Anda di halaman 1dari 13

ARSITEKTUR JARINGAN SIMRS

Nama Anggota Kelompok 5A :

1. Reynald Ferrari (225013)


2. Vania Putri Ramadhani (225015)
3. Saepul Muslim (225017)
4. Widya Lailatur Rofida (225023)
5. Syahfira Nur Jannah (225024)
6. Assiva Putri Nabila (225027)
7. Arnoldus Anugerah Agung (225035)

PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS. DR. SOEPRAOEN
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan kesehatan, hidayah, dan
kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berisi tentang “Arsitektur
Jaringan untuk Menjalankan SIMRS Online pada Rumah Sakit” sebagai tugas mata kuliah
Sistem Jaringan Komputer dapat selesai tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen mata kuliah Sistem Jaringan Komputer yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami juga ingin mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Demikian makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Jaringan
Komputer dan semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca dan
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Malang, 4 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Arsitektur Aplikasi SIMRS.................................................................................................3
2.2 Peran Sistem Informasi Manjamen Rumah Sakit (SIMRS).............................................6
2.3 Kebutuhan Sistem................................................................................................................7
2.4 Kemampuan Sistem.............................................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era informasi ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang diembannya. Rumah
sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis pada internal organisasi,
manajemen, dan SDMnya serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil
keputusan untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas agar
dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan tentu saja
menguntungkan bagi pemilik modal dengan tidak mengabaikan misi sosialnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nonor 82 Tahun 2013


dijelaskan bahwa Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS atau Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit. Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh
Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan. Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas: kegiatan pelayanan utama (front
office); kegiatan administratif (back office); dan komunikasi dan kolaborasi. Selain itu 
Rumah Sakit dapat mengembangkan SIMRS dengan menambahkan arsitektur
pendukung yang berupa Picture Archiver System (PACS), Sistem Manajemen Dokumen
(Document Management System), Sistem Antar Muka Peralatan Klinik, serta Data
Warehouse dan Bussines Intelegence.

Berbagai rumah sakit yang masih tetap bertahan menggunakan sistim administrasi
konvensional telah menunjukan banyaknya kehilangan kesempatan memperoleh laba
akibat dari lemahnya koordinasi antar departemen maupun kurangnya dukungan
informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi. Hal ini tentu saja akan
mempengaruhi kualitas layanan yang diberikan kepada para pemangku kepentingan
khususnya pasien. Rumah sakit ini umumnya tertinggal dalam persaingan dengan rumah
sakit yang menggunakan SIMRS.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana arsitektur aplikasi SIMRS ?
2. Apa saja peran aplikasi SIMRS pada rumah sakit ?
3. Bagaimana kebutuhan sistem aplikasi SIMRS ?
4. Apa saja kemampuan sistem SIMRS ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui arsitektur aplikasi SIMRS
2. Mengetahui peran aplikasi SIMRS pada rumah sakit
3. Mengetahui kebutuhan sistem aplikasi SIMRS
4. Mengetahui kemampuan sistem SIMRS

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arsitektur Aplikasi SIMRS

Pembangunan sistem informasi rumah sakit berbasis komputer akan membentuk rumah
sakit digital yang dapat dipahami dengan merujuk pada definisi perusahaan digital
dimana hampir semua proses bisnis dan hubungan dengan pelanggan, pemasok, mitra
kerja dan pihak internal perusahaan, serta pengelolaan aset-aset perusahaan yang meliputi
properti intelektual, kompetensi utama, keuangan dan sumber daya manusia (SDM)
dilakukan secara digital.

Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur
minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi. Asitektur
aplikasi/proses akan dilengkapi dengan karakteristik proses yang dilakukan, kandidat
aplikasi, analisis dampak, dan alur proses secara lengkap yang menggambarkan proses
yang terjadi sistem informasi

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat
dapat teraplikasikan dengan sukses :

a.  Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai
dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah
terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta
semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang

3
akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk
jangka waktu tidak terbatas.
b.  Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan
membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti
redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan
pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan
pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang
tenga medis.
c.   Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan
berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun
sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik
Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah
berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah
sakit (kesehatan).
d.  Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting
dalam pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah
Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).

 Komunikasi
One Medic – One Solutions for Health Information System  merupakan suatu aplikasi
piranti lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008.  Protocol komunikasi yang
tersedia telah dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbagai
tindakan cyber crime oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana pengguna dapat melakukan 


integrasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal secara online’. Manfaat Intergasi
secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi yang
dapat memicu terjadinya human error sehingga potensi kerugian Rumah Sakit dapat
ditekan.  Fitur-fitur SIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab tantangan masa
depan industri pelayanan medik:
o Security system:  modul ini dapat mengatur informasi dan data  yang diperbolehkan
untuk diakses baik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut
dilakukan selain untuk melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari

4
penyalahgunaan informasi penting lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
o MPI server solutions:  adalah sistim komunikasi online  yang dirancang untuk
menjembatani komunikasi antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat
digunakan sebagai alat konfirmasi  hak-hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan
obat-obatan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak
Penjamin.
o Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang diberikan
pada pasien otomatis terekam secara online dan dapat diatur sesuai dengan format
penagihan yang ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat
proses pekerjaan administrasi penagihan sehingga dapat menekan angka piutang.
Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang
sudah terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau
chating, selain itu juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan
komunikasi antar unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunakan
akses internet yang terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota.

 Kolaborasi
Dari aspek pembiayaan bahwa Rumah Sakit memerlukan biaya operasional dan investasi
yang besar dalam pelaksanaan kegiatannya, sehingga perlu didukung dengan ketersediaan
pendanaan yang cukup dan berkesinambungan. Apalagi jika Rumah Sakit akan
melakukan investasi dalam bidang teknologi informasi, dimana perubahan teknologi
merupakan hal yang pasti terjadi setiap saat, sehingga investasi tersebut baik dalam
bidang perangkat lunak (Software), perangkat keras (hardware) maupun tenaga SDM
pelaksana (Brainware) akan menjadi investasi yang mahal dan berkelanjutan. Oleh karena
itu, Rumah Sakit berada di dua sisi, yaitu harus menerapkan teknologi informasi dalam
bentuk SIMRS baik Hardware, Softwaremaupun Brainware, sementara Rumah Sakit juga
harus selalu up-to-date baik dari segi teknologi maupun bisnis proses/kebijakan yang
terangkum dalam bentuk software.

Kerjasama dalam bentuk Kerjasama Operasional (KSO) atau Built Operational


Transfer (BOT) merupakan salah satu solusi untuk penerapan teknologi informasi,
sehingga resiko investasi (Hardware, Software dan Brainware) dan resiko pelaksanaan

5
sistem akan berada di pihak konsultan. Sehingga Rumah Sakit tidak perlu melakukan
investasi yang besar serta akan dijamin keberhasilan pelaksanaan SIMRS tersebut.
Kerjasama Operasional (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana
masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan aset
dan atau hak usaha yang dimiliki dengan menanggung keuntungan dan kerugian secara
bersama-sama.

Didasarkan atas waktu kerjasama (by time), sehingga masa berakhirnya KSO adalah
setelah masa kerjasama yang disepakati berakhir, bukan pada Break Event Point
(BEP) dari besarnya investasi yang ditanamkan oleh investor. Dan prinsip KSO berbeda
dengan pola “Cicilan/Kredit” maupun “Leasing/Sewa Pakai”

2.2 Peran Sistem Informasi Manjamen Rumah Sakit (SIMRS)


Pengelolaan data Rumah Sakit sesungguhnya cukup besar dan kompleks, baik data medis
pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga bila
dikelola secara konvensional tanpa bantuan SIMRS akan mengakibatkan beberapa hal
berikut:
a. Redudansi Data, pencatatan data medis yang sama dapat terjadi berulang-ulang
sehingga menyebabkan duplikasi data dan ini berakibat membengkaknya kapasitas
penyimpanan data. Pelayanan menjadi lambat karena proses retreiving (pengambilan
ulang) data lambat akibat banyaknya tumpukan berkas.
b. Unintegrated Data, penyimpanan dan pengelolaan data yang tidak terintegrasi
menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai
asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
c. Out of date Information, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara
manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya
kebenarannya
d. Human Error, kelemahan manusia adalah kelelahan, ketelitian dan kejenuhan hal ini
berakibat sering terjadi kesalahan dalam proses pencatatan dan pengolahan data yang
dilakukan secara manual terlebih lagi jika jumlah data yang dicatat atau di olah sangatlah
besar. Pemasukan data yang tidak sinkron untuk pasien atau barang yang sama tentu saja
akan meyulitkan pengolahan data dan tidak jarang berdampak pada kerugian materi yang
tidak sedikit bagi rumah sakit.

6
Dengan bantuan SIMRS kelemahan diatas dapat di kurangi bahkan dihindari. SIMRS
membuat fungsi dari bagian perawatan lebih dikonsentrasikan pada pelayanan
perawatan/jasa medis secara profesional, fungsi penagihan dilakukan oleh bagian
keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi wewenang direksi. Para tenaga medis
tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan
pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk
tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis tersebut diberikan.
Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang pada
akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.

Proses entri data penggunaan tindakan medis di masukkan ke sistem komputer oleh
operator dari setiap unit yang terintegrasi dengan bagian keuangan sehingga data akan
selalu terbarukan hal ini menutup kemungkinan terjadinya manipulasi data disaat pasien
akan membayar biaya perawatan. Tanpa mengurangi misi sosial, pemberian diskon
maupun subsidi perawatan dapat dilakukan secara arif oleh direksi berdasarkan
pertimbangan posisi keuangan rumah sakit yang didapat dengan cepat dan tepat
berdasarkan informasi yang disajikan oleh sistem informasi.

Kasus yang penulis contohkan diatas baru merupakan sebagian dari kemampuan SIMRS
yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti pencatatan rekam medis elektronik
yang terintegrasi, kecepatan pelayanan administratif, sistem kendali gudang yang baik,
fungsi finansial yang efisien dan tepat, pembuatan laporan-laporan baik keuangan dan
perawatan dapat disajikan dengan cepat, akurat dan bagus.

2.3 Kebutuhan Sistem


Dalam membangun sistem, hal yang sangat penting adalah tahapan desain sistem.
Tahapan ini dapat memakan waktu yang lama, karena pengembang harus tahu sejalas-
jelasnya apa yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Komunikasi yang intensif disini perlu
dijaga antara kedua pihak (pihak rumah sakit dan pengembang sistem) sehingga rumah
sakit dapat menjelaskan secara gamblang apa yang mereka inginkan dan memberikan
secara detil apa yang mereka harapkan dan ini harus dipahami oleh pengembang.
Batasan-batasan-pun perlu dibahas antara keduanya supaya jangan sampai menimbulkan

7
repudiasi (ketidaksepakatan) karena adanya perbedaan persepsi terhadap cakupan sistem
yang dibangun dan baru diketahui pada saat sistem selesai dan akan diimplementasikan.

2.4 Kemampuan Sistem


SIMRS yang ideal tentu harus dapat mengurangi beban kerja masing-masing unit
pelayanan. Secara global diharapkan kemampuan sistem dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Dapat mengurangi beban kerja berbagai unit, terutama unit rekam medis dalam
‘menangani’ berkas rekam medis. Unit rekam medis merupakan unit yang paling sibuk
dengan banyaknya berkas medis pasien. Kegiatan yang dilakukan mulai dari proses
coding, indexing, assembling, filing dll, semua dikelola di unit ini. Dengan adanya
SIMRS maka bagian inilah yang pertama untuk di migrasikan menjadi rekam medis
elektronik (RME). Sehingga semua proses diatas dilakukan secara otomatis dengan
komputer.
b. Dapat mengurangi pemakaian kertas (paperless). Dengan adanya sistem ini, maka sudah
seharusnya pemakaian kertas dapat dikurangi dan bila perlu dihilangkan. Sistem ini
harus mampu memangkas pemakaian kertas seperti:
• Lembar-lembar rekam medis yang tidak berhubugan dengan masalah autentikasi atau
aspek hukum.
• Laporan masing-masing unit pelayanan (semua laporan sudah terekap oleh sistem).
• Rekap Laporan yang dikirim ke dinas kesehatan.
c. Dapat mendukung pengambilan keputusan bagi para direktur dan manajer rumah sakit
karena sistem mampu menyediakan informasi yang cepat, akurat serta akuntabel. Untuk
keperluan ini sistem harus mampu menyediakan laporan yang bersifat executive
summary bagi mereka.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang sudah penulis uraikan diatas, dapatlah disimpulkan bahwa sudah
waktunya para pengelola rumah sakit menyadari pentingnya Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk diaplikasikan di rumah sakit mereka. Dalam
era informasi ini, dimana persaingan semakin ketat, kompetitif dan global, pengaruhnya
bukan hanya dirasakan oleh perusahaan bisnis semata melainkan juga oleh dunia
pelayanan kesehatan (rumah sakit).

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan aplikasi yang penting
dan kompleks dalam mengelola dan memfasilitasi proses bisnis di rumah sakit. SIMRS
dapat membantu rumah sakit dalam melakukan manajemen data pasien, manajemen
layanan kesehatan, manajemen staf, dan manajemen keuangan. Namun, implementasi
SIMRS seringkali menemui tantangan, seperti integrasi sistem yang kompleks,
skalabilitas yang terbatas, keamanan data, dan kinerja aplikasi yang lambat.

Oleh karena itu, merancang arsitektur aplikasi yang efektif untuk SIMRS sangat penting
untuk memastikan keberhasilan implementasi dan penggunaan sistem. Arsitektur
aplikasi yang optimal harus mampu mengatasi tantangan kompleksitas dan kebutuhan
beragam dalam proses bisnis Rumah Sakit, termasuk integrasi sistem, skalabilitas,
keamanan data, dan kinerja aplikasi. Dengan demikian, SIMRS dapat berkontribusi
secara signifikan dalam peningkatan pelayanan kesehatan dan efisiensi operasional di
rumah sakit. Sistem ini mendukung tercapainya pengelolan rumah sakit yang efektif,
efisien, dan akuntabel.

3.2 Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai