Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH


SAKIT

BANDAR LAMPUNG
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG................................................................................................1
B. TUJUAN.....................................................................................................................2
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN..........................................................................2
D. BATASAN OPERASIONAL.....................................................................................3
E. LANDASAN HUKUM...............................................................................................4

BAB II PENGORGANISASIAN UNIT KERJA SIM-RS.................................................5

A. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA.......................................................................5


B. VISI.............................................................................................................................6
C. MISI............................................................................................................................6
D. FALSAFAH UNIT.....................................................................................................6
E. NILAI UNIT...............................................................................................................6
F. STURKTUR ORGANISASI UNIT............................................................................7
G. TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS...........................................................................8
H. TATA HUBUNGAN KERJA.....................................................................................9
I. PENILAIAN KINERJA..............................................................................................10
J. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT..........................................................................12
K. PERTEMUAN/RAPAT..............................................................................................13
L. PELAPORAN.............................................................................................................13

BAB III STANDAR KETENAGAAN.................................................................................14

A. KUALIFIKASI SDM..................................................................................................14
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN..................................................................................14
C. JADWAL KERJA.......................................................................................................14

BAB IV STANDAR FASILITAS.........................................................................................15

A. STANDAR RUANGAN DAN DENAH....................................................................15


B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA.............................................................16

BAB V TATA LAKSANA PENDIDIKAN PELATHAN DAN PENELITIAN SERTA


PELAYANAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT.................................................17

A. TATA LAKSANA DIKLAT DAN PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS...........17

BAB VI LOGISTIK..............................................................................................................18

A. PENGERTIAN............................................................................................................18
B. TUJUAN.....................................................................................................................18
BAB VII KESELAMATAN PASIEN DAN MAJEMEN RESIKO..................................19

A. PENGERTIAN............................................................................................................19
B. TUJUAN.....................................................................................................................19

BAB VIII KESELAMATAN KERJA.................................................................................20

BAB IX PENGENDALIAN MUTU....................................................................................22

A. NILAI INFORMASI...................................................................................................22
B. MUTU INFORMASI..................................................................................................24

BAB X PENUTUP.................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai
lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan
keberadaanya.Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-
penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju.Sehingga rumah sakit
dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak
mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-
kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM)
serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif,
efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun
swasta.Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain
dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan
pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di
rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM)
rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan.Sistem Informasi Manajemen (SIM)
berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa
dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit
merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan
mutu tersebut.Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang
diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan
memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di Rumah
Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait
dengan kegiatan SIMRSdi Rumah Sakit Bumi Waras.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan bagi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerjaSIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.

2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIMRS di semua unit pelayanan RS Bumi Waras
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIMRS bagi staf SIMRS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIMRS di tiap unit pelayanan yang menggunakan
aplikasi tersebut.

3. Monitoring dan Evaluation


SIMRS RSUD me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-maintenance aplikasi
SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada permintaan yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.

4. Analysis and Recommendation


Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring yang
dilakukan oleh SIM-RS.Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi dengan
seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi perbaikan
sistem pelayanan.
5. Continuous Improvement Plan
Adalahmonitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan agar
sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik
atau unggul.

D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)


1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable
yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi
yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian
dari pengendalian internalsuatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan proseduroleh akuntansi manajemenuntuk memecahkan masalah bisnis
seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah
domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di
dalam internet.
6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain
untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan dapat
mengakses informasi.
E. LANDASAN HUKUM(REFERENSI)
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk
analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya,
huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti
atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat
dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah
pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
dan/atau masyarakat.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit
dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
BAB II

PENGORGANISASIAN UNIT KERJA SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA


SIMRS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata manajemen RS
yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.Tiga poin penting dari sebuah Rumah Sakit
adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala aktivitas di Rumah Sakit.
Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal
lahir, dan seterusnya.Pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat,
dan seterusnya. Informasi-informasi yang demikian itu harus valid dan konsisten.Karena
itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga kondisi yang demikian itu.
Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga kepada
tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.Sumber informasi ini harus
dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi
Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit Bumi Waras bertanggung
jawab dalam pengelolaan aplikasi SIMRS, seperti yang berhubungan dengan hak
akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan pemasangan SIM pada unit pelayanan
terkait.
2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit Bumi Waras bertanggung
jawab pengelolaan dan pengembangan website Rumah Sakit Bumi Waras. Website
merupakan sarana untuk berbagi informasi. Informasi-informasi yang dibagikan
tersebut ada yang bersifat statis dan dinamis.
B. VISI
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi dalam
mendukung pelayanan rumah sakit.
C. MISI
1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.
3. Menciptakan lingkungan Informasi sebagai pusat pengembangan sistem teknologi
informasi rumah sakit.
D. FALSAFAH UNIT
Falsafah SIMRS:
Memberikan pelayanan SIMRS yang paripurna, guna mendukung dan
menunjangpelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non-
medis yang diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
E. NILAI UNIT
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS mendukungpenyediaan
informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan terbarukan, mudah
diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format yang
dapat digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan, disimpan, diproses, dan
didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang kualitas perawatan pasien dan
tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi
rumah sakit harus mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai
unit di rumah sakit.
F. STRUKTUR ORGANISASI UNIT SIMRS

PELINDUNG
Direktur Rumah Sakit Bumi Waras

PENANGGUNG JAWAB
Kabag Umum dan Kepegawaian

KEPALA
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Asep Rahmatullah, S. Kom

ANGGOTA

DIVISI DIVISI

Jaringan dan hardware sistem informasi manajemen Rumah sakit Administrasi sistem informasi Rumah Sakit

Hadiyanto, A., Md. Muhammad Bayu, S., Kom. Reza Alamsyah Rapi, A., Md.
Maulana Luthfi, S., Kom.

Direktur RS. Bumi Waras

dr. Arief Yulizar, MARS


G. TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS

Uraian Tugas :
1. Kepala Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit Bumi Waras
a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIMRS
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM Rumah Sakit Bumi Waras
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM Rumah Sakit Bumi
Waras.
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di unit kerja SIM
Rumah Sakit Bumi Waras.
4. Membuat Laporan Triwulan

2. Administrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit Bumi Waras


a. Tupoksi
1. Mengelola aplikasi SIMRS
2. Mengelola dan mengembangkan website Rumah Sakit Bumi Waras
b. Uraian Tugas Staf Administrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit
Bumi Waras :
1. Perancangan dan Development Website Rumah Sakit Bumi Waras
2. Maintenance dan Update Data Website Rumah Sakit Bumi Waras
3. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi SIMRS pada
tiap-tiap unit pelayanan.
4. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan.
5. Update defenition Anti Virus pada komputer/PC pada tiap-tiap unit pelayanan.
6. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIMRS Bumi Waras.

c. Uraian Tugas Staf Instalasi dan Hardware Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Rumah Sakit Bumi Waras
1. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi SIMRS
pada tiap-tiap unit pelayanan
2. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan
3. Melakukan Service dan Maintenance Program Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit berupa Penginstalan dan Upgrade SIMRS RS Bumi Waras
5. Maintenance dan Repair PC Sistem Operasi serta Update defenition pada
Komputer Unit RS Bumi Waras.
6. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIMRS Bumi Waras.

H. TATA HUBUNGAN KERJA


a. Tata Hubungan KerjaInternal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu organisasi
merupakan tata hubungan kerja internal.Berdasarkan pengertian tersebut tata
hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang cenderung tumpang tindih atau
memang memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan kerja.tata
hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas-tugas yang bersifat strategis yang
memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit
kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan kerja
internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-benar
memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masing-masing
unit.
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit-unit kerja
dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut. Hubungan kerja
dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa kerjasama lintas program ataupun
lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis mempunyai fungsi
yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan daya
dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.

I. PENILAIAN KINERJA (KINERJA UNIT DAN INDIVIDU)


a. KPI UNIT
 INDIKATOR INPUT
1. Ketersedian SOP Unit SIM
Judul Ketersediaan SOP Unit Kerja SIM
Dimensi mutu Efektivitas, Efisiensi Pelayanan
Tersedianya Standard Operational Prosedure (SPO) unit
Tujuan
SIM
Standard Operational Prosedure (SPO) adalah Standar
Definisi operasional prosedur yang seharusnya ada untuk optimalisasi pelayanan
rumah sakit
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 1 Tahun
Numerator Jumlah SPO unit SIM yang tersedia
Denominator Jumlah SPO yang seharusnya ada sesuai standar
Sumber data Sub Komite penjaminan Mutu dan Patient Safety
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

2. Tersedianya Dokumen Laporan Kinerja Triwulan Unit Kerja SIM


Judul Ketersediaan Laporan Operasional SIM
Dimensi mutu Akuntabilitas
Tujuan Mengetahui kinerja dari unit kerja SIM
Definisi operasional Laporan Kinerja triwulan merupakan laporan yang beris
tentang kinerja unit SIM setiap triwulannya.
Frekuensi pengumpulan data 3 Bulan
Periode analisis 2 Minggu
Numerator 1
Denominator 1
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar Tersedianya Laporan Triwulan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

 INDIKATOR PROSES
3. Persentase Laporan yang Diselesaikan Tepat Waktu Unit Kerja SIM
Judul Persentase pengumpulan laporan
Dimensi mutu Ketepatan
Tujuan Mengetahui persentase pengumpulan laporan setiap unit
kerja secara tepat waktu.
Definisi operasional Laporan yang berisi tingkat perkembangan ketepatan
penyelesaian laporan triwulan selama satu tahun
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 2 Minggu
Jumlah laporan yang terkumpul tepat waktu selama 1 tahun
Numerator
pertriwulannya
Jumlah laporan keseluruhan yang seharusnya terkumpul (4
Denominator
buah)
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

4. Waktu tanggap penanganan keluhan penginputan SIM Rumah Sakit Bumi Waras
Judul Penanganan Keluhan penginputan SIM
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya penanganan keluhan dalam penginputan
SIM yang tepat waktu.
Waktu tanggap penanganan adalah waktu yang diperlukan
dalam menangani keluhan pada penginputan SIM Rumah
Definisi operasional
Sakit Bumi Waras sejak diterima keluhan sampai keluhan
terselesaikan
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu penanganan keluhan sejak
diterima keluhan sampai keluhan terselesaikan
Denominator Jumlah seluruh keluhan yang masuk
Sumber data SIM
Standar <15 Menit
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

6. Memperbaharui konten website Rumah Sakit Bumi Waras


Judul Konten website Rumah Sakit Bumi Waras
Dimensi mutu Ketepatan
Memberikan informasi terkini mengenai Rumah Sakit Bum
Tujuan
Waras
Definisi operasional Pembaharuan konten website adalah memperbaharui konten-
konten di dalam website dalam jangka waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data 2 kali sepekan
Periode analisis 1 Bulan
Numerator Jumlah konten yang terupdate
Denominator Konten terupdate 2 kali sepekan
Sumber data Dari setiap instalasi/unit kerja Rumah Sakit Bumi Waras
Target Minimal 2 konten artikel sepekan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

 C. INDIKATOR OUTPUT
7. Kepuasan pengguna SIMRS
Judul Kepuasan Pengguna SIMRS
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya penggunaan SIMRS yang mampu
memberikan kepuasan pengguna
Kepuasan adalah pernyataan puas oleh pengguna terhadap
Definisi operasional
SIMRS
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pengguna SIM
Denominator Jumlah seluruh pengguna SIMRS
Sumber data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

J. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT

Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di Rumah
Sakit Bumi Waras adalah program orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai
lama.Program ini dapat dilakukan manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru
ataupun tidak.

Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara non
teknis, terutama memahami company profile dan team work building. Kegiatan
tersebut dilaksanakan oleh Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian Diklat dan
Instalasi Diklat.Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan dan adaptasi
lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja dimana pegawai baru
tersebut ditempatkan.

Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan struktur


organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya organisasi Rumah Sakit
Bumi Waras. Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali
pemahaman tentang produk layanan, sistem keselamatan pasien dan prinsip-prinsip
kerjasama tim.
K. PERTEMUAN/RAPAT (RAPAT RUTIN,INSIDENTIL)
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk
membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai
permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat
dirumuskan.Pada unit kerja SIM-Rumah Sakit Bumi Waras, rapat internal dilakukan
setiap bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf SIM-
RS.Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang terjadi
selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya.Rapat internal tersebut dihadiri
oleh kepala unit kerja SIM-Rumah Sakit Bumi Waras, staf SIM-RS, maupun staf dari
unit terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.

L. PELAPORAN (HARIAN, BULANAN, TAHUNAN)


Laporan merupakan suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan
ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan
kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab
(responsibility) yang ada antara mereka.Pelaporan yang ada di unit SIM-Rumah Sakit
Bumi Waras, yakni pelaporan bulanan.Pelaporan bulanan ini berupa laporan triwulan
KPI (Key Performance Indikator).Laporan KPI merupakan laporan yang berisi
pencapaian indikator-indikator kinerja dari unit kerja SIMRSini.Laporan ini
memperlihatkan jumlah persentase pencapaian tiap indikator per bulannya.
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIMRS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIMRS menujukkan bahwa jumlah
staf yang ada di unit SIMRSsudah cukup dalam menunjang proses pengelolaan SIM
Rumah Sakit Bumi Waras dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIM rumah Sakit
Bumi Waras. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIMRS yang saat ini berjumlah 6
orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.

C. JADWAL KERJA/SHIFT
Jadwal Normal :
Senin – Jumat: 08.00 – 16.00
Sabtu :
08.00 – 13.00
BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. STANDAR RUANGAN DAN


DENAH Ruangan operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIMRS untuk memonitoring
berjalannya aplikasi SIMRS di seluruh area Rumah Sakit yang menggunakannya.Melalui
ruangan ini, pegawai SIMRS selain memonitoring, juga melakukan maintenance,
perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi yang telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah Sakit, maka
letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik yang biasa diakses dengan
mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak berkepentingan.Biasanya ruangan SIMRS
berdekatan dengan ruang direksi ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis
lainnya.
Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIMRS, karena ruangan ini harus terus berada
dalam pengawasan selama 24 jam, itu berarti seharusnya pegawai SIMRS bertugas 24
jam penuh dalam sistem shift. Dengan keadaan seperti ini, ruangan SIMRS harus
memiliki kenyamanan dan fasilitas yang memadai.

Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh data milik
rumah sakit.Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang SIMRS agar lebih mudah
dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah.Selain itu, di dalam ruangan server
perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah
kerusakan perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.

B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA


Standar sarana dan prasarana SIMRS adalah memiliki komponen-komponen berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke
dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan
menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam
basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat
lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air,debu, kecurangan•kecurangan, kegagalan•kegagalan sistem itu
sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian
perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal•hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan•kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS

A. TATA LAKSANA DIKLAT &PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS


Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai Rumah Sakit Bumi Waras secara keseluruhan
dilakukan secara bertahap dengan berbagai kualifikasi.Sebelum mulai bekerja, pegawai
Rumah Sakit Bumi Waras yang baru wajib mengikuti orientasi selama 3 hari.Orientasi
Pegawai Baru ini diberikan sebagai pengenalan awal mengenai rumah sakit, mulai dari
orientasi ruangan, budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit dan tentu saja sesama
pegawai rumah sakit yang baru.
Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis
pelatihan.Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan kualifikasi standar yang
harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah sakit, seperti pelatihan Fire
Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.
BAB VI
LOGISTIK

Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan fungsi
logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu
mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah
menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.

Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar tersedianya barang
yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-
rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,
pencurian, penyusutan, dll.

Logistik SIM Rumah Sakit Bumi Waras

1. Komponen Input dan Output


Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan
menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam
basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat
lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis tugas-
tugas SIMRS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor yang standar.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan
dampaknya.Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi dan
evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah
sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.

B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap keselamatan
pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), serta
untuk melaksanakan program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya perlu
diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit
serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu
dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien yang masuk kedalam
program patient safety.

Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best practices” yang
berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational Safety and Health
(NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data
tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The
National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan
oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan
sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota
memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh
kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering
mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan.
Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak
didapatkan di kalangan petugas rumah sakit.

Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIMRS

Keselamatan kerja pada unit kerja SIMRS berfokus kepada peralatan-peralatan utama dan
penunjang yang digunakan oleh staf SIMRS selama melaksanakan tugasnya.Selain dari
perangkat teknis, budaya kerja staf SIMRS juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak
hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.
- Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja
 Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIMRS, penggunaan dan peletakan
kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf. Misalnya kabel-kabel
yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
 Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan staf
juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun yang
akan datang.
 Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari sisi
penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja


Budaya dan perilaku staf SIMRS memengaruhi keselamatan psikologis staf.
Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu kenyamanan
staf dalam bekerja.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM Rumah Sakit Bumi Warasakan mengarah pada keakuratan
data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi
data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS
juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis,
pembukuan RS dan lain-lain.

A. Nilai Informasi

Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi.
Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi pemakai
informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai
volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya ini sangat
kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi.Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya terjasi
dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai.Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang
dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada siklus
dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan keluaran kepada
para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus
dikurangi.Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak
jelas.Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya
dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari seorang
pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal
dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna
mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal.meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya
sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan
kita.

Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk memilih
keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-rata” akan menjadi
optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu
kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada
memberikan angka yang pasti.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B. Davis, adalah


sebagai berikut :

1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas kemungkinan-


kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau kesalahan.
Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja

Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui prosedur
untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya. Kesulitan karena
kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai dapat
menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
BAB X
PENUTUP

Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-Rumah Sakit Bumi Warasdiharapkan dapat


memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unitkerja SIM-RSsehingga dapat
meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah mengikuti perubahan
peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, kebijakan pimpinan serta
kondisi dan situasilingkungan .Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan dan program di
lingkungan Rumah Sakit Bumi Waras.

Anda mungkin juga menyukai