DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman........................................................................................................ 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan Unit SIM........................................................................ 2
D. Batasan Operasional.................................................................................................. 3
E. Landasan Hukum....................................................................................................... 4
BAB V LOGISTIK........................................................................................................ 24
A. Peralatan dan Perlengkapan Kantor........................................................................... 24
B. Peralatan Elektronik.................................................................................................. 24
BAB IX PENUTUP......................................................................................................... 30
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan maksimal. Dengan meningkatnya
pendidikan dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula kesadaran hidup sehat.
Keadaan tersebut akan berdampak pada timbulnya tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Ini tentunya menjadi kewajiban bagi insan kesehatan, staf
medis, paramedis dan staf penunjang medis untuk melayani pasien dengan sebaik-
baiknya.
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai
lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan
keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-
penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Sehingga rumah sakit
dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak
mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-
kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM)
serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif,
efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun
swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain
dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan
pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah
sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit.
Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan
efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis
komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan
mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah
1
satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut.
Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem
informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai
pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan
akurat.
Untuk mendukung peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan rumah sakit,
RSIA Kendangsari Merr menyusun buku pedoman yang harus diikuti dan dilaksanakan
sebaik-baiknya oleh setiap petugas yang berkaitan dengan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit sehingga dapat mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat,
tepat dan akurat.
B. Tujuan Pedoman
Adapun tujuan dari pembuatan buku pedoman agar tersusunnya pedoman
penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar
acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan
SIMRS di RSIA Kendangsari Merr Surabaya.
2
Yaitu perawatan berkala yang harus dilakukan dalam periodik waktu tertentu untuk
menjamin koneksitas komputer unit ke server dengan baik.
D. Batasan Operasional
Dalam melaksanakan tugas Instalasi SIM RS memiliki batas operasional yaitu :
1. Pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan hardware
Unit SIMRS akan memberikan pelayanan perbaikan, maintenance dan pengadaan
komputer, printer, scanner dan laptop demi menunjang kegiatan pelayanan di RSIA
Kendangsari Merr Surabaya.
2. Pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan network
Instalasi SIMRS akan memberikan pelayanan pemasangan jaringan baru dan
maintenance jaringan demi menunjang kegiatan pelayanan di RSIA Kendangsari Merr
Surabaya
3. Pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan software
Unit SIMRS memberikan pelayanan berupa pembuatan aplikasi baru, memperbaiki
aplikasi rumah sakit yang sudah ada dan menyajikan data informasi pasien yang
3
dibutuhkan oleh unit-unit terkait di RSIA Kendangsari Merr Surabaya demi
menunjang kegiatan pelayanan di RSIA Kendangsari Merr Surabaya.
E. Landasan Hukum
Landasan yang mendasari penyelenggaraan SIMRS, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia
3. Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan
Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 585), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Nomor
741);Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Sistem Informasi Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 Tentang
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
8. Keputusan PT Merr Medika Mulia Nomor 001/SK-MMM/VI/2012 Tentang Struktur
Organisasi PT Merr Medika Mulia Surabaya
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Ketenagaan di Unit SIMRS berdasarkan jenis ketenagaan. Kondisi saat ini jenis
tenaga yang ada masih belum memenuhi kebutuhan dan tupoksi pekerjaan.
No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan
5
1 Kepala Unit 1 Merangkap
2 Analis Sistem 1 Merangkap
3 Programer 1 Merangkap
4 Pelaksana Jaringan 1 Merangkap
5 Pelaksana Perangkat Keras 1 Merangkap
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga di Unit SIMRS RSIA Kendangsari Merr Surabaya saat ini adalah
sebagai berikut :
IT : 1 orang staf IT
Tabel Pengaturan Jaga Petugas Staf SIMRS
Minggu Shift Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
ke-
1 Pagi 2 IT 2 IT 2 IT 2 IT 2 IT 2 IT (on call)
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
1. Ruang Server
2. Ruang IT
7
B. Standar Fasilitas
1. Daftar Ruangan Unit SIMRS
Unit SIMRS RSIA Kendangsari MERR berlokasi di lantai 2 terdiri dari 2 bagian
terpisah yaitu Ruang Operator dan Ruang Server. Ruang Operator merupakan ruangan
yang digunakan oleh petugas SIMRS untuk bekerja. Pekerjaan itu meliputi tugas-
tugas yang sudah ditentukan yang berkaitan dengan operasional. Unit SIMRS juga
memiliki ruangan lain yaitu ruang server. Ruang server adalah ruangan yang
digunakan untuk menyimpan server (aplikasi dan database), perangkat jaringan
(router, hub dll) dan perangkat lainnya yang terkait dengan operasional sistem sehari-
hari seperti UPS, AC dan lain-lain. Sebuah ruang server harus memiliki standar
kemanan yang melindungi kerja perangkat-perangkat di dalamnya dan akses masuk
dari orang-orang yang tidak berkepentingan.
8
2. Daftar Inventaris Peralatan SIMRS
No Perangkat Merk & Tipe Spesifikasi Jml Fungsi/Kegunaan Kondisi
9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
10
6. Install aplikasi billing atau aplikasi tambahan pada komputer atau
laptop.
7. Cek fungsi komputer atau laptop dapat berfungsi dengan benar.
B. Tata Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perbaikan Printer
Yaitu perawatan berkala yang harus dilakukan dalam kurun waktu
tertentu sesuai dengan jadwal pada printer yang digunakan.
Mengenai pekerjaan-pekerjaan tersebut:
1. Membersihkan dengan pembersih debu dengan tekanan cukup.
2. Melakukan pengisian tinta/ribbon/toner sesuai dengan jenis printer
sebelum tinta/ribbon/toner habis secara keseluruhan.
3. Penggantian komponen pada printer instalasi unit bila terjadi kerusakan
dan membutuhkan penggantian.
Pekerjaan ini harus dilakukan untuk semua printar secara berkesinambungan
tanpa mengenal jenis dan merek.
11
C. Tata Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perbaikan Server
Unit SIM RS memiliki 3 server dan didukung dengan UPS berkapasitas
2200 VA dan 120VA. Jam operasional server selama 24 jam, dimana server
sebagai sarana penyimpanan seluruh data transaksi kegiatan pelayanan
selama 24 jam. Oleh karena itu performa server harus benar-benar dijaga
agar dapat bekerja secara optimal karena server merupakan salah satu sarana
kritikal. Dengan tata laksana pemeliharaan sebagai berikut:
Cara Pengoperasian Server Setelah Pemutusan Aliran Listrik
1. Hidupkan kembali power AC di ruang server
2. Cek kembali koneksi server dengan komputer client
3. Tes Aplikasi SIMRS
Pemeliharaan Server
1. Test semua aplikasi (simrs, sismadak).
2. Cek volume hardiks.
3. Cek serangan virus dan software.
4. Pembersihan server 3 bulan sekali
12
Yaitu perawatan berkala yang harus dilakukan dalam periodik waktu
tertentu untuk menjamin koneksitas komputer unit ke server dengan baik.
Pekerjaan-pekerjaan perawatan dan perbaikan jaringan komputer meliputi:
1. Memeriksa dan memperbaiki keadaan Hub LAN secara periodik dan
terjadwal.
2. Menata dan merapikan kembali jaringan LAN agar terlihat rapi.
3. Memasang dan mengganti kabel jaringan LAN yang rusak atau baru.
13
2. Para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan
3. Badan/pihak lain diluar rumah sakit yang membutuhkan data dan
informasi tentang operasional dan pelayanan rumah sakit
Penyampaian data dan informasi secara tepat waktu dalam format yang
sesuai dengan bidang Bidang Evaluasi Dan Pelaporan (EVAPOR) dengan
frekuensi yang dikehendaki. Strategi penyampaian, meliputi :
1. Memberikan data dan informasi hanya atas permintaan dan kebutuhan
pengguna
2. Membuat format laporan untuk membantu pengguna dalam proses
pengambilan keputusan
3. Memberikan laporan dengan frekuensi sesuai yang dibutuhkan pengguna
4. Mengaitkan sumber data dan informasi
14
seperti : Unit pelayanan di RSIA Kendangsari Merr Surabaya, Karyawan
RSIA Kendangsari Merr Surabaya.
15
4. Unit SIM akan melakukan proses pemilahan data sesuai dengan
permintaan data dari pihak eksternal yang telah di-disposisi.
5. Pemilahan data yang dihasilkan berdasarkan permintaan data dari
eksternal akan dikembalikan ke unit kerja yang bertanggung jawab
untuk dianalisa, diverivikasi.
16
1 Unit pelayanan membuat lembar permintaan untuk permintaan
pembuatan atau pengembangan aplikasi pada unit pelayanan tersebut.
2 Kepala Unit SIMRS akan mempelajari lembar permintaan permintaan
tersebut.
3 Analis sistem akan mempelajari permintaan tersebut, dan melakukan
survei untuk permintaan tersebut.
4 Analis sistem dan programmer akan membuatkan permintaan tersebut.
5 Analis sistem akan mendemokan kepada Unit pelayanan yang meminta
permintaan tersebut, bila sudah tidak ada perubahan maka analis akan
menyerahkan permintaan tersebut kepada Kepala Unit SIMRS untuk
diserahkan kepada unit pelayanan yang meminta.
17
1 Unit pelayanan membuat lembar kerusakan atau lembar pengadaan
untuk penggantian atau permintaan sarana prasarana baru kepada Kepala
Unit SIMRS.
2 Kepala Unit SIMRS akan mempelajari permintaan tersebut.
3 Kepala Unit SIMRS memberitahukan kepada bagian umum logistik
terkait barang yang akan diganti atau penambahan baru.
4 Petugas bagian umum dan logistik akan menyiapkan permintaan tersebut
dan memberahukan bahwa unit pelayanan yang meminta untuk
memverifikasi permintaan tersebut.
5 Petugas SIMRS akan mengirim permintaan tersebut pada unit pelayanan
yang meminta.
18
Divisi Litbang Unit SDM
Unit
SIM RS
Instalasi Rawat Jalan Unit Pemasaran
19
1. Tata Hubungan Kerja dengan Divisi Litbang
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
2. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Gizi
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan pasien
3. Tata Hubungan Kerja dengan Unit IGD
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan pasien
4. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi VK
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan pasien
5. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi OK
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan pasien
6. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Rawat Jalan
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan pasien
7. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Rawat Inap
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan pasien
8. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Ruang Bayi
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan pasien
9. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
20
c) Bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan data transaksi
penjualan farmasi
d) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan pasien
10. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Laboratorium
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan data transaksi
penjualan Laboratorium
11. Tata Hubungan Kerja dengan Unit SDM
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
12. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Diklat
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
13. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Pembendaharaan dan Payroll
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan sistem komputer
dan data transaksi keuangan
14. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Accounting
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan sistem komputer
dan data transaksi keuangan
15. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Claimer
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
c) Bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan sistem komputer
dan data transaksi keuangan
16. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Pemasaran
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
17. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Hub. Pelanggan
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
21
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
18. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi IPS
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
a) Merencanakan pengadaan komputer, server, UPS, switch, printer dan monitor
untuk pengembangan, pergantian peralatan yang menua atau rusak
19. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Kesling & RT
a) Melakukan monitoring pemeliharaan komputer dan printer
b) Menjaga dan mengelola ketersediaan dan kesiapan pemakaian software
22
BAB V
LOGISTIK
B. Peralatan Elektronik
Peralatan elektronik yang berhubungan dengan komputer, akan disimpan dalam
gudang Unit SIMRS. Peralatan akan didistribusikan ke unit-unit kerja berdasarkan
permintaan kebutuhan yang dikirim ke Unit SIMRS berupa form permintaan.
Prosedur pendistribusian barang :
1 Unit kerja mengirim permintaan kebutuhan barang (komputer, printer, laptop)
2 Unit SIMRS mencatat, mengarsip dan mengklasifikasikan atau memilah kebutuhan
unit yang dibutuhkan.
3 Menkroscek ketersediaaan barang di gudang
4 Mendistribusikan barang ke unit ( bila barang yang dibutuhkan tersedia).
23
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien telah menjadi isu global dan merupakan prioritas utama untuk
rumah sakit dan keselamatan pasien juga merupakan prioritas utama karena terkait tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang mereka terima dan terkait dengan mutu dan citra
rumah sakit, disamping itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD di Rumah Sakit.
Keselamatan pasien dilaksanakan melalui 6 langkah menuju keselamatan pasien, yaitu :
1. Tepat Identifikasi Pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang efektif.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien operasi.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
6. Pengurangan resiko pasien jatuh.
24
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam
hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan
sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
25
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
c. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus;
- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi;
- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau
terlalu dingin;
- Tidak tersedia alat-alat pengaman;
- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
26
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit yaitu :
Defenisi Indikator adalah:
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator
merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang baik
adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan prinsip
dasar sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
Keprofesian
Efisiensi
Keamanan pasien
Kepuasan pasien
Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok daripada untuk
perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah Sakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk
dimonitor
27
e. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai indikator,
sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
a. Acuan dari berbagai sumber
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara
c. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan
28
BAB IX
PENUTUP
29