Anda di halaman 1dari 19

Epidemiologi

Masalah Gizi yang


Berkaitan dengan
Osteoporosis
Oleh Kelompok 6
Anggota Kelompok

01 02
Hanifah Febrianti Janur Afina
1811212032 1811212023

03 04
Juaini Safitri Rezi Novita Sari
1811211049 1811212029
-01-
Pengertian
Osteoporosis
Menurut WHO pada International Consensus Development
Conference, di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah
penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang
rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan
penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya
menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang
dengan risiko terjadinya patah tulang.

(Suryati, 2006).
-02-
Jenis-Jenis
Osteoporosis
Osteoporosis terbagi atas tiga jenis

-01- -02- -03-


Osteoporosis Osteoporosis Osteoporosis
Primer sekunder Idiopatik
-03-
Faktor
Osteoporosis
Faktor Resiko Osteoporosis
Terbagi 2 :
2. Berikut ini faktor – faktor risiko

1. Faktor yang tidak dapat osteoporosis yang dapat dikendalikan


dikendalikan  Aktivitas fisik
 Jenis kelamin
 Usia  Kurang kalsium
 Ras  Merokok
 Pigmentasi dan tempat
 Minuman keras/beralkohol
tinggal
 Riwayat keluarga
 Sosok tubuh
 Menopause
-04-
Pencegahan
Osteoporosis
Untuk mencegah terjadinya osteoporosis ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu
cukupi asupan kalsium, cukupi asupan vitamin
D melalui pajanan sinar matahari pagi atau sore
dimana sinar matahari akan mengubah pro
vitamin D yang ada di bawah kulit menjadi
vitamin D, hidup aktif dengan cara malakukan
aktifitas fisik dengan prinsip pembebanan
terhadap tulang dalam bentuk perbanyak jalan.
Selain itu, hindari merokok, minum alkohol,
waspada jika dalam garis keturunan ada yang
menderita osteoporosis dan lakukan
pemeriksaan tes dini osteoporosis pada dokter
saat menopause.
-05-
Epidemiologi
Osteoporosis
Data statistik pada tahun 2009 menyebutkan
bahwa terdapat 200 juta penderita
osteoporosis di seluruh dunia. Tahun 2050,
diperkirakan 6,3 juta manusia akan
mengalami patah tulang panggul setiap tahun
di seluruh dunia yang lebih dari setengahnya
terdapat di Asia (Tandra, 2009)
Data Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2004, pada 14
propinsi di Indonesia tahun 2004, menyatakan bahwa
masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai
tingkat yang perlu diwaspadai yaitu 19,7 persen.
Kecenderungan osteoporosis di Indonesia enam kali
lebih tinggi dibandingkan dengan Belanda. Lima
propinsi dengan risiko osteoporosis yang tinggi adalah
Sumatera Selatan sebesar 27,7%, Jawa Tengah
sebesar 24,02%, DI Jogyakarta sebesar 23,5%,
Sumatera Utara sebesar 22,82%, dan Jawa Timur
sebesar 21,42% (Depkes, 2004).
Insiden patah tulang tertinggi
terjadi pada jenis kelamin
perempuan terlihat pada umur 95-
99 tahun yaitu sebanyak 1.680
kasus dan terendah pada umur 40-
44 tahun, yaitu sebanyak 8 kasus.
Sedangkan insiden patah tulang
panggul tertinggi pada laki-laki
terlihat pada umur 90-94 tahun
sebanyak 718 kasus dan terendah
pada umur 40-44 sebesar 10 kasus.

Insisden patah tulang panggul per 100.000 kasus di


Indonesia berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan tahun 2011
Prevalensi osteoprosis pada
perempuan meningkat lebih
tinggi pada pemeriksaan tulang
selain spine LI-L4, femurneck,
dan total femur. Sedangkan pada
laki-laki prevalensi osteoporosis
trendnya juga meningkat seiring
bertambahnya usia, akan tetapi
tidak sebesar pada perempuan.

Prevalensi Osteoporosis di Indonesia


berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan tahun 2006
Masa puncak Bone Mineral
Density untuk seluruh tulang
antara usia 30-39 tahun.
Kepadatan tulang tertinggi
terlihat pada tulang Spine L1-
L4 pada usia 35 tahun, yaitu
sebesar 1,12gr/cm2 Kepadatan
tulang terendah terlihat pada
tulang paha bagian Trochanter.
Hasil pemeriksaan BMO pada tulang
belakang dan tulang paha wanita di
Indonesia tahun 2006
Hasil pemeriksaan BMD
pada tulang SpineL 1-L4
relatif lebih stabil dari usia
25 sampai 75 tahun.
Sedangkan pemeriksaan
BMO pada Trochanter
terlihat menurun tajam dari
usia tahun ke usia 75 tahun,
yaitu dari 0,83 menjadi 0,77.
Hasil pemeriksaan BMD pada tulang
belakang dan tulang paha pada laki-laki
di Indonesia tahun 2006
Thanks !
1. Nurul 2009 sosok tubuh mungil lebih berisiko tinggi, orang yg kurus lebih beresiko dari yg
bertubuh besar dapatkah kelompok menjelaskan mengapa hal ini dapat terjadi dan menjelaskan
hubungan sosok tubuh dg osteo ini?
2. Gummy Salsabila (3027) bertanya kepada kelompok penyaji, pada ppt kelompok di jelaskan
bahwa pada tahun 2050 diperkirakan 6,3 juta manusia mengalami masalah panggul setiap tahun dan
lebih setengahnya ada di Asia, bisa kelompok jelaskan apa hal yg menjadi landasan perkiraan
tersebut dapat terjadi terutama di Asia? Juga bisa klp jelaskan dari ketiga jenis osteoporosis yg saat
ini terbanyak di Indonesia dan dunia jenis osteoporosis apa?
3. Nunung Malati 1811211017 pada makalah dijelaskan bahwa salah satu faktor resiko osteoporosis
adalah riwayat keluarga. kenapa riwayat keluarga juga mempengaruhi terjadinya osteoporosis dan
apakah kemungkinan keturunannya juga akan beresiko mengalami osteoporosis jika hanya kakek
atau ayahnya saja yang terkena osteoporosis?
4. Muhammad Alfarezi (1028) Pada makalah kelompok menjelaskan ada beberapa jenis dari
osteoporosis, seperti oateoporosis sekunder, primer tipe I dan II, dan idiopatik. Bagaimana pola
distribusi berdasarkan tempat dan orang dari jenis2 osteoporosis tersebut, dan juga apakah
pencegahan dari ketiga jenis osteporosis dapat dilakukan dengan cara yang sama? Atau ada treatment
berbeda satu sama lain?

Anda mungkin juga menyukai