DAFTAR ISI
SK DIERKTUR PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT IT
DAN SIMRS
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................. 1
Tujuan ............................................................................................................... 1
Ruang Lingkup Pelayanan ................................................................................ 2
Batasan Operasional .......................................................................................... 2
Landasan Hukum............................................................................................... 3
BAB II. PENGORGANISASIAN UNIT KERJA IT DAN SIMRS............................... 5
Gambaran Umum Unit Kerja ............................................................................ 5
Visi .................................................................................................................... 5
Misi ................................................................................................................... 5
Falsah Unit ........................................................................................................ 6
Nilai Unit ........................................................................................................... 6
Struktur Organisasi Unit Kerja IT Dan SIMRS ................................................ 6
Tupoksi Dan Uraian Tugas................................................................................ 7
Tata Hubungan Kerja ........................................................................................ 7
Kegiatan Orientasi/ Diklat ................................................................................. 8
Pertemuan Rapat ............................................................................................... 9
Pelaporan........................................................................................................... 9
BAB III. STANDAR KETENAGAAN .......................................................................... 10
Kualifikasi SDM .............................................................................................. 10
Distribusi Ketenagaan ...................................................................................... 10
Jadwal Kerja Dan Shift .................................................................................... 10
BAB IV. STANDAR FASILITAS .................................................................................. 11
Standar Ruangan IT Dan SIMRS ..................................................................... 11
Standar Sarana Dan Prasarana ......................................................................... 11
BAB V. TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN
SERTA PELAYANANAN SIMRS................................................................................. 13
Tata Laksana Diklat Di Unit IT Dan SIMRS ................................................... 13
BAB VI. LOGISTIK ....................................................................................................... 14
Pengertian ........................................................................................................ 14
Tujuani ............................................................................................................ 14
BAB VII. KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RESIKO ..................... 15
Pengertian ........................................................................................................ 15
Tujuan.............................................................................................................. 15
BAB VIII. KESELAMATAN KERJA .......................................................................... 16
BAB IX. PENGENDALIAN MUTU .............................................................................. 18
Nilai Informasi ................................................................................................. 18
Mutu Informasi ................................................................................................ 19
BAB X. PENUTUP .......................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tersusunnya pedoman pengorganisasian IT dan SIMRS sebagai dasar acuan
seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan
SIMRS di RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR.
1
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan
Pedoman pengorganisasian IT dan SIMRS ini juga menyediakan panduan bagi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
A. Planning
1) Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
2) Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
3) Penyusunan berbagai program kerja SIMRS.
4) Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
B. Action
1) Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIMRS di semua unit pelayanan RUMAH
SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR
2) Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIMRS bagi staf IT Dan
SIMRS.
3) Pelatihan penggunaan aplikasi SIMRS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut.
C. Monitoring dan Evaluation
IT Dan SIMRS memonitoring penggunaan aplikasi SIMRS, maintenance
aplikasi SIMRS, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIMRS.
D. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil
monitoring yang dilakukan oleh IT Dan SIMRS. Hasil analisis data tersebut
kemudian berdiskusi dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari
solusi dan rekomendasi perbaikan sistem pelayanan.
E. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan
perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan
yang lebih baik atau unggul.
2
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari
suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
D. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sistem informasi manajemen rumah sakit adalah sistem perencanaan bagian
dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,
dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi
bisnis.
E. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam
sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide
Web (WWW) di dalam internet.
F. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan
dapat mengakses informasi.
3
D. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
4
BAB II
PENGORGANISASIAN UNIT KERJA IT DAN SIMRS
2.3 Misi
A. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
B. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.
C. Menciptakan lingkungan akademik sebagai pusat pembelajaran pengembangan
sistem teknologi informasi rumah sakit.
5
2.4 Falsafah Unit
Falsafah SIMRS Memberikan pelayanan SIMRS yang paripurna,
guna mendukung dan menunjang pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar
pelayanan medis dan non-medis yang diberikan kepada pasien dapat dengan cepat,
tepat, efektif dan efisien.
6
5) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan langsung
B. IT Jaringan Dan Hardware
1) Maintenance jaringan apabila terjadi kerusakan.
2) Mengatur ip address agar jaringan bisa terkoneksi dengan baik.
3) Maintenance jaringan internet agar terus berfungsi dengan baik.
4) Maintenance dan Troubleshooting PC Sistem Operasi di RUMAH SAKIT
IBNU SINA YW-UMI.
5) Update defenition Anti Virus pada Komputer Unit di RUMAH SAKIT
IBNU SINA YW-UMI.
6) Maintenance printer yang ada di RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI.
7) Melakukan instalasi untuk software yang diperlukan dalam kelancaran
kegiatan RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI.
8) Meminta tanda tangan dan nama kepala ruangan/unit dilokasi yang
bersangkutan sebagai laporan hasil pengecekan harian
9) Melaksanakan tugas dari atasan langsung
D. IT SIMRS
1) Membuat laporan/report yang belum bisa diakomodir oleh SIMRS
2) Mengkomunikasikan dengan vendor dan atau memperbaiki hal hal yang
dirasakurang pada SIMRS
3) Melakukan seting ulang untuk PC setelah diperbaiki oleh admin hardware
dan jaringan
4) Memberikan hak akses (otoritas) pada semua pengguna SIMRS sesuai
kebijakan manajemen
5) Maintenance software (backup data, backup system)
6) Melakukan optimalisasi sistem informasi.
7) Membuat Standard Operation Procedure (SOP)
8) Melayani permintaan dan komplain dari pengguna SIMRS terkait dengan
kesulitanpengguna dalam mengoperasikan SIMRS.
9) Meminta tanda tangan dan nama kepala ruangan/unit dilokasi yang
bersangkutan sebagai laporan hasil pengecekan harian
10) Melaksanakan tugas dari atasan langsung.
7
untuk tugas-tugas yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan peran,
wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan
kerja internal adalah :
1) Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-
benarmemerlukan pengaturan kerja sama.
2) Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3) Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4) Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masing-
masing unit.
B. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara
unit-unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi
tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa
kerjasama lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat
berbentuk:
1) Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis
mempunyai fungsi yang sama.
2) Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan
daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
8
2.10. Pertemuan/ Rapat
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang
untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui
rapat berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan
organisasi dapat dirumuskan. Pada unit kerja IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT
IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR, rapat internal dilakukan setiap bulan
dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf IT Dan SIMRS.
Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang terjadi
selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat internal tersebut
dihadiri oleh kepala IT Dan SIMRS, staf IT Dan SIMRS, maupun staf dari unit
terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.
2.11. Pelaporan
Laporan merupakan suatu bentuk penyampaian berita, keterangan,
pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara
tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang
(authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka.
Pelaporan yang ada di unit kerja IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINA
YW-UMI MAKASSAR.
9
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
10
BAB IV
STANDAR FASILITAS
11
rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket
yang disebut DBMS (Database Management System).
D. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air,debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu
sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
12
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
13
BAB VI
LOGISTIK
6.1 Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah
melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun
kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari
instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan
untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada
waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.
6.2 Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana
dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar
persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.
Logistik IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR.
A. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan
scanner.
B. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian
rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis
data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang
disebut DBMS (Database Management System).
C. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis
tugas-tugas IT Dan SIMRS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis
kantor yang standar.
14
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO
7.1. Pengertian
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa
identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.
7.2. Tujuan
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
15
BABVIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang
ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan
kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi
maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan
lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-
hak pasien yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber
“best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the
Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental
Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah
petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41%
petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan
injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya.
Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan
bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian
lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami
stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan
otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan
di kalangan petugas rumah sakit.
16
3) Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari sisi
penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.
B. Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja
Budaya dan perilaku staf IT Dan SIMRS memengaruhi keselamatan
psikologis staf. Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan
mengganggu kenyamanan staf dalam bekerja.
17
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINA
YW-UMI MAKASSAR akan mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada
di dalam sistem. Informasi yang terdapat dalam sistem meliputi data pasien, seperti
nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga
memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis,
pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1) Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran
informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya
bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2) Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya.
Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3) Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan
perhitungan.
4) Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya
dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan
masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi
masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5) Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu,
lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat
diukur.
6) Kejelasan
ifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang
tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
18
7) Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8) Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9) Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah
informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan
sebelumnya.
10) Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar
lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan
diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan
keputusan yang “rata-rata” akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan
kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak
sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada memberikan
angka yang pasti.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B.
Davis, adalah sebagai berikut :
1) Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas
kemungkinan-kemungkinan sebelumnya.
2) Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi
sampel.
3) Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4) Sampel
5) Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1) Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2) Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3) Hilang atau tidak terolahnya data.
4) Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
19
5) Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)
6) Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program
komputer)
7) Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan
informasi melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan
menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1) Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2) Pemeriksaan intern dan extern
3) Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4) Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
20
BAB X
PENUTUP
21