Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Sistem Informasi Kesehatan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:


1. Delima Nawangsari (P1337424519183)
2. Nana (P1337424519)
3. Endang Susilowati (P1337424519200)
4. Tuginah (P1337424519198)
5. Diana Yulita Aryani (P1337424519193)
6. Tati Herawati Ratma (P1337424519126)
7. Puji Rahayu (P1337424519209)
8. Suyati (P1337424519160)
9. Sri Jumiyati (P1337424519228)

PROGRAM STUDI TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG JURUSAN

KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2020
2

DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................ 1

Daftar Isi ................................................................................................................... 2

Kata Pengantar ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

a. Latar Belakang ...................................................................................................... 4


b. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
c. Tujuan .................................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................... 6

a. Pengertian Sistem Informasi Puskesmas ............................................................. 6


b. Ruang Lingkup (Kajian-Kajian) Sistem Informasi Puskesmas ........................... 7
c. Ruang Lingkup (Kajian-Kajian) Sistem Informasi Puskesmas ........................... 12
d. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas ..................... 13
e. Pengembangan Indikator Sistem Informasi Puskesmas ...................................... 20
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 21

a. Kesimpulan .......................................................................................................... 21
b. Saran .................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 21

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Sistem Informasi Manajemen Puskesmas”. Tak
lupa shalawat serta salam yang selalu tercurah kepada junjungan nabi besar kita,
Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih
padasemua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugasmakalah ini, se
hingga kami dapatmenyelesaikan penyusunannya. Kami sadar bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kami mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

Kebumen, 25 Januari 2020

iii
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang pelayanan
jasa kesehatan masyarakat. Pada zaman sekarang telah banyak di bangun Rumah
Sakit akan tetapi di daerah pelosok atau desa yang ada masih Puskesmas yang
berfungsi sebagai usaha preventif (pencegahan) dan operatif (penanggulangan)
terhadap upaya-upaya kesehatan masyarakat. Semakin banyak Rumah Sakit dan
Puskesmas yang dibangun maka sangatlah penting jika pihak Puskesmas
berfikiran untuk meningkatkan mutu dari Puskesmas tersebut. Untuk menunjang
peningkatan mutu Badan usaha sosial seperti Puskesmas yang melayani
masyarakat di bidang kesehatan, sistem yang terkomputerisasi sangat diperlukan
karena pelayanan yang diberikan di Puskesmas juga harus cepat. Misalnya,
mengatasi sistem informasi manajemen pada pendaftaran pasien yang selama ini
digunakan. Penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan secara paripurna
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan pokok di dalam gedung maupun di luar
gedung Puskesmas. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi pengobatan,
kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), kesehatan gigi dan
laboratorium. Sedangkan kegiatan yang dilakukan di luar gedung Puskesmas
meliputi pemberantasan penyakit menular, gizi, kesehatan ibu dan anak,
imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, dan kesehatan usia lanjut. Sebagai
tindak lanjut mengembangkan sarana pelayanan pendaftaran pasien di instansi
jasa khususnya Puskesmas, perlu diadakan pengolahan sistem informasi
manajemen yang memadai. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah yang ada di
Puskesmas dapat dilakukan dengan cara membuat sistem informasi yang cepat,
tepat dan akurat. Sistem informasi tersebut berupa “Sistem Informasi Kesehatan
Puskesmas“.

4
5

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem informasi Puskesmas?
2. Bagaimana ruang lingkup (kajian-kajian) sistem informasi Puskesmas?
3. Bagaimana sumber data sistem informasi Puskesmas?
4. Bagaimana pencatatan dan pelaporan kegiatan sistem informasi Puskesmas?
5. Bagaimana pengembangan indikator sistem informasi Puskesmas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi Puskesmas.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup (kajian-kajian) sistem informasi
Puskesmas
3. Untuk mengetahui sumber data sistem informasi Puskesmas
4. Untuk mengetahui pencatatan dan pelaporan kegiatan sistem informasi
Puskesmas
5. Untuk mengetahui pengembangan indikator sistem informasi Puskesmas
6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Sistem Informasi Puskesmas


Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program
kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif
solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses
evaluasi. Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang
pelayanan jasa kesehatan masyarakat. Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) yaitu
seluruh kegiatan Puskesmas mulai registrasi, tindakan medis/pengobatan,
farmasi/apotik, serta menejemen terhubung menjadi satu dengan sitem real online
(up to date). Setiap saat menejemen atau pihak yang berkepentingan dapat
memonitor perkembangannya.
Simpus merupakan sebagian dan kemampuan sistem informasi Menejemen
Puskesmas yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti:
1. Pencatatan medical record
2. Kecepatan pelayanan administrasi
3. Pembuatan laporan data penyakit secara cepat dan akurat.
Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam Puskesmas
keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada.
Perencanaan suatu sistem informasi Puskesmas dilakukan dengan
mempertimbangkan dua faktor yakni informasi dan proses, yang berbasis
pada struktur manajemen Puskesmas yang bersangkutan. Secara garis besar
struktur manajemen Puskesmas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian
struktural dan fungsional. Aktivitas pada bagian struktural lebih berhubungan

6
7

dengan penanganan aspek administratif dan Puskesmas yang bersangkutan


seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan aktivitas pada bagian
fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada pasien.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan
sistem informasi Puskesmas adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap
transmisi data maupun keamanan terhadap isi informasi atau information
content. Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap
masalah keamanan sistem informasi di Puskesmas adalah bagian
pelayananan di BP. Data-data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua
data utama yaitu data hasil pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua
jenis data tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan privasi
pasien.

B. Tugas Pokok dan Fungsi


Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian di Pusat Kesehatan
Masyarakat adalah sebagai berikut :
No. Nama Jabatan Uraian Tugas
 Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,
bimbingan dan supervisi.
 Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan.
 Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di
1. Kepala Puskesmas
tingkat kecamatan.
 Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.
 Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan di puskesmas
 Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit
TU
 Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
Koordinator Unit Tata
2. kegiatan di unit
Usaha
 Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila
Kepala
 Puskesmas berhalangan hadir
 Melakukan perencanaan Keuangan
 Merealisasikan Keuangan
3. Keuangan  Membuat pembukuan/penutupan kas.
 Mengambil gaji dan dana operasional serta yang
berkaitan dengan kesejahteraan pegawai
8

 Pencatatan dan Pelaporan


 Membuat petikan daftar gaji
 Menerima setoran dari masing-masing unit
pelayanan
 Mengkoordinir bendahara-bendahara di
Puskesmas
 Melakukan setoran perda ke kas daerah
 Rigistrasi Surat Masuk dan Keluar
 Melanjutkan disposisi Pimpinan
 Membuat konsep surat
 Mengkoordinir kegiatan petugas bagian
pengiriman semua laporan puskesmas.
4. Umum  Mengkoordinir kegiatan petugas bagian
perbaikan sarana puskesmas
 Mengarsipkan surat.
 Melakukan kegiatan yang bersifat umum.
 Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat
umum
 Membuat laporan kepegawaian (Absensi,
bezzeting, DUK, lap.triwulan, tahunan ,dsb.)
 Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh
Atasan Langsung
5. Kepegawaian
 Mendata dan mengarsipkan file pegawai.
 Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat
 Mengusulkan tunjangan pegawai ( Penyesuaian
Fungsional, Baju, Sepatu dan lain-lain)
 Sebagai pusat data dan informasi puskesmas.
 Mengumpulkan dan mengecek laporan
puskesmas sebelum dikirim ke dinas kesehatan
 Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data
(tabel, grafik,dll)
 Mengidentifikasi masalah program dari hasil
6. Data dan Informasi
visualisasi data dan menyerahkan hasilnya
kepada koordinator perencanaan dan penilaian
 Bersama-sama team data dan informasi
menyusun semua laporan puskesmas (PTP,
minilok, Lap. Tahunan, Stratifikasi, dsb.)
 Pencatatan dan pelaporan.
 Mengkoordinir kegiatan team perencanaan dan
penilaian
Perencanaan dan  Menyusun jadwal evaluasi kegiatan puskesmas
7.
Evaluasi secara kontinyu
 Menyusun laporan hasil evaluasi dan
perencanaan untuk selanjutnya diserahkan kepada
9

koord. data & informasi serta


koordinasi program terkait
 Mengarsipkan hasil kegiatan
 Mengkoordinir dan bertanggung jawab dalam
penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan di
Koordinator UPTF
unit P2M,PROM. KES, KIA/KB, GIZI dan
8. Upaya Kesehatan
KESLING
Masyarakat
 Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
kegiatan di Unitnya
 Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di
unit P2M
Koordinator Unit
 Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
Pencegahan dan
9. kegiatan di unitnya.
Pemberantasan Penyakit
(P2M)  Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi
terjadinya peningkatan kasus penyakit menular
serta menindak lanjuti terjadinya KLB.
 Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan
terhadap penderita, kesling, perilaku masyarakat
Pemegang dan perubahan kondisi.
10.
ProgramSurveilans  Analisis tentang KLB
 Penyuluhan kesehatan secara intensif
 Pencatatan dan pelaporan
 Bertanggung jawab dan mengkoordinir kegiatan
sebagai berikut : Pelaksanaan Imunisasi Polio,
Campak, HB, BCG, DPT pada bayi ditempat
pelayanan kesehatan ( Puskesmas, Posyandu dan
Pemegang ProgramP2 pustu ).
11.
Imunisasi  Pelaksanaan Imunisasi TT pada BUMIL & WUS
ditempat pelayanan kesehatan.
 Penyuluhan imunisasi dan sweeping ke rumah
target yang tidak datang ke tempat pelayanan
kesehatan.
 Penyuluhan untuk memasyarakatkan hidup bersih
dan sehat serta memasyarakatkan oralit.
 Kaporitisasi sumur-sumur dan sumber air
sebanyak 2 kali se tahun.
 Surveillance yaitu mengurangi dan menghindari
Pemegang ProgramP2
12. kontak untuk mencegah penyebaran kasus.
Diare
 Pecatatan dan Pelaporan.
 Penemuan dan pengobatan penderita diare di
dalam maupun di luar gedung.
 Aktif dalam penyelidikan KLB/peningkatan
kasus
Pemegang ProgramP2  Penentuan target sasaran, khususnya di desa
13.
DHF endemis DHF, Penyuluhan DHF
10

 Pemberantasan vektor melalui PJB dan PSM


serta pelaksanaan ULV di wilayah kerja
 Penemuan dan pengobatan penderita
 Pencatatan dan Pelaporan
 Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi DHF
 Pemeriksaan larva
 Pemantauan/monitoring jumantik desa endemis
 Pertemuan berkala jumantik
 Rekapitulasi laporan jumantik
 Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan dan
follow up ke rumah pasien
 Pencatatan dan Pelaporan kasus
Pemegang ProgramP2
14.  Penemuan secara dini penderita TBC
TBC
 Pengobatan penderita secara lengkap
 Koordinasi dengan petugas laboratorium terhadap
penderita/tersangka TBC untuk mencari BTA +
 Penyuluhan tentang ISPA
Pemegang ProgramP2  Penemuan secara dini penderita ISPA
15.
ISPA  Pengobatan penderita secara lengkap
 Pencatatan dan Pelaporan kasus
 Penyuluhan tentang PMS dan AIDS
 Kerjasama dengan Yayasan peduli AIDS
Pemegang Program mengenai pendataan penderita PMS dan AIDS.
16.
PMS-AIDS  Penemuan secara dini penderita PMS dan AIDS.
 Pengobatan penderita yang menderita maupun
yang dicurigai.
 Penyuluhan tentang Malaria
 Pemberantasan Nyamuk Anopeles.
 Kerja sama dengan aparat pemerintahan desa
Pemegang Program P2 dalam pelaporan pendatang terutama yang berasal
17.
Malaria dari daerah endemis Malaria.
 Penemuan secara dini penderita malaria
 Pengobatan penderita yang menderita maupun
yang dicurigai.
 Penyuluhan tentang Kusta
 Penemuan Penderita Kusta dengan pemeriksaan
kontak, pemeriksaan anak sekolah dan case
survei
Pemegang Program P2
18.
Kusta  Memberikan pengobatan yang tepat sesuai
diagnosa dan klasifikasinya.
 Melakukan pencegahan cacad dengan mengawasi
dan mengevaluasi pengobatan
5. Pencatatan dan Pelaporan
19. Pemegang Program P2  Pencatatan pasien yang digigit HPR ( Hewan
11

Rabies Penular Rabies)



Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) bagi
pasien digigit anjing
 Pengamprahan dan pencatatan pemakaian VAR
4. Pembuatan laporan pasien dan vaksin
 Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan promosi kesehatan di wilayah
kerja puskesmas.
 Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
promosi dilakukan bersama-sama dengan
coordinator program yang terkait.
 Kegiatan dalam Gedung
A. Penyuluhan langsung kepada perorangan
maupun kelompok penderita di Puskesmas /
Pemegang Pustu
20. ProgramPromosi
 Penyuluhan tidak langsung melalui Media Poster
Kesehatan
/ Pamflet
 Kegiatan di luar Gedung
 Penyuluhan melalui media masa, pemutaran
Film, siaran keliling maupun media tradisional.
B. Penyuluhan kelompok melalui posyandu dan
sekolah.
 Koordinator pelaksanaan PHBS
 Koordinator pelaksanaan Bali Sehat
 Pencatatan dan pelaporan
 Pendataan KK dan anggota Gakin
 Penyusunan perencanaan dana operasional
JPKMM
Pemegang Program  Pencatatan operasional dana JPKM
21.
JPKMM  Pelayanan kesehatan untuk anggota JPKM
 Penyuluhan tentang prosedur dan tata laksana
pemanfaatan kartu GAKIN
 Pencatatan dan Pelaporan
 Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di
unit KIA,KB, Gizi, Kes. Anak, Kes Remaja
 Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
Koordinator Unit
22. kegiatan di unitnya.
KIA,KB, Gizi
 Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi
terjadinya masalah dan memecahkan masalah
yang ada di unitnya.

Simpus merupakan sebagian dan kemampuan sistem informasi


Menejemen Puskesmas yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti:
12

1. Pencatatan medical record


2. Kecepatan pelayanan administrasi
3. Pembuatan laporan data penyakit secara cepat dan akurat.
Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam Puskesmas
keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada. Perencanaan suatu sistem
informasi Puskesmas dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor yakni
informasi dan proses, yang berbasis pada struktur manajemen Puskesmas yang
bersangkutan. Secara garis besar struktur manajemen Puskesmas dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian struktural dan fungsional. Aktivitas pada bagian
struktural lebih berhubungan dengan penanganan aspek administratif dan
Puskesmas yang bersangkutan seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan
aktivitas pada bagian fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada
pasien.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan
sistem informasi Puskesmas adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap
transmisi data maupun keamanan terhadap isi informasi atau information content.
Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah
keamanan sistem informasi di Puskeswmas adalah bagian pelayananan di BP.
Data-data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua data utama yaitu data hasil
pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua jenis data tersebut menyangkut
hal-hal yang berhubungan dengan privasi pasien.

C. Ruang Lingkup (Kajian-Kajian) Sistem Informasi Puskesmas


Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian di Pusat Kesehatan
Masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Sumber Data Sistem Informasi Puskesmas
Sumber data adalah bukti nyata yang menggambarkan kondisi atau fakta yang
sebenarnya di lapangan atau di masyarakat. Informasi adalah hasil dari
pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian sehingga akan berguna untuk
13

pengambilan keputusan. Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam cara,


yaitu:
1. metode rutin
2. metode non-rutin.
Pengumpulan data secara rutin dilakukan untuk data yang berasal dari
fasilitas kesehatan. Data ini dikumpulkan atas dasar catatan atau rekam medik
pasien/klien baik yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun yang
dilayani di luar gedung fasilitas pelayanan kesehatan. Pengumpulan data secara
rutin umumnya dilakukan oleh petugas kesehatan. Akan tetapi pengumpulan data
secara rutin juga dapat dilakukan oleh masyarakat (kader kesehatan). Bentuk lain
dari pengumpulan data secara rutin adalah registrasi vital. Adapun pengumpulan
data secara non-rutin umumnya dilakukan melalui survei, sensus, evaluasi cepat
(kuantitatif atau kualitatif), dan studi-studi khusus/penelitian.

D. Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas


Kegiatan-kegiatan pokok Puskesmas yang diselenggarakan oleh
puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang. Usaha pokok kesehatan yang
dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-
tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas biaya/ anggaran yang tersedia. Oleh
karena itu pemerintah dewasa ini menetapkan 15 pokok usaha kesehatan
puskesmas yang terdiri dari:
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyususi, bayi, balita,
dan anak
b. prasekolah.
c. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan
d. kalori dan protein, serta bila ada pemberian makanan tambahan dan mineral.
e. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
f. Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil, BCG, DPT 3 kali, polio 3 kali dan
campak 1 kali pada bayi.
14

g. Penyuluhan keehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan


program KIA
h. Pelayanan KB pada pasangan usia subur dengan perhatian khusus pada
mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali
dan ibu beresiko tinggi.
i. Pengobatan bagi ibu, bayi, balita dan anak prasekolah untuk macam-macam
penyakit
j. ringan.
k. Kunjungan untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan,
memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan dan mengadakan
pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi puskesmas dan meminta
mereka datang ke puskesmas lagi.
l. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun
bayi.
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus KB untuk para ibu dan calon ibu.
b. Mengadakan kursus kepada dukun yang kemudian akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta KB.
c. Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang KB kapan saja ada
kesempatan baik di puskesmas maupun ketika mengadakan kunjungan
rumah.
d. Memasang IUD, cara—cara penggunaan pil, kondom, dan cara- cara
lain dengan memberikan sarannya.
e. Mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan.
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi pada masyarakat secara perseorangan kepada
mereka yang membutuhkan terutama dalam rangka program KIA.
15

d. Melaksanakn program:
1) Program perbaikan gizi keluarga
2) Memberikan makanan tambahn yang mengandung protein dan kalori
yang cukup pada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan ibu yang
menyususi.
3) Memberikan vitamin A pada anak-anak dibawah umur 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan makanan dan minuman
e. Pelaksanaan peratuaran dan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki dilapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan
yang masuk untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui
sumber penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita sehingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasa vektor
h. Pendidikan kesehatan pada masyarakat
6. Upaya penyuluhan kesehatan
a. Penyulahan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan
kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah
di klinik, rumah dan kelompok masyarakat.
b. Di tingakat puskesmas tidak ada petugas pnyuluhan tersendiri tetapi di
tingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan
16

kesehatan. koordinator membantu para petugas puskesmas dalam


mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di puskesmas.
7. Upaya kesehatan sekolah
a. membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi
berupa kantin dan sarana keteladanan kebersiahn lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik.
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil.
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I.
e. Pemerikasaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II-IV dan guru
berupa pemeriksaan kesehatan sederhana
f. Imunisasi peserta didik I dan VI.
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknik dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan pelaporan
8. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cedera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
9. Upaya kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan
berbagi tingkat umur, kondisi kesehatan tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil, anak
balita, usia lanjut dan sebagainya
17

d. Pelayanan keperawatan kapada tingkat masyarakat


10. Upaya kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi:
b. Pemeriksaan kesehatan awal dan berkal untuk para pekerja
c. Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke puskesmas
d. Peninjauan tempat kerja menentukan bahaya akibat kerja
e. Kegiatan peningkatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja,
lingkungan kerja dan peningkatan kegiatan kesejahteraan.
f. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja meliputi:
1. Penyuluhan kesehatan
2. Kegiatan ergonomic, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuain antara alat
kerja agar tidak terjadi stress fisik
3. Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
4. Pemakaian alat pelindung
g. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
h. Kegiatan pemulihan bagi pekerja yang sakit
i. Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
11. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pembangunan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM.
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan meliputi: anak
sekolah, kelompok ibu hamil, menyusui dan anak prasekolah.
c. Pelayanan medis gigi dasar, meliputi:
1) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang rujuk
2) Merujuk kasus-kasus yang dapat ditanggulangi kesasaran yang lebih
mampu
3) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
4) Meemlihara kesehatan (hygiene klinik)
5) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
18

12. Upaya kesehatan jiwa


a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas.
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegaitan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengemabangan upaya kesehatan jiwa puskesmas melalui tekanan bola
mata, tes saluran air mata, tes lapang pandang, pundus copy, dan
pemeriksaan laboratorium.
e. Penataan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan mata.
a. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan
kegaiatan lainnya
b. Upaya kesehatan mata
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan visus dan mata keluar, tes buta warna, tes tekanan bola
mata, tes saluran air mata, tes lapang pandang, pundus copy, dan
pemeriksaan laboratorium.
3) Pengobatab dan pemberian kaca mata
4) Operasi katarak
5) Perawatan post operasi katarak dan glukoma yang dilakukan oleh tim
rujukan dari rumah sakit
6) Perawatan post operasi katarakdan glukoma akut
7) Merujuk kasus yang tidak dapat diatasi
8) Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan,
serta mencipatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
mata mereka
d. Pengembangan masyarakat kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
19

14. Upaya laboratorium kesehatan


a. Diruang laboratorium
1) penerimaan pasien
2) Pengambilan specimen
3) Penanganan specimen
4) Pelaksanaan pemeriksaan
5) Penanganan sisa specimen
6) Pencatata hasil pemeriksaan
7) Pengecekan hasil pemeriksaan
8) Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap specimen yang akan dirujuk
1) Pengambilan specimen
2) Penaganan specimen
3) Pengemasan specimen
4) Pengiriman specimen
5) Pengambilan hasil pemeriksaan
6) Pencatatan hasil pemeriksaan
7) Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Diruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan meliputi
1) persiapan pasien
2) pengambilan specimen
3) menyerahkan specimen untuk diperiksa
d. Diluar gedung meliputi:
1) melakukan tes skrining Hb
2) pengambilan specimen untuk kemudian dikirim kelabolatorium
puskesmas
3) memberikan penyuluhan
4) pencatatan dan pelaporan
15. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (Pembina, pembantu, dan keliling)
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup :
20

1) data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas


2) data ketenagaan di puskesmas
3) data sarana yang dimiliki puskesmas
4) data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik didalam maupun
diluar gedung puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodic (bulan, triwulan, dan tahunan)

E. Pengembangan Indikator Sistem Informasi Puskesmas


Strategi pengembangan Puskesmas yang dilaksanakan, dimaksudkan
untuk memberikan wadah bagi Puskesmas untuk mengembangkan diri sesuai
potensi masing-masing yang tujuannya adalah peningkatan mutu layanan secara
komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan tetap
berpegang pada prinsip-prinsip strategi pengembangan Puskesmas. Indikator
kinerja puskesmas antara lain :
1. Kondisi bangunan Puskesmas
2. Ketersediaan listrik 24 jam
3. Alat kesehatan sesuai standar
4. Kecukupan sarana komunikasi
5. Pelaksanaan perencanaan
6. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Pilihan
7. Pertemuan berkala lintas sektor
8. Persentase Penduduk miskin ditangani
9. Cakupan Desa siaga aktif
10. Ketersediaan dan kecukupan air bersih
11. Kecukupan tenaga kesehatan
12. Ketersediaan obat sesuai standar
13. Ketersediaan sarana Transportasi
14. Kecukupan dana operasional
15. Pelaksanaan upaya kesehatan wajib
16. Rujukan medis dan kesmas
17. Pelaksaan diskusi kasus(audit kasus)
21

18. Presentase penduduk ditangani


19. Presentase kemandirian posyandu
22

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pendesainan sistem informasi manajemen pasien dilakukan
melalui pen-gintegrasian sistem pencatatan dan pelaporan terutama
register pencatatan medik. Proses ini mampu mengurangi duplikasi
pencatatan di unit pelayanan puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka disarankan sebagai berikut :
1. Dinas Kesehatan menjembatani rancangan desain sis-tem informasi
manajemen puskesmas yang dibangun oleh partisipasi puskesmas sendiri
dalam bentuk yang lebih aplikatif, berupa pemrogra-man komputer,
evaluasi maupun monitoring pelaksanaan.
2. Adopsi pelaksanaan pencatatan dengan metode yang baru (elektronik)
membutuhkan kemampuan lebih terhadap penguasaan teknologi diband-
ingkan metode sebelumnya. Untuk itu hendaknya pimpinan puskesmas
lebih arif dalam memberikan kesempatan untuk memperoleh ketrampilan
tambahan operasional komputer bagi petugas puskesmas.
3. Perubahan-perubahan untuk perbaikan suatu sistem di masa mendatang
berkaitan dengan sistem informasi hendaknya tetap melibatkan partisipasi
aktif dari pelaksana sistem itu sendiri.

B. Saran
 Sebuah system informasi kesehatan modern tidak harus mahal
dengan infra struktur yang tersedia dapat dibangun system
informasi digital yang lebih murah dari system analog yang ada
saat ini,dengan peningkatan SDM baik di DKK maupun di masing
masing UPK ( Puskesmas ) .
23

 Perlunnya sebuah Team di masing masing DATI II yang dedicated


untuk mengurusi System Informasi Kesehatan .
 SP2TP masih relevan bagi puskesmas, mengingat pentingnya
perekaman data kesehatan di wilayah kerjanya.
 SP2TP sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai bahan PTP.
 SP2TP apabila dapat dimanfaatkan secara optimal akan dapat
menjadikan puskesmas lebih efektif dan data kesehatan Kota lebih
lengkap.
 Penerapan teknologi informasi tidak bisa di tunda lagi , diharapkan
dengan memanfaatkan teknologi system informasi kesehatan dapat
lebih akurat , tepat waktu , tepat guna , murah dan efisien .
24

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 932/MENKES


/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem In-formasi
Kesehatan Daerah (SIKDA) untuk Tingkat Kabupaten/Kota, Ja-karta
Austin, C.J. 1992. Information Systems For Health Services Administra-tion.
AUPHA Press/Health Administration Press. Michigan
Long, L. 1989. Management Information System. Prentice Halls, Englewid Cliffts.
New Jersey, USA
Diakses : http://www.puskesmastelukdalam.com/pages/ruang-lingkup
http://dinkes.slemankab.go.id/kesehatan-ibu-dan-anak
http://puskesmas.bantulkab.go.id/pandak1/data-kunjungan/
http://www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/

Anda mungkin juga menyukai