dapat dikuasai oleh para pejuang Maluku sehingga para pejuang lebih
semangat untuk berjuang melawan Belanda.
Belanda kemudian mendatangkan bantuan dari Ambon dan datang
300 prajurit yang dimpimpin oleh Mayor Beetjes. Pasukan ini kawal oleh
dua kapal perang yakni Kapal Nassau dan Evertsen Namun bantuan ini
dapat digagalkan oleh pasukan Patimura , bahkan Mayor Beetjes
terbunuh. Kembali kemenangan ini semakin menggelorakan perjuangan
para pejuang di berbagai tempat seperti di Seram, Hitu, Haruku, dan
Larike Selanjutnya Patimura memusatkan perhatian untuk menyerang
Benteng Zeelandia di pulau Haruku. Melihat gelagat Patimura itu maka
pasukan Belanda dibenteng diperkuat oleh komandannya Groot lalu
Patimurra gagal menyerang dan menembus benteng tersebut.
Perundinganpun ditawarkan namun tidak ada kesepakatan Lalu
pada bulan Agustus 1817 Belanda berusaha merebut Benteng Durstede
dengan bantuan Batavia dan akhirnya mereka dapat merebutnya
kembali , dalam kondisi ini Patimura memerintahkan pasukan meloloskan
diri dari tempat pertahanan Patimura terus melawan dengan gerilya
tetapi pada bulan November beberapa pembantu Patimura tertangkap
seperti Paulus Tiahahu (ayah Christina Marta tiahahu) dijatuhi hukuman
mati lalu Christina marah dan berjuang dalam gerilya.
Belanda belum puas jika ia belum menangkap Patimura lalu Belanda
mengadakan sayembara memberi hadiah 1000 gulden jika ada yang bisa
menangkap Patimura. Setelah 6 bulan Patimura tertangkap. Tepat
tanggal 16 Desember 1817 Patimura dihukum Gantung di alun alun kota
Ambon. Christina ingin melanjutkan perang Gerilya namun akhirnya ia
tertangkap dan dibuang di Jawa bersama 39 pasukannya untuk bekerja
Rodi dan akhirnya ia mati karena mogok makan dan jenazahnya dibuang
ke laut antara Pulau Buru dan Pulau Tiga Berakhirlah perlawan Patimur.