Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada sang
Maha Kasih yang telah mencurahkan rasa kasih sayang, cinta dan harapan serta
segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Shalawat serta salam
tak lupa pula penulis panjatkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga dan
sahabatnya yang tetap setia dalam perjuangannya membawa kebenaran untuk
ummatnya/
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi/Batasan .......................................................................... 3
B. Pengertian/Ruang Lingkup.......................................................... 3
C. Sejarah ......................................................................................... 4
E. Pembagian ................................................................................... 6
A. Kesimpulan ................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................ 12
PENDAHULUAN
1
Data salah menghasilkan informasi yang salah. Informasi salah
mengakibatkan perencanaan yang salah. Perencanaan salah mengakibatkan
penanggulangan yang salah. Berarti data yang salah mengakibatkan pemborosan
biaya, tenaga, sarana dan waktu. Oleh karena itu, harus diupayakan agar kesalahan
data dapat dikurangi sekecil mungkin. Rumah sakit di Indonesia wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit
sebagaimana ketentuan dalam pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit.1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI/BATASAN
Evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
efektifitas sistem secara keseluruhan. Menurut Davis (1999) yang dikutip
oleh Roslenni Sitepu pada tesisnya, Evaluasi adalah suatu penilaian secara
obyektif mengenai derajat dari seluruh pelayanan atau bagian-bagian
komponennya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. elemen yang
perlu mendapat perhatian adalah evaluasi yang memerlukan perbandingan
dari pencapaian suatu pelayanan atau prosedur dengan beberapa standar yang
bersifat absolut dan penilaian bersifat obyektif .
Evaluasi adalah sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
manajer yang menetapkan pekerjan antara hasil yang benar-benar dicapai
dengan pekerjaan yang seharusnya dapat dicapai menurut rencana serta
menilai perbedaan kemudian penilaian digunakan untuk langkah selanjutnya
(Scott,2002). Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan informasi untuk
menentukan nilai dan manfaat objek evaluasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses
dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam
bentuk jaringan koordinasi, pelaporan danprosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan.
Evaluasi sistem informasi yaitu suatu proses untuk menggali dan
mencari tahu, tentang sejauh mana suatu kegiatan implementasi sistem
informasi, baik dari sudut pandang persepsi pengguna, organisasi, maupun
dari segi teknologi sistem informasinya.
3
B. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau
komponen pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah
data kemudian diproses menjadi informasi yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan bermutu (Hafizurachman,
2000).
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan
yangmeliputidata, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan
sumberdaya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpaduuntuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalammendukung
pembangunan kesehatan
Evaluasi terhadap penerapan SIMRS harus dilakukan karena evaluasi
akan menilai atau mengukur manfaat yang didapatkan dari penerapan SIMRS
dan untuk menemukan masalah-masalah potensial yang sedang dihadapi oleh
pengguna dan organisasi. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki atau menyempurnakan SIMRS serta mengembangkan potensi
yang masih ada, sehingga SIMRS menjadi lebih baik, sempurna serta dapat
mendukung tujuan, visi, dan misi organisasi (Bayu dan Muhimmah, 2013).
Ruang lingkup secara sederhana dapat dibedakan atas tiga kelompok
yaitu:
a. Input (masukan) adalah yang menyangkut pemanfaatan berbagai
sumberdaya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana.
b. Procces (proses) adalah penilaian terhadap proses lebih dititik
beratkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan atau tidak, proses yang dimaksud disini
mencangkup semua tahap administrasi, mulai dari tahap administasi,
tahap perencanaan, pengoorganisasian dan pelaksanaan program.
c. Output (keluaran) adalah evaluasi terhadap hasil yang dicapai dari
dilaksanakannya suatu program.
4
C. SEJARAH
5
Pengguna merupakan kunci utama berhasil atau tidaknya suatu program
diterapkan, karena sebagus apapun program dan sistem yang dijalankan
tidaklah akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari pengguna. Bila
pengguna menganggap sistem itu terlalu sulit dan menghambat kerja mereka
maka sistem baru tersebut tidak mereka gunakan, dan akhirnya siasialah
perencanan dan pengembangan suatu program. Hal ini telah terjadi di
berbagai macam organisasi, dimana pihak manajemen telah menghabiskan
begitu banyak biaya untuk investasi dan pengembangan suatu sistem baru
secara komputerisasi, tetapi akhirnya sistem tidak dapat berjalan, karena tidak
adanya dukungan dari para pengguna. Disinilah dapat dilihat betapa
pentingnya mengetahui keinginan dan pendapat dari segi pengguna.
Pentingnya partisipasi pengguna dalam proses pengembangan system
informasi telah dibuktikan secara luas oleh kelompok MIS (Management
Informastion System) untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Partisipasi
pengguna diharapkan dapat meningkatkan kualitas sistem, serta dapat
menghindari pengembangan yang tidak dapat diterima.
6
kepada pengguna meliputi performa, informasi, aspek ekonomi, aspek
keamanan, aspek efisiensi serta aspek pelayanan.
E. PEMBAGIAN
Aplikasi SIMRS merupakan salah satu bentuk investasi perusahaan.
Banyak perusahaan berinvestasi dalam SIMRS karena banyak manfaat yang
diperoleh. Manfaat-manfaat tersebut dapat berupa manfaat secara umum,
manfaat operasional, manfaat manajerial, hingga manfaat organisasi. Untuk
memastikan bahwa suatu sistem dapat memenuhi target manfaat yang
diharapkan baik bagi karyawan individu maupun bagi organisasi, maka
diperlukan evaluasi dan penilaian atas sukses tidaknya suatu sistem. Oleh
karena itu diperlukan metode untuk melakukan evalusi SIMRS dan menilai
kesuksesan sistem. Dengan adanya metode pengukur kesuksesan sebagai
bentuk evaluasi sistem, maka akan didapatkan parameter yang tepat untuk
menilai kesuksesan sistem. Sehingga dari hasil evaluasi dan penilaian
kesusesan SIMRS tersebut akan digunakan sebagai feedback bagi organisasi
dan pengembangan sistem berikutnya.Metode penelitian yang akan dibahas
yaitu Medel kesuksesan sistem dari DeLone dan Mclean (2003), Human-
7
Organization Technology Fit (HOT) Model dari Yusof et al. (2008), dan
Model PIECES dari Whitten (2004).
1. Model DeLone dan Mclean (2003)
8
2. Model Human-Organization Technology Fit (HOT) dari Yusof (2008)
HOT-FIT adalah salah satu kerangka teori yang dipakai untuk
mengevaluasi sIstem informasi khusus dalam dalam bidang pelayanan
kesehatan (Yusof et al. (2008). Model ini merupakan kombinasi dari
Model Kesuksesan SI dari Delone dan Mclean dan IT Organization Fit
Model dari Morton (1990).
Metode evaluasi ini memperjelas semua komponen yang terdapat dalam
sistem informasi itu sendiri, yang pertama yaitu manusia (human) yang
menilai sistem informasi dari sisi penggunaan (system use), yang
berhubungan dengan siapa yang menggunakan, pelatihan, pengalaman,
pengetahuan, harapan, dan sikap menerima atau menolak sistem. Kedua
yaitu organisasi (organisation) yang menilai sebuah sistem dari struktur
organisasi dan lingkungan organisasi yang berhubungan dengan
perencanaan, manajemen, pengendalian sistem, dukungan manajemen, dan
pembiayaan dan ketiga adalah teknologi (technology) yang menilai dari
sisi kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan.
9
a. Through-put, dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja yang
dilakukan pada beberapa periode waktu.
b. Respon time, yaitu delay rata-rata antara transaksi dan respon dari
transaksi tersebut.
c. Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar
dapat diperiksa.
d. Kelaziman komunikasi, yaitu tingkat dimana interface standar,
protokol, dan bandwith digunakan.
e. Kelengkapan, yaitu derajat di mana implementasi penuh dari fungsi
yang diharapkan telah tercapai.
f. Konsistensi, yaitu penggunaan desain dan teknik dokumentasi yang
seragam pada keseluruhan proyek pengembangan perangkat lunak.
g. Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat
program mengalami kesalahan.
h. Generalitas, yaitu luas aplikasi potensial dari komponen program.
10
3) Economic/Ekonomi, untuk menilai kinerja sistem informasi yang
dihasilkan berdasarkan nilai ekonomis, terdiri dari :
a. Reusabilitas, tingkat dimana sebuah program atau bagian dari
program tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang
lain.
b. Sumber Daya, jumlah sumber daya yang digunakan dalam
pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber
daya ekonomi.
4) Control and Security/Kontrol dan Keamanan, menilai tingkat keamanan
dari sistem informasi, yang terdiri dari :
a. Integritas, tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh
orang yang tidak berhak dapat dikontrol.
b. Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi
program dan data.
5) Efficiency/Efisiensi, menilai tingkat kemudahan penggunaan dari
sistem informasi yang digunakan, yang terdiri dari:
a. Usabilitas, usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan
output suatu program.
b. Perbaikan, usaha yang diperlukan untuk mencari dan
membetulkan kesalahan pada sebuah program.
6) Service/Pelayanan, untuk mengetahui bagaimana sistem informasi
meningkatkan kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen.
a. Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol
b. Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya
melakukan fungsi yang diminta.
c. Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat
dipahami tanpa kesukaran.
11
F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN (URGENSI)
SIMRS terdiri dari komponen hardware, software, dan brainware. Dalam
bidang manajemen, SIMRS lebih banyak diukur dari output software.
Pengukuran kesuksesan sistem informasi saat ini telah banyak bergerak dari
pengukuransecara tradisional, yaitu dalam hal finansial, menurut Rubin dalam
Peter et al, (2008). Kesuksesan sebuah sistem informasi merupakan hubungan
antara kualitassoftware aplikasi pada SIMRS, kualitas informasi/data yang
dihasilkan dari penggunaan aplikasi SIMRS, dan kualitas pelayanan dari pihak
pengelola SIMRS di rumah sakit (Petter, 2008). Sebagai upaya untuk
meningkatkan kinerja SIMRS, evaluasi perlu dilakukan terhadap sistem yang
telah berjalan untuk mengetahui aspek positif yang mendorong penggunaan
sistem dan mengidentifikasi faktor yang menimbulkan hambatan. Evaluasi
mencangkup berbagai aspek mulai dari tampilan antar muka, fungsi sistem
informasi, kinerja sistem informasi dan kualitas sistem informasi terhadap
kepuasan pengguna (end user).2
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi
kebutuhan dan tuntutan pada setiap instansi penyelenggara pelayanan publik.
Tidak terkecuali rumah sakit yang merupakan salah satu instansi penyelenggara
pelayanan publik dan untuk mewujudkan pelayanan yang baik kepada
masyarakat, maka diperlukan pengelolaan sistem informasi yang baik. Dalam
penggunaannya sistem informasi pada suatu instansi yaitu rumah sakit tentu
membutuhkan adanya mekanisme kontrol internal. Evaluasi sebuah sistem
informasi penting dilakukan untuk mengukur sejauh mana penerapan sistem
informasi yang sedang berjalan.
B. SARAN
Manajemen rumah sakit perlu memperhatikan faktor-faktor yang mendorong
maupun menghambat adopsi SIMRS sebagai referensi dalam pengembangan
SIMRS. Pengembangan SIMRS dapat diarahkan pada unit-unit layanan lainnya
untuk mendukung operasional yang pada akhirnya membantu pengambilan
keputusan di level manajemen. Data transaksi medis secara elektronik yang telah
berjalan dapat dikembangkan untuk mendukung mutu pelayanan medis melalui
pengembangan sistem pendukung keputusan klinis.7
13
DAFTAR PUSTAKA
10. Peraturan MENTERI Kesehatan nomor 1771 tahun 2011 tentang sistem
informasi rumah sakit
14