Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
SK DIERKTUR PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT IT
DAN SIMRS
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................. 1
Tujuan ............................................................................................................... 1
Ruang Lingkup Pelayanan ................................................................................ 2
Batasan Operasional .......................................................................................... 2
Landasan Hukum............................................................................................... 3
BAB II. PENGORGANISASIAN UNIT KERJA IT DAN SIMRS............................... 5
Gambaran Umum Unit Kerja ............................................................................ 5
Visi .................................................................................................................... 5
Misi ................................................................................................................... 5
Falsah Unit ........................................................................................................ 6
Nilai Unit ........................................................................................................... 6
Struktur Organisasi Unit Kerja IT Dan SIMRS ................................................ 6
Tupoksi Dan Uraian Tugas................................................................................ 7
Tata Hubungan Kerja ........................................................................................ 7
Kegiatan Orientasi/ Diklat ................................................................................. 8
Pertemuan Rapat ............................................................................................... 9
Pelaporan........................................................................................................... 9
BAB III. STANDAR KETENAGAAN .......................................................................... 10
Kualifikasi SDM .............................................................................................. 10
Distribusi Ketenagaan ...................................................................................... 10
Jadwal Kerja Dan Shift .................................................................................... 10
BAB IV. STANDAR FASILITAS .................................................................................. 11
Standar Ruangan IT Dan SIMRS ..................................................................... 11
Standar Sarana Dan Prasarana ......................................................................... 11
BAB V. TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN
SERTA PELAYANANAN SIMRS................................................................................. 13
Tata Laksana Diklat Di Unit IT Dan SIMRS ................................................... 13
BAB VI. LOGISTIK ....................................................................................................... 14
Pengertian ........................................................................................................ 14
Tujuani ............................................................................................................ 14
BAB VII. KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RESIKO ..................... 15
Pengertian ........................................................................................................ 15
Tujuan.............................................................................................................. 15
BAB VIII. KESELAMATAN KERJA .......................................................................... 16
BAB IX. PENGENDALIAN MUTU .............................................................................. 18
Nilai Informasi ................................................................................................. 18
Mutu Informasi ................................................................................................ 19
BAB X. PENUTUP .......................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah
sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari
dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan
tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar
dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman
bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa SIMRS. Informasi merupakan
aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan
efektifitas pekerjaan. SIMRS berbasis komputer merupakan sarana pendukung
yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan mutlak untuk operasional rumah sakit.
Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit
secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai
subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan
keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara
cepat, tepat dan akurat.

1.2 Tujuan
Tersusunnya pedoman pengorganisasian IT dan SIMRS sebagai dasar acuan
seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan
SIMRS di RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR.

1
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan
Pedoman pengorganisasian IT dan SIMRS ini juga menyediakan panduan bagi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
A. Planning
1) Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
2) Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
3) Penyusunan berbagai program kerja SIMRS.
4) Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
B. Action
1) Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIMRS di semua unit pelayanan RUMAH
SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR
2) Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIMRS bagi staf IT Dan
SIMRS.
3) Pelatihan penggunaan aplikasi SIMRS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut.
C. Monitoring dan Evaluation
IT Dan SIMRS memonitoring penggunaan aplikasi SIMRS, maintenance
aplikasi SIMRS, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIMRS.
D. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil
monitoring yang dilakukan oleh IT Dan SIMRS. Hasil analisis data tersebut
kemudian berdiskusi dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari
solusi dan rekomendasi perbaikan sistem pelayanan.
E. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan
perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan
yang lebih baik atau unggul.

1.4 Batasan Operasional


A. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu.
B. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi
untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
C. Sistem Informasi

2
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari
suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
D. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sistem informasi manajemen rumah sakit adalah sistem perencanaan bagian
dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,
dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi
bisnis.
E. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam
sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide
Web (WWW) di dalam internet.
F. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan
dapat mengakses informasi.

1.5 Landasan Hukum


A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap
Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau
sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui
Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode
Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
B. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian
perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
C. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik
adalah pemanfaatanSistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang,
Badan Usaha, dan/atau masyarakat.

3
D. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

4
BAB II
PENGORGANISASIAN UNIT KERJA IT DAN SIMRS

2.1 GAMBARAN UMUM UNIT KERJA


IT Dan SIMRS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata
manajemen RS yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Tiga poin penting
dari sebuah Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala
aktivitas di Rumah Sakit.
Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat
tanggal lahir, dan seterusnya. Pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit
kerja, pangkat, dan seterusnya. Informasi-informasi yang demikian itu harus valid
dan konsisten. Karena itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga kondisi yang
demikian itu.
Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga
kepada tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber
informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit
bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
A. Unit kerja IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINAYW-UMI
MAKASSAR bertanggung jawab dalam pengelolaan aplikasi SIMRS, seperti
yang berhubungan dengan hak akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan
pemasangan SIMRS pada unit pelayanan terkait.
B. Unit kerja IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINAYW-UMI
MAKASSAR bertanggung jawab pengelolaan dan pengembangan website
RUMAH SAKIT IBNU SINAYW-UMI MAKASSAR. Website merupakan
sarana untuk berbagi informasi. Informasi-informasi yang dibagikan tersebut
ada yang bersifat statis dan dinamis.
2.2 Visi
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi dalam
mendukung pelayanan rumah sakit.

2.3 Misi
A. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
B. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.
C. Menciptakan lingkungan akademik sebagai pusat pembelajaran pengembangan
sistem teknologi informasi rumah sakit.

5
2.4 Falsafah Unit
Falsafah SIMRS Memberikan pelayanan SIMRS yang paripurna,
guna mendukung dan menunjang pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar
pelayanan medis dan non-medis yang diberikan kepada pasien dapat dengan cepat,
tepat, efektif dan efisien.

2.5 Nilai Unit


Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung
penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan
terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda
dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan,
disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang
kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini
mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit harus mampu
mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di rumah sakit.

2.6 Struktur Organisasi Unit Kerja IT Dan SIMRS

2.7 Tupoksi Dan Uraian Tugas


Uraian tugas staf dan Kepala IT Dan SIMRS
A. Kepala IT Dan SIMRS
1) Membuat perencanaan kegiatan Tim IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU
SINA YW-UMI.
2) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit Tim IT Dan SIMRS RUMAH
SAKIT IBNU SINA YW-UMI.
3) Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di Tim IT
Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI.
4) Melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh atasan, dan

6
5) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan langsung
B. IT Jaringan Dan Hardware
1) Maintenance jaringan apabila terjadi kerusakan.
2) Mengatur ip address agar jaringan bisa terkoneksi dengan baik.
3) Maintenance jaringan internet agar terus berfungsi dengan baik.
4) Maintenance dan Troubleshooting PC Sistem Operasi di RUMAH SAKIT
IBNU SINA YW-UMI.
5) Update defenition Anti Virus pada Komputer Unit di RUMAH SAKIT
IBNU SINA YW-UMI.
6) Maintenance printer yang ada di RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI.
7) Melakukan instalasi untuk software yang diperlukan dalam kelancaran
kegiatan RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI.
8) Meminta tanda tangan dan nama kepala ruangan/unit dilokasi yang
bersangkutan sebagai laporan hasil pengecekan harian
9) Melaksanakan tugas dari atasan langsung
D. IT SIMRS
1) Membuat laporan/report yang belum bisa diakomodir oleh SIMRS
2) Mengkomunikasikan dengan vendor dan atau memperbaiki hal hal yang
dirasakurang pada SIMRS
3) Melakukan seting ulang untuk PC setelah diperbaiki oleh admin hardware
dan jaringan
4) Memberikan hak akses (otoritas) pada semua pengguna SIMRS sesuai
kebijakan manajemen
5) Maintenance software (backup data, backup system)
6) Melakukan optimalisasi sistem informasi.
7) Membuat Standard Operation Procedure (SOP)
8) Melayani permintaan dan komplain dari pengguna SIMRS terkait dengan
kesulitanpengguna dalam mengoperasikan SIMRS.
9) Meminta tanda tangan dan nama kepala ruangan/unit dilokasi yang
bersangkutan sebagai laporan hasil pengecekan harian
10) Melaksanakan tugas dari atasan langsung.

2.8 Tata hubungan Kerja


A. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam
suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan
pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang
cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama yang harus
diatur dengan tata hubungan kerja. tata hubungan kerja perlu dibuat terutama

7
untuk tugas-tugas yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan peran,
wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan
kerja internal adalah :
1) Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-
benarmemerlukan pengaturan kerja sama.
2) Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3) Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4) Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masing-
masing unit.
B. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara
unit-unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi
tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa
kerjasama lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat
berbentuk:
1) Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis
mempunyai fungsi yang sama.
2) Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan
daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.

2.9 Kegiatan Orientasi/ Diklat


Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di
RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR adalah program orientasi
baik untuk pegawai baru atau pegawai lama. Program ini dapat dilakukan
manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru ataupun tidak.
Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja
secara non teknis, terutama memahami company profile dan team work building.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Bagian Pendidikan Dan SDM. Sedangkan
orientasi khusus berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara
teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja dimana pegawai baru tersebut ditempatkan.
Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan
struktur organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya organisasi
RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR. Disamping itu, pegawai
yang mengikuti orientasi juga dibekali pemahaman tentang produk layanan, sistem
keselamatan pasien dan prinsip-prinsip kerjasama tim.

8
2.10. Pertemuan/ Rapat
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang
untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui
rapat berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan
organisasi dapat dirumuskan. Pada unit kerja IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT
IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR, rapat internal dilakukan setiap bulan
dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf IT Dan SIMRS.
Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang terjadi
selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat internal tersebut
dihadiri oleh kepala IT Dan SIMRS, staf IT Dan SIMRS, maupun staf dari unit
terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.

2.11. Pelaporan
Laporan merupakan suatu bentuk penyampaian berita, keterangan,
pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara
tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang
(authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka.
Pelaporan yang ada di unit kerja IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINA
YW-UMI MAKASSAR.

9
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

3.1 Kualifikasi SDM


A. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
B. Mampu mengoperasikan SIMRS baik Front end maupun back end
C. Dutamakan menguasai jaringan komputer
D. Menguasai database MySQL-SQL Server
E. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java

3.2 Distribusi Ketenagaan


Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit IT Dan SIMRS
menujukkan bahwa jumlah staf yang ada di unit IT Dan SIMRS sudah cukup
dalam menunjang proses pengelolaan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-
UMI MAKASSAR dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugaas IT Dan SIMRS
RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah staf IT Dan SIMRS yang saat ini berjumlah 5 orang dengan jadwal kerja
shift yang telah ditetapkan.

3.3 Jadwal Kerja/ Shift


Shift pagi : 07.30 – 14.00
Shift siang : 14.00 – 21.00

10
BAB IV
STANDAR FASILITAS

4.1 Standar Ruangan IT Dan SIMRS


A. Ruangan Staf IT Dan SIMRS
Ruangan Staf IT Dan SIMRS adalah ruang khusus bagi Staf IT Dan
SIMRS untuk memonitoring berjalannya aplikasi di seluruh area Rumah Sakit
yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, Staf IT Dan SIMRS selain
memonitoring, juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh tugas
pokok dan fungsi yang telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah
Sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik yang
biasa diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak
berkepentingan. Biasanya ruangan IT Dan SIMRS berdekatan dengan ruang
direksi ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.
B. Ruangan Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan
seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang
IT Dan SIMRS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi
masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang ada
harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan perangkat
akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.

4.2 Standar Sarana dan Prasarana


Standar sarana dan prasarana SIMRS adalah memiliki komponen-komponen
berikut ini:
A. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan
ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
B. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan.
C. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi
lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian

11
rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket
yang disebut DBMS (Database Management System).
D. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air,debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu
sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.

12
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

5.1 Tata laksana Diklat Di Unit IT Dan SIMRS


Pelatihan dan pendidikan bagi RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI
MAKASSAR secara keseluruhan dilakukan secara bertahap dengan berbagai
kualifikasi. Sebelum mulai bekerja, pegawai RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-
UMI MAKASSAR yang baru wajib mengikuti orientasi. Orientasi Pegawai Baru
ini diberikan sebagai pengenalan awal mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi
ruangan, budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit dan tentu saja sesama
pegawai rumah sakit yang baru.
Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis
pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan kualifikasi
standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah sakit,
seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.

13
BAB VI
LOGISTIK
6.1 Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah
melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun
kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari
instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan
untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada
waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.

6.2 Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana
dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar
persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.
Logistik IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR.
A. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan
scanner.
B. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian
rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis
data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang
disebut DBMS (Database Management System).
C. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis
tugas-tugas IT Dan SIMRS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis
kantor yang standar.

14
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

7.1. Pengertian
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa
identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.

7.2. Tujuan
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

15
BABVIII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang
ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan
kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi
maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan
lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-
hak pasien yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber
“best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the
Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental
Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah
petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41%
petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan
injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya.
Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan
bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian
lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami
stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan
otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan
di kalangan petugas rumah sakit.

Keselamatan Kerja pada Unit Kerja IT Dan SIMRS


Keselamatan kerja pada unit kerja IT Dan SIMRS berfokus kepada peralatan-
peralatan utama dan penunjang yang digunakan oleh staf IT Dan SIMRS selama
melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM-RS juga
turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi
psikologis.
A. Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja
1) Dari segi instalasi peralatan kerja di unit IT Dan SIMRS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf. Misalnya
kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
2) Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan staf juga
beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun yang akan
datang.

16
3) Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari sisi
penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.
B. Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja
Budaya dan perilaku staf IT Dan SIMRS memengaruhi keselamatan
psikologis staf. Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan
mengganggu kenyamanan staf dalam bekerja.

17
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit IT Dan SIMRS RUMAH SAKIT IBNU SINA
YW-UMI MAKASSAR akan mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada
di dalam sistem. Informasi yang terdapat dalam sistem meliputi data pasien, seperti
nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga
memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis,
pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1) Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran
informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya
bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2) Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya.
Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3) Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan
perhitungan.
4) Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya
dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan
masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi
masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5) Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu,
lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat
diukur.
6) Kejelasan
ifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang
tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.

18
7) Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8) Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9) Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah
informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan
sebelumnya.
10) Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar
lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan
diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan
keputusan yang “rata-rata” akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan
kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak
sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada memberikan
angka yang pasti.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B.
Davis, adalah sebagai berikut :
1) Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas
kemungkinan-kemungkinan sebelumnya.
2) Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi
sampel.
3) Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4) Sampel
5) Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.

B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1) Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2) Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3) Hilang atau tidak terolahnya data.
4) Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah

19
5) Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)
6) Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program
komputer)
7) Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan
informasi melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan
menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1) Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2) Pemeriksaan intern dan extern
3) Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4) Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

20
BAB X
PENUTUP

pedoman pengorganisasian IT dan SIMRS di unit kerja IT Dan SIMRS


RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR diharapkan dapat memberikan
kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja IT Dan SIMRS sehingga dapat
meningkatkan kinerja dari unit ini. Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan
tetapi akan berubah mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi,
tugas pokok dan fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan .
Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi secara berkala. Diharapkan pedoman ini dapat
dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan dan program di lingkungan RUMAH
SAKIT IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR

21

Anda mungkin juga menyukai