Impor kopi paling besar datang dari Brasil sebanyak 806 ton dengan nilai 2,86
juta dolar AS, kemudian disusul Vietnam sebanyak 247 ton dengan nilai 585
ribu dolar AS. Sisanya didatangkan dari Malaysia, Timor Leste, dan Amerika
Serikat.
Sejauh ini, Indonesia bergantung pada Australia dalam hal pengadaan daging
sapi dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada
tahun 2017 Indonesia mengimpor daging sapi sekitar 160.000 ton.
Sebesar 53% daging sapi impor tersebut berasal dari Australia. Data BPS itu
mengatakan impor dilakukan karena kebutuhan daging sapi nasional mencapai
784.000 ton, tapi peternak lokal hanya mampu menghasilkan 532.000 ton
daging.
3. Adanya perdagangan via online antarnegara.
4. Negara Indonesia mengimpor barang-barang kerajinan tangan keluar negeri
untuk menambah devisa negara.
Produksi kriya atau kerajinan tangan merupakan penyerap tenaga kerja yang
besar bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Modal awal yang
kecil, jam kerja yang fleksibel, kemudahan untuk bekerja dari rumah, dan
kebebasan mengelola usaha menjadi daya tarik yang menyebabkan jumlah
Usaha Kecil Menengah (UKM) di bidang kerajinan tangan terus bertambah.
Selama ini, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah bekerja
sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) melakukan berbagai
upaya pendanaan dan pembinaan untuk mendorong daya saing UKM. Tetapi
peranan produksi kriya di Indonesia terhadap ekspor secara keseluruhan
ternyata belum signifikan. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa
pada 2018 ekspor Indonesia masih didominasi oleh hasil sumber daya alam
seperti bahan bakar migas, besi dan baja, hingga bubur kayu.
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia mencapai
US$ 16,29 miliar di April 2021. Angka tersebut mengalami penurunan 2,98%
dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 16,79 miliar.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, impor
Indonesia mengalami peningkatan 29,93%. Peningkatan ini ditopang oleh
peningkatan impor migas sebesar 136,86% dan impor non migas 22,10%.
Nusa Dua, Bali – Devisa ekspor yang dihasilkan dari produk kelapa sawit tahun
2014 mencapai 19,56 milyar US Dollar Amerika atau setara Rp. 250 trilyun,
atau lebih dari 10% APBN Indonesia. Demikian sambutan Menteri Pertanian
yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Lingkungan Pertanian, Mukti Sardjono, di
hari Kedua Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) di
Nusa Dua, Bali, Kamis (17/03)
"Seperti diketahui produksi tahun 2014 sebesar 29,34 juta ton CPO, Indonesia
merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia bersama Malaysia.
Kebutuhan minyak nabati dunia saat ini lebih dari 50% bersumber dari minyak
kelapa sawit" kata Staf Ahli.
Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit yang luasannya saat ini mencapai
lebih dari 10 juta ha, 41% diantaranya adalah perkebunan rakyat.
Pengusahaan kelapa sawit kini menyerap lebih dari 4,5 juta tenaga kerja di
sektor on farm. Penyerapan tenaga kerja ini akan lebih besar lagi jika tenaga
kerja di sektor off farm dan jasa agribisnis kelapa sawit dimasukkan.
Jika dibandingkan dengan bulan Juni 2021, realisasi nilai impor pada Juli
mengalami penurunan 38,6%, dimana nilai impor beras pada Juni 2021
mencapai US$ 30,12 juta.
8. Indonesia barter sejumlah hasul kebun dengan kapal sukhoi dari negara Rusia.
9. Indonesia ekspor minyak kelapa sawit ke negara Malaysia dan Singapura.
10. Indonesia mengimpor barang-barang yang berasal dari China.
11. Mausknya barang-barang bermerek kuar negeri ke Indonesia seperti H&M dan
lain sebagainya.
12. Indonesia menjual hasil bumi, seperti kopi, lada, cengkeh ke Negara lain.