Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

“Arsitektur, Integrasi Data, dan Teknologi Pendukung Dalam Sistem Surveilans”

Dosen Pengampu :

Dr. Aria Gusti, SKM, M.Kes

Oleh Kelompok 1:

FEBY FEBRIANY 1811212019

FITRI YUSYA 1811212047

RAHMI OCTAFERINA 2121212003

PROGRAM STUDI MAGISTER EPIDEMIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok ini sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Arsitektur, Integrasi Data, dan Teknologi
Pendukung Dalam Sistem Surveilans” ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kelompok kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Padang, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1 Konsep Dasar Sistem Surveilans ................................................................... 3

2.2 Arsitektur, Integrasi data dalam Sistem Surveilans ....................................... 4

2.3 Teknologi Pendukung dalam Sistem Surveilans ........................................... 6

BAB III: PENUTUP .................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9

3.2 Saran .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10

ii
BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Surveilans merupakan kebutuhan dasar dalam program pengendalian dan

pemberantasan penyakit baik di tingkat global, nasional, regional, maupun di tingkat

peternakan, zona, dan kompartemen. Surveilans diperlukan pada proses pengendalian

penyakit endemis untuk menunjukkan persebaran dan tingkat kejadiannya, serta

menilai dampak penyakit dan memonitor perkembangannya sehingga dapat

dilakukan perencanaan pengendalian yang tepat. Surveilans juga diperlukan untuk

menunjukkan keadaan bebas penyakit dan deteksi dini untuk penyakit eksotis serta

penyakit yang baru muncul atau yang muncul kembali.

Kebutuhan surveilans setiap negara atau wilayah berbeda-beda dan

ditentukan oleh kemampuan dan tujuan dari masing-masing negara atau wilayah

tersebut. Sebagai contoh, suatu negara atau wilayah yang memiliki dukungan dana

yang cukup dan berorientasi ekspor akan menerapkan surveilans yang canggih untuk

melindungi kegiatan perdagangannya. Sementara itu, negara atau wilayah dengan

dukungan pendanaan yang terbatas harus memprioritaskan sistem surveilansnya

sehingga setidaknya negara atau wilayah tersebut mampu mendeteksi penyakit untuk

meminimalkan dampak yang serius dari penyakit-penyakit utama yang sering terjadi.

Suatu program surveilans harus direncanakan dengan baik untuk bisa

menghasilkan sistem surveilans yang efektif, sensitif, efisien, dan andal. Perancangan

program surveilans perlu mempertimbangkan beberapa faktor termasuk tujuan

surveilans, prioritas surveilans, jenis data yang akan dikumpulkan, siapa pengguna

informasi, ketersediaan sumber daya, pendekatan-pendekatan surveilans yang akan

digunakan, cakupan surveilans, sistem evaluasi, diseminasi hasil dan umpan balik,

1
dan peraturan pendukung. Program surveilans bersifat spesifik untuk suatu negara,

zona, atau kompartemen. Sistem surveilans yang paling efektif adalah yang

memberikan manfaat terbesar dengan sumber daya yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, kelompok akan membahas mengenai konsep dasar

sistem surveilans di Indonesia, arsitektur dan integrasi data dalam sistem surveilans

serta teknologi pendukung dalam sistem surveilans di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar sistem surveilans?

2. Bagaimana arsitektur dan integrasi data dalam sistem surveilans?

3. Apa saja teknologi pendukung dalam sistem surveilans?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui konsep dasar sistem surveilans

2. Memahami arsitektur dan integrasi data dalam sistem surveilans

3. Mengetahui teknologi pendukung dalam sistem surveilans

2
BAB II: PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Sistem Surveilans


Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Kepmenkes RI No.1116
tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan menyebutkan bahwa Sistem Surveilans adalah Suatu Sistem yang
dilakukan terus menerus meliputi pengumpulan, analisis, interpretasi data Frekuensi,
distribusi penyakit, status penularan serta ukuran-ukuran lain dalm suat populasi
tertentu yang didefinisikan dengan jelas sehingga dapat diambil tindakan apabila
diperlukan. Tindakan tersebut biasanya diambil untuk mendukung penentuan dan
penerapan langkah-langkah pengendalian..
Kebutuhan Sistem Surveilans untuk setiap wilayah berbeda-beda dan
ditentukan oleh tujuan surveilans dan sumber daya yang dimiliki. Secara Umum
tujuan Sistem Surveilans adalah memberikan informasi tepat waktu tentang masalah
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan
dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus
surveilans:
a. Memonitor kecenderungan (Trends) penyakit
b. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi
dini outbreak, Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, RS,
Dokter praktik), Komunitas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi,
Pusat Peristiwa penyakit, kesehatan populasi Intervensi Keputusan
Pelaporan Informasi (Umpan Balik) Sistem surveilans Perubahan yang
diharapkan Analisis & Interpretasi
c. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit
(disease burden) pada populasi
d. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,
implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan;
e. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan;
f. Mengidentifikasi kebutuhan riset

3
2.2 Arsitektur, Integrasi data dalam Sistem Surveilans
Arsitektur dalam Sistem Surveilans meliputi kegiatan perancangan data
warehouse pada Dinas Kesehatan, Arsitektur yang digunakan adalah Enterprise Data
Warehouse Architecture. Arsitektur ini pada intinya mengumpulkan beberapa
sumber data yang berasal dari Puskesmas untuk diintegrasikan ke dalam suatu wadah
sehingga memudahkan proses loading data ke data mart untuk diproses lebih lanjut.
Integrasi data adalah proses menggabungkan data yang berbeda di sumber
data yang berbeda, dan menyediakan pengguna dengan pandangan yang seragam
terhadap data tersebut. Pada dasarnya proses ini melalui pembangunan sistem yang
terintegrasi. Karakteristik sistem integrasi data sebagai arsitektur berdasarkan skema
global dan sekumpulan data sumber. Sumber data berisi data riel, sementara skema
global menyediakan rekonsiliasi, integrasi, dan virtual view dari dasar sumber data.
Dengan global virtual global view, pengguna sistem terintegrasi dapat mendapatkan
akses data yang seragam dari sumber data yang berbeda.
Analisis kebutuhan dari sistem integrasi dari beberapa sub unit surveilans
(heterogen) yang terkait dengan data center kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Integrasi antara Sistem Kependudukan dengan Sistem Puskesmas.
Sistem informasi dari dinas kependudukan akan memberikan service ke
puskesmas dan rumah sakit, Berikut ini adalah arsitektur integrasi antara
sistem kependudukan dengan sistem puskesmas.

Web Service Server Web Service Client

Database
Database

tabel_penduduk t_pasien Mysql


Mysql Puskesmas_a
Sis_kependudukan
XML SOAP Request

XML SOAP Response INTERNET

Web Service
Web Server

ServiceDinasKependuduk Sistem Puskesmas

Web Server an
Sistem Kependudukan Sistem Puskesmas
Sistem Kependudukan

Gambar 2.1. Skema Arsitektur Integrasi Web Services antara Sistem


Kependudukan
dengan Sistem Puskesmas
b. Integrasi antara Sistem Kependudukan dan Sistem Rumah Sakit.
Sistem kependudukan juga memberikan service terhadap sistem rumah
sakit agar terintegrasi antar keduanya, berikut ini adalah arsitektur
integrasi antara sistem Kependudukan dengan sistem Rumah sakit.
4
Web Service Server Web Service Client

Database
Database

tabel_penduduk tabel_pasien Postgre


Mysql db_rumahsakit
Sis_kependudukan
XML SOAP Request

XML SOAP Response INTERNET

Web Service
Web Server

Web Server
ServiceDinasKependuduk an
Sistem Rumah sakit

Sistem Kependudukan

Sistem Kependudukan Sistem Rumah sakit

Gambar 2.2. Skema Arsitektur Integrasi Web Services antara Sistem


Kependudukan
dengan Sistem Rumah Sakit
c. Integrasi antara Sistem Puskesmas dengan Sistem Dinas Kesehatan.
Sistem informasi Puskesmas akan memberikan service kepada dinas
kesehatan, agar dinas kesehatan bisa mendapat data setiap pencatatan
kasus penyakit. Berikut ini adalah arsitektur sistem integrasinya.
Web Service Server Web Service Client

t_stat_penyakit
Database laporan_penyakit Database

Mysql
puskesmas_a Mysql
db_dinkes
t_pasien
laporan_penderita

XML SOAP Response INTERNET

XML SOAP Request


Web Service Laporan Web Server

Web Server
Puskesmas Sistem Dinkes
Sistem Dinkes
Sistem Puskesmas
Sistem Puskesmas

Gambar 2.3. Skema Arsitektur Integrasi Web Services antara Sistem Puskesmas
dengan Sistem Dinas Kesehatan
d. Integrasi antara Sistem Rumah Sakit dengan Sistem Dinas
Kesehatan.
Integrasi antara sistem informasi rumah sakit dengan sistem dinas
kesehatan memungkinkan dinas kesehatan memantau data epidemiologi
yang bersumber dari rumah sakit, berikut ini adalah arsitektur sistem
integrasinya.

5
Web Service Server Web Service Client

tabel_survilence
Database
laporan_penyakit Database

Postgre
db_rumahsakit Mysql
db_dinkes
tabel_pasien

laporan_penderit
a

XML SOAP Response INTERNET

XML SOAP Request Web Server


Web Servi ce Laporan

Web Serve r

Rumah Sakit Sistem Dinkes


Sistem Dinkes
Sistem
Sistem Rumah sakitRumah Sakit

Gambar 2.4. Skema Arsitektur Integrasi Web Services antara Sistem Rumah Sakit
dengan Sistem Dinas Kesehatan
Ada permasalahan yang timbul dari interaksi antar sistem tadi yaitu sebagai
berikut:
1. Masalah integrasi antara sistem Dinas Kependudukan dan sistem
Puskesmas dalam menggunakan data kependudukan yang akan
digunakan menjadi data pasien di Puskesmas.
2. Masalah integrasi antara sistem Rumah sakit dengan sistem
Kependudukan dalam menggunakan data penduduk yang akan
digunakan untuk membuat data pasien di sistem Rumah sakit.
3. Masalah integrasi dan sinkronisasi laporan dari Puskesmas ke Dinas
Kesehatan.
4. Masalah integrasi dan sinkronisasi antar sistem Rumah sakit dengan
sistem Dinas Kesehatan.
5. Masalah integrasi antar Sistem Dinas Kesehatan untuk memberikan data
ICD penyakit yang telah distandarkan.

2.3 Teknologi Pendukung dalam Sistem Surveilans


Desain Data Warehouse Epidemiologi merupakan strategi yang memiliki
kontribusi sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan mutu monitoring data
kesehatan. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit akan sangat efektif
jika didukung oleh Data Warehouse Epidemiologi, kerena salah satu fungsi data
warehouse ini adalah ketersediaan data epidemiologis yang bersumber dari semua
unit surveilans secara terintegrasi dan up to date. Dengan Sistem Data Warehouse
maka mutu surveilans epidemiologi akan selalu terjaga.
Sistem data warehousing epidemiologi adalah seperangkat teknologi dan
alat yang memungkinkan sumber data epidemiologi dari unit surveilans
6
(puskesmas, poliklinik, rumah sakit) yang tersebar dan bersifat heterogen dapat
melakukan interoperabilitas (komunikasi data) khususnya dalam hal integrasi dan
sinkronisasi data. Bagian terpenting dari sistem data warehouse ini adalah data mart,
data mart merupakan koleksi histori data sumber (local schema) yang berorientasi
pada kebutuhan analisis epidemiologi khusus. Proses desain sistem data warehouse
terdiri dari beberapa tahapan seperti:
 analisis data heterogen dari sumber data unit surveilans
 desain model data warehouse
 definisi transformasi dan proses integrasi
 desain sinkronisasi dan implementasi peralatan yang dibutuhkan
olehuser untuk mengakses dan merepresentasikan data warehouse.
WebServices merupakan metode yang paling popular dari Simple Object
Access (SOA) saat ini. Web services merupakan platform independen dan cocok
untuk lingkungan yang heterogen. SOA merupakan metode integrasi terkemuka dan
framework arsitektur dilingkungan sistem heterogen (Karanel, Aarti, M., 20011). Ide
dasar dari SOA adalah services cored dan mengintegrasikan sumberdaya informasi
pada layanan standar, memungkinkan rekonfigurasi dan pemakaian kembali
sumberdaya informasi. SOA adalah kelonggaran services yang dapat di gabungkan
dengan arsitektur layanan. Layanan komunikasi dengan sederhana dan ketepatan
pendefinisian interface yang tidak melibatkan interface pemrograman dan model
komunikasi. Ada tiga bagian SOA berbasis arsitektur web services : services
provider, services registry, services consumer. Penyedia jasa dan layanan konsumen
masing-masing mengacu kepada pada sistem eksternal dan sistem internal korporasi.
Sebagai solusi dapat dibagi menjadi tiga lapis arsitektur, yaitu layer aplikasi, layer
layanan dan tingkat sumber daya. Layer sumber daya berisi segala macam database
dari MIS yang perlu diintegrasikan. Layer layanan adalah inti dari solusi, termasuk
layanan web enkapsulasi, komposisi, pendaftaran, penemuan, dan modul pemetaan
data.

7
Gambar 3. Metode Integrasi Data Center Epidemiologi

XML Web Services merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang


dirancang untuk mendukung interoperabilitas dalam interaksi mesin ke mesin
dalam sebuah jaringan (Erl,T.,2005). Interaksi dilakukan melalui protokol tertentu.
Dengan demikian kemampuan web services dapat menambah kemampuan web
untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi dan data dengan pola program-
to-program. Dengan desain XML web services akan dapat mengintegrasikan sistem,
bahasa pemprograman, basis data dan platform sistem operasi yang berbeda dengan
protocol http (Hypertext Transfer Protocol). Dengan demikian aplikasi yang
heterogen antar unit surveilans dapat berkomunikasi dengan sistem data warehouse
epidemiologi.
Berikut beberapa contoh Aplikasi Teknologi yang dapat digunakan untuk
interpretasi data pada Sistem Surveilans Epidemiologi diantaranya :
 ArcGis
 ArcView
 SPSS
 STATA
 Epi Data
 Epi Info
 SAS
 R Software, dll

8
BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum tujuan Sistem Surveilans adalah memberikan informasi tepat
waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat
dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
Arsitektur dalam Sistem Surveilans meliputi kegiatan perancangan data warehouse
pada Dinas Kesehatan, Arsitektur yang digunakan adalah Enterprise Data
Warehouse Architecture. Sedangkan, Integrasi data adalah proses menggabungkan
data yang berbeda di sumber data yang berbeda, dan menyediakan pengguna dengan
pandangan yang seragam terhadap data tersebut Analisis kebutuhan dari sistem
integrasi yang terkait dengan data center kesehatan adalah Integrasi antara Sistem
Kependudukan dengan Sistem Puskesmas, Integrasi antara Sistem Kependudukan
dan Sistem Rumah Sakit, Integrasi antara Sistem Puskesmas dengan Sistem Dinas
Kesehatan, Integrasi antara Sistem Rumah Sakit dengan Sistem Dinas Kesehatan.
Terdapat beberapa contoh Aplikasi Teknologi yang dapat digunakan untuk
interpretasi data pada Sistem Surveilans Epidemiologi, yaitu ArcGis, ArcView,
SPSS, Epi Data, Epi Info

3.2 Saran
Diperlukan peningkatan skill untuk setiap petugas kesehatan yang

menggunakan aplikasi teknologi dalam pengoperasian pada system surveilans

epidemiologi, agar dapat menghasilkan sistem surveilans yang efektif, sensitif,

efisien, dan andal.

Selain itu, Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi

acuan dalam mempelajari tentang Arsitektur, Integrasi Data, dan Teknologi

Pendukung Dalam Sistem Surveilans. Harapan penulis makalah ini tidak hanya

berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari tim

penulis walaupun makalah ini kurang sempurna, tim penulis mengharapkan kritik

dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Otaibi Noura Meshaan1, Noaman Amin Yousef, (2011), Biological data

integration using SOA, Proceedings of World Academy of Science,

Engineering and Technology, WASET, vol.73, pp.920-925.

Amiruddin R. 2012. Surveilans Kesehatan Masyarakat. IPB Press

CDC.(2017).Epi Info. Retrieved March 26, 2018, from

https://www.cdc.gov/epiinfo/index.html

Gregg, Michael B Akbar, Hairil. 2018. Pengantar Epidemiologi. Bandung: PT.

Refika Aditama, dkk. 1996. Field Epidemiology

Kementerian Kesehatan RI. 2009. Modul 5 Aplikasi Pengolah Data Surveilans.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 45 tahun 2014

tentang penyelenggaraan surveilans kesehatan. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI; 2014.

Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta:

ANDI.

World Health Organization. (2009). Instructions for Data-Entry and Data-Analysis

Using Epi Info TM. www.who.int/gpsc/5may/epi_info_instructions.

World Health Organization. 2013a. Evaluating A National Surveillance System.

World Health Organization: Geneva.

10

Anda mungkin juga menyukai