Anda di halaman 1dari 37

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnyalah kami dapat menyusun Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Rumah Sakit
Umum Kasih Ibu.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan
penyusunan pedoman pengelolaan data dan informasi ini, baik dari tim pokja, manajemen,
direksi, dan pembimbing akreditasi.
Akhir kata penyusun mengharapakan semoga pedoman pengelolaan data dan
informasi ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan sistem pelayanan di unit SIMRS.

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Tujuan Pedoman..............................................................................................................5
1. Tujuan Umum..............................................................................................................5
2. Tujuan Khusus.............................................................................................................5
C. Ruang Lingkup Pelayanan..............................................................................................5
1. Perencanaan.................................................................................................................5
2. Pelaksanaan.................................................................................................................5
3. Pengawasan dan Evaluasi............................................................................................5
4. Analisa dan Rekomendasi...........................................................................................5
5. Rencana Tindak Lanjut................................................................................................6
D. Batasan Operasional........................................................................................................6
1. Pelayanan Unit SIMRS................................................................................................6
E. Landasan Hukum..........................................................................................................15
BAB II STANDAR KETENAGAAN.....................................................................................16
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia...............................................................................16
B. Distribusi Ketenagaan...................................................................................................16
1. Kepala Unit SIMRS...................................................................................................16
C. Pengaturan Jaga.............................................................................................................17
BAB III STANDAR FASILITAS............................................................................................18
A. Daerah Ruang IT & Server...........................................................................................18
B. Sarana dan Prasarana.....................................................................................................18
C. Standar Fasilitas............................................................................................................20
BAB IV TATA LAKSANA PENGELOLAAN DATA..........................................................21
BAB V LOGISTIK..................................................................................................................29
BAB VI KESELAMATAN PASIEN......................................................................................28
A. Definisi..........................................................................................................................28
B. Tujuan...........................................................................................................................28
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien................................................................................28

ii
BAB VII KESELAMATAN KERJA.......................................................................................30
A. PENGERTIAN..............................................................................................................30
B. TUJUAN.......................................................................................................................30
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN................................................30
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.....................................................................................32
BAB IX PENUTUP.................................................................................................................33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai
lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan
keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-
penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Sehingga rumah sakit
dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak
mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-
kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM)
serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif,
efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, Kementerian
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun
swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain
dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan
pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
dirumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM)
rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting & bahkan bisa
dikatakan mutlak & untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit
merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan
mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang
diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan

1
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan
memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tersusunnya laporan evaluasi rencana kerja Sistem Informasi Manajemen di
Rumah Sakit sebagai dasar acuan melakukan perbaikan seluruh kebijakan,
prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIMRS di RSU Kasih
Ibu.
2. Tujuan Khusus
-Melakukan analisa terhadap kekuatan dan kekurangan SIMRS dalam penata
laksanaan kegiatan pelayanan SIMRS sesuai kebutuhan rumah sakit.
-Mengintegrasikan seluruh alur proses layanan kesehatan dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan
memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Laporan Evaluasi Rencana Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini meliputi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan:
1. Perencanaan
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
b. Penyusunan berbagai kebijakan dan Prosedur.
c. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIMRS di semua unit pelayanan.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIMRS bagi staff SIMRS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIMRS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut.
d. Maintenance Hardware Peralatan dan Jaringan SIMRS
3. Pengawasan dan Evaluasi
Unit SIMRS RSU Kasih Ibu memonitoring penggunaan aplikasi SIMRS,
melakukan maintenance jaringan SIMIRS, dan mendiskusikan dengan seluruh pihak
yang terkait dengan pengguna Aplikasi SIMRS.

2
4. Analisa dan Rekomendasi
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIMRS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi dengan
Pihak Manajemen dan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan
rekomendasi perbaikan sistem pelayanan.
5. Rencana Tindak Lanjut
Rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan agar sesuai dengan
perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik atau unggul.
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Unit SIMRS
Adapun tugas dari Unit SIMRS yaitu sebagai penyelenggaraan, pengelolaan data,
pembuatan dan pemilihan perangkat lunak atau seluruh sistem di RSU Kasih Ibu
meliputi:
1. Sistem VESALIUS
Program SIMRS Vesalius digunakan sepenuhnya di seluruh unit kerja Rumah
Sakit Umum Kasih Ibu untuk mendukung administrasi pencatatan kegiatan dan
transparansi akuntabilitas pelaporan data pasien dan pelaporan manajemen.
Program SIMRS Vesalius meliputi 2 modul utama yaitu Modul Front Office dan
Modul Back Office.
1. MODUL FRONT OFFICE VESALIUS
a. Modul Registrasi Pasien
Modul registrasi Pasien berfungsi untuk menangani masalah pendaftaran
pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap, pendaftaran pasien dapat
melalui telepon dan atau langsung datang. Terdiri dari sub modul :
1) Registrasi pasien baru
2) Melakukan registrasi pasien
3) Mendaftar pasien baru
4) Mencetak kartu pasien
5) Melihat Biodata pasien

b. Modul Admisi ke Unit Layanan


Fungsi-fungsi minimal yang tersedia pada sub sistem ini :
1) Antrian pasien di unit layanan
3
2) Mengelola aktifitas pasien selama dalam unit layanan.
3) Mengelola pemindahan pasien / transfer
4) Mengelola pemulangan pasien discharge
5) Menampilkan history pasien
6) Sensus pasien sesuai dengan unit layanan (real time)

c. Modul Rawat Inap


Modul rawat inap berfungsi untuk merekam semua pelayanan dirawat inap
dari pasien itu masuk sampai keluar dari rawat inap dengan segala kondisi.
Fungsi- fungsi minimal yang tersedia pada sub sistem ini :
1) Terhubung dengan modul pendaftaran
2) Sensus pasien sesuai dengan unit layanan rawat inap secara real time.
3) Mengelola aktifitas pasien selama dalam ruang rawat.
4) Mengelola pemindahan pasien / transfer
5) Mengelola pemulangan pasien discharge
6) Menampilkan history pasien
7) Managemen bad pasien
8) Catatan terintegrasi antar tenaga kesehatan yang merawat pasien
termasuk didalamnya flowsheet kondisi pasien saat dirawat.

d. Modul Rawat Jalan


Modul rawat jalan berfungsi untuk merekam semua pelayanan dirawat
jalan dimulai dari kunjungan pasien ke poliklinik yang dituju sampai
dengan pasien selesai dilayani. Fungsi-fungsi minimal yang tersedia pada
sub sistem ini
1) Terhubung dengan modul pendaftaran
2) Sensus pasien sesuai dengan unit layanan secara real time
3) Mengelola aktifitas pasien selama di poliklinik
4) Menampilkan History pasien

e. Modul Rawat Darurat (UGD)

4
Modul Rawat darurat berfungsi untuk memudahkan merekam kunjungan
pasien rawat darurat, tindakan rawat darurat serta diagnosis rawat darurat.
Fungsi- fungsi minimal yang tersedia pada sub sistem ini :
1) Terhubung dengan modul pendaftaran
2) Sensus pasien secara real time
3) Mengelola aktifitas pasien selama dalam ruang UGD
4) Mengelola pemindahan pasien / transfer
5) Mengelola pemulangan pasien discharge
6) Menampilkan History pasien

f. Modul Rekam Medik


Modul rekam medik diharapkan akan memudahkan dan merapikan
pembuatan data rekam medis pasien serta menggunakan standar kodefikasi
yang berlaku, sehingga mudah untuk dicari dan digunakan kembali, serta
memudahkan pembuatan laporan sesuai kebutuhan. Fungsi-fungsi minimal
yang tersedia pada sub sistem ini:
1) Terhubung dengan seluruh sistem yang terdapat pada front office.
2) Dapat menyajikan semua data/ informasi klinis pasien yang tersimpan
dalam repositori data.
3) Dapat digunakan untuk mengelola catatan medis di setiap workstation
poliklinik, ruang perawatan, dan manajemen direktorat pelayanan.
4) Dapat digunakan oleh petugas medis berikutnya (dokter dan perawat)
untuk melihat rekam medis sebelumnya secara elektronik sehingga
dapat diketahui histori tindakan sebelumnya.
5) EMR mencakup catatan keperawatan dan catatan medis lainnya.
Dalam modul ini, merupakan suatu sistem pencatatan seluruh
transaksi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sejak
registrasi, pencatatan kunjungan, transaksi pelayanan di setiap unit
pelayanan hingga pulang. Aplikasi ini juga digunakan untuk otomasi
kegiatan admisi dan pemulangan pasien rumah sakit.
Sistem Informasi Billing memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk :
1) Menyimpan dan mencari kembali biodata pasien, riwayat pengobatan,
detail kamar dan tempat tidur, serta rencana pembayaran oleh pasien
5
2) Momposting transaksi pasien lintas unit pelayanan yang berbeda
secara otomatis
3) Melakukan komputasi pembayaran secara otomatis bagi pasien yang
pindah kamar atau kelas perawatan
4) Memperoleh riwayat transaksi pembayaran pasien
5) Menghubungkan secara langsung transaksi yang belum terbayar oleh
pasien

g. Modul Laboratorium
Modul laboratorium mengelola aktifitas-aktifitas yang terjadi pada bagian
laboratoium seperti pendaftaran laboratorium, pembayaran, pembatalan
transaksi, dan entry hasil pemeriksaan laboratorium. Fungsi-fungsi
minimal yang tersedia pada sub sistem ini :
1) Tehubung dengan sub sistem pendaftaran
2) Pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium
3) Terhubung dengan modul billing
4) Mendukung beberapa laporan yang saat ini digunakan dan laporan
yang dibutuhkan pada tahap analisa

Sistem Informasi Penunjang Medik memberikan kemudahan bagi rumah


sakit untuk, antara lain :
1) Menampilkan hasil setiap pemeriksaan yang dilakukan termasuk nilai
normal pemeriksaan dan mencetak hasil pemeriksaan tersebut.
2) Menyimpan seluruh hasil pemeriksaan untuk kebutuhan mendatang
3) Memposting biaya yang dibebankan pada pasien secara otomatis ke
dalam transaksi pasien di billing
4) Melakukan monitoring terhadap bahan pemeriksaan yang digunakan
dan persediaan yang dialokasikan oleh inventory

h. Modul Farmasi & Apotik


Sistem Informasi Penunjang Medik merupakan sistem pencatat transaksi
dan pemeriksaan hasil laboratorium dan radiologi. Sistem juga

6
memberikan fasilitas pengantrian permintaan pemeriksaan dan rawat inap
darurat ke unit penunjang.

Modul Farmasi dan Apotik mengelola aktifitas-aktifitas yang terjadi pada


bagian Farmasi dan Apotik. Fungsi-fungsi minimal yang tersedia pada sub
sistem ini :
1) Apotik penjualan bebas, resep rawat jalan
2) Layanan Racikan
3) Retur Penjualan
4) Resep rawat inap
5) Etiket (label obat)
6) Penerimaan/Retur Penerimaan
7) Terhubungan dengan billing system.

Sistem Informasi Logistik dan Inventory Apotik merupakan suatu sistem


pencatatan dalam proses manajemen persediaan dan pengolahan data
untuk menyajikan informasi, monitoring dan merencanakan kebutuhan.
Proses manajemen persediaan meliputi :
1) Perencanaan kebutuhan melalui pengajuan kebutuhan untuk
pengadaan.
2) Pengadaan kebutuhan yang mencakup penetapan rekanan, pembuatan
purchase order dan pembayaran.
3) Penerimaan dan penyimpanan barang dengan fasilitas pencatatan hasil
pemeriksaan, penerimaan, retur dan replacement barang
4) Proses distribusi kepada pengguna antara dan pengguna akhir.
5) Transaksi apotik yang mencakup pengeluaran obat dari apotik kepada
pengguna umum dan pengguna internal

Aplikasi logistik dan inventory apotik memberikan kemudahan bagi rumah


sakit untuk :
1) Memonitor, mengontrol dan merecord distribusi persediaan barang
termasuk penerimaan dan pendistribusian stock.

7
2) Menyajikan laporan mengenai persediaan, mulai dari penerimaan,
pengeluaran, penggunaan persediaan sampai dengan kebutuhan untuk
melakukan pemesanan barang.
3) Menghubungkan secara langsung pembelian persediaan yang belum
terbayar oleh Rumah Sakit dengan account payablenya
4) Memposting biaya yang dibebankan pada pasien secara otomatis ke
dalam transaksi pasien di billing

i. Modul Keperawatan
Modul untuk mengelola aktifitas keperawatan yaitu data asuhan
keperawatan. Fungsi-fungsi minimal yang tersedia pada sub sistem ini :
1) Asuhan keperawatan
2) Pelayanan Keperawatan

j. Kasir / Billing
Modul untuk mengelola aktifitas pembayaran tagihan dan piutang pasien
yang terhubung dengan modul lain. Fungsi-fungsi minimal yang tersedia
pada sub sistem ini :
1) Penerbitan tagihan / billing pasien.
2) Menyediakan informasi mengenai pembayaran dan piutang pasien.
3) Memfasilitasi pelacakan perubahan dalam pelayanan dan bahan-bahan
mulai dari pendaftaran sampai pasien keluar.
4) Mengatur pengelompokan penagihan pembayaran lunas dan piutang
pasien
5) Terintegrasi dengan seluruh proses pelayanan yang terkait dengan
billing, seperti perawatan, penggunaan obat, dan seterusnya.
6) Mendukung sistem pembayaran yang berlaku di RUMAH SAKIT
7) Terhubung dengan sub sistem Keuangan (back office)
2. MODUL BACK OFFICE VESALIUS
a. Master/ Administrator

8
Modul ini mempunyai fasilitas dan kemampuan untuk mengelola
pengguna dan group user sehingga pengguna dapat diatur hak aksesnya
serta mengelola data- data referensi yang akan di pakai dalam sistem
SIMRS EHR. Fungsi-fungsi minimal yang tersedia pada sub sistem ini :
1) Mengelola data master
2) Mengatur hak akses user
3) Mencustimeze aplikasi
4) Back up Data

b. Modul Pelaporan
Modul yang menghasilkan laporan-laporan untuk kepentingan internal dan
eksternal (dinamis) yang dikeluarkan berdasarkan pilihan sesuai kebutuhan
Fungsi-fungsi minimal yang tersedia pada sub sistem ini :
1) Menghasilkan laporan-laporan untuk Eksternal (Misalnya : Kemenkes )
2) Menghasilkan laporan-laporan untuk kebutuhan internal Rumah Sakit
2. Mengelola Username dan Password Sistem Vesalius
Unit SIMRS bertugas untuk membuat username dan password untuk
pengguna sistem vesalius sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab
penguna
3. Mengelola Hak Akses Rekam Medis Elektronik
Unit SIMRS bertugas untuk mengelola, menambahkan dan membatasi hak
akses user di sistem Vesalius. Karena data rekam medis pasien merupakan
data yang sangat rahasia, maka petugas SIMRS membatasi user atau unit
terkait yang bisa mengakses rekam medis elektronik pasien. Yang bisa
mengakses data rekam medis elektronik pasien yaitu;
a. Unit SIMRS
Sebagai admin dari sistem Vesalius, unit SIMRS dapat mengakses data
rekam medis elektronik pasien
b. Unit Rekam Medis
Untuk pendataan kelengkapan pengisian rekam medis pasien oleh dokter
dan perawat
c. Dokter dan Perawat

9
Dokter dan perawat hanya bisa melihat data rekam medis pasien jika
hanya pasien melakukan pemeriksaan pada dokter yang bersangkutan pada
hari itu saja, jika dokter atau perawat ingin melihat data rekam medis saat
tidak ada kunjungan pasien hanya bisa melalui unit rekam medis
4. Sistem Profile Pelayanan Rumah Sakit Kasih Ibu (Data Informasi Klinis)
Unit SIMRS bertugas untuk mengelola Data Informasi Klinis menjadi sistem
informasi, aplikasi yang di gunakan yaitu Sistem Profile Pelayanan Rumah
Sakit Kasih Ibu
a. Sistem Profile Pelayanan Rumah Sakit  adalah
aplikasi business intelligense yang paling powerfull dan sangat mudah
digunakan untuk standar visualisasinya. User interface yang digunakan
juga mudah dimengerti untuk orang awam sekalipun. Sistem Profile
Pelayanan Rumah Sakit juga powerfull dari segi integritas data dan
pengolahan data yang sangat dinamis. Dari penggunaannya sendiri relatif
mudah hanya tinggal drop and drag saja dan sedikit
pengaturan propertise nya dan sumber data pun bisa dikoneksikan dengan
database misalnya sql server, mysqlmaupun accses dengan pengkoneksian
yang cukup mudah dengan manggunakan odbc.
b. Sistem Profile Pelayanan Rumah Sakit berfungsi untuk menyajikan data
klinis Antara lain;
1. Dapat menampilkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat
inap di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu. Jumlah bisa ditampilkan dalam
bentuk bulan dan tahun, dan sudah dalam bentuk grafik.
2. Dapat menampilkan tren kunjungan pasien dalam betuk grafik.
3. Dapat menampilkan BOR per layanan.
5. Sistem Vue-Pacs
Sistem yang digunakan petugas radiologi untuk menginput hasil pemeriksaan
pasien dan sudah terintegrasi dengan vesalius, sehingga hasil pemeriksaan
akan muncul di EMR pasien tersebut.
6. Sistem Vue-Motion
Sistem yang hanya digunakan untuk melihat hasil pemeriksaan radiologi yang
sudah di upload oleh petugas, sistem ini bersifat open sehingga bisa diakses
oleh dokter dari luar Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
10
7. Sistem LIS
Laboratory Information Sysytem (LIS) atau Sistem Informasi Laboratorium
adalah sebuah system yang khususnya terdapat di dalam Rumah Sakit yang
merupakan gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian
umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja laboratorium. LIS adalah
sebuah kelas dari perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan
dan penyimpanan informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium medis.
Sistem ini sudah terintegrasi dengan sistem HIS-Vesalius sehingga hasil dapat
ditampilkan di EMR pasien.
8. Pengelolaan Website KIH.CO.ID
Unit SIMRS mengelola website Rumah Sakit Umum Kasih Ibu yang berisi
tentang Profil RSU Kasih Ibu, Fasilitas Umum, Layanan Umum dan Layanan
Penunjang di RSU Kasih Ibu.
9. Pengelolaan Website Locallink Internal
Unit SIMRS juga membuat website atau sistem local untuk membantu
kebutuhan internal dan sebagai pendukung sistem Vesalius.
10. Pengelolaan Website SIMRS
Unit SIMRS juga membuat sistem berupa website SIMRS internal RSU Kasih
Ibu yang juga mempunyai beberapa menu dan di setiap user mempunyai hak
menu, fungsi dan hak akses yang berbeda. Website SIMRS dibuat untuk
seluruh pencatatan data yang sebelumnya dikalukan manual, dirubah menjadi
digital. Berikut menu yang ada di SIMRS beserta fungsinya
1. Data RS
Modul data RS digunakan untuk pengimputan Surveilans Infeksi Hais,
IDO, Kecelakaan Kerja, 5 Momen Kebersihan Tangan, Kepatuhan Alat
Pelindung Diri, Insiden Keselamatan Pasien, Pasien Jatuh, Respon Time,
Penolakan Tindakan, Pemindahan Pasien, Assesmen Awal. Data yang
sebelumnya diinput manual sudah dibuatkan bentuk digital agar
PPI,PMKP, dan MFK dan unit lain bisa dengan mudah mencari data
sesuai dengan kebutuhan dan hak akses.
2. Reports
11
Modul reports digunakan untuk penarikan data untuk pelaporan yang
diperlukan oleh unit PPI, PMKP, MFK dan unit lain yang membutuhkan
tarikan data sesuai dengan hak akses yang diberikan.
3. Jadwal Dokter
Modul Jadwal dokter digunakan untuk pengimputan jadwal jaga dokter
spesialis RSU Kasih Ibu. Data akan otomatis sinkron dengan appoipment
online Poliklinik RSU Kasih Ibu. Menu jadwal Dokter juga dapat
menampilkan jadwal dokter yang tidak praktek di Poliklinik RSU kasih
Ibu.
4. Form Elektronik
Modul Form Elektronik digunakan sebagai tanda tangan digital untuk
pasien RSU Kasih Ibu sebagai pengganti tanda tangan manual. Tanda
tangan digital di RSU Kasih Ibu saat ini baru berjalan di unit
UGD,ICU,OK, dan Rawat Inap. Unit Poliklinik belum menerapkan tanda
tangan digital karena keterbatasan perangkat. Untuk kedepannya akan
dilakukan pengadaan tablet untuk unit Poliklinik agar penerapan EMR
bisa berjalan lebih baik lagi. Pengadaan tablet untuk tanda tangan digital
Unit Poliklinik akan dimasukkan dalam Program Kerja Unit SIMRS tahun
2023.
5. Monitoring Mutu
Monitoring mutu unit dilakukan di sistem SIRMS RSU Kasih Ibu. Setiap
user mempunyai hak akses untuk menginputkan laporan mutu unit
masing-masing. Tim PMKP dapat melakukan monitoring untuk pengisian
monitoring mutu unit dan dapat dijadikan data.
11. Pengelolaan Data Dan Sistem Informasi
Unit SIMRS bertugas melakukan pengelolaan data dari unit terkait menjadi
menjadi sistem informasi berbasis digital berupa dengan dibuatkannya sebuah
sistem yang terintegrasi, sehingga memudahkan unit terkait dalam sistem
pelaporan, analisis data dan pengambilan keputusan. Sistem pengelolaan data
meliputi;
a. Sistem pengelolaan dan analisis data mutu dan kelesamatan pasien
b. Sistem pengelolaan indikator mutu
c. Sistem pengelolaan dan analisa data surveilan
12
d. Sistem pengelolaan kecelakaan kerja
Semua sistem berisi report hasil pengelolaan data dan analisis sehingga dapat
memberikan pengambilan keputusan kepada unit terkait.
Dimana data-data tersebut hanya dapat diakses oleh petugas SIMRS pada
sistem yang ada di RSU Kasih Ibu . Selain itu data seperti jumlah pasien baik
rawat inap maupun rawat jalan, diagnosa pasien, atau laporan data lain yang
berhubungan dengan pelayanan rumah sakit dapat diperoleh dari pencarian
data di sistem. Adapun tugas dan wewenang petugas SIMRS yaitu;
1. Mengumpulkan data dan informasi
2. Menyimpan data dan informasi
3. Mencari kembali data dan informasi
4. Melaporkan dan mendistribusikan data dan informasi kepada pihak-
pihak yang membutuhkan dan berhak memperoleh data dan informasi
12. Melakukan perubahan template assessment dan perubahan tarif di sistem
Vesalius untuk diimplementasikan dirumah sakit sesuai dengan kebutuhan,
baik pengguna maupun manajemen. Unit SIMRS dapat menampilkan backup
template assessment di Vesalius dalam bentuk manual jika sistem Vesalius
mengalami gangguan seperti server down, mati listrik, atau kerusakan lainnya.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
7. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor
047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu.

13
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Agar pelayanan SIMRS dapat terselenggarakan dengan mutu yang dapat
dipertanggung jawabkan, maka pelayanan SIMRS harus dilakukan oleh tenaga yang
profesional. Kualifikasi tenaga yang harus tersedia:
Tabel Kualifikasi SDM Bagian SIMRS Kasih Ibu
Nama Jabatan Kualifikasi Formal Jumlah
dan Informal Kebutuhan
Kepala Unit SIMRS D3/S1 1
IT Support D3/S1 5

B. Distribusi Ketenagaan
SDM Bagian SIMRS Kasih Ibu berjumlah 1 orang dan sesuai dengan struktur
organisasi bagian SIMRS. Adapun pendistribusian SDM Bagian SIMRS Kasih Ibu
adalah sebagai berikut:
1. Kepala Unit SIMRS
Kualifikasi
Nama Jabatan Jumlah SDM
Pendidikan Sertifikat

Kepala Unit D3/S1 1 1


SIMRS

Pengaturan Waktu Kerja :


Kepala Unit SIMRS tidak terikat oleh jam kehadiran kerja di ruang kerja namun dapat
dilakukan dimanapun sesuai kebutuhan dan dukungan teknologi yang terkini.

2. IT Support

Kualifikasi
Nama Jabatan Jumlah SDM
Pendidikan Sertifikat
IT Helpdesk SMU/SMK/D1/D2/D3/S1 5

14
Pengaturan Waktu Kerja:
IT Helpdesk tidak terikat oleh jam kehadiran kerja diruang kerja namun dapat
dilakukan darimanapun sesuai kebutuhan dan dukungan teknologi yang terkini.
C. Pengaturan Jaga
Jadwal Kerja Shift
Shift Pagi : 07.00-15.00 Wita
Shift Sore : 15.00-22.00 Wita
Shift Malam : 22.00-07.00 Wita
Pengaturan jaga Petugas SIMRS (Kepala Unit SIMRS dan IT Support)
1. Kepala Unit SIMRS 5 hari kerja, yaitu :
Senin-Jumat : 07.00-15.00 Wita
2. IT Support 7 hari kerja, yaitu :
Senin-Minggu : 24 Hours

15
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Daerah Ruang IT & Server

B. Sarana dan Prasarana


1. Ruang SIMRS, merupakan ruangan khusus bagi Petugas SIMRS untuk
memonitoring berajalannya seluruh sistem, perangkat dan juga aplikasi di area
Rumah Sakit yang menggunakannya. Melalui ruangan ini pegawai SIMRS
selain memonitoring juga melakukan maintenance, dan juga memastikan
seluruh unit tidak mengalami kendala dengan perangkat, sistem, dan aplikasi
yang digunakan.
Ruang Unit SIMRS berisi

16
No Nama Barang Jumlah

1 Meja Kerja 4

2 Komputer 6

3 Pesawat Telepon 2

4 Printer 2

5 White Board 1

6 Tempat Sampah 1

7 AC 1

2. Server, Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan
seluruh data milik rumah sakit. Dan ruangan ini baiknya berdekatan dengan
ruang SIMRS agar lebih mudah untuk memonitoring dan dijangkau bila
terjadi masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang
ada harus tetap menyala 24 jam
Ruang Server berisi :

No Nama Barang Jumlah

1 Server 6

2 Switchhub 3

3 Modem 1

4 PABX 2

5 AC 3

6 RAK 3

17
C. Standar Fasilitas
Sarana dan prasarana ditujukan bagi terselenggaranya pelayanan SIMRS yang
aman, efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta dimungkinkan petugas
SIMRS bekerja dengan nyaman, aman dan optimal.

18
BAB IV
TATA LAKSANA PENGELOLAAN DATA

A.Umum
Pedoman ini meliputi pengelolaan data baik untuk Internal Rumah Sakit ataupun
Eksternal Rumah Sakit. Jenis data yang dibutuhkan hal berikut:
1. Untuk mendukung proses asuhan yang dibutuhkan data rekam medis pasien dan
data capaian mutu pelayanan.
2. Untuk mendukung proses manajerial dibutuhkan data analisis pasien, data indicator
area klinis, manajemen dan sasaran keselematan pasien, serta data sumber daya
manusia, sarana dan keuangan.
3. Untuk mendukung proses mutu pelayanan dibutuhkan data capaian indikator mutu
rumah sakit, termasuk manajeinen risiko, manajemen sarana, program pencegahan
infeksi.
4. Untuk keperluan pihak luar rumah sakit seperti Dinas Kesehatan, Kementrian
Kesehatan, BPJS atau asuransi serta Instansi lainnya.
5. Untuk penggunaan data terkait pihak luar, berlaku dua arah yaitu rumah sakit
menggunakan data dari pihak luar dan rumah sakit berkontribusi ke pihak luar
dengan memberikan data yang dibutuhkan.

Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data dari sumber data.


Sedangkan penyimpanan data rnerupakan kegiatan penyirnpanan data di RSU
Kasih Ibu baik secara manual maupun elektronik.
Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam pengurnpulan dan penyimpanan data:
1. Petugas mengindentifikasi kebutuhan data.
2. Petugas menentukan sumber data.
3. Petugas meminta data.
4. Petugas mengingatkan surnber data untuk mengumpulkan data tepat waktu
maksimal tanggal 05 bulan berikutnya untuk data yang bersifat rutin.
5. Petugas menerima data dari sumber data.
6. Petugas melakukan pengecekan kelengkapan data.
7. Petugas mengembalikan data kepada sumber data untuk data yang belum lengkap.

19
8. Petugas menginput data ke dalam form pelaporan.
9. Petugas mencatat data yang diterima ke dalam register untuk data yang telah
lengkap.
10. Petugs menyimpan data ke dalam file sesuai jenis pelaporannya.
B. Pengelolaan
Dalam pengelolaannya, data dibagi menjadi dua kategoxi yaitu data internal dan
data ekstemal.
1. Data Internal
Pengelolaan data internal meliputi:
a. Penetapan Data Yang Dibutuhkan
RSU Kasih Ibu menetapkan beberapa jenis data yang dibutuhkan.
b. Pengumpulan dan Analisis Data
Data dikumpulkan melalui beberapa mekanisme sebagai berikut:
1) Data terkait pasien dan pelayanannya dicatat dan dihimpun dalam berkas
rekam medis, baik berupa data manual maupun elektronik, seleteh itu data
diinput ke dalam sistem untuk diolah setiap bulannya.
2) Data terkait manajemen dihimpun dari laporan rekam medis, capaian
indikator mutu, laporan sarana, laporan sumber daya manusia, dan laporan
keuangan.
3) Data terkait program mutu dihimpun dari laporan rekam medis, capaian
indikator mutu, dan laporan insiden.
c. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyajian hasil analisis baik berupa grafik maupun
tabel, data disajikan agar ditelaah untuk membantu pengambilan keputusan baik
terkait asuhan pasien, manajerial, maupun program mutu, data disajikan dalam
bentuk sebagai berikut:
1) Laporan pelayanan disajikan sebagai laporan rekam medis, Rekam Medis
termasuk kunjungan, data populasi pasien, indikator rawat inap. Laporan
bulanan rawat inap dan laporan bulanan dirawat jalan
2) Laporan manajemen disajikan sebagai laporan kunjungan, laporan kinerja
unit, laporan keuangan, laporan capaian indikator mutu.
3) Laporan mutu disajikan sesuai data indikator area klinis, indikator area
manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, dan indikator mutu unit.
20
d. Penyebaran Data
Penyebaran data ditentukan debagai berikut:
1) Data pasien dalam rekam medis hanya bisa diakses oleh Profesional Pemberi
Asuhan (PPA). Data rekam medis dapat diakses oleh pasien atau pihak yang
berwenang sesuai ketentuan tentang kerahasiaan data pasien. Data rekam
medis juga dapat dijadikan data dalam penyusunan Clinical Pathways untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
2) Laporan pelayanan diberikan dari masing-masing unit ke sekretaris rumah
sakit dan hanya bisa diakses oleh Manajemen RSU Kasih Ibu , namun dalam
keperluan tertentu data tersebut dapat ditampilkan.
3) Data mutu dikumpulkan oleh tim mutu dan dilaporkan kepada pimpinan. Data
ini dapat ditampilkan kepada publik dalam bentuk data analisis baik tabel
maupun grafik.
2. Data Eksternal
Melalui partisipasi dalam kinerja database eksternal, rumah sakit dapat
membandingkan kinerjanya dengan rumah sakit yang sejenis, baik lokal, secara
nasional maupun internasional. Pembandingan kinerja adalah suatu alat yang efektif
untuk mengidentifikasi peluang guna peningkatan dan pendokumentasian tingkat
kinerja rumah sakit.
Dalam konteks RSU Kasih Ibu , data untuk keperluan eksternal meliputi namun
tidak terbatas pada:
a. Data untuk laporan rutn ke dinas kesehatan dihimpun dari laporan rekam
medis.

Penyajian data meliputi:


a. Untuk laporan ke Dinas Kesehatan, data disajikan sesuai ketentuan dan
format dari Dinas Kesehatan yaitu laporan SIRS Online, laporan Jejaring
JKN, laporan Surveillance.
b. Data mutu dari rumah sakit lain digunakan sebagai perbandingan capaian
Mutu RSU Kasih Ibu . Data ini diolah oleh tim mutu RSU Kasih Ibu .
3. Pencarian Kembali Data
Pencarian kembali data dapat dilakukan pada berkas rekam medis maupun pada
SIRS.

21
a. Pencarian data pada berkas rekam medis dapat dilakukan oleh unit terkait
dengan menggunakan system VIEW EMR yang terdapat di Vesalius.
b. Pencarian data pada IT dapat dilakukan oleh Unit Rekam Medis dan Registrasi
maupun Unit IT berdasarkan permintaan user.
4. Pelaporan dan Distribusi Informasi
Pelaporan dan Distribusi Infonnasi kegiatan melaporkan Informasi yang telah
dibuat kepada atasan/Dinas Kesehatan serta mendistribusikan Informasi kepada
instansi/lintas sektor/pihak lain yang dianggap memiliki hubungan korelasi dengan
Infornasi yang dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Petugas menentukan tujuan pelaporan dan distribusi informasi.
b. Petugas mencatat dalam buku pelaporan dan distribusi informasi.
c. Petugas menyerahkan infornasi kepada Unit Rekam Medis dan Registrasi.
d. Unit Rekam Medis dan Registrasi rnencatat dalam buku laporan keluar.
e. Unit Rekam Medis dan Registrasi mengirimkan Informasi sesuai alamat tujuan.
C.Hak Akses Data dan Informasi
Hak akses data dan informasi dalam hal ini dibagi 2 yaitu: hak akses data dan
informasi secara software/aplikasi SIMRS dan hak akses data dan informasi secara
keamanan hardware.
1. Hak Akses Data dan Informasi SIMRS
Hak akses data dan infonnasi SIMRS dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan
dan keamanan data rumah sakit dalam penggunaan sistem aplikasi rumah sakit
/SIMRS. Hak akses yang diberikan yaitu berupa data user dan password login ke
SIMRS. Adapun staff yang memiliki akses data dan informasi dalam penggunaan
SIMRS yaitu:
1) Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
Profesional pernberi asuhan yang rnendapatkan hak akses dalam rnenjaga
kerahasiaan dan keamanan data SIMRS yaitu:
a. Dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis,
b. Perawat/Bidan,
c. Penunjang Medis.
2) Staff Manajemen
Staff manajemen yang mendapatkan hak akses dalam menjaga kerahasiaan
dan keamanan data yaitu:
22
a. Staff Front Liner
b. Alarm Center
c. Marketing
d. SDM dan Diklat
e. Registrasi
f. Rekam Medis
g. Logistik
h. Keuangan
2. Hak Akses Data dan Informasi Hardware
Hak akses data dan informasi hardware dimaksudkan untuk menjaga keamaan dan
privasi perangkat IT meliputi kearnanan ruang server. Keamanan ruang server ini
bisa dilakukan dengan menambahkan smart door access atau dengan kunci
manual. Untuk keamanan ruang server di RSU Kasih Ibu saat ini menggunakan
akses card. Adapun staff yang berwenang daiam menjaga kearnanan ruang server
yaitu:
a. Staff IT
Staff IT salah satu staff yang memegang keamanan dan privasi penting
dalam perangkat IT di RSU Kasih Ibu .
b. Staff Teknisi
Fungsi dari staff teknisi disini adalah membantu mengamankan dan
menjaga ruang server disaat di luar jarn kerja Staff IT. Misalkan jika
terjadi pemadaman listrik lama yang tidak terduga atau di saat perangkat
IT dalam keadaan bermasalah, Staff IT akan memandu dari jarak jauh
mengenai cara perbaikan dan melindungi server.
D. Pelayanan SIMRS
Demi ketertiban serta lancarnya pelayanan bagi para pasien dan unit kerja yang
memerlukan pelayanan SIMRS maka yang harus diperhatikan tata laksana bagian
SIMRS.
Tata Laksana Pelayanan SIMRS meliputi;
1. Analisa dan Pembuatan Sistem Informasi Rumah Sakit.
Di awali dengan survey di setiap unit, menganalisa kebutuhan sistem komputer,
desain sistem, desain interface dan desain database. Sosialisasi, simulasi dan review,
simulasi ulang dan pasang. Perencanaan kebutuhan jenis SIMRS yang akan
23
dipergunakan harus mendapatkan masukan dari berbagai pihak meliputi:
a. Para Profesional Pemberi Asuhan
b. Para kepala Divisi dan kepala Unit Pelayanan
c. Badan/Pihak lain diluar RS yang membutuhkan data dan informasi tentang
operasional dan pelayanan RS
Ada suatu perternuan-pertemuan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap sistem IT tersebut sampai menghasilkan suatu keputusan
untuk mempergunakan jenis SIMRS yang cocok dan sesuai dengan kondisi di RSU
Kasih Ibu .

2. Survey teknologi, perakitan, perneliharaan dan pembelajaran.


Melakukan survey teknologi handal dipasaran, untuk dianalisa melengkapi
kebutuhan sistem inforrnasi. Melakukan perakitan hardware beserta installasi
software secara optimal. Pemeliharaan alat bertujuan untuk rnendukung kestabilan
sistem informasi di Rumah Sakit.
E. Pelayanan Downtime
Downtime adalah istilah computer dalam bahasa sehari-hari, kita sering menyebut
mesin server down, dan mengubahnya menjadi istilah karenanya adalah “downtime”.

24
Tetapi banyak orang menyebutnya server down yang tidak terstandarisasi tetapi
popular.

Downtime mengacu pada fenomena di mana system operasi tidak dapat pulih dari
kesalahan sistem yang serius. Atau ada masalah pada tingkat perangkat keras sistem,
yang menyebabkan sistem tidak merspons untuk waktu yang lama dan computer
harus dihidupkan ulang. Ini adalah fenomena normal operasi computer dan itu akan
terjadi pada komputer manapun.
Penyebab terjadi downtime yaitu :
1. Putus Jaringan
Ada saat Ketika server secara fisik terputus dati jaringan. Jika hal itu terjadi,
server tidak bisa dijangkau oleh sistem di jaringan.
2. Traffic Tinggi
Server memiliki batas traffic masing-masing. Jika traffic yang masu terlalu
tinggi, server tidak bisa menanganinya. Hal yang terjadi adalah downtime. Hal
ini sering terjadi pada sebuah website.
3. Kerusakan Hardware
Jika ada komponen hardware penting yang rusak, server bisa berhenti
berfungsi. Hardware yang dimaksud bisa beruma HDD atau SSD.
4. Kerusakan Software
Kerusakan software juga bisa menjadi penyebab downtime. Biasanya,
software yang mempengaruhi downtime adalah layanan https yang tidak
berfungsi.
5. Pemadaman Listrik
Ketika ada pemadaman listrik dan penyedia layanan tidak memiliki daya
cadangan (seperti generator dan UPS), maka server akan ikut offline
6. Serangan Hacker
Tidak dapat dipungkiri, serangan hacker bisa hadir kapan saja. Jika mereka
berhasil mengendalikan server, bisa saja terjadi downtime.

Jenis Downtime ada 2 yaitu :


1. Downtime Terencana

25
Downtime terncana adalah downtime yang sudah di rencanakan jauh hari atau
sudah terjadwalkan oleh tenaga IT. Contoh downtime terencana yaitu
maintenance server bulanan dan upgrade hardware sehingga diharuskan server
di nonaktifkan beberapa waktu.
2. Downtime Tidak Terencana
Downtime tidak terncana adalah downtime yang terjadi secara tiba-tiba.
Downtime ini biasanya terjadi pada kerusakan hardware mendadak, mati
listrik dan gangguan internet.
Cara menghindari downtime yaitu :
1. Review Service Level Agreements dari Penyedia
2. Gunakan Highly-Scalable Hardware Architectures
3. Mengadopsi Sistem yang kuat dan dinamis
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Unit SIMRS jika terjadi downtime yaitu :
1. Staff SIMRS menginformasi ke semua unit yang terdampak bahwa terjadi
downtime
2. Staff SIMRS melakukan pengecekan tehadap perangkat yang terdampak
3. Jika terasa pengecekan ini memakan waktu lama, maka staff SIMRS
berkoordinasi dengan manajemen bahwa pengecekan dan perbaikan memakan
waktu lama
4. Manajemen akan menginstruksikan ke kepala unit terkait yang terdampak agar
sementara menggunakan manual
5. Jika downtime sudah teratasi, staff SIMRS Kembali berkoordinasi ke
manajemen bahwa downtime sudah teratasi
6. Manajemen akan menginstruksikan ke kepala unit bahwa downtime sudah
teratasi
7. Unit yang terdampak bisa melanjutkan penginputan dengan data manual

26
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan alat dan bahan di bagian SIMRS terdiri dari bahan dan alat non medis
yaitu: barang alat tulis kantor, cetakan, barang keperluan rumah tangga, barang elektronik
dan sebagainya.
Berikut tabel permintaan rutin :
Bagian SIMRS
NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH BARANG
ATK
1 Bolpoint Standard 5
2 Steples Kecil 1
3 Isi Staples Kecil 1
4 Lakban Kertas 1
5 Kertas HVS 70 gr 1
6 Spidol Marker 2

27
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan bagian
SIM.
2. Terdapat petugas bagian SIMRS yang memahami mengenai keselamatan
pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik sarana maupun
prasarana sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan
(KTD).
4. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien seperti
penataan kabel dan lain sebagainya.
5. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.

6. Terdapat evaluasi berkala tentang kelayakan sarana dan prasarana.

28
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu:

- Kesalahan informasi nama pasien.


- Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien

29
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun
rumah sakit.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Kasih Ibu
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN.


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu:
a) Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat
menularkan infeksi.
b) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat
kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret,
dll
c) Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
melayani di lingkungan pasien dengan cara mencuci tangan enam
langkah.
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.

30
3. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu
Dekontaminasi dengan larutan klorin dan Pencucian dengan sabun
pengeringan.
4. Menggunakan baju kerja yang bersih.
5. Tersedia alat pemadam kebakaran ringan di lingkungan yang rentan
dengan kebakaran.

31
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Bagian SIM harus senantiasa memantau dan mengevaluasi secara periodik


hasil pelayanan yang diselenggarakan. Hal ini penting untuk mempertahankan dan
meningkatkan mutu, cakupan dan efektivitas serta efisiensi pelayanan. Indikator
mutu dalam pelayanan SIM sebagai berikut:

1. Respon time pengecekan laporan kerusakan software atau sistem dari unit
selambat-lambatnya 15 menit
2. Respon time pengecekan laporan kerusakan hardware atau perangkat keras
dari unit selambat-lambatnya 15 menit

32
BAB IX
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi ini disusun untuk


dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas profesi dengan
baik dan benar sesuai ketentuan standar pelayanan SIM yang berlandaskan visi
dan misi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu sehingga pelayanan yang mengutamakan
mutu dan keselamatan pasien dapat terwujud.
Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi ini akan terus disempurnakan
dan diperbarui sesuai kebutuhan pelayanan baik sekarang maupun kedepan.

33

Anda mungkin juga menyukai