Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SURVEYLANS KESEHATAN

Dosen Pembimbing :
Kamsul, SST, M.Kes

Disusun Oleh :
1. Iqbal Pebrilasyah ( PO7133122061 )
2. Lidiyanti ( PO7133122065 )
3. Deswitary Handhayani ( PO7133122070 )

Kelompok : 4

PROGRAM STUDI DIPLOMA III SANITASI


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan pija dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadarisepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi suisunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan ribuan terima kasih bagi para pembaca, semoga
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan baru bagi
pembaca dan penulis.

Palembang, 15 Februari 2023

ii
Kelompok 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.................................................................................................. 3
2.2 Tujuan........................................................................................................ 3
2.3 Sumber Data Surveilans Kesehatan.......................................................... 4
2.4 Kegunaan dan Surveilans Kesehatan........................................................ 6
2.5 Jenis – jenis Surveilans Kesehatan............................................................ 6
2.6 Kegiatan Surveilans Kesehatan................................................................. 7
2.7 Contoh kasus Pelaksanaa Surveilans......................................................... 8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Surveilans kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan kemampuan pengelolaan data dan informasi kesehatan, agar tersedia
data dan informasi secara teratur, berkesinambungan, dan valid sebagai bagian dari
prose pengambilan keputusan dalam upaya kesehatan, baik lokal maupun nasional,
serta memberikan kontribusi terhadap komitmen global (Kemenkes, RI, 2014). Secara
garis besar terdapat empat tujuan umum surveilans yaitu untuk membuktikan status
bebas penyakit, untuk deteksi dini kejadian penyakit, untuk mengukur tingkat
penyebaran penyakit, atau untuk menemukan kasus penyakit.
Penyelenggaraan surveilans kesehatan dilakukan melalui kegiatan
pengumpulan data, setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan
kegiatan pengolahan data, data yang telah diolah kemudian dianalisis, dan dari hasil
analisis data tersebut kemudian dilakukan diseminasi data. Keempat kegiatan tersebut
merupakan satu kesatuan dari kegiatan surveilans yang tidak terpisahkan untuk
menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu,
antar wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan
(Kemenkes RI, 2014)

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Surveilans Kesehatan ?
2. Apa tujuan dari Surveilans Kesehatan ?
3. Apa Sumber data Surveilans Kesehatan ?
4. Apa kegunaan dari Surveilans Kesehatan ?
5. Apa saja jenis kegiatan dari Surveilans Kesehatan ?
6. Apa saja kegiatan Surveilans Kesehatan ?
7. Bagaimana contoh kasus pelaksaan dari Surveilans Kesehatan. ?

1
1.3 TUJUAN
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Surveilans Kesehatan
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dari Surveilans Kesehatan
3. Untuk dapat mengetahui sumber data Surveilans Kesehatan
4. Untuk mengetahui kegunaan Surveilans Kesehatan
5. Untuk mengetahui jenis kegiatan Surveilans Kesehatan
6. Untuk mengetahui kegiatan Surveilans Kesehatan
7. Untuk mengetahui contoh kasus pelaksanaan Surveilans.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Surveilans Kesehatan


Menurut Permenkes Nomor 45 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan :
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.

Menurut The Centers for Disease Control (CDC) :


Pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan
terus- menerus, yang diperlukan untuk perencanaan , implementasi, dan evaluasi
upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu
kepada pihak yang berkepentingan

Menurut WHO :
Pengumpulan, pengolahan, analisa data kesehatan secara sistematis dan terus-
menerus serta diseminasi informasi tepat kepada pihak berkepentingan sehingga dapat
diambil tindakan yang tepat.

2.2 Tujuan Surveilans


Tujuan Surveilans Menurut WHO :
1. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi (outbreak).
2. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan
pengendalian penyakit

3
3. Menyediakan informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan,
perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan
4. Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak
penyakit di masa mendatang
5. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi
6. Mengidentifikasi investigasi lebih lanjut.
Tujuan Surveilans Menurut Permenkes Nomor 45 Tahun 2014 :
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan merupakan prasyarat program kesehatan dan
bertujuan untuk :
a) Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan
b) Faktor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan;
c) Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
KLB/Wabah dan dampaknya;
d) Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah; dan
e) Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan

Tujuan Surveilans Menurut Kesehatan Masyarakat :


Untuk menyediakan data dan informasi epidemiologi sebagai dasar
manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan,pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan
mantauan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara nasional,
propinsi dan kabupaten/kota.

2.3 Sumber data Surveilans Kesehatan


Sumber data menurut Permenkes No 45 Tahun 2014 :
Jenis data surveilans kesehatan dapat berupa data kesakitan, kematian, dan
factor risiko. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain
individu, fasilitas pelayanan kesehatan, unit statistic dan demografi, dan sebagainya.
Sumber data menurut WHO :
a. Registrasi Mortalitas

4
Pencatatan kematian yang dilakukan di tingkat desa dilaporkan ke kantor
kelurahan lalu ke kantor kecamatan dan Puskesmas. Sementara itu dari kantor
kecamatan, pencatatan tersebut dikirim ke kantor kabupaten/kota. Unsur ini
akan bermanfaat bila data pada pencatatan kematian cepat diolah dan hasilnya
segera diberitahukan kepada yang berkepentingan.
b. Laporan Morbiditas
Unsur ini untuk mengetahui distribusi penyakit menurut waktu, apakah
musiman, cylic, atau secular. Dengan demikian dapat diketahui pula ukuran
endemis suatu penyakit. Jenis data yang diperlukan sesederhana mungkin,
contohnya variabel orang cukup dicatat nama dan umurnya, variabel tempat
cukup alamatnya. Diagnosis penyakit dan waktu mulai timbulnya penyakit
merupakan hal yang penting dicatat.
c. Laporan Epidemi
d. Investigasi Laboratorium
Laboratorium merupakan suatu sarana yang penting untuk mengetahui kuman
penyebab penyakit menular dan pemeriksaan tertentu untuk penyakit-penyakit
lainnya, misalnya kadar gula darah untuk penyakit diabetes millitus.
e. Investigasi Kasus Individu
f. Investigasi Lapangan Epidemid
g. Survei
Survei ialah suatu cara penelitian epidemiologi untuk mengetahui prevalens
penyakit. Dengan ukuran ini dapat diketahui luas masalah penyakit tersebut.
Setelah survey pertama dilakukan, berikan pengobatan terhadap penderita
sehingga survei kedua dapat ditentukan keberhasilan pengobatan tersebut.
h. Studi Reservoir Binatang dan Distribusi Vektor
Penyakit zoonis terdapat pada manusia dan hewan. Sehingga dalam hal ini
manusia dan hewan merupakan reservoir. Penyakit pada hewan diselidiki oleh
dokter hewan dan penyakit akibat serangga diselidiki oleh ahli entomologis.
i. Penggunaan Biologis dan Obat
Keterangan yang menyangkut penggunaan bahan-bahan tersebut mengenai
banyaknya, jenisnya, dan waktunya memberi petunjuk kepada kita mengenai

5
masalah penyakit. Disamping itu, dapat pula dikumpulkan keterangan mengenai
efek samping dari bahan-bahan tersebut
j. Pengetahuan Populasi dan Lingkungan
Keterangan penduduk penting untuk menetapkan “population at risk”.
Persediaan bahan makanan juga penting diketahui apakah ada hubungan
kekurangan gizi, factor-faktor lain yang berhubungan dengan kependudukan,
dan lingkungan ini perlu selalu dipikirkan dalam rangka analisis epidemiologis.
Data atau keterangan mengenai kependudukan dan lingkungan itu tentu harus
didapat dilembaga-lembaga nonkesehatan.

2.4 Kegunaan Surveilans Kesehatan


A. Menurut Permenkes RI No 45 Tahun
Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan dini
penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga sebagai
dasar perencanaan dan pengambilan keputusan program kesehatan jangka menengah
dan jangka panjang.
B. Menurut WHO
Meminitor mengevaluasi dan memperbaiki program pencegahan dan
pengedalian penyakit. menyediakan informasi untuk penentuan prioritas pengambilan
kebijakan perencanaan implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan.

2.5 Jenis-jenis Surveilans Kesehatan


Berdasarkan sasaran penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan terdiri atas:
1. Surveilans Individu
Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individu-
individu yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar,
tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis. Surveilans individu memungkinkan
dilakukannya isolasi institusional segera terhadap kontak,sehingga penyakit yang
dicurigai dapat dikendalikan. Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi
institusional yang membatasi gerak dan aktivitas orang-orang atau binatang yang
sehat tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama periode
menular.

6
2. Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terusmenerus
terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan
sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian,
serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian surveilans penyakit adalah
penyakit, bukan individu. Di banyak negara, pendekatan surveilans penyakit
biasanya didukung melalui program vertikal (pusatdaerah).
3. Surveilans Sindromik
Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan
terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-
masing penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator
kesehatan individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi
diagnosis. Surveilans sindromik mengamati indikator-indikator individu sakit,
seperti pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat
ditelusuri dari aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang
suatu penyakit. Surveilans sindromik dapat dikembangkan pada level lokal,
regional, maupun nasional

2.6 Kegiatan Surveilans Kesehatan


Kegiatan Surveilans Kesehatan berdasarkan Permenkes 45 tahun 2014 meliputi:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan pasif. Jenis data Surveilans
Kesehatan dapat berupa data kesakitan, kematian, dan faktor risiko. Pengumpulan
data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain individu, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, unit statistik dan demografi, dan sebagainya. Metode pengumpulan
data dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan, pengukuran, dan
pemeriksaan terhadap sasaran. Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data,
diperlukan instrumen sebagai alat bantu. Instrumen dibuat sesuai dengan tujuan
surveilans yang akan dilakukan dan memuat semua variabel data yang diperlukan.
2. Pengolahan data
Sebelum data diolah dilakukan pembersihan koreksi dan cek ulang, selanjutnya
data diolah dengan cara perekaman data, validasi, pengkodean, alih bentuk
(transform) dan pengelompokan berdasarkan variabel tempat, waktu, dan orang.
Hasil pengolahan dapat berbentuk tabel, grafik, dan peta menurut variabel

7
golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor risiko
tertentu. Setiap variabel tersebut disajikan dalam bentuk ukuran epidemiologi yang
tepat (rate, rasio dan proporsi). Pengolahan data yang baik akan memberikan
informasi spesifik suatu penyakit dan atau masalah kesehatan. Selanjutnya adalah
penyajian hasil olahan data dalam bentuk yang informatif, dan menarik. Hal ini
akan membantu pengguna data untuk memahami keadaan yang disajikan.
3. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode epidemiologi deskriptif
dan/atau analitik untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan
surveilans yang ditetapkan. Analisis dengan metode epidemiologi deskriptif
dilakukan untuk mendapat gambaran tentang distribusi penyakit atau masalah
kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut waktu, tempat dan
orang. Sedangkan analisis dengan metode epidemiologi analitik dilakukan untuk
mengetahui hubungan antar variable yang dapat mempengaruhi peningkatan
kejadian kesakitan atau masalah kesehatan. Untuk mempermudah melakukan
analisis dengan metode epidemiologi analitik dapat menggunakan alat bantu
statistik. Hasil analisis akan memberikan arah dalam menentukan besaran masalah,
kecenderungan suatu keadaan, sebab akibat suatu kejadian, dan penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan hasil analisis harus didukung dengan teori dan
kajian ilmiah yang sudah ada.
4. Diseminasi informasi.
Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk buletin, surat edaran,
laporan berkala, forum pertemuan, termasuk publikasi ilmiah. Diseminasi
informasi dilakukan dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang mudah
diakse

2.7 Contoh kasus Pelaksanaan Surveilans


Di Kota Surabaya jumlah penderita DBD pada tahun 2015 sebanyak 640 orang.
Jumlah tersebut sudah menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 800 orang
penderita DBD. Sedangkan angka kematian akibat penyakit DBD di Kota Surabaya
cukup tinggi, yakni pada tahun 2015 mencapai 2 per 100.000 penduduk. Angka
kematian tersebut masih melebihi target yang ditetapkan yaitu <1 per 100.000
penduduk (Dinkes Kota Surabaya, 2016). Puskesmas Jagir merupakan salah satu
puskesmas yang ada di Kota Surabaya dengan penyumbang kasus DBD di Kota

8
Surabaya yang cukup banyak. Pada tahun 2015 jumlah kasus DBD di Puskesmas
Jagir sebanyak 29 kasus, 19 kasus terjadi pada laki-laki dan 10 kasus pada
perempuan.
Surveilans merupakan salah satu strategi yang memiliki peranan penting dalam
memantau penyakit DBD. Surveilans atau sistem pencatatan dan pelaporan
pemantauan penyakit memiliki peranan penting dalam upaya penurunan kasus DBD.
Penyebawan penyakit DBD ini terus berkembang, maka dari itu seharusnya sistem
pencatatan dan pelaporan guna keperluan perencanaan, pencegahan dan
pembarantasan penyakit DBD harus didukung oleh sistem yang handal, yakni suatu
sistem yang dapat menyediakan data dan informasi yang akurat, valid dan up to date.
Berdasarkan gambaran permasalahan tersebut maka, penelitian ini akan
menggambarkan sistem surveilans DBD di Puskesmas Jagir, Kota Surabaya.

9
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya surveilans sering digunakan


untuk kegiatan pengamatan data secara sistematis. Hal ini berkaitan dengan metode
penelitian untuk meningkatkan kualitas Pendidikan serta pengetahuan. Tidak hanya
itu, surveilans media lingkungan juga memiliki peran sebagai dasar manajemen
Kesehatan untuk peningkatan pemantauan kewaspadaan. Jika dikaitkan sebagai
sumber data atau informasi surveilans media lingkungan bisa juga berupa tempat
untuk mengelola dan mengatur koleksi informasi,serta kemudahan bagi proses belajar
mengajar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tri Utami M.Kes.2021. “ Surveilance Kesehatan “ Dikutip dari


http://mkm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/S2-P12-
SURVAILANCEKESEHATAN.pdf. Diakses pada 15 Februari 2023

PERATURAN MENTERI KESEHATAN TAHUN 45 TAHUN 2014 TENTANG


PENYELENGGARAAN SURVEILANS KESEHATAN

Ridwan Amiruddin.2013 “ MENGEMBANGKAN EVIDENCE BASED PUBLIC


HEALTH ( EBPH ) HIV DAN AIDS BERBASIS SURVEILANS “ Dikutip dari
https://media.neliti.com/media/publications/8258-ID-mengembangkan-evidence-
basedpublic-health-ebph-hiv-dan-aids-berbasis-surveilans.pdf . Diakses pada 15
Februari 2023

Dr.Fazidah A Srg MKes, PhD. 2013. “ Surveilans Epidemiology “ Dikutip dari


https://helvetia.ac.id/elerning/pluginfile.php/7/mod_forum/.post/.3829/ . Diakses
pada 15 Februari 2023

11

Anda mungkin juga menyukai