Anda di halaman 1dari 2

Waspada Kemasan Makanan Berbahan Styrofoam Pemicu Banyak Penyakit

Oleh : Claudia Angeli

Di era maraknya makanan cepat saji menjadikan hal yang semula rumit menjadi hal yang
sangat mudah saat ini. Berbagai upaya dilakukan seorang wirausahawan untuk memilih cara-
cara praktis dalam menjual produknya. Kemasan kini menjadi salah satu bagian yang penting
dan menarik untuk menjual suatu produk, apa lagi untuk menu makanan cepat saji. Kitapun
secara tidak sadar selalu tertarik hanya karena kemasan yang unik. Namun kini penggunaan
kemasan terutama kemasan berbahan styrofoam memiliki dampak negatif yang cukup serius
bagi kesehatan jika digunakan dalam jangka panjang. Hal ini tentunya dapat memicu berbagai
penyakit bagi penggunanya. Berbagai dampak penyakit yang dapat ditimbulkam dari
pemakaian styrofoam yaitu: menyebabkan gangguan pada sistem saraf, mengalami sakit
kepala, meningkatkan risiko leukemia dan limfoma, dan dapat mengganggu perkembangan,
pertumbuhan janin dan menyebabkan bayi lahir cacat.

Bagi orang-orang pada masa sekarang, makanan cepat saji dengan kemasan praktis dianggap
memudahkan hidup. Mereka cenderung mengabaikan nutrisi makanan yang menggunakan
kemasan tersebut karena ingin segera kenyang. Hal ini menjadikan sesuatu yang kini praktis
mejadi hal yang perlu diwaspadai. Styrofoam bisa dibilang termasuk ke dalam kelompok
plastik yang sering dijadikan wadah makanan atau minuman. Banyak orang yang
menggunakan styrofoam sebagai wadah sebab harganya yang murah dan praktis dalam
pemakaiannya. Namun efek samping yang ditimbulkan cukup buruk.

Styrofoam mengandung beberapa zat kimia yang dipercaya bahaya bagi kesehatan manusia.
Beberapa diantaranya adalah benzene dan styrene yang telah dibuktikan dapat
menyebabkan penyakit kanker. Bahkan badan kesehatan dunia, World Health Organization
telah menyatakan bahwa benzene adalah zat kimia yang bersifat karsinogenik, atau dapat
menyebabkan tumbuhnya sel kanker di dalam tubuh. Sedangkan fakta untuk styrene, tidak
jauh berbeda dengan benzena, zat ini juga menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Walaupun begitu, WHO menyatakan bahwa styrene tidak akan menimbulkan bahaya pada
kesehatan jika tidak melebihi 5000 ppm di dalam tubuh. Sementara kemasan makanan atau
styrofoam yang sering dipakai untuk menyimpan makanan, hanya mengeluarkan styrene
sebanyak sekitar 0,05 ppm. Oleh karena itu, Badan Pengawasan Obat Indonesia menyatakan
jika styrofoam aman digunakan untuk makanan. Hal ini tidak akan memberikan dampak yang
terlalu serius jika pengguna memperhatikan beberapa hal, yaitu : menghindari menggunakan
styrofoam dalam keadaan makanan masih dalam suhu panas, dan hindari menyimpan terlalu
lama makanan di dalam styrofoam.

Anda mungkin juga menyukai