Dosen Pengampu :
Oleh Kelompok 1:
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I: PENDAHULUAN
menunjukkan keadaan bebas penyakit dan deteksi dini untuk penyakit eksotis serta
ditentukan oleh kemampuan dan tujuan dari masing-masing negara atau wilayah
tersebut. Sebagai contoh, suatu negara atau wilayah yang memiliki dukungan dana
yang cukup dan berorientasi ekspor akan menerapkan surveilans yang canggih untuk
sehingga setidaknya negara atau wilayah tersebut mampu mendeteksi penyakit untuk
meminimalkan dampak yang serius dari penyakit-penyakit utama yang sering terjadi.
menghasilkan sistem surveilans yang efektif, sensitif, efisien, dan andal. Perancangan
surveilans, prioritas surveilans, jenis data yang akan dikumpulkan, siapa pengguna
digunakan, cakupan surveilans, sistem evaluasi, diseminasi hasil dan umpan balik,
1
dan peraturan pendukung. Program surveilans bersifat spesifik untuk suatu negara,
zona, atau kompartemen. Sistem surveilans yang paling efektif adalah yang
sistem surveilans di Indonesia, arsitektur dan integrasi data dalam sistem surveilans
1.3 Tujuan
2
BAB II: PEMBAHASAN
3
2.2 Arsitektur, Integrasi data dalam Sistem Surveilans
Arsitektur dalam Sistem Surveilans meliputi kegiatan perancangan data
warehouse pada Dinas Kesehatan, Arsitektur yang digunakan adalah Enterprise Data
Warehouse Architecture. Arsitektur ini pada intinya mengumpulkan beberapa
sumber data yang berasal dari Puskesmas untuk diintegrasikan ke dalam suatu wadah
sehingga memudahkan proses loading data ke data mart untuk diproses lebih lanjut.
Integrasi data adalah proses menggabungkan data yang berbeda di sumber
data yang berbeda, dan menyediakan pengguna dengan pandangan yang seragam
terhadap data tersebut. Pada dasarnya proses ini melalui pembangunan sistem yang
terintegrasi. Karakteristik sistem integrasi data sebagai arsitektur berdasarkan skema
global dan sekumpulan data sumber. Sumber data berisi data riel, sementara skema
global menyediakan rekonsiliasi, integrasi, dan virtual view dari dasar sumber data.
Dengan global virtual global view, pengguna sistem terintegrasi dapat mendapatkan
akses data yang seragam dari sumber data yang berbeda.
Analisis kebutuhan dari sistem integrasi dari beberapa sub unit surveilans
(heterogen) yang terkait dengan data center kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Integrasi antara Sistem Kependudukan dengan Sistem Puskesmas.
Sistem informasi dari dinas kependudukan akan memberikan service ke
puskesmas dan rumah sakit, Berikut ini adalah arsitektur integrasi antara
sistem kependudukan dengan sistem puskesmas.
Database
Database
Web Service
Web Server
Web Server an
Sistem Kependudukan Sistem Puskesmas
Sistem Kependudukan
Database
Database
Web Service
Web Server
Web Server
ServiceDinasKependuduk an
Sistem Rumah sakit
Sistem Kependudukan
t_stat_penyakit
Database laporan_penyakit Database
Mysql
puskesmas_a Mysql
db_dinkes
t_pasien
laporan_penderita
Web Server
Puskesmas Sistem Dinkes
Sistem Dinkes
Sistem Puskesmas
Sistem Puskesmas
Gambar 2.3. Skema Arsitektur Integrasi Web Services antara Sistem Puskesmas
dengan Sistem Dinas Kesehatan
d. Integrasi antara Sistem Rumah Sakit dengan Sistem Dinas
Kesehatan.
Integrasi antara sistem informasi rumah sakit dengan sistem dinas
kesehatan memungkinkan dinas kesehatan memantau data epidemiologi
yang bersumber dari rumah sakit, berikut ini adalah arsitektur sistem
integrasinya.
5
Web Service Server Web Service Client
tabel_survilence
Database
laporan_penyakit Database
Postgre
db_rumahsakit Mysql
db_dinkes
tabel_pasien
laporan_penderit
a
Web Serve r
Gambar 2.4. Skema Arsitektur Integrasi Web Services antara Sistem Rumah Sakit
dengan Sistem Dinas Kesehatan
Ada permasalahan yang timbul dari interaksi antar sistem tadi yaitu sebagai
berikut:
1. Masalah integrasi antara sistem Dinas Kependudukan dan sistem
Puskesmas dalam menggunakan data kependudukan yang akan
digunakan menjadi data pasien di Puskesmas.
2. Masalah integrasi antara sistem Rumah sakit dengan sistem
Kependudukan dalam menggunakan data penduduk yang akan
digunakan untuk membuat data pasien di sistem Rumah sakit.
3. Masalah integrasi dan sinkronisasi laporan dari Puskesmas ke Dinas
Kesehatan.
4. Masalah integrasi dan sinkronisasi antar sistem Rumah sakit dengan
sistem Dinas Kesehatan.
5. Masalah integrasi antar Sistem Dinas Kesehatan untuk memberikan data
ICD penyakit yang telah distandarkan.
7
Gambar 3. Metode Integrasi Data Center Epidemiologi
8
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum tujuan Sistem Surveilans adalah memberikan informasi tepat
waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat
dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
Arsitektur dalam Sistem Surveilans meliputi kegiatan perancangan data warehouse
pada Dinas Kesehatan, Arsitektur yang digunakan adalah Enterprise Data
Warehouse Architecture. Sedangkan, Integrasi data adalah proses menggabungkan
data yang berbeda di sumber data yang berbeda, dan menyediakan pengguna dengan
pandangan yang seragam terhadap data tersebut Analisis kebutuhan dari sistem
integrasi yang terkait dengan data center kesehatan adalah Integrasi antara Sistem
Kependudukan dengan Sistem Puskesmas, Integrasi antara Sistem Kependudukan
dan Sistem Rumah Sakit, Integrasi antara Sistem Puskesmas dengan Sistem Dinas
Kesehatan, Integrasi antara Sistem Rumah Sakit dengan Sistem Dinas Kesehatan.
Terdapat beberapa contoh Aplikasi Teknologi yang dapat digunakan untuk
interpretasi data pada Sistem Surveilans Epidemiologi, yaitu ArcGis, ArcView,
SPSS, Epi Data, Epi Info
3.2 Saran
Diperlukan peningkatan skill untuk setiap petugas kesehatan yang
Selain itu, Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi
Pendukung Dalam Sistem Surveilans. Harapan penulis makalah ini tidak hanya
berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari tim
penulis walaupun makalah ini kurang sempurna, tim penulis mengharapkan kritik
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cdc.gov/epiinfo/index.html
ANDI.
10