Nomor : 018/SK-DIR/RSIABN/IX/2019
Tanggal : 01 Oktober 2019
0
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat
penting untuk segera diterapkan. Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan
yang ada dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit.
Namun menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya
pengadaan SIM yang relatif sangat besar. Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata
yaitu sistem, informasi dan manajemen. Sistem adalah suatu himpunan dari unsur,
komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa,
sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang
akan menggunakannya untuk membuat keputusan. Manajemen adalah tindakan yang
memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri
dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya. Sehingga
Sistem Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola
organisasi maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika
lebih spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur
pemrosesan data-data baik data- data umum Rumah Sakit maupun data-data medik pasien
sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.
Sedangkan (SIM) yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan
komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang
dimiliki rumah sakit. Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah
diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau
waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien.
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang
disebabkan oleh sistem informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang
berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih
tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat
kesalahan dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena sistem informasi manajemen
untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan
dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.Sedangkan untuk melakukan
penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya.
Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar
dan sesuai kebutuhan :
1. Software (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)
2. Hardware (seperangkat komputer)
3. Networking (Jaringan LAN, wireless)
4. SPO (Standar Prosedur Operasional)
5. SDM (Sumber Daya Manusia)
Ketika sistem informasi telah disiapkan dan diimplementasikan ternyata ada beberapa
kendala yang terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam
menerapkan sistem informasi yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya mengubah
pola kerja yang telah terbiasa dengan sistem manual menjadi komputerisasi, dan penyajian
data yang belum semuanya dalam bentuk elektronik yang akan memudahkan proses migrasi
data. Untuk itulah diperlukan tenaga di bidang IT untuk bisa membantu dan menerapkan
sistem tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak rumah sakit itu sendiri.
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di
Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait
dengan kegiatan SIM-RS di RSIA Bunda Noni Palembang.
2
C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan bagi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RSIA Bunda Noni.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang menggunakan
aplikasi tersebut.
3. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS RSIA Bunda Noni me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-maintenance
aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada permintaan yang
berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring yang
dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi dengan seluruh
instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi perbaikan sistem
pelayanan.
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan agar
sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik atau unggul.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
4
Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang merupakan sarana kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan medis khusus ibu dan anak, sebagai upaya peningkatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang lebih baik terutama dalam mencapai kesehatan ibu dan anak.
Rumah Sakit Ibu dan anak Bunda Noni merupakan pengembangan dari Rumah Bersalin
Darmapala yang telah melayani masyarakat sejak tahun 1989 dan telah dikenal baik oleh
masyarakat sekitarnya. Pada tahun 2015 Rumah Bersalin Darmapala dikembangkan menjadi
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Noni Palembang.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni terletak di Jl. Srijaya Negara No. 01 Rt. 072 Rw.
011 Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang berada di lokasi yang cukup
strategis, yaitu berada di kawasan pemukiman penduduk serta terletak di pinggir jalan kota yang
merupakan jalan utama dan didukung pula dengan sarana transportasi yang baik, hal tersebut
merupakan nilai tambah bagi RSIA Bunda Noni.
Selain itu, didirikannya RSIA Bunda Noni mempunyai tujuan untuk membantu
pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat karena salah satu faktor yang
mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah tersedianya sarana pelayanan
kesehatan yang memadai. Saat ini keterbatasan dana pemerintah menyebabkan peran serta
masyarakat atau swasta dalam pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan dan tuntutan masyarakat
akan pertolongan dan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan makin meningkat.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni merupakan rumah sakit yang bertujuan
meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak. Kepemilikan RSIA Bunda Noni adalah berada dibawah
suatu perseroan terbatas (PT) yaitu PT. Noni Wiruan Juni Palembang. Sejalan dengan harapan
agar dapat tercapai visi dan misi, untuk memberikan pelayanan bermutu maka RSIA Bunda Noni
terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat yang selalu meningkatkan pelayanan
kesehatan yang profesional dengan biaya yang relatif terjangkau.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
5
A. VISI
Menjadi Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak yang profesional, terdepan dan
berorientasi pada kepuasan konsumen.
B. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan bersahabat
2. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang terdepan
3. Mengutamakan kemudahan dan kepuasan konsumen dalam pelayanan kesehatan
C. FALSAFAH / MOTTO
” Melayani dengan setulus hati ”
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI SIM RS
7
KETUA UNIT SIM-RS
BAB VI
URAIAN JABATAN
8
A. Ketua Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA Bunda Noni.
a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM RS RSIA Bunda Noni.
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS RSIA Bunda Noni.
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di unit kerja SIM RS
RSIA Bunda Noni.
4. Menjamin kelancaran penggunaan sistem informasi manajemen (SIM) rumah sakit
yang efektif dan efisien serta keamanan database sehingga membantu kelancaran
operasional dan administrasi di rumah sakit
D. Koordinator Jaringan
a. Tupoksi
Mengkoordinir Jaringan SIM di unit kerja SIM RS
b. Uraian Tugas
1. Memelihara seluruh koneksi SIM RS perharinya.
2. Memperbaiki bila ada kerusakan.
3. Membuat laporan kegiatan setiap bulannya kepada Kasubag TU.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
9
1. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu organisasi
merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian tersebut tata hubungan
kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang cenderung tumpang tindih atau memang
memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan kerja. tata hubungan kerja
perlu dibuat terutama untuk tugas-tugas yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan
peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan kerja internal
adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-benar
memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk melaksanakan / menyelesaikan
setiap tugas, sesuai dengan peran masing-masing unit.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara dua
atau lebih unit organisasi yang secara teknis mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan daya dengan
unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
10
A. POLA KETENAGAAN
Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal, Unit Kerja Sistem Informasi dan
Manajemen Rumah Sakit memiliki tenaga sebanyak 1 orang kepala unit dan 2 staf.
Pola Ketenagaan Unit Sistem Manjemen Informasi Manjemen sebagai berikut:
Penanggung jawab : Direktur RSIA Bunda Noni
Penasehat : 1. Kasubag Tata Usaha
2. Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis
3. Kepala Seksi Keperawatan
Ketua : Kepala Unit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Anggota : 1. Koordintor Perangkat Lunak
2. Koordintor Perangkat Keras
3. Koordintor Jaringan
B. KUALIFIKASI PERSONIL
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
11
Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang senantiasa mengembangkan
manajemen sumber daya manusia yang baik, agar terwujud kuantitas dan kualitas pegawai yang
mampu melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Salah satu tahapan
manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di RSIA Bunda Noni adalah program
orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai lama. Program ini dapat dilakukan manakala
rumah sakit memperoleh pegawai baru ataupun tidak.
Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara non
teknis, terutama memahami company profile dan team work building. Kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh Bagian SDM. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan dan
adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja dimana pegawai baru
tersebut ditempatkan.
Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan struktur organisasi,
visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya organisasi RSIA Bunda Noni. Disamping itu,
pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali pemahaman tentang produk layanan, sistem
keselamatan pasien dan prinsip-prinsip kerjasama tim.
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
12
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk
membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai
permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat dirumuskan. Pada
unit kerja SIM RSIA Bunda Noni , rapat internal dilakukan setiap bulan dengan tujuan untuk
membahas dan mengevaluasi kerja staf SIM RS. Selain itu, dalam rapat tersebut membahas
tentang masalah-masalah yang terjadi selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya.
Rapat internal tersebut dihadiri oleh Ketua unit kerja SIM-RS, staf SIM-RS, maupun staf dari unit
terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, koordinasi intern dan antar unit perlu
dilakukan sehingga tercipta kerja sama disemua unit. Untuk terciptanya kondisi dan situasi kerja
yang harmonis, di unit Sistem Manejemen Informasi Rekam Medis melaksanakan rapat-rapat
kecil di intern unit kerja dan rapat besar di bawah Bagian Tata Usaha dua bulan sekali setiap hari
Sabtu pada minggu ke IV atau bila ada instruksi rapat dari atasan.
Rapat evaluasi eksternal pengelolaan SIMRS dengan unit pelayanan dilakukan untuk
mengkaji kebutuhan perbaikan, koordinasi pengisian, kerusakan, dll dilakukan selama satu bulan
sekali pada minggu ke III. Apabila terjadi keluhan dan kendala dalam pelayanan SIMRS maka unit
terkait dapat langsung mengadakan rapat di unit tersebut dengan mengundang penanggung
jawab atau koordinator SIMRS untuk unit rawat jalan maupun rawat inap.
BAB XI
PELAPORAN
13
Laporan merupakan suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan
ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada
atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility)
yang ada antara mereka. Pelaporan yang ada di Unit SIM RS RSIA Bunda Noni Palembang,
yakni pelaporan bulanan. Pelaporan bulan ini berupa laporan triwulan KPI (Key Performance
Indicator) yang merupakan laporan yang berisi pencapaian indikator-indikator kinerja dari
unit kerja SIM RS seperti jumlah presentase pencapaian tiap indikator per bulannya.
14