Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEM INFORMASI YANG DIGUNAKAN DI


PUSKESMAS

Di Susun Oleh :
ITA ZAKIA
NIM.2214201118

UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Penulis
15 Maret 2023

ITA ZAKIAH

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


BAB I................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
A. Latar Belakang....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN............................................................................................................... 6
A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ....................................... 6
B. Langkah Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas ................................... 14
C. Data – Data Dasar ............................................................................................ 16
D. Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi SIMPUS ................................................ 17
E. Kendala dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ........ 19
F. Proses Efektivitas Kinerja ................................................................................ 22
BAB III ........................................................................................................................... 26
PENUTUP ...................................................................................................................... 26
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan
masyarakat. Pada zaman sekarang telah banyak di bangun Rumah Sakit akan tetapi di daerah
pelosok atau desa yang ada masih Puskesmas yang berfungsi sebagai usaha preventif
(pencegahan) dan operatif (penanggulangan) terhadap upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Semakin banyak Rumah Sakit dan Puskesmas yang dibangun maka sangatlah penting jika pihak
Puskesmas berfikiran untuk meningkatkan mutu dari Puskesmas tersebut.

Untuk menunjang peningkatan mutu Badan usaha sosial seperti Puskesmas yang melayani
masyarakat di bidang kesehatan, sistem yang terkomputerisasi sangat diperlukan karena
pelayanan yang diberikan di Puskesmas juga harus cepat. Misalnya, mengatasi sistem informasi
manajemen pada pendaftaran pasien yang selama ini digunakan. Penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan secara paripurna dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan pokok di dalam gedung
maupun di luar gedung Puskesmas.

Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi pengobatan, kesehatan ibu dan anak (KIA),
Keluarga Berencana (KB), kesehatan gigi dan laboratorium. Sedangkan kegiatan yang dilakukan
di luar gedung Puskesmas meliputi pemberantasan penyakit menular, gizi, kesehatan ibu dan
anak, imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, dan kesehatan usia lanjut. Sebagai tindak
lanjut mengembangkan sarana pelayanan pendaftaran pasien di instansi jasa khususnya
Puskesmas, perlu diadakan pengolahan sistem informasi manajemen yang memadai. Oleh sebab
itu, untuk mengatasi masalah yang ada di Puskesmas dapat dilakukan dengan cara membuat
sistem informasi yang cepat, tepat dan akurat. Sistem informasi tersebut berupa “Sistem Informasi
Kesehatan Puskesmas“.

Penggunaan komputer untuk pengolahan data pasien sangat diperlukan, karena dapat
memberikan beberapa keuntungan dan kemudahan dalam pelayanan pasien antara lain:
mempercepat pelayanan, informasi yang lebih akurat, dan pencarian data lebih cepat. Dengan
adanya program berbasis cloud computing kinerja Puskesmas dapat ditingkatkan, sehingga
kualitas dan mutu pelayanan menjadi meningkat.

4
B. Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian, Tujuan, Manfaat Sistem Informasi Puskesmas?


B. Bagaimana langkah pengembangan SIMPUS?
C. Apa saja sumber-sumber data SIMPUS?
D. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari SIMPUS?
E. Apa saja kendala dalam implementasi sistem informasi manajemen puskesmas ?

C. Tujuan Penulisan

A. Mengetahui pengertian, tujuan, manfaat dari Sistem Informasi Puskesmas


B. Mengetahui langkah-langkah pengembangan SIMPUS
C. Mengetahui sumber-sumber data SIMPUS
D. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari SIMPUS
E. Mengetahui Kendala dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur yang


digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan
selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi,
penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan
dan pemantauan hingga proses evaluasi. Puskesmas merupakan salah satu instansi yang
bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan masyarakat.

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) merupakan suatu tatanan atau


peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas
dalam mencapai sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997). Simpus diharapkan dapat
meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdayaguna
melalui pemanfaatan secara optimal dari sistem pencatatan pelaporan terpadu puskesmas
(SP2TP). Simpus merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi
dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan
informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan
manajemen.

Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) yaitu seluruh kegiatan Puskesmas mulai


registrasi, tindakan medis/pengobatan, farmasi/apotik, serta menejemen terhubung
menjadi satu dengan sitem real online (up to date). Setiap saat menejemen atau pihak
yang berkepentingan dapat memonitor perkembangannya. Simpus adalah program sistem
informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan

6
kesehatan masyarakat di tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit,
ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat. Latar Belakang
penggunaan SIMPUS adalah belum adanya ke-validan data (mengenai orang sakit,
penyakit, bumil, dll dalam wilayah suatu puskesmas), Memperbaiki pengumpulan data di
Puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten, memasuki Era Otonomi Daerah
mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan up to date berkenaan dengan data
orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil, masalah imunisasi dll.

Puskesmas dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat melalui


penerapan Sistem informasi Kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit
pelayanan. Demikian pula dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat
dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan
keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan
baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat.

Suatu sistem informasi manajemen proses dari kinerja keseharian institusi


Puskesmas dengan menggunakan suatu aplikasi / software dengan tujuan akhir
mempermudah proses pekerjaan.

Sistem informasi kesehatan (SIK) puskesmas merupakan sistem informasi di


tingkat puskesmas untuk mengelola data dan mnghasilkan informasi bagi pengambil
keputusan manajerial tingkat puskesmas. Sistem informasi kesehatan adalah program
sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan
kesehatan masyarakat di tingkat puskesmas mulai dari data diri oran sakit, ketersediaan
obat sampai data penyuluan keehatan masyarakat. (Wayan K : 2009)

Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur yang


digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan
selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi,
penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan
dan pemantauan hingga proses evaluasi.

7
Sistem informasi merupakan bentuk penerapan dalam sebuah organisasi, dimana
penerapan/penggunaannya adalah untuk mendukung organisasi dalam mengumpulkan
dan megolah data dan menyediakan informasi yang berguna di dalam perencanaan dan
pengendalian. Suatu organisasi yang tumbuh dan menjadi lebih kompleks membuat
manajemen melakukan permintaan yang semakin besar terhadap fungsi sistem informasi.
Mereka membutuhkan akses terhadap data kapanpun dan dimanapun dengan mudah,
akurat dan konsisten, sistem informasi yang cepat dapat mempengaruhi kondisi.

Menurut pendapat O’Brein, sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur


apapun dari orang-orang, hardwere, softwere, jaringan komunikasi, dan sumber daya data
yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Sistem informasi adalah proses mengumpulkan, memproses, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu menurut Cegielski (2014:6), Sedangkan
menurut Leitch (2011:93) Sistem infromasi adalah suatu sistem yang terdapat di dalam
sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat managerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.

Secara singkat, Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan
aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Delone dan McLean menngemukakan bahwa komponen dari kesuksesan
sistem informasi mempunya enam dimensi, yaitu kualitas sistem, kualitas informasi,
kualitas pelayanan, pengguna, kepuasan pengguna, dan keuntungan profit.

Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang pelayanan jasa
kesehatan masyarakat. Informasi Puskesmas (Simpus) yaitu seluruh kegiatan Puskesmas
mulai registrasi, tindakan medis/pengobatan, farmasi/apotik, serta menejemen terhubung
menjadi satu dengan sitem real online (up to date). Setiap saat menejemen atau pihak
yang berkepentingan dapat memonitor perkembangannya. Simpus merupakan sebagian
dan kemampuan sistem informasi Menejemen Puskesmas yang terintegrasi, disamping
keuntungan lain seperti:

1. Pencatatan medical record

8
2. Kecepatan pelayanan administrasi
3. Pembuatan laporan data penyakit secara cepat dan akurat.

Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam Puskesmas


keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada. Perencanaan suatu sistem informasi
Puskesmas dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor yakni informasi dan proses,
yang berbasis pada struktur manajemen Puskesmas yang bersangkutan. Secara garis besar
struktur manajemen Puskesmas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian struktural
dan fungsional. Aktivitas pada bagian struktural lebih berhubungan dengan penanganan
aspek administratif dan Puskesmas yang bersangkutan seperti pembayaran dan
perlengkapan, sedangkan aktivitas pada bagian fungsional lebih terfokus pada sisi
pelayanan kesehatan pada pasien.

Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan sistem
informasi Puskesmas adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap transmisi data
maupun keamanan terhadap isi informasi atau information content. Salah satu bagian
yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah keamanan sistem informasi di
Puskesmas adalah bagian pelayananan di BP. Data-data pada bagian ini berupa terbagi
menjadi dua data utama yaitu data hasil pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua
jenis data tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan privasi pasien.

Adapun tujuan Sistem Informasi Manajemen adalah :

1. Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan didalam suatu perhitungan


harga pokok jasa, produk, serta tujuan lainnya yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan didalam suatu perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, serta juga perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan suatu informasi untuk pengambilan suatu keputusan.

Menurut Sutanto (2009), SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah
yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat
puskesmas mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan

9
kesehatan masyarakat. Tujuan SIMPUS yaitu meningkatnya kualitas manajemen
Puskesmas secara lebih berhasil-guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara
optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang.

2. Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Tujuan pengembangan Sistem Infomasi Kesehatan (SIK) Puskesmas adalah


memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi yang terintegrasi di
semua unit pelayanan Puskesmas sehingga dapat meningkatkan kecepatan proses pada
pelayanan, mempermudah akses data, pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi lebih
baik. Tujuan umum proyek Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas
adalah meningkatkan status kesehatan khususnya bai masyarakat kurang mampu, dengan
cara meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan dan penggunaan
fasilitas pelayanan .

Tujuan:

1. Terbangunnya suatu perangkat lunak yang dapat digunakan dengan mudah oleh
puskesmas.
2. Membantu dalam mengolah data puskesmas dan dalam pembuatan berbagai
pelaporan yang perlukan.
3. Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat kabupaten/kota.
4. Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan.
5. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten yang mendukung
terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan kwalitas
pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan yang lebih bermanfaat untuk
masyarakat.

Tujuan Umum:

1. Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan


berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang
kegiatan pelayanan.

10
2. Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas dalam memberikan pelayanan
melalui pemanfaatan secara optimal data Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang
kegiatan pelayanan dengan menggunakan kemajuan teknologi.

Tujuan Khusus:

1. Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dan


pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok)
2. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas.
3. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok puskesmas.
4. Sebagai Pedoman Penyusunan Perencanaan (PTP) tingkat puskesmas dan
pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok).
5. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas
6. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok puskesmas
7. Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga dapat
dilakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian
8. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten yang mendukung
terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan yang lebih bermanfaat untuk
masyarakat.

3. Manfaat Pengembangan SIK Puskesmas

Manfaat pengembangan Sistem Informasi Puskesmas (SIK) Puskesmas adalah


dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat melalui penerapan Sistem
Informasi Kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit pelayanan. Demikian
pula dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga
informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan keputusan di
berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik untuk
manajemen pasien,unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat. (Prayekti : 2008)

11
Adanya sistem informasi dalam bidang kesehatan memiliki manfaat antara lain:

1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan


pelayanan kesehatan.
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat.
3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja secara
terstruktur.

Adapun manfaat pengadaan sebuah Sistem Informasi Kesehatan ini di dalam suatu
fasilitas kesehatan diantaranya adalah :

2. Memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan


3. Memudahkan fasilitas kesehatan (faskes) dalam mendata setiap pasien yang
mendaftar untuk berobat
4. Mengontrol semua kegiatan yang berlngsung di dalam faskes tersebut

Dalam pengembangannya, pengelompokkan informasi dilakukan berdasarkan pada


karakteristik integrasis sistem informasi yaitu :

1. Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas internal yang tinggi :


a. Sistem informasi rekam medis elektronik
b. Sistem informasi manajemen dokumen
c. Sistem informasi farmasi
d. Sistem informasi geografis
e. Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan
f. Sistem informasi eksekutif
g. Data warehouse dan datamining
2. Sistem informasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang tinggi
a. Sistem informasi rekam medis elektronik
b. Telemedicine
c. Internet, intranet, ekstranet
d. Sistem informasi kesehatan public

Software aplikasi di design sebagai alat perekam data seluruh kegiatan puskesmas
sehingga tidak lagi petugas direpotkan oleh hal-hal yang semestinya sudah dapat diproses

12
melalui komputerise. Tahun 2007 ini merupakan awal pengembangan aplikasi ini yang
dimulai dengan aplikasi rawat jalan (BP), Gigi, KIA, Imunisasi dan Apotek, meski pada
tahun ini belum sempurna. Penyempurnaan ini akan terjadi jika user dipuskesmas dapat
memberikan masukan terhadap kekurangan aplikasi ini dalam merekam atau
mengeluarkan output (informasi yang dibutuhkan puskesmas/lainnya).

Untuk rencana pengembangan, SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas)


akan mencakup kegiatan puskesmas, Data dasar puskesmas dan kegiatan lain yang
memerlukan dukungan aplikasi. Pemilihan menggunakan Acces lebih didasarkan pada
kemudahan dan kebiasaan kita selama ini menggunakan Microsoft office, di samping
kemampuan tenaga programmer di tingkat kabupaten yang belum memadai. Beberapa
hal mengenai SIMPUS antara lain :

1. Menggunakan Sistem Operasi Windows, menampilkan tampilan secara grafis dan


mudah digunakan.
2. Menyimpan informasi riwayat kunjungan dari pasien dengan akurat. Penomoran
Index yang tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam proses pencarian data
pasien tertentu.
3. Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi pasien. Desain
masukkan data yang dikembangkan dengan mengacu pada pengalaman di
puskesmas menjadi pertimbangan utama untuk membuat proses entry harus cepat.
Dalam kondisi normal hanya butuh waktu dibawah 1 menit untuk memasukkan
satu data pasien.
4. Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat pelaporan
LB1 dan LPLPO dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan, dari data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau
tahunan.
5. Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan cepat.
6. Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik dengan cepat.
7. Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah,
sesuai dengan kriteria yang diinginkan

13
B. Langkah Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas

Pengembangan Simpus adalah proses pengolahan dari semua data dasar di


puskesmas dan diharapkan bisa menggantikan SP2TP. Didukung dengan perkembangan
teknologi informasi Simpus bisa dikembangkan menjadi sebuah perangkat lunak
(software).

Saat ini sudah banyak dikembangkan Simpus berbasis WEB atau Dekstop,
dimana fungsinya adalah mengolah data dasar Puskesmas dari sehingga sistem pelaporan
ke Dinas Kesehatan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat digunakan sebagai
pendukung pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah
kerjanya dan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.

Langkah Pengembangan :

1. Pendataan awal Berbagai masalah baik dari segi perangkat keras ataupun calon
petugas data
2. Pembentukan team informasi Baik tingkat puskesmas atau tingkat dinas
kesehatan.
3. Inventarisasi data-data dasar, Baik untuk tingkat puskesmas ataupun tingkat dinas
kesehatan.

Dengan luasnya lingkup pekerjaan di puskesmas, maka SIMPUS nantinya akan


dikembangkan secara modular, atau terpisah antara program kerja yang satu dengan
program kerja yang lain.

Beberapa hal mengenai SIMPUS antara lain :

 Menggunakan Sistem Operasi Windows, menampilkan tampilan secara grafis dan


mudah digunakan. Untuk proses keluaran data bahkan hampir semua tampilan bisa
di akses dengan menggunakan tetikus (mouse).
 Menyimpan informasi riwayat kunjungan dari pasien dengan akurat. Penomoran
Index yang tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam proses pencarian data
pasien tertentu.

14
 Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi pasien. Desain
masukkan data yang dikembangkan dengan mengacu pada pengalaman di
puskesmas menjadi pertimbangan utama untuk membuat proses entry harus cepat.
Dalam kondisi normal hanya butuh waktu dibawah 1 menit untuk memasukkan satu
data pasien.
 Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat pelaporan LB1
dan LPLPO dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan, dari data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
 Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan cepat.
 Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik dengan cepat.
 Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah,
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Guna mendukung Pengembangan SIK berbasis database berikut langkah-langkah yang
akan ditempuh :

1. Meninjau kembali Sistem yang ada (Reviewing the existing system)


2. Menentukan kebutuhan data (Defining data needs)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi alur data (Determining the data flow
4. Desain pengumpulan dan cara pelaporan data (Designing the data collection and
reporting tools)
5. Pengembangan prosedur pemerosesan data (Developing procedures for data
processing)
6. Mengembangkan program pelatihan (Developing the training programme)
7. Ujicoba sistem (Pre-testing the system)
8. Monitoring dan Evaluasi pada sistem (Monitoring and evaluating the system
9. Mengembangkan mekanisme diseminasi dan umpan balik data (Developing data
dissemination and feedback mechanisms)
10. Mengembangkan sistem informasi dan manajemen kesehatan (Enhancing the
Health Management Information Systems)

Proses pengolahan data SIMPUS memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM)


yang mempunyai kapabilitas memadai terkait dengan sistem informasi mulai dari tahap

15
pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data dan analisis data. Idealnya
pengembangan sistem informasi memerlukan operator komputer, ahli jaringan, pengelola
database, programmer, analis sistem dan IT Project Manager. Namun perlu
dipertimbangkan juga penempatan tenaga-tenaga tersebut, siapa yang ditempatkan di
Puskesmas dan siapa yang cukup ditempatkan di Dinas Kesehatan.

C. Data – Data Dasar

Sumber data adalah bukti nyata yang menggambarkan kondisi atau fakta yang
sebenarnya di lapangan atau di masyarakat. Informasi adalah hasil dari pengolahan data
dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian sehingga akan berguna untuk pengambilan keputusan.
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam cara, yaitu:

1. Metode rutin
2. Metode non-rutin.
Data dan informasi yang tersedia sebenarnya masih dapat digunakan untuk tujuan
yang lebih luas sesuai dengan peran data dan informasi sebagai health intelligence,
misalnya melihat sebaran penyakit berdasarkan peta dan waktu, pemeriksaan kehamilan
dan imunisasi balita, pengenalan terhadap potensi kejadian luar biasa, kenaikan pangkat
bagi pegawai dan masih banyak aplikasi yang dapat digunakan berdasarkan data dan
informasi yang tersedia.
Pengumpulan data secara rutin dilakukan untuk data yang berasal dari fasilitas
kesehatan. Data ini dikumpulkan atas dasar catatan atau rekam medik pasien/klien baik
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun yang dilayani di luar gedung
fasilitas pelayanan kesehatan. Pengumpulan data secara rutin umumnya dilakukan oleh
petugas kesehatan. Akan tetapi pengumpulan data secara rutin juga dapat dilakukan oleh
masyarakat (kader kesehatan). Bentuk lain dari pengumpulan data secara rutin adalah
registrasi vital. Adapun pengumpulan data secara non-rutin umumnya dilakukan melalui
survei, sensus, evaluasi cepat (kuantitatif atau kualitatif), dan studi-studi
khusus/penelitian.

1. Program pra-implementasi,

16
2. Program pasca-implementasi
3. Data puskesmas,
4. Data petugas medis,
5. Data tempat pelayanan kesehatan,
6. Data obat-obat gudang farmasi,
7. Data diagnosis.

Data & Informasi

1. Kepegawaian : Nama, alamat, Jabatan , Golongan


2. Obat : Daftar Obat, Bentuk obat, Golongan Obat, Jenis Obat, Satuan Obat
3. Pasien : Nama, alamat, Hubungan keluarga, Jenis kelamin pasien, Kelompok
umur
4. Penyakit dan Pencegahan : Diagnosa penyakit, Jenis penyakit, Jenis tindakan,
Klasifikasi ISPA, Klasifikasi KUSTA

Dalam memasukkan data di mulai dari bagian pendaftaran, sebelumnya login dulu
dengan memasukkan username dan password. Kemudian di bagian pelayanan medis
memasukkan data diagnose, resep obat dan rujukan bila diperlukan. Ketika pelayanan
medis sudah selesai dilakukan pasien di minta untuk langsung ke bagian kasir dan obat.
Data dari pelayanan medis dan laboratorium bisa digunakan sebagai informasi untuk data
dasar dalam pemberian obat dan tarif. Tugas di bagian kasir adalah menerima biaya
pemeriksaan yang telah dilakukan di ruang tindakan.

Kegiatan dalam pengolahan data meliputi pengolahan data pasien dan data
registrasi kunjungan pasien, terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu
pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan
KIA, kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium, kasir dan resep obat. Pelaporan data
SIMPUSTA ONLINE dapat diakses dalam 3 periode, yaitu :

1. Periode laporan data harian


2. Periode laporan data bulanan
3. Periode laporan tahunan

D. Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi SIMPUS

17
Kelebihan Program Aplikasi SIMPUS :

1. Mudah untuk menari data


2. Data bisa di printout sesuai dengan tingkat kebutuhan
3. Mudah dipelajari
4. Data bisa di print out(hardcopy) sesuai tingkat kebutuhan.
5. Tingkat akurasi, validitas data lebih baik.
6. Mudah implementasinya/dipelajari
7. Dapat mengontrol laporan wabah secara cepat dengan membuka LB1
8. Mudah mencari pasien baru atau lama, apakah dalam wilayah atau luar wilayah.
9. Membuat laporan lebih mudah dan cepat tanpa membuka buku register induk.
10. Menggunakan Sistem Operasi Windows, tampilan secara grafis dan mudah
digunakan. Untuk proses keluaran data bahkan hampir semua tampilan bisa di
akses dengan menggunakan tetikus (mouse).
11. Menyimpan informasi riwayat kunjungan dari pasien dengan akurat. Penomoran
Index yang tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam proses pencarian data
pasien tertentu.
12. Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi pasien. Desain
masukkan data yang dikembangkan dengan mengacu pada pengalaman di
puskesmas menjadi pertimbangan utama untuk membuat proses entry harus cepat.
Dalam kondisi normal hanya butuh waktu dibawah 1 menit untuk memasukkan
satu data pasien.
13. Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat pelaporan
LB1 dan LPLPO dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan, dari data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau
tahunan.
14. Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan cepat.
15. Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik dengan cepat.
16. Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah,
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Kekurangan Program Aplikasi SIMPUS

1. Masih banyak yang bersifat single user.

18
2. PC/komputer diminimalkan penggunaannya untuk aplikasi atau program lain.
3. Rawan terhadap gangguan software (virus)
4. Jika terjadi mati lampu program bisa crash
5. Simpus adalah aplikasi yang bersifat single user atau hanya dapat diaplikasikan
hanya oleh satu orang pada saat itu. Simpus bukan aplikasi multi user yang
memungkinkan satu database diolah bersama-sama oleh beberapa staf, dari
beberapa ruang pelayanan yang ada di puskesmas.
6. Biaya yang dikeluarkan lebih mahal
7. Pengaksesan data belum terlalu stabil

E. Kendala dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Dalam implementasi SIMPUS ataupun program aplikasi yang sudah pernah


dialami di berbagai daerah ikut menjadi masukkan untuk menentukan model
pengembangan SIMPUS. Kendala-kendala yang secara umum sering dijumpai di
puskesmas antara lain :

4. Kendala di bidang Infrastruktu


Banyak puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua komputer, dan biasanya untuk
pemakaian sehari-hari di puskesmas sudah kurang mencukupi. Sudah mulai banyak
pelaporan-pelaporan yang harus ditulis dengan komputer. Komputer lebih berfungsi
sebagai pengganti mesin ketik semata. Selain itu kendala dari sisi sumber daya listrik juga
sering menjadi masalah. Puskesmas di daerah-daerah tertentu sudah biasa menjalani
pemadaman listrik rutin sehingga pengoperasian komputer menjadi terganggu. Dari segi
keamanan, banyak gedung puskesmas yang kurang aman, sering terjadi puskesmas
kehilangan perangkat komputer.

5. Kendala di bidang Manajemen


Masih jarang sekali ditemukan satu orang staf atau petugas atau bahkan unit kerja
yang khusus menangani bidang data/komputerisasi. Hal ini dapat dijumpai dari tingkat
puskesmas ataupun tingkat dinas kesehatan di kabupaten/kota. Pada kondisi seperti ini
nantinya akan menjadi masalah untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas

19
data-data yang akan ada, baik dari segi pengolahan dan pemeliharaan data, maupun dari
segi koordinasi antar bagian.

6. Kendala di bidang Sumber Daya Manusia


Kendala di bidang SDM ini yang paling sering ditemui di puskesmas. Banyak staf
puskesmas yang belum maksimal dalam mengoperasikan komputer. Biasanya
kemampuan operasional komputer didapat secara belajar mandiri, sehingga tidak
maksimal. Belum lagi dengan pemakaian komputer oleh staf yang kadang-kadang tidak
pada fungsi yang sebenarnya.
Faktor-Faktor Hambatan Penerapan SIMPUS Pengembangan SIMPUS di beberapa
daerah masih banyak menemui hambatan. Ada beberapa isu aktual terkait dengan
integrasi data, yaitu :

1. Data yang tersedia belum terintegrasi dan sulit memperoleh data yang bermutu dan
terkini.
Integrasi data dan informasi dari berbagai unit pelayanan yang ada di Puskesmas
baik pelayanan dalam gedung maupun luar gedung belum dapat dilakukan sepenuhnya
karena berbagai keterbatasan. Data dan informasi dari Puskesmas pembantu dan
Ponkesdes belum dapat diintegrasikan dengan cepat dan tepat waktu. Integritas data
yang tersedia secara real time merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas data. Disamping itu proses entri data juga sangat berpengaruh terhadap
kualitas data. Petugas entri data di Puskesmas biasanya adalah staf yang juga bertugas
dalam pelayanan sehingga terjadi rangkap pekerjaan. Apabila jumlah pasien sedikit,
entri data dapat dilakukan dengan segera, tetapi apabila jumlah pasien cukup banyak
maka proses entri data masih dirasakan merepotkan. Kedua faktor di atas sangat
berpengaruh terhadap kualitas data dan informasi yang dihasilkan. Data dan informasi
perlu tersedia dengan segera, cepat dan tepat waktu agar dapat dimanfaatkan secara
optimal.

2. Pemanfaatan data belum optimal.


Data dan informasi yang tersedia sebenarnya masih dapat digunakan untuk tujuan
yang lebih luas sesuai dengan peran data dan informasi sebagai health intelligence,

20
misalnya melihat sebaran penyakit berdasarkan peta dan waktu, pemeriksaan
kehamilan dan imunisasi balita, pengenalan terhadap potensi Kejadian Luar Biasa,
kenaikan pangkat bagi pegawai dan masih banyak aplikasi yang dapat digunakan
berdasarkan data dan informasi yang tersedia.

3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia ( SDM )


Aspek SDM merupakan aspek penting yang sangat menentukan perkembangan
SIMPUS, juga terhadap kualitas data yang dihasilkan. Pengembangan SIMPUS
seringkali dihadapkan kepada keterbatasan SDM berupa keterbatasan pemahaman staf
terhadap teknologi komputer dan sistem informasi, tidak adanya staf yang mempunyai
latar belakang pendidikan komputer dan tidak ada staf khusus untuk entri data.
Keterbatasan SDM juga akan sangat mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan
SIMPUS.
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan
informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini
antara lain sebagai berikut:
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan,
dan info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam,
bedah, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut,
kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai
kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar
tersimpan di dalaM laporan rekam medis pasien.
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG,
EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan,
rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara
langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga

21
mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang,
manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-
obatan.
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan - laporan mengenai:
1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan kasir secara periodik,
3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien
4. Rekam medis pasien,
5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan,
6. Data morbiditas pasien rawat inap,
7. Data morbiditas pasien rawat jalan,
8. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
9. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik
10. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap,
11. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.
12. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan,

F. Proses Efektivitas Kinerja

Pada pendekatan proses internal dapat dilihat efektivitas kinerja nya melalui
pencapaian tujuan yang efektif. Dari hasil wawancara penulis dengan Kepala Puskesmas,
staf pegawai dan pengunjung puskesmas mengenai pelayanan staf dalam sistem. Dari
keterangan informan diperoleh bahwa kemampuan Sumber Daya Manusia menjadi salah
satu faktor penting dalam menjalankan pelayanan dari sistem itu sendiri. Menurut
informan tersebut bahwa kemampuan pegawai dalam menggunakan sistem informasi
manajemen di Puskesmas masih sangat rendah. Hal tersebut terjadi disebabkan fokus
keahlian pegawai adalah dalam bidang kesehatan bukan informasi manajemen.
Untuk lebih lengkapnya, faktor – faktor yang mempengaruhi antara lain :
a. Kualitas Sistem
1. Mudah digunakan

22
Dari keterangan informan diperoleh bahwasanya pengguna belum dapat
menguasai cara pengoprasian sistem sehingga hal ini menjadi salah satu kendala
besar dalam proses pengerjaan sistem informasi manajemen Puskesmas tersebut.
Rata-rata staff atau pegawai memiliki keahliaan hanya dalam bidang kesehatan
saja.
2. Kesesuaian
Dari keterangan informan menyatakan bahwa kehadiran SIMPUS memang sangat
bermanfaat bagi proses administrasi Puskesmas namun untuk pengguna sendiri
masih sangat membutuhkan pendampingan dan pelatihan intensif.
3. Ketersediaan
Menyangkut fitur-fitur dalam sistem informasi memang memudahkan para
pengguna. Dari keterangan informan mengatakan meski fitur-fiturnya banyak dan
membingungkan namun setelah dipahami melalui pelatihan yang ada fitur-fitur
tersebut sangat membantu dalam pembuatan administrasi Puskesmas.
4. Waktu Respon
Respon sistem yang diakses pengguna akan berpengaruh pada sikap pengguna
dalam menggunakan sistem. Dari keterangan informan menjelaskan bahwa waktu
respon sering mengalami kendala hal ini disebabkan lambatnya jaringan yang
membuat pengguna harus sabar menunggu jaringan stabil.
5. Kegunaan
Kehadiran sistem tentunya adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengguna
dalam mengoprasikan menu dan fungsi yang di sediakan sesuai kebutuhan. Dari
keterangan informan menyatakan bahwa kehadiran sistem memberikan
kemudahan bagi pegawai dalam melaksanakan tugasnya khusunya dalam
administrasi dan pengolahan data pada pasien.

b. Kualitas Informasi
1. Mudah Dimengerti
Suatu sistem akan lebih berguna dan bermanfaat apabila mudah dimengerti. Dari
keterangan informan menyatakan bahwa kualitas Informasi yang diberikan cukup
maksimal namun pengguna masih kurang dapat menggunakannnya secara optimal
yang disebabkan kurangnya pelatihan.

23
2. Kelengkapan
Dari keterangan informan menjelaskan bahwa sistem mengahasilkan informasi
yang dapat memenuhi kebutuhan, namun untuk mencapai hal tersebut
membutuhkan fasilitas pendukung seperti jaringan.
3. Relevasi
Relevasi adalah dimana ketika pengguna menggunakan suatu sistem maka
informasi yang dihasilkan berguna dalam membantu proses kerja pengguna. Dari
keterangan informan menjelaskan bahwa ketika menggunakan sistem maka
informasi dengan maksimal maka informasi yang dihasilkan akan sangat
membantu proses kerja dari pengguna di Puskesmas tersebut.
4. Kekinian
Di dalam pengolahan sistem pada akhirnya menghasilkan suatu informasi,
informasi adalah data yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi
penerima dan berguna dalam pengambilan keputusan, sekarang atau dimasa yang
akan datang. Sebuah sistem informasi manajemen yang baik adalah sistem yang
melahirkan informasi yang terbaru atau up to date. Dari keterangan informan
menjelaskan bahwa akibat adanya gangguan jaringan yang lambat menyebabkan
proses penerimaan informasi yang lambat pula. Hal tersebutlah yang sering sekali
menjadi kendala dalam pencarian dan penerimaan informasi yang up to date.
Padahal informasi yang baru sangat berpengaruh terhadap proses kerja staf dan
organisasi Puskesmas itu sendiri.
5. Akurasi
Akurasi merupakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.Dari hasil
penelitian penulis,data yang terdapat di dalam simpus sudah akurat dikarenakan
simpus dapat menyimpan data dengan jangka waktu yang lama dan dapat diubah
sewaktuwaktu.Sehingga tidak ada pengaruh yang lain untuk perubahan data jika
memang data tersebut tidak diubah oleh pegawai puskesmas.Simpus juga hanya
bisa diakses oleh pegawai puskesmas yang bisa login ke dalamnya dengan
password yang bersifat pribadi.

c. Kualitas Pelayanan
1. Keandalan

24
Keandalan merupakan kemampuan staff dalam menjalankan suatu sistem
informasi yang memberikan layanan pengguna sistem.
2. Empati
Empati merupakan sikap dan kemauan yang ditunjukkan staff dalam memberikan
pelayanan sistem informasi.
3. Responsiveness
Kecepatan reaksi staff dalam menanggapi pengguna sistem informasi.Reaksi staff.

d. Penggunaaan
Penggunaan mengukur penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh
pengguna. Penggunaan merupakan karakteristik dari tingkat dan cara dimana
pengguna memanfaatkan kemampuan sistem informasi, yaitu Frekuensi Akses Dalam
frekuensi akses,simpus digunakan setiap hari nya untuk mencari dan menambahkan
data pasien yang dibutuhkan puskesmas.Jadi setiap hari nya simpus pasti dipergunakan
agar staff dapat memasukkan informasi data pasien.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

SIMPUS dapat mempermudah dan mempercepat pelayanan, membakukan prosedur dan


standar pelayanan serta mendapatkan data dan informasi yang akurat, SIMPUS
diharapkan dapat meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih berhasilguna dan
berdayaguna. Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) yaitu seluruh kegiatan Puskesmas
mulai registrasi, tindakan medis/pengobatan, farmasi/apotik, serta menejemen terhubung
menjadi satu dengan sitem real online (up to date). Setiap saat menejemen atau pihak
yang berkepentingan dapat memonitor perkembangannya.

Tujuan pengembangan Sistem Infomasi Kesehatan (SIK) Puskesmas adalah memberikan


pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi yang terintegrasi di semua unit
pelayanan Puskesmas.

Dengan adanya teknologi informasi jaringan telekomunikasi, data aplikasi SIMPUS dapat
di integrasikan antara Puskesmas – puskesmas dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sehingga akses control terhadap data kegiatan operasional seluruh Puskesmas dalam satu
Kabupaten/Kota dapat dilakukan dengan lebih mudah, efektif dan efisien.

B. Saran

1. Menggunakan sistem informasi kesehatan yang berbasis komputer dan teknologi


sehingga pengumpulan data lebih cepat dan data tidak hilang.
2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan para petugas kesehatan di puskesmas
kembang tentang sistem informasi kesehatan melalui keegiatan penyuluhan
maupun pelatihan.
3. Pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan berupa fasilitas media berupa
komputer sebagai alat bantu pengelolaan data di puskesmas serta program
komputer di desain sedemikian rupa untuk manajemen data.
4. Hendaknya hal tersebut diiringi dengan membentuk staf khusus yang bertanggung
jawab dan mengelola sistem informasi kesehatan di puskesmas

26
DAFTAR PUSTAKA

http://publichealthpromosion.blogspot.co.id/2016/05/makalah-sistem-informasi-
puskesmas.html
http://contohmakalah4.blogspot.co.id/2011/02/sistem-informasi-manajemen-
puskesmas.html
http://ddewpesek.blogspot.co.id/2012/12/sistem-informasi-manajemen-
puskesmas_1257.html

27

Anda mungkin juga menyukai