Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN UPAYA P2 SURVEILANS

UPTD PUSKESMAS TIRAWUTA

Nomor Dokumen :
Tanggal Terbit :
Nomor Revisi :

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR


DINAS KESEHATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Upaya P2 Surveilans. Buku ini kami susun sebagai salah
satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan Surveilans oleh
koordinator maupun pelaksana dan penanggung jawab Surveilans UPTD Puskesmas Tirawuta.
Pada kesempatan ini perkenankan kami, untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan
apresiasi kepada semua pegawai yang telah terlibat dalam proses penyusunan Pedoman Upaya P2
Surveilans di UPTD Puskesmas Tirawuta.
Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah karyawan dalam menyiapkan
dokumen akreditasi UPTD Puskesmas Tirawuta. Kami mengharapkan saran serta kritik untuk
menyempurnakan Pedoman Upaya P2 Surveilans di UPTD Puskesmas Tirawuta.

KEPALA UPTD PUSKESMAS TIRAWUTA

ASMA RISTASARI, S.Kep.,Ns.


NIP. 19720123 199103 2 006
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A.Latar Belakang........................................................................................................... 1
B.Tujuan Pedoman........................................................................................................ 2
C.Ruang Lingkup Pelayanan......................................................................................... 2
D.Batasan Operasional.................................................................................................. 2
E.Landasan Hukum....................................................................................................... 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................................................... 4
A.Kualifikasi Sumber Daya Manusia............................................................................ 4
B.Distribusi Ketenagaan................................................................................................ 4
C.Jadwal Kegiatan......................................................................................................... 4
BAB III STANDAR FASILITAS..................................................................................... 5
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN..................................................................... 6
A.Kegiatan Surveilans Kesehatan................................................................................. 6
B.Bentuk Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan........................................................ 6
BAB V LOGISTIK............................................................................................................ 7
BAB VI KESELAMATAN SASARAN............................................................................ 8
BAB VII KESELAMATAN KERJA................................................................................ 9
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU............................................................................... 10
BAB IX PENUTUP........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat melaksanakan surveilanas terhadap penyakit
menular dan tidak menular. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional menyatakan agar pengelolaan kesehatan dilakukan secara berjenjang
dimulai dari tingkat daerah sampai tingkat pusat dengan memperhatikan otonomi daerah dan
otonomi fungsional di bidang kesehatan. Otonomi fungsional dimaksudkan berdasarkan
kemampuan dan ketersediaan sumber dayadi bidang kesehatan. Hal ini menegaskan bahwa
penyelenggaraan Surveilans Kesehatan harus dilaksanakan di setiap Fasilitas pelayanan
kesehatan, instansi kesehtan dimulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan tingkat pusat.
Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaaan dini penyakit
yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga sebagai dasar perencanaan
dan pengambilan keputusan program kesehatan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk
itu hendaknya pelaksanaan Surveilans Kesehatan mencakup seluruh pelaksanaan program
dibidang kesehatan yang membutuhkan pengamatan terus-menerus, analisis, dan diseminasi
informasi, hal ini sejalan dengan kebutuhan data dan informasi terpecaya dan memiliki aspek
kekinian.
Surveilans kesehatan yang mengandalkan kecepatan, ketepatan, dan kualitas data dan
informasi perlu menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi. Namun demikian
prinsip Epidemiologi dan surveilans kesehatan tidak boleh ditinggalkan.
Secara umum Surveilans Kesehatan diperlukan untuk menjamin tersedianya data dan
informasi epidemiologi sebagai dasar pengembilan keputusan dalam manajemen kesehatan.
Dalam pelaksanaan Surveilans Kesehatan diperlukan peran lintas program dan lintas sektor
yang diperkuat dengan jejaring kerja surveilans kesehatan.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi sehingga
penyebab faktor resiko dapat terdeteksi dehingga dapat dilakukan respon
pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor
risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan.
b. Terselenggaranya kewasapadaan dini penyakit terhadap kemungkinan
terjadinya KLB/Wabah dan dampaknya.
c. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/ Wabah.
d. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepadapara pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Program kegiatan surveilans epidemiologi di UPTD Puskesmas Tirawuta:
1. Surveilans Berbasis Indikator
2. Surveilans Berbasis Kejadian

D. BATASAN OPERASIONAL
Surveilans berbasis indikator dilakukan untuk memperoleh gambaran penyakit faktor
resiko dan masalah kesehatan dan atau masalah kesehatan yang berdampak terhadap
kesehatan yang menjadi indikator program dengan menggunakan sumber data yang
terstruktur. Berikut contoh data terstruktur yang diantaranya adalah:
1. Kunjungan ibu hamil
2. Kunjungan neonatus
3. Cakupan imunisasi
4. Laporan bulanan data kesakitan puskesmas
5. Laporan bulanan kasus campak
6. Registrasi penyakit tidak menular
Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di Puskesmas dilakukan untuk
menganalisis pola penyakit, faktor resiko, pengelolaan sarana pendukung.

Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk menangkap dan memberikan informasi


secara cepat tentang suatu penyakit, faktor resiko, dan masalah kesehatan menggunakan
sumber data selain data yang terstruktur. Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk
menangkap masalah kesehatan yang tidak terungkap melalui surveilans berbasis indikator.
Pelaksanaan surveilans berbasis kejadian dilakukan secara terus-menerus (rutin).
Penyelenggaraan surveilans berbasis indikator dan berbasis indikator dilakukan
dengan merekam data, menganalisa perubahan kejadian penyakit,dan atau masalah kesehatan
menurut variabel waktu, tempat dan orang. Contoh aplikasi surveilans adalah operasionalisasi
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Dalam SKDR dilakukan pengamatan gejala
penyakit yang mengarah ke suatu penyakit potensi KLB secara mingguan dengan format
tertentu (surveilans berbasis indikator). Bila dalam pengamatan mingguan ini ditemukan
sinyal peningkatan jumlah gejala penyakit yang mengarah ke suatu penyakit potensial KLB,
dilakukan respon untuk memverifikasi kebenaran kejadian peningkatan dan respon lain yang
diperlukan termasuk penyelidikan epidemiologi (surveilans berbasis kejadian).

E. LANDASAN HUKUM

Sebagai dasar penyelenggaraan program surveilans epidemiologi di Puskesmas


diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung. Beberapa ketentuan perundang-
undangan yang digunakan sebagai berikut:
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. PP No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
3. Kepmenkes No. 116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
4. Kepmenkes No. 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
5. Kepmenkes Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
6. Permenkes RI No.45 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan surveilans kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Tenaga surveilans puskesmas diharapkan telah mengikuti pelatihan terkait surveilans
epidemiologi. Adapun petugas surveilans epidemiologi memiliki tugas pokok dan fungsi
sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kegiatan surveilans berdasarkan data program puskesmas dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
2. Melaksanakan kegiatan surveilans meliputi pengumpulan data penyakit,
penyelidikan epidemiologi, penanganan KLB dan koordinasi lintas program terkait
sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Mengevaluasi hasil kegiatan surveilans secara keseluruhan.
4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi
dan pertanggung jawaban kepada atasan.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas surveilans di UPTD Puskesmas Tirawuta terdiri dari 2 orang petugas surveilans.

C. JADWAL KEGIATAN
Program surveilans dilaksnakan setiap hari kerja dimulai hari Senin s/d Jumat pukul
08.00 sampai pukul 15.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Dalam melaksanakan kegiatan surveilans di Puskesmas dibutuhkan perlengkapan
sebagai berikut:
1. Personal komputer yang terhubung dengan internet
2. Alat komunikasi seperti telepon
3. Pedoman pelaksanaan surveilans
4. Formulir data surveilans epidemiologi
5. Perlatan surveilans epidemiologi
6. Alat transportasi

B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan program surveilans meliputi:
1. Personal komputer yang terhubung dengan internet
2. Alat komunikasi seperti telepon
3. Perlatan surveilans epidemiologi
4. Alat transportasi
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. KEGIATAN SURVEILANS KESEHATAN


Surveilans kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
penanggulangan secara efektif melalui kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data, dan diseminasi informasi kepada pihak-pihak terkait yang membutuhkan.
Surveilans kesehatan mengedepankan kegiatan analisis atau kajian epidemiologi serta
pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data. Penyelenggaraan surveilans kesehatan harus mampu menggambarkan
komponen epidemiologi antara lain pejamu (host), agen penyakit, dan lingkungan yang tepat
berdasarkan dimensi waktu, tampat dan orang. Karakteristik dari komponen epidemiologi
yakni pejamu, agen penyakit dan lingkungan memiliki peranan dalam menentukan cara
pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang menyebabkan
sakit. Secara garis besar kegiatan surveilans meliputi: (1) Pengumpulan data, (2) Pengolahan
data, (3) Analisis data, (4) Diseminasi informasi.

B. BENTUK PENYELENGGARAAN SURVEILANS KESEHATAN


1. Surveilans Berbasis Indikator
Surveilans berbasis indikator dilakukan untuk memperoleh gambaran penyakit
faktor resiko dan masalah kesehatan dan atau masalah kesehatan yang berdampak
terhadap kesehatan yang menjadi indikator program dengan menggunakan sumber
data yang terstruktur. Berikut contoh data terstruktur yang diantaranya adalah:
a. Kunjungan ibu hamil
b. Kunjungan neonatus
c. Cakupan imunisasi
d. Laporan bulanan data kesakitan puskesmas
e. Laporan bulanan kasus campak
f. Registrasi penyakit tidak menular
Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di Puskesmas dilakukan untuk
menganalisis pola penyakit, faktor resiko, pengelolaan sarana pendukung.
2. Surveilans Berbasis Kejadian
Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk menangkap dan memberikan informasi
secara cepat tentang suatu penyakit, faktor resiko, dan masalah kesehatan menggunakan
sumber data selain data yang terstruktur. Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk
menangkap masalah kesehatan yang tidak terungkap melalui surveilans berbasis indikator.
Pelaksanaan surveilans berbasis kejadian dilakukan secara terus-menerus (rutin).
Penyelenggaraan surveilans berbasis indikator dan berbasis indikator dilakukan
dengan merekam data, menganalisa perubahan kejadian penyakit,dan atau masalah kesehatan
menurut variabel waktu, tempat dan orang. Contoh aplikasi surveilans adalah operasionalisasi
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Dalam SKDR dilakukan pengamatan gejala
penyakit yang mengarah ke suatu penyakit potensi KLB secara mingguan dengan format
tertentu (surveilans berbasis indikator). Bila dalam pengamatan mingguan ini ditemukan
sinyal peningkatan jumlah gejala penyakit yang mengarah ke suatu penyakit potensial KLB,
dilakukan respon untuk memverifikasi kebenaran kejadian peningkatan dan respon lain yang
diperlukan termasuk penyelidikan epidemiologi (surveilans berbasis kejadian).
BAB V
LOGISTIK

Logistik terkait erat dengan kegiatan pengendalian. Pengendalian persediaan adalah


suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan program
surveilans.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam setiap kegiatan program Surveilans perlu diperhatikan keselamatan sasaran,


yakni dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahaan resiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bagian dari pengelolaan program
surveilans secara keseluruhan. Program surveilans adalah program kegiatan yang beresiko
tertular dan menyebabkan penyakit sehingga baik petugas maupun lingkungan sekitar kontak
harus aman dari resiko tertular penyakit maupun resiko terpapar bahan berbahaya lain dalam
proses penyelenggaraan kegiatan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pemantauan mutu (quality assurance) program surveilans adalah semua kegiatan


yang ditujukan untuk menjamin mutu pelayanan terutama program surveilans. Pengendalian
mutu terbagi menjadi 3 indikator:
1. Indikator proses: indikator yang mengukur elemen pelayanan yang disediakan oleh
instintusi yang bersangkutan
2. Indikator struktur: indikator yang menilai ketersediaan dan penggunaan fasilitas,
peralatan, kualifikasi profesional, struktur organisasi yang berkaitan dengan
pelayananan yang diberikan
3. Indikator outcome: indikator untuk menilai keberhasilan program surveilans yang
dilaksanakan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi tenaga surveilans epidemiologi dalam menjalankan
program surveilans epidemiologi di UPTD Puskesmas Tirawuta Kecamatan Rate-Rate
Kabupaten Kolaka Timur. Keberhasilan kegiatan program surveilans tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait.

Anda mungkin juga menyukai