Dosen Pengampu:
Dr. Masrizal Dt. Mangguang, SKM, M.Biomed
Nama Kelompok:
Nike Ramadayani 2011211005
MIiftahul Rizqia 2011211009
Siti Nurhaliza Lubis 2011211019
Arlan Febrian 2011211023
Juani Safitri 1811211049
Rizki Rahmadi 2011212007
Putri Aulia Azzahra 2011212027
Fritiara 2011212043
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi
kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Statistika Pelayanan Kesehatan dengan tepat
waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Masrizal Dt. Mangguang, SKM,
M.Biomed selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Kependudukan yang telah memberikan
tugas kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait statistika
pelayanan kesehatan.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui beberapa kendala akan tetapi, kendala
tersebut dapat diatasi dengan kerja sama kelompok yang baik. Kami menyadari bahwa makalah
ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami berharap makalah ini ada manfaatnya.
Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan statistka pelayanan kesehatan
2. Mengetahui Rasio Penduduk terhadap Sarana Kesehatan
3. Mengetahui Rasio Jumlah Penduduk dan Petugas Kesehatan
4. Mengetahui Rate Kunjungan dan Frekuensi Kunjungan
5. Mengetahui Proporsi Penduduk yang Tidak Menggunakan Sarana Pelayanan Kesehatan
6. Mengetahui cara menghitung Persentase Imunisasi
7. Mengetahui cara menghitung Persentase Wanita Hamil yang Melakukan Pemeriksaan
Antenatal
8. Mengetahui cara menghitung Persentase Akseptor KBB terhadap PUS
9. Mengetahui cara menghitung Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Terlatih
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Sarana kesehatan terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan , sarana kefarmasian dan
alat kesehatan, dan institusi pendidikan kesehatan milik pemerintah yang menghasilkan
tenaga kesehatan.
7
4) Laboraturium Kesehatan
Laboratorium kesehatan merupakan salah satu sarana penunjang dalam
pelaksanaan upaya pelayanan kesahatan. Laboratorium kesehatan diperlukan untuk
memeriksa, menganalisa, menguraikan, dan mengidentifikasi bahan dalam penentuan
jenis penyakit, penyebab penyakit, dan kondisi kesehatan tertentu.
5) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari, dan
bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
B. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan
1) Sarana Produksi dan Distribusi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Cakupan sarana produksi bidang kefarmasian dan alat kesehatan
menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pelayanan kesehatan yang melakukan upaya
produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan. Sarana produksi di bidang
kefarmasian dan alat kesehatan antara lain Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional
(IOT), Usaha Kecil Obat Tradisional/Usaha Mikro Obat Tradisional (UKOT/UMOT),
Produksi Alat Kesehatan (Alkes) dan Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT), dan Industri Kosmetika.
8
2.3 Rasio Jumlah Penduduk dan Petugas Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan). Undang-
Undang mengelompokkan tenaga kesehatan menjadi beberapa rumpun dan sub rumpun
yaitu tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan,
tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga
gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga
kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain.
Rasio ini dihitung untuk setiap jenis petugas kesehatan, misalnya rasio antara jumlah
penduduk dan dokter, antara jumlah penduduk dan dokter gigi, antara jumlah penduduk dan
bidan, antara penduduk dan perawat, antara penduduk dan kader kesehatan dan lain-lain.
Besarnya rasio ini selain dipengaruhi oleh jumlah penduduk, dipengaruhi pula oleh
jenis pelayanan kesehatan. Misalnya, besarnya rasio antara jumlah penduduk dan dokter
akan berbeda dengan rasio antara penduduk dan bidan, karena sebagai penyebut untuk rasio
penduduk dan penduduk meliputi seluruh penduduk.
9
1) Dokter Umum dan Dokter Spesialis
Jumlah Dokter Umum di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data dan informasi
profil kesehatan Indonesia 2019 ada 1.241 orang, dengan besar rasio terhadap jumlah
penduduk 1:2.199.
Sementara itu jumlah Dokter spesialis di provinsi Sumatera Barat dari semua
bidang spesialis ada sebanyak 755 orang, sehingga besar rasio terhadap jumlah
penduduk 1:3.615.
2) Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis
Jumlah Dokter Gigi di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data dan informasi
profil kesehatan Indonesia 2019 ada 442 orang, dengan besar rasio terhadap jumlah
penduduk 1:6.468.
Sementara itu jumlah Dokter Gigi spesialis di provinsi Sumatera Barat dari semua
bidang spesialis ada sebanyak 18 orang, sehingga besar rasio terhadap jumlah
penduduk 1:151.634.
3) Bidan
Jumlah Bidan di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data dan informasi profil
kesehatan Indonesia 2019 ada 5.930 orang, dengan besar rasio terhadap jumlah
penduduk 1:460.
4) Perawat
Jumlah Perawat di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data dan informasi profil
kesehatan Indonesia 2019 ada 8.071 orang, dengan besar rasio terhadap jumlah
penduduk 1:338.
5) Kesehatan Masyarakat
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data
dan informasi profil kesehatan Indonesia 2019 ada 607 orang, dengan besar rasio
terhadap jumlah penduduk 1:4.497.
6) Kesehatan Lingkungan
Jumlah tenaga kesehatan lingkungan di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data
dan informasi profil kesehatan Indonesia 2019 ada 487 orang, dengan besar rasio
terhadap jumlah penduduk 1:5.605.
10
7) Gizi
Jumlah tenaga gizi di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data dan informasi
profil kesehatan Indonesia 2019 ada 847 orang, dengan besar rasio terhadap jumlah
penduduk 1:3.222
8) Ahli Laboratorium Medik Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik, Dan
Keteknisan Medik
Jumlah ahli laboratorium medik, tenaga teknik biomedika, keterapian fisik, dan
keteknisan medik di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data dan informasi profil
kesehatan Indonesia 2019 ada 2.846 orang dengan rincian ahli laboratorium biomedik
952 orang, tenaga teknik biomedik 374 orang , keterapian fisik 192 orang, dan
keteknisan medik 1.328 orang. Dengan besar rasio terhadap jumlah penduduk 1:959.
9) Tenaga Kefarmasian
Jumlah tenaga kefarmasian di provinsi Sumatera Barat berdasarkan data dan
informasi profil kesehatan Indonesia 2019 ada 1.525 orang, dengan rincian apoteker
393 orang, dan tenaga kefarmasian lainnya 1.132 orang. Sehingga besar rasio terhadap
jumlah penduduk 1: 1.789.
Rate kunjungan = Jumlah kunjungan yang di catat selama satu periode X 1000
Jumlah penduduk yang menggunakan pelayanan kesehatan
11
B. Frekuensi Kunjungan
Rata-rata frekuensi kunjungan adalah rasio antara jumlah pengunjung atau
kunjungan baru ditambah dengan jumlah jumlah kunjungan atau kunjungan lama
dengan jumlah pengunjung dalam satu periode tertentu.
Rumus :
Jumlah kunjungan baru + kunjungan lama yang dicatat selama satu periode tertentu
Jumlah kunjungan baru dalam periode yang sama
12
Menurut Anderson (1974) yang dikutip Notoadmojo (2012), menjelaskan bahwa ada
beberapa model kepercayaan kesehatan dimana ketika setiap individu memanfaatkan
pelayanan kesehatan tergantung tiga kategori utama diantaranya :
Karateristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda – beda. Hal ini
disebabkan karena adanya ciri-ciri individu, yang digolongkan kedalam tiga kelompok.
2) Struktur sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuuan atau ras dan sebagainya.
13
kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan (need) dibagi
dalam dua kategori yaitu perceived need dan evaluated need.
1. Imunisasi program, Imunisasi program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang
sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan
masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi program ini terdiri atas:
- Imunisasi rutin,terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diberikan
pada bayi sebelum berusia satu tahun, sedangkan imunisasi lanjutan diberikan pada anak usia
bawah dua tahun (baduta), anak usia sekolah dasar dan wanita usia subur (WUS).
- Imunisasi tambahan, merupakan jenis Imunisasi tertentu yang diberikan pada kelompok
umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajian epidemiologis pada
periode waktu tertentu.
- Imunisasi khusus, dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap
penyakit tertentu pada situasi tertentu seperti persiapan keberangkatan calon jemaah
haji/umroh, persiapan perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit tertentu, dan
kondisi kejadian luar biasa/wabah penyakit tertentu
14
2. Imunisasi pilihan, imunisasi pilihan adalah imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang
sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit
tertentu.
15
tersebut telah mendapat imunisasi dasar secara lengkap. Karena itu, sejak tahun 2014,
secara nasional program imunisasi lanjutan masuk ke dalam program imunisasi rutin
dengan memberikan1 dosis DPT-HB-HiB(4) dan campak/MR(2) kepada anak usia 18-
24 bulan.
d) Imunisasi Tetanus Toksoid Difteri bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil
Infeksi tetanus merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan kematian
bayi.Kematian karena infeksi tetanus ini merupakan akibat dari proses persalinan yang
tidak aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan.
Sebagai upaya mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor risiko
kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus Toksoid
Difteri (Td) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi mengamanatkan bahwa
wanita usia subur dan ibu hamil merupakan salah satu kelompok populasi yang menjadi
sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan merupakan ulangan imunisasi dasar untuk
mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang usia perlindungan.Wanita
usia subur yang menjadi sasaran imunisasi Td berada pada kelompok usia 15-39 tahun
yang terdiri dari WUS hamil (ibu hamil) dan tidak hamil. Imunisasi lanjutan pada WUS
salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal. munisasi Td
pada WUS diberikan sebanyak 5 dosis.
16
Untuk menggambarkan wanita usia subur dan wanita hamil yang mendapatkan
imunisasi Tetanus Toksoid Difteri diperhatikan dari perhitungan sebagai berikut
- Tujuan Umum Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,
dan melahirkan bayi yang sehat.
17
- Tujuan Khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu, komprehensif,
serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan
pemberian ASI; mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu
hamil ; dapat melakukan intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini
mungkin pada ibu hamil ; dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu pemeriksaan kehamilan atau
antenatal care juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang
kehamilan, persalinan, dan persiapan menjadi orang tua (Simpson &Creehan, 2008 dalam
Novita, 2011.
Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)Menurut Purwaningsih &
Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat
terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
1) Bagi Ibu
- Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengurangi
penyulit masa antepartum;
- Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani ibu hamil dalam
menghadapi proses persalinan;
- Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat memberikan ASI;
- Dapat melakukan proses persalinan secara aman.
2) Bagi Janin Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu
sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah.
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANCPemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care)
sangatlah dibutuhkan guna memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga
diperlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut Saifudin pemeriksaan kehamilan
sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
18
Proporsi ibu hamil yang melakukan minimal 4x pemeriksaan antenatal terhadap
perkiraan jumlah persalinan atau jumah ibu hamil yang ada sebagai berikut :
X 100
19
3) Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap
2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya atau kandungannya.
Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu
- Mengenali adanya kelainan letak janin;
- Memantapkan rencana persalinan;
- Mengenali tanda-tanda persalinan.
Pengertian dan definisi dari setiap istilah merupakan suatu hal yang sangat penting,
disamping untuk diketahui, juga diperlukan untuk adanya kesatuan bahasa bagi setiap
penganalisis data maupun bagi setiap pemakai data. Beberapa istilah yang sering dipakai
Pasangan Usia subur dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu
cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun
non-progam.
2. Akseptor Baru
Pasangan usia subur yang baru pertama kali mengggunakan salah satu cara/alat
kontrasepsi dan/atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu
cara/alat kontrasepsi setelah masa berakhir masa kehamilannya (baik kehamilan yang
berakhir dengan keguguran, lahir mati maupun yang menghasilkan lahir hidup).
20
Pasangan suami/istri yang pada saat ini hidup bersama baik bertempat tinggal resmi
dalam satu rumah maupun tidak , dimana umur istrinya sebagai 15 tahun sampai 44
tahun.
Yang termasuk kedalam cara/alat kontrasepsi ini adalah : IUD, pil, suntikan, kondom,
Operatif Wanita - MOW ), maupun untuk pria ( Medis Operatif Pria – MOP ). Cara-
Pasangan usia subur yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara/alat
kontrasepsi
a. Ever user
Pasangan usia subur yang pernah menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi, baik
sekarang masih menggunakan salah satu cara ataupun tidak menggunakan lagi.
Pasangan usia subur yang telah berhenti menggunakan selama 3 bulan atau lebih yang
tidak diseringi oleh suatu kehamilan dabn kembali menggunakan cara kontrasepsi,
baik dengan cara yang sama maupun bergantian cara setelah berhenti atau istirahat
21
Rumus untuk mencari penilaian current user :
seperti dokter, bidan, perawat, dan tenaga medis lainnya dengan jumlah persalinan
Rumusan:
- Kegunaan
Mengukur kematian ibu secara akurat adalah sulit, kecuali tersedia data registrasi
yang sempurna tentang kematian dan penyebab kematian. Oleh karena itu sebagai
proksi indikator yang digunakan adalah proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga
kesehatan terlatih.
22
- Keterangan Tambahan
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu dapat
wilayah kerja.
- Interpretasi
Semakin banyak persalinan yang ditolong dengan tenaga kesehatan yang memiliki
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai ulasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa statistik pelayanan
kesehatan erat kaitannya dengan permasalahan kesahatan saat mengalami kegagalan atau
keberhasilan program guna untuk menganalisa kecenderungannya. Analisa perbandingan
tersebut dapat dilihat antar waktu dan tempat, mempunyai tujuan dalam menjawab
masalah yang ada dalam masyarakat dengan membuktikan suatu dugaan yang belum
terjadi dengan penelitian. Statistik kesehatan merupakan suatu wadah untuk dapat
memonitoring suatu kemajuan status kesehatan di suatu wilayah tertentu, mengevaluasi
program kesehatan masyarakat, serta dapat menentukan prioritas masalah kesehatan
masyarakat.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih dalam memberi contoh studi kasus dan lebih
detail dalam menjelaskan tentang statistik pelayanan kesehatan dengan sumber-sumber
yang lebih banyak lagi.
24
Kumpulan Soal dan Jawaban Statistika Pelayanan Kesehatan
1. statistika adalah ilmu dan seni pengembangan dan penerapan metode yang paling efektif
sehingga kemungkinan kesalahan dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan
dengan menggunakan penalaran induktif berdasarkan matematika probabilitas. Adalah
definisi Statistika menurut...
A. Sudjana
B. Supranto
C. Abdul Rozak
D. Anderson dan Bancrof
E. Benyarnin Lumenta
JAWABAN: D
2. Dari rumus berikut ini, manakah rumus Rasio Penduduk terhadap Sarana
Pelayanan Kesehatan yang benar...
A.
C.
E.
JAWABAN: A
25
3. Salah satu faktor yang mempengaruhi proporsi perbandingan Jumlah Pengunjung sarana
Kesehatan dengan Jumlah Penduduk adalah.....
A. Sosial ekonomi
B. Jumlah sarana kesehatan
C. Kepercayaan
D. Tingkat pendidikan tenaga kesehatan
E. Jumlah pelayan kesehatan
JAWABAN: A
4. Untuk imunisasi penuh minimal dibutuhkan berapa kali kontak dengan petugas imunisasi
atau sarana pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak...
A. 1 kali
B. 2 kali
C. 3 kali
D. 4 kali
E. 5 kali
JAWABAN: C
5. Semua catatan yang disusun secara sistematis dan terus menerus tentang hal-hal
berhubungan dengan pelayanan kesehatan masyarakat disebut ...
A. Rasio
B. Statistika
C. Rasio sosial kesehatan
D. Statistika Pelayanan Kesehatan
E. Nota kesehatan publik
JAWABAN: D
6. suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya
dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu
siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua. Disebut dengan...
26
A. KB (Keluarga Berencana)
B. Survei kesehatan Ibu dan Anak
C. Antenatal Care
D. uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)
E. imunisasi dan vaksinisasi Ibu dan Anak
JAWABAN: C
7. Berikut yang merupakan tiga kategori utama yang menjelaskan bahwa ada beberapa
model kepercayaan kesehatan dimana ketika setiap individu memanfaatkan pelayanan
kesehatan adalah...
A. Karateristik Presdisposisi, Pendukung, Kebutuhan
B. Presdisposisi, Antenatal Care, Kebutuhan
C. Pendukung, Keinginan, Presdisposisi
D. Presdisposisi, Pendukung, Keinginan
E. Kebutuhan, Presdisposisi, Jumlah Sarana Kesehatan
JAWABAN: A
27
E. Data sarana kesehatan
JAWABAN: D
10. Berikut adalah istilah yang sering dipakai dalam kegiatan keluarga berencana, kecuali...
A. PUS
B. CBR
C. Akesptor KB
D. Akseptor Baru
E. Current User
JAWABAN: B
11. gambaran umum tentang penggunaan sarana pelayanan kesehatan masyarakat, dapat
diketahui melalui ....
A. IUD
B. Survei sarana kesehatan
C. Nota pelayanan kesehatan
D. Statistika kunjungan
E. Rate Kunjungan
JAWABAN: E
12. Sarana produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan antara lain sebagai
berikut, kecuali...
A. Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT),
B. KIMIA FARMA
C. Usaha Kecil Obat Tradisional/Usaha Mikro Obat Tradisional (UKOT/UMOT),
D. Industri Farmasi
E. Industri Obat Tradisional (IOT)
JAWABAN: B
13. Pasangan usia subur yang pernah menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi , baik
sekarang masih menggunakan salah satu cara ataupun tidak menggunakan lagi disebut..
28
A. Ever user
B. Current user
C. PUS
D. Akseptor baru
E. Akseptor KB
JAWABAN: A
14. Pada kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), imunisasi lanjutan diberikan pada
anak usia sekolah dasar dan diberikan secara terintegrasi dengan kegiatan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Pada anak kelas berapakah imunisasi ini dilakukan...
A. Kelas 2(campak dan DT), 4 (Td) dan 5 SD (Td)
B. Kelas 2(campak dan DT),3(Td) dan 5 SD (Td)
C. Kelas 1(campak dan DT),3(Td) dan 6 SD (Td)
D. Kelas 1(campak dan DT), 2 (Td) dan 5 SD (Td)
E. Kelas 1(campak dan DT),2(Td) dan 3 SD (Td)
JAWABAN: D
15. Imunisasi Tetanus Toksoid Difteri Merupakan imunisasi yang berikan kepada...
A. Anak kelas 5 SD
B. Bayi (0-11 bulan)
C. Wanita lanjut usia
D. Anak Baduta (Bawah Dua Tahun)
E. Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil
JAWABAN: E
29
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Setyo Tri. 2017. Statistika Ekonomi Konsep, Teori, dan Penerapan. Malang:UB Press.
Riyadi, Reizky. 2015. Mutu Pelayanan Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di
Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Skripsi. Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Kesejahteraan Sosial. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta
Hosizah, dkk. 2018. Sistem Informasi Kesehatan II Statistik Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Indonesia.
Primadi, Oscar, dkk. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Indonesia.
Primadi, Oscar, dkk. 2020. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2007. Profil Kesehatan Tahun 2006. Padang: Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Andersen dan Newman. 1973. Societal and individual determinants of medical care utilization in
the United States. (Online) www.milbank.org/uploads/documents/, diakses pada tanggal
12 April 2013
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Strategi dan Aplikasi. Vol. 1.
Surabaya: Airlangga University Press
30
Sondakh, Jenny J.S dkk. 2013. Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
Depkes RI. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:YBP-SP
Wijono, Djoko. 2008. Manajemen Puskesmas, Kebijakan dan Strategi. Surabaya: Duta Prima
Airlangga
A.F Al-Assaf (Ed). 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan: Perspektif Internasional. Jakarta: EGC
31