Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN S S-05 TA.

2016-2017
BM ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

Dosen Pengajar :
1. Rutler Masalamate, SKM, M.Kes
2. Dr. Chreisye K.F. Mandagi, MPH
3. Dr. Ronny Budiman, MKM

SISTEM INFORMASI KESEHATAN PUSKESMAS

Nama-nama Kelompok 10:


1. Novia Kimbal 13111101286
2. Rindy Rumimpunu 14111101095
3. Olivia Yama 14111101099
4. Christania Muntiaha 14111101103
5. Stefanus Kalalo 14111101314
6. Meylita Kaseger 14111101421
7. Jenifer Tangai 14111101

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Berkat-Nya Sehingga
Makalah Ini Dapat Dibuat. Adapun Judul Makalah Ini Adalah Mengenai “Sistem Informasi
Kesehatan Puskesmas”. Pada Zaman Sekarang Puskesmas Berfungsi Sebagai Usaha Preventif
(Pencegahan) Dan Operatif (Penanggulangan) Terhadap Upaya-Upaya Kesehatan
Masyarakat. Semakin Banyak Puskesmas Yang Dibangun Maka Sangatlah Penting Jika
Pihak Puskesmas Berfikiran Untuk Meningkatkan Mutu dari Puskesmas Tersebut. Dalam
Makalah Ini Terdapat Beberapa Indikator-Indikator Yang Menjadi Bahan Acuan Dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas. Sebagai Sampel Pelaksanaan Sistem Informasi
Kesehatan Kelompok Kami Menganalisis Indikator-Indikator Apa Saja Yang Dipakai Oleh
Puskesmas Paniki.
Kritik Dan Saran Merupakan Suatu Cara Yang Tepat Dan Benar Dalam Membantu
Peningkatan Kualitas Suatu Karya, Penyusun Mengharapkan Kritik Dan Saran Dari Pembaca.
Kiranya Makalah Ini Dapat Bermanfaat Dan Memberi Wawasan Baru Kepada Pembaca.
Selamat Membaca !

Manado, Oktober 2016

Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... I
DAFTAR ISI......................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 2
1.3 TUJUAN MASALAH............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1 SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN BAGAIAMANA SISTEM
INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS PANIKI.................................. 3
2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN PUSKESMAS .................................................. 4
2.3 TUJUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFOMASI KESEHATAN DI
PUSKESMAS 12
2.4 MANFAAT SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS............... 12
2.5 PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN SISTEM INFORMASI
PUSKESMAS 13
2.6 SUMBER DATA SISTEM INFORMASI PUSKESMAS..................................... 14
2.7 PENGEMBANGAN INDIKATOR SISTEM INFORMASI PUSKESMAS....... 14
BAB II PENUTUP............................................................................................................... 16
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................... 16
3.2 SARAN.................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya adalah memberikan pelayanan
kepada pasien sebaik-baiknya itu secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.Maka
dengan itu Puskesmas merupakan peran
yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasi
di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknis
operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan
efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat
saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang
terkomputerisasi. Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi
diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat. SIK yang selama ini telah dikembangkan, (meskipun masih
terfragmentasi) secara Nasional tidak berfungsi, alur laporan dari pelayanan kesehatan ke
jenjang administrasi kabupaten/kota hingga ke pusat banyak yang terhambat. SIK membantu
dalam proses pengambilan keputusan untuk (a) pelaksanaan pelayanan kesehatan sehari-hari,
(b) intervensi cepat dalam penanggulangan masalah kesehatan, dan (c) untuk mendukung
manajemen kesehatan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat terutama dalam
penyusunan rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. SIK yang baik
adalah sistem informasi yang mampu menghasilkan data/informasi yang akurat dan tepat
waktuSIK telah digunakan untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan sehari-hari yang
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit, terutama
dalam penanganan pasien dan intervensi penanggulangan masalah kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas dan bagaiamana sistem
informasi kesehatan di puskesmas paniki ?
2 Bagaimana Sejarah Perkembangan Puskesmas ?
3. Apa Tujuan Pengembangan Sistem Infomasi Kesehatan Di Puskesmas ?
4. Apa Manfaat Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas ?
5. Bagaimana Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas?
6. Bagaimana Sumber Data Sistem Informasi Puskesmas?
7. Bagaimana Pengembangan Indikator Sistem Informasi Puskesmas?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk Mengetahui Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas paniki
2. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Puskesmas
3. Untuk Mengetahui Apa Tujuan Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas
4. Untuk Mengetahui Apa Manfaat Sistem Informasi Di Puskesmas
5. Untuk Mengetahui Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Sumber Data Sistem Informasi Di Puskesmas
7. Untuk Mengetahui Pengembangan Indicator Sistem Informasi Di Puskesmas

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas
Proses pengolahan data kesehatan menjadi informasi yang nantinya akan digunakan
untuk penyusunan program dan kegiatan. Dalam upaya mengembangkan Sistem Informasi
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) Puskesmas yang berbasis Teknologi Informasi. Prototipe SIK yang dikembangkan
mengacu kepada kebutuhan informasi untuk pengelolaan klien dan unit pelayanan di tingkat
puskesmas, SP2TP, Indikator SPM dan Indikator Indonesia Sehat 2010. Dengan
dikembangkannya Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas yang dapat menyajikan informasi
secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat
dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis
manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga
dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian
maka pelayanan kesehatan yang diberikan dapat lebih fokus dan spesifik untuk suatu daerah.
Hal ini akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari kerja puskesmas. Untuk itu perlu
ditingkatkan kevalidan data yang terdapat pada masukan input dimana hasil yang diinginkan
nantinya dapat terjamin kevalidannya sehingga keputusan yang diambil oleh para pengambil
keputusan dapat tepat pada sasaran.

2.1.1 Sistem Informasi Kesehatan di puskesmas Paniki


Program-program unggulan yang dijalankan oleh Puskes Paniki adalah :
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana
3. Peningkatan gizi
4. Kesehatan lingkungan
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Penyuluhan kesehatan
7. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas Paniki mengacu pada strategi
pengembangan atau indikator-indikator pelaksanaan pelayaan Puskesmas yang secara luas
memberikan wadah untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-masing yang
tujuannya adalah peningkatan mutu layanan secara komprehensif di bidang promotif,
preventif, kuratif. Alur pelayanan kesehatan yang di terapkan Puskesmas Paniki yaitu mulai
dari pelayanan utama di loket pendaftaran, kemudian pasien diarahakan sesuai dengan
keluhan mereka masing-masing terhadap penyakit kemudian menuju ke bagian-bagian
pelayanan kesehatan yang telah disediakan Puskesmas. Baik itu pelayanan kesehatan ibu dan
anak, pelayanan masalah kesehatan gizi, pelayanan keluarga berencana dan sebagainya.
Dengan pembagian pelayanan kesehatan ini, akan mempermudah para pelaksana layanan
kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Kasus penyakit-penyakit
yang sering di dapati oleh puskesmas Paniki ialah sebagai berikut:
1. Influenza
2. Batuk
3. Hypertension atau tekanan darah tinggi.
Sstem pelaporan Puskesmas Paniki masih menggunakan system manual yaitu masih
menggunakan pencatatan di buku terhadap berbagai kegiatan puskesmas dan penyakit-
penyakit yang di dapati kemudian melaporkan hasil Informasi Kesehatan ke Dinas Kesehatan
setiap bulan.

2.2 Sejarah Puskesmas


2.2.1 Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat . Indikator Kecamatan
Sehat:
1) lingkungan sehat,
2) perilaku sehat,
3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Sementara misi puskesmas adalah sebagai berikut :
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya

2.2.3 Sejarah Perkembangan Puskesmas


Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari didirikannya berbagai
institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, serta
diselenggarakannya berbagai upaya-upaya kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi
lingkungan yang masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Pada pertemuan Bandung Plan
(1951) dr.J.Leimena mencetuskan pemikiran mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya
tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien.Konsep ini kemudian diadopsi
oleh WHO. Konsep pelayanan yang terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan team
work dan team approach dalam pelayanan kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai
konsep pengembangan sistem pelayanan
kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari
Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak
tahun 1969/1970.Penggunaan istilah puskesmas pertama kali dimuat pada Master
Plan of Operation for Strenghtening National Health Service in Indonesia Tahun
1969. Dalam dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskemas
(tipe A, tipe B, tipe C). Kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke III
tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok.
Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan pokok seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan pemerintah serta keinginan
program ditingkat pusat, sehingga kegiatan berkembang menjadi 18 kegiatan pokok,bahkan
DKI Jakarta mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.Melalui rakerkesnas tersebut
timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam suatu
organiisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (
Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4 macam :
1. Puskesmas tingkat Desa
2. Puskesmas tingkat Kecamatan
3. Puskesmas tingkat Kawedanan
4. Puskesmas tingkat Kabupaten
Pada rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori
1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh
2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh
3. Puskesmas tipe C dipimpin oles paramedik

2.2.4. Fungsi Puskesmas


Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai fasilits pelayanan
kesehatan tingkat pertama mempunyai 3 (tiga) fungsi sebagai berikut :
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan (motivator,
fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatn
agar dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai
faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap pembangunan yang dilaksanakan seyogyanya
yang mendatangkan dampak positif terhadap kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh
mayarakat.Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif
guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuyan keluarga agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan
benar, tanpa atau dengan bantuan pihak.
3. Upaya Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan puskesmas bersifat
holistic, komprehensif/menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic
health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai
nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Pelayanan kesehatan tingkat
pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan medik.Pada umumnya
pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out
patient service). Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas
merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara bermutu,terjangkau, adil dan merata.Upaya pelayanan
yang diselenggarakan meliputi :
 Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian besar diselenggarakan
bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja
puskesmas.
 Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan rehabilitatif
dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya, melalui upaya rawat jalan dan
rujukan. Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat dipertimbangkan puskesmas
dapat memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke Rumah
Sakit.

2.2.5. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja puskesmas dalam
melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi,sarana transportasi,
masalah kesehatan setempat, keadaan sumberdaya, beban kerja puskesmas dan lain-lain.
Selain itu juga harus memperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan koordinasi,
memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam wilayah Kecamatan, meningkatkan
sinergisme pembangunan dalam wilayah Kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan, dan
meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu wilayah Kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu
Puskesmas sebagai Koordinator pembangunan kesehatan di Kecamatan. Sesuai dengan luas
wilayah, keadaan geografis, sulitnya sarana transportasi dan kepadatan penduduk, dalam
upaya untuk memperluas jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, Puskesmas ditunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana dalam bentuk :
1. Puskesmas Pembantu adalah Unit Pelayanan Kesehatan yang sederhana dan berfungsi
menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam
masyarakat lingkungan wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang
disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Tugas pokok adalah
menyelenggarakan sebagian program kegiatan puskesmas sesuai dengan kompetensi tenaga
dan sumberdaya lain yang tersedia.
2. Puskesmas Keliling adalah merupakan tim pelayanan kesehatan
puskesmas keliling, terdiri dari : tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor/perahu
bermotor, peralatan kesehatan, peralatan komunikasi yang berasal dari Puskesmas.
Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan program kegiatan
puskesmas dalam wilayah kerja.yang belum terjangkau atau lokasi yang sulit dijangkau oleh
sarana kesehatan.
3. Disamping institusi tersebut di atas, ada Bidan di Desa yang mempunyai
peran spesifik.Bidan di Desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa dalam rangka
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas, mempunyai wilayah
kerja satu-dua desa dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.Tugas pokok umum
adalah memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, sedangkan
secara khusus bertanggung jawab terhadap program kesehatan ibu dan anak termasuk
Keluarga Berencana. Dalam keadaan tertentu misalkan letak puskesmas jauh dari rumah
sakit, sulitnya keadaan medan puskesmas menuju rumah sakit, sulitnnya sarana transportasi
menuju rumah sakit, daerah rawan kecelakaan/rawan bencana lain- lain, maka puskesmas
dapat diberi tambahan ruangan untuk rawat inap sementara dan fasilitas tindakan operasi
terbatas. Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas dengan tambahan ruangan dan fasilitas
tempat perawatan untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif
terbatas atau perawatan sementara.Fungsinya sebagai “Pusat Rujukan Antara” yang melayani
penderita gawat darurat sebelum dapat dirujuk ke rumah sakit.

2.2.6 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas untuk menetapkan struktur
organisasi puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di Puskesmas. Pola organisasi puskesmas sebagai berikut :
1. Kepala
2. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan
yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota).
3. Unit tata usaha
Unit fungsional Alternatif lain yang dapat dipertimbangkan satuan organisasi
dalam unit tata usaha, sebagai berikut :
1. Unit Perencanaan
2. Unit Keuangan
3. Unit Perlengkapan
4. Unit Umum
2.2.6.1 Tugas Pokok
1. Kepala Puskesmas :
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat
dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan
dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan
perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya
imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan
penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja
dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

2.2.7. Sistem Rujukan


1.Pengertian
Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 1972 tentang
Sistem Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada
unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
2. Jenis Rujukan
Rujukan secara konseptual terdiri atas :
a) Rujukan Medik yang pada dasarnya menyangkut masalah
pelayanan medik perorangan yang antara lain meliputi :
a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan operasi dan lain-lain.
b) Rujukan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lengkap.
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, alih pengetahuan dan
teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
d) Rujukan Kesehatan Masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan masyarakat
luas yang meliputi :
1) Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium kesehatan, teknologi kesehatan.
2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab
dan asal usul penularan penyakit serta penanggulangannnya pada bencana alam dan
gangguan kamtibmas.
3) Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat terjadi
bencana, pemeriksaan specimen jika terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum
penduduk.
3.Jalur Rujukan Kesehatan
a). Rujukan Pelayanan Medis
1) Antara masyarakat dengan puskesmas
2) Antara Puskesmas Pembantu/Bidan di Desa dengan Puskesmas
3) Intern antara petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap
4) Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Labratorium atau fasilitas pelayanan lainnya.
b). Rujukan Pelayanan Kesehatan
1) Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2) Dari Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral maupun lintas
sektoral.
3) Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih belum mampu menanggulangi, dapat diteruskan ke
Provinsi/Pusat.

2.3 Tujuan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas


Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas adalah
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi yang terintegrasi di
semua unit pelayanan Puskesmas sehingga dapat meningkatkan kecepatan proses pada
pelayanan, mempermudah akses data, pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi lebih
baik.Tujuan umum proyek Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas adalahmeningkatkan status kesehatan khususnya bagi
masyarakat kurang mampu, dengan carameningkatkan cakupan pelayanan kesehatan, kualitas
pelayanan dan penggunaan fasilitaspelayanan.
Tujuan Khusus :
1) Membantu pemerintah dalam penyelenggaraan proses desentralisasi
2) Membantu pemerintah dalam pengelolaan dana tambahan bagi kesehatan
3) Membantu pemerintah dalam advocacy sector Kesehatan
4) Membantu provinsi dan kabupaten/kota untuk menyempurnakan sistem
informasikesehatan yang ada untuk mendukung desentralisasi. Sistem yang baru akan
terdiridari informasi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan, masyarakat dandata
survailans epidemologi.

2.4 Manfaat Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas (SIK) Puskesmas


Manfaatnya adalah dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat melalui
penerapan Sistem informasi Kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit
pelayanan. Demikian pula dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat
dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan
keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik
untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat.( Prayekti : 2008)

2.4.4.1.GambaranSistem Informasi Kesehatan (SIK) PuskesmasSIK Puskesmas terdiri dari


tujuh Sub Sistem yaitu :
1. Sub Sistem Kependudukan, yang berfungsi untuk mengelola data kependudukan terdiri
dari family folder, pencatatan mutasi lahir, mutasi wafat dan mutasi pindah.
2. Sub Sistem Ketenagaan, yang berfungsi untuk mengelola data ketenagaan. Data yang
diolah adalah data pribadi, anak, riwayat kepangkatan, riwayat jabatan, riwayat pendidikan,
riwayat penjenjangan, riwayat latihan teknis/fungsional, data riwayat penghargaan serta data
penugasan pegawai.
3. Sub Sistem Sarana dan Prasarana, yang berfungsi mengelola data sarana dan prasarana,
seperti peralatan medis, kendaraan, gedung, tanah dan peralatan lainnya.
4. Sub Sistem keuangan, yang berfungsi untuk mengelola data keuangan secara garis besar
saja yaitu mencakup besar pembiayaan menurut kegiatan dan sumber biaya.
5. Sub Sistem Pelayanan Kesehatan, yang berfungsi mengelola data
pelayanan kesehatan, terdiri dari pelayanan dalam gedung yaitu sub sistem rawat jalan yang
meliputi pelayanan dasar (BP,GIGI, KIA,Imunisasi, Laboratorium) dan pelayanan puskesmas
keliling, rawat inap, rekam medis dan manajemen obat. Pelayanan luar gedung meliputi sub
sistem KIA dan GIZI, Kesling dan TTU, Pemberantasan Penyakit Menular, PKM, PSM, dan
PERKESMAS.
6. Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk menyediakan laporan- laporan, meliputi
laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4) dan laporan program.
7. Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan layanan penunjang sistem seperti: membuat
backup dan restore data, data recovery, user list and right assignment, user shortcut, short
message over network.

2.5 Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas


Kegiatan-kegiatan pokok Pusskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak
berdirinya semakin berkembang. Usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh
puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi
tenaga, fasilitas biaya/ anggaran yang tersedia. Oleh karena itu pemerintah dewasa ini
menetapkan pokok-pokok usaha kesehatan puskesmas yang terdiri dari : Upaya kesehatan ibu
dan anak, upaya keluarga berencana, upaya peningkatan gizi, upaya kesehatan lingkungaan,
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya penyuluhan kesehatan, upaya
kesehatan sekolah, upaya kesehatan olah raga, upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan
kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya
laboratorium kesehatan, upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan.

2.6 Sumber Data Sistem Informasi Puskesmas


Sumber data adalah bukti nyata yang menggambarkan kondisi atau fakta yang
sebenarnya di lapangan atau di masyarakat. Informasi adalah hasil dari pengolahan data
dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan
suatu kejadian sehingga akan berguna untuk pengambilan keputusan. Data dapat
dikumpulkan dengan berbagai macam cara, yaitu: metode rutin dan metode non-rutin.
Pengumpulan data secara rutin dilakukan untuk data yang berasal dari fasilitas
kesehatan. Data ini dikumpulkan atas dasar catatan atau rekam medik pasien/klien baik yang
berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun yang dilayani di luar gedung fasilitas
pelayanan kesehatan. Pengumpulan data secara rutin umumnya dilakukan oleh petugas
kesehatan. Akan tetapi pengumpulan data secara rutin juga dapat dilakukan oleh masyarakat
(kader kesehatan). Bentuk lain dari pengumpulan data secara rutin adalah registrasi vital.
Adapun pengumpulan data secara non-rutin umumnya dilakukan melalui survei, sensus,
evaluasi cepat (kuantitatif atau kualitatif), dan studi-studi khusus/penelitian.

2.7 Pengembangan Indikator Sistem Informasi Puskesmas


Strategi pengembangan Puskesmas yang dilaksanakan, dimaksudkan untuk
memberikan wadah bagi Puskesmas untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-
masing yang tujuannya adalah peningkatan mutu layanan secara komprehensif (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip strategi
pengembangan Puskesmas.
Indikator kinerja puskesmas
1. Kondisi bangunan Puskesmas
2. Ketersediaan listrik 24 jam
3. Alat kesehatan sesuai standar
4. Kecukupan sarana komunikasi
5. Pelaksanaan perencanaan
6. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Pilihan
7. Pertemuan berkala lintas sektor
8. Persentase Penduduk miskin ditangani
9. Cakupan Desa siaga aktif
10. Ketersediaan dan kecukupan air bersih
11. Kecukupan tenaga kesehatan
12. Ketersediaan obat sesuai standar
13. Ketersediaan sarana Transportasi
14. Kecukupan dana operasional
15. Pelaksanaan upaya kesehatan wajib
16. Rujukan medis dan kesmas
17. Pelaksaan diskusi kasus(audit kasus)
18. Presentase penduduk ditangani
19. Presentase kemandirian posyandu

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan yang digunakan di puskesmas Paniki masih secara manual, belum
komputerisasi. Sehingga lebih banyak memiliki kekurangan atau kendala dari pada
kelebihannya. Kekurangan system informasi kesehatan di puskesmas Paniki:
- Sistem informasi kesehatan di puskesmas masih bersifat manual sehingga proses lambat dan
rumit.
- Resiko kehilangan data-data pasien cukup besar.
- Pencatatan dan pelaporan informasi-informasi kesehatan yang dibutuhkan cenderung tidak
lengkap.

3.2 SARAN
1. Menggunakan sistem informasi kesehatan yang berbasis komputer dan teknologi sehingga
pengumpulan data lebih cepat dan data tidak hilang.
2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan para petugas kesehatan di Puskesmas Panikii
tentang sistem informasi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan maupun pelatihan
3. Mengadakan pelatihan tentang penggunaan dan pemanfaatan sistem informasi berbasis
komputerisasi
4. Hendaknya hal tersebut diiringi dengan membentuk staf khusus yang bertanggung jawab
dan mengelola system informasi kesehatan di puskesmas ,diantaranya sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan khusus dalam hal penanganan data dan komputerisasi

DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/sistem-informasi-manajemen-kesehatan-puskesmas.html
http://dinkes.slemankab.go.id/kesehatan-ibu-dan-anak
http://publichealthpromosion.blogspot.co.id/2016/05/makalah-sistem-informasi-
puskesmas.html

Anda mungkin juga menyukai