Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan bimbingan dan petunjukNya, sehingga tersusunnya Pedoman Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit, Pedoman ini disusun bertujuan untuk
menyamakan presepsi dalam pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan menjadi dasar
untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan dan kinerja yang lebih baik dan produktif.
Pedoman ini disusun berdasarkan Panduan Penyusunan Dokumen
Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh SNARS edisi I.
Dengan tersusunnya Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan tugas bagi petugas rumah sakit
dan petugas kesehatan lingkungan.
Kami menyadari dalam penyusunan Pedoman ini masih banyak kekurangan
dan diharapkan adanya masukan dari pembaca sabagai bahan perbaikan.
Akhirnya pada kesempatan ini pula kami sampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan buku
Pedoman ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita
semua.

Pangkalpinang, Juli 2019

Tim Penyusun

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1
B. TUJUAN ....................................................................................................... 2
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN ................................................................. 2
D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL) ............................. 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN .......................................................................... 4
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.................................................... 4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN ........................................................................ 4
C. JADWAL KERJA/SHIFT ............................................................................... 4
BAB III STANDAR FASILITAS ................................................................................ 5
A. STANDAR RUANGAN DAN DENAH ........................................................... 5
B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA ..................................................... 5
BAB IV TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA . 7
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS ................................. 7
A. TATA LAKSANA DIKLAT &PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS ................ 7
BAB V LOGISTIK.................................................................................................... 8
A. PENGERTIAN .............................................................................................. 8
B. TUJUAN ....................................................................................................... 8
BAB VI KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO ............................ 10
A. PENGERTIAN ............................................................................................ 10
B. TUJUAN ..................................................................................................... 10
BAB VII KESELAMATAN KERJA.......................................................................... 11
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ........................................................................ 13
A. NILAI INFORMASI ..................................................................................... 13
B. MUTU INFORMASI .................................................................................... 15
BAB IX PENUTUP ................................................................................................ 16

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah ii


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang
makin maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan
daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang
dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis
antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta
harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk
peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi
yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan
oleh pemerintah maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi
pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi
tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan
data di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi
Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting
suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas
pekerjaan.Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan
sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak –
untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah
satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu
tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah
informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 1


kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara
cepat, tepat dan akurat.

B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraanprogram Sistem Informasi
Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur
dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di UPTD RSUD
Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan
bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerjaSIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan
UPTD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-
RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut.
3. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS UPTD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinangme-monitoring
penggunaan aplikasi SIM, me-maintenance aplikasi SIM, dan
mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada permintaan yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil
monitoring yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut
kemudian berdiskusi dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk
mencari solusi dan rekomendasi perbaikan sistem pelayanan.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 2


5. Continuous Improvement Plan
Adalahmonitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan
perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah
pada kemajuan yang lebih baik atau unggul.

D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)


1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama
lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Sisteminformasimanajemen(SIM)adalah sistem perencanaanbagian
dari pengendalianinternalsuatu bisnis yang meliputi
pemanfaatanmanusia,dokumen,teknologi,
danprosedurolehakuntansimanajemenuntukmemecahkanmasalahbisnisse
pertibiayaproduk,layanan,atausuatustrategibisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum
dalam sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam
World Wide Web (WWW) di dalam internet.
6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi,
dan dapat mengakses informasi.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 3


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1. Pendidikan : Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual
Basiq/Java

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang dan tugas-tugas
yang dilakukan oleh petugas SIM UPTD RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang.Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini
berjumlah 3 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.

C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi : 07.00 – 14.00
Jadwal Normal : Senin – Kamis : 08.00 – 14.00
Jumat : 08.00 – 11.00
Sabtu : 08.00 – 12.45

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 4


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. STANDAR RUANGAN DAN DENAH


1. Ruangan operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk
memonitoring berjalannya aplikasi di seluruh area Rumah Sakit yang
menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai SIM RS selain
memonitoring, juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh
tugas pokok dan fungsi yang telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah
Sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik
yang biasa diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak
berkepentingan. Biasanya ruangan SIM RS berdekatan dengan ruang
direksi ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.
Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIM RS, karena ruangan ini
harus terus berada dalam pengawasan selama 24 jam, itu berarti
seharusnya pegawai SIM RS bertugas 24 jam dalam sistem shift. Dengan
keadaan seperti ini, ruangan SIM RS harus memiliki kenyamanan dan
fasilitas yang memadai.
2. Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan
seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan
ruang SIM RS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi
masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang
ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan
perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.

B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA


Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen
berikut ini:

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 5


a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan
scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian
dari sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yangbaik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management
System).Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam,
api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan
sistem itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya.
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 6


BAB IV
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS

A. TATA LAKSANA DIKLAT &PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS


Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai UPTD RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang secara keseluruhan dilakukan secara bertahap dengan
berbagai kualifikasi. Sebelum mulai bekerja, pegawai UPTD RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang yang baru wajib mengikuti orientasi selama 3
hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan sebagai pengenalan awal mengenai
rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan, budaya rumah sakit, direksi dan staf
rumah sakit dan tentu saja sesama pegawai rumah sakit yang baru.
Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis
pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan kualifikasi
standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah sakit,
seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 7


BAB V
LOGISTIK

A. PENGERTIAN
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah
melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun
kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian
dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang
dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah,
kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.

B. TUJUAN
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan
yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan,
dll.
Logistik SIM UPTD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang :
1. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer,
dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management
System).

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 8


3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis
tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis
kantor yang standar.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 9


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan
atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah
kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya
sendiri.

B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 10


BABVII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien
yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa
sumber “best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease
Control (CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US
Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4%
pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National
Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang
diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar
dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165
laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak
adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores
(21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan
faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo
merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan
petugas rumah sakit.

Keselamatan Kerja pada Instalasi SIM RS


Keselamatan kerja pada Instalasi SIM RS berfokus kepada peralatan-
peralatan utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama
melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 11


juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari
sisi psikologis.
1. Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja
a. Dari segi instalasi peralatan kerja di Instalasi SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf.
Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
b. Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan staf
juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun
yang akan datang.
c. Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari
sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang
lama.
2. Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja
Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf.
Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu
kenyamanan staf dalam bekerja.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 12


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada Instalasi SIM UPTDRSUD Depati Hamzah Kota


Pangkalpinang akan mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada di
dalam sistem. Informasi yang terdapat dalam sistem meliputi data pasien, seperti
nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya.
A. NILAI INFORMASI
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory
and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran
informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa
nilainya bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya.
Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka
biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan
kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya
dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya
dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna
akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek,
daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan
pelaporan keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat
waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan
waktu dapat diukur.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 13


6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah
yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi
dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk
menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah
informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan
sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada
diluar lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan
diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan
keputusan yang “rata-rata” akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan
kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak
sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada memberikan
angka yang pasti.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut
Gordon B. Davis, adalah sebagai berikut :
1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas
kemungkinan-kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi
sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 14


B. MUTU INFORMASI
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah
yang salah).
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program
komputer).
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja.
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan
informasi melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan
dan menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 15


BAB IX
PENUTUP

Pedoman SIMRS-UPTD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang


diharapkan dapat memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan Instalasi
kerja SIM-RSsehingga dapat meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan Untuk itu pedoman
ini harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan
rencana kebijakan dan program di lingkungan UPTDRSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang

Pedoman SIM-UPTD RSUD Depati Hamzah 16

Anda mungkin juga menyukai