Anda di halaman 1dari 70

MAKALAH SURVEILANS EPIDIMIOLOGI

SUMBER YANG SECARA RUTIN MENGGUMPULKAN


DATA UNTUK SURVEILANS

KELOMPOK 1

1.RACHEL ANGGITA SARI (2113451071)


2.NURMA YUNITA (2113451066)
3.RAHMAD FAJRI (2113451072)
4.RIYAN JODI PRANATA (2113451074)
5.JESIKA ESTER PAUILINA (2113451084)
6.DINDA AGENG SAFITRI (2113451087)

PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNG KARANG TAHUN
AKADEMIK2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauhlagi agar makalah ini pembaca
bisa dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................................3
I. Pengertian Surveilans ...............................................................................4
II. SUMBER DATA ......................................................................................7
III METODE PENGGUMPULAN DATA ..................................................10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................13

3
I. Pengertian Surveilans

Surveilans kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka


meningkatkan kemampuan pengelolaan data dan informasi kesehatan, agar tersedia data
dan informasi secara teratur, berkesinambungan, dan valid sebagai bagian dari prose
pengambilan keputusan dalam upaya kesehatan, baik lokal maupun nasional, serta
memberikan kontribusi terhadap komitmen global (Kemenkes, RI, 2014).

Sedangkan menurut Thacker (2000), surveilans epidemiologi adalah suatu


rangkaian yang dilakukan secara terus menerus dan sistematik dalam mengumpul,
mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data peristiwa kesehatan yang bermutu
untuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap upaya pelayanaan kesehatan
masyarakat disertai dengan penyebarluasan informasi tersebut kepada pihak lintas
terkait.

Sementara beberapa ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan pengertian surveilans


sebagai berikut :
▪ Surveilans adalah pengamatan secara terus menerus dan sistematik melalui
pengumpulan, analisa, interpretasi dan diseminasi penyampaian informasi status
kesehatan, ancaman lingkungan atau faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
kesehatan.- Abramson (1991), Buehler (1998),
▪ Sesuai definisi public health surveilance merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus berupa pengumpulan, analisis/pengelolahan dan
interpretasi data kesehatan yang penting untuk dipergunakan dalam perencanaan,
implentasi, evaluasi praktek kesehatan masyarakat.
Mata rantai dari surveilans ialah pemanfaatan data tersebut untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit. Suatu sistem surveilans dengan kemampuan dan fungsinya
dalam pengumpulan data, analisis dan penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan
program-program kesehatan masyarakat. Suatu perubahan penting tentang surveilans
yang pada awalnya mengenai penyakit menular berubah kedalam spektrum yang lebih
luas dari masalah kesehatan masyarakat seperti: masalah penyakit kronis, kesehatan
kerja, lingkungan, perilaku individu, dan teknologi pencegahan penyakit. (Thacker,
2000)
sistem surveilans menurut para ahli mempunyai beberapa persyaratan :

4
a) Sederhana (simplicity).
Kesederhanaan sistem surveilans dinilai baik dari sudut pandang struktur,
termasuk aliran informasi dan kesederhanaan pelaksanaan. Salah satu cara termudah
untuk menilai kesederhanaan sistem surveilans adalah dengan melihat bagan alirnya.
Besar dan jenis informasi yang diperlukan untuk menunjang diagnosis, sumber pelapor,
cara pengiriman data, organisasi yang menerima pelaporan, pengolahan dan analisa data
perlu dirancang agar tidak membutuhkan sumber daya yang terlalu besar dan prosudur
yang terlalurumit.

b) Kelenturan (flexibility).
Sistem surveilans yang lentur dapat mengadaptasi perubahan-perubahan dalam
kebutuhan informasi atau kondisi operasional tanpa memerlukan banyak biaya, waktu
dan tenaga.

c) Dapat diterima (acceptability).


Penerimaan terhadap sistem surveilans tercermin dari tingkat partisipasi
individu, organisasi dan lembaga kesehatan. Interaksi sistem dengan mereka yang
terlibat, termasuk pasien atau kasus, yang terdeteksi dan petugas yang melakukan
diagnosis dan pelaporan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sistem tersebut.

d) Kepekaan (sensitivity).
Sensitivitas sistem surveilans dapat dinilai dari kemampuan mendeteksi
kejadian kasus-kasus penyakit atau kondisi kesehatan yang dipantau dan kemampuan
mengidentifikasi kejadian luar biasa (KLB) atau wabah. Faktor-
¬faktor yang berpengaruh adalah: proporsi penderita, yang berobat ke pelayanan
kesehatan, kemampuan mendiagnose secara benar dan kemungkinan kasus yang
terdiagnose akan dilaporkan. Suatu sistem surveilans yang kurang sensitive masih
bermanfaat untuk memantau adanya trend penyakit asalkan sensivitas sistem tidak
berubah.

e) Kemampuan memberikan nilai duga positif (positif predictive value)


Daya prediktif suatu surveilans diukur sebagai proporsi mereka yang
diidentifikasi sebagai kasus, yang memang menderita penyakit atau kondisi sasaran
surveilans (positif predictive value). Sistem surveilans dengan nilai rendah akan
menimbulkan banyak kasus yang sebenarnya merupakan

5
penyakit lain, bukan penyakit sasaran surveilans. Daya prediksi dipengaruhioleh
prevalensi atau insiden penyakit dan sensivitas (Gordis, 1996)

f) Keterwakilan (representativeness).
Sistem surveilans yang representative mampu mendeskripsikan secara akurat
distribusi kejadian penyakit menurut karakteristik orang, tempat dan waktu.
Keterwakilan dinilai dengan membandingkan karakteristik dari peristiwa yang
dilaporkan dengan seluruh peristiwa yang sebenarnnya terjadi Kualitas data merupakan
karakteristik sistem surveilans yang representatif.

g) Kualitas data (data quality).


Kualitas data merupakan bagian penting dari keterwakilan Kualitas data
menggambarkan kelengkapan dan validitas dari data yang dikumpulkan dalam sistem
kesehatan masyarakat, dan untuk melihat data tersebut dapat dilihat berapa jumlah yang
tidak melaporkan serta laporan yang tidak diketahui. Kualitas data sistem surveilans
berhubungan dengan keterwakilan dan penerimaan serta dipengaruhi oleh pelaksanaan
skrining dan tes diagnostik dalam hal ini penerapan dari definisi kasus yang tepat.

h) Stabilitas data (data stability).


Stabilitas data berhubungan dengan keterandalan (kemampuan untuk
mengumpulkan data, mengorganisasi dan menyediakan data tanpa mengalami
hambatan) ketersediaan (kemampuan untuk kelangsungan beroperasinya sewaktu
dibutuhkan) dari sistem surveilans. Kekurangan sumber daya dapat mempengaruhi
pelaksanaan sistem surveilans. Kurangnya tenaga pelaksana akan mengancam dari
keterandalan dan kelangsungan sistem.

i) Ketepatan waktu (timeliness).


Ketepatan waktu suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dalam
proses data mulai dari deteksi, pengisian form, pelaporan, pengolahan data, dan
pendistribusian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan
penyakit¬penyakit tertentu perlu dilakukan dengan cepat agar dapat dikendalikan
secara efektif atau agar tidak meluas sehingga membahayakan masyarakat. Ketepatan
waktu dalam sistem surveilans dapat dinilai berdasarkan ketersediaan informasi untuk
pengendalian penyakit yang mendesak atau untuk perencanaan program-program
dalam jangka panjang.

6
Dewasa ini teknologi komputer semakin mampu untuk mendukung ketepatanwaktu
penyediaan informasi dalam sistem surveilans.

II. SUMBER DATA

Jenis data Surveilans Kesehatan dapat berupa data kesakitan, kematian, dan
faktor risiko. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain
individu, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, unit statistik dan demografi, dan sebagainya.

Data Sekunder menjadi salah satu jenis data yang banyak digunakan dalam
penelitian. Berdasarkan proses pengumpulannya sendiri, data dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan
langsung oleh peneliti dengan menggunakan metode pengumpulan tertentu, seperti
observasi langsung ke lapangan, wawancara, kuesioner, dll. Karena proses
pengumpulannya secara langsung, maka tentunya peneliti akan berinteraksi langsung
dengan objek penelitian. Sementara data sekunder merupakan data yang sudah
dikumpulkan oleh peneliti atau orang lain sebelumnya. Data sekunder umumnya
merupakan data yang memang sudah pernah digunakan oleh orang yang
mengumpulkannya.

A. Data Register

Informasi yang dikumpulkan berupa penyakit dan kematian dan kelahiran di


wilayah setempat data dikumpulkan sebagai bagian dari proses skrining atau diagnosis
data dikumpulkan secara rutin oleh Puskesmas.

1. Kelahiran dan Kematian

Kelahiran, kematian, dan pelaporan penyakit merupakan hal yang pasti terjadi
setiap harinya di dunia kesehatan. Setiap rumah sakit yang membantu ibu bersalin pasti
akan melakukan pencatatan terhadap setiap kelahiran yang terjadi. Ini akan sangat
berguna untuk proses pembuatan akta lahir yang biasanya membutuhkan surat kelahiran.
Catatan kematian juga pasti akan dilakukan oleh rumah sakit, mengingat tidak semua
pasien yang berobat ke rumah sakit pasti bisa sembuh, ada juga yang mengalami
kematian. Catatan kelahiran dan kematian ini bisa

7
dimanfaatkan oleh para peneliti, khususnya jika mereka sedangmengangkat tema yang
berhubungan dengan survival.

2. Catatan kasus COVID-19

Di bidang kesehatan, proses pencatatan kasus bisa didapatkan dari hasil rekam
medik pasien. Di masa pandemi seperti saat ini, pencatatan kasus menjadi sangat
dibutuhkan untuk melihat perkembangan dari kasus tersebut. Bahkan untuk kasus
Covid-19 sendiri, catatan jumlah kasus ini bisa didapatkan langsung dari berbagai
website resmi, baik itu milik pemerintah maupun swasta, seperti Badan Litbang
Kesehatan melalui unit Laboratorium Manajemen Data yang dimiliki oleh Kementrian
Kesehatan Indonesia, dan masih banyak lagi. Peneliti bisa memanfaatkan data tersebut
untuk melakukan berbagai jenis penelitian, seperti korelasi antara pola hidup
masyarakat, prediksi jumlahkasus, dan lainnya.

3. Data penyakit yang paling mematikan

Penentuan penyakit yang mematikan yang dikeluarkan oleh WHO akan terus
berubah setiap tahunnya. Data ini termasuk data sekunder yang bisa dimanfaatkan
dalam penelitian. Penentuan penyakit ini akan dilihat dari jumlah orang yang meninggal
karena penyakit tersebut. Ketika mengangkat data penyakit yang paling mematikan,
peneliti bisa melakukan perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya, apakah ada yang
mengalami kenaikan, penurunan, ataupun tetap. Peneliti juga bisa melengkapi data
tersebut dengan data lainnya, seperti penyebab terjadinya kenaikan atau penurunan,
sehingga insight yang dihasilkan menjadi lengkap.

4. Data Rumah Sakit

Data rumah sakit yang ada di Indonesia juga termasuk sebagai data sekunder
dan bisa dimanfaatkan dalam penelitian. Data-data rumah sakit seperti lokasi, jenis,
kelas, jumlah bed yang tersedia, jumlah kamar yang kosong, dll menjadi hal yang sangat
penting terutama ketika keadaan pandemi yang membuat jumlah orang sakit meningkat.
Hingga saat ini, ada cukup banyak website baik milik pemerintah maupun swasta yang
menyediakan data tersebut, misalnya RS Online dari Ditjen Yankes,BPS, dll.

8
B. Data Survei dan Studi Kasus

Survey adalah metode yang bisa menyediakan sumber data dan wawasan. Jenis
umum dari survey adalah kuesioner tertulis, wawancara tatap muka atau telepon,
kelompok fokus, dan survey elektronik. Survei adalah dasar dalam mengumpulkan
informasi dalam skala besar.

□ Pengumpulan data pada sebagian anggotapopulasi (sampel)

□ Dilakukan secara periodik

□ Evaluasi reliabilitas dari sistem pelaporan rutin dansentinel

□ Data survailans dapat diperoleh dari riset spertiSDKI, Riskesdas, dll

Riskesdas

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) adalah salah satu riset skala nasional yang berbasis
komunitas dan telah dilaksanakan secara berkala oleh Badan Litbangkes Kemenkes RI,
yang hasilnya telah banyak dimanfaatkan untuk tujuan perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi program pembangunan kesehatan baik di tingkat nasional, provinsi maupun
kabupaten/kota.
Pelaksanaannya secara berkala telah dilakukan pada tahun 2007, 2010, dan 2013. Hasil
Riskesdas telah banyak dimanfaatkan untuk tujuan perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi program pembangunan kesehatan baik di tingkat nasional, provinsi maupun
kabupaten/kota.

C. Data Sensus

9
Pengumpulan data kepada seluruh anggota populasi terkait data kependudukan
dan kesehatan dilakukan setiap 5 tahun Data yang dicapai, biasanya tidak hanya meliputi
jumlah orang, tetapi juga fakta mengenai misalnya jenis kelamin, usia,bahasa, dan hal-
hal lain yang dianggap penting,umumnya sensus ini dilakukan dalam jangka waktu
panjang karena penggumpulan data memerlukan biaya yang mahal.

III METODE PENGGUMPULAN DATA

A. AKTIF

Adalah penyelenggaran surveilans epidimiologi, dimana unit surveilans


mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan ,masyarakat
atau sumber data lainnya.

Pengumpulan data secara aktif dilakukan dengan cara mendapatkan data secara
langsung dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya,
melalui kegiatan Penyelidikan Epidemiologi, surveilans aktif puskesmas/rumah sakit,
survei khusus, dan kegiatan lainnya.

- Dilakukan bila ;

* Ada penyakit baru muncul dalam populasi

* Penyakit baru ditemukan insidens meningkat

• Kelebihan surveilans aktif:


Lebih akurat daripada surveilans pasif Selain itu, surveilans aktif dapatmengidentifikasi
outbreak lokal.
• Kelemahan surveilans aktif,
Lebih mahal dan lebih sulit untuk dilakukan daripada surveilans pasif.

10
B. PASIF

Adalah penyelenggaran surveilans epidimiologi, dimana unit surveilans


mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit pelayanan kesehatan
,masyarakat atau sumber data lainnya.

Pengumpulan data secara pasif dilakukan dengan cara menerima data dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya, dalam bentuk rekam medis,
buku register pasien, laporan data kesakitan/kematian,laporan kegiatan, laporan
masyarakat dan bentuk lainnya.

• Kelebihan surveilans pasif:


Relatif murah dan mudah untuk dilakukan.
• Kekurangan surveilans pasif adalah

kurang sensitif dalam mendeteksi kecenderungan penyakit. Data yang dihasilkan


cenderung underreported, karena tidak semua kasus datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan formal.

11
II PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa surveilans epidimiologi adalah pengamatan secara


terus menerus dan sistematik melalui pengumpulan, analisa, interpretasi dan
diseminasi penyampaian informasi status kesehatan, ancaman lingkungan atau
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan.
sistem surveilans menurut para ahli mempunyai beberapa persyaratan :
a) Sederhana (simplicity).
b) Kelenturan (flexibility).
c) Dapat diterima (acceptability).
d) Kepekaan (sensitivity).
e) Kemampuan memberikan nilai duga positif (positif predictive value)
f) Keterwakilan (representativeness).
g) Kualitas data (data quality).
h) Stabilitas data (data stability).
i) Ketepatan waktu (timeliness).Data
dapat diperoleh dari:
a) Data register
b) Data Survei
c) Data Sensus
Metode penggumpulan data dapat dilakukan secara Aktif dan Pasif secara aktif petugas
surveilans menggambil data kepada petugas sedangkan pasif petugas surveilans yang
diberi data dari petugas.Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan agar
pembaca dapat memahami tentang surveilans epidimiologi,sumber data,dan metode
pengumpulan data sebagai sarana belajar yang baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

PERMENKES_45_2014_Penyelenggaraan_Surveilans_Kesehatan.pdf

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/PERMENKES_45_2014_Penyelenggaraa
n_Surveilan s_Kesehatan.pdf

Diakses,22 September 2022

Achad Rizki Azhari, Surveilans Epidimiologi

https://www.academia.edu/13088266/Surveilans_Epidemiologi

Diakses ,22 September 2022

dr. Fazidah A Srg Mkes, PhD ,Surveilans Epidimiology

https://www.slideshare.net/ayumievalencia/pertemuan-8-surveilans-

epidemiology-update-1ppt

Diakses pada ,1 September 2022

Izza Suraya, S.K.M, M.Epid ,Metode Surveilans Kesehatan Masyarakat

https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/597896/mod_resource/content/1/Metod
e%20Surve ilans%20Kesehatan%20Masyarakat.pdf

Diakses ,1 September

13
10 Soal kelompok 1
Sumber – sumber yang secara rutin menggumpulkan data untuk surveilans

1. pengelolaan data dan informasi kesehatan, agar tersedia data dan informasi secara
teratur, berkesinambungan, dan valid sebagai bagian dari proses pengambilan
keputusan dalam upaya kesehatan, baik lokal maupun nasional, serta memberikan
kontribusi terhadap komitmen global merupakan pengertian dari kegiatan ?
A. Surveilans kesehatan
B. Gotong Royong
C. Bela Negara
D. Sensus Penduduk
E. Pencatatan Rutin rt

2. Sistem surveilans yang mampu mendeskripsikan secara akurat distribusi


kejadian penyakit menurut karakteristik orang, tempat dan waktu disebut dengan
system ?
A. Sederhana (simplicity).
B. Kelenturan (flexibility).
C. Dapat diterima (acceptability).
D. Keterwakilan (representativeness).
E. Stabilitas data (data stability).

3. Ketepatan waktu dalam sistem surveilans dapat dinilai berdasarkan ketersediaan


informasi untuk Pelaporan penyakit¬penyakit tertentu agar dapat dikendalikan
secara efektif atau agar tidak meluas dan membahayakan masyarakat sehingga
pelaporan harus dilakukan secara?
A. Cepat
B. Lambat
C. Langsung
D. Tidak Langsung
E. Akurat

4. Jenis data Surveilans Kesehatan dapat berupa data ?


A. kesakitan,kematian, dan faktor risiko
B. Bencana Alam
C. Laporan Atas Kehilangan
D. Pernikahan dan Perceraian
E. Kecelakaan Lakalantas
F.
5. Jenis data yang digunakan dalam penggumpulan data surveilans adalah ?
A. Primer
B. Sekunder
C. Wawancara
D. Quisioner
E. Langsung

6. Data rumah sakit dan data kasus Covid -19 merupakan contoh data ?

14
A. Survei
B. Studi Kasus
C. Sensus
D. Wawancara
E. Register

7. Metode penggumpulan data dimana penyelenggaran surveilans epidimiologi,


dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit
pelayanan kesehatan ,masyarakat atau sumber data lainnya adalah metode ?
A. Aktif
B. Pasif
C. Langsung
D. Tidak langsung
E. Register

8. Metode penggumpulan data dimana penyelenggaran surveilans epidimiologi,


dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut
dari unit pelayanan kesehatan ,masyarakat atau sumber data lainnya adalah
metode ?
A. Aktif
B. Pasif
C. Langsung
D. Tidak langsung
E. Register

9. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menerima data dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya, dalam bentuk
rekam medis, buku register pasien, laporan data kesakitan/kematian,laporan
kegiatan, laporan masyarakat dan bentuk lainnya merupakan metode
penggumpulan ?
A. Aktif
B. Pasif
C. Langsung
D. Tidak langsung
E. Register

15
10. Perhatikan keterangan berikut

1) Lebih akurat karena data di dapatka secara langsung

2) dapatmengidentifikasi outbreak lokal.

3) Lebih mahal dan lebih sulit untuk dilakukan

4) Relatif murah dan mudah untuk dilakukan

Pernyataan diatas merupakan Kelebihan pengumpulan data secara Pasif yang benar
adalah ?

A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 1 dan 2

16
17
MAKALAH SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
TENTANG
PERTIMBANGAN DALAM PERENCANAAN SURVEILANS KESEHATAN
MASYARAKAT

DUSUSUN OLEH:

KELOMPOK 2 REGULER 2
Nanda Dewi Utami (2113451062)
Nataswa Putri Pratiwi (2113451063)
Nur Kholis (2113451065)
Prity Anggraini (2113451069)
Robet Pratama (2113451076)
Tri Lestari (2113451080)

PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah penyehatan tanah ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah surveilans epidemiologi.
Selain itu, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi penulis dan juga bagi para pembacanya.
Dalam menyusun makalah ini, kami berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan
sumber-sumber dan informasi, baik dari buku-buku ataupun website-website sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapinya. Kami meminta maaf
apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, mohon dimaafkan.

Bandar Lampung, 24 Oktober 2022

Kelompok 2 Reguler 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
A. Tahap-Tahap Perencanaan Surveilans Kesehatan Masyarakat ....................................4
B. Penjelasan Tahap-Tahap Perencanaan Surveilans Kesehatan Masyarakat .................4
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................8

3
A. Tahap-Tahap Perencanaan Surveilans Kesehatan Masyarakat
Terdapat 8 tahapan dalam perencanaan surveilans kesehatan masyarakat, yaitu
(Lintang, 2015):
1. Menetapkan tujuan
2. Mengembangkan definisi kasus
3. Mengembangkan sistem pengumpulan data
4. Mengembangkan instrumen pengumpulan data
5. Menguji metode di lapangan
6. Mengembangkan pendekatan analisis data
7. Menentukan mekanisme diseminasi (penyebaran)
8. Menentukan metode evaluasi.
B. Penjelasan Tahap-Tahap Perencanaan Surveilans Kesehatan Masyarakat

1. Menetapkan tujuan atau objektif


Merupakan bagian penting dalam perencanaan surveilans, karena sebelum
merancang suatu sistem, sangat penting untuk menentukan tujuan yang jelas.

Kriteria penentuan prioritas peristiwa pada surveilans meliputi:


 Frekuensi  Adalah ukuran jumlah terjadinya sebuah peristiwa
 Severity  Adalah tingkat keparahan
 Biaya langsung dan tidak langsung
 Preventabilitas  Adalah upaya pencegahan
 Komunikabilitas atau communicability  Adalah kemampuan berkomunikasi
 Minat masyarakat umum
 Isu penyakit yang muncul
 Berdasarkan konsensus atau persetujuan

Kriteria lain sebagai pertimbangan:


 Dampak atau akibat
 Efektivitas  Adalah keberhasilan dalam mencapai tujuan
 Politik
 Evaluasi kontrol atau prevention measures

2. Mengembangkan definisi kasus


Definisi kasus ini perlu dikembangkan agar semua petugas kesehatan menggunakan
definisi dan kriteria yang sama untuk mendiagnosis suatu penyakit secara spesifik.

Elemen-elemen dalam penentuan definisi kasus meliputi:


• Kriteria untuk waktu, tempat dan orang
• Diagnosis klinis (diagnosis yang dibuat berdasarkan pengamatan terhadap tanda
klinis dan pengumpulan informasi gejala klinis dari pasien tanpa pengujian
diagnostik) dan diagnosis laboratoris (hasil pemeriksaan laboratorium)
• Sifat-sifat karakteristik epidemiologis penyakit (contoh: kontak dengan pembuktian
kasus)

4
• Derajat tertentu yang berkenaan dengan diagnosis
• Tingkat sensitivitas (berfokus pada menemukan orang yang menderita penyakit)
dan spesifisitas ( berfokus pada menemukan orang yang tidak memiliki penyakit)

Faktor-faktor yang berpengaruh pada definisi kasus:


• Sebagai pengetahuan akan penyakit dan hubungannya dengan pembuktian hasil
laboratorium
• Sebagai sistem surveilans baru yang menyempurnakan sistem sebelumnya
• Perubahan kriteria pendefinisian kasus

3. Mengembangkan sistem pengumpulan data


Secara mendasar, sistem pengumpulan data perlu diseleksi untuk tiap-tiap indikator.
Hal ini berarti akan diputuskan apakah mengumpulkan data dari pelaporan rutin,
menyusun suatu sistem sentinel, atau melakukan suatu survey untuk mengumpulkan
data.

Faktor umum dalam sistem pengumpulan data:


• Metode pengumpulan data atau informasi  sumber darimana
• Tiap mekanisme harus selaras dengan tujuan sistem
• Waktu (penting)  kondisi tertentu yang fatal (contoh: pes, rabies dan
meningitis)
• Sesuai kondisi  kondisi dengan masalah tingkat pencegahan tinggi dan darurat
• Membutuhkan basis laboratorium untuk informasi pada kasus tertentu
• Sistem pencatatan vital  pola mortalitas jangka panjang
• Kumpulan data yang ada  mendukung data surveilans
• Register-register yang ada atau data survei  berkontribusi dalam proses
surveilans

4. Mengembangkan instrumen pengumpulan data


Instrument pengumpulan data merupakan pelengkap yang digunakan didalam
surveilans rutin dan sentinel.

Meliputi:
Standarisasi
• Format instrumen harus standar
• Instrumen dapat memfasilitasi analisis dan perbandingan dengan sistem lain
• Sensus
• Data surveilans lain

5. Menguji metode dilapangan


Meliputi:
• Memfasilitasi rencana implementasi sesuai dengan sistem yang ada
• Menghindari melakukan perubahan setelah sistem diimplementasi
• Menemukan masalah dalam prosedur pengumpulan data
• Mengidentifikasi metode yang sesuai untuk kondisi lain

5
• Mengidentifikasi masalah-masalah validitas  masalah ketepatan atau keakuratan
• Mengetahui seberapa siap informasi dapat diperoleh
• Mendeteksi kesulitan pada pengumpulan data dan prosedur yang ada
• Mendeteksi kesulitan pada pertanyaan spesifik dengan instrumen yang
dipergunakan
• Dapat menguji dan membandingkan dari beberapa pendekatan yang mungkin
tidak layak pada skala yang besar

Elemen-elemen pengujian di lapangan meliputi:


• Tipe data  akan dikumpulkan dalam sistem surveilans
• Sumber data
• Metode pengumpulan data
• Prosedur untuk penanganan data

6. Mengembangkan pendekatan analisis data


Meliputi:
• Menjamin sumber data dan proses pengumpulan data
• Memanfaatkan data atau informasi yang tersedia
• Dapat sederhana (menggunakan ms. excel) atau kompleks (menggunakan SPSS)
• Pertimbangan teknologi pendukung dan SDM

7. Menentukan mekanisme diseminasi (penyebaran)


Diseminasi informasi dimaksudkan untuk memberikan informasi yang dapat
dimengerti kemudian dimanfaatkan dalam menentukan arah kebijakan kegiatan,
upaya pengendalian dan evaluasi serta kesimpulan analisis.

Pertimbangan diseminasi meliputi:


• Akses publik terhadap data harus direncanakan (rutin)
• Menyediakan analisis, interpretasi dan rekomendasi disesuaikan dengan
pengambil kebijakan dan target pendengar
• Menggunakan teknik penyajian data yang jelas dan ringkas
• Menggunakan media komunikasi
• Menggunakan teknologi audivisual yang mutakhir

8. Menentukan metode evaluasi


Evaluasi sistem surveilans perlu dilakukan agar memberikan rekomendasi untuk
perbaikan kualitas dan efisiensi.

Meliputi:
Melibatkan pihak lain dalam perencanaan:
• Meningkatkan potensial agar data yang dibutuhkan terkumpul
• Memudahkan komunikasi
• Memfasilitasi konsensus terkait prioritas dan metode yang konsisten dengan
kebutuhan dan sumber sumber yang ada

6
Siapa yang harus dilibatkan dalam perencanaan?
• Depatemen kesehatan
• Klinisi
• Laboratorium
• Rumah Sakit

7
DAFTAR PUSTAKA

Saraswati, Lintang Dian. 2015. "Pertimbangan dalam Perencanaan Surveilans


Kesehatan Masyarakat".
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
Amiruddin, Ridwan. 2013. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Bogor: IPB Press.

8
MAKALAH ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

SURVEILANS

DISUSUN OLEH:

LESKA SILVIANDA (2113451053)

REVILIA ANDANI (2113451073)

INTAN AULIA (2113451083)

PURNAMA WIJAYA (2113451070)

LUTFIANSYAH (2113451053)

NOVITA DAMAYANTI (2113451051)

PROGRAM STUDI DIII SANITASI JURUSAN KESEHATAN

LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Analisis dan Interpretasi
Data Surveilans”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah surveilans epidemiologi.Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Analisis dan Interpretasi Data Surveilans bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini

Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I .................................................................................................................................4

PENDAHULUAN .............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................4

BAB II................................................................................................................................5

PEMBAHASAN ................................................................................................................5

2.1 Pengertian Analisis Data ..............................................................................................5

2.2 Analisis data surveilans dilakukan di Puskesmas,Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan 6

2.3 Analisis Perbandingan dan Analisis Trend ...............................................................7

2.4 Pengertian Interpretasi Data .........................................................................................8

2.5 Penafsiran Data ............................................................................................................8

2.6 Fungsi Interpretasi Data ...............................................................................................9

2.7 Membuat Interpretasi Yang Sistematik Dari Data Surveilens .....................................9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut permenkes no 45 th 2014 pasal 11 tentang analisis data yaitu analisis data dapat
dilakukan dengan epidemiologi deskriptif dan atau analitik untuk menghasilkan informasi yang
sesuai dengan tujuan surveilans yang ditetapkan.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Kepmenkes RI No.1116 tahun 2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan menyebutkan
bahwa surveilans adalah proses pengumpulan,pengolahan, analisis, interpretasi data secara
sistematik dan terus menerus serta melakukan penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.
Pada tahun 1987 telah dikembangkan Sistem Surveilans Terpadu (SST) berbasis data,
Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP),dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit
(SPRS), yang telah mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan.
Keputusan Menteri Kesehatan N0.1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indinesia Nomo 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan serta
kebutuhan informasi epidemiologi untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular
dan penyakit tidak menular.
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan.
Surveilans epidemiologi dalam penyelenggaraannya memiliki banyak indikator kerja,
sehingga membutuhkan banyak kegiatan perekaman, pengumpulan, pengolahan, dan analisis
data yang diperoleh dari berbagai unit sumber data. Banyaknya kegiatan perekaman,
pengumpulan, pengolahan data akan memberikan beban kerja dan menganggu upaya
meningkatkan kinerja surveilans. Oleh karena itu, diperlukan penyelengaraan sistem surveilans
yang sesedikit mungkin indikator kerja serta sesederhana mungkin, tetapi tetap dapat
mengukur kualitas penyelengaraan surveilans dalam memberikan informasi. Indikator yang
paling sering digunakan adalah kelengkapan laporan, ketepatan waktu laporan, kelengkapan
distribusi/desiminasi informasi, dan terbitnya buletin epidemiologi.
Pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data/ informasi yaitu melalui
wawancara mendalam, pengamatan atau observasi terlibat, pemeriksaan dokumen dan arsip
yang terdapat pada tempat penelitian.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif, melalui tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Data


Analisis data adalah proses pengolahan data dengan tujuan untuk menemukan
informasi yang berguna yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
untuk solusi suatu permasalahan. Proses analisis ini meliputi kegiatan
pengelompokkan data berdasarkan karakteristiknya, melakukan pembersihan data,
mentransformasi data, membuat model data untuk menemukan informasi penting
dari data tersebut.
Analisis data merupakan suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola
kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu. Analisis data diperlukan untuk menjamin
bahwa sumber data dan proses pengumpulan data adalah kuat.

Analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data analysis is the process
of systematically searching and arraging the interview transcripts, fieldnotes, and
others materials that you accumulate to increase your own undesrstanding of them
and to enable you to present what you have discovered to others”. Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakannya kepada orang lain.

Analisis data yang baik merupakan bagian penting dari sistem pemantauan yang
baik. Yang terjadi sekarang adalah proses pendataan sudah baik, tetapi proses
analisisnya masih kurang, sehingga interpretasi dan tindak lanjut datanya belum
memadai. Metode analisis data surveilans harus direncanakan bersama dengan
penyiapan alat pengumpulan data. Analisis data, apakah sederhana atau
kompleks, harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan,
terlepas dari apakah deskripsi waktu/tempat/orang paling mungkin untuk
pembuatan kebijakan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis pada tingkat
masing-masing tingkat dan untuk tujuan tingkat itu.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode epidemiologi deskriptif

5
dan/atau analitik untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan surveilans
yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh gambaran tentang prevalensi suatu
penyakit atau masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
menurut waktu, tempat dan orang, dilakukan analisis dengan menggunakan
metode epidemiologi deskriptif.

Sedangkan analisis dengan metode epidemiologi analitik telah dilakukan


untuk mengetahui hubungan antar variabel yang dapat mempengaruhi
peningkatan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan.Alat statistik dapat
digunakan untuk memfasilitasi analisis menggunakan metode analisis
epidemiologi. Hasil analisis memberikan pedoman dalam menentukan ruang lingkup
masalah, kecenderungan suatu keadaan, sebab dan akibat suatu peristiwa dan
menarik kesimpulan. Kesimpulan dari hasil analisis harus didukung oleh teori
dan kajian ilmiah yang ada.

2.2 Analisis data surveilans dilakukan di Puskesmas,Rumah Sakit dan Dinas


Kesehatan

1) Kegiatan Analitis di Puskesmas Unit Surveilans


Puskesmas melakukan analisis mingguan potensi KLB penyakit di wilayahnya
dalam bentuk tabel Desa/Kelurahan dan grafik tren mingguan, kemudian
mengkomunikasikan hasil analisis tersebut kepada kepala Puskesmas untuk
pelaksanaan pemantauan Wilayah setempat (PWS). atau sistem peringatan
dini terhadap potensi wabah penyakit di puskesmas.Jika ditemukan
peningkatan penyakit tertentu, Kepala Puskemas melakukan studi epidemiologi
dan menginformasikan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Unit Surveilans
Puskesmas melakukan analisis tahunan perkembangan penyakit dan
menghubungkannya dengan faktor risiko, perubahan lingkungan, serta
perencanaan dan keberhasilan program.

2) Kegiatan analitis di rumah sakit Unit


Surveilans rumah sakit melakukan analisis mingguan kemungkinan wabah
penyakit di wilayahnya dalam bentuk tabel oleh desa/Kelurahan atau
Puskesmas (kecamatan) dan grafik tren mingguan, kemudian
mengkomunikasikan hasil analisis tersebut kepada kepala rumah sakit. sebagai
pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau penerapan sistem
kewaspadaan Potensi penyakit dini di rumah sakit.Jika ditemukan peningkatan
penyakit tertentu, manajer rumah sakit memberi tahu dinas kesehatan
kabupaten/kota. Unit surveilans rumah sakit melakukan analisis tahunan
perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan faktor risiko,
perubahan lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program rumah sakit.

6
3) Kegiatan Analitis di Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten Unit pemantau dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
analisis mingguan kemungkinan wabah penyakit di wilayahnya dalam bentuk
tabel dan peta sesuai puskesma (kecamatan) dan grafik tren mingguan,
kemudian membagikan hasil analisis tersebut dengan puskesma, rumah sakit dan
program terkait di lingkungan dinas kesehatan, seperti melakukan pelaksanaan
pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sistem peringatan dini potensi
wabah penyakit di dinas kesehatan kabupaten/kota.Jika peningkatan penyakit
tertentu terdeteksi, kepala rumah sakit memberi tahu layanan kesehatan negara.
Dinas surveilans kabupaten/kota melakukan analisis tahunan terhadap riwayat
penyakit dan mengaitkannya dengan faktor risiko, perubahan lingkungan dan
perencanaan program serta keberhasilan di dinas kesehatan kabupaten/kota.

4) Kegiatan Analitis di Dinas Kesehatan Negara Unit


Surveilans Pelayanan Kesehatan Nasional melakukan analisis bulanan potensi
wabah penyakit di wilayahnya dalam bentuk tabel dan peta kabupaten atau
kota dan grafik tren bulanan, kemudian membagikan hasil analisis tersebut
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Departemen kesehatan dan
departemen kesehatan nasional di daerah perbatasan, seperti pelaksanaan
pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sistem peringatan dini
kemungkinan wabah penyakit di layanan kesehatan negara.Unit surveilans
Dinas Kesehatan Provinsi melakukan analisis tahunan perkembangan penyakit
dan menghubungkannya dengan faktor risiko, perubahan lingkungan, dan
program serta kinerja Dinas Kesehatan Provinsi. Data dari kegiatan
pemantauan harus dianalisis untuk sistem kewaspadaan dini (SKD) dan untuk
keputusan yang akurat dan dapat dilacak.

2.3 Analisis Perbandingan dan Analisis Trend


1) Analisis Perbandingan Analisis komparatif dilakukan dengan
membandingkan standar program dan/atau ruang lingkup kegiatan (adakah
masalah yang harus diselesaikan?). Analisis komparatif juga dapat
menggambarkan perbandingan antara suatu penyakit dengan penyakit lain,
atau menunjukkan hubungan antar intervensi, seperti hubungan antara
pemeriksaan rutin dan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan.
2) Analisis trend Jika dideskripsikan trend penyakit atau trend penyakit
menurut periode yang sesuai dengan masa inkubasi, maka dapat diberikan
dalam bentuk “jam” jika terjadi KLB keracunan, “harian” jika terjadi KLB
DBD, diare, “mingguan” " kasus campak, demam berdarah, malaria,
"bulanan" bahkan "tahunan" misalnya pada TBC, kanker, DM, darah
tinggi, PJK dll. Analisis tren memberikan informasi tentang kemungkinan

7
hal-hal (masalah kesehatan) yang terjadi di masa depan. Pentingnya analisis
tren menggunakan grafik pola maksimum-minimum, berguna sebagai sistem
alarm wabah (SKD-KLB) dan untuk menilai tren/tren pola penyakit.

2.4 Pengertian Interpretasi Data


Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis
dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data
yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang
diperbaiki. Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data yang dapat
ditempuh dengan cara meninjau kembali gejala-gejala berdasarkan sudut pandangnya,
perbandingan dengan penelitian yang pernah dilakukan (misanya oleh peneliti lain).
Interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang
dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan antar
deskripsi deskripsi data yang ada (Barnsley & Ellis, 1992). Fungsi interpretasi data
adalah untuk mengevaluasi atau merefleksi proses dan hasil perbaikan pembelajaran
yang dilakukan.
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis
dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data
yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang
diperbaiki. Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data yang dapat
ditempuh dengan cara meninjau kembali gejala-gejala berdasarkan sudut pandangnya,
perbandingan dengan penelitian yang pernah dilakukan (misanya oleh peneliti lain).
Interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang
dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan antar
deskripsi deskripsi data yang ada (Barnsley & Ellis, 1992). Fungsi interpretasi data
adalah untuk mengevaluasi atau merefleksi proses dan hasil perbaikan pembelajaran
yang dilakukan.
Penggunaan analisis data dan interpretasi data tergantung pada tingkat unit
kesehatan yang bersangkutan, sehingga dapat di analisis. Hasil analisa dan
interpretasi data disebarluaskan pada unit-unit yang berkepentingan agar dapat
digunakan untuk perencanaan tindak lanjut. Data diinterpretasikan dengan
membandingkan data bulanan jika evaluasi pada saat kegiatan minlok namun
membandingkan dengan data tahunan pada kegiatan evaluasi tingkat kota yang
dilakukan setiap tahun.

2.5 Penafsiran Data


Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian
karena kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran
yang diturunkan oleh peneliti terhadap data. Penafsiran adalah penjelasan yang
terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan Penafsiran
berkehendak untuk membangun suatu konsep yang bersifat menjelaskan

8
2.6 Fungsi Interpretasi Data
Fungsi interpretasi data adalah untuk mengevaluasi atau merefleksi proses dan hasil
perbaikan pembelajaran dilakukan.

2.7 Membuat Interpretasi Yang Sistematik Dari Data Surveilens


Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi
data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informası kepada unit yang
membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan telah disusun dan dikompilasi,
selanjutnya dianalisis dan dilakukan interpretasi untuk memberikan arti dan
memberikan kejelasan tentang situasi yang ada dalam masyarakat Data yang ada dalam
masyarakat.

Analisis data diperlukan untuk menjamin bahwa sumber data dan proses
pengumpulan data adalah adekuat Untuk menganalisis data surveilans kita harus
memperhatikan beberapa hal berikut :
 Apa keistimewaan atau kekhasan data yang didapat
 Memulai dari data yang paling sederhana ke data yang paling kompleks
 Menyadari bila ketidaktepatan dalam data menghalangi analisis-analisis
yang lebih canggih. Jika ada data yang bias maka data tersebut tidak perlu
digunakan.
 Sifat data surveilans
 Perubahan dari waktu ke waktu
 Beberapa sumber-sumber informasi
 Masalah kualitas dan kelengkapan
 Butuh pengetahuan yang mendalam tentang sistem evaluasi

9
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho. Susanto. 2018. Modul Surveilans. Universitas Respati Yogyakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014


Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

Rasmaniar, dkk. 2020. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Yayasan Kita


Menulis

Rokhmayanti, dkk. 2021. Petunjuk Praktikum Surveilans


Kesehatan Masyarakat. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta

Permenkes. 2014. Tentang Penyelenggaraan Surveilans


Kesehatan. Permenkes RI 8.

Saraswati, Lintang Dian Buku Ajar Surveilans Epidemiologi


Semarang Lembaga Pengembangan dan Benjaminan Mutu
Pendidikan Universitas Diponegoro Semarang, 2016.

10
MAKALAH
SURVEILANS

OLEH :

1. MARYUDA KURNIAWAN 2113451057

2. MAUDY KINANTI 2113451058

3. PANJI KUSUMA 2113451068

4. SHABILLA HELMALINE 2113451077

5. ENO MEI RISKA 2113451085

6. RAGIL IMANIAR HARLIYANA 2113451086

D3 SANITASI LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempur na dan menjadi rahmat bagi
seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi surveilans dengan
judul” Surveilans Pada Kejadian Luar Biasa “. Disamping itu, Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan
saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.

Bandar Lampung 17 oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................iii

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan Penelitian.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Surveilans Pada Kejadian Luar Biasa……………………………... 2

B. Penyebab terjadinya kejadian luar biasa pada surveilans……………………… 3

C. Upaya penanggulangan kejadian luar biasa pada surveilans………………….. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 5

B. Saran.....................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat
melakukan penanggulangan secara efektif dan efisien. Surrveilans merupakan proses
pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus
serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

Surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis dan


terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi. Tujuan dari surveilans itu sendiri
yakni Menyediakan informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan, perencanaan,
implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan. Monitoring kecenderungan penyakit
endemis dan mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang. Mengidentifikasi kelompok
risiko tinggi.

Menurut CDC (Center of Disease Control), merupakan pengumpulan, analisis dan


interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan
diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya

Sementara menurut Timmreck (2005), pengertian surveilans kesehatan masyarakat


merupakan proses pengumpulan data kesehatan yang mencakup tidak saja pengumpulan
informasi secara sistema tik, tetapi juga melibatkan analisis, interpretasi, penyebaran, dan
penggunaan informasi kesehatan. Hasil surveilans dan pengumpulan serta analisis data yang
digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang status populasi guna
merencanakan, menerapkan, mendeskripsikan, dan mengembangkan program kesehatan
masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah kejadian yang merugikan kesehatan. Dengan
demikian, agar data dapat berguna, data harus akurat, tepat waktu, dan tersedia dalam bentuk
yang dapat digunakan.

Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,


analisis, dan interpretasi data secara sistematis dan terus menerus serta penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan untuk mengambil tindakan. Berdasarkan definisi diatas dapat
diketahui bahwa surveilans adalah suatu pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus
menerus dan sistematis terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya pada masyarakat sehingga penanggulangan untuk dapat mengambil
tindakan efektif.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan surveilans pada kejadian luar biasa?


2. Apa yang penyebab terjadinya kejadian luar biasa pada surveilans?
3. Bagaimana upaya penganggulangan terjadinya kejadian luar biasa pada surveilans?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui pengertian surveilans pada kejadian luar biasa.


2. Agar mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa pada
surveilans.
3. Agar mengetahui upaya penanggulangan dalam surveilans pada kejadian luar biasa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SURVEILANS PADA KEJADIAN LUAR BIASA

Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu


penyakit menular di suatu wilayah tertentu, kadang-kadang dapat merupakan kejadian
yang mengejutkan dan membuat heboh masyarakat di wilayah itu. Secara umum
kejadian ini disebut dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dapat menimbulkan suatu
wabah yang menyerang masyarakat luas dalam waktu singkat yang diakibatkan oleh
penyakit menular

Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan
yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.Penderita adalah seseorang yang menderita
sakit karena penyakit yang dapat menimbulkan wabah. Kejadian Luar Biasa yang
selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan
dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.

Penyelidikan epidemiologi adalah penyelidikan yang dilakukan untuk


mengenal sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat
mempengaruhi timbulnya wabah.Ruang lingkup pengaturan meliputi penetapan jenis
penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah, tata cara penetapan dan
pencabutan penetapan daerah KLB/Wabah, tata cara penanggulangan, dan tata cara
pelaporan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja menjadikan


kehidupan umat manusia semakin mudah, semakin maju,tetapi nampaknya umat
manusia juga diharapkan kepada tantangan-tantangan atau peringatan-peringatan baru
di bidang kesehatan, dimana pada kurun waktu tertentu akan ada jenis penyakit baru
yang muncul. Dari aspek tinjauan religi mungkin hal itu merupakan peringatan bagi
umat manusia bahwa di atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
yang telah dicapai, masih akan ada hal baru yang belum diketahui.

Mengingat seriusnya dampak yang ditimbulkan dari kejadian luar biasa dan
wabah akibat penyakit menular, sehingga perlu diambil langkah-langkah perlindungan
bagi masyarakat. Perlindungan dimaksud dapat meliputi perlindungan terhadap
masyarakat umum, aparat kesehatan, korban dan pelapor. Untuk itu perlu dilihat
peraturan perundang-undangan yang komprehensip di bidang penanganan wabah
penyakit. Untuk itu perlu dilihat peraturan perundang-undangan yang sudah ada,
mencermati kenyataan yang sedang in saat ini dan mengantisipasinya.
B. PENYEBAB TERJADINYA KEJADIAN LUAR BIASA PADA SURVEILANS

Penyebab terjadinya KLB pada surveilans yakni Penetapan jenis-jenis penyakit


menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah didasarkan pada pertimbangan
epidemiologis, sosial budaya, keamanan, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan menyebabkan dampak malapetaka di masyarakat. Jenis-jenis penyakit menular
tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah sebagai berikut:
a. Kolera
b. Pes
c. Demam Berdarah Dengue
d. Campak
e. Polio
f. Difteri
g. Pertusis
h. Rabies
i. Malaria
j. Avian Influenza H5N1
k. Antraks
l. Leptospirosis m.Hepatitis
n. Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009
o. Meningitis
p. Yellow Fever
q. Chikungunya
Dan Penyakit menular tertentu lainnya yang dapat menimbulkan wabah ditetapkan oleh
Menteri.

Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satu
kriteria sebagai berikut:

a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal


4 yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.

b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu


dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan


periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis
penyakitnya.

d. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan


kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan
dalam tahun sebelumnya.

e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun


menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.

f. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.

g. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.

C . UPAYA PENANGGULANGAN TERJADINYA KLB PADA SURVEILANS

Penetapan suatu daerah dalam keadaan wabah dilakukan apabila situasi KLB berkembang atau
meningkat dan berpotensi menimbulkan malapetaka, dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Secara epidemiologis data penyakit menunjukkan peningkatan angka kesakitan dan/atau
angka kematian.
b. Terganggunya keadaan masyarakat berdasarkan aspek sosial budaya, ekonomi, dan
pertimbangan keamanan.

Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah, pemerintah daerah


dan masyarakat. Penanggulangan KLB/Wabah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

(1)a. penyelidikan epidemiologis;


b. penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan
dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;
c. pencegahan dan pengebalan;
d. pemusnahan penyebab penyakit;
e. penanganan jenazah akibat wabah;
f. penyuluhan kepada masyarakat; dan
g. upaya penanggulangan lainnya.

(2) Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain berupa
meliburkan sekolah untuk sementara waktu, menutup fasilitas umum untuk sementara waktu,
melakukan pengamatan secara intensif/surveilans selama terjadi KLB serta melakukan
evaluasi terhadap upaya penanggulangan secara keseluruhan.

(3) Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai
dengan jenis penyakit yang menyebabkan KLB/Wabah.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan penanggulangan KLB/Wabah sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat menimbulkan suatu wabah yang menyerang masyarakat
luas dalam waktu singkat yang diakibatkan oleh penyakit menular. timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Penyebab terjadinya KLB pada surveilans yakni
Penetapan jenis-jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah didasarkan
pada pertimbangan epidemiologis, Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud
dilakukan sesuai dengan jenis penyakit yang menyebabkan KLB/Wabah.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna serta dalam penulisan makalah diatas masih
banyak kesalahan. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes.RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501
Tahun 2010 Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan
MAKALAH
SURVEILANS

DISUSUN OLEH :

NABILA LISA AL TASYA 21134510

NURUL IZZA 21134510

SITI MARYA ULFA 2113451078

MADE INDRI PUSPITA 2113451055

RIZKY NUGROHO 21134510

M. YAZID GILAR DINO 21134510

D3 SANITASI LINGKUNGAN POLITEKNIK

KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan


jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama yang sempur na dan menjadi rahmat bagi seluruh
alam.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
surveilans denganjudul” Surveilans Pada Kejadian Luar Biasa “. Disamping
itu, Penulis mengucapkan banyakterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Akhir kata, penulis memahami
jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dansaran sangat
kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu
mendatang.

Bandar Lampung 17 oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN. iii

A. Latar Belakang. 1

B. Rumusan Masalah. 1

C. Tujuan Penelitian. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Surveilans Pada kesehatan lingkungan (malaria) 2

B. Penyebab terjadinya kejadian malaria pada surveilans 3

C. Upaya penanggulangan kejadian malaria pada surveilans 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan. 5

B. Saran. 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang


sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk
memperoleh dan memberikan informasi. Tujuan dari surveilans itu sendiri
yakni Menyediakan informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan
kebijakan, perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan.
Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak
penyakit di masa mendatang. Mengidentifikasi kelompokrisiko tinggi.
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan,
pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematis dan terus
menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk
mengambil tindakan. Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa
surveilans adalah suatu pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus
menerus dan sistematis terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-
faktor yang dapat mempengaruhinya pada masyarakat sehingga
penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (Protozoa)
dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles sp. Malaria ditemukan hampir seluruh bagian dunia, terutama
negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang berisiko terkena
malaria berjumlah 2,3 miliar atau 41% dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun
kasusnya berjumlah sekitar 300–500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5–2,7
juta kematian, terutama di negara benua Afrika. Di Indonesia, penyakit ini
ditemukan tersebar di seluruh kepulauan (Harijanto, 2000). Indonesia sampai
saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di Indonesia bagian
timur, di daerah transmigrasi di mana terdapat campuran penduduk yang
berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah
endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria
oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insidence rate penyakit
malaria masih tinggi di daerah tersebut.
a. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan surveilans pada keesehatan lingkungan?
2. Apa yang penyebab terjadinya kejadian malaria pada surveilans?
3. Bagaimana upaya penganggulangan terjadinya kejadian malaria pada
surveilans?

b. Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian surveilans pada kejadian malaria.
2. Agar mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya kejadian malaria
padasurveilans.
3. Agar mengetahui upaya penanggulangan dalam surveilans pada
kejadian malaria.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SURVEILANS PADA KEJADIAN KESEHATAN


LINGKUNGAN (MALARIA).

Surveilans pidemiologi malaria adalah ilmu yang mempelajari


tentang penyebaran penyakit malaria dan faktor- faktor yang
mempengaruhi di dalam masyarakat (Wahyudi, 2010). Di dunia,
penyakit malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit
malaria (Plasmodium) bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh
manusia dan ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina
(Depkes RI, 2007a). Surveilans malaria adalah kegiatan yang terus
menerus, teratur dan sistematis dalam pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data malaria untuk menghasilkan informasi
yang akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar
untuk melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat
disesuaikan dengan kondisi setempat (Hakim, 2010). Menurut Lapau
(2010), sistem surveilans ada beberapa unsur :
1. Tujuan sistem surveilans yaitu membandingkan tujuan sistem
surveilans yang ditemui baik itu melalui wawancara dengan tujuan
sistem surveilans.
2. Pengolahan dan analisis data yaitu menilai apakah pengolahan dan
analisis data malaria dilakukan untuk menjawab tujuan surveilans
yang telah ditetapkan.
3. Ketepatan Diagnosis yaitu Bagaimana mendiagnosis penyakit
tersebut. Untuk melihat ketepatan diagnosis dapat dilihat dari nilai
eror rate pemeriksaan laboratorium.
Malaria merupakan salah satu indikator dari target Pembangunan
Mellenium Development Goals (MDGs) ke-6 yaitu memerangi HIV/AIDS,
malaria dan penyakit menular lainnya, di mana ditargetkan untuk
menghentikan penyebaran dan mengurangi kejadian insiden malaria
pada tahun 2015 yang dilihat dari indikator menurunnya angka kesakitan
dan angka kematian akibat malaria.

B. PENYEBAB TERJADINYA MALARIA PADA SURVEILANS


Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh
parasit Plasomodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk
 Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan nyamuk
membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel
drah merah. Selain melalui gigitan nyamuk, terdapat beberapa kondisi
yang menyebabkan malaria dapat menyebar menjangkit manusia
seperti melalui donor organ, transfusi darah, berbagi pemakaian jarum
suntik, dan janin yang terinfeksi dari ibunya. Di Indonesia, penyakit ini
tergolong endemi karena terdapat beberapa daerah yang masih banyak
menderita malaria.

 Penyebab Malaria

Terdapat beberapa jenis plasmodium yang menjadi penyebab


penyakit malaria, yakni:
1. Plasmodium Vivax
Malaria yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium vivax cenderung menimbukan gejala yang lebih
ringan. Parasit ini dapat bertahan di organ hati dalam jangka
waktu beberapa bulan atau tahun. Walaupun tergolong ringan,
malaria yang disebabkan oleh parasit ini dapat kambuh ketika
daya tahan tubuh menurun karena parasit dapat aktif kembali.
2. Plasmodium Ovale 
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium ovale ini
tergolong tidak terlalu berbahaya yang mengancam jiwa,
namun tetap harus waspada karena malaria yang disebabkan
oleh parasit ini dapat menyebabkan anemia atau kekurangan
darah.
3. Plasmodium Malariae
Malaria yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium Malariae menimbulkan gejala setelah lama
terinfeksi parasit tersebut. Oleh karena itu, penderita malaria
ini akan mengalami infeksi yang kronis mengalami gangguan
fungsi organ ginjal.

4. Plasmodium Falciparum
Malaria yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium falciparum tergolong paling berbahaya karena
dapat menimbulkan berbagai komplikasi, kejang, hingga koma.
Malaria jenis ini menjadi salah satu penyebab kematian akibat
malaria tertinggi di dunia.
Dari keempat jenis parasit penyebab malaria tersebut, hanya dua jenis
parasit yang paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia yaitu
Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum.
 Gejala Malaria
Gejala malaria mulai muncul setidaknya dalam kurun waktu 10
hingga 15 hari setelah tergigit nyamuk Anopheles ataupun
terpapar. Berikut beberapa gejala malaria:
1. Demam
2. Menggigil
3. Sakit kepala
4. Berkeringat banyak
5. Lemas
6. Pegal linu
7. Gejala anemia atau kurang darah
8. Mual atau muntah

C. UPAYA PENANGGULANGAN TERJADINYA MALARIA PADA


SURVEILANS

Beberapa gejala yang timbul setelah parasit beredar dalam darah


adalah sakit kepala, demam tinggi, berkeringat, mengigil serta nyeri otot,
bahkan muntah dan diare. Namun, apabila tidak segera ditangani, maka
hal ini bisa berdampak negatif pada pernapasan hingga kegagalan
fungsi organ tubuh.

Seperti yang dijelaskan di atas, penyebab utama malaria


adalah Plasmodium. Meskipun ada banyak jenis dari parasit ini, tetapi
yang menyebabkan malaria hanya ada lima. Khusus di Indonesia, ada
dua jenis parasit Plasmodium, yakni Plasmodium
falciparum serta Plasmodium vivax.

Malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles, oleh karena itu


pencegahannya adalah dengan merubah pola perilaku manusia agar
nyamuk tidak muncul. Berikut beberapa tips untuk mencegah
penyebaran penyakit malaria:
 Gunakan kelambu ketika tidur
 Memakai pakaian serba panjang seperti celana dan lengan
panjang selama beraktivitas
 Hindari meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena dapat
menjadi tempat persembunyian nyamuk
 Lakukan langkah 3M (Menguras penampungan air, Mengubur
barang bekas, dan Mendaur ulang barang bekas)
 Gunakan lotion anti nyamuk yang mengandung DEET
(diethyltoluamide)
 Pasang obat nyamuk dan rutin menyemprot obat nyamuk
terutama di pagi dan sore hari
 Rutin melakukan fogging massal di daerah dengan tingkat
malaria yang tinggi minimal sebulan sekali

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Harijanto PN. Malaria. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata, Setiati S,
Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed ke-6. Jakarta: Interna
Publishing; 2014: 595-610.

Osler William. Malaria. In: Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL,
Jameson JL, Loscalzo J, editors. Harrison's Principles of Internal Medicine. 17th
ed. New York: McGrawHill; 2008.

Widoyono. Malaria. Dalam: Safitri Amalia, Astikawati Rina, editors. Penyakit Tropis:
Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Semarang:
Erlangga; 2008: 111-21.

Singh B, Daneshvar C. Human infection and detection of Plasmodium knowlesi. Clin


Microbiol Rev. 2013; 26: 165-84.

Jiram AI, Vythilingam I, Noor Azian YM, Yusof YM, Azhari AH, Fong MY. Entomological
investigation of Plasmodium knowlesi vectors in Kuala Lipis, Pahang, Malaysia.
Malar J. 2012; 11: 213.
MAKALAHSURVEI
LANSKESEHATANLI
NGKUNGANDEMAM BERDARAH
DENGUE(
DBD)

DI
SUSUNOLEH:

LI
DIAPERMATASARI(
2113451052)

MARAHI
KMAWATI(
2113451056)

MUTI
ARAZULI
ATI(
2113451082)

RI
ZKIAGUNGDESI
ANTORO(
2113451075)

MI
FTANURHASANAH(
2113451059)

PROGRAM STUDIDI
IISANI
TASIJURUSANKESEHATANLI
NGKUNGAN
POLI
TEKNI
KKESEHATANTANJUNGKARANG
TAHUNAJARAN2022/
2023
KATAPENGANTAR

Pujisyukurki
tapanjat
kankehadir
atTuhanYangMahaEsay ang
tel
ah member ikan rahmat dan hidayahny
a sehingga saya dapat
meny elesai
kan makalah “Sur
vei
lans Kesehatan Li
ngkungan Demam
BerdarahDengue”

Adapun tujuan daripenul


isan dar
imakalah i
niadalah untuk
memenuhit ugaspadamat akuli
ahsurvei
lansepi
demiol
ogi
.Selai
ni tu,
l
aporani nij
ugaber tuj
uanuntukmenambahwawasant ent
angSurvei
lans
kesehatan l
ingkungan demam ber dar
ah dengue (
DBD)S bagipar a
pembacadanj ugabagi penul
i
s.

Terlebi
hdahul u,mengucapkant eri
makasi hkepadasemuapi hak
yangt i
dakdapatkamisebut kansemua,t er
imakasihat asbant uannya
sehinggasehi nggakamidapatmeny elesai
kant ugasiniKemudi an,kami
meny adaribahwatugasy angkami tul
i
si nimasihjauhdarikat
asempur na.
Olehkar enaitu,kri
ti
kdansar any angmembangunkamibut uhkandemi
kesempur naanlaporanini
.

Bandarl
ampung,
27okt
ober2022

Kel
ompok6
BAB1

PENDAHULUAN

1.
1Lat
arBel
akang

Sur
vei
l
ansepi
demi
ologimer
upakansuat
ukegi
atany
angsangat
pent
ing dal
am mendukung pengendal
i
an dan penanggul
angan
peny
aki
tmenul
ardanpeny
aki
tti
dakmenul
ar,
tanpat
erkecual
ipada
kegi
atandanpenanggul
anganpeny
aki
tDemam Ber
dar
ahDengue
(
DBD)
.

Demam Ber
dar
ahDengueat
auy
angl
ebi
hdi
kenaldenganDBD
mer
upakansal
ahsat
ujeni
speny
aki
takut
.Pender
it
aDBDj
i
kat
idak
seger
a mendapat
kan per
tol
ongan akan dapat meny
ebabkan
kemat
ian.KasusDBDdiI
ndonesi
amasi
hmenj
adiper
hat
ianut
ama
mengi
ngat angka pender
it
a peny
aki
t i
ni t
erus mengal
ami
peni
ngkat
an dar
itahun ke t
ahun.Sel
aini
tu,masi
h bany
ak
masy
arakaty
ang menganggap DBD mer
upakan peny
aki
tsepel
e
sehi
nggaser
ingdi
anggapr
emeh.

Peny
aki
tDBD per
tama kal
idi
temukan pada t
ahun 1953 di
Mani
l
a,l
ebi
htepat
nyadiFi
l
ipi
nadansel
anj
utny
ater
usmeny
ebarke
ber
bagainegar
a.DBD per
tamakal
imasukkeI
ndonesi
adiKot
a
Sur
abay
a pada t
ahun 1968. Ber
dasar
kan dat
a Or
gani
sasi
Kesehat
an Duni
a(WHO)meny
atakan r
ata-
rat
a angka kemat
ian
aki
batDBD mencapai15% at
au25r
ibuor
angmeni
nggalset
iap
t
ahun.

Juml
ahangkapender
it
aDBDmengal
amipeni
ngkat
any
angcukup
dr
ast
ispadat
ahun2010.Sebel
umy
apadat
ahun2009t
erdapat
3883or
angy
angmender
it
aDBD,dannai
kmenj
adi5556kasus
pada2010.SedangkanKot
aSemar
angmer
upakankot
aper
tamadi
JawaTengahdenganj
uml
ahpender
it
aDBDt
ert
inggi
.

I
ndonesi
amer
upakannegar
atr
opi
s,sehi
nggamempuny
air
isi
ko
t
erj
angki
tpeny
aki
tDBD,kar
enav
ekt
orpeny
ebabny
ayai
tuny
amuk
Aedesaegy
ptiy
angt
ersebarl
uasdikawasanpemuki
manmaupun
t
empat
-t
empat umum, kecual
i wi
l
ayah y
ang t
erl
etak pada
ket
inggi
anl
ebi
hdar
i1000met
erdi
atasper
mukaanl
aut
.

Peny
aki
t DBD di
pengar
uhi beber
apa f
akt
or ant
ara l
ain: 1)
.
Kebi
asaanmasy
arakaty
angmenampungai
rber
sihunt
ukkeper
luan
sehar
i-
har
i,2)Sani
tasil
i
ngkungan y
ang kur
ang bai
k,3)Rumah
pemuki
many
angpadat
,4)Peny
edi
aanai
rber
sihy
angkur
ang,5)
Ti
dakmenggunakanobatny
amukdankel
ambupadasaatt
idur
,6)
Pengel
olaansampahy
angt
idakbai
k7)Musi
m penghuj
an(
Fat
hi,
2005)
.Ber
dasar
kan modelGor
don,f
akt
ory
ang mempengar
uhi
kej
adi
anDBDant
aral
ainf
akt
orhost
,li
ngkungan(
env
ironment
)dan
f
akt
orv
irusny
asendi
ri(
7-8)
.
BABI
I

PEMBAHASAN

2.
1Penger
ti
anDemam Ber
dar
ahDengue(
DBD)

Ber
dar
ah Dengue at
au y
ang l
ebi
h di
kenaldengan DBD
mer
upakansal
ahsat
ujeni
speny
aki
takut
.Pender
it
aDBDj
i
kat
idak
seger
a mendapat
kan per
tol
ongan akan dapat meny
ebabkan
kemat
ian.KasusDBDdiI
ndonesi
amasi
hmenj
adiper
hat
ianut
ama
mengi
ngat angka pender
it
a peny
aki
t i
ni t
erus mengal
ami
peni
ngkat
an dar
itahun ke t
ahun.Sel
aini
tu,masi
h bany
ak
masy
arakaty
ang menganggap DBD mer
upakan peny
aki
tsepel
e
sehi
nggaser
ingdi
anggapr
emeh.

Peny
aki
tDBD per
tamakal
idi
temukanpadat
ahun1953di
Mani
l
a,l
ebi
htepat
nyadiFi
l
ipi
nadansel
anj
utny
ater
usmeny
ebarke
ber
bagainegar
a.DBD per
tamakal
imasukkeI
ndonesi
adiKot
a
Sur
abay
a pada t
ahun 1968. Ber
dasar
kan dat
a Or
gani
sasi
Kesehat
an Duni
a(WHO)meny
atakan r
ata-
rat
a angka kemat
ian
aki
batDBD mencapai15% at
au25r
ibuor
angmeni
nggalset
iap
t
ahun.
Peny
aki
tDBD di
pengar
uhibeber
apaf
akt
orant
aral
ain:1)
.
Kebi
asaanmasy
arakaty
angmenampungai
rber
sihunt
ukkeper
luan
sehar
i-
har
i,2)Sani
tasil
i
ngkungan y
ang kur
ang bai
k,3)Rumah
pemuki
many
angpadat
,4)Peny
edi
aanai
rber
sihy
angkur
ang,5)
Ti
dakmenggunakanobatny
amukdankel
ambupadasaatt
idur
,6)
Pengel
olaansampahy
angt
idakbai
k7)Musi
m penghuj
an(
Fat
hi,
2005)
.Ber
dasar
kan modelGor
don,f
akt
ory
ang mempengar
uhi
kej
adi
anDBDant
aral
ainf
akt
orhost
,li
ngkungan(
env
ironment
)dan
f
akt
orv
irusny
asendi
ri
,yai
tuny
amukAedesAegy
pty(
7-8)
.Masa
i
nkubasiv
irusdenguedal
am manusi
a(i
nkubasii
ntr
insi
k)ber
kisar
ant
ara3sampai14har
isebel
um gej
alamuncul
,gej
alakl
i
nisr
ata-
r
atamunculsampaihar
ikeempatsampaihar
iket
ujuh,sedangkan
masai
nkubasiekst
ri
nsi
k(didal
am t
ubuhny
amuk)ber
langsung
seki
tar8-
10har
i.Mani
fest
asikl
i
nismul
aidar
iinf
eksit
anpagej
ala
demam,demam dengue(
DD)danDBD,di
tandaidengandemam
t
inggit
erusmener
ussel
ama2-
7har
i.Saatt
eri
nfeksimakat
ubuh
akanmembent
ukant
ibodiunt
ukmel
awanny
a.Tapibi
sakahor
ang
y
angsudahper
nahDBDt
erkenal
agi
?

"
Kal
ausudahkenasekal
iDBDmakai
abel
um kebal
,kar
enav
irus
DBDada4j
eni
syai
tuDEN-
1,2,3dan4.Jadiki
tabi
sakenaDBD4
kal
i
,"uj
arDrLeonar
dNai
nggol
an,SpPD-
KPTIdal
am acar
aPocar
i
Sweatconf
erence2012'
EdukasiMasy
arakatMengenaiPent
ingny
a
Cai
ran dan I
on unt
uk Jaga Kesehat
an Sehar
i-
har
i'diHot
elLe
Mer
idi
en,
Jakar
ta,
Minggu(
12/
2/2012)
.

DrLeonar
dmenut
urkanmeskisudaht
erkena4kal
iDBD dengan
v
irusy
ang ber
beda-
beda,t
apit
idakada y
ang bi
sa member
ikan
j
ami
nanamanabsol
utbahwai
ati
dakakant
erkenaDBDl
agi
.Hali
ni
kar
enaant
arav
irusDEN-
1Indonesi
ami
sal
nyadenganDEN-
1Kuba
ber
beda,sehi
nggaant
ibodiy
angt
erbent
ukj
uga.Ber
bedadengan
ny
amukj
eni
slai
nyangl
ebi
hbany
akber
kel
i
aranpadamal
am har
i,
ny
amukaedesaegy
ptil
ebi
hsukaber
kel
i
arandisi
anghar
i,sel
ama
kur
angl
ebi
hduaj
am set
elahmat
ahar
iter
bitdanbeber
apaj
am
sebel
um mat
ahar
iter
benam.
 Ny
amukaedesaegy
ptij
ant
anhany
a
makandar
ibuah.Sedangkanny
amukbet
inany
a,sel
ainmakandar
i
buah,j
ugamengi
sapdar
ahunt
ukper
kembangant
elur
nya.
 Vi
rus
denguey
angmenj
adipeny
ebabdemam ber
dar
ahber
adadidal
am
kel
enj
arl
udahny
amuk.Ket
ikany
amukbet
inamengi
sapdar
ah,di
a
meny
unt
ikkanai
rli
urkedal
am l
ukagi
git
an.Disi
nil
ahkemudi
an
ber
pindaht
empat
,dar
iai
rli
urny
amukkedal
am t
ubuhki
ta.Ny
amuk
i
nimendapatv
irusset
elahdi
amenggi
gitkor
banny
ayangsudah
t
eri
nfeksiv
irusdengue.Kemudi
andi
amenggi
gitor
angl
aindan
t
erj
adi
l
ahpenul
aran.Set
elahi
nkubasiv
irussel
amadel
apansampai
sepul
uhhar
i,ny
amuky
angt
eri
nfeksimampumenj
adipembawa
v
irussel
amasi
sahi
dupny
a.Masi
hbel
um di
ket
ahuiapakahny
amuk
y
angmembawav
irusdengue,j
ugadapatmenul
arkanv
irusny
ake
anak-
anak mer
eka dengan t
ransov
ari
al at
au t
ransmi
si t
elur
.
Manusi
ayang t
eri
nfeksiv
irus dengue adal
ah pembawa dan
penggandav
irusy
angut
ama.Vi
rusber
edardal
am dar
ahmanusi
a
y
ang t
eri
nfeksisel
ama dua sampait
ujuh har
i,ki
ra-
kir
a sama
l
amany
adenganj
angkawakt
udemam y
angpender
it
aDBDal
ami

Ny
amuk aedes y
ang t
idak at
au bel
um t
eri
nfeksi
,kemudi
an
menggi
gitmanusi
ayangt
eri
nfeksi
,disi
nil
ahkemudi
anSiNy
amuk
i
kutt
eri
nfeksidandapatmenul
arkanv
iruskemanusi
alai
n.DiAsi
a
Tenggar
a dan Af
ri
ka,si
kl
us penul
aran j
uga mel
i
bat
kan pr
imat
a
hut
any
angber
ti
ndaksebagai
reser
voi
rvi
rus.

Ny
amuk Aedes l
ebi
h suka ber
kembang bi
ak digenangan at
au
wadahber
isiai
r,bi
asany
adekatdengant
empatt
inggalmanusi
a.
Meski
punpal
i
ngakt
ifpadasi
anghar
i,ny
amukAedesaegy
ptiakan
makan sepanj
ang har
isaatber
adadidal
am r
uangan dan saat
cuacasedangmendung.

2.
2SURVEI
LANSDBD
1.TAHAPPERSI
APAN
I
dent
if
ikasif
act
orr
esi
koDBDunt
ukmenggambar
kant
ingkat
r
esi
kosuat
uwi
l
ayah,y
angt
elahdi
ambi
lsebel
um musi
m penul
aran
DBDhi
nggamul
ait
erj
adi
nyakasusmel
aluikegi
atansur
veycepat
.
Mat
erif
act
orr
esi
kodi
bat
asiol
ehf
act
orper
il
akudanl
i
ngkungan,
sedangkanf
act
orv
ect
or(
nyamuk)mi
sal
kny
ajar
akt
erbangny
amuk,
j
eni
sny
amukdankepadat
anny
amukt
idakdi
masukkansebagai
v
ari
abl
e mengi
ngat t
inggi
nya t
ingkat mobi
l
itas penduduk
memungki
nkanseseor
angmender
it
aDBDdar
ipenul
aranny
amuk
di
daer
ahl
ain.

2.TAHAPPENGUMPULANDATA
Ber
dasar
kan Di
tj
en PPM & PL Depkes RI(
2005)dal
am
Lev
ianaEr
diat
i(2009)bahwapengumpul
andanpencat
atandat
a
dapatdi
l
akukan:

1.Pengumpul
andanpencat
atandi
l
akukanset
iaphar
i,bi
l
aada
l
apor
an t
ersangka DBD dan pender
it
a DD,DBD,SSD.Dat
a
t
ersebuty
angdi
ter
imapuskesmasdapatber
asaldar
irumah
saki
tat
audi
naskesehat
ankabupat
en/
kot
a,puskesmassendi
ri
at
aupuskesmasl
aindanpuskesmaspembant
u,uni
tpel
ayanan
kesehat
an l
ain(
bal
aipengobat
an,pol
i
kli
nik,dokt
erpr
akt
ik
swast
a,dan l
ain-
lai
n),dan hasi
lpeny
eli
dikan epi
demi
ologi
(
kasust
ambahanj
i
kasudahadakonf
ir
masidar
irumahsaki
t/
uni
tpel
ayanankesehat
anl
ainny
a.

2.Unt
ukpencat
atanmenggunakan‘
BukuCat
atanHar
ianPender
it
a
DBD’
.Ber
dasar
kanpenel
i
tiansi
tepudkk(
2010)Pengumpul
an
dat
ayangdi
l
akukandal
am pel
aksanaansy
stem sur
vei
l
ansDBD,
y
ait
upet
ugasdiDKK mengumpul
kandat
akasusdar
irumah
saki
tdengancar
adi
j
emputl
angsung.Lapor
andar
irumahsaki
t
akan di
tabul
asi unt
uk di
ter
uskan kepada masi
ng-
masi
ng
pet
ugas di t
ingkas Puskesmas agar seger
a di
l
akukan
Peny
eli
dikanEpi
demi
ologi
(PE)
.

3.TAHAPANALI
SISDANI
NTERPRETASI
a.Anal
i
sisDat
a
Dat
a y
ang t
erkumpul dar
i kegi
atan sur
vei
l
ans
epi
demi
ologidi
olahdandi
saj
i
kandal
am bent
ukt
abelsi
tuasi
demam ber
dar
aht
iap puskesmas,RS maupundaer
ah.ser
ta
t
abel endemi
sit
as dan gr
afi
k kasus DBD per
mi
nggu/
bul
an/
tahun.Anal
i
sis di
l
akukan dengan mel
i
hatpol
a
maksi
mal
-mi
nimalkasus DBD,di
mana j
uml
ah pender
it
a t
iap
t
ahun 
dit
ampi
l
kandal
am 
bent
ukgr
afi
k sehi
nggat
ampak 
tahun
di
manat
erj
adit
erdapatj
uml
ahkasust
ert
inggi(
maksi
mal
)dan
t
ahundenganj
uml
ahkasust
erendah(
mini
mal
).Kasust
ert
inggi
bi
asany
aakanber
ulangset
iapkur
unwakt
u3–5t
ahun,
sehi
ngga
kapan 
akant
erj
adi
Kej
adi
an 
LuarBi
asa(
KLB)
 dapatdi
per
kir
akan.
Anal
i
sisj
uga di
l
akukan dengan membuatr
ata–r
ataj
uml
ah
pender
it
ati
ap bul
an sel
ama 5 t
ahun,di
mana bul
an dengan
r
ata–r
ataj
uml
ahkasust
erendahmer
upakanbul
any
angt
epat
unt
uki
nter
vensikar
enabul
anber
ikut
nyamer
upakanawalmusi
m
penul
aran.

b.I
nter
pret
asi
Di
sampi
ng menghasi
l
kan i
nfor
masi unt
uk pi
hak
puskesmas dan DKK,i
nfor
masij
uga har
us di
sebar
luaskan
kepadast
akehol
dery
angl
ainseper
tiCamatdanl
urah,
l
embaga
swaday
a masy
arakat
, Pokj
a/Pokj
anal DBD dan l
ain-
lai
n.
Peny
abar
luasan i
nfor
masi dapat ber
bent
uk l
apor
an r
uti
n
mi
ngguanwabahdanl
apor
ani
nsi
dent
ilbi
l
ater
jadi
KLB.

4.TAHAPDI
SEMI
NASIDANADVOKASI
Mal
akukan peny
iapan bahan per
encanaan,moni
tor
ing
danev
aluasi
,koor
dinasikaj
i
an,pengembangandandi
semi
nasi
,
ser
tapendi
dikandanpel
ati
hanbi
dangsur
vei
l
ansepi
demi
ologi
(
BBTKLPP,2013)
.Yang mana hasi
lanal
i
sisdan i
ntr
epr
etasi
di
disemi
nasi
kankepadaor
ang-
orangy
angber
kepent
ingandan
sebagaiumpanbal
i
kagarpengumpul
andat
adimasay
angakan
dat
angmenj
adi
lebi
hbai
k.

5.TAHAPEVALUASI
Suat
utahapandal
am sur
vei
l
ansy
angdi
l
akukansecar
a
si
stemast
isunt
ukmeni
l
aief
ekt
if
it
aspr
ogr
am.Hasi
lev
aluasi
t
erhadap dat
asy
stem sur
vei
l
assel
anj
utny
adapatdi
gunakan
unt
uk kegi
atan t
indak l
anj
ut,unt
uk mel
akukan kor
eksidan
per
bai
kan-
per
bai
kanpr
ogr
am danpel
aksanaanpr
ogr
am,ser
ta
unt
ukkepent
inganev
aluasi
maupunpeni
l
aianhasi
lkegi
ata.

BABII
I
PENUTUP

KESI
MPULAN

Demam Ber
dar
ahDengueat
auy
angl
ebi
hdi
kenaldengan
DBDmer
upakansal
ahsat
ujeni
speny
aki
takut
.Pender
it
aDBDj
i
ka
t
idakseger
amendapat
kanper
tol
onganakandapatmeny
ebabkan
kemat
ian.KasusDBDdiI
ndonesi
amasi
hmenj
adiper
hat
ianut
ama
mengi
ngat angka pender
it
a peny
aki
t i
ni t
erus mengal
ami
peni
ngkat
an dar
itahun ke t
ahun.Sel
aini
tu,masi
h bany
ak
masy
arakaty
ang menganggap DBD mer
upakan peny
aki
tsepel
e
sehi
ngga ser
ing di
anggap r
emeh. Sur
vei
l
ans epi
demi
ologi
mer
upakansuat
ukegi
atany
angsangatpent
ingdal
am mendukung
pengendal
i
andanpenanggul
anganpeny
aki
tmenul
ardanpeny
aki
t
t
idakmenul
ar,t
anpat
erkecual
ipadakegi
atandanpenanggul
angan
peny
aki
tDemam Ber
dar
ah Dengue (
DBD)
.Tahap pel
aksanaan
sur
vei
l
ansepi
demi
ologiDBDy
ait
u:1)TahapPer
siapan,2)Tahap
Pengumpul
andat
a,3)TahapAnal
i
sisdanI
ntr
epr
etasi
,4)Tahap
Di
semi
nasi
danAdv
okasi
,5)TahapEv
aluasi
.

DAFTARPUSTAKA

htt
ps:
//heal
th.
det
ik.
com/beri
ta-
det
ikheal
th/
d-1840377/
orang-
bisa-
kena-
demam- ber
dar
ah-
mi ni
mal-
4-kal
i

ht
tps:
//medi
a.nel
it
i.
com/media/
publi
cat
ions/
4907-I
D-f
aktor
-f
akt
or-
yang-
mempengaruhi-
kej
adian-
peny
akit
-demam-ber
darah-
dengue-
dbd-
dan.
pdf

ht
tps:
//l
i
fest
yle.
kompas.
com/ r
ead/2016/
02/05/
204500423/
Per
jal
anan.
Ny
amuk.
Aedes.Aegypt
i.
Menul
arkan.
Demam. Ber
darah
ht
tp:
//l
i
b.unnes.
ac.
id/
21340/
1/6411410045-
s.pdf

ht
tp:
//l
i
b.unnes.
ac.
id/
21340/
1/6411410045-
s.pdf

ht
tps:
//www.
academi
a.edu/
41192345/
SURVEI
LANS_
DBD

Anda mungkin juga menyukai