Puji dan syukur kami panjatkan kepada Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan bimbingan dan petunjukNya, sehingga tersusunnya Pedoman Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit, Pedoman ini disusun bertujuan untuk
menyamakan presepsi dalam pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan menjadi dasar
untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan dan kinerja yang lebih baik dan produktif.
Pedoman ini disusun berdasarkan Panduan Penyusunan Dokumen
Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh SNARS edisi I.
Dengan tersusunnya Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan tugas bagi petugas rumah sakit
dan petugas kesehatan lingkungan.
Kami menyadari dalam penyusunan Pedoman ini masih banyak kekurangan
dan diharapkan adanya masukan dari pembaca sabagai bahan perbaikan.
Akhirnya pada kesempatan ini pula kami sampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan buku
Pedoman ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita
semua.
Tim Penyusun
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang
makin maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan
daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang
dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis
antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta
harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk
peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi
yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan
oleh pemerintah maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi
pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi
tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan
data di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi
Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting
suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas
pekerjaan.Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan
sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak –
untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah
satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu
tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah
informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraanprogram Sistem Informasi
Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur
dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di UPTD RSUD
Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang dan tugas-tugas
yang dilakukan oleh petugas SIM UPTD RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang.Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini
berjumlah 3 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.
C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi : 07.00 – 14.00
Jadwal Normal : Senin – Kamis : 08.00 – 14.00
Jumat : 08.00 – 11.00
Sabtu : 08.00 – 12.45
A. PENGERTIAN
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah
melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun
kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian
dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang
dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah,
kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.
B. TUJUAN
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan
yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan,
dll.
Logistik SIM UPTD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang :
1. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer,
dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management
System).
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan
atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah
kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya
sendiri.
B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien
yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa
sumber “best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease
Control (CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US
Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4%
pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National
Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang
diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar
dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165
laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak
adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores
(21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan
faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo
merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan
petugas rumah sakit.