perampokan. Oleh
karena itu, negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran
secara tunai tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer
atau menggunakan L/C.

d . Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara


Setiap negara tentunya akan selalu melindungi hasil produksinya
sendiri. Mereka tidak ingin hasil produksinya tersaingi oleh hasil
peoduksi dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan
memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam
negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor.

Apabila tarif impor tinggi maka produk impor tersebut akan menjadi
lebih mahal daripada peoduk dalam negeri sehingga mengakibatkan
masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli produk impor. Hal
itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan
perdagangan.

e . Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara
terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara yang sedang
berperang tersebut juga akan mengalami kelesuan. Hal ini dapat
menyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.

f . Adanya Organisasi – Organisasi Ekonomi Regional


Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi – organisasi
ekonomi. Tujuan organisasi – organisasi tersebut adalah untuk
memajukan perekonomian negara – negara anggotanya. Kebijakan
serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan
negara – negara anggota saja. Sebuah organisasi ekonomi regional
akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk
negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota
organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota
akan mengalami kesulitan.

3. Jelaskan apa yang dimaksud Teori Keunggulan Mutlak dan Teori Keunggulan
Jawaban :
Komparatif dalam Perdagan Internasional ?
Perbedaan utama antara keunggulan mutlak dan komparatif adalah
keunggulan mutlak terjadi jika suatu negara memproduksi barang atau jasa
yang tidak bisa diproduksi negara lain. Sementara keunggulan komparatif
akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang atau jasa
dengan biaya lebih rendah.
4. Sebut dan jelaskan beberapa dampak postif dan dampak negatif dalam
Perdagangan Internasional ?
Jawaban :

➢ Dampak positif berarti perdagangan internasional memberikan


keuntungan bagi kedua belah pihak atau negara. Berikut di antaranya.

1. Terbentuknya persahabatan antar-negara


Perdagangan internasional yang berlangsung intens akan
membentuk relasi antar-negara dengan sendirinya sehingga
menciptakan persahabatan.

Ketika persahabatan antar-negara terbentuk, maka secara


berkelanjutan, kerja sama selanjutnya tak melulu urusan dagang.
Kerja sama bisa merambah ke budaya, politik atau teknologi.

2. Meningkatnya kemakmuran negara


Indikator kemakmuran suatu negara bisa dilihat dari pelaku
ekonomi yaitu produsen, konsumen, dan pemerintah.

Produsen yang makmur, maka profit tinggi. Sementara dari sisi


konsumen, kebutuhan dapat terpenuhi. Sedangkan bagi
pemerintah, pemasukan devisa akan meningkat.

3. Berkurangnya pengangguran
Kegiatan perdagangan internasional akan menuntut sebuah negara
lebih produktif untuk mendulang keuntungan. Berkurangnya
pengangguran menjadi salah satu dampak perdagangan
internasional.

Semakin produktif suatu negara yang ditandai dengan banyaknya


kegiatan ekspor ke negara lain, maka jumlah pengangguran dapat
berkurang.

4. Transfer IPTEK
Perdagangan internasional merupakan alat mobilisasi IPTEK,
terutama teknologi dari negara maju ke berkembang dan miskin.

Intensitas perdagangan yang berkelanjutan antar beberapa negara


di bidang teknologi seperti elektronik dan otomotif, akan
berpengaruh pada mobilisasi teknologi di negara tersebut.
5. Menciptakan efisiensi dan spesialisasi
Berlangsungnya perdagangan internasional akan membuat sebuah
negara memiliki semacam spesialisasi. Maksud spesialisasi di sini
merujuk pada identitas yang menunjukkan bahwa negara dan
penduduknya tersebut memiliki keahlian khusus dalam
menghasilkan produk atau jasa.

6. Menstabilkan harga
Secara tidak langsung, perdagangan internasional dapat
menstabilkan harga di pasar domestik lebih terkendali karena sifat
dari harga jual cenderung fluktuatif.

➢ Ada beberapa dampak negatif yang dihasilkan dari perdagangan


internasional.

1. Produk dalam negeri menurun


Perdagangan internasional memicu persaingan industri. Jika suatu
negara memiliki produk kualitas rendah dan harga tinggi, maka negara
itu bisa mengalami penurunan permintaan.

Begitu sebaliknya, karena umumnya setiap konsumen ingin mencari


barang dengan kualitas baik namun harganya terjangkau.
2. Ketergantungan terhadap negara maju
Dari sisi produksi barang, negara berkembang dan miskin cenderung
bergantung pada negara maju. Pasalnya, perkembangan teknologi dan
otomotif masih dikuasai negara maju.
Akibat dari keterbatasan itu, negara berkembang dan miskin hanya
menjadi konsumen atau pemakai.

3. Industri kecil kurang bersaing


Modal yang terbatas menjadi salah satu penyebab industri kecil kurang
berkembang. Adanya perdagangan internasional ini justru membuat
industri kecil jadi minder.
Industri kecil harus bersaing dengan industri nasional yang modalnya
terpenuhi. Belum lagi ada pemain tambahan dari perusahaan
multinasional.

4. Persaingan tidak sehat


Kebijakan yang berlaku di suatu negara seperti dumping, praktik tarif
impor yang berkedok melindungi industri, dinilai merusak esensi
perdagangan internasional.
Pada dasarnya, perdagangan internasional harus didasari oleh
persaingan usaha yang sehat dan peran pemerintah sebagai
pengawas kegiatan perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai