Di Susun Oleh :
ITA ZAKIA
NIM.2214201118
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
15 Maret 2023
ITA ZAKIAH
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan
masyarakat. Pada zaman sekarang telah banyak di bangun Rumah Sakit akan tetapi di daerah
pelosok atau desa yang ada masih Puskesmas yang berfungsi sebagai usaha preventif
(pencegahan) dan operatif (penanggulangan) terhadap upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Semakin banyak Rumah Sakit dan Puskesmas yang dibangun maka sangatlah penting jika pihak
Puskesmas berfikiran untuk meningkatkan mutu dari Puskesmas tersebut.
Untuk menunjang peningkatan mutu Badan usaha sosial seperti Puskesmas yang melayani
masyarakat di bidang kesehatan, sistem yang terkomputerisasi sangat diperlukan karena
pelayanan yang diberikan di Puskesmas juga harus cepat. Misalnya, mengatasi sistem informasi
manajemen pada pendaftaran pasien yang selama ini digunakan. Penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan secara paripurna dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan pokok di dalam gedung
maupun di luar gedung Puskesmas.
Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi pengobatan, kesehatan ibu dan anak (KIA),
Keluarga Berencana (KB), kesehatan gigi dan laboratorium. Sedangkan kegiatan yang dilakukan
di luar gedung Puskesmas meliputi pemberantasan penyakit menular, gizi, kesehatan ibu dan
anak, imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, dan kesehatan usia lanjut. Sebagai tindak
lanjut mengembangkan sarana pelayanan pendaftaran pasien di instansi jasa khususnya
Puskesmas, perlu diadakan pengolahan sistem informasi manajemen yang memadai. Oleh sebab
itu, untuk mengatasi masalah yang ada di Puskesmas dapat dilakukan dengan cara membuat
sistem informasi yang cepat, tepat dan akurat. Sistem informasi tersebut berupa “Sistem Informasi
Kesehatan Puskesmas“.
Penggunaan komputer untuk pengolahan data pasien sangat diperlukan, karena dapat
memberikan beberapa keuntungan dan kemudahan dalam pelayanan pasien antara lain:
mempercepat pelayanan, informasi yang lebih akurat, dan pencarian data lebih cepat. Dengan
adanya program berbasis cloud computing kinerja Puskesmas dapat ditingkatkan, sehingga
kualitas dan mutu pelayanan menjadi meningkat.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kesehatan masyarakat di tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit,
ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat. Latar Belakang
penggunaan SIMPUS adalah belum adanya ke-validan data (mengenai orang sakit,
penyakit, bumil, dll dalam wilayah suatu puskesmas), Memperbaiki pengumpulan data di
Puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten, memasuki Era Otonomi Daerah
mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan up to date berkenaan dengan data
orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil, masalah imunisasi dll.
7
Sistem informasi merupakan bentuk penerapan dalam sebuah organisasi, dimana
penerapan/penggunaannya adalah untuk mendukung organisasi dalam mengumpulkan
dan megolah data dan menyediakan informasi yang berguna di dalam perencanaan dan
pengendalian. Suatu organisasi yang tumbuh dan menjadi lebih kompleks membuat
manajemen melakukan permintaan yang semakin besar terhadap fungsi sistem informasi.
Mereka membutuhkan akses terhadap data kapanpun dan dimanapun dengan mudah,
akurat dan konsisten, sistem informasi yang cepat dapat mempengaruhi kondisi.
Secara singkat, Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan
aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Delone dan McLean menngemukakan bahwa komponen dari kesuksesan
sistem informasi mempunya enam dimensi, yaitu kualitas sistem, kualitas informasi,
kualitas pelayanan, pengguna, kepuasan pengguna, dan keuntungan profit.
Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang pelayanan jasa
kesehatan masyarakat. Informasi Puskesmas (Simpus) yaitu seluruh kegiatan Puskesmas
mulai registrasi, tindakan medis/pengobatan, farmasi/apotik, serta menejemen terhubung
menjadi satu dengan sitem real online (up to date). Setiap saat menejemen atau pihak
yang berkepentingan dapat memonitor perkembangannya. Simpus merupakan sebagian
dan kemampuan sistem informasi Menejemen Puskesmas yang terintegrasi, disamping
keuntungan lain seperti:
8
2. Kecepatan pelayanan administrasi
3. Pembuatan laporan data penyakit secara cepat dan akurat.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan sistem
informasi Puskesmas adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap transmisi data
maupun keamanan terhadap isi informasi atau information content. Salah satu bagian
yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah keamanan sistem informasi di
Puskesmas adalah bagian pelayananan di BP. Data-data pada bagian ini berupa terbagi
menjadi dua data utama yaitu data hasil pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua
jenis data tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan privasi pasien.
Menurut Sutanto (2009), SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah
yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat
puskesmas mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan
9
kesehatan masyarakat. Tujuan SIMPUS yaitu meningkatnya kualitas manajemen
Puskesmas secara lebih berhasil-guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara
optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang.
Tujuan:
1. Terbangunnya suatu perangkat lunak yang dapat digunakan dengan mudah oleh
puskesmas.
2. Membantu dalam mengolah data puskesmas dan dalam pembuatan berbagai
pelaporan yang perlukan.
3. Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat kabupaten/kota.
4. Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan.
5. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten yang mendukung
terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan kwalitas
pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan yang lebih bermanfaat untuk
masyarakat.
Tujuan Umum:
10
2. Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas dalam memberikan pelayanan
melalui pemanfaatan secara optimal data Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang
kegiatan pelayanan dengan menggunakan kemajuan teknologi.
Tujuan Khusus:
11
Adanya sistem informasi dalam bidang kesehatan memiliki manfaat antara lain:
Adapun manfaat pengadaan sebuah Sistem Informasi Kesehatan ini di dalam suatu
fasilitas kesehatan diantaranya adalah :
Software aplikasi di design sebagai alat perekam data seluruh kegiatan puskesmas
sehingga tidak lagi petugas direpotkan oleh hal-hal yang semestinya sudah dapat diproses
12
melalui komputerise. Tahun 2007 ini merupakan awal pengembangan aplikasi ini yang
dimulai dengan aplikasi rawat jalan (BP), Gigi, KIA, Imunisasi dan Apotek, meski pada
tahun ini belum sempurna. Penyempurnaan ini akan terjadi jika user dipuskesmas dapat
memberikan masukan terhadap kekurangan aplikasi ini dalam merekam atau
mengeluarkan output (informasi yang dibutuhkan puskesmas/lainnya).
13
B. Langkah Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas
Saat ini sudah banyak dikembangkan Simpus berbasis WEB atau Dekstop,
dimana fungsinya adalah mengolah data dasar Puskesmas dari sehingga sistem pelaporan
ke Dinas Kesehatan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat digunakan sebagai
pendukung pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah
kerjanya dan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.
Langkah Pengembangan :
1. Pendataan awal Berbagai masalah baik dari segi perangkat keras ataupun calon
petugas data
2. Pembentukan team informasi Baik tingkat puskesmas atau tingkat dinas
kesehatan.
3. Inventarisasi data-data dasar, Baik untuk tingkat puskesmas ataupun tingkat dinas
kesehatan.
14
Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi pasien. Desain
masukkan data yang dikembangkan dengan mengacu pada pengalaman di
puskesmas menjadi pertimbangan utama untuk membuat proses entry harus cepat.
Dalam kondisi normal hanya butuh waktu dibawah 1 menit untuk memasukkan satu
data pasien.
Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat pelaporan LB1
dan LPLPO dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan, dari data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan cepat.
Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik dengan cepat.
Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah,
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Guna mendukung Pengembangan SIK berbasis database berikut langkah-langkah yang
akan ditempuh :
15
pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data dan analisis data. Idealnya
pengembangan sistem informasi memerlukan operator komputer, ahli jaringan, pengelola
database, programmer, analis sistem dan IT Project Manager. Namun perlu
dipertimbangkan juga penempatan tenaga-tenaga tersebut, siapa yang ditempatkan di
Puskesmas dan siapa yang cukup ditempatkan di Dinas Kesehatan.
Sumber data adalah bukti nyata yang menggambarkan kondisi atau fakta yang
sebenarnya di lapangan atau di masyarakat. Informasi adalah hasil dari pengolahan data
dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian sehingga akan berguna untuk pengambilan keputusan.
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam cara, yaitu:
1. Metode rutin
2. Metode non-rutin.
Data dan informasi yang tersedia sebenarnya masih dapat digunakan untuk tujuan
yang lebih luas sesuai dengan peran data dan informasi sebagai health intelligence,
misalnya melihat sebaran penyakit berdasarkan peta dan waktu, pemeriksaan kehamilan
dan imunisasi balita, pengenalan terhadap potensi kejadian luar biasa, kenaikan pangkat
bagi pegawai dan masih banyak aplikasi yang dapat digunakan berdasarkan data dan
informasi yang tersedia.
Pengumpulan data secara rutin dilakukan untuk data yang berasal dari fasilitas
kesehatan. Data ini dikumpulkan atas dasar catatan atau rekam medik pasien/klien baik
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun yang dilayani di luar gedung
fasilitas pelayanan kesehatan. Pengumpulan data secara rutin umumnya dilakukan oleh
petugas kesehatan. Akan tetapi pengumpulan data secara rutin juga dapat dilakukan oleh
masyarakat (kader kesehatan). Bentuk lain dari pengumpulan data secara rutin adalah
registrasi vital. Adapun pengumpulan data secara non-rutin umumnya dilakukan melalui
survei, sensus, evaluasi cepat (kuantitatif atau kualitatif), dan studi-studi
khusus/penelitian.
1. Program pra-implementasi,
16
2. Program pasca-implementasi
3. Data puskesmas,
4. Data petugas medis,
5. Data tempat pelayanan kesehatan,
6. Data obat-obat gudang farmasi,
7. Data diagnosis.
Dalam memasukkan data di mulai dari bagian pendaftaran, sebelumnya login dulu
dengan memasukkan username dan password. Kemudian di bagian pelayanan medis
memasukkan data diagnose, resep obat dan rujukan bila diperlukan. Ketika pelayanan
medis sudah selesai dilakukan pasien di minta untuk langsung ke bagian kasir dan obat.
Data dari pelayanan medis dan laboratorium bisa digunakan sebagai informasi untuk data
dasar dalam pemberian obat dan tarif. Tugas di bagian kasir adalah menerima biaya
pemeriksaan yang telah dilakukan di ruang tindakan.
Kegiatan dalam pengolahan data meliputi pengolahan data pasien dan data
registrasi kunjungan pasien, terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu
pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan
KIA, kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium, kasir dan resep obat. Pelaporan data
SIMPUSTA ONLINE dapat diakses dalam 3 periode, yaitu :
17
Kelebihan Program Aplikasi SIMPUS :
18
2. PC/komputer diminimalkan penggunaannya untuk aplikasi atau program lain.
3. Rawan terhadap gangguan software (virus)
4. Jika terjadi mati lampu program bisa crash
5. Simpus adalah aplikasi yang bersifat single user atau hanya dapat diaplikasikan
hanya oleh satu orang pada saat itu. Simpus bukan aplikasi multi user yang
memungkinkan satu database diolah bersama-sama oleh beberapa staf, dari
beberapa ruang pelayanan yang ada di puskesmas.
6. Biaya yang dikeluarkan lebih mahal
7. Pengaksesan data belum terlalu stabil
19
data-data yang akan ada, baik dari segi pengolahan dan pemeliharaan data, maupun dari
segi koordinasi antar bagian.
1. Data yang tersedia belum terintegrasi dan sulit memperoleh data yang bermutu dan
terkini.
Integrasi data dan informasi dari berbagai unit pelayanan yang ada di Puskesmas
baik pelayanan dalam gedung maupun luar gedung belum dapat dilakukan sepenuhnya
karena berbagai keterbatasan. Data dan informasi dari Puskesmas pembantu dan
Ponkesdes belum dapat diintegrasikan dengan cepat dan tepat waktu. Integritas data
yang tersedia secara real time merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas data. Disamping itu proses entri data juga sangat berpengaruh terhadap
kualitas data. Petugas entri data di Puskesmas biasanya adalah staf yang juga bertugas
dalam pelayanan sehingga terjadi rangkap pekerjaan. Apabila jumlah pasien sedikit,
entri data dapat dilakukan dengan segera, tetapi apabila jumlah pasien cukup banyak
maka proses entri data masih dirasakan merepotkan. Kedua faktor di atas sangat
berpengaruh terhadap kualitas data dan informasi yang dihasilkan. Data dan informasi
perlu tersedia dengan segera, cepat dan tepat waktu agar dapat dimanfaatkan secara
optimal.
20
misalnya melihat sebaran penyakit berdasarkan peta dan waktu, pemeriksaan
kehamilan dan imunisasi balita, pengenalan terhadap potensi Kejadian Luar Biasa,
kenaikan pangkat bagi pegawai dan masih banyak aplikasi yang dapat digunakan
berdasarkan data dan informasi yang tersedia.
21
mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang,
manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-
obatan.
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan - laporan mengenai:
1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan kasir secara periodik,
3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien
4. Rekam medis pasien,
5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan,
6. Data morbiditas pasien rawat inap,
7. Data morbiditas pasien rawat jalan,
8. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
9. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik
10. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap,
11. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.
12. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan,
Pada pendekatan proses internal dapat dilihat efektivitas kinerja nya melalui
pencapaian tujuan yang efektif. Dari hasil wawancara penulis dengan Kepala Puskesmas,
staf pegawai dan pengunjung puskesmas mengenai pelayanan staf dalam sistem. Dari
keterangan informan diperoleh bahwa kemampuan Sumber Daya Manusia menjadi salah
satu faktor penting dalam menjalankan pelayanan dari sistem itu sendiri. Menurut
informan tersebut bahwa kemampuan pegawai dalam menggunakan sistem informasi
manajemen di Puskesmas masih sangat rendah. Hal tersebut terjadi disebabkan fokus
keahlian pegawai adalah dalam bidang kesehatan bukan informasi manajemen.
Untuk lebih lengkapnya, faktor – faktor yang mempengaruhi antara lain :
a. Kualitas Sistem
1. Mudah digunakan
22
Dari keterangan informan diperoleh bahwasanya pengguna belum dapat
menguasai cara pengoprasian sistem sehingga hal ini menjadi salah satu kendala
besar dalam proses pengerjaan sistem informasi manajemen Puskesmas tersebut.
Rata-rata staff atau pegawai memiliki keahliaan hanya dalam bidang kesehatan
saja.
2. Kesesuaian
Dari keterangan informan menyatakan bahwa kehadiran SIMPUS memang sangat
bermanfaat bagi proses administrasi Puskesmas namun untuk pengguna sendiri
masih sangat membutuhkan pendampingan dan pelatihan intensif.
3. Ketersediaan
Menyangkut fitur-fitur dalam sistem informasi memang memudahkan para
pengguna. Dari keterangan informan mengatakan meski fitur-fiturnya banyak dan
membingungkan namun setelah dipahami melalui pelatihan yang ada fitur-fitur
tersebut sangat membantu dalam pembuatan administrasi Puskesmas.
4. Waktu Respon
Respon sistem yang diakses pengguna akan berpengaruh pada sikap pengguna
dalam menggunakan sistem. Dari keterangan informan menjelaskan bahwa waktu
respon sering mengalami kendala hal ini disebabkan lambatnya jaringan yang
membuat pengguna harus sabar menunggu jaringan stabil.
5. Kegunaan
Kehadiran sistem tentunya adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengguna
dalam mengoprasikan menu dan fungsi yang di sediakan sesuai kebutuhan. Dari
keterangan informan menyatakan bahwa kehadiran sistem memberikan
kemudahan bagi pegawai dalam melaksanakan tugasnya khusunya dalam
administrasi dan pengolahan data pada pasien.
b. Kualitas Informasi
1. Mudah Dimengerti
Suatu sistem akan lebih berguna dan bermanfaat apabila mudah dimengerti. Dari
keterangan informan menyatakan bahwa kualitas Informasi yang diberikan cukup
maksimal namun pengguna masih kurang dapat menggunakannnya secara optimal
yang disebabkan kurangnya pelatihan.
23
2. Kelengkapan
Dari keterangan informan menjelaskan bahwa sistem mengahasilkan informasi
yang dapat memenuhi kebutuhan, namun untuk mencapai hal tersebut
membutuhkan fasilitas pendukung seperti jaringan.
3. Relevasi
Relevasi adalah dimana ketika pengguna menggunakan suatu sistem maka
informasi yang dihasilkan berguna dalam membantu proses kerja pengguna. Dari
keterangan informan menjelaskan bahwa ketika menggunakan sistem maka
informasi dengan maksimal maka informasi yang dihasilkan akan sangat
membantu proses kerja dari pengguna di Puskesmas tersebut.
4. Kekinian
Di dalam pengolahan sistem pada akhirnya menghasilkan suatu informasi,
informasi adalah data yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi
penerima dan berguna dalam pengambilan keputusan, sekarang atau dimasa yang
akan datang. Sebuah sistem informasi manajemen yang baik adalah sistem yang
melahirkan informasi yang terbaru atau up to date. Dari keterangan informan
menjelaskan bahwa akibat adanya gangguan jaringan yang lambat menyebabkan
proses penerimaan informasi yang lambat pula. Hal tersebutlah yang sering sekali
menjadi kendala dalam pencarian dan penerimaan informasi yang up to date.
Padahal informasi yang baru sangat berpengaruh terhadap proses kerja staf dan
organisasi Puskesmas itu sendiri.
5. Akurasi
Akurasi merupakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.Dari hasil
penelitian penulis,data yang terdapat di dalam simpus sudah akurat dikarenakan
simpus dapat menyimpan data dengan jangka waktu yang lama dan dapat diubah
sewaktuwaktu.Sehingga tidak ada pengaruh yang lain untuk perubahan data jika
memang data tersebut tidak diubah oleh pegawai puskesmas.Simpus juga hanya
bisa diakses oleh pegawai puskesmas yang bisa login ke dalamnya dengan
password yang bersifat pribadi.
c. Kualitas Pelayanan
1. Keandalan
24
Keandalan merupakan kemampuan staff dalam menjalankan suatu sistem
informasi yang memberikan layanan pengguna sistem.
2. Empati
Empati merupakan sikap dan kemauan yang ditunjukkan staff dalam memberikan
pelayanan sistem informasi.
3. Responsiveness
Kecepatan reaksi staff dalam menanggapi pengguna sistem informasi.Reaksi staff.
d. Penggunaaan
Penggunaan mengukur penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh
pengguna. Penggunaan merupakan karakteristik dari tingkat dan cara dimana
pengguna memanfaatkan kemampuan sistem informasi, yaitu Frekuensi Akses Dalam
frekuensi akses,simpus digunakan setiap hari nya untuk mencari dan menambahkan
data pasien yang dibutuhkan puskesmas.Jadi setiap hari nya simpus pasti dipergunakan
agar staff dapat memasukkan informasi data pasien.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya teknologi informasi jaringan telekomunikasi, data aplikasi SIMPUS dapat
di integrasikan antara Puskesmas – puskesmas dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sehingga akses control terhadap data kegiatan operasional seluruh Puskesmas dalam satu
Kabupaten/Kota dapat dilakukan dengan lebih mudah, efektif dan efisien.
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
http://publichealthpromosion.blogspot.co.id/2016/05/makalah-sistem-informasi-
puskesmas.html
http://contohmakalah4.blogspot.co.id/2011/02/sistem-informasi-manajemen-
puskesmas.html
http://ddewpesek.blogspot.co.id/2012/12/sistem-informasi-manajemen-
puskesmas_1257.html
27