Anda di halaman 1dari 8

Contoh Barang Impor Indonesia Dari Negara Lain

Impor adalah pengiriman barang dari luar ke dalam negeri dalam suatu kegiatan perdagangan
atau jual-beli. Manfaat perdagangan internasional, salah satunya adalah memenuhi kebutuhan
antar pelaku dagang itu sendiri. Meskipun terkadang miris, berikut adalah contoh kegiatan impor
yang dilakukan Indonesia:
1. Komoditas Pangan

Komoditas pangan meliputi beras, kedelai, gula, garam, tepung terigu, mentega, minyak goreng,
bawang putih, cabai. Kenyataan ini sungguh menampar fakta bahwa Indonesia adalah negara
agraris dengan hasil pertanian yang seharusnya melimpah. Tahun 2013, Indonesia mengimpor
kedelai sebanyak 1,19 juta ton dari Amerika Serikat, Argentina, Malaysia, Paraguay. Pada
Januari hingga Juni 2017, berikut data statistik impor komoditas pangan yang dilakukan
Indonesia:
 Beras, sebanyak 130,9 ribu ton. Meskipun angkanya turun jika dibandingkan dengan peridoe
yang sama di tahun 2016, nilai tersebut setara dengan US$ 65,5 juta. Dari berbagai negara
penghasil beras, Indonesia mengimpor dari salah satunya, yakni Vietnam.
 Gula pasir, sebanyak 53,9 ribu ton. Penurunan drastis terjadi di bulan Juni, dimana Indonesia
hanya mengimpor 3,7 ribu ton.
 Tepung terigu, sebanyak 23,2 ribu ton.
 Garam, sebanyak 1,1 ribu ton. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya di periode yang
sama.
 Mentega, sebanyak 11,4 ribu ton.
 Minyak goreng, sebanyak 16,4 ribu ton. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya di
periode yang sama.
 Bawang putih, sebanyak 251,8 ribu ton.
 Cabai kering tumbuk dan cabai awet, masing-masing sebanyak 25,2 ribu ton dan 422,9 ton.
2. Daging Sapi dan Produk Sapi

Salah satu alasan mengapa pemerintah banyak mengimpor daging sapi adalah karena harga sapi
lokal yang mahal. Ini dikarenakan rantai niaga yang panjang, menyebabkan penambahan biaya
produksi dan transportasi hingga tiba di konsumen. Langkah pembelian daging sapi ke Australia
adalah solusi menurunkan harga daging yang juga tidak begitu efektif.
Pada periode Juni 2017, Indonesia mengimpor daging sapi sebanyak 11,6 ribu ton atau setara
US$ 39,4 juta. Rencana berikutnya dari pemerintah adalah mengimpor sapi sebanyak 318 ribu
ekor dan terlaksana 111 ribu ekor di pertengahan 2017. Sapi-sapi tersebut berasal dari Australia
dan Meksiko.

Salah satu produk sapi yang diimpor Indonesia adalah susu. Pada tahun 2018, Indonesia
berencana untuk menambah sumber impor, yakni dari Chile. Sepanjang periode awal hingga
pertengahan 2017, jumlah produk sapi yang diimpor Indonesia sebesar 71,3 ribu ton yang setara
dengan US$ 230,8 juta.
3. Bahan Bakar Minyak

Harga bahan bakar minyak yang fluktuatif dan tidak menentu disebabkan oleh fakta bahwa
negara ini terus mengimpor produk minyak, diiringi dengan meningkatnya kebutuhan namun
tidak selaras dengan kemampuan memproduksi salah satu hasil bumi yang melimpah di tanah
Indonesia tersebut. Indonesia membeli bahan bakar minyak senilai 339 triliun rupiah per tahun
dan merupakan komoditas teratas yang diimpor oleh negara ini. Kebutuhan minyak pada tahun
2016 sebesar 134 juta barel didapat dari negara penghasil minyak, di antaranya Arab Saudi,
Afrika, Malaysia, Thailand, dan negara-negara Mediterania.
4. Minyak Mentah

Minyak mentah merupakan bahan baku dalam pembuatan produk bahan bakar minyak yang
diolah oleh Pertamina (Persero) menjadi jenis Premium, Pertamax, Pertalite, Solar, avtur, dan
LPG. Produksi minyak bumi Indonesia pada tahun 2016 sebesar 831 ribu barrel per hari dengan
kebutuhan nasional mencapai angka 1,6 juta barrel per hari. Angka tersebut tidak mampu
mencukupi, sehingga pemerintah harus mengimpor minyak mentah. Tahun 2017, impor minyak
mentah terbanyak berasal dari Asia sebanyak 60 juta barrel. Nilai total impor minyak mentah
Indonesia mencapai 156 triliun rupiah.

5. Elektronik
Jenis barang elektronik terhitung melimpah, ditambah dengan seri yang hampir selalu keluar
setiap bulannya dengan inovasi dan pengembangan teknologi yang semakin memudahkan
konsumen di era globalisasi. Produsen yang cukup bersaing, tak perlu jauh-jauh, sebut saja
negara Asia Timur, yakni Jepang dan Korea Selatan yang berlomba-lomba menciptakan produk
andalan. Termasuk ke dalamnya, yakni Cina yang bahkan berani menawarkan dengan harga jauh
lebih rendah dari keduanya.
Sebesar 59,31% nilai impor barang elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia terkait
dengan kebutuhan akan teknologi yang tinggi. Ponsel dan laptop menjadi menyumbang terbesar,
dengan total impor senilai 52 triliun rupiah pada tahun 2011.
6. Otomotif dan Komponennya

Lonjakan permintaan produk otomotif naik hingga 45% dari nilai impor sebelumnya di tahun
2017. Namun, seiring dengan kebutuhan impor, nilai ekspor pun naik menjadi 45%. Kebanyakan
industri otomotif Indonesia membutuhkan komponen yang berasal dari luar negeri, yakni Jepang
sebanyak 43% dan Thailand sebesar 32%. Angka tersebut cukup menunjang produksi otomotif
dalam negeri hingga 2 juta unit per tahun.

Kegiatan Ekspor Indonesia Ke Negara Lain


Ekspor memiliki arti mengirimkan barang atau jasa dari dalam ke luar negeri dalam suatu kegiata
perdagangan atau jual-beli. Seringkali saat berkunjung ke luar negeri, kita mendapati barang-
barang dengan cap made in Indonesia, sejatinya barang tersebut adalah hasil karya anak bangsa
kita dan memiliki daya jual di negara lain. Peningkatan kegiatan jual-beli antarnegara
memberikan manfaat perdagangan internasionalyang juga memacu pertumbuhan kerjasama
internasional di kemudian hari.
Negara kita kaya akan komoditas yang dibutuhkan oleh negara lain. Keuntungan sebagai negara
kepulauan dan beriklim tropis yang dimiliki Indonesia, yakni melimpahnya hasil alam yang tidak
dimiliki negara empat musim. Berikut contoh kegiatan ekspor Indonesia:
1. Kelapa Sawit dan Produknya

Sawit merupakan tumbuhan industri potensial penghasil minyak untuk memasak, minyak
industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Sawit Indonesia mendominasi pasar dunia dengan
produksi 31 juta ton per tahun, berasal dari tanah Kalimantan, Sulawesi, pantai timur Sumatera,
Jawa, dan Aceh.
Saat ini, sektor sawit menyumbang lebih dari US$ 18 miliar sebagai komoditas ekspor terbesar
di Indonesia. Selain pasar-pasar tradisional di Cina, Eropa dan Bangladesh, pemerintah
menetapkan kebijakan untuk menjual produk sawit kepada pasar nontradisional.
Terkait isu black campaign oleh Amerika Serikat terhadap produk biodiesel yang menggunakan
sawit dari Indonesia dan rencana negara Uni Eropa menghentikan program biodiesel dari kelapa
sawit pada 2020, Indonesia mulai membidik pasar Afrika, Timur Tengah, dan Brunei
Darussalam.
2. Tekstil dan Produk Tekstil
Secara teknis, industri tekstil dibagi menjadi tiga sektor utama, yaitu hulu, menengah, dan hilir.
Pembagian sektor tersebut didasarkan pada proses produksinya, mulai dari pembuatan serat
(hulu), penenunan dan pencelupan (menengah), dan pengolahan pakaian jadi (hilir). Industri
tekstil dan produk tekstil menjadi salah satu yang menjanjikan, baik di dalam maupun luar
negeri.
Pada tahun 2017, pertumbuhan ekspor tekstil mencapai US$ 12,3 miliar dengan target kapasitas
produksi 1.638.000 ton per tahun. Menanggapi tingginya permintaan pasar tersebut, teknologi
yang lebih canggih kemudian dikembangkan dengan digitalisasi mesin untuk menambah
percepatan efisiensi serta merekrut operator mesin garmen hingga 424.261 tenaga kerja.
3. Karet dan Produknya
Tanaman karet mulai dibudidayakan di Indonesia pada tahun 1876. Produksi karet alam di
Indonesia mencapai 3,2 juta ton per tahun, terbesar di dunia kedua setelah Thailand. Produksi
karet alam di Indonesia mencapai 3,2 juta ton per tahun, terbesar di dunia kedua setelah
Thailand.
Hasil olahan tanaman karet yang diekspor dapat berupa getah karet (lateks), lembaran karet
(sheet), bongkahan, karet remah (crump rubber), maupun produk turunannya, yakni ban dan
komponen. Negara target ekspor produksi karet Indonesia di antaranya adalah Jepang, Korea
Selatan, Vietnam, Singapura, Brasilia, Jerman, India, Belanda, Turki, Argentina, Prancis,
Spanyol, Belgia, Italia, Taiwan, Austraila.
Salah satu merek dagang Indonesia yang terkenal di pasar luar negeri adalah GT Radial, yaitu
produsen ban mobil yang memulai ekspansi produknya di negara Timur Tengah, Asia, dan
Amerika pada tahun 1983. Label dalam negeri lain sebagai pengekspor produk ban adalah
Achiless, dengan pasar terbesar di Timur Tengah, Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika.
4. Kakao dan Olahannya

Tanaman ini banyak dijumpai di negara-negara tropis. Per tahun 2013, Indonesia menempati
urutan ketiga sebagai negara penghasil kakao terbesar di dunia, sedangkan Pantai Gading
mendominasi kegiatan ekspor kakao dunia sebanyak 30%. Indonesia menghasilkan 700 ribu ton
kakao per tahun yang berasal dari Sulawesi dan Sumatera. Biji kakao asli banyak diekspor ke
Malaysia, Amerika Serikat, dan Singapura.
Hasil olahan kakao yang diekspor berupa mentega kakao sebanyak 114 ribu ton per tahun ke
Eropa dan Amerika Serikat. Olahan lainnya, seperti bubuk kakao, diekspor ke Asia, Timur
Tengah, Rusia, dan Amerika Latin sebanyak 58 ribu ton per tahun.
Merek dagang Indonesia produsen cokelat yang terkenal hingga menjual produknya ke luar
negeri adalah Silver Queen, Chunky Bar, dan Ceres. Diproduksi oleh Petra Foods, hasil cokelat
Indonesia mampu bersaing dengan perusahaan cokelat terbesar di Amerika Serikat, yaitu M&M.

5. Biji Kopi

Tidak diragukan lagi hasil alam dari Indonesia menjadi primadona dari segi keragaman dan
kualitas. Termasuk daya saing biji kopi asli dalam negeri di perdagangan dunia. Varietas yang
dominan dibudidayakan di Indonesia adalah jenis Arabika dan Robusta. Selain itu, Indonesia
terkenal dengan jenis kopi khas, di antaranya kopi luwak yang diekstraksi dari hasil fermentasi
biji kopi di dalam perut hewan luwak, kopi yang berasal dari daerah seperti Toraja, Aceh, dan
Mandailing. Biji kopi pilihan banyak berasal dari Pulau Sumatera.
Indonesia mampu menghasilkan 800 kilogram biji kopi per hektar, menempati urutan ketiga
setelah Brasilia dan Vietnam. Pasar kopi Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat sebanyak
23%, kemudian Jepang, Jerman, Italia, dan Malaysia.
6. Produk Hasil Hutan (kayu lapis, bubur kayu, kertas)
Larangan ekspor kayu bulat dari Indonesia selama 16 tahun membuat negara ini terkenal sebagai
penghasil kayu ilegal. Meskipun begitu, pemanfaatan hutan di Indonesia cukup signifikan,
terbukti dengan predikat pengekspor kayu terbesar di dunia. Sejak peluncuran lisensi Foreign
Law Enforcement Governance and Trade(FLEGT) pada November 2016 lalu, para pelaku
ekspor kayu mampu melakukan perdagangan secara legal hingga ke Uni Eropa. Volume ekspor
naik hingga 11 persen, mencapai angka US$ 12 miliar pada akhir tahun 2017.
Potensi sumber daya alam hutan Indonesia sangat beragam, mulai jadi berbagai jenis kayu untuk
keperluan mabel, olahan kayu lapis, proses pembentukan dan penyambungan kayu, industri
kertas dan bubur kayu, kayu gergaji, dan veneer. Negara pembeli hasil hutan Indonesia berupa
kayu lapis, di antaranya Thailand, Singapura, Cina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong.
Sedangkan ekspor kayu mentah banyak dikirim ke Jepang, Thailand, dan Singapura.
7. Batu Bara dan Energi Geothermal

Meski tidak lagi sebanyak dulu, Kalimantan masih menghasilkan batu bara dengan jumlah setara
281 juta ton minyak bumi per tahun. Jumlah tersebut mampu menutupi 7,2% kebutuhan dunia
saat ini. India dan Cina merupakan negara pengimpor terbesar hasil batu bara dari Indonesia.
Ada hal menarik lain yang belum disadari potensinya oleh pemerintah untuk dijadikan komoditas
ekspor yang menjanjikan. Yakni energi geothermal untuk keperluan pembangkit listrik.
Indonesia tercatat sebagai negara lima besar penghasil listrik dari energi panas bumi, di urutan
ketiga dengan 1,197 Megawatt elektrikal, bersanding dengan Amerika Serikat dan Filipina di
urutan atas.
Sebanyak 40% sumber panas bumi berada di bawah tanah Indonesia sehingga sangat besar
kemungkinan untuk dikembangkan menjadi energi terbarukan yang mampu bersaing di pasar
internasional dan konsumsi dalam negeri. Hambatan terbesar dalam adanya undang-undang
perlindungan daerah hutan lindung dan area konservasi, karena aktivitas geothermal
dikategorikan sebagai aktivitas pertambangan, tertera dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2003.

Anda mungkin juga menyukai