Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

EVALUASI SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN RUMAH SAKIT

BESSE SITTI HAJAR


K022191013
KELAS A

MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada sang
Maha Kasih yang telah mencurahkan rasa kasih sayang, cinta dan harapan serta
segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Shalawat serta salam
tak lupa pula penulis panjatkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga dan
sahabatnya yang tetap setia dalam perjuangannya membawa kebenaran untuk
ummatnya/

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik demi
penyempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga apa yang
disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap yang membaca

Makassar, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi/Batasan .......................................................................... 3

B. Pengertian/Ruang Lingkup.......................................................... 3

C. Sejarah ......................................................................................... 4

D. Pendapat para Ahli ...................................................................... 6

E. Pembagian ................................................................................... 6

F. Keuntungan dan Kerugian (Urgensi) .......................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 12

B. Saran ............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi


kebutuhan dan tuntutan pada setiap instansi penyelenggara pelayanan
publik.Tidak terkecuali rumah sakit yang merupakan salah satu instansi
penyelenggara pelayanan publik dan untuk mewujudkan pelayanan yang baik
kepada masyarakat, maka diperlukan pengelolaan sistem informasi yang baik.

Sistem Informasi Mnajaemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan sistem


suatu aplikasi sistem enterprise pengelolaan pelayanan rumah sakit yang bertujuan
untuk membantu rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan yang ada dirumah
sakit tersebut. Sebagaimana dalam peraturan menteri kesehatan nomor 82 tahun
2013 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit pasal 3 ayat 1 bahwa
“Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS” dan pasal 4 yang
menyatakan bahwa “Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan
pengembangan SIMRS”.

Dalam penggunaannya sistem informasi pada suatu instansi yaitu rumah


sakit tentu membutuhkan adanyamekanisme kontrol internal (Zulkarnaen,
Wahyudi, & Wijanarko, 2017).

Dengan beragamnya informasi yang dihasilkan dibutuhkan pengelolaan


yang serius mulai dari data yang diperoleh, diproses hingga informasi yang
dihasilkan. Bagi suatu organisasi, informasi merupakan sumber daya yang
berharga. Berbagai kegiatan operasional dan pengambilan keputusan tergantung
dari informasi yang tersedia. Dukungan informasi yang memadai dapat
mengurangi ketidakpastian dan resiko pengambilan keputusan yang salah arah.1

Pada dasarnya pengelolaan data tidak selamanya harus menggunakan


komputer, bisa juga secara manual. Memang akan lebih lama dan sulit. Harus
disadari bahwa alat dan program yang baik tanpa data yang benar akan menjadi
tidak berguna sesuai dengan prinsip ”Garbage In, Garbage Out”.1

1
Data salah menghasilkan informasi yang salah. Informasi salah
mengakibatkan perencanaan yang salah. Perencanaan salah mengakibatkan
penanggulangan yang salah. Berarti data yang salah mengakibatkan pemborosan
biaya, tenaga, sarana dan waktu. Oleh karena itu, harus diupayakan agar kesalahan
data dapat dikurangi sekecil mungkin. Rumah sakit di Indonesia wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit
sebagaimana ketentuan dalam pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit.1

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri


atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkankesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Dalam menjalankan rumah sakit, pihak manajemen memiliki kewajiban
untukdapat membangun sebuah sistem tatakelola rumah sakit yang baik, karena
hanyatata kelola yang baik yang dapat membuat rumah sakit bertahan untuk
jangkawaktu yang lama dengan kualitas pelayanan yang dapat diterima oleh
penggunanya. Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja SIMRS, evaluasi perlu
dilakukan terhadap sistem yang telah berjalan untuk mengetahui aspek positif
yang mendorong penggunaan sistem dan mengidentifikasi faktor yang
menimbulkan hambatan.

Selain itu, evaluasi sebuah sistem informasipentingdilakukan untuk


mengukur sejauh mana penerapan sistem informasi yang sedang berjalan.
(Mustofa & Handani, 2017).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI/BATASAN
Evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
efektifitas sistem secara keseluruhan. Menurut Davis (1999) yang dikutip
oleh Roslenni Sitepu pada tesisnya, Evaluasi adalah suatu penilaian secara
obyektif mengenai derajat dari seluruh pelayanan atau bagian-bagian
komponennya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. elemen yang
perlu mendapat perhatian adalah evaluasi yang memerlukan perbandingan
dari pencapaian suatu pelayanan atau prosedur dengan beberapa standar yang
bersifat absolut dan penilaian bersifat obyektif .
Evaluasi adalah sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
manajer yang menetapkan pekerjan antara hasil yang benar-benar dicapai
dengan pekerjaan yang seharusnya dapat dicapai menurut rencana serta
menilai perbedaan kemudian penilaian digunakan untuk langkah selanjutnya
(Scott,2002). Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan informasi untuk
menentukan nilai dan manfaat objek evaluasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses
dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam
bentuk jaringan koordinasi, pelaporan danprosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan.
Evaluasi sistem informasi yaitu suatu proses untuk menggali dan
mencari tahu, tentang sejauh mana suatu kegiatan implementasi sistem
informasi, baik dari sudut pandang persepsi pengguna, organisasi, maupun
dari segi teknologi sistem informasinya.

3
B. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau
komponen pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah
data kemudian diproses menjadi informasi yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan bermutu (Hafizurachman,
2000).
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan
yangmeliputidata, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan
sumberdaya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpaduuntuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalammendukung
pembangunan kesehatan
Evaluasi terhadap penerapan SIMRS harus dilakukan karena evaluasi
akan menilai atau mengukur manfaat yang didapatkan dari penerapan SIMRS
dan untuk menemukan masalah-masalah potensial yang sedang dihadapi oleh
pengguna dan organisasi. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki atau menyempurnakan SIMRS serta mengembangkan potensi
yang masih ada, sehingga SIMRS menjadi lebih baik, sempurna serta dapat
mendukung tujuan, visi, dan misi organisasi (Bayu dan Muhimmah, 2013).
Ruang lingkup secara sederhana dapat dibedakan atas tiga kelompok
yaitu:
a. Input (masukan) adalah yang menyangkut pemanfaatan berbagai
sumberdaya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana.
b. Procces (proses) adalah penilaian terhadap proses lebih dititik
beratkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan atau tidak, proses yang dimaksud disini
mencangkup semua tahap administrasi, mulai dari tahap administasi,
tahap perencanaan, pengoorganisasian dan pelaksanaan program.
c. Output (keluaran) adalah evaluasi terhadap hasil yang dicapai dari
dilaksanakannya suatu program.

4
C. SEJARAH

Teknologi informasi telah berkembang dan menjadi bagian yang sangat


penting bagi industri kesehatan, termasuk upaya untuk menurunkan biaya
pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan. Secara umum estimasi
biaya yang dibelanjakan oleh industri kesehatan untuk bidang teknologi
informasi mencapai 10 - 15 juta dolar AS pada tahun 1996. Sistem informasi
rumah sakit (Hospital Information System / HIS) turut berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi informasi. HIS merupakan integrasi
berbagai sistem dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit misalnya sistem
rekam medis, sistem penagihan pembayaran, sistem farmasi, sistem akutansi
rumah sakit, dan sebagainya. Catatan pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif ini meliputi berbagai hal, misalnya data status kesehatan
pasien, data yang dibutuhkan oleh penanggung biaya (asuransi), data sosial
administratif, dan sebagainya. Data pelayanan kesehatan ini pada saatnya
akan dibutuhkan oleh berbagai pihak untuk berbagai keperluan, antara lain
oleh pihak manajemen rumah sakit, keuangan, pendidikan dan penelitian,
asuransi, dan kepolisian.

Pusat dari semua inisiatif perkembangan ini adalah pengembangan dan


implementasi rekam medis elektronik.Salah satu evaluasi yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja system adalah dengan evaluasi kinerja
berdasarkan persepsi pengguna. Pengguna dalam sistem ini meliputi End
User yaitu operator komputer dari seluruh unit rumah sakit, dan orang orang
yang menggunakan output dari sistem ini (meliputi pihak manajemen dan
pihak direksi), serta pelanggan yaitu individu yang terlibat dengan sistem ini
(seperti pasien rumah sakit). Evaluasi sistem menurut persepsi pengguna
sangat penting, karena merekalah yang seharusnya merasakan kebutuhan dan
manfaat dari sistem. Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami
oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik
melalui penglihatan, perasaan dan pengalaman.

5
Pengguna merupakan kunci utama berhasil atau tidaknya suatu program
diterapkan, karena sebagus apapun program dan sistem yang dijalankan
tidaklah akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari pengguna. Bila
pengguna menganggap sistem itu terlalu sulit dan menghambat kerja mereka
maka sistem baru tersebut tidak mereka gunakan, dan akhirnya siasialah
perencanan dan pengembangan suatu program. Hal ini telah terjadi di
berbagai macam organisasi, dimana pihak manajemen telah menghabiskan
begitu banyak biaya untuk investasi dan pengembangan suatu sistem baru
secara komputerisasi, tetapi akhirnya sistem tidak dapat berjalan, karena tidak
adanya dukungan dari para pengguna. Disinilah dapat dilihat betapa
pentingnya mengetahui keinginan dan pendapat dari segi pengguna.
Pentingnya partisipasi pengguna dalam proses pengembangan system
informasi telah dibuktikan secara luas oleh kelompok MIS (Management
Informastion System) untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Partisipasi
pengguna diharapkan dapat meningkatkan kualitas sistem, serta dapat
menghindari pengembangan yang tidak dapat diterima.

Penelitian yang dilakukan oleh Robert S. Tan untuk mengukur persepsi


karyawan di Amarillo VA Nursing Home pada bulan Agustus 1994
mendapatkan hasil bahwa dari 46 orang responden, 61 % responden merasa
bahwa sistem komputerisasi dapat meningkatkan efisiensi dalam mencari
informasi pasien, 66 % mengatakan bahwa sistem komputerisasi
meningkatkan efisiensi dokumentasi data pasien. Evaluasi bemanfaat untuk
mengetahui bagaimana implementasi suatu sistem telah dijalankan. Ada
banyak evaluasi yang dapat dilakukan terhadap sistem informasi, yaitu
Evaluasi pra- implementasi, Evaluasi review implementasi, Evaluasi
operasional 1, Evaluasi operasional 2, serta Evaluasi operasional 3, yaitu
evaluasi yang dilakukan pada saat sistem telah beroperasi lebih dari 5 tahun.
Untuk mengetahui keinginan dan pendapat pengguna terhadap aspek-aspek
yang mempengaruhi sistem informasi, maka diperlukan suatu alat evaluasi
yang akan ditanyakan kepada pengguna. Hal-hal yang akan ditanyakan

6
kepada pengguna meliputi performa, informasi, aspek ekonomi, aspek
keamanan, aspek efisiensi serta aspek pelayanan.

D. PENDAPAT PARA AHLI


Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) Evaluasi sistem informasi adalah
suatu kegiatan terencana yang bertujuan untuk memeriksa dan menilai
sumber daya dalam organisasi untuk mendapatkan hasil yang dibandingkan
dengan menggunakan tolok ukur tertentu untuk memperoleh hasil mengenai
kinerja sumber daya organisasi tersebut.

Menurut Salmela dan Turunen (2011), evaluasi dari sebuah SIMRS


dapat diukur berdasarkan kepuasan pengguna, dampak individual, dan
outcome organisasi. Namun demikian, pengukuran yang paling sering
digunakan adalah mengukur kualitas informasi berdasarkan pengguna.

E. PEMBAGIAN
Aplikasi SIMRS merupakan salah satu bentuk investasi perusahaan.
Banyak perusahaan berinvestasi dalam SIMRS karena banyak manfaat yang
diperoleh. Manfaat-manfaat tersebut dapat berupa manfaat secara umum,
manfaat operasional, manfaat manajerial, hingga manfaat organisasi. Untuk
memastikan bahwa suatu sistem dapat memenuhi target manfaat yang
diharapkan baik bagi karyawan individu maupun bagi organisasi, maka
diperlukan evaluasi dan penilaian atas sukses tidaknya suatu sistem. Oleh
karena itu diperlukan metode untuk melakukan evalusi SIMRS dan menilai
kesuksesan sistem. Dengan adanya metode pengukur kesuksesan sebagai
bentuk evaluasi sistem, maka akan didapatkan parameter yang tepat untuk
menilai kesuksesan sistem. Sehingga dari hasil evaluasi dan penilaian
kesusesan SIMRS tersebut akan digunakan sebagai feedback bagi organisasi
dan pengembangan sistem berikutnya.Metode penelitian yang akan dibahas
yaitu Medel kesuksesan sistem dari DeLone dan Mclean (2003), Human-

7
Organization Technology Fit (HOT) Model dari Yusof et al. (2008), dan
Model PIECES dari Whitten (2004).
1. Model DeLone dan Mclean (2003)

Kontribusi terbesar penelitian DeLone dan McLean (1992) adalah


penggelompokan kesuksesan sistem informasi dalam enam dimensi yang
digunakan untuk membangun model yang sederhana dan aplikatif. Model
kesuksesan SI D&M (1992) merupakan model yang berdasar pada review
integratif dari 180 artikel berupa teori dan penelitian empiris SI yang
dilakukan oleh oleh berbagai peneliti di tahun 1970an dan 1980an yang
menggunakan beberapa bentuk kesuksesan sistem sebagai variabel
dependen.Sejak 10 tahun model D&M pertama kali diperkenalkan, telah
banyak perubahan peran SI (Jogiyanto, 2007). Dengan mengkaji lebih dari
100 artikel, DeLone dan MacLean (2003) memperbaiki model dan
mengusulan model yang sudah dimutakhirkan terutama untuk digunakan di e-
commerce yang merupakan aplikasi yang belum muncul di model awal.
DeLone dan McLean (2003) memperbaharui model dengan
memperluasnya. Beberapa ditambahkan dari model yang lama yaitu
sebagai berikut:
a. Penambahan konstruk kualitas pelayanan (service quality) untuk
merefleksikan pentingnya pelayanan dan dukungan dalam
kesuksesan sistem e-commerce.
b. Penambahan konstruk niat untuk menggunakan (intent to use)
untuk mengukur sikap pengguna, sehingga terdapat hubungan
antara kepuasan pengguna terhadap niat untuk menggunakan.
Konstruk niat pengunaan lebih relevan jika penggunaan bersifat
wajib.
c. Menghilangkan imbas individu dan imbas organisasional ke dalam
konstruk yang lebih parsimoni yaitu manfaat bersih.
d. Penambahan hubungan timbal balik (feedback loop) dari manfaat
bersih ke niat penggunaan dan kepuasan pengguna.
e. Perbaikan dan peningkatan pengukuran-pengukuran.

8
2. Model Human-Organization Technology Fit (HOT) dari Yusof (2008)
HOT-FIT adalah salah satu kerangka teori yang dipakai untuk
mengevaluasi sIstem informasi khusus dalam dalam bidang pelayanan
kesehatan (Yusof et al. (2008). Model ini merupakan kombinasi dari
Model Kesuksesan SI dari Delone dan Mclean dan IT Organization Fit
Model dari Morton (1990).
Metode evaluasi ini memperjelas semua komponen yang terdapat dalam
sistem informasi itu sendiri, yang pertama yaitu manusia (human) yang
menilai sistem informasi dari sisi penggunaan (system use), yang
berhubungan dengan siapa yang menggunakan, pelatihan, pengalaman,
pengetahuan, harapan, dan sikap menerima atau menolak sistem. Kedua
yaitu organisasi (organisation) yang menilai sebuah sistem dari struktur
organisasi dan lingkungan organisasi yang berhubungan dengan
perencanaan, manajemen, pengendalian sistem, dukungan manajemen, dan
pembiayaan dan ketiga adalah teknologi (technology) yang menilai dari
sisi kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan.

3. Model PIECES dari Whitten (2004)


Metode PIECES merupakan metode yang diusulkan oleh Whitten (2004)
yang terdiri dari Performance, Information/Data, Economic,
Control/Security, Efficiency, Service. Metode ini berbeda dengan dua
model sebelumnya yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, karena
modelini digunakan dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan cross sectional. Data primer didapat dari pengisian kuesioner
tentang persepsi responden dan observasi terhadap SIMRS. Metode
analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan kualitatif
berupa content analysis. Masing-masing kategori dalam Metode PIECES
dapat dibagi lagi menjadi beberapa kriteria, yakni :
1) Performance/Kinerja, diperlukan untuk menilai kinerja dari sistem
informasi yang telah dirancang, terdiri dari:

9
a. Through-put, dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja yang
dilakukan pada beberapa periode waktu.
b. Respon time, yaitu delay rata-rata antara transaksi dan respon dari
transaksi tersebut.
c. Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar
dapat diperiksa.
d. Kelaziman komunikasi, yaitu tingkat dimana interface standar,
protokol, dan bandwith digunakan.
e. Kelengkapan, yaitu derajat di mana implementasi penuh dari fungsi
yang diharapkan telah tercapai.
f. Konsistensi, yaitu penggunaan desain dan teknik dokumentasi yang
seragam pada keseluruhan proyek pengembangan perangkat lunak.
g. Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat
program mengalami kesalahan.
h. Generalitas, yaitu luas aplikasi potensial dari komponen program.

2) Information and Data/Informasi dan Data, untuk menilai informasi yang


dihasilkan dari data yang digunakan, terdiri dari:
a. Accuracy (akurat), dimana informasi atas hasil evaluasi memiliki
tingkat ketepatan tinggi.
b. Relevansi Informasi, dimana informasi yang dihasilkan sesuai
dengan kebutuhan.
c. Penyajian Informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk
yang sesuai.
d. Fleksibilitas data, dimana informasi mudah disesuaikan dengan
kebutuhan.
e. Kelaziman data, yaitu penggunaan struktur dan tipe data standar
pada seluruh program.
f. Ekspandibilitas, yaitu tingkat dimana arsitektur, data atau desain
prosedural dapat diperluas.

10
3) Economic/Ekonomi, untuk menilai kinerja sistem informasi yang
dihasilkan berdasarkan nilai ekonomis, terdiri dari :
a. Reusabilitas, tingkat dimana sebuah program atau bagian dari
program tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang
lain.
b. Sumber Daya, jumlah sumber daya yang digunakan dalam
pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber
daya ekonomi.
4) Control and Security/Kontrol dan Keamanan, menilai tingkat keamanan
dari sistem informasi, yang terdiri dari :
a. Integritas, tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh
orang yang tidak berhak dapat dikontrol.
b. Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi
program dan data.
5) Efficiency/Efisiensi, menilai tingkat kemudahan penggunaan dari
sistem informasi yang digunakan, yang terdiri dari:
a. Usabilitas, usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan
output suatu program.
b. Perbaikan, usaha yang diperlukan untuk mencari dan
membetulkan kesalahan pada sebuah program.
6) Service/Pelayanan, untuk mengetahui bagaimana sistem informasi
meningkatkan kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen.
a. Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol
b. Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya
melakukan fungsi yang diminta.
c. Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat
dipahami tanpa kesukaran.

11
F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN (URGENSI)
SIMRS terdiri dari komponen hardware, software, dan brainware. Dalam
bidang manajemen, SIMRS lebih banyak diukur dari output software.
Pengukuran kesuksesan sistem informasi saat ini telah banyak bergerak dari
pengukuransecara tradisional, yaitu dalam hal finansial, menurut Rubin dalam
Peter et al, (2008). Kesuksesan sebuah sistem informasi merupakan hubungan
antara kualitassoftware aplikasi pada SIMRS, kualitas informasi/data yang
dihasilkan dari penggunaan aplikasi SIMRS, dan kualitas pelayanan dari pihak
pengelola SIMRS di rumah sakit (Petter, 2008). Sebagai upaya untuk
meningkatkan kinerja SIMRS, evaluasi perlu dilakukan terhadap sistem yang
telah berjalan untuk mengetahui aspek positif yang mendorong penggunaan
sistem dan mengidentifikasi faktor yang menimbulkan hambatan. Evaluasi
mencangkup berbagai aspek mulai dari tampilan antar muka, fungsi sistem
informasi, kinerja sistem informasi dan kualitas sistem informasi terhadap
kepuasan pengguna (end user).2

1. Keuntungan dari evaluasi SIMRS


 Evaluasi SIMRS dapat mendorong peningkatan efisiensi dan
efektivitas pelayanan di rumah sakit seiring dengan kelancaran arus
informasi yang berasal dari kegiatan operasional rumah sakit.
 Evaluasi juga membantu mencari kekurangan dan menutup
kekurangan dalam SIMRS.
2. Kerugian dari evaluasi SIMRS
 SIM kurang dimanfaatkan secara baik, sehingga hasilnya kurang
meningkatkan produktivitas pekerja yang ada di rumah sakit.
 Perubahan SIM yang sangat cepat tidak dibarengi dengan
pengembangan pengetahuan bagi para pengguna SIMRS, karena
kurang mengikuti berbagai pelatihan yang bersifat teknis atau
sosialisasi ketika sistem tersebut di up grade

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi
kebutuhan dan tuntutan pada setiap instansi penyelenggara pelayanan publik.
Tidak terkecuali rumah sakit yang merupakan salah satu instansi penyelenggara
pelayanan publik dan untuk mewujudkan pelayanan yang baik kepada
masyarakat, maka diperlukan pengelolaan sistem informasi yang baik. Dalam
penggunaannya sistem informasi pada suatu instansi yaitu rumah sakit tentu
membutuhkan adanya mekanisme kontrol internal. Evaluasi sebuah sistem
informasi penting dilakukan untuk mengukur sejauh mana penerapan sistem
informasi yang sedang berjalan.

B. SARAN
Manajemen rumah sakit perlu memperhatikan faktor-faktor yang mendorong
maupun menghambat adopsi SIMRS sebagai referensi dalam pengembangan
SIMRS. Pengembangan SIMRS dapat diarahkan pada unit-unit layanan lainnya
untuk mendukung operasional yang pada akhirnya membantu pengambilan
keputusan di level manajemen. Data transaksi medis secara elektronik yang telah
berjalan dapat dikembangkan untuk mendukung mutu pelayanan medis melalui
pengembangan sistem pendukung keputusan klinis.7

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunawan,I.2013.Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)


RSUD Brebes Dalam Kesiapan Penerapan Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) Online Kemenkes Ri Tahun 2013. RSUD Brebes. Jawa Tengah.

2. Niantyasari, A. 2018. Evaluasi Sistem Informasi ManajemenDi Bagian Rawat


JalanRumah Sakit Umum Daerah Dr. MoewardiSurakarta.Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Jawa Tengah.

3. Ratnasari, F. 2018.Evaluasi Sistem Informasi Manajemen RumahSakit


(SIMRS) Dengan Metode Hot-Fit Di RumahSakit Umum Daerah (RSUD)
Undata ProvinsiSulawesi Tengah. Universitas Tadulako. Sulawesi Tengah.

4. Riana, A. 2006.Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen DitinjauDari


Aspek Persepsi Pengguna Dalam Mendukung ProsesManajemen Di Rumah
Sakit PKU MuhammadiyahYogyakarta. Universitas Diponegoro Semarang.
Yogyakarta.

5. Nur Shelly, T. 2012. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Di Bagian Rawat


Jalan Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok Tahun 2012.Universitas
Indonesia. Jakarta

6. Hariningsih, E. 2014. Kajian Teori Model Penelitian Untuk Menilai


Kesuksesan Dan Evaluasi Sistem Informasi Rumah Sakit. Akademi
Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta.Yogyakarta

7. Manik, Guardian, Andreasta. 2015. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen


Rumah Sakit (SIMRS) Dengan Kerangka Hot – Fit. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

8. Wahyuni, Vivi 2015. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


(Simrs) Menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of
Technology (Utaut). Stmik Amikom Purwokerto

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi


Manajemen Rumah sakit

10. Peraturan MENTERI Kesehatan nomor 1771 tahun 2011 tentang sistem
informasi rumah sakit

14

Anda mungkin juga menyukai