Dosen Pembimbing :
Kamsul, SST, M.Kes
Disusun Oleh :
1. Iqbal Pebrilasyah ( PO7133122061 )
2. Lidiyanti ( PO7133122065 )
3. Deswitary Handhayani ( PO7133122070 )
Kelompok : 4
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan pija dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadarisepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi suisunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan ribuan terima kasih bagi para pembaca, semoga
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan baru bagi
pembaca dan penulis.
ii
Kelompok 4
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Surveilans Kesehatan
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dari Surveilans Kesehatan
3. Untuk dapat mengetahui sumber data Surveilans Kesehatan
4. Untuk mengetahui kegunaan Surveilans Kesehatan
5. Untuk mengetahui jenis kegiatan Surveilans Kesehatan
6. Untuk mengetahui kegiatan Surveilans Kesehatan
7. Untuk mengetahui contoh kasus pelaksanaan Surveilans.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut WHO :
Pengumpulan, pengolahan, analisa data kesehatan secara sistematis dan terus-
menerus serta diseminasi informasi tepat kepada pihak berkepentingan sehingga dapat
diambil tindakan yang tepat.
3
3. Menyediakan informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan,
perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan
4. Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak
penyakit di masa mendatang
5. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi
6. Mengidentifikasi investigasi lebih lanjut.
Tujuan Surveilans Menurut Permenkes Nomor 45 Tahun 2014 :
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan merupakan prasyarat program kesehatan dan
bertujuan untuk :
a) Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan
b) Faktor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan;
c) Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
KLB/Wabah dan dampaknya;
d) Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah; dan
e) Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan
4
Pencatatan kematian yang dilakukan di tingkat desa dilaporkan ke kantor
kelurahan lalu ke kantor kecamatan dan Puskesmas. Sementara itu dari kantor
kecamatan, pencatatan tersebut dikirim ke kantor kabupaten/kota. Unsur ini
akan bermanfaat bila data pada pencatatan kematian cepat diolah dan hasilnya
segera diberitahukan kepada yang berkepentingan.
b. Laporan Morbiditas
Unsur ini untuk mengetahui distribusi penyakit menurut waktu, apakah
musiman, cylic, atau secular. Dengan demikian dapat diketahui pula ukuran
endemis suatu penyakit. Jenis data yang diperlukan sesederhana mungkin,
contohnya variabel orang cukup dicatat nama dan umurnya, variabel tempat
cukup alamatnya. Diagnosis penyakit dan waktu mulai timbulnya penyakit
merupakan hal yang penting dicatat.
c. Laporan Epidemi
d. Investigasi Laboratorium
Laboratorium merupakan suatu sarana yang penting untuk mengetahui kuman
penyebab penyakit menular dan pemeriksaan tertentu untuk penyakit-penyakit
lainnya, misalnya kadar gula darah untuk penyakit diabetes millitus.
e. Investigasi Kasus Individu
f. Investigasi Lapangan Epidemid
g. Survei
Survei ialah suatu cara penelitian epidemiologi untuk mengetahui prevalens
penyakit. Dengan ukuran ini dapat diketahui luas masalah penyakit tersebut.
Setelah survey pertama dilakukan, berikan pengobatan terhadap penderita
sehingga survei kedua dapat ditentukan keberhasilan pengobatan tersebut.
h. Studi Reservoir Binatang dan Distribusi Vektor
Penyakit zoonis terdapat pada manusia dan hewan. Sehingga dalam hal ini
manusia dan hewan merupakan reservoir. Penyakit pada hewan diselidiki oleh
dokter hewan dan penyakit akibat serangga diselidiki oleh ahli entomologis.
i. Penggunaan Biologis dan Obat
Keterangan yang menyangkut penggunaan bahan-bahan tersebut mengenai
banyaknya, jenisnya, dan waktunya memberi petunjuk kepada kita mengenai
5
masalah penyakit. Disamping itu, dapat pula dikumpulkan keterangan mengenai
efek samping dari bahan-bahan tersebut
j. Pengetahuan Populasi dan Lingkungan
Keterangan penduduk penting untuk menetapkan “population at risk”.
Persediaan bahan makanan juga penting diketahui apakah ada hubungan
kekurangan gizi, factor-faktor lain yang berhubungan dengan kependudukan,
dan lingkungan ini perlu selalu dipikirkan dalam rangka analisis epidemiologis.
Data atau keterangan mengenai kependudukan dan lingkungan itu tentu harus
didapat dilembaga-lembaga nonkesehatan.
6
2. Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terusmenerus
terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan
sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian,
serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian surveilans penyakit adalah
penyakit, bukan individu. Di banyak negara, pendekatan surveilans penyakit
biasanya didukung melalui program vertikal (pusatdaerah).
3. Surveilans Sindromik
Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan
terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-
masing penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator
kesehatan individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi
diagnosis. Surveilans sindromik mengamati indikator-indikator individu sakit,
seperti pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat
ditelusuri dari aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang
suatu penyakit. Surveilans sindromik dapat dikembangkan pada level lokal,
regional, maupun nasional
7
golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor risiko
tertentu. Setiap variabel tersebut disajikan dalam bentuk ukuran epidemiologi yang
tepat (rate, rasio dan proporsi). Pengolahan data yang baik akan memberikan
informasi spesifik suatu penyakit dan atau masalah kesehatan. Selanjutnya adalah
penyajian hasil olahan data dalam bentuk yang informatif, dan menarik. Hal ini
akan membantu pengguna data untuk memahami keadaan yang disajikan.
3. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode epidemiologi deskriptif
dan/atau analitik untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan
surveilans yang ditetapkan. Analisis dengan metode epidemiologi deskriptif
dilakukan untuk mendapat gambaran tentang distribusi penyakit atau masalah
kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut waktu, tempat dan
orang. Sedangkan analisis dengan metode epidemiologi analitik dilakukan untuk
mengetahui hubungan antar variable yang dapat mempengaruhi peningkatan
kejadian kesakitan atau masalah kesehatan. Untuk mempermudah melakukan
analisis dengan metode epidemiologi analitik dapat menggunakan alat bantu
statistik. Hasil analisis akan memberikan arah dalam menentukan besaran masalah,
kecenderungan suatu keadaan, sebab akibat suatu kejadian, dan penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan hasil analisis harus didukung dengan teori dan
kajian ilmiah yang sudah ada.
4. Diseminasi informasi.
Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk buletin, surat edaran,
laporan berkala, forum pertemuan, termasuk publikasi ilmiah. Diseminasi
informasi dilakukan dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang mudah
diakse
8
Surabaya yang cukup banyak. Pada tahun 2015 jumlah kasus DBD di Puskesmas
Jagir sebanyak 29 kasus, 19 kasus terjadi pada laki-laki dan 10 kasus pada
perempuan.
Surveilans merupakan salah satu strategi yang memiliki peranan penting dalam
memantau penyakit DBD. Surveilans atau sistem pencatatan dan pelaporan
pemantauan penyakit memiliki peranan penting dalam upaya penurunan kasus DBD.
Penyebawan penyakit DBD ini terus berkembang, maka dari itu seharusnya sistem
pencatatan dan pelaporan guna keperluan perencanaan, pencegahan dan
pembarantasan penyakit DBD harus didukung oleh sistem yang handal, yakni suatu
sistem yang dapat menyediakan data dan informasi yang akurat, valid dan up to date.
Berdasarkan gambaran permasalahan tersebut maka, penelitian ini akan
menggambarkan sistem surveilans DBD di Puskesmas Jagir, Kota Surabaya.
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11